[Komparasi] Equipment Vlogging Sony RX0 II Vs. Sony A6400

Sony akhirnya meluncurkan RX0 II (model DSC-RX0M2) ke Indonesia, premium ultra-compact camera ini dibanderol dengan harga Rp9.999.000 dan akan tersedia pada akhir bulan Mei. Sebelumnya, saya sudah mengupas fitur-fitur unggulan dari Sony RX0 II saat peluncuran globalnya di Singapura – dalam acara bertajuk ‘Vlog With Sony‘.

Hadir dengan layar LCD yang dapat ditekuk hingga 180 derajat ke atas dan 90 derajat ke bawah, serta dilengkapi jack mikrofon – Sony RX0 II memang ditujukan sebagai equipment for vlogging. Buat kalian yang tertarik dengan Sony RX0 II, tetapi juga penasaran sama Sony A6400 – saya akan komparasi keduanya dan menguak kelebihan serta kekurangannya.

Portability Vs. Expandability

Sony-RX0-II-Vs-Sony-A6400-8

Dengan dimensi super kecil yakni 59×40,5×35 mm dan bobot hanya 132 gram, keutamaan Sony RX0 II terletak pada nilai ‘portability-nya’. Anda bisa membuat setup vlogging ideal yang ringkas dan tidak menarik perhatian orang. Serta, dapat dengan mudah masuk ke dalam kantong.

Kemampuan merekam video 4K pada 30p dengan full pixel readout dan tanpa pixel binning akan mengumpulkan sekitar 1,7 kali dari jumlah data yang dibutuhkan, oversampling ini akan mengurangi munculnya moire dan jaggies.

Selain itu, dukungan picture profile S-Log2 dan Time Code / User Bit memastikan hasil videonya bisa dioptimalkan. Sony RX0 II juga mampu video Super Slow Motion hingga 1000 fps, hasil 4K HDMI yang tidak terkompresi dan perekaman film proxy dalam waktu bersamaan.

Sony-RX0-II-Vs-Sony-A6400-1

Bentukan yang mungil membuatnya dapat menjangkau tempat-tempat yang sulit dan bisa menjadi solusi untuk multi-camera untuk mendapatkan angle yang lebih kreatif. Kerangka body-nya sangat tangguh, karena tahan debu dan air hingga 10 meter tanpa perlu aksesori tambahan seperti case. Tahan guncangan hingga 2 meter, serta tahan tindihan hingga 200 kg.

Pastikan semua port sudah tertutup rapat, layar tetap bisa di flip ke depan dan kamera bisa digunakan di pantai dan air laut, namun jangan lupa dibilas dengan air tawar setelah selesai menggunakannya. Selain itu, kemungkinan lecet saat kamera terjatuh bisa saja terjadi – meski Sony memastikan kamera tetap dapat beroperasi secara normal.

Dengan Sony RX0 II, Anda dapat lebih fleksibel dalam membuat konten. Seperti yang kalian ketahui, ada beberapa tempat menerapkan peraturan tidak boleh menggunakan kamera berjenis DSLR dan mirrorless, tetapi masih boleh memotret dengan kamera smartphone dan action camera atau ultra camera.

Sony-RX0-II-Vs-Sony-A6400-6

Sementara, Sony A6400 sebagai kamera mirrorless menawarkan ‘expandability‘. Anda bisa gonta-ganti lensa dan memasang lebih banyak aksesori seperti mikrofon eksternal, flash eksternal, L-bracket, hingga gimbal untuk setup video yang lebih serius.

Sama seperti RX0 II, A6400 memiliki layar LCD yang dapat ditekuk hingga 180 derajat ke atas. Namun fitur unggulan utama yang ditawarkan ialah sistem auto focus-nya yang disebut ‘Speed X AI’, meliputi Real-time Tracking, Real-time Eye AF, hingga Real-time Eye AF for Animals.

Spesifikasi Sony RX0 II dan Sony A6400

Sony-RX0-II-Vs-Sony-A6400-2

Bagian inti dari Sony RX0 II ialah image sensor 1.0-type stacked 15.3 MP dan dan prosesor Sony BIONZ X. Hadir dengan lensa fix wide-angle ZEISS Tessar T* 24mm, aperture f4.0, jarak fokus minimum 20cm, dan rentang ISO 80-12800.

Sony-RX0-II-Vs-Sony-A6400-11

Sementara, pada Sony A6400 tertanam sensor CMOS berukuran APS-C resolusi 24,2 MP dengan enhanced skin tone. Dipadu image processor Bionz X, rentang sensitivitasnya mencapai ISO 100 hingga ISO 32.000 dan bisa diperluas sampai 102.800. Kecepatan foto berturut-turut 11 fps dan 8 fps pada silent mode dengan buffer hingga 116 jepretan.

Soal video, kamera ini mampu merekam video 4K full pixel readout dan tanpa pixel binning pada 24 fps dan 30 fps, video Full HD pada 30 fps, 60 fps, dan 120 fps dengan bit rate maksimal 100 Mbps. Serta, mendukung profil gambar HLG (Hybrig Log-Gamma) S&Q, perekaman Proxy, S-Log2, dan S-Log3 untuk fleksibilitas color grading.

Easy Transfer

Sony-RX0-II-Vs-Sony-A6400-3

Menurut riset dari Sony, jumlah video yang di-upload ke internet meningkat pesat dari tahun ke tahun. Fakta menariknya ialah ternyata didominasi oleh kamera smartphone. Namun seiring berkembangnya channel, mereka pasti akan upgrade equipment untuk mendapatkan kualitas lebih baik.

Sony sendiri telah menciptakan rangkaian kamera dan aksesori untuk memenuhi kebutuhan para content creator, kedua kamera ini menawarkan teknologi canggih seperti Eye AF dan Natural Skin Tone sehingga Anda bisa fokus bercerita. Lalu dukungan shooting grip siap menunjang aktivitas vlogging sehari-hari, Anda dapat mulai record, stop, motret, dan melakukan zoom hanya dengan satu tangan saja.

Sony-RX0-II-Vs-Sony-A6400-4

Baik Sony RX0 II dan Sony A6400 mendukung aplikasi Imaging Edge Mobile, di mana Anda bisa mentransfer hasil foto mupun video beresolusi 4K sekalipun dengan instan ke smartphone. Dalam hal ini, Sony RX0 II lebih istimewa karena didukung fitur video editing terbaru dari Sony yang disebut Movie Edit add-on.

Saat ini, Sony RX0 II masih satu-satunya model kamera yang mendukung fitur editing video tersebut. Beberapa fitur diantaranya smooth gimbal-like image stabilization untuk memperhasil gerakan video, intelligent framing dari aspek rasio 16:9 ke 1:1, dan banyak lagi.

Verdict

Kedua kamera ini memang menawarkan fitur-fitur menarik yang menunjang para video content creator atau vlogger untuk menciptakan konten berkualitas dan juga kreatif. Mereka sudah pasti akan membutuhkan lebih dari satu kamera, tetapi sebelum melirik Sony RX0 II pastikan equipment utama Anda sudah lengkap – misalnya A6400 dengan lensa yang Anda inginkan dan mikrofon eksternal.

Sony RX0 II akan tersedia di Indonesia pada akhir bulan Mei dengan harga Rp9.999.000. Anda bisa mendapatkan paket khusus yakni bonus shooting grip GP-VPT1 senilai Rp1.499.000 dengan mengikuti pre-order dari tanggal 27 April-12 Mei 2019. Sementara, Sony A6400 body only dibanderol Rp12.999.999 dan Rp14.999.000 dengan lensa kit 16-50mm f/3.5-5.6 OSS.

[Hands-on] Sony RX0 II; Ultra Camera Spesialis untuk Nge-Vlog

Pada acara bertajuk ‘Vlog With Sony‘ di Art Science Museum, Singapura – 26 Maret 2019, Sony telah mengumumkan premium ultra-compact camera RX0 II. Keunikannya ialah panel LCD RX0 II ini dapat dimiringkan hingga 180 derajat ke atas dan 90 derajat ke bawah.

Dimensinya sangat kecil seukuran action camera, 59×40.5×35 mm dengan bobot 132 gram. Namun, Sony tidak mau RX0 II disebut action camera melainkan ultra camera. Kenapa?

Satu hal yang ditekankan oleh Sony ialah kualitas. RX0 II dispesialisasikan sebagai equipment videography, baik untuk para videografer profesional sebagai solusi multi-camera maupun untuk para vlogger atau content creator yang ingin meningkatkan kualitas kontennya.

Sony-RX0-II

Satoshi Hatano, General Manager Digital Imaging Group, Sony Imaging Product & Solutions mengakui bahwa kamera ini mungkin bukan pilihan yang paling ekonomis. Akan tetapi, Sony mengembangkan sensor gambar sendiri dan semua pengembangan komponennya dilakukan secara mandiri. Sebab itu, Sony bisa mengemas teknologi terbaru ke dalam body sekecil ini.

Ia menambahkan bahwa Sony RX0 II memiliki fitur multi-camera shot, di mana kita bisa menggabungkan lima unit kamera untuk merekam suatu adegan. Hal ini yang membuatnya sangat berbeda dari action camera dan mungkin ini juga salah satu alasan mengapa Sony enggan mengkategorikannya sebagai action camera.

Spesifikasi Sony RX0 II

Bagian inti dari Sony RX0 II ialah image sensor 1.0-type stacked 15.3MP dan dan prosesor Sony BIONZ X. Hadir dengan lensa fix wide-angle ZEISS Tessar T* 24mm, aperture f4.0, jarak fokus minimum 20cm, dan rentang ISO 80-12800.

Untuk still photography, RX0 II mendukung shutter speed hingga 1/32000s, anti-distortion shutter hingga 16fps continuous shooting, dan Eye AF. Hasil fotonya, bisa disimpan di Jpeg dalam kualitas extra fine atau standar.

Produk ini bisa dibilang merupakan cara Sony dalam merespon naiknya penggunaan smartphone untuk membuat konten video. Meski begitu bagi Sony smartphone itu bukan kompetitor, tetapi sebagai pelengkap user experience.

Sebab itu, Sony melengkapi RX0 II dengan konektivitas yang lengkap agar bisa terhubung dengan smartphone. Baik itu untuk fungsi remote control maupun mengirim hasil foto dan videonya secara instan ke smartphone.

Dirancang untuk Videografer dan Vlogger

Sony-RX0-II

Saya berkesempatan menjajal Sony RX0 II pada acara ‘Vlog With Sony’ di Singapura. Unit RX0 II yang saya coba berpasangan dengan shooting grip model VCT-SGR1, mereka sangat serasi.

Shooting grip ini tak hanya memberikan pegangan yang mantap, tapi juga dibekali tombol untuk memotret, merekam video, dan melakukan zooming dengan mudah. Namun Anda harus menghubungkan shooting grip ini ke kamera melalui port multi atau microUSB.

Begitu panel layar RX0 II saya putar 180 derajat, saya dapat melihat dengan jelas apa yang saya rekam. Bagaimana soal audio? Ada port 3.5mm untuk menggunakan mikrofon eksternal. Jadi, kebutuhan dasar untuk aktivitas nge-vlog sudah terpenuhi.

Berikutnya, Sony RX0 II memiliki fitur internal recording 4K/30p full pixel readout tanpa pixel binning untuk mendapatkan footage yang berkualitas dalam format XAVC S dan bit rate 100 Mbps, serta XAVC S HD 1080p hingga 120 fps. Lengkap dengan dukungan picture profile yang menyuguhkan fleksibilitas dalam pengolahan pasca produksi seperti color grading.

Body Ringkas dan Solid

Sony-RX0-II

Bila shooting grip dilepas, saya benar-benar bisa menyisipkan Sony RX0 II ke saku celana – memang seringkas itu dimensinya. Walaupun mungil, RX0 II memiliki kontruksi yang terbilang tangguh, sehingga dapat digunakan di berbagai kondisi lingkungan yang sulit.

Sony-RX0-II

Body-nya waterproof (tahan air) yang bisa diajak menyelam 10 meter, shock resistant (tahan goncangan) hingga ketinggian 2 meter, crushproof (tahan benturan) hingga berat 200 kg, dan rustproof (anti karat).

Sony-RX0-II

Beralih ke menu kameranya, saya agak sedikit kaget karena antarmukanya sama persis dengan kamera mirrorless Sony. Menu dan ukuran font-nya pun sangat kecil, parahnya layarnya belum mendukung touchscreen. Di sektor UI, Sony jelas harus memperbaikinya di masa mendatang.

Sony-RX0-II

Jadi, untuk menjelajah menu Anda bisa menggunakan tombol navigasi kanan (juga untuk shortcut FN) dan kiri (juga untuk shortcut mode pengambilan gambar) yang ada di bawah layar bersama tombol menu.

Sony-RX0-II

Sementara, di sisi kanan ada tombol navigasi atas (sekaligus display) dan bawah (sekaligus play back), serta tombol tengah atau enter. Lalu, di sisi kanan layar ada port HDMI, port Multi, slot microSD, dan input mikrofon 3.5mm.

Bagian muka ada lensa Zeiss tessar T* 4/24, lengkap dengan keterangan RX0 II. Kemudian, sebelah kanan ada logo Zeiss dan sebelah kiri slot baterai tipe NP-BJ1 700 mah. Bagian atas ada tombol power dan tombol recording video. Soket untuk tripod ada di bagian bawah.

Verdict

Sony-RX0-II

Meski secara langsung ditujukan sebagai equipment for vlogging, Sony RX0 II adalah ultra camera yang bisa digunakan oleh videografer untuk produksi konten yang lebih serius. Misalnya, sebagai solusi multi camera yang praktis dan dapat menjakau di tempat yang sulit.

Harus diakui, capability Sony RX0 II memang luar biasa. Tapi menurut saya, Anda harus memiliki gear utama terlebih dahulu sebelum melirik RX0 II. Bagi vlogger atau content creator, RX0 II menawarkan kualiatas dan portability, serta tidak mencolok ketika vlogging di depan umum.

Belum diketahui kapan Sony RX0 II masuk Indonesia, mungkin bulan April ini? Di global Sony RX0 II dibanderol US$699 atau sekitar Rp9,9 juta. Kita tunggu saja tanggal mainnya.