Realme X2 Pro Master Edition Resmi Dijual, Jumlahnya Terbatas!

Tepat tanggal 27 November 2019 lalu, Realme memperkenalkan perangkat terbaru mereka yang memiliki spesifikasi tinggi. Menggunakan Snapdragon 855+ serta layar 90Hz, tentu saja perangkat ini cocok untuk digunakan untuk bekerja maupun bermain game. Kamera yang digunakan juga memiliki resolusi 64 MP yang mampu mengambil gambar dengan baik.

realme x2 pro master edition - Extra

Pada tanggal tersebut, ada dua jenis realme X2 Pro yang diperkenalkan. Yang pertama adalah versi standar seperti yang sudah beredar seperti sekarang ini, dan yang satu lagi adalah Master Edition. Edisi Master Edition merupakan edisi terbatas yang dibuat berdasarkan kerjasama realme dengan Naoto Fukasawa.

Yang membedakan antara versi standar dan Master Edition adalah bagian belakangnya. Di Indonesia, motif yang dijual hanyalah yang versi batu bata berwarna merah. Spesifikasi dan harga yang dibawa ternyata sama antara kedua versi.

realme x2 pro - hardwork

Realme menggunakan tiga buah lapisan pada bagian belakangnya. Ketiga lapisan tersebut akhirnya ditutup oleh lapisan lagi yang memiliki tekstur kasar seperti batu bata. Setelah itu logo serta tanda tangan Naoto dibordir pada sebelah bawah dari kamera yang ada.

Unboxing

Pada acara yang sama, saya pun berkesempatan untuk melakukan unboxing dari realme X2 Pro Master Edition. Tidak berbeda dari versi standarnya, berikut adalah isi dari paket penjualannya

realme x2 pro master edition - Unboxing (2)

Fanfest

Selain memperkenalkan desain baru perangkat Android-nya, realme juga akan mengadakan acara akbarnya pertama kali di Indonesia. Nama dari perhelatan tersebut adalah realme Fan-Fest. Pada acara yang diadakan dibilangan SCBD pada tanggal 22 Desember 2019 nanti akan marak dengan penampilan artis, games, dan banyak hadiah.

realme Fan Fest ini adalah acara gala tahunan pertama dan terbesar yang akan kami selenggarakan untuk fans kami di Indonesia. realme Fans memainkan peran penting bagi kami. Mereka selalu memberi kami umpan balik untuk menciptakan produk yang sesuai dengan ekspektasi pecinta gadget Indonesia. Kami juga mengadakan realme Fan Fest ini sebagai tanda terima kasih kami atas dukungan sepanjang waktu mereka sampai realme menjadi Top 4 Smartphone Brand di Indonesia. Di realme Fan Fest 2019, kami akan memberikan hadiah berupa door-prize dengan total hingga Rp 50 juta dan goodies menarik untuk semua Fans realme yang menghadiri acara tersebut,” kata Palson Yi – Marketing Director realme Indonesia.

5G dan IoT

Realme juga ingin menjadi yang pertama membawa perangkat 5G ke Indonesia. Walaupun begitu, mereka sadar bahwa infrastruktur jaringan tersebut belum tersedia. Namun, sebagai brand yang baru, realme juga menginginkan agar semua orang bisa merasakan teknologi baru tersebut. Mereka juga mengatakan bahwa tren 2020 nantinya adalah 5G.

realme x2 pro master edition

Selain 5G, realme juga ingin memasukkan beberapa perangkat baru ke Indonesia. Ekosistem IoT pun akan dibawa realme ke Indonesia, seperti dengan smartwatch mereka. Yang pasti, realme akan memboyong semua perangkat mereka ke Indonesia.

 

Xiaomi Black Shark 2 Pro Siap Tandingi Asus ROG Phone II dengan Performa Sekelas

Perang smartphone gaming edisi 2019 resmi dimulai. Belum ada satu bulan sejak Asus mengumumkan ROG Phone II, Xiaomi sudah siap menyerang balik dengan menyingkap Black Shark 2 Pro. Lucunya, Black Shark 2 sendiri baru dirilis beberapa bulan yang lalu, dan versi Pro-nya ini sejatinya cuma membawa sedikit peningkatan dari segi performa.

Seperti halnya ROG Phone II, Black Shark 2 Pro juga menjadi salah satu ponsel pertama yang mengusung chipset Snapdragon 855 Plus yang masih sangat baru, lengkap dengan dukungan sistem liquid cooling. Dibandingkan Snapdragon 855 yang terdapat pada Black Shark 2 standar, 855 Plus unggul berkat clock speed prosesor yang lebih tinggi, serta performa GPU yang naik hingga 15%.

Xiaomi Black Shark 2 Pro

Spesifikasi lainnya juga ikut direvisi sedikit: Black Shark 2 Pro hanya memiliki varian dengan RAM 12 GB, dan pilihan storage berkapasitas 128 atau 256 GB-nya juga sudah di-upgrade dari tipe UFS 2.1 menjadi UFS 3.0. Yang belum berubah adalah layarnya, yang masih mengandalkan panel AMOLED 6,39 inci beresolusi 2340 x 1080 pixel.

Cukup disayangkan layarnya ini masih memiliki refresh rate 60 Hz, jauh di bawah ROG Phone II maupun Razer Phone 2 yang sama-sama mengunggulkan layar dengan refresh rate 120 Hz. Bahkan smartphone yang tidak dikategorikan gaming seperti OnePlus 7 Pro pun mengemas layar dengan refresh rate 90 Hz.

Xiaomi Black Shark 2 Pro

Untungnya kekurangan itu bisa dibayar dengan cara lain: Black Shark 2 Pro menawarkan touch sampling rate 240 Hz, dengan touch latency yang sangat minim di angka 34,7 milidetik. Selisihnya cukup jauh jika dibandingkan dengan touch latency ROG Phone II yang berada di angka 49 milidetik, meski sampling rate-nya sama-sama 240 Hz.

Di dunia gaming, angka-angka seperti ini selalu menjadi pertimbangan penting bagi konsumen walau mungkin selisihnya terdengar kecil di telinga konsumen umum. Dalam kasus touch latency, perbedaan kecil pun sebenarnya bisa berdampak besar pada performa dalam bermain, apalagi kalau konteksnya sudah mengarah ke esport.

Xiaomi Black Shark 2 Pro

Selebihnya, Black Shark 2 Pro juga masih mempertahankan sejumlah fitur unik versi standarnya, semisal Master Touch yang pada dasarnya merupakan fitur macro berbekal layar pressure-sensitive, serta rancangan antena berbentuk huruf “X” yang dapat membantu menjaga stabilitas koneksi meski perangkat sedang digenggam dalam orientasi portrait maupun landscape.

Di Tiongkok, Xiaomi bakal memasarkan Black Shark 2 Pro seharga 2.999 yuan (± Rp 6,1 juta) untuk varian berkapasitas 128 GB, atau 3.499 yuan (± Rp 7,1 juta) untuk varian 256 GB.

Sumber: The Verge.

Qualcomm Umumkan Snapdragon 855 Plus, Janjikan Peningkatan Performa untuk Gaming, AR dan VR

Nyaris semua smartphone Android kelas flagship mengandalkan chipset Snapdragon seri 8 bikinan Qualcomm. Tahun lalu, Snapdragon 845 yang menjadi pilihan, baik untuk smartphone flagship yang dirilis di awal atau yang sudah mendekati akhir tahun seperti Google Pixel 3.

Tahun ini, kita sudah melihat deretan ponsel yang memercayakan Snapdragon 855 sebagai otaknya. Namun ternyata 855 tidak menduduki takhtanya terlalu lama, sebab Qualcomm baru saja mengumumkan Snapdragon 855 Plus. Mengapa bukan 865? Sebab peningkatan performa yang diusungnya tidak begitu signifikan.

Seperti halnya 855, 855 Plus mengemas prosesor 8-core Kryo 485, tapi yang clock speed-nya sudah digenjot dari 2,84 GHz menjadi 2,96 GHz. Bukan cuma itu, GPU Adreno 640 milik 855 Plus juga diklaim sanggup menyuguhkan peningkatan performa hingga 15%.

Upgrade performa ini diyakini bakal cukup berpengaruh untuk keperluan gaming, augmented reality maupun virtual reality. Pada kenyataannya, salah satu smartphone pertama yang bakal menggunakan Snapdragon 855 Plus adalah Asus ROG Phone II berdasarkan konfirmasi langsung dari Asus.

ROG Phone, seperti yang kita tahu, dikategorikan sebagai smartphone gaming, dan smartphone gaming sendiri banyak dianggap menawarkan performa yang lebih superior – walaupun mungkin selisihnya tidak banyak. Jadi memilih Snapdragon 855 Plus untuk mengotaki generasi baru ROG Phone merupakan langkah yang rasional bagi Asus.

Di samping peningkatan performa yang marginal, faktor lain yang membuat chipset ini belum pantas menyandang nama “Snapdragon 865” adalah terkait kapabilitas jaringannya. 855 Plus masih mengusung modem 4G LTE Snapdragon X24, sedangkan konektivitas 5G baru bisa diakomodasi apabila dibantu oleh modem terpisah Snapdragon X50.

Terlepas dari itu, saya kira cukup wajar apabila banyak dari kita yang berasumsi bahwa smartphone Android kelas flagship yang dirilis di paruh waktu kedua tahun 2019 ini bakal mengandalkan Snapdragon 855 Plus ketimbang 855 standar. Salah satu kandidat kuatnya tentu saja adalah Google Pixel 4.

Sumber: Qualcomm.