Paper.id Hadirkan Horizon Card, Kartu Kredit Virtual untuk Bisnis

Paper.id, platform invoicing dan pembayaran digital, meluncurkan solusi terbaru, Horizon Card, sebuah kartu kredit virtual untuk bisnis yang dirancang untuk mempermudah proses pengadaan dan pengelolaan pengeluaran perusahaan. Inovasi ini diharapkan dapat mendukung transformasi digital dan mempercepat pertumbuhan bisnis, khususnya bagi perusahaan skala menengah hingga besar di Indonesia.

Dengan Horizon Card, perusahaan dapat memanfaatkan berbagai kemudahan, termasuk pengajuan kartu secara digital dan fleksibilitas pembayaran hingga 60 hari. Kartu ini terintegrasi dengan platform Paper.id, memungkinkan pengguna mengakses layanan pembayaran kepada supplier secara praktis dengan sistem yang transparan dan terstruktur.

Menurut Co-Founder & CEO Paper.id Yosia Sugialam, peluncuran Horizon Card bertujuan untuk mendukung perusahaan dalam memaksimalkan efisiensi operasional sekaligus merespons peluang pertumbuhan ekonomi digital yang kian meningkat. “Kami sangat bangga menghadirkan Horizon Card sebagai bagian dari layanan kami yang terintegrasi. Solusi ini tidak hanya mendorong digitalisasi, tapi juga membantu pelaku usaha dalam pengelolaan arus kas dan penghematan waktu pada proses pengadaan,” ujar Yosia.

Fitur unggulan Horizon Card antara lain adalah kemampuan pembuatan kartu digital yang dapat disesuaikan dengan limit untuk berbagai divisi dalam perusahaan. Fitur ini memungkinkan pengelolaan anggaran yang lebih efisien dan pengawasan pengeluaran secara terpusat melalui satu dashboard. Selain itu, fleksibilitas tanggal cetak tagihan memberi keleluasaan bagi perusahaan dalam mengatur siklus pembayaran sesuai kebutuhan.

Dalam peluncuran Horizon Card, Paper.id didukung berbagai pihak, termasuk Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) dan CIMB Niaga, yang menyatakan pentingnya inovasi ini bagi kemajuan ekonomi digital Indonesia. Dedy Sahat, Head of Digital Economy CIMB Niaga, menyebutkan bahwa digitalisasi ekosistem pembayaran seperti Horizon Card dapat menjadi katalis utama untuk inklusi keuangan bagi pelaku bisnis di Indonesia.

Antusiasme juga datang dari pelaku industri yang telah menggunakan Horizon Card, seperti Muhammad Haykal dari PT. Erdeha Multi Niaga. “Dengan Horizon Card, kami dapat mengelola pengadaan lebih efektif, menjaga stabilitas cash flow, dan mempercepat proses pembayaran tanpa kendala likuiditas,” kata Haykal.

Momentum peluncuran ini diharapkan dapat mengoptimalkan potensi ekonomi digital Indonesia yang diproyeksikan mencapai $360 miliar pada 2030. Dengan komitmen untuk terus menghadirkan solusi digital yang memberdayakan bisnis, Paper.id siap menjadi bagian dari transformasi ekonomi digital yang kompetitif di Indonesia.

Paper.id didirikan pada tahun 2017 sebagai platform B2B untuk invoicing dan pembayaran digital yang telah membantu lebih dari 600.000 perusahaan, termasuk Kopi Kenangan dan J&T Cargo, dalam meningkatkan efisiensi dan keamanan finansial.

Application Information Will Show Up Here

Disclosure: Artikel ini diproduksi dengan teknologi AI dan supervisi penulis konten

ChatApp.id Luncurkan mimin.ai untuk Bantu Efisiensi Bisnis

Dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global, efisiensi dan optimalisasi operasional menjadi kunci keberlanjutan bagi banyak perusahaan. Untuk menjawab tantangan ini, ChatApp.id, pengembang teknologi chat interaktif, memperkenalkan mimin.ai, sebuah solusi inovatif berbasis WhatsApp yang dirancang untuk membantu bisnis tetap produktif tanpa mengorbankan kualitas layanan.

Sebagai salah satu bukti keberhasilan, ChatApp.id telah terpilih dalam Top 30 DS Launchpad 3.0, program akselerator dari DailySocial.id, yang semakin memperkuat posisinya sebagai pemimpin dalam pengembangan teknologi chat interaktif di Indonesia.

Mimin.ai adalah produk unggulan terbaru dari ChatApp.id yang mengintegrasikan kecerdasan buatan (AI) dengan automasi canggih. Solusi ini dirancang untuk mengurangi beban operasional perusahaan sekaligus meningkatkan kepuasan pelanggan. Dengan kemampuan seperti respons cepat dan akurat, follow-up otomatis, serta pemrosesan transaksi langsung melalui WhatsApp, mimin.ai menawarkan solusi efisiensi yang dapat diakses oleh berbagai jenis bisnis, dari UMKM hingga perusahaan besar.

“Mimin.ai merupakan wujud komitmen kami untuk membantu bisnis di Indonesia tetap kompetitif, terutama di tengah situasi ekonomi yang menantang. Fleksibilitas dan efisiensi adalah kunci bertahan dalam masa krisis, dan kami yakin solusi berbasis WhatsApp seperti mimin.ai akan memberikan dampak besar bagi bisnis yang ingin berkembang,” ujar Rachmat Efendi, CEO & Co-Founder ChatApp.id.

Dengan portofolio klien yang sudah mencakup perusahaan besar seperti PT MGM (Hotel Horison Group), PT Permodalan Nasional Madani (PNM), PT Perhutani, Apotek Guardian, hingga penjualan tiket konser untuk Deny Caknan, ChatApp.id membuktikan diri sebagai mitra teknologi yang andal dan inovatif. Mimin.ai, yang akan diluncurkan pada awal September 2024, diharapkan menjadi solusi andalan bagi bisnis yang ingin tetap kompetitif di tengah kondisi ekonomi yang sulit.

ChatApp.id berkomitmen untuk terus berinovasi dan membantu lebih banyak bisnis di Indonesia menghadapi tantangan ekonomi dengan teknologi yang cerdas dan efisien. Melalui mimin.ai, perusahaan ini memastikan bahwa bisnis dapat terus memberikan layanan terbaik kepada pelanggan mereka, kapan saja dan di mana saja.

Di Indonesia, saat ini terdapat sejumlah startup yang menghadirkan solusi layanan bisnis melalui aplikasi pesan. Mereka berambisi mengintegrasikan teknologi AI, seperti LLM dan NLP, agar bisa melakukan automasi dengan bahasa yang lebih alamiah. Sejumlah pemain tersebut di antaranya Kata.ai, Qiscus, Mekari Qontak, Pintar, Lenna, dan masih banyak lagi.

Disclosure: Artikel ini diproduksi dengan teknologi AI dan supervisi penulis konten

Rencana Happy5 Setelah Akuisisi SugarOKR, Kebut Ekspansi di Amerika Serikat

Startup pengembang SaaS untuk pengaturan workflow bisnis Happy5 resmi mengakuisisi pemain serupa asal Singapura, SugarOKR. Aksi korporasi ini pertama kali diwartakan oleh e27. Salah satu tujuannya untuk mendukung ekspansi pasar Happy5, khususnya di pasar Amerika Serikat (AS).

Happy5, didirikan pada 2013 di Jakarta oleh Doni Priliandi dan Reydi Sutandang, menyediakan perangkat lunak manajemen kinerja yang memungkinkan perusahaan membuat dan mengelola tujuan, proyek, dan tugas, serta melakukan ulasan kinerja karyawan di seluruh tim. Sementara itu, SugarOKR yang didirikan oleh Timothy Kua dan Mike Nguyen pada tahun 2019, menawarkan perangkat lunak pengaturan dan manajemen OKR (Objectives and Key Results).

“Terkait ekspansi ke Amerika Serikat, sekarang kami sedang menargetkan 20 pelanggan baru sampai awal tahun 2025. Di sana kami fokus ke mid-size tech company dengan 200-1000 pegawai […] Kami menyasar pelanggan Lattice, CultureAmp, atau Betterwork. Setelah target tersebut tercapai, baru akan melakukan fundraising untuk membangun tim sales dan customer success, juga membangun kemampuan AI,” ujar Doni.

Ia juga menjelaskan bahwa akuisisi ini bertujuan untuk mengonversi pelanggan SugarOKR yang ada ke platform Happy5. “SugarOKR memiliki basis pelanggan yang kuat dengan lebih dari 4.000 perusahaan dan 15.000 pengguna, serta nilai SEO yang substansial yang menarik lebih dari 2.000 pengunjung unik setiap bulannya,” ujarnya

Akuisisi ini juga diharapkan dapat meningkatkan posisi pasar Happy5 dan daya saingnya secara global, dengan fokus utama pada ekspansi di pasar AS yang lebih matang dan memiliki tingkat adopsi yang tinggi untuk SaaS.

Performa bisnis Happy5

Doni turut menyampaikan, sampai H1 2024 ini annual recurring revenue (ARR) perusahaan naik 20% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Ia optimis sampai akhir tahun akan naik sampai 50%.

“Kita manage expectation bahwa total market untuk performance management di Indonesia kecil banget, bahkan di Asia, karena perbedaan working culture. Jadi fokus tahun ini akuisisi pelanggan di AS,” imbuhnya.

Dengan model B2B, bisnis Happy5 sudah mendulang profit sejak tahun ke-4 beroperasi. Pada wawancara di tahun 2019 lalu, Doni menyampaikan mereka melipatgandakan pendapatan menjadi $1,3 juta menghasilkan margin kotor 91% serta margin bersih berada di angka 5%.

“Tim kami membangun fundamental world class SaaS marketing practice untuk Happy5. Tidak hanya itu, kita ada rencana untuk konversi sebagian pengguna SugarOKR yang berasal dari AS untuk menjadi paying customer Happy5. Ada 500an tim dari AS yang pakai SugarOKR,” tutup Doni.

MDI Ventures Dikabarkan Terlibat dalam Pendanaan Seri B Startup SaaS Deskera

Lengan investasi Telkom, MDI Ventures, dikabarkan terlibat ke pendanaan seri B pengembang platform SaaS bisnis Deskera. Menurut data regulator, seperti dikutip dari Alternative.pe, MDI masuk ke putaran ini bersama Naver Corp., Jungle Ventures, dan We Ventures.

Kami sudah mencoba mengonfirmasi kabar ini ke pihak terkait, namun sampai berita ini diterbitkan belum mendapatkan respons.

Deskera didirikan sejak tahun 2008, saat ini memiliki basis utama di Amerika Serikat, Singapura, dan India. Produk utama mereka ERP dan MRP telah dipasarkan secara global, termasuk untuk pebisnis di Indonesia.

Lewat Deskera ERP, perusahaan dapat mengautomasi dan mensentralisasi proses bisnis, termasuk mendapatkan insight dari data yang dimiliki secara real-time. Di dalamnya termasuk layanan akuntansi, manajemen keuangan, manajemen pemesanan, pengadaan, hingga layanan pelanggan.

Sementara dengan Deskera MRP, perusahaan mendapatkan kemudahan dalam melakukan penghitungan biaya produksi, mengelola ketersediaan dan pengadaan bahan baku, hingga mengefisienkan operasional produksi.

Masuknya Deskera ke portofolio MDI menambah jajaran solusi bisnis yang mereka investasi. Sejauh ini sekurangnya ada 11 layanan SaaS dengan berbagai bentuk produk yang diinvestasi MDI, termasuk RUN System, Whispir, Element, Cloudike, dan beberapa lainnya.

Sebagai corporate venture capital di bawah naungan grup Telkom, hipotesis MDI turut menekankan adanya sinergi antara portofolio dengan berbagai perusahaan di bawah perusahaan induk. Layanan seperti ERP dan MRP milik Desekra berpotensi untuk diterapkan di berbagai lini bisnis yang dimiliki Telkom.

RUN System Luncurkan Platform AI dan Low-Code untuk Mendukung Transformasi Digital

PT Global Sukses Solusi Tbk (RUN System – RUNS) kembali menunjukkan komitmennya dalam inovasi teknologi dengan meluncurkan dua solusi baru. Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar di Yogyakarta, RUN System memperkenalkan RAIN, solusi AI yang dirancang untuk membantu perusahaan dan organisasi memanfaatkan teknologi Generative AI (GenAI) secara nyata.

RAIN diharapkan dapat meningkatkan efisiensi operasional dan memperkuat daya saing perusahaan melalui otomatisasi dan analisis data yang lebih canggih.

Founder & CEO RUN System Sony Rachmadi Purnomo menyatakan, “Peluncuran RAIN adalah bagian dari strategi kami untuk terus berinovasi dan memberikan solusi yang relevan bagi kebutuhan bisnis di era digital. Kami yakin bahwa RAIN akan menjadi game-changer dalam industri ini.”

Founder & CEO RUN System Sony Rachmadi Purnomo / RUN System
Founder & CEO RUN System Sony Rachmadi Purnomo / RUN System

Pada sesi Public Expose, RUN System juga meluncurkan Platform Low-Code terbarunya, yang dikenal sebagai Enterprise Productivity Platform. Platform ini memungkinkan entitas bisnis dan individu untuk menciptakan aplikasi mereka sendiri tanpa memerlukan kemampuan coding yang mendalam.

Dengan menggunakan teknologi Low-Code, pembuatan aplikasi dapat dilakukan 6-10 kali lebih cepat, dan dapat menghemat biaya transformasi digital hingga $25 juta per perusahaan per tahun.

“Platform Low-Code kami dirancang untuk menjawab kebutuhan transformasi digital yang semakin mendesak. Dengan teknologi ini, perusahaan dapat dengan cepat dan mudah membuat aplikasi yang dibutuhkan untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi bisnis,” ujar CTO RUN System Budi Santoso.

Platform Low-Code RUN System hadir dengan berbagai aplikasi siap pakai, seperti Customer Relationship Management, Sales & Invoicing, dan e-Procurement. Selain itu, pengguna platform ini dapat menjual aplikasi yang mereka buat di Marketplace Enterprise Productivity Platform, menciptakan peluang bisnis baru.

Dengan pertumbuhan pasar Low-Code yang diperkirakan mencapai $45,5 miliar pada tahun 2026, RUN System optimis bahwa solusi ini akan mendapat sambutan positif dari berbagai sektor. Keunggulan lain dari platform ini adalah dukungan ribuan use cases dari produk inti ERP RUN System yang telah berdiri lebih dari satu dekade.

RUN System juga menargetkan peluncuran lebih dari 100 aplikasi baru pada platform ini hingga akhir tahun. Inisiatif ini merupakan bagian dari rencana ekspansi bisnis yang lebih luas, termasuk penetrasi pasar ke sektor pemerintahan seperti Bank Tanah dan Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN).

Disclosure: Artikel ini diproduksi dengan teknologi AI dan supervisi penulis konten

Mekari Akuisisi Jojonomic

Startup SaaS Mekari hari ini (21/6) mengumumkan telah mengakuisisi Jojonomic. Aksi korporasi ini diharapkan bisa memperluas ekosistem layanan Mekari untuk membantu bisnis di Indonesia melakukan transformasi digital.

Ini bukan akuisisi pertama Mekari, sebelumnya perusahaan juga telah mencaplok sejumlah pengembang solusi digitalisasi bisnis seperti Qontak, Sleekr, Jurnal.id, dan Talenta. Strategi perluasan produk lewat akuisisi memang sudah ditekankan CEO Suwandi Soh sejak mendapatkan pendanaan seri D pada tahun 2021 lalu.

Sejak berdiri tahun 2015, Mekari telah mendukung operasional lebih dari 35.000 bisnis dan 1 juta profesional di Indonesia. Mereka menyediakan berbagai solusi bisnis, termasuk untuk human resources (HR), penggajian, akuntansi, pajak, dan customer relationship management (CRM), bagi UMKM dan perusahaan besar.

Jojonomic juga didirikan sejak 2015, menyediakan solusi Officeless Operating System (OOS) yang berfungsi sebagai platform teknologi no-code dan low-code di mana bisnis dapat mengembangkan aplikasi sesuai kebutuhan dengan mudah dan cepat. Jojonomic telah melayani ratusan perusahaan, terutama perusahaan besar Indonesia di sektor perbankan, logistik, manufaktur, dan energi.

Suwandi mengatakan akuisisi ini didasari oleh misi bersama untuk mengakselerasi transformasi digital berbagai bisnis dan mempertajam kemampuan digital para profesional di Indonesia dengan menghadirkan solusi dan layanan berbasis teknologi yang inovatif, agile, dan scalable.

“Kami bangga mengumumkan akuisisi Jojonomic yang kami percaya akan membawa manfaat bagi dunia usaha. Melalui akuisisi ini, kami dapat menggabungkan kekuatan dan keunggulan kami dalam mengembangkan solusi terintegrasi berbasis awan yang memenuhi kebutuhan kompleks dan unik beragam bisnis di lintas industri,” ujarnya.

“Kami mendorong bisnis di Indonesia untuk meningkatkan implementasi solusi digital ke berbagai operasional bisnis karena adopsi teknologi hari ini akan menjadi fondasi bagi penguasaan teknologi masa depan, khususnya artificial intelligence (AI), atau kecerdasan buatan,” imbuh Suwandi.

Selain itu, akuisisi akan membuka jalan bagi kustomisasi dan integrasi lintas produk yang disesuaikan dengan permintaan bisnis, terutama perusahaan besar.

Co-Founder & CEO Jojonomic Samiaji Adisasmito mengatakan,“Jojonomic berkomitmen untuk terus mengembangkan Officeless Operating System agar semua pengguna kami dan Mekari dapat memanfaatkan platform teknologi tersebut untuk merancang aplikasi yang akan memudahkan mereka memberikan hasil kerja terbaik bagi pertumbuhan bisnis.”

Paper.id Umumkan Pendanaan Seri B dari Square Peg, SMBC Asia Rising Fund, dan Argor Capital

Paper.id mengumumkan telah berhasil menyelesaikan pendanaan seri B yang dipimpin oleh Square Peg dengan partisipasi dari SMBC Asia Rising Fund dan Argor Capital. Dengan pencapaian ini, Paper.id siap untuk memperkuat posisinya sebagai solusi utama bagi pemilik bisnis dalam mengelola dan memproses transaksi secara efisien.

Sebelumnya putaran seri B Paper.id sebenarnya sudah mulai digalang sejak 2022. Kala itu Argor (Go-Ventures) memulai putaran ini bersama sejumlah investor seperti BM Capital, Skystar Capital, PT Kaya Alam Internasional, Living Lab Ventures, dan Redbadge Pacific.

Sejak didirikan pada tahun 2017, Paper.id telah berfokus pada membantu bisnis-bisnis di Indonesia dalam mengelola piutang dan utang melalui platform invoicing dan pembayaran yang mempermudah proses pembuatan invoice, rekonsiliasi otomatis, dan pencocokan dokumen yang akurat.

Hingga saat ini, Paper.id telah membantu lebih dari 600.000 UMKM di berbagai sektor di Indonesia.

“Mengembangkan bisnis adalah perjalanan yang penuh tantangan, terutama dalam mengelola pembayaran. Bayangkan mengelola semuanya secara manual, mulai dari mencatat pesanan penjualan, membuat faktur, hingga memproses pembayaran. Hal ini akan memakan waktu berjam-jam dan membutuhkan banyak tenaga kerja,” ujar Co-Founder & CEO Paper.id Yosia Sugialam.

Keberhasilan Paper.id dalam putaran pendanaan ini menunjukkan potensi besar yang dimiliki oleh perusahaan dalam mendorong digitalisasi proses pembayaran bisnis di Indonesia.

Capaian Paper.id

Paper.id telah mencatat peningkatan TPV (Transaction Processed Value) tahunan lebih dari 30x lipat dibandingkan tahun 2021. Dengan pencapaian ini, Paper.id siap menjadi pemain terkemuka dalam sektor invoicing, pembayaran, dan solusi arus kas bisnis di kancah regional.

Paper.id juga telah menjalin beberapa kemitraan strategis, termasuk dengan Peruri (Perusahaan Umum Pencetak Uang Republik Indonesia) untuk menyediakan e-materai dan dengan Visa serta Bank BRI untuk meluncurkan kartu kredit bisnis premium pertama di Indonesia. Kerjasama ini memperkuat posisi Paper.id sebagai solusi komprehensif bagi bisnis di Indonesia.

Dalam upaya meningkatkan efisiensi dan keamanannya, Paper.id tengah mengintegrasikan automasi melalui machine learning dan artificial intelligence ke dalam sistem pembayaran B2B mereka. Selain itu, Paper.id juga berencana untuk mewujudkan cross-border payment yang dilengkapi dengan verifikasi bisnis yang kuat.

Tunas Jaya Manggala, perusahaan F&B yang berfokus pada distribusi telur dan produksi kemasannya, adalah salah satu contoh bisnis yang telah merasakan manfaat dari penggunaan Paper.id. Dengan fitur-fitur seperti e-meterai, proses invoicing kini hanya membutuhkan 15 menit dengan biaya lebih rendah hingga 80%. Selain itu, pembayaran digital dengan Paper.id memungkinkan pembeli untuk membayar tagihan bisnis dengan kartu kredit, sehingga tempo pembayaran dapat lebih panjang dengan biaya transaksi yang terjangkau.

Partner Square Peg Tushar Roy menyatakan, “Kami antusias untuk bergabung dengan tim Paper.id dalam perjalanannya mengubah cara bisnis mengelola akun, invoice, dan pembayaran. Kami berharap dapat terus membantu Yosia dan tim Paper.id dalam proses digitalisasi dan transformasi sektor UKM yang besar dan penting secara ekonomi di Asia Tenggara.”

Dengan dukungan dari investor ternama dan komitmen kuat untuk terus berinovasi, Paper.id berada pada jalur yang tepat untuk menjadi pemimpin dalam transformasi digital pembayaran bisnis di Indonesia dan Asia Tenggara.

Application Information Will Show Up Here
Disclosure: Artikel ini diproduksi dengan teknologi AI dan supervisi penulis konten

Runchise Dikabarkan Raih Investasi Tambahan dari East Ventures dan Genesia Ventures

Startup SaaS untuk bisnis kuliner Runchise dikabarkan meraih pendanaan awal tambahan sebesar $1 juta (sekitar Rp16,2 miliar). Mengutip dari Alternatives.pe, investasi ini dikucurkan oleh investor sebelumnya, yakni East Ventures dan Genesia Ventures.

DailySocial.id telah menghubungi perusahaan dan investor terkait informasi ini, namun belum ada respons yang diberikan hingga berita ini diturunkan.

Baik East Ventures dan Genesia Ventures merupakan investor awal Runchise. Pengumuman pendanaan disampaikan pada Oktober 2022. Jajaran investor lainnya yang turut serta adalah Arise MDI Ventures, Init-6, Prasetya Dwidharma, Alto Partners, dan sejumlah angel investor.

Runchise berdiri pada 2022 oleh Daniel Witono dan Ivana Widjaya. Daniel sebelumnya dikenal sebagai founder Jurnal (diakuisisi Mekari). Dalam wawancaranya bersama DailySocial.id di bulan Juni 2022 lalu, ia mengatakan bahwa Runchise dibangun sebagai sebuah “outlet management solution”.

Persoalan tentang pengelolaan hingga pembinaan franchise ternyata masih menjadi tantangan yang kerap dirasakan oleh pemilik restoran hingga pemilik brand. Mulai dari kurangnya transparansi dari penerima waralaba, hingga penggunaan bahan baku yang tidak sesuai. Hal ini lalu memberikan inspirasi bagi Daniel untuk menghadirkan platform end-to-end kepada pemilik franchise.

“Saat bersama Mekari konsep ini tidak bisa saya kembangkan karena fokus perusahaan adalah hanya kepada akunting dan personalia saja. Karena itu setelah saya keluar, saya mulai mengembangkan Runchise untuk membantu sektor F&B di Indonesia yang sangat luas potensinya,” kata Daniel.

Daniel juga mengatakan, salah satu segmen pasar utama Runchise adalah pebisnis waralaba (franchise). Persoalan tentang pengelolaan hingga pembinaan franchise masih menjadi tantangan yang kerap dirasakan oleh pemilik brand F&B. Mulai dari kurangnya transparansi dari penerima waralaba hingga penggunaan bahan baku yang tidak sesuai.

Runchise menyajikan tiga layanan:

  1. Supply Chain Management: memudahkan operasional restoran yang memiliki banyak outlet, mulai dari pengaturan dan pengadaan stok, bahan baku, hingga pengaturan akses data perusahaan yang fleksibel.
  2. Point of Sales, memudahkan proses transaksi dengan pelanggan.
  3. Online Ordering, untuk memudahkan pemilik gerai mengintegrasikan dengan layanan food delivery.

Di lanskap F&B, ada sejumlah pemain yang saat ini turut menjajakan solusi SaaS. Ada Esensi Solusi Buana yang telah didukung sejumlah investor termasuk Alpha JWC Ventures, solusi yang ditawarkan termasuk ERP, POS, dan manajemen layanan food delivery. Selain itu juga ada beberapa lainnyas seperti DigiResto yang dikembangkan MCAS.

Application Information Will Show Up Here

Produk SaaS RUN System Masuk ke Google Cloud Marketplace, Dorong Pertumbuhan Bisnis di Pasar Global

RUN System (IDX: RUNS), startup lokal pengembang platform ERP (Enterprise Resource Planning) mengumumkan telah resmi menjadi bagian “Google Cloud Partner”. Dengan ini, layanan SaaS yang dijajakan bisa diakses dan dilanggan oleh pengguna Google Cloud melalui platform marketplace aplikasi di dalam ekosistem komputasi awan Google. Kemitraan ini dinilai akan memperkuat rencana RUN System melayani pasar internasional.

“Kolaborasi ini selain sebagai lompatan strategis untuk memperluas jangkauan bisnis secara global, juga sebagai pendorong inovasi, dan membangun kehadiran internasional yang kuat melalui berbagai saluran internasional dan ekosistem pemberdaya Google,” jelas Co-Founder & CEO RUN System Sony Rachmadi Purnomo.

Ada tiga solusi SaaS RUN System yang akan diluncurkan ke marketplace Google Cloud, yakni platform Cloud ERP R1, platform pengadaan B2B RUN Market, dan platform ERP untuk universitas eCampuz. Solusi ini akan mulai bisa beroperasi sepenuhnya pada akhir Februari 2024 ini dan akan diperluas hingga kuartal kedua tahun ini.

“RUN System dengan produk unggulan ERP, memiliki basis konsumen dan big data yang luas dan kuat, sehingga dinilai cocok berkolaborasi dengan kami, ditambah dukungan dari Google di teknologi inovatif baru seperti di bidang AI yang baru diluncurkan juga,” ungkap Google Cloud Enabler Anand Sibuaea.

Google memang terus mencari solusi lokal yang cocok untuk dipasarkan bagi pelanggan layanan komputasi awannya di masing-masing negara. RUN System sendiri jadi perusahaan ketiga yang solusinya berhasil terkualifikasi masuk ke layanan marketplace Google Cloud.

Perkembangan RUN System

Sejak didirikan tahun 2014 di Yogyakarta, RUN System terus mengakselerasi bisnisnya dengan memperluas klien B2B dari seluruh penjuru Indonesia. Pada tahun 2021, PT Global Sukses Solusi Tbk. (PT GGS Tbk.) yang merupakan entitas bisnis RUN System, resmi tercatat sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia melalui papan akselerasi.

Di tahun 2022, RUN System mengakuisisi PT Solusi Kampus Indonesia, pengembang platform eCampuz, untuk masuk ke sektor pendidikan. Fokusnya masih sama, menyediakan kemudahan administrasi end-to-end lewat layanan ERP. Saat ini solusi eCampuz telah digunakan lebih dari 250+ universitas di berbagai penjuru Indonesia dan digunakan lebih dari 1 juta mahasiswa.

Berdasarkan laporan keuangan H1 2023, perusahaan mencatatkan revenue senilai Rp3,88 miliar (turun 12,06% yoy). Kendati demikian, Sony percaya bahwa perluasan bisnis yang dilakukan akan membawa perusahaan ke EBITDA positif. Salah satunya dengan memperdalam kemitraan dengan grup BUMN, seperti grup Telkom, Danareksa, dan sebagainya.

Secara keseluruhan layanan RUN System telah digunakan lebih dari 13 ribu bisnis dari 13 industri berbeda. Total ada 2 juta lebih pengguna terdaftar di platformnya.

RUN System sendiri sebelumnya juga sempat diinkubasi Telkom melalui Indigo Creative Nation, kemudian mendapatkan kucuran pendanaan awal dari MDI Ventures. Pasca menjadi perusahaan publik, Sony masih menjadi pengendali dengan 29,03% kepemilikan saham. Kontrol ini dinilai membuat perusahaan tetap agile untuk mendorong pertumbuhan dan inovasi.

Potensi pertumbuhan ERP

Menurut data Statista Market Insights 2023, tahun ini diproyeksikan layanan SaaS untuk korporasi di Indonesia akan membukukan revenue $486,20 juta. Layanan CRM (Customer Relationship Management) menjadi lini produk dengan traksi terbesar, disusul ERP. Sementara untuk ERP sendiri, pada tahun 2023 pasar global berhasil membukukan revenue $59,52 miliar.

Data proyeksi revenue enterprise software / Statista
Data proyeksi revenue enterprise software / Statista

Kepada DailySocial.id Sony sempat bercerita. percepatan transformasi digital yang didorong pandemi Covid-19 kemarin mendongkrak pasar SaaS korporasi secara masif, RUN System sendiri termasuk yang mendapatkan untung. Bahkan bisnis RUNS sempat melesat hingga 300%. RUN System juga memanfaatkan dengan baik kemitraan yang dimiliki dengan grup Telkom. Network bisnis yang luas memberikan kesempatan berbagai perusahaan (anak usaha dan mitra bisnis) untuk turut memanfaatkan produk ERP lokal ini.

Sembari terus memperluas cakupan pasar di Indonesia, Sony mengungkapkan tengah berupaya membouka pasar internasional. Sejak dua tahun terakhir ia cukup rajin safari ke pameran software enterprise internasional untuk memperkenalkan perusahaannya. Sejumlah kemitraan strategis mulai terbangun dengan vendor di beberapa wilayah Amerika Serikat hingga Eropa.

“RUN System tahun ini ingin memperbesar basis pelanggan dengan lini produk dan model bisnis yang menjawab kebutuhan pasar, baik lokal maupun global. Pertumbuhan dobel digit product R1 berbasis cloud tahun lalu ingin kami jaga momentumnya,” jelas Sony.

Cetak Laba Pada Tahun Ketiga, Youtap Bersiap Dominasi Solusi SaaS untuk Semua Skala Bisnis

Berkat pandemi dan faktor global lainnya, founder startup kini dituntut untuk kembali fokus pada fundamental bisnis. Sama seperti perusahaan pada umumnya yang berorientasi pada keberlanjutan dengan mencetak laba. Semakin telat memperbaikinya, semakin berat pula tanggung jawab mereka terutama ke investor.

Walau berbentuk startup, Youtap Indonesia (PT Mitra Digital Sukses) lebih beruntung dari startup kebanyakan. Karena berada di bawah induk konglomerasi Salim Group, mereka sedari awal sudah diarahkan membangun fundamental yang tepat agar menjadi perusahaan yang berkelanjutan.

Pantauan intens tersebut membuat Youtap dapat mencetak laba pada September 2023, hampir tiga tahun setelah pertama kali berdiri pada Februari 2020.

“Shareholder kita cukup berpengalaman di dunia ritel dan secara profil, setiap buat perusahaan [di bawahnya] untuk jangka panjang dan harus sustain. Dari awal sudah diperhitungkan antara cost dan revenue yang akan didapat. Ini approach yang bagus karena valuasi akan mengikuti pada akhirnya,” ucap CEO Youtap Indonesia Herman Susanto dalam wawancara bersama DailySocial.id.

Dia melanjutkan, “Walau shareholder pakai cara lama, tapi kita implement di dunia baru [startup]. Ini berat di awal-awal jadi memaksa kita untuk ke arah yang lebih baik. Lebih wise dalam menggunakan uang, setiap spending harus benar-benar bawa sesuatu [margin] buat perusahaan.”

Herman tidak bersedia merinci lebih jauh dengan angka detil. Menurutnya, kontribusi ketiga produk di atas berimbang karena saling terintegrasi satu lain.

“Margin dari supply chain itu tipis, jadi kita main volume [transaksi]. Lalu [margin] di-cover oleh biaya berlangganan POS, pemasukan MDR (merchant discount rate) dari pembayaran non-tunai, dari enterprise juga ada service fee yang kita kenakan. Itu semua bantu kita mengejar revenue yang dibutuhkan untuk running company ini.”

Sebagai startup SaaS, Youtap memiliki tiga solusi yang mampu mewadahi seluruh skala bisnis go digital, mulai dari enterprise sampai UMKM, di antaranya:

  1. Agregator pembayaran non-tunai;
  2. Aplikasi POS (Youtap POS): mencatat pembukuan, analisa penjualan, pengelolaan inventori;
  3. Rantai pasok (Youtap BOS): platform B2B marketplace yang menghubungkan penyuplai dengan pengusaha untuk belanja grosir.

Menurut data terakhir, sebanyak lebih dari 300 penyuplai lokal hingga nasional yang bergabung di Youtap BOS. Beberapa namanya seperti: Sosro, Indomarco Adi Prima, Campina, BreadLife, Sari Roti, Dima, Diamond Fair – Bintaro, dan Best Meat. Adapun jumlah merchant Youtap disebutkan ada lebih dari 500 ribu penguna yang tersebar di 510 kota di Indonesia, terdiri dari merchant UMKM dan enterprise. Salah satu merchant enterprise Youtap adalah McDonald’s Indonesia.

Youtap Indonesia merupakan sebuah perusahaan teknologi joint venture antara PT Graha Kencana Maju, PT Kreasi Sentosa Makmur, dan Youtap Mobile Money Asia Private Limited yang berasal dari Auckland, New Zealand.

Herman mengungkapkan, selain pantauan yang intens, Youtap mampu mencetak laba dalam waktu yang singkat berkat dukungan teknologi inti milik Youtap Global. Perusahaan tidak perlu membangun teknologi dari nol dan dapat lebih cepat masuk ke pasar. Hal ini sedikit berbeda dengan startup kebanyakan.

Walau demikian, teknologi yang terus berkembang membuat perusahaan harus adaptif. Saat ini ada tim teknologi yang khusus direkrut untuk mengembangkan solusi sesuai kebutuhan merchant di sini. “Secara core system [Youtap Global] ada yang sama, tapi layanan di sekitar core system banyak yang beda dan banyak yang kita sesuaikan dengan kebutuhan di Indonesia.”

Belanja Stok Youtap / Youtap

Tumbuh organik

Menurut Herman, sedari awal Youtap didorong Salim Group sebagai perusahaan independen yang tidak mengandalkan pasar captive untuk menjalankan bisnisnya. Terlihat dari mayoritas pengguna bisnisnya datang dari non-captive, malah baru perkuat dengan grup pada pertengahan tahun lalu untuk solusi rantai pasok bersama PT Indomarco Adi Prima, distributor produk-produk sembako keluaran produk Indofood.

Mindset yang ditanamkan di jajaran manajemen Youtap adalah mereka harus mampu mencetak pendapatan walaupun kecil. Hal ini diterjemahkan langsung ke dalam semua aspek organisasi dan operasional.

Solusi pertamanya, aggregator pembayaran non-tunai, sudah menetapkan biaya MDR hingga akhirnya Bank Indonesia memberlakukan standarisasi besaran MDR yang dapat dikutip oleh issuer, sebesar 0,7% untuk transaksi reguler yang terdiri dari usaha kecil, menengah, dan besar.

“Memang dari awal sudah di-amplify [oleh shareholder] untuk mencetak revenue stream. Semua line of traction kita sudah ada margin. Walau kecil, tapi harus komitmen bahwa harus ada revenue stream agar bisnis tetap sehat.”

Strategi organik juga diterapkan penuh dalam setiap kampanye pemasarannya. Perusahaan selalu mengajak mitra, baik dari perusahaan keuangan (bank/e-wallet) dan penyuplai untuk membuat program bersama.

“Susahnya jadi perusahaan tech itu jadi penengah, bukan pemilik seluruh bisnis. Misal, kita berhasil jual Indomie ke merchant, kita dapat sebagian kecil margin, tapi margin besarnya buat yang punya produknya. Makanya kita harus hati-hati buat program [marketing] yang enggak burn money, main di level of margin yang kita dapat.”

Walau berorientasi pada keberlanjutan usaha, Youtap diamanatkan untuk membantu UMKM. Oleh karenanya, aplikasi Youtap POS dapat digunakan secara gratis untuk semua kalangan usaha. Fitur-fitur seperti: kasir, QRIS, analisa pintar, riwayat transaksi, e-menu, dan sebagainya dapat mereka digunakan. Hanya saja, untuk fitur-fitur yang lebih kompleks dan perlu personalisasi diharuskan berlangganan terlebih dahulu.

“Rasio pengguna free dan berbayar cukup baik. Dari total pengguna, sekitar 20% adalah berbayar. Kita charge kompetitif, ada bulanan dan tahunan. [..] Setelah puas dengan POS subscription, kita fulfil kebutuhan mereka dengan penuhi stock. Ini kekuatan yang kita jual ke supplier, mereka bisa jual produk yang relevan ke merchant secara lebih tepat.”

Keuntungan dari menanamkan mindset ini begitu terasa ketika pandemi terjadi. Di saat banyak perusahaan akhirnya harus merelakan karyawannya, Herman mengaku Youtap tidak perlu mengambil langkah ekstrem tersebut. “Kita lebih ekstra hati-hati, stream down beberapa investasi yang cost-nya enggak bisa diukur.”

Struktur organisasi Youtap tergolong ramping dibandingkan kebanyakan startup lain. Tim inti hampir mencapai 80 orang dengan kantor pusat di Jakarta Pusat. Sementara tim lapangan, direkrut secara outsource, jumlahnya sekitar 200 orang.

Untuk mendorong bisnis, kini Youtap bekerja sama dengan perusahaan sales force yang memiliki ratusan tenaga penjual dan individu yang memiliki jaringan besar, bergabung dalam program kemitraan. “Kemitraan ini jadi mitra sales Youtap yang menjual seluruh produk kami. Ada insentif yang diberikan untuk mereka.”

Perkuat rantai pasok

Sepanjang tahun ini, Youtap akan meluncurkan inisiatif-inisiatif baru dalam rangka mendongkrak kontribusi dari lini rantai pasoknya. Beberapa yang akan diumumkan adalah paket usaha untuk permudah orang menjadi pengusaha baru. Barang-barangnya akan disuplai langsung oleh penyuplai yang sudah bekerja sama dengan Youtap.

Contohnya, paket usaha jualan roti siap makan dan buat roti bakar yang disuplai oleh Sari Roti, anak usaha dari Salim Group juga. Dengan penyuplai non-grup juga ada, seperti paket usaha ayam goreng, warung tegal, es krim, dan sebagainya.

“Kita bisa menjual produk-produk supplier yang relevan dengan kebutuhan merchant. Ekspektasi kita besar di sini, tapi memang untuk membangunnya butuh waktu. Supply chain ini juga terjadi pricing war yang dikontrol oleh trader. Ini harus kita hadapi. Tapi karena setengah merchant kita itu F&B, sensitive price-nya lebih sedikit dari toko kelontong.”

Terkait hal ini, Youtap segera merilis produk pembiayaan paylater bekerja sama dengan perbankan. Nantinya para merchant dapat menggunakan limit kredit yang disetujui untuk membeli stok dari penyuplai. Selama ini, karena tidak ada pencatatan yang rapi, usaha kecil tidak bisa mengambil pinjaman dari bank untuk mendukung usahanya.

“Nanti merchant yang bisa pakai ini hanya yang kita tahu [rekam historis] lewat aplikasi POS yang mereka pakai.”

Sejauh ini, Youtap masih didukung pemegang saham utamanya. Herman mengaku sejumlah investor eksternal mulai mendekati Youtap, namun belum mendapat restu. Kilahnya belum ada urgensi yang mengharuskan Youtap menggalang pendanaan.

“Belum ada rencana [external funding] tapi sudah dibicarakan dan shareholder juga sudah aware soal ini. Mungkin akan lebih mencari strategic value, tidak cuma kapitalnya saja,” pungkasnya.

Application Information Will Show Up Here