RED V-RAPTOR ST Adalah Cinema Camera Flagship, Dukung Perekaman 8K 120fps

RED Digital Cinema telah mengumumkan cinema camera flagship terbarunya, V-RAPTOR ST. Kamera yang dibanderol mencapai US$24.500 atau sekitar Rp349,5 jutaan ini merupakan kamera RED pertama dari generasi DSMC3 baru RED.

V-Raptor ST dilengkapi sensor CMOS 8K VV 35,4MP. Dengan ukuran diagonal 46,31mm, sensor 8K multi-format ini lebih besar dari sensor full-frame 35mm standar. RED mengklaim sensor ini memiliki dynamic range lebih dari 17 stop.

Ia dapat merekam codec REDCODE RAW 16-bit RED dengan resolusi 8K pada frame rate 120fps (17:9), 4K pada 240fps (17:9), dan 2K 480fps (17:9). Dukungan resolusi dan frame rate tinggi ini tentunya memberikan editor fleksibilitas ekstra saat post-production.

RED menggunakan dukukan lensa Canon RF yang berarti kompatibel dengan lensa Canon RF yang ekosistemnya semakin kuat dan mendukung lensa Canon EF dengan adaptor yang kompatibel. Bodi kamera terbuat dari aluminum alloy dan memiliki mount 1/4 inci yang dibor di seluruh bagian. Pada bagian belakangnya terdapat output SDI dan sisi kiri memiliki port untuk penyimpanan, V-Raptor ST menggunakan kartu CFexpress standar seperti Komodo.

Bagian samping terdapat layar bawaan kecil untuk pengoperasian kamera, tetapi untuk preview video perlu menggunakan layar eksternal. Kamera dapat mengirim feed 1080p secara nirkabel melalui jaringan WiFi ke monitor eksternal. Pengguna juga dapat mengontrol kamera dan mendapatkan live preview dari smartphone Android atau iOS menggunakan aplikasi RED Control.

RED V-Raptor ST dibanderol dengan harga US$24.500 untuk body only dengan adaptor daya untuk menjalankan kamera dari sumber listrik. Sementara, untuk paket lengkapnya starter pack dibanderol US$29.580 dan termasuk DSMC3 RED Touch 7-inch LCD, 660GB RED PRO CFexpress card, RED CFexpress card reader, 2x REDVOLT MICRO-V battery packs, RED battery charger, 2x V-Raptor wing grip, dan RED EXT-to-Timecode Cable.

Sumber: GSMArena

Smartphone Gaming Nubia Red Magic 6 Series Resmi dengan Layar 165Hz dan Snapdragon 888

Generasi smartphone gaming terbaru dengan chipset Qualcomm Snapdragon 888 telah hadir, Nubia mengambil start pertama dengan merilis Red Magic 6 dan 6 Pro. Peningkatan apa saja yang dibawa oleh perangkat spesialis untuk bermain game di tahun 2021 ini?

Nubia Red Magic 6 series merupakan smartphone pertama yang memiliki panel dengan refresh rate setinggi 165Hz, meningkat dari standar 120Hz tahun lalu yang kini sudah marak diadopsi oleh smartphone non-gaming. Refresh rate-nya bersifat adaptif, yang berarti akan menyesuaikan secara otomatis tergantung konten yang ditampilkan.

Selain itu, khusus versi Red Magic 6 Pro telah dilengkapi besaran RAM mencapai 18GB dan penyimpanan internal UFS 3.1 berkapasitas 512GB, Red Magic 6 dan pendahulunya hanya didukung sampai RAM 16GB dengan penyimpanan 256GB. Serta, didukung fast charging 120W yang diklaim dapat mengisi 0-50% hanya dalam 5 menit, sementara Red Magic 6 biasa hanya didukung 55W dan itu pun dapat mengisi penuh 0-100% hanya dalam waktu 38 menit.

Untuk spesifikasi lengkapnya, Red Magic 6 dan 6 Pro mengemas panel AMOLED 6,8 inci beresolusi 1080×2400 piksel dalam aspek rasio 20:9, mendukung warna 10-bit, dan dilengkapi permindai sidik jari yang terselip di bawah layar. Panel tersebut juga mendukung multi-touch sampling rate 360Hz dan one-finger touch sampling rate di angka 500Hz.

Fitur khas touch-sensitive trigger yang berada di samping perangkat juga hadir pada Red Magic 6 series dan sekarang mendukung touch sampling rate 400Hz sehingga memiliki latensi input minim. Juga fitur active cooling air fan dengan kecepatan kipas 18.000 RPM pada Red Magic 6 dan 20.000 RPM pada versi Pro-nya untuk menjaga suhu smartphone saat bermain game dalam durasi yang lama.

Red Magic 6 PRO 2

Perangkat ini menjalankan Red Magic OS 4 berbasis Android 11 dan mengenai kemampuan kameranya memang tidak terlalu mewah. Ada tiga unit kamera di belakang, kamera utamanya 64MP f/1.8, ditemani kamera 8MP f/2.0 dengan lensa ultrawide, 2MP untuk foto macro, dan satu kamera depan 8MP f/2.0. Perekam videonya mendukung 8K 30fps, 4K 60fps, dan 1080p hingga 240 fps.

Red Magic 6 PRO 1

Saat ini, smartphone gaming Nubia tersedia di pasar Tiongkok, harga Red Magic 6 dibanderol mulai dari CNY 3.799 (Rp8,4 jutaan) untuk konfigurasi memori 8/128GB, CNY 4.099 (Rp9 jutaan) untuk versi 12/128GB, dan CNY 4.399 (Rp9,7 jutaan) untuk varian 12/256GB. Saudaranya, Red Magic 6 Pro dijual mulai dari CNY 4.399 (Rp9,7 jutaan) untuk model 12/128GB, CNY 4.799 model 12/256GB, dan CNY 5.299 (Rp11,7 jutaan) model 16/256GB . Khusus Transparent Edition varian 16/256GB dibanderol CNY 5.599 (Rp12,4 jutaan) dan model RAM 18/512GB seharga CNY 6.599 (Rp14,6 jutaan).

Sumber: GSMArena

RED Komodo Bakal Menjadi Kamera Pertama RED yang Dibekali Phase-Detect Autofocus

Sekitar satu tahun yang lalu, RED menyingkap teaser kamera barunya yang dinamai Komodo. Berbeda dari kamera-kamera besutan RED lainnya, Komodo merupakan satu unit kamera utuh yang siap dipakai untuk merekam begitu dikeluarkan dari boks dan dipasangi lensa.

Dengan wujud seperti kubus, Komodo bakal menjadi kamera paling ringkas yang pernah RED produksi. Segmen yang dituju tetap kalangan profesional – harganya dipastikan di atas $5.000 – akan tetapi Komodo diciptakan untuk skenario penggunaan yang berbeda.

Kalau kamera-kamera lain RED umumnya selalu dipasangkan di atas tripod atau gimbal sekelas DJI Ronin, Komodo dengan wujud ringkasnya bakal ideal untuk teknik sinematografi run-and-gun. Anggap saja Komodo sebagai alternatif yang lebih kapabel dari kamera mirrorless atau DSLR, dan itulah mengapa Komodo juga akan menjadi kamera RED pertama yang dibekali sistem phase-detect autofocus (PDAF).


View this post on Instagram

A post shared by Jarred Land (@instajarred) on

Lewat sebuah video yang diunggah ke Instagram, Jarred Land selaku pimpinan RED baru-baru ini mendemonstrasikan sistem PDAF yang terdapat pada Komodo. Di video tersebut bisa kita lihat bahwa Komodo mendukung fitur tap to focus layaknya kamera smartphone, meski memang kinerjanya masih terkesan lambat, terutama jika dibandingkan dengan sistem serupa milik kamera mirrorless.

Jarred mengaku sistemnya masih jauh dari kata sempurna, dan tim RED akan terus menyempurnakannya. Sayang hingga kini masih belum ada informasi mengenai kapan RED Komodo bakal diluncurkan.

Unit prototipenya sudah diuji bersama sejumlah sineas ternama, tapi kalau melihat situasi seperti sekarang, sepertinya konsumen masih harus bersabar menunggu. RED punya riwayat jadwal perilisan yang kerap meleset dalam kondisi normal, apalagi di tengah pandemi.

Sumber: Engadget.

RED Hydrogen One Adalah Smartphone Pertama Sekaligus Terakhir dari Sang Produsen Kamera Sinema

Dua tahun lalu, industri smartphone dibuat terkejut oleh pengumuman bahwa RED sedang mengerjakan smartphone dengan display hologram. Setelah beberapa kali mengalami penundaan, ponsel tersebut akhirnya dirilis di bulan Oktober 2018. Namun rupanya respon terhadapnya tidak sebagus yang dibayangkan.

Latar belakang RED sebagai produsen kamera sinema kenamaan membuat banyak orang memasang ekspektasi tinggi terhadap kualitas kamera Hydrogen One. Namun kenyataannya Hydrogen One tidak menawarkan perbedaan kualitas yang begitu signifikan, dan display hologram yang menjadi fitur andalannya juga terkesan gimmicky.

Yang lebih mengejutkan lagi, Hydrogen One rupanya bakal menjadi smartphone perdana sekaligus terakhir dari RED. Pendiri RED, Jim Jannard yang kini sudah berusia 70 tahun, memutuskan untuk pensiun atas alasan kesehatan, dan bersamanya proyek Hydrogen juga sepenuhnya dihentikan.

Ini juga berarti kabar sebelumnya bahwa RED tengah menggarap ponsel keduanya otomatis batal. Memang cukup mengecewakan melihat RED tidak punya kesempatan lagi untuk menebus kesalahan pertamanya, apalagi mengingat ponsel keduanya sebenarnya disiapkan untuk sepenuhnya berfokus pada kualitas kamera ketimbang menawarkan gimmick macam display hologram.

Semua itu sudah tinggal sejarah sekarang. Kegagalan RED di industri smartphone sejatinya semakin memperkuat fakta bahwa latar belakang dan reputasi saja tidak cukup dijadikan modal untuk bersaing dengan nama-nama yang sudah berpengalaman di bidang ini.

Sumber: The Verge.

Ponsel Kedua RED Digarap dengan Fokus pada Kualitas Kamera Kelas Profesional

Masih ingat dengan RED Hydrogen One, smartphone perdana bikinan sang brand kamera tersohor? Hype atas ponsel tersebut begitu besar ketika diumumkan, tapi sayang realisasinya tidak demikian; banyak reviewer yang kecewa dengan nilai jual utamanya, yakni kemampuannya menampilkan hologram.

Apakah RED langsung menyerah akibat debut yang gagal? Rupanya tidak. RED justru sedang dalam proses mengembangkan ponsel baru, dan model baru ini bakal menitikberatkan pada kapabilitas kamera kelas profesionalnya. Lebih lanjut, ponsel ini bakal dikerjakan oleh tim yang sebelumnya bertanggung jawab atas kamera-kamera bikinan RED.

Kabar ini datang langsung dari pendiri RED, Jim Jannard, lewat sebuah post di forum RED. Meski pesan yang ia sampaikan agak ambigu, kita bisa berasumsi bahwa pada smartphone keduanya nanti, RED bakal sepenuhnya berfokus pada kualitas kamera, dan tidak lagi menawarkan fitur-fitur gimmicky macam hologram seperti pada Hydrogen One.

Lalu bagaimana nasib Hydrogen One sendiri, apalagi mengingat RED sebelumnya sudah menjanjikan kehadiran modul-modul pendukung, termasuk modul kamera kelas profesional? Semuanya masih misteri, akan tetapi Jim memastikan bahwa Hydrogen One tak akan langsung ditinggalkan begitu saja ketika ponsel kedua RED sudah tiba nanti.

Langkah yang lebih bijak mungkin adalah menawarkan program trade-in bagi para pengguna Hydrogen One, sehingga mereka bisa menukarkan ponselnya dengan model yang baru. Program trade-in sudah lama RED terapkan untuk portofolio kameranya, jadi semestinya ini juga dapat mereka lancarkan di segmen smartphone.

Pasalnya, walaupun modul kamera Hydrogen One benar-benar terwujudkan nanti, di titik itu spesifikasinya (contoh: chipset Snapdragon 835) sudah tergolong sangat ketinggalan. Tukar tambah dengan model yang baru, lengkap beserta spesifikasi terkini dan kamera yang lebih mumpuni; saya kira konsumen RED tak akan menolak jika diberi kesempatan seperti ini.

Sumber: The Verge.

Facebook Singkap Manifold, Kamera 360 Derajat Hasil Kolaborasinya dengan RED

Mei lalu, Facebook mengumumkan bahwa mereka telah menggandeng RED untuk menciptakan kamera 360 derajat pamungkas. Tanpa harus menunggu lama, buah kolaborasi mereka sudah langsung diumumkan. Namanya Manifold, dan ia rupanya jauh melebihi ekspektasi banyak orang.

Bentuknya yang seperti bola memang mirip seperti kamera Surround 360 bikinan Facebook sendiri. Yang berbeda tentu saja adalah dalamannya: Manifold mengemas total 16 sensor RED Helium 8K, masing-masing ditemani oleh lensa fisheye (180°) f/4.0 bikinan Schneider. Semua modul kamera itu bekerja secara bersamaan merekam video dalam resolusi 8K 60 fps.

Hasilnya adalah adegan virtual reality yang begitu detail dan sangat immersive. Kesan immersive ini didapat berkat kemampuan Manifold merekam informasi kedalaman (depth), yang pada akhirnya menimbukan efek paralaks (videonya kelihatan ‘bereaksi’ saat penonton menggerak-gerakkan kepalanya) ketika disaksikan menggunakan VR headset dengan kapabilitas 6DoF (six degrees of freedom).

Video di bawah ini semestinya bisa memberi gambaran seperti apa hasil jadi rekaman Manifold.

Facebook dan RED juga merancang Manifold dengan fokus pada fleksibilitas. Contohnya: unit kontrol dan unit storage bisa diposisikan 100 meter di atas kameranya sendiri, dan durasi perekamannya bisa mencapai 1 jam atau lebih. Selain itu, Manifold hanya membutuhkan satu sambungan kabel SMPTE 304M untuk power, kontrol sekaligus data.

Baik Facebook maupun RED belum menyingkap kapan Manifold bakal tersedia. Harganya juga belum diketahui. Sebagai referensi, satu kamera RED dengan sensor Helium 8K dihargai $24.500. Harga sensornya saja memang tidak semahal itu, tapi setidaknya angka tersebut bisa menggambarkan betapa mahal Manifold nantinya, bahkan untuk kalangan kreator profesional sekalipun.

Sumber: Facebook.

Inilah Tanggal Peluncuran Smartphone Hologram RED Hydrogen One

Saat ini, Huawei P20 Pro merupakan smartphone dengan kemampuan fotografi terbaik versi DxOMark dengan skor rata-rata 109 poin – foto 114 poin dan video 98 poin.

Saya juga sangat menantikan kejutan dari Samsung Galaxy Note 9 yang akan diluncurkan besok yakni tanggal 9 Agustus, peningkatan kamera seperti apa ya yang akan diusung. Sebagai informasi, Samsung Galaxy S9 Plus meraih skor rata-rata 99 poin di DxOMark – foto 104 poin dan video 91 poin.

inilah-tanggal-peluncuran-smartphone-hologram-red-hydrogen-one

Tapi buat Anda yang sering merekam video dengan smartphone, tentunya sangat penasaran dengan RED Hydrogen One. Smartphone yang sedang dikembangkan oleh Red Digital, perusahaan pembuat kamera digital cinematography yang menjadi andalan studio-studio Hollywood.

Pengembangan RED Hydrogen One memang telah memakan waktu yang sangat lama ya, tadinya dijadwalkan diumumkan pada bulan Agustus. Lalu, kapan dirilis?

Pendiri RED – Jim Jannard, menegaskan bahwa RED Hydrogen One akan dirilis dan bisa dipesan secara pre-order pada tanggal 9 Oktober 2018 untuk varian aluminum black. Sedangkan, varian titanium baru akan tersedia tahun depan.

Sementara, RED Hydrogen One yang dipesan secara kontrak dengan AT&T, Verizon, dan Telcel di Meksiko harus menunggu hingga tanggal 2 November 2018 dengan harga US$1.295 atau sekitar Rp18,6 jutaan.

inilah-tanggal-peluncuran-smartphone-hologram-red-hydrogen-one

Bagi yang benar-benar tak sabar menunggu, RED Digital menyediakan edisi “extremely limited” melalui program Houdini yang diperuntukkan untuk para developer. Unit yang disediakan sangat terbatas, bisa didapatkan antara tanggal 31 Agustus dan 11 September.

Karena bukan merupakan versi final dan masih menjalankan pre-release firmware/software, kemungkinan masih ditemui bug dan masalah lain. Salah satu ketentuan mengikuti program Houdini adalah tidak dibolehkan membuat posting, mengungkap bug atau masalah secara online di RED Hydrogen One.

Red Hydrogen One sendiri kemungkinan akan mengusung layar hologram berukuran 5,7 inci dan dilengkapi empat buah kamera yang mampu menangkap gambar dalam format 4-View. Serta, dukungan teknologi augmented reality, virtual reality, dan mixed reality.

Sumber: PhoneArena 

ZTE Umumkan Nubia Red Magic Camouflage Limited Edition, Tampil Lebih Garang

ZTE baru saja mengumumkan warna baru limited edition untuk Nubia Red MagicCamouflage. Sebelumnya smartphone gaming ini tersedia dalam dua warna, yaitu red dengan aksen black dan sebaliknya black dengan aksen red.

Edisi terbatas ini hadir dengan exterior lebih gahar, body aluminiumnya dikemas dalam digital camouflage print yang memadukan warna black, grey, dan dark grey.

Nubia-Red-Magic-Camouflage-2

Selain itu, ukiran yang ada ditorehkan menggunakan laser ultraviolet. Lapisan special fingerprint-resistant coating membuat Anda nyaman bermain game lama-lama.

Soal spesifikasi tidak ada yang berubah, Nubia Red Magic mengusung layar IPS 6 inci resolusi Full HD+ (1080×2160 piksel) dalam rasio 18:9. Layar ini disempurnakan oleh sentuhan kaca 2.5D Dinorex T2X-1 scratch dengan kontras 1500:1.

Smartphone yang berjalan di atas Red Magic OS berbasis Android 8.1 Oreo ini juga membawa DTS Technology dan Smart Amplifier System yang menyuguhkan suara yang lebih menggelegar saat bermain game.

Nubia-Red-Magic-Camouflage-2

Soal kemampuan fotografi, Nubia Red Magic dibekali kamera belakang 24-megapixel menggunakan sensor Samsung 5K2X7SX dengan ukuran piksel 0,9μm, dan aperture f/1.7. Serta, kamera depan 8-megapixel dan aperture f/2.0.

Nubia Red Magic Camouflage dibanderol 2.999 Yuan atau sekitar Rp6,3 jutaan dan hanya akan tersedia dalam satu konfigurasi yakni RAM 8GB dan storage 128GB. Dengan inti chipset Snapdragon 835 dan baterai berkapasitas 3.800 mAh.

Nubia-Red-Magic-Camouflage-1

Smartphone yang dirancang untuk gamer ini dipamerkan di ChinaJoy, pameran game dan teknologi tahunan terbesar di China. Bisa dipesan di JD.com dan mulai tersedia pada tanggal 9 Agustus.

Sumber: Gizmochina

RED Sederhanakan Lineup Kameranya Sekaligus Pangkas Harganya Secara Drastis

Memahami lineup kamera sinema yang ditawarkan RED itu gampang-gampang susah. Kuncinya ada pada penamaannya, yang berarti kita harus hafal mana yang merujuk ke tipe bodi dan mana yang untuk tipe sensor. Situasinya memang jauh dari kata ideal, dan RED sendiri rupanya menyadari akan hal itu.

Mereka pun memutuskan untuk menyederhanakan lineup-nya menjadi tiga model saja: DSMC2 Monstro 8K VV, DSMC2 Helium 8K S35, dan DSMC2 Gemini 5K S35. DSMC sendiri merupakan singkatan dari Digital Stills and Motion Capture, dan ini merujuk pada jenis bodi kamera yang digunakan.

RED DSMC2 cameras

Ketiga kamera di atas menggunakan bodi yang sama persis, sehingga perbedaannya hanya terletak pada sensornya, yang diwakili oleh masing-masing namanya. Cinema5D punya cara mudah untuk memahami perbedaannya. Berikut rangkumannya:

  • Monstro bisa kita anggap sebagai versi full-frame, sebab sensor ini mampu merekam video 8K 60 fps dalam format VistaVision (VV). Ukuran sensornya adalah yang paling besar, dan kalau diukur panjang diagonalnya, sangat mirip dengan sensor full-frame (Monstro 46,31 mm, full frame 43,27 mm).
  • Sama seperti Monstro, Helium juga bisa merekam video 8K 60 fps, hanya saja dalam format Super 35 yang lebih umum. Kalau diamati, dimensi fisik sensornya juga lebih kecil ketimbang Monstro.
  • Gemini punya dimensi yang tak jauh berbeda dari Helium (sedikit lebih besar), hanya saja resolusinya terbatas di 5K 96 fps, juga dalam format Super 35. Bukan cuma itu perbedaannya, Gemini juga mengemas teknologi Dual ISO yang membuatnya superior di kondisi minim cahaya.

Namun yang lebih menarik lagi justru adalah pemangkasan harga atas ketiga kamera tersebut. Monstro kini dibanderol $54.500, Helium $24.500, dan Gemini $19.500. Dibandingkan harga lamanya, konsumen bisa menghemat lebih dari $25.000 untuk Monstro dan Helium, atau $5.000 untuk Gemini. Berbahagialah Anda yang dulu belum tertarik membeli, atau yang masih menabung.

Sumber: DPReview.

RED Siapkan Kamera 8K untuk Menciptakan Konten Hologram Buat Smartphone Perdananya

Ambisi RED untuk menelurkan smartphone perdananya, Hydrogen One harus tertunda sampai Agustus nanti. Penundaan ini bisa dimaklumi mengingat ponsel tersebut memang menjanjikan sesuatu yang belum eksis di pasaran saat ini, yakni display berteknologi hologram, atau yang kerap disebut dengan format 4-View (4V).

Pertanyaannya, kamera apa yang dapat dipakai kreator untuk menghasilkan konten 4V tersebut? Tanpa harus terkejut, RED pun sedang menyiapkan kamera khusus. Mereka tidak sendirian dalam mengembangkannya, tapi juga ditemani oleh produsen kamera 3D LucidCam.

Kamera ini bukan sebatas konsep. RED sudah punya prototipe fungsionalnya yang didemonstrasikan di hadapan sejumlah media terpilih pada tanggal 19 Mei kemarin. Desainnya tidak jauh-jauh dari kamera buatan RED lainnya, sebab memang RED sendiri yang mengerjakan hardware-nya.

Ketimbang menyematkan satu sensor 8K, di sini RED menggunakan kombinasi dua sensor 4K yang tersinkronisasi, dibantu oleh sebuah beam splitter untuk menghasilkan output 4V dalam resolusi 8K. Sejauh ini prosedurnya terkesan rumit, dan di sinilah letak peran produsen LucidCam itu tadi.

RED 8K 4V camera

Mereka telah meminjamkan teknologi 3D Fusion yang menjadi andalannya selama ini, yang diklaim memungkinkan kamera untuk menghasilkan gambar atau video 4V secara real-time dan tanpa ribet. Ibarat menggunakan kamera point-and-shoot biasa kalau kata Han Jin, pendiri sekaligus CEO Lucid.

Dari situ konten yang dihasilkan bisa langsung dinikmati di Hydrogen One. Namun yang tidak kalah unik adalah, ponselnya sendiri bisa dilibatkan dalam proses produksi, dengan cara dipasangkan langsung ke kamera dan beralih fungsi menjadi viewfinder.

Rencananya, kamera yang belum memiliki nama resmi ini bakal meluncur ke pasaran pada kuartal keempat tahun ini. Harganya juga belum diketahui, tapi kalau melihat rekam jejak RED, sudah pasti masuk kategori mahal.

Sumber: DPReview.