[Hands On] ASUS ROG 3 Phone: Kencang pada Kesan Pertama

Tahun 2020 merupakan masa di mana ASUS ROG Phone 2 memiliki penerusnya. Dan benar saja, ASUS meluncurkan smartphone gaming ROG Phone 3 pada tanggal 24 September 2020. Acaranya sendiri dilaksanakan langsung secara streaming melalui kanal resmi Youtube mereka.

ASUS ROG 3 Hands On - Phone

DailySocial tentu saja telah menerima perangkat yang satu ini. Hanya saja, saya telat menerima paket berisi RoG 3 tersebut dikarenakan adanya kendala teknis. Jadinya, saya tidak bisa langsung melakukan review pada perangkat yang satu ini. Namun, tidak ada salahnya untuk melakukan hands-on agar bisa sedikit memuaskan para pembaca DailySocial.

Kesan pertama pada saat membuka paket penjualannya adalah desain depan yang mirip dengan RoG Phone 2. Satu-satunya yang membedakan antara keduanya pada bagian depan adalah garis berwarna oranye yang ada pada speaker di RoG 2. Posisi kamera, tombol volume, port double USB-C di samping kiri pun sama. Namun, tidak ditemukan adanya port audio pada RoG 3.

ASUS ROG 3 Hands On - Belakang

Hal ini membuat para gamers yang memiliki smartphone RoG 3 nantinya harus menggunakan konverter bawaan dari USB-C ke audio. Selain itu, beberapa TWS yang telah beredar di pasar Indonesia juga sudah memiliki latensi yang kecil sehingga bisa digunakan untuk bermain game.

Saya pun membongkar isi kotak paket penjualan dari ASUS ROG Phone 3. Didalamnya ditemukan kabel charger USB-C, konverter dari USB-C ke audio port, dan kepala charger itu sendiri. ASUS memberikan charger 30 watt pada paket penjualannya yang berarti nantinya ASUS RoG Phone 3 bisa diisi ulang dengan cepat, mengingat baterainya memiliki kapasitas 6000 mAh.

ASUS ROG 3 Hands On - Unboxing

Saya pun langsung “bermain-main” dengan perangkat yang satu ini. Sepertinya, ASUS memang tidak memiliki rencana untuk membuat pengalaman bernavigasi pada RoG 3 berbeda dengan RoG 2. Karena yang saya rasakan pengalaman menggunakannya sangat mirip antara keduanya. Hanya saja, bagi mata yang cukup terlatih akan terasa bedanya antara 120 Hz dengan 144 Hz saat menggeser homescreen-nya.

ASUS selalu menggunakan sensor buatan Sony pada perangkat premium-nya. Tentu saja, RoG 3 juga menggunakan sensor buatan Sony dengan IMX 686 yang baru. Dengan resolusi 64 MP dan memiliki teknologi quad bayer tentu saja kameranya memiliki hasil terbaik pada resolusi 16 MP. Hasilnya juga tidak mengecewakan pada saat percobaan pertama.

ASUS ROG 3 Hands On - Kamera

Kamera selfie pada smartphone ini memiliki resolusi 24 MP. Saya memprediksi bahwa kamera depannya juga menggunakan teknologi quad bayer sehingga hasil terbaik ada pada resolusi 8 MP. Dan hasil gambar selfie pada resolusi tersebut membuahkan hasil yang tajam.

ASUS ROG 3 Hands On - Selfie

Saya pun mencoba melihat apa yang ada dalam aplikasi Armory Crate yang baru. Animasi barunya membuat pengguna RoG 2 merasa iri dan ingin mengganti ke RoG 3. Semoga saja ASUS bakal membuat RoG 2 terasa seperti RoG 3 pada firmware berikutnya.

Saya melihat pada daftar game yang ada dan ternyata ada sebuah game yang saya suka pada daftar tersebut. Game tersebut adalah Real Racing 3 yang sudah memiliki umur cukup panjang untuk ada pada platform Android. Ternyata, saat ini Real Racing 3 sudah mendukung 144 fps. Dan benar, game ini cukup nyaman di mata saat dimainkan.

Saya pun iseng ingin mengetahui seberapa kencang perangkat yang satu ini. Karena RoG 3 merupakan smartphone dengan Qualcomm Snapdragon 865 plus pertama yang saya pegang, tentu saja saya langsung melakukan sebuah benchmark dengan Antutu. Hasilnya pun juga mengejutkan karena angka 620.000 muncul saat pengujian pertama.

ASUS ROG 3 Hands On - Antutu

Saya juga akan melakukan pengujian lebih dalam lagi pada smartphone yang satu ini. Oleh karena itu, yuk kita tunggu saja review dari ASUS RoG Phone 3 hanya di DailySocial.id.

Akankah Trigger Ultrasonik Menjadi Tren Baru di Ranah Smartphone Gaming?

Lenovo meluncurkan smartphone gaming perdananya pada tanggal 23 Juli kemarin, kebetulan sama persis dengan hari diluncurkannya Asus ROG Phone 3. Namun ternyata kesamaan kedua ponsel tersebut lebih dari sebatas jadwal pengumumannya saja.

Keduanya sama-sama ditenagai chipset Snapdragon 865+, sama-sama mengemas RAM 16 GB pada salah satu variannya, sama-sama mengusung layar 144 Hz, dan sama-sama dilengkapi kamera utama 64 megapixel. Terkait fitur yang spesifik untuk kebutuhan gaming, keduanya juga dibekali dengan sepasang tombol trigger ultrasonik di sisi kanannya.

Asus menamainya AirTrigger, sedangkan Lenovo menjulukinya Y Trigger. Meski namanya berbeda, teknologi yang digunakan sebenarnya sama-sama datang dari sebuah startup bernama Sentons. Sentons menamai teknologi ini dengan istilah Software-Defined Surfaces (SDS), dan mereka tidak berhenti mematangkannya semenjak teknologi tersebut pertama dipakai di ROG Phone generasi pertama.

Prinsip kerja teknologi SDS sebenarnya cukup simpel. Berbekal sensor ultrasonik dan chip khusus, beragam jenis permukaan pada perangkat dapat diubah menjadi kontrol sentuh, tidak peduli bahan permukaannya terbuat dari apa. Pada Legion Phone Duel dan ROG Phone 3, teknologi SDS yang dijadikan basis adalah generasi terbaru yang Sentons juluki SDS GamingBar.

Lenovo Legion Phone Duel / Lenovo
Lenovo Legion Phone Duel / Lenovo

Berbicara kepada VentureBeat, CEO Sentons, Jess Lee, mengklaim GamingBar sebagai versi yang lebih matang dan yang memiliki kinerja lebih baik daripada versi sebelumnya. Juga menjadi kelebihan utamanya adalah perihal kustomisasi; fungsi tombol trigger virtual ini dapat diprogram sesuai kebutuhan, jadi satu tap singkat dengan satu tap yang ditekan agak keras bisa diterjemahkan menjadi input yang berbeda.

Mengusap ke kiri atau kanan juga demikian, semuanya dapat disesuaikan dengan skenario penggunaan yang berbeda. Kustomisasi trigger virtual ini sebenarnya sudah ada di ROG Phone 2 tahun lalu dan terbukti memicu respon positif dari konsumen. Maka dari itu wajar apabila Lenovo kini memutuskan untuk mengimplementasikan fitur yang sama dengan bekerja sama dengan Sentons.

Dibandingkan tombol kapasitif biasa yang terdapat di smartphone gaming lain, tombol ultrasonik seperti ini jelas punya banyak kelebihan. Yang paling utama tentu saja adalah, keberadaannya sama sekali tidak berpengaruh terhadap estetika maupun ergonomi perangkat. Berhubung tidak ada tonjolan maupun ceruk pada salah satu sisi perangkat, konsumen semestinya dapat menggenggamnya secara lebih nyaman.

Apakah trigger ultrasonik ini ke depannya bakal menjadi standar di segmen smartphone gaming? Bisa jadi begitu. Asus sudah memulai trennya sejak dua tahun lalu, dan sekarang Lenovo pun ikut menyusul. Bukan tidak mungkin apabila ke depannya produsen smartphone gaming lain juga ikut mengadopsi teknologi Sentons ketimbang memakai panel kapasitif.

Sumber: VentureBeat.

ASUS Umumkan Smartphone Gaming ROG Phone 3, Didampingi Sejumlah Aksesori & Periferal Gaming Baru

ASUS akhirnya secara resmi mengumumkan smartphone gaming ROG Phone 3, lengkap dengan sejumlah aksesori modular yang semuanya baru. Meliputi Kunai 3 Gamepad, ROG Clip, ROG TwinView Dock 3, dan ROG Lighting Armor Case. Serta, periferal gaming baru termasuk wireless gaming keyboard ROG Falchion, headphone gaming ROG Cetra RGB, dan portable gaming monitor ROG Strix XG16.

Penerus ROG Phone 2 ini ditenagai chipset Snapdragon 865 Plus 5G, Mobile Platfrom garapan Qualcomm ini dibangun pada proses 7nm+ dengan CPU octa-core. Terdiri dari satu inti Kryo 585 dengan clock 3.1 GHz, tiga inti Kryo 585 2.42 GHz, dan empat inti Kryo 585 1.8 GHz, serta Adreno 650.

asus-umumkan-smartphone-gaming-rog-phone-3-2

Bila dibandingkan dengan Snapdragon 865 versi standar, Snapdragon 865 Plus 5G pada ROG Phone 3 memberikan peningkatan graphic rendering 10 persen dan CPU yang lebih kuat 10 persen juga. Didukung RAM hingga 16GB, LPDDR5 yang 51 persen lebih cepat dibanding generasi sebelumnya. Serta, penyimpanan USF 3.1 hingga 512GB dan UFS 3.1 lebih cepat 15 persen dibanding UFS 3.0.

ASUS ROG Phone 3

Kalau dari tampilan, desain ROG Phone 3 tidak banyak berubah dibanding pendahulunya, tetap tampil futuristik dan sekaligus garang dengan logo ROG yang dilengkapi Aura RGB lighting. Perangkat ini punya port pengisian daya di samping, dual speaker menghadap ke depan, empat mikrofon, serta sistem kontrol AirTrigger 3 yang dapat diprogram dengan sensor touch ultrasonic dan motion sensor.

Sebagai smartphone yang dirancang untuk hardcore gamer, teknologi layar mendapat perhatian khusus. ROG Phone 3 mengemas layar AMOLED 6,59 inci beresolusi 1080×2340 piksel yang ultra-responsive dengan refresh rate 144 Hz/1 ms, touch-sampling rate 270Hz, touch latency 25ms, dan slide latency 18ms. Panel AMOLED ini mendukung HDR+ dengan akurasi warna Delta E<1 dan memiliki sertifikasi Low Blue Light (Hardware Solution) dan Flicker Reduced dari TÜV Rheinland.

asus-umumkan-smartphone-gaming-rog-phone-3-5

Untuk kameranya, ROG Phone 3 datang dengan konfigurasi triple camera. Kamera utamanya menggunakan sensor IMX686 beresolusi 64MP f1.8 dan piksel berukuran 1,6µm. Bersama kamera 13MP dengan lensa ultra wide dan satu lagi 5MP dengan lensa macro. Sedangkan, kamera depannya 24MP.

Kapasitas baterai ROG Phone 3 6.000 mAh didukung teknologi fast charging HyperCharge adapter 30W. Baterai ini diklaim dapat bertahan untuk bermain PUBG selama 9,2 jam nonstop, 9,6 jam untuk Asphalt 9: Legends, atau 9,3 jam untuk Call of Duty: Mobile.

Sekarang bahas harganya, ASUS ROG Phone 3 dengan RAM 16GB dan penyimpanan 512GB akan dijual 1.099 Euro atau sekitar Rp18,5 jutaan. Lalu, versi RAM 12GB dan penyimpanan 512GB dibanderol 999 Euro atau Rp16,8 jutaan. Satu lagi, ASUS juga menyediakan versi hemat dari ROG Phone 3 dengan embel-embel Strix Edition. Datang dengan chipset Snapdragon 865, RAM 8GB dan 256GB yang dijual 799 Euro atau Rp13,5 juta.

Aksesori Modular dan Periferal Gaming

asus-umumkan-smartphone-gaming-rog-phone-3-6

ASUS melengkapi ROG Phone 3 dengan aksesori modular dan periferal gaming yang semuanya baru. Dimulai dari kipas eksternal AeroActive Cooler 3 untuk mendukung sistem pendingin, Kunai 3 Gamepad untuk menambahkan kontrol gamepad seperti konsol ke ROG Phone 3.

Lalu, yang cukup unik ada ROG Clip yang memungkinkan kita menghubungkan ke PlayStation 4, Google Stadia, atau controller Xbox untuk pengalaman bermain game yang lebih baik. TwinView Dock 3 memperluas area tampilan layar untuk memberikan gameplay dual-screen yang juga punya refresh rate yang sama 144 Hz. Kemudian untuk perlindungan ekstra, disediakan ROG Lighting Armor Case dan Neon Case.

Kemudian, ROG Cetra RGB adalah in-ear gaming headphone dengan koneksi USB Type-C dan mengunggulkan fitur active noise cancellation (ANC) lengkap dengan mode Ambient. Punya driver ASUS Essence 10mm yang dioptimalkan untuk audio gaming dengan bass yang kuat dan dilengkapi RGB lighting.

ROG Falchion adalah wireless mechanical keyboard dengan desain inovatif yang berukuran 65 persen lebih ringkas dari ukuran keyboard standar. Dilengkapi case cover serbaguna dan penel sentuh interaktif untuk mengatur volume, play dan pause musik, serta untuk memperbesar layar (zoom in dan zoom out).

Panel sentuh juga dapat diprogram sebagai tombol makro dan LED RGB di dalam panel sentuh menampilkan status baterai secara real time. Keyboard ini punya konektivitas 2,4 GHz dan masa pakai baterai hingga 400 jam.

Lanjut ke ROG Strix XG16, monitor gaming portabel berukuran 15,6 inci beresolusi 1080p dengan refresh rate 144 Hz dan baterai internal 7.800 mAh. Monitor ini dilengkapi dua port USB Type-C dan satu port Micro HDMI.

Bagian belakang terdapat smart kickstand yang dapat dibuka hingga 70 derajat dan bisa digunakan untuk menyangga dalam orientasi landscape atau potret. Di bawah kickstand dilengkapi desain mesh dengan pola cybertext yang menambah estetika futuristik.

Selain itu, ROG Strix XG16 kompatibel dengan ROG Tripod yang memungkinkan gamer memosisikan monitor di atas laptop untuk penggunaan dual screen. ASUS belum mengungkap harga untuk aksesori dan periferal gaming di atas.