GPU FengHua buatan Xingdong Tantang NVIDIA dan AMD Radeon

Selama ini, pasar discrete GPU dikuasai oleh 2 merek, yaitu NVIDIA dan AMD Radeon. Sudah lama sekali produsen GPU seperti S3, Matrox, dan SiS XGI tidak lagi bermain pada pasar ini. Pemain seperti Intel juga nantinya akan mengeluarkan discrete GPU. Yang saat ini sudah meluncurkan GPU discrete-nya adalah perusahaan asal Tiongkok, yaitu Xingdong dengan Fenghua.

Kita mungkin belum pernah mendengar perusahaan bernama Xingdong. Xingdong bekerja sama dengan perusahaan bernama Innosilicon dalam mendesain GPU bernama Fenghua No. 1. Innosilicon sendiri dikenal sebagai produsen cip mesin mining untuk cryptocurrency, ASIC. Tidak main-main, spesifikasi yang dimiliki oleh Fenghua No. 1 ini  pun bisa dikatakan cukup tinggi.

Fenghua No.1 merupakan GPU dengan multi chip yang menggunakan memori berbasis GDDR6X. GPU ini bahkan sudah mendukung beberapa API modern seperti DirectX, Vulkan, OpenGL, OpenCL, dan juga OpenGL ES. GPU ini juga nantinya menggunakan interface PCIe Gen 4 dan memiliki konektor seperti DisplayPort, eDP 1.4, serta HDMI 2.1. GPU ini juga dirancang untuk dapat bekerja pada beberapa sistem operasi seperti Windows, Linux, serta Android.

Kinerja dari Fenghua No. 1 memang belum muncul di dunia maya. Walaupun begitu, Xingdong mengatakan bahwa GPU ini nantinya memang ditujukan untuk PC desktop, cloud gaming, cloud gaming untuk smartphone, serta workstation. Kinerjanya tentu akan lebih kencang karena Fenghua No. 1 nantinya bakal bisa melakukan rendering dengan multi-GPU, yang kemungkinan akan mirip dengan SLI atau CrossFireX.

Apakah nantinya GPU Fenghua akan menjadi penantang NVIDIA GeForce dan AMD Radeon di pasaran, tentunya belum diketahui. Jika memang GPU ini dijual diluar negara Tiongkok, tentunya akan menjadi sebuah solusi pilihan untuk membeli sebuah GPU. Apalagi, saat ini masih terjadi kelangkaan chip yang membuat harga GPU NVIDIA dan AMD menjadi lebih tinggi.

GPU Fenghua juga kemungkinan menjadi sebuah angin segar untuk mereka yang melakukan mining. Hal tersebut dikarenakan GPU ini juga didesain oleh Innosilicon. Innosilicon sendiri memiliki banyak mesin yang digunakan untuk melakukan mining Ethereum, seperti Innosilicon A10 Pro yang secara teoritis dapat melakukan penambangan dengan kecepatan 500MHs dan menggunakan daya kurang dari 1000W.

Sumber: TomsHardware

AMD Radeon Software Adrenalin 21.4.1 Perkenalkan Fitur Baru

Sebenarnya, merilis sebuah driver GPU bagi para vendor adalah hal yang biasa. Namun, AMD kali ini khusus mengumpulkan para jurnalis untuk kehadiran driver terbarunya yang dinamakan AMD Radeon Software Adrenalin dengan versi 21.4.1. Ternyata terdapat fitur baru pada software yang satu ini.

“Menyediakan hardware bertenaga hanyalah Sebagian kesamaan untuk menghadirkan pengalaman luar biasa AAA, esports, dan multiplayer kelas dunia yang diharapkan para gamer,” kata Frank Azor, chief architect of Gaming Solutions, AMD. “Dengan rilis baru Software AMD Radeon, tujuan kami adalah memungkinkan para gamer untuk membuka potensi penuh dari sistem gaming AMD mereka, memungkinkan mereka untuk membenamkan diri dalam dunia yang indah dan hiper-realistis, membagikan pertempuran dan kemenangan terbaru mereka dengan mudah, menemukan cara baru untuk bermain game bersama teman dan menyesuaikan pengalaman gaming mereka sesuai keinginan. ”

Driver terbaru ini memberikan fitur-fitur baru yang belum ada sebelumnya. Hal ini tentu menambah pengalaman bermain para penggunanya. Fitur-fitur baru tersebut adalah

  • AMD Link – AMD Link yang baru untuk Windows ini memungkinkan pengguna untuk terhubung ke PC game mereka dari PC Windows lain ke game dari mana saja secara virtual. Fitur AMD Link Game baru memungkinkan pengguna mengundang teman untuk terhubung ke PC mereka dari sistem Radeon lain untuk memainkan game yang mendukung mode multiplayer lokal atau layar terpisah. AMD Link juga menawarkan 144 fps, opsi streaming bandwidth lebih tinggi, dukungan audio surround sound 5.1, dan latensi streaming yang berkurang hingga 60 persen pada CS: GO.

  • User interface baru – Pada driver baru ini, AMD menawarkan opsi instal yang disesuaikan dengan keinginan para pengguna. Pengguna dapat memilih untuk melakukan instalasi penuh, minimal, atau hanya driver saja. Selain itu, ada tambahan pembaruan seperti search bar yang ditingkatkan, ketersediaan statistic gameplay, dan banyak lagi.
  • Performa metrik dan tuning yang diperluas – Hal ini memungkinkan pengguna untuk melihat metrik performa dari kartu grafis Radeon dan prosesor Ryzen dari satu lokasi. Hal tersebut termasuk pemanfaatan CPU, clock speed, temperatur, voltase, konsumsi daya, dan kecepatan kipas. Jadi, pengguna bisa melakukan overclocking dan undervolting di satu jendela.
  • Peningkatan rekaman dan streamingMengintegrasikan seluruh pengaturan perekaman dan streaming dalam satu tab menjadi lebih ringkas. AMD Radeon Software baru menawarkan wizard baru untuk memudahkan pengguna pemula untuk memulai streaming. Selain itu, ada juga peningkatan penggunaan scene editor, fungsionalitas penyortiran, dan tagging yang ditingkatkan.

  • Dukungan Microsoft PlayReady AV1 – Dukungan untuk PlayReady AV1 yang berbasis open source dengan hardware-accelerated decode untuk kartu grafis AMD Radeon RX 6000 Series yang memastikan proteksi konten dan berkualitas tinggi.
  • AMD Crash Defender – Ini adalah sebuah fitur stabilitas baru untuk memastikan sistem “tetap hidup”, menjaga data dan sepenuhnya pulih dari potensi hang atau crash pada skenario tertentu. Dipasangkan dengan AMD Bug Report Tool, Radeon Software dapat memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang masalah yang diajukan pengguna untuk penyelesaian yang lebih cepat oleh tim dukungan AMD.

Driver ini sendiri sudah bisa langsung diunduh dari situs resmi AMD mulai hari ini. Untuk pengguna Windows 10 64 bit, AMD menyediakan file driver sebesar 460 MB. Berbeda dengan pengguna Windows 7 64 bit, ternyata file-nya sebesar 652 MB.

AMD Luncurkan Radeon RX 6700 XT, Kartu Grafis Seharga $479 untuk Gaming Mentok Kanan di Resolusi 1440p

Menyusul kehadiran Radeon RX 6000 Series pada bulan Oktober 2020 lalu, AMD baru saja memperkenalkan model keempat dari lini tersebut, yakni Radeon RX 6700 XT. Seperti yang bisa dilihat dari namanya, RX 6700 XT merupakan penerus langsung dari RX 5700 XT.

Seperti kakak-kakaknya, RX 6700 XT dibangun di atas arsitektur RDNA 2 dengan proses pabrikasi 7 nm, dan ia turut dilengkapi fitur-fitur yang inovatif macam Infinity Cache, Smart Access Memory, maupun dukungan ray-tracing. RX 6700 XT hadir membawa 40 compute unit (CU), jumlah yang sama seperti yang terdapat pada pendahulunya, tapi dengan kapasitas memory (VRAM) GDDR6 yang lebih besar di angka 12 GB.

Kalau dibandingkan dengan RX 6800 yang diposisikan di atasnya, spesifikasi RX 6700 XT memang terpaut cukup jauh. Bahkan kapasitas Infinity Cache-nya pun juga lebih kecil di 96 MB. Namun sebagai gantinya, RX 6700 XT punya clockspeed yang jauh lebih tinggi: base clock 2.424 MHz, boost clock 2.581 MHz. Untuk efisiensi, RX 6700 XT tercatat memiliki TDP sebesar 230 W, atau hanya 5 W lebih tinggi dibanding RX 5700 XT.

Lalu bagaimana jika dibandingkan dengan pesaingnya dari kubu hijau (Nvidia)? Well, sejauh ini RX 6700 XT bisa dibilang belum punya rival yang benar-benar sepadan, sebab kalau melihat harganya yang dibanderol $479, posisinya berada di tengah-tengah RTX 3060 Ti ($399) dan RTX 3070 ($499).

Di rentang harga ini, AMD melihat RX 6700 XT sebagai pilihan yang ideal bagi mereka yang ingin menikmati sesi gaming dengan kualitas grafis paling maksimal di resolusi 1440p. Dalam presentasinya, AMD sempat menunjukkan komparasi hasil benchmark RX 6700 XT dengan RTX 3060 Ti dan RTX 3070, dan RX 6700 XT rupanya berhasil mengungguli keduanya di sejumlah judul game terbaru.

Satu hal yang ingin ditekankan AMD adalah perihal kapasitas VRAM. Di beberapa game AAA, seperti Call of Duty: Black Ops – Cold War atau Horizon Zero Dawn misalnya, terkadang VRAM yang terpakai saat game dijalankan pada kualitas grafis mentok kanan bisa melebihi 10 GB, dan di sini AMD melihat bagaimana RX 6700 XT bisa bekerja secara lebih maksimal ketimbang RTX 3060 Ti atau RTX 3070 yang hanya dibekali VRAM sebesar 8 GB.

Tentu saja yang bakal menjadi problem terbesar bukan performanya, melainkan soal ketersediaan. Terkait hal tersebut, AMD akan berusaha untuk menyediakan sebanyak mungkin stok RX 6700 XT mulai tanggal 18 Maret mendatang. Yang bakal dijual juga bukan cuma reference card dari AMD langsung, melainkan juga custom card dari mitra-mitra AMD seperti Sapphire, PowerColor, XFX, Asus, Gigabyte, MSI, maupun ASRock.

Sumber: AnandTech.

Penerus Chipset Exynos 2100 Bakal Ditenagai GPU RDNA Besutan AMD

Kalau Anda masih ingat, pada pertengahan tahun 2019, Samsung pernah mengumumkan bahwa mereka akan bekerja sama dengan AMD untuk membawa arsitektur GPU RDNA ke kategori smartphone dan tablet. Samsung rupanya tidak lupa akan rencana tersebut, dan mereka sudah punya update progres terbarunya.

Dalam acara peresmian chipset Exynos 2100 – chipset yang akan menenagai seri Galaxy S21 – Samsung turut mengumumkan bahwa upayanya bersama AMD untuk mengintegrasikan GPU berbasis RDNA ke chipset Exynos sudah hampir membuahkan hasil. Dengan kata lain, GPU RDNA besutan AMD ini bakal bisa kita jumpai pada chipset flagship Samsung yang selanjutnya.

Kapan penerus Exynos 2100 ini akan hadir masih tanda tanya. Namun kalau semuanya berjalan sesuai tradisi, sepertinya Samsung bakal memperkenalkannya di awal tahun depan bersama seri Galaxy S22. Kalau benar, Galaxy S22 semestinya bakal menawarkan performa gaming yang cukup fenomenal.

Asumsi ini tentu didasari oleh performa GPU RDNA di PC yang memang cukup mengesankan. GPU seperti Radeon RX 5600 XT dan RX 5700 XT terbukti mampu memberikan keseimbangan yang pas antara harga dan performa – setidaknya sebelum Nvidia mengumumkan GeForce RTX 30 Series dan AMD yang menyusul dengan Radeon RX 6000 Series.

Salah satu kartu grafis Radeon RX 5600 XT yang cukup laris di pasaran / Sapphire
Salah satu kartu grafis Radeon RX 5600 XT yang cukup laris di pasaran / Sapphire

RDNA memang bukanlah arsitektur terbaru yang AMD punyai sekarang, tapi paling tidak itu yang menjadi basis utama arsitektur yang mereka gunakan saat ini, yakni RDNA 2 yang terdapat pada console next-gen maupun seri kartu grafis RX 6000 Series tadi.

Di sektor mobile, hal terpenting yang harus dilakukan adalah menyeimbangkan antara performa dan efisiensi daya, sebab performa yang kencang saja bakal percuma kalau baterai perangkat jadi cepat habis. Semestinya inilah yang menjadi fokus utama Samsung dan AMD, apalagi mengingat arsitektur RDNA sendiri dikenal jauh lebih efisien daripada arsitektur yang AMD gunakan sebelumnya.

Tentunya akan sangat menarik membandingkan performa GPU RDNA pada chipset Exynos dengan performa GPU Adreno besutan Qualcomm. Selama ini, banyak konsumen yang mengeluhkan mengapa smartphone flagship Samsung di luar pasar Amerika Serikat tidak menggunakan chipset Qualcomm Snapdragon, dan salah satu alasannya berkaitan dengan perbedaan kinerja GPU yang cukup lumayan.

Bagaimana seandainya situasinya berbalik ketika chipset Exynos sudah menggunakan GPU RDNA nantinya?

Via: AnandTech.

AMD Ungkap GPU Radeon RX 6000 Series, Siap Bersaing Melawan Nvidia di Segmen High-end

2020 resmi menjadi tahun pembuktian bagi AMD. Belum lama ini, lewat Ryzen 5000 Series, AMD membuktikan bahwa prosesor bikinan mereka bisa mempunyai performa gaming yang lebih kencang daripada Intel. Sekarang, AMD ingin membuktikan bahwa mereka juga bisa bersaing melawan Nvidia di segmen kartu grafis high-end.

Sebelumnya, mari kita mengingat kembali penawaran terbaru yang Nvidia umumkan di bulan September kemarin. Kala itu, Nvidia memperkenalkan tiga kartu grafis yang dibangun di atas arsitektur Ampere: RTX 3070, RTX 3080, dan RTX 3090. Di posisi paling rendah dengan banderol $499, RTX 3070 diklaim punya performa yang sama, atau bahkan melampaui RTX 2080 Ti yang dihargai $1.200, dan klaim itu sudah dibuktikan oleh banyak reviewer baru-baru ini.

AMD di sisi lain tidak punya GPU yang sanggup menyaingi RTX 2080 Ti. GPU terkuat mereka sebelum ini, Radeon VII, hanya mampu bersaing melawan RTX 2080 biasa, dan kartu tersebut pun sudah di-discontinue sejak lama. Yang masih dijual sampai sekarang adalah Radeon RX 5700 XT, tapi kartu tersebut hanya menduduki level yang sama seperti RTX 2070.

Kondisinya berubah drastis pasca peluncuran Radeon RX 6000 Series pada tanggal 28 Oktober kemarin. Dengan memaksimalkan arsitektur barunya, RDNA 2, AMD tak hanya berniat menggulingkan RTX 2080 Ti, tapi juga RTX 3090 sekaligus. Kedengarannya mungkin kelewat ambisius, tapi itulah kesan yang saya dapat setelah menyimak presentasi AMD.

Sama seperti Nvidia, AMD turut menyingkap tiga kartu grafis baru: RX 6800, RX 6800 XT, dan RX 6900 XT. Berikut spesifikasi lengkap ketiganya:

AMD Radeon RX 6800

AMD Radeon RX 6800 XT

AMD Radeon RX 6900 XT

Compute Unit

60

72

80

Base Clock

1.815 MHz

2.015 MHz

2.015 MHz

Boost Clock

2.105 MHz

2.250 MHz

2.250 MHz

VRAM

16 GB GDDR6

16 GB GDDR6

16 GB GDDR6

Memory Bus Width

256-bit

256-bit

256-bit

Infinity Cache

128 MB

128 MB

128 MB

Total Board Power

250 W

300 W

300 W

Jadwal Rilis

18 November 2020

18 November 2020

8 Desember 2020

Harga

$579

$649 $999

Melihat tabel di atas, Anda mungkin langsung bertanya-tanya mengenai Infinity Cache. AMD menggambarkan teknologi ini berfungsi layaknya L3 cache di prosesor, dan pada praktiknya mampu menggenjot performa selagi menekan konsumsi daya. AMD mengilustrasikan bahwa kombinasi memory bus 256-bit plus Infinity Cache pada RX 6000 Series mampu menghasilkan bandwith dua kali lebih besar daripada memory bus 384-bit, tapi di saat yang sama konsumsi dayanya tercatat cuma 90%.

Kalau bicara benchmark, AMD mengklaim RX 6800 menawarkan performa rata-rata 18 persen lebih baik daripada RTX 2080 Ti, dan ini menempatkannya di level yang hampir sama seperti RTX 3070 meski harganya terpaut $80. Lalu untuk RX 6800 XT, AMD cukup berbangga kinerjanya mampu menyaingi RTX 3080 selagi mengonsumsi daya yang lebih rendah.

Terakhir, ada RX 6900 XT yang siap berkompetisi secara langsung melawan RTX 3090. Dalam beberapa permainan, RX 6900 XT bahkan mencatatkan selisih frame rate yang cukup banyak dibanding RTX 3090. Semua itu lagi-lagi dengan efisiensi energi yang lebih baik dan harga jual yang jauh lebih terjangkau.

Juga sangat menarik adalah teknologi yang AMD juluki dengan istilah Smart Access Memory. Idenya adalah, kita bisa mendapatkan performa yang lebih baik lagi jika menandemkan GPU RX 6000 Series dengan prosesor Ryzen 5000 Series dan motherboard B550 atau X570. Berdasarkan pengujian internal AMD, peningkatan performanya berkisar antara 5 – 11 persen di beberapa game.

Dari kacamata sederhana, teknologi ini memungkinkan prosesor Ryzen 5000 Series untuk mendapat akses penuh atas memory yang dimiliki GPU RX 6000 Series demi semakin meminimalkan bottleneck. Tanpa Smart Access Memory, prosesor cuma bisa mengakses 256 MB dari total VRAM yang tersedia.

Terakhir, AMD tidak lupa memastikan kalau RX 6000 Series mendukung teknologi ray tracing sepenuhnya dengan merujuk pada API DirectX 12 Ultimate. AMD juga sempat menyinggung sedikit soal Super Resolution, yang sepintas terdengar seperti ekuivalen dari teknologi DLSS besutan Nvidia. Sayang AMD belum mau berbicara lebih jauh soal ini.

Kalau melihat jadwal peluncurannya, November 2020 bakal menjadi salah satu tahun paling menarik di sepanjang sejarah gaming, terlepas dari pengaruh besar pandemi COVID-19. Selain kedatangan dua console next-gen sekaligus, kita juga bakal disambut oleh sederet komponen PC baru dari berbagai kubu.

Sumber: AMD dan AnandTech.

[Review] ACER Swift 3 SF314-42: Ryzen 5 4500U Dalam Dimensi Tipis yang Indah

Seri Swift dari Acer memang memiliki badan yang cukup ramping. Namun, yang baru kali ini adalah penggunaan prosesornya yang lain dari lini lainnya. Saat ini, saya sudah kedatangan laptop Acer Swift 3 yang menggunakan prosesor Ryzen 5 4500u. Prosesor yang satu ini juga baru diluncurkan pada tahun 2020.

Nama lengkap dari laptop tipis ini adalah Acer Swift 3 SF314-42. Dengan memiliki badan yang tipis, laptop ini juga memiliki bobot yang ringan. Yang pasti, dengan 1,2 kg saja tidak akan membuat punggung sang pemilik kesakitan. Dimensi yang dibawa juga lebih ramping dibandingkan dengan laptop 14 inci yang ada di pasaran.

ACER Swift 3

Hal yang cukup menarik adalah janji dari Acer pada Swift 3 versi AMD ini. Acer menjanjikan daya tahan baterai yang sangat panjang, yaitu 10 jam. Hal ini salah satunya bisa dicapai berkat kebutuhan daya dari AMD Ryzen 5 4500u yang cukup kecil, yaitu dengan TDP 15 watt saja.

Spesifikasi lengkap dari Acer Swift 3 yang saya dapatkan adalah sebagai berikut

Prosesor AMD Ryzen 5 4500U 6 core 2,3 GHz Turbo 4 GHz
GPU AMD Radeon Graphics (6 core) 1,5 GHz
RAM 8 GB LPDDR4
Storage SK Hynix M.2 NVMe PCI-e Gen 3 512 GB
Layar 14 inci 1920×1080 IPS
WiFi 802.11 ax atau WiFi 6
Bobot 1,2 kg
Sistem operasi Windows 10 64 Bit
Dimensi 323 x 218 x 15.95 mm
Baterai 3 cell 48 Wh

Spesifikasi yang diambil dari CPU-Z adalah sebagai berikut

Unboxing

Perlengkapan inilah yang didapat dari paket penjualan Acer Swift 3. Sayang memang, steker yang didapat bukanlah standar Indonesia. Jadi, pengguna harus membeli sebuah konverter lagi agar bisa mengisi baterai pada laptop ini.

ACER Swift 3 - Charger

Desain

Badan yang kokoh dari Acer Swift 3 saya sudah rasakan semenjak mengeluarkannya dari kotak paket penjualan. Hal tersebut disebabkan oleh bahan aluminium yang digunakan pada laptop tipis ini. Warna perak yang digunakan juga menggambarkan bahan dasar yang digunakan untuk casing-nya.

ACER Swift 3 - Kanan

Layar yang digunakan pada Acer Swift 3 menggunakan jenis IPS. Resolusi dari layar tersebut adalah 1920×1080 dengan dimensi 14 inci. Dengan bingkai yang tipis, membuat dimensi dari Swift 3 menjadi seperti laptop dengan layar 13,3 inci. Layarnya sendiri sangat nyaman digunakan untuk menonton video dengan resolusi full HD.

ACER Swift 3 - Keyboard layoyt

Keyboard yang digunakan pada Acer Swift 3 cukup nyaman untuk digunakan. Saat digunakan, tombolnya yang cukup besar membuat jari tangan saya pas saat menekannya. Keyboard ini sendiri juga sudah memiliki LED backlight yang sangat membantu saat mengetik di ruang dengan cahaya yang rendah. Touchpad yang ada pada bagian bawah keyboard-nya juga nyaman dan responsif saat digunakan.

ACER Swift 3 - Sisi Kiri

Pada sisi kanannya akan ditemukan sebuah audio port 3,5 mm, USB 2.0, LED indikator, serta Kenshington lock. Pada sisi kirinya ditemukan port untuk mengisi daya, USB-C, HDMI, serta USB 3.2. Tidak ditemukan adanya reader untuk microSD pada laptop ini sehingga pengguna harus membelinya secara terpisah.

Pengujian

Acer Swift 3 menggunakan prosesor AMD Ryzen 5 4500U yang baru diluncurkan pada tahun 2020 ini. Dengan kecepatan 2,3 GHz, prosesor enam inti dan enam thread ini bisa berjalan di kecepatan 4 GHz dalam kondisi tertentu. TDP-nya sendiri di-rating pada 15 watt. Dengan proses pabrikasi 7 nm juga membuatnya tidak menghasilkan panas yang berlebih.

AMD Ryzen 5 4500U sendiri menggunakan GPU terintegrasi yang saat ini dinamakan sebagai AMD Radeon Graphics. Dengan menggunakan 6 core, GPU ini juga dikenal dengan nama Vega 6. GPU terintegrasi ini ternyata juga memiliki kinerja yang cukup untuk menjalankan game-game yang ringan seperti Valoran dan CS: GO.

ACER Swift 3 - 04

Jika dipakai untuk bekerja, maka laptop ini sudah tidak usah diragukan lagi. Software office dan editing seperti Microsoft Office dan Adobe Photoshop juga membutuhkan hardware acceleration dari kartu grafis. AMD Radeon Graphics yang memiliki clock 1,5 GHz ini tentu sudah lebih dari cukup dalam membantu meningkatkan kinerja dari software-software tersebut.

RAM yang digunakan pada laptop ini adalah LPDDR4 dengan kapasitas 8 GB. Jika kita lihat dari deteksi CPU-Z, Acer Swift 3 sudah menggunakan mode Dual Channel. Sayangnya, kapasitas RAM pada laptop ini sudah tidak bisa lagi ditambahkan. Jadi jika menginginkan kapasitas yang lebih besar, Anda harus berkonsultasi dulu dengan Acer apakah menyediakan varian lain dengan RAM lebih besar.

Pada pengujian kali ini, saya kembali membawa laptop dengan prosesor Ryzen 7 3700U dan hasil pengujian Acer Swift 3 dengan prosesor Ryzen 7 4700U. Mari kita lihat seberapa kencang kinerja dari Ryzen 5 4500U ini dibandingkan dengan sang pendahulu dan “kakaknya”. Berikut adalah hasil benchmark-nya.

Baterai

DailySocial menguji laptop yang satu ini berdasarkan berapa lama sebuah perangkat bisa menonton file video 1080p dengan container file MP4. Perlu diketahui bahwa tidak satu tes baterai pun yang mampu memberikan hasil yang sama dengan penggunaan sehari-hari. Hanya saja, sebuah riset pernah dilakukan untuk mengukur pemakaian sebuah laptop.

Hasilnya, untuk nonton video, laptop yang satu ini ternyata bisa bertahan selama 11 jam 30 menit. Tentu saja saat digunakan dalam menggunakan Office ringan, hasilnya bisa jadi lebih lama. Tetapi jika digunakan untuk melakukan rendering video dan bermain game, sepertinya akan lebih cepat habis.

ACER Swift 3 - 03

Acer juga menjanjikan pengisian baterai cepat pada Swift 3. Saya pun langsung mencoba janji tersebut setelah laptop mati dari pengujian baterai. Hasilnya, saya mendapatkan dari kondisi mati sekitar 6% ke 100% dengan waktu 1 jam 50 menit saja.

Verdict

Selama ini, laptop dengan dimensi yang ramping dan bobot yang ringan selalu menggunakan prosesor buatan Intel. Saat ini, Acer merupakan salah satu vendor laptop yang berhasil menelurkan lagi laptop dengan kinerja tinggi namun menggunakan prosesor dari AMD. Acer Swift 3 adalah nama dari laptop tersebut dan kembali menggunakan AMD Ryzen Mobile.

Kinerja yang ditawarkan oleh Acer Swift 3 yang menggunakan AMD Ryzen 5 4500u memang kencang. Dengan daya yang sama, kinerjanya bahkan mencapai 50% dari generasi pendahulunya. Hal tersebut menyebabkan performa laptop secara keseluruhan lebih baik dari sebelumnya. Kinerja game juga akan meningkat, walaupun akan tertahan oleh GPU terintegrasi yang digunakan.

Kinerja baterai yang digunakan pada Acer Swift 3 juga cukup memukau. Hal tersebut dikarenakan daya tahannya bisa melebihi 11 jam dari pengujian yang saya lakukan. Pengisian baterainya juga tidak terlalu lama, hanya sekitar dua jam saja untuk bisa dipakai selama seharian.

Acer Swift 3 dengan Ryzen 5 4500U dijual dengan harga Rp. 9.999.000. Sayang memang, versi Ryzen 7 4700U tidak dijual di Indonesia secara resmi. Walaupun begitu, dengan harga tersebut konsumen akan disajikan dengan kinerja yang tinggi dengan baterai yang tahan lama tanpa harus keberatan saat dibawa ke mana saja.

Sparks

  • Kinerja tinggi dengan AMD Ryzen 5 4500U
  • Daya tahan baterai yang sangat baik
  • Dimensi yang ramping dan tipis
  • Bobot yang ringan
  • Casing aluminium yang membuatnya terasa kokoh

Slacks

  • Absennya slot microSD
  • Tidak bisa menambah RAM
  • Tombol Power yang menyatu dengan keyboard membuat bisa tertekan secara tidak sengaja.

AMD Mengumumkan Prosesor Zen 3 Ryzen Seri 5000: 19% Peningkatan IPC

Setelah berhasil mendobrak peringkat kinerja prosesor dengan arsitektur Zen 2-nya, AMD akhirnya kembali mengeluarkan prosesor terbarunya dengan arsitektur yang baru pula. AMD memperkenalkan jajaran prosesor desktop  Ryzen 5000 Series yang dibangun pada arsitektur “Zen 3”. Pada peluncuran kali ini yang diperkenalkan adalah Ryzen 5 5600X, Ryzen 7 5800X, Ryzen 9 5900X, dan Ryzen 9 5950X.

AMD Ryzen 5000 - Lis asu

“Komitmen kami dengan setiap generasi prosesor Ryzen adalah untuk menciptakan prosesor PC terbaik di dunia. Prosesor Desktop AMD Ryzen 5000 Series baru memperkuat kepemimpinan kami pada segi IPC4, efisiensi daya3 dari single-core, hingga performa multi-core performance2 untuk kebutuhan gaming,” kata Saeid Moshkelani, Senior Vice President and General Manager, Client Business Unit, AMD. “Hari ini, kami bangga menghadirkan apa yang diharapkan komunitas dan pelanggan kami dari prosesor Ryzen – performa multi-core dan single-core yang dominan dan kepemimpinan game yang nyata – seluruhnya dalam ekosistem motherboard yang luas dan chipset yang siap tersedia untuk Prosesor Desktop AMD Ryzen 5000 Series.”

Zen 3 memberikan peningkatan instruction per clock (IPC) sebesar 19% dibandingkan dengan Zen 2. Pada Ryzen seri 5000 ini, ternyata AMD mampu meningkatkan frekuensi lebih tinggi lagi dibandingkan sebelumnya. Semua itu diproduksi dengan node 7 nm dari TSMC.

Kelima prosesor yang diluncurkan oleh AMD memiliki spesifikasi sebagai berikut

MODEL CORES/

THREADS

TDP

(Watts)

BOOST/BASE FREQ. (GHz) TOTAL CACHE COOLER SEP (USD) EXPECTED AVAILABILITY
AMD Ryzen™ 9 5950X 16C/32T 105W Up to 4.9 / 3.4 72MB N/A $799 November 5, 2020
AMD Ryzen™ 9 5900X 12C/24T 105W Up to 4.8 / 3.7 70MB N/A $549 November 5, 2020
AMD Ryzen™ 7 5800X 8C/16T 105W Up to 4.7 / 3.8 36MB N/A $449 November 5, 2020
AMD Ryzen™ 5 5600X 6C/12T 65W Up to 4.6 / 3.7 35MB Wraith Stealth $299 November 5, 2020

Satu perubahan yang cukup mendasar dari Zen 3 dibandingkan dengan Zen 2 adalah menggabungkan dua CCX yang ada pada Zen 2 menjadi satu CCX pada Zen 3. Hal ini membuat 8 inti prosesor ada yang bisa mengakses cache L3 sebesar 32 MB dibandingkan CCX pada Zen 2 di mana 4 inti mengakses cache L3 sebesar 16 MB. Hal inilah yang membuat peningkatan IPC rata-rata 19% pada Zen 3.

AMD Ryzen 5000 - Zen 3 arch

AMD mengatakan bahwa kinerja per watt yang dimiliki oleh Zen 3 lebih tinggi dibandingkan dengan Zen 2. Bahkan kinerja per watt ini lebih tinggi 2,4 kali lipat dibandingkan dengan Zen generasi pertama. AMD juga mengatakan bahwa prosesor terbarunya ini 2,8 kali lebih efisien jika dibandingkan dengan Core i9-10900K dari Intel yang masih menggunakan 14 nm.

AMD Ryzen 5000 - Bench

AMD juga memperlihatkan kinerja prosesor Ryzen 9 5900X dengan menggunakan Cinebench R20 single thread. Hasilnya, Ryzen 9 5900X diklaim sebagai prosesor pertama yang bisa mencapai 600 poin dalam aplikasi benchmark tersebut dengan mencapai nilai 631. Sebelumnya, Ryzen 9 3950X mendapatkan nilai 530 dan Intel Core i9-10900K ada pada nilai 551. AMD juga membandingkan beberapa benchmark gaming yang dilakukan pada Ryzen 9 5900X yang menghasilkan keunggula pada hampir seluruh game.

AMD Ryzen 5000 - Cinebench

AMD juga menampilkan kinerja dari prosesor terkencangnya, yaitu Ryzen 9 5950X-nya. Dibandingkan dengan Intel Core i9-10900K, Ryzen 9 5950X memiliki kinerja yang lebih baik sekitar enam persen. Namun jika dibandingkan dengan generasi sebelumnya, Ryzen 9 5950X mampu memberikan peningkatan 27%.

AMD Ryzen 5000 - Radeon 6000

Terakhir, AMD memperlihatkan teaser kinerja dari GPU mereka yang bakal diluncurkan, yaitu Radeon RX 6000. AMD memperlihatkan nilai benchmark tiga buah game yang menggunakan CPU Ryzen 5000 dan Radeon RX 6000. Ternyata, hasilnya cukup mirip dengan kinerja dari GeForce RTX 3080 dari NVIDIA. Tampaknya AMD bakal kembali membuat pasar komputer menjadi panas kembali.

MSI Punya 2 Laptop Gaming Terjangkau Baru Bersenjata Hardware AMD

Ada begitu banyak pilihan laptop gaming tersedia saat ini dan satu-satunya hal yang jadi pembatas untuk memilikinya adalah modal kita sendiri. Beberapa brand punya variasi produk yang luas, tapi sejumlah merek fokus pada kalangan konsumen tertentu. Sebagai contohnya, nama-nama seperti Alienware, Razer dan MSI biasanya mengkhususkan diri pada penyediaan produk kelas premium.

Namun MSI sendiri kembali mengubah strateginya sejak awal 2019. Notebook-notebook mereka kini lebih fleksibel dan dirancang untuk turut menjangkau konsumen non-gamer. Di segmen budget, sang produsen sebelumnya sudah memiliki seri GL serta GF, dan kali ini mereka memperkuat formasinya dengan menyediakan lini Bravo yang mengedepankan teknologi AMD. Bravo disiapkan buat menangani mayoritas judul permainan populer.

Bravo 1

Untuk sekarang, Micro-Star International menyediakan dua varian Bravo berdasarkan ukuran layar, yaitu Bravo 15 dan 17. Wujudnya mengingatkan saya pada GF Thin, terutama karena pemanfaatan tubuh hitam dengan tekstur brushed vertikal serta pemakaian backlight LED merah di keyboard. Bravo mengusung branding berbeda dari Gaming G Series. Di bagian punggung, logo burung elang menggantikan tameng naga merah klasik.

Bravo 3

Seperti tipe Alpha yang diperkenalkan tahun lalu, alasan MSI memisah branding Bravo ialah karena penggunaan komponen AMD. Nvidia dan Intel sudah lama jadi mitra utama MSI, bahkan banyak konsumen sempat berpikir bahwa perusahaan secara eksklusif hanya menyediakan hardware buatan dua raksasa teknologi itu. Tersedianya alternatif lain tentu saja merupakan kabar gembira.

Bravo 2

Dalam meramu Bravo 15 dan 17, MSI tak tanggung-tanggung buat merangkul teknologi AMD. Laptop dibekali prosesor hingga Ryzen 7 4800H, kartu grafis Radeon RX 5500M (kinerjanya kurang lebih setara GeForce GTX 1650), serta RAM DDR4-3200 sampai 16GB. Mereka juga menyuguhkan layar 1080p 120Hz dengan FreeSync. Karena volume Bravo 17 lebih besar, MSI bisa menyematkan dua jenis storage, yakni SSD NVMe 512GB dan HDD 1TB. Sementara itu, Bravo 15 hanya memiliki SSD NVMe 512GB.

Bravo 4

Menariknya lagi, MSI juga berupaya melengkapi Bravo dengan fitur dan teknologi yang sebelumnya cuma hadir di notebook gaming premium. Beberapa contohnya meliputi solusi pendingin berbasis dua kipas dan enam pipa (walaupun belum disebut Cooler Boost), kesiapan menyajikan audio beresolusi tinggi (192KHz 24bit), serta dukungan software Nahimic dan MSI APP Player buat menjalankan game-game mobile (hasil kolaborasi antara MSI dan BlueStacks).

Bravo 5

Pemanfaatan GPU dan CPU AMD sudah pasti memengaruhi harga. Bravo 15 dan 17 boleh disebut sebagai laptop gaming MSI yang paling terjangkau. Masing-masing produk dijajakan seharga mulai dari US$ 930 dan US$ 1.100. Keduanya sudah dapat di-pre-order di beberapa ecommerce global, akan tersedia pada tanggal 8 Mei 2020.

Via GameSpot.

AMD Radeon Software Versi Terbaru Hadirkan Sederet Fitur Menarik Macam Dynamic Resolution dan Streaming via Seluler

Gamer PC yang mengikuti perkembangan hardware sejak lama pasti tahu bahwa untuk urusan driver atau software, Nvidia masih jauh lebih unggul ketimbang AMD. Namun beberapa tahun terakhir ini AMD terus menunjukkan kemajuan pesat di ranah tersebut, dan buktinya bisa kita lihat pada AMD Radeon Software Adrenalin 2020 Edition yang baru saja dirilis.

Dulunya bernama Catalyst Control Center, Radeon Software kini telah berevolusi menjadi aplikasi gaming yang komprehensif. Pada versi terbarunya ini, interface-nya tampak jauh lebih modern sekaligus lebih mudah dinavigasikan. Untuk mengaksesnya, pengguna tinggal mengklik tombol Alt+R pada keyboard, dan ini berlaku bahkan saat sedang di dalam game.

Dari sekian banyak fitur baru yang ditawarkan, salah satu yang paling menarik adalah Radeon Boost. Fitur ini pada dasarnya merupakan teknik dynamic resolution, yang akan aktif dengan sendirinya ketika sistem mendeteksi pergerakan cepat melalui input mouse. Selagi aktif, resolusi layar akan diturunkan, lalu dikembalikan lagi ke asalnya ketika tak ada lagi pergerakan cepat yang terbaca.

Pergantian resolusi secara dinamis itu diyakini mampu meningkatkan performa sampai 23% jika dirata-rata. Pengaruhnya pada kualitas gambar juga kecil, karena sekali lagi resolusinya hanya akan turun ketika aksi-aksi cepat sedang berlangsung di dalam game. Juga perlu dicatat, Radeon Boost tidak akan aktif apabila game-nya sendiri tidak mendukung fitur tersebut.

Yang kedua, ada penyempurnaan terhadap fitur streaming game AMD Link. Sebelum ini, streaming game di PC melalui ponsel hanya bisa dilakukan apabila terhubung ke jaringan Wi-Fi yang sama. Sekarang, streaming dapat dilancarkan di mana saja, bahkan selagi ponsel atau tablet hanya terhubung ke jaringan seluler saja.

AMD Radeon Software Integer Display Scaling

Ketiga, Radeon Software kini menawarkan fitur Integer Display Scaling. Dari kacamata sederhana, fitur ini dimaksudkan supaya gamegame retro tetap terlihat tajam meski gambarnya pixelated. AMD bilang bahwa ini merupakan salah satu fitur yang paling dinanti-nanti oleh konsumennya.

Sejatinya masih banyak fitur yang ditawarkan versi terbaru Radeon Software, namun terlalu panjang seandainya saya bahas semua di sini. Singkat cerita, kalau PC Anda menggunakan GPU bikinan AMD, software ini wajib diunduh demi memaksimalkan kinerja sekaligus menikmati fitur-fitur lengkapnya.

Sumber: PC Gamer dan AMD.

AMD Radeon RX 5500 Siap Tantang GTX 1650 di Segmen GPU Kelas Budget

Kabar gembira bagi para gamer PC yang hendak melakukan upgrade tapi terkendala soal budget. AMD baru saja memperkenalkan Radeon RX 5500, seri kartu grafis terbarunya untuk segmen menengah ke bawah.

Kalau dibandingkan dengan penawaran dari kubu hijau (Nvidia), RX 5500 duduk di kelas yang sama seperti GeForce GTX 1650, kelas yang menargetkan pengalaman gaming yang mulus di resolusi tidak lebih dari 1080p. AMD bahkan tidak segan menyebut performa RX 5500 lebih unggul ketimbang GTX 1650.

Sama seperti seri RX 5700 yang belum lama ini mendarat di pasar tanah air, RX 5500 juga menggunakan arsitektur RDNA sebagai basisnya, dengan proses fabrikasi 7 nm. Dimensi penampang chip-nya lebih kecil ketimbang milik RX 5700, dan jumlah transistor di dalamnya pun juga lebih sedikit (6,4 miliar dibanding 10,3 miliar).

AMD Radeon RX 5500

Seri ini hadir dalam dua varian: RX 5500 untuk PC, RX 5500M untuk laptop. Spesifikasi keduanya tergolong mirip, dengan 22 compute unit dan 1.408 GPU core. Yang berbeda adalah clock speed serta kapasitas VRAM-nya; RX 5500 dengan pilihan 4 atau 8 GB, sedangkan RX 5500M hanya 4 GB. TDP-nya tercatat 150 W untuk RX 5500, sedangkan RX 5500M belum dirincikan.

Namun yang lebih penting adalah hasil ‘terjemahan’ dari angka-angka tersebut. Untuk game AAA yang masih tergolong baru macam Monster Hunter: World dan Borderlands 3, RX 5500 disebut siap menyajikannya secara mulus di angka 60 fps. Lalu untuk game esport macam Apex Legends, RX 5500 bahkan bisa mencapai angka 90 fps.

Sangat disayangkan AMD belum mengumumkan harga jual untuk seri RX 5500 ini. Kemungkinan besar harganya berada di tengah-tengah GTX 1650 dan GTX 1660, yakni di kisaran $150 – $200.

Untuk alternatif yang lebih bertenaga, baca juga Review AMD Ryzen 9 3900X dari tim redaksi Dailysocial Gadget.

Sumber: PC Gamer.