PlayStation 5 jadi Konsol dengan Penjualan 10 Juta Unit Tercepat

Meskipun dengan produksi yang masih terganggu karena pandemi, namun ternyata konsol terbaru Sony, PlayStation 5 ternyata terus memberikan keuntungan yang menakjubkan bagi Sony. Bila 2 bulan lalu telah dikabarkan bahwa konsol ini berhasil terjual 7,8 unit, kini penjualan PS5 ternyata sudah menembus angka 10 juta unit.

PS5 berhasil menembus angka penjualan menakjubkan tersebut pada tanggal 18 Juli lalu. Pencapaian tersebut menjadikan PS5 sebagai konsol dengan penjualan 10 juta tercepat, mengalahkan sang kakak, PlayStation 4, yang lebih lambat satu bulan.

Sayangnya, meski telah menjual 10 juta unit, Sony masih kewalahan untuk memenuhi permintaan konsol PlayStation 5 di pasaran dengan masih banyaknya kasus PS5 yang terjual habis di berbagai belahan dunia.

Jim Ryan, CEO dari PlayStation (Image Credit: Sony)

CEO Sony Interactive Entertainment, Jim Ryan juga mengungkapkan rasa bersalahnya karena mereka tidak dapat memenuhi permintaan PS5 untuk sementara waktu.

“Kami telah memproduksi lebih banyak PlayStation lebih cepat dari sebelumnya yang membuat saya bahagia. Namun di sisi lain, kami masih memerlukan waktu untuk dapat memenuhi semua permintaan yang ada di luar sana, yang membuat saya merasa merasa bersalah,” ungkap Ryan kepada Reuters.

Ryan juga memastikan bahwa prioritas mereka sekarang adalah meningkatkan jumlah persediaan unit mereka di pasaran. Selain penjualan konsol, penjualan game-game untuk konsol mereka ternyata juga ikut meningkat.

game paling dinanti
Spider-Man: Miles Morales (Image Credit: Sony Interactive Entertainment)

Seperti Spider-Man: Miles Morales yang terjual hingga lebih dari 6,5 juta kopi sejak dirilis. Game eksklusif Ratchet & Clank: Rift Apart juga terjual lebih dari 1 juta unit meskipun baru sebulan dirilis. Game eksklusift mereka lainnya yaitu Returnal yang baru dirilis April lalu juga telah terjual lebih dari setengah juta kopi.

Peningkatan lain yang dialami oleh Sony ada pada ‘engagement’ para pemain terhadap PlayStation 5. Jim Ryan mengungkapkan kepada Gameindustry.biz bahwa mereka melihat adanya pertumbuhan dua digit dari pengguna bulanan maupun waktu bermain.

Sony sendiri memang sejak awal telah yakin dengan platform yang mereka buat untuk PS5 tersebut. Sony juga berjanji akan terus berusaha memastikan bahwa mereka punya game-game terbaiknya dari PlayStation Studios.

Sony Bagi-Bagi Game Gratis, Salah Satunya Horizon Zero Dawn

April tahun lalu, Sony Interactive Entertainment (SIE) mengumumkan program bagi-bagi game PlayStation gratis yang mereka namai Play At Home. Tidak tanggung-tanggung, yang digratiskan kala itu adalah Uncharted: The Nathan Drake Collection, dan periode gratisannya pun cukup lama untuk semua pemilik PS4 mengklaimnya ke akun masing-masing.

Di awal Maret 2021 ini, Sony memutuskan untuk menghadirkan kembali program yang sama. Kalau sebelumnya Sony hanya membagikan total dua game saja, kali ini Sony ingin membagikan lebih banyak lagi dalam jangka waktu empat bulan. Untuk membuka programnya, Sony pun sudah menggratiskan Ratchet & Clank sejak 1 Maret lalu, dan Anda masih punya waktu untuk mengklaimnya secara cuma-cuma sampai 31 Maret nanti.

Sesudahnya, Sony rupanya telah menyiapkan 10 game gratis lain yang tidak kalah menarik. Salah satu di antaranya malah Horizon Zero Dawn. Baik pemilik PS4 maupun PS5 bisa mengunduhnya secara cuma-cuma mulai 19 April mendatang. Asalkan Anda mengunduhnya sebelum 14 Mei, action RPG karya Guerrilla Games tersebut akan tersimpan selamanya di akun Anda.

Buat yang belum sempat memainkan Horizon Zero Dawn, tentu ini merupakan saat yang tepat, terlebih mengingat sekuelnya, Horizon Forbidden West, dijadwalkan hadir di tahun 2021 ini juga. Yang digratiskan juga bukan hanya base game-nya saja, melainkan juga termasuk expansion The Frozen Wilds.

Astro Bot Rescue Mission
Astro Bot Rescue Mission / Japan Studio

Sembilan game lainnya bisa didapatkan lebih awal mulai tanggal 25 Maret. Empat di antaranya adalah game virtual reality. Berikut daftarnya:

  • Abzu
  • Enter the Gungeon (sayangnya ini tidak tersedia di Indonesia)
  • Rez Infinite
  • Subnautica
  • The Witness
  • Astro Bot Rescue Mission (PS VR)
  • Moss (PS VR)
  • Thumper (PS VR)
  • Paper Beast (PS VR)

Di luar Horizon Zero Dawn tadi, Anda punya waktu sampai 22 April untuk mengklaim gamegame tersebut ke akun Anda secara cuma-cuma. Kalaupun Anda tidak berminat memainkannya dalam waktu dekat, tidak ada salahnya mengklaim dulu mengingat semuanya akan tersimpan secara permanen di akun Anda.

Ke depannya, Sony tentu masih punya kejutan lain, sebab seperti yang saya bilang tadi, program Play At Home ini akan berlangsung selama empat bulan. Kemungkinan koleksi game yang digratiskan berikutnya bakal mengusung tema yang berbeda — tema yang diusung kali ini adalah game indie.

Sumber: PlayStation Blog.

Sony Bagikan Uncharted dan Journey Gratis Untuk Pemilik PS4

Berkali-kali saya menyampaikan bahwa Windows merupakan platform terbaik untuk menemukan game gratis karena buat mendapatkannya di console, kita perlu berlangganan layanan premium seperti PS Plus atau Xbox Live Gold. Dan dalam membantu penyebaran wabah corona, beberapa platform distribusi digital seperti Steam dan Epic Store kian gencar membagikan permainan secara cuma-cuma.

Kali ini, sesuatu yang tidak biasa dilakukan oleh Sony Interactive Entertainment. Lewat blog resmi, mereka mengumumkan sebuah prakarsa baru untuk membantu Anda menyibukkan diri di rumah, di tengah-tengah pandemi COVID-19. Mereka menamainya Play At Home. Ada dua tujuan utama digelarnya program tersebut: bagi-bagi game gratis serta buat membantu deveoloer-developer kecil yang menemui kendala finansial akibat virus corona.

Sebagai langkah awalnya, Sony menggratiskan dua judul legendaris di era current-gen, yaitu Uncharted: The Nathan Drake Collection serta Journey. Tak perlu pengenalan panjang-panjang, The Nathan Drake Collection ialah bundel tiga permainan pertama di seri Uncharted, berisi Drake’s Fortune, Among Thieves, serta Drake’s Deception; semuanya di-remaster untuk PlayStation 4. Journey sendiri adalah game petualangan indie artisitik, pemenang banyak penghargaan di tahun 2013.

Dua permainan gratis tersebut bisa diunduh tanpa perlu membayar, tetapi durasi penawarannya terbatas, sampai tanggal 5 Mei 2020 (pukul 20:00 Waktu Pasifik). Silakan ditebus dan mereka akan jadi milik Anda secara permanen. Terhitung mulai artikel ini ditulis, 5 Mei memang terasa masih lama, namun Anda disarankan agar tidak membuang-buang waktu buat men-download karena Sony telah menurunkan kecepatan akses ke layanannya demi mengurangi beban pada server.

Menariknya untuk alasan yang belum diketahui, khusus di kawasan Jerman dan Tiongkok, Sony menukar Uncharted: The Nathan Drake Collection dengan Knack 2. Permainan ini juga merupakan franchise milik sang publisher – digarap oleh SIE Japan. Namun ketika meluncur, respons media terharap Knack II memang tidak seantusias saat The Nathan Drake Collection tersedia.

“Di masa-masa ketika kita harus membatasi kontak fisik ini, fans [PlayStation] mengandalkan gaming sebagai cara mengisi waktu serta menghibur diri,” tutur CEO Jim Ryan. “Di Sony Interactive Entertainment, kami merasa sangat beruntung dapat menyediakan konten hiburan. Kami sadar ini hanyalah sebuah langkah kecil, dan kami sangat berterima kasih pada para pemain, seisi komunitas serta partner.”

Dan seperti yang sempat disinggung sebelumnya, Play At Home digarap pula untuk membantu studio-studio kecil tetap hidup, terutama di waktu sulit ini. Sony tidak menjelaskan prosedurnya secara detail, mereka hanya bilang akan mendukung mereka dari sisi pendanaan dan telah menyiapkan US$ 10 juta bagi para developer mitra.

Mari Berkenalan Dengan Controller DualSense Untuk PlayStation 5

Controller merupakan bagian dari identitas sebuah console game dan, dalam mendesainnya, tiap produsen mengambil pendekatan yang berbeda. Microsoft tak banyak mengubah wujudnya setelah era The Duke. Sedangkan Nintendo terus bereksperimen di tiap generasi hardware. Sementara itu, DualShock yang tadinya merupakan periferal sekunder diadopsi untuk menemani PlayStation 2 hingga produk current-gen Sony.

Melihat respons positif gamer terhadap DualShock, banyak orang (termasuk saya) berasumsi bahwa ‘keturunannya’ juga akan mendampingi PlayStation 5. Dugaan ini betul sekaligus salah. Baru saja Sony menyingkap penerus DualShock 4. Di sana produsen tetap mempertahankan elemen-elemen favorit gamer, namun tak lupa mencantumkan deretan teknologi baru dan mengemas semuanya dalam rancangan bertema futuristis. Menariknya, controller tak lagi mengusung titel ‘DualShock’. Sony menamainya DualSense.

IMG_08042020_123517_(1000_x_650_pixel)

Senior vice president Hideaki Nishino menjelaskan bahwa sesuai namanya, lewat DualSense, timnya mencoba mengedepankan aspek yang jarang jadi perhatian developer game serta desainer periferal: sensasi sentuhan. Itu sebabnya mereka repot-repot mengembangkan teknologi haptic feedback untuk menggantikan metode getaran di DualShock yang mulai menua.

Selanjutnya, Sony membenamkan sistem adaptive trigger di L2 dan R2 sehingga aksi yang Anda lakukan di permainan (seperti menarik tali busur panah atau menekan pedal gas kendaraan) terasa lebih realistis. Demi memaksimalkan efek tersebut, produsen turut memodifikasi sudut tombol pelatuk, sekarang jadi lebih miring.

Dari sisi penampilan, wujud DualSense lebih berisi dari DualShock 4 – jadi sedikit menyerupai controller Xbox One. Tak seperti biasanya, gamepad menyajikan dua warna. Di versi awal ini, warna putih tampak mendominasi permukaan DualSense, dihias oleh hitam di bagian ‘dalam’. Garis-garis dan pelat grip dibuat diagonal dan inilah yang menonjolkan kesan futuristisnya. Sony memindahkan light bar dari depan ke samping touchpad, lalu mengubah tombol PS menjadi bergaya cut out mengikuti logo.

IMG_08042020_123541_(1000_x_650_pixel)

Selain pada body, tema monokromatis diimplementasikan pula pada tombol action (dengan simbol segitiga, kotak, silang dan lingkaran). Warna-warninya digantikan oleh abu-abu. Sony juga memperluas fungsi tombol Share, dan memberinya istilah baru: Create. Produsen belum menjelaskan secara detail fitur-fitur anyar di sana, hanya menjelaskan bahwa tombol ini akan ‘memberikan para pemain cara baru buat menciptakan dan berbagi konten’.

Sebagai pelengkap, Sony menyematkan rangkaian microphone built-in (pertama kalinya tersedia di controller mereka) dan meng-upgrade bagian baterai, memastikan daya tahannya lebih lama tapi juga lebih ringan. Di luar itu, produsen tetap mempertahankan layout tombol dan penempatan stik analog secara simetris khas DualShock.

“DualSense menandai sebuah perubahan radikal dari controller yang kami tawarkan sebelumnya dan mewakili lompatan ke generasi selanjutnya,” tutur CEO SIE Jim Ryan. “Bersama dengan fitur-fitur inovatif di PlayStation 5, periferal anyar ini akan mentransformasi cara kita menikmati permainan – wujud dari misi kami untuk terus mendorong batasan dalam bermain.”

Sumber: PlayStation.

Akibat COVID-19, Peluncuran The Last of Us Part II Ditunda Hingga Waktu yang Belum Ditentukan

Kita menyaksikan sendiri efek negatif pandemi virus corona terhadap kehidupan. Di ranah teknologi saja, wabah ini mengacaukan banyak hal, membuat peluncuran produk hingga perhelatan besar jadi tertunda atau malah dibatalkan. Beberapa perusahaan dan brand memang berhasil beradaptasi terhadap kondisi ini, tapi ada pula yang terpaksa merombak seluruh rencana mereka.

Bersama dengan remake Final Fantasy VII dan Ghost of Tsushima, The Last of Us Part II merupakan game blockbuster eksklusif yang dijadwalkan untuk dirilis di PlayStation 4 sebelum Sony meluncurkan console next-gen mereka. Sayangnya setelah penantian panjang, pihak Sony serta tim Naughty Dog mengumumkan bahwa mereka terpaksa menunda pelepasan The Last of Us Part II sampai waktu yang belum ditentukan akibat krisis COVID-19.

Lewat Twitter, Naughty Dog menjelaskan bagaimana pengerjaan The Last of Us Part II sudah hampir rampung. Saat ini perhatian developer tengah tercurah pada perbaikan bug. Namun bahkan meski pengembangan game sebentar lagi akan selesai, tim dihadang satu kendala besar: logistik. Karena pandemi corona, Naughty Dog tidak yakin mereka bisa menghidangkan The Last of Us Part II ke gamer PS4 di seluruh dunia secara berbarengan dan harus mengundur perilisannya hingga masalah itu dapat diatasi.

“Kami sangat kecewa terhadap keputusan tersebut, tetapi kami sadar ini merupakan jalan terbaik dan paling adil bagi para pemain.” ungkap Naughty Dog. “Kami berharap penundaan peluncuran permainan tidak berlangsung terlalu lama dan kami akan segera memberi tahu Anda jika ada informasi baru.”

Dan bukan hanya The Last of Us Part II saja yang mengalami penangguhan. Sony juga memundurkan pelepasan Marvel’s Iron Man VR. Selain Sony, publisher lain seperti Square Enix juga melakukan penyesuaian di sisi logistik, terutama pada judul andalannya, Final Fantasy VII Remake. Proses pengapalannya dimajukan agar permainan dapat dirilis sesuai jadwal, yaitu tanggal 10 April 2020.

Logistik menjadi faktor krusial bagi Sony karena mereka masih mengandalkan versi fisik dalam mendistribusikan game di sejumlah wilayah. Sementara itu, perusahaan gaming lain seperti CD Projekt Red tetap dapat mempertahankan agenda mereka sebelumnya, walaupun pengerjaan Cyberpunk 2077 akhirnya mesti dilakukan secara remote. Saya menduga, hal ini turut terbantu oleh dukungan platform digital seperti Steam dan GOG milik CD Projekt sendiri.

Sebelumnya, The Last of Us Part II sempat mengalami perubahan tanggal peluncuran dari 21 Februari ke 29 Mei 2020. Kini sulit untuk menebak kapan permainan akan dilepas. Kita hanya bisa berharap agar The Last of Us Part II tidak ditangguhkan ke tahun 2021.

Via The Verge.

Sony Akan Menyingkap Detail Teknis PlayStation 5 Nanti Malam

Kecuali harga, hampir segala hal mengenai console next-gen Microsoft telah diungkap. Kita sudah tahu wujudnya, gambaran kasar kapan perangkat akan tersedia, spesifikasi secara lengkap, serta fitur-fitur andalan yang produsen janjikan – misalnya dukungan DirectX Raytracing dan Xbox Velocity Architecture. Sebaliknya, sang rival Sony terlihat menahan diri dalam menginformasikan detail terkait PlayStation 5.

Namun penyingkapan rincian teknis Xbox Series X sepertinya mendorong Sony buat melakukan sesuatu. Secara tiba-tiba via Twitter, mereka mengumumkan rencana untuk mengungkap lengkap arsitektur sistem PlayStation 5. Acara akan dipandu oleh lead system architect Mark Cerny dan di sana, Sony akan membahas bagaimana console anyar itu ‘dirancang untuk membentuk masa depan video game’.

Awalnya Sony berniat untuk membahas aspek teknis PlayStation 5 ajang di Game Developers Conference 2020, tapi karena kekhawatiran penyebaran virus corona, acara ini dibatalkan. Nasibnya sama seperti Mobile World Congress dan Electronic Entertainment Expo. Dan jauh sebelum meluasnya wabah COVID-19, Sony telah mengabarkan bahwa mereka akan kembali absen di E3 2020.

Presentasi PlayStation 5 akan dilangsungkan pada tanggal 18 Maret 2020 pukul 09:00 pagi Waktu Pasifik. Dikonversi ke Waktu Indonesia Barat, itu berarti acara dimulai jam 23:00 nanti malam (tetap di tanggal yang sama). Event dapat kita saksikan secara live di blog PlayStation.

Info dan bocoran mengenai PlayStation 5 memang sudah mulai terdengar sejak tahun lalu, namun hanya sebagian kecil dari mereka yang betul-betul dikonfirmasi oleh Sony. Selain logo dan nama, kita tahu console baru tersebut turut dilengkapi oleh backward compatibility sehingga mampu menjalankan permainan-permainan PS4. Selain itu, Sony tampaknya berniat untuk meng-update unit controller serta menjanjikan ‘fitur rahasia’ yang membuat PS5 lebih unik dari pendahulunya.

Saya juga melihat adanya sejumlah kesamaan antara PlayStation 5 dan Xbox Series X. Sama seperti di era current-gen, kedua console kembali bersandar pada teknologi AMD. Kemudian mereka juga mengusung unit penyimpanan berbasis SSD dengan tujuan buat mempersingkat waktu load konten, serta memanfaatkan optical drive berupa Blu-ray 4K. Bahkan, peluncuran PS5 dan Xbox Series X boleh jadi akan dilakukan hampir berbarengan, yaitu di musim libur akhir tahun 2020.

Hal yang membuat saya penasaran adalah, apakah Sony akan menyiapkan beberapa varian PlayStation 5 berbeda – seperti PS4 Slim dan PS4 Pro? Sebagai kompetitornya, Microsoft sendiri tak segan-segan menyampaikan bahwa Xbox Series X hanyalah satu dari beberapa varian console yang sedang produsen siapkan. Kemungkinan tersedia pula varian yang lebih terjangkau.

Tadinya Eksklusif di PS4, Horizon Zero Dawn Akan Hadir di PC Pertengahan Tahun Ini

Microsoft bisa dikatakan sebagai produsen console pertama yang (pada akhirnya) mempromososikan keterbukaan platform. Tapi hal ini tidak begitu mengherankan mengingat pada dasarnya mereka juga merupakan pemilik Windows – ‘rumah’ bagi lebih dari satu miliar gamer PC. Menariknya, belakangan Sony pelan-pelan membuntuti langkah Microsoft dan mulai melepas game-game eksklusifnya di PC.

Tak lama setelah membiarkan Quantic Dream merilis deretan permainannya di Windows, dikonfirmasi pula eksistensi versi PC dari remake Final Fantasy VII dan Death Stranding. Menyusul rumor dan spekulasi, pihak Sony sendiri yang mengabarkan agenda peluncuran satu game eksklusif PlayStation 4 kreasi studio first-party Guerrilla Games di Windows: Horizon Zero Dawn. Pengumuman ini dibarengi oleh munculnya laman Horizon Zero Dawn di Steam.

IMG_11032020_113536_(1000_x_650_pixel)

Horizon Zero Dawn rencananya akan mendarat di PC di tahun ini. Developer belum menyingkap secara spesifik jadwal rilisnya, namun sepertinya kita tak perlu menunggu terlalu lama. Menurut keterangan Hermen Hulst selaku head of worldwide studios baru Sony Interactive Entertainment, game dijadwalkan buat dilepas di ‘musim panas’. Sebelum menduduki jabatan penting tersebut, Hulst bertanggung jawab sebagai managing director di Guerrilla Games.

Gamer PC akan mendapatkan Horizon Zero Dawn Complete Edition. Melengkapi permainan utama, Complete Edition dibundel bersama expansion pack The Frozen Wilds serta bermacam-macam bonus in-game yang sempat disediakan di PS4 (misalnya Carja, Banuk serta Nora Pack). Sejauh ini, developer masih belum mengungkap detail teknis game – misalnya fitur baru yang mereka bubuhkan di sana serta perbedaan antara edisi PC dan PlayStation 4. Bahkan screenshot di Steam masih menggunakan versi PS4 Pro.

IMG_11032020_113610_(1000_x_650_pixel)

Pengumuman Horizon Zero Dawn versi PC secara langsung oleh Sony mungkin ‘mengusik’ fans fanatik PlayStation. Bagaimana pun juga, game eksklusif ialah hal yang sangat dibangga-banggakan gamer-nya dan alasan mengapa Sony bisa mengungguli Microsoft dalam penjualan console. Lewat edisi Windows tersebut, perusahaan bermaksud untuk mengenalkan salah satu franchise andalannya ke konsumen yang tak sempat menikmatinya.

Namun Hulst juga menekankan bahwa gamer PlayStation tidak perlu cemas. Tak semua permainan first-party PlayStation 4 akan di-port ke PC. Perusahaan berjanji untuk terus memegang komitmen mereka mendukung hardware dan ekosistem gaming-nya.

IMG_11032020_113634_(1000_x_650_pixel)

Saya pribadi melihat penyediaan Horizon Zero Dawn di Windows sebagai sebuah langkah strategis. Horizon Zero Dawn adalah game berusia tiga tahun. Alasan mengapa ada pemilik PlayStation 4 yang belum menikmatinya bisa jadi karena masalah anggaran (sudah dialokasikan buat judul lain) atau memang mereka tidak berminat dengan permainan ini. Itu berarti, menghadirkan Horizon Zero Dawn di PC berpotensi untuk menambah jumlah gamer dan fans  franchise tersebut.

Kabarnya Sony Kesulitan Menekan Harga PlayStation 5

Bagi produsen console game, hanya memperoleh keuntungan kecil atau bahkan merugi dalam memasarkan produk bukanlah hal baru. Anda mungkin sempat mendengar soal ongkos produksi PlayStation 3 yang lebih mahal dari harga unitnya, lalu Sony juga tidak mendapatkan banyak laba dari penjualan PlayStation 4. Biasanya, profit baru perusahaan raih lewat software serta layanan premium seperti PlayStation Plus.

Berdasarkan laporan sejumlah narasumber kepada Bloomberg, kondisi yang Sony hadapi ketika memproduksi PlayStation 3 berpeluang akan terulang lagi di PlayStation 5. Sang console maker Jepang itu kabarnya sedang kesulitan menekan harga console next-gen mereka. Akibatnya, sejumlah fitur terpaksa ditiadakan. Dan boleh jadi inilah penyebab mengapa Sony belum mengumumkan harga PlayStation 5 dan menunggu hingga Microsoft menyingkap harga Xbox Series X.

Dari keterangan informan, biaya produksi PlayStation 5 mencapai US$ 450 per unit. Keadaan tersebut diakibatkan oleh faktor kelangkaan sejumlah komponen pendukung penting seperti DRAM dan memori flash NAND. Seandainya Sony tak mau merugi seperti di era PS3, maka mereka perlu menjual hardware next-gen  itu setidaknya di harga US$ 470. Menurut analis Damian Thong dari Macquarie Capital, angka ini memang terlihat kurang atraktif di mata konsumen.

Alasannya sederhana: konsumen akan membandingkannya PlayStation 5 dengan PS4 serta PS4 Pro. Harga yang lebih mahal dari console current-gen mengisyaratkan mahalnya material-material penyusun produk. Kondisi tersebut berpotensi mengurangi jumlah permintaan, apalagi sejauh ini judul-judul permainan terbesar (misalnya The Last of Us Part II dan Ghost of Tsushima) tetap akan hadir di PlayStation 4. Dan berkat dukungan backward compatibility, saya menduga fans malah tak akan buru-buru beralih ke PS5.

Sebagai perbandingan, PlayStation 4 dibanderol US$ 400 di momen peluncurannya dan kini varian standar bisa Anda miliki cukup dengan mengeluarkan uang US$ 300 saja. Mengacu pada estimasi IHS Market, Sony memerlukan modal US$ 381 untuk menghasilkan satu unit PS4. Itu berarti meski tipis, masih ada keuntungan yang perusahaan dapatkan dari penjualan console.

DRAM dan NAND belakangan jadi sulit diperoleh karena bukan hanya produsen home console yang membutuhkannya. Perusahaan smartphone juga memerlukan komponen-komponen ini dalam memproduksi perangkat 5G, salah satu contohnya ialah Samsung yang baru saja mengungkap keluarga Galaxy S20. Smartphone-smartphone tersebut ditunjang oleh teknologi wireless generasi kelima serta RAM minimal 12GB (di kawasan Amerika Serikat).


Tentu saja bukan cuma Sony yang ‘dipaksa’ untuk memasarkan platform next-gen di harga tinggi. Analis Daniel Ahmad memperkirakan, Xbox generasi keempat akan dipatok di kisaran US$ 500 – mungkin di atas PS5 karena spesifikasi hardware yang lebih canggih dan dengan profit yang lebih tipis lagi.

Via Eurogamer.

Microsoft Tak Lagi Anggap Sony dan Nintendo Sebagai Kompetitor Utama?

Ranah console gaming selalu diasosiasikan dengan tiga brand besar yang sejak dulu berkompetisi ketat: Microsoft Xbox, Sony PlayStation, dan Nintendo. Namun industri gaming terus berubah. Kehadiran sejumlah teknologi baru mentransformasi metode penyajian konten, dan kita tahu bukan hanya nama-nama itu yang menunjukkan ketertarikannya terhadap gaming. Raksasa seperti Google dan Apple juga sudah lama berupaya mempenetrasinya.

Peluncuran PlayStation 5 dan Xbox next-gen yang rencananya dilangsungkan di akhir tahun ini diestimasi akan kembali memperpanas ‘perang console‘ – yang telah berlansung selama beberapa dekade. Namun menariknya, Microsoft mengaku bahwa mereka tak lagi melihat Sony Interactive Entertainment serta Nintendo sebagai kompetitor. Bagi perusahaan asal Redmond itu, Amazon dan Google lebih memberi ‘ancaman’ ketimbang rival-rival lamanya.

Via Protocol.com, bos Xbox Phil Spencer menjelaskan alasan mengapa Sony dan Nintendo bukan lagi rival mereka ialah karena kedua brand tersebut tidak memiliki infrastruktur cloud top-end yang dapat menyaingi platform Microsoft Azure. Dalam menyajikan console baru nanti, Sony diestimasi masih mengandalkan konten eksklusif – begitu pula Nintendo. Sedangkan Xbox generasi keempat akan terintegrasi dengan teknologi xCloud.

Project xCloud ialah layanan cloud gaming yang tengah Microsoft godok, telah memasuki tahap uji coba ‘rumahan’ sejak bulan Mei 2019 lalu. Layanan ini ditunjang oleh tidak kurang dari 54 data center Azure yang tersebar di 140 negara, dirancang agar dapat diakses secara optimal dari smartphone. Game-game-nya bisa dikendalikan langsung via layar sentuh maupun controller Xbox lewat Bluetooth. Dan dibandingkan Stadia, xCloud juga memiliki koleksi permainan lebih banyak.

“Ketika membahas Sony dan Nintendo, kami sangat menghormati brand-brand ini, namun buat sekarang kami melihat Amazon dan Google sebagai kompetitor utama,” tutur Spencer. “Tanpa mengurangi hormat kepada Nintendo serta Sony, perusahaan-perusahaan gaming tradisional berada di posisi yang kurang menguntungkan. Mereka bisa saja mencoba membangun infrastruktur seperti Azure, tetapi selama beberapa tahun ini kami telah berinvestasi miliaran dolar di cloud.”

Selain itu, Microsoft menyadari bahwa ketika perusahaan seperti Nintendo dan Sony memfokuskan produk mereka untuk gamer dan fans, Amazon serta Google berupaya menggaet tujuh miliar di dunia buat jadi gamer. Menurut Microsoft, inilah tujuan sesungguhnya dari layanan gaming.

Mungkin Anda juga tahu, Microsoft tak lagi berupaya menyuguhkan game atau konten eksklusif. Kini hampir seluruh permainan Xbox One juga tersedia di Windows 10, dan Microsoft merupakan salah satu produsen console pertama yang mengusahakan agar agar gamer di sistem berbeda bisa bermain bersama melalui cross-platform play. Sedangkan Sony awalnya malah enggan mengadopsi fitur ini.

Siap-Siap Meluncurkan PlayStation 5, Sony Kembali Absen di E3 Tahun Ini

Sebagai ajang gaming terbesar di dunia, menjadi sebuah kehormatan bagi perusahaan untuk bisa ikut serta di E3. Selain dimeriahkan oleh  produsen console, konferensi pers dari sejumlah publisher seperti EA, Ubisoft, dan Bethesda juga dinanti khalayak. Tapi ada sesuatu yang kurang dari E3 2019. Karena alasan persiapan peluncuran console baru, Sony memutuskan buat melewatkannya dan membiarkan sang rival Microsoft mendominasi acara.

Di tengah-tengah penantian kabar terbaru mengenai console next-gen serta kelanjutan info mengenai The Last of Us Part II dan Ghost of Tsushima, Sony Interactive Entertainment kembali mengabarkan agenda untuk absen dari E3 2020. Sebagai kompensasinya, perusahaan berencana hadir di berbagai perhelatan konsumen lain buat memamerkan permainan-permainan PlayStation 4 dan 5 –  setidaknya itulah yang mereka ungkapkan pada Games Industry.

Sony menjelaskan bahwa langkah ini diambil setelah evaluasi menyeluruh. Juru bicara perusahaan menyampaikan, “Kami sangat menghargai Entertainment Software Association sebagai organisasi [penyelenggara E3], namun menurut pandangan kami, visi E3 2020 tidak sesuai dengan apa yang ingin jadi fokus Sony di tahun ini dan bukan merupakan tempat yang tepat untuk melangsungkan acara.”

Logo E3 2020.

Buat sekarang, Sony mencoba mengeksekusi strategi berbeda: perusahaan akan berpartisipasi dalam ‘ratusan acara konsumen di seluruh dunia’. Lewat cara tersebut, perusahaan ingin merangkul gamer-nya secara langsung sehingga mereka betul-betul merasa jadi anggota keluarga besar PlayStation, dan di saat yang sama memberikan akses ke beragam permainan favorit. Sony sudah menyiapkan judul-judul menarik di PlayStation 4 sembari mengajak khalayak menanti pelepasan PlayStation 5.

Sony sebetulnya punya sejarah panjang bersama E3. Sejak awal, perusahaan menggunakan E3 untuk menyingkap detail terkait hardware gaming-nya, dimulai dari PlayStation pertama di tahun 1995 sebagai persiapan perilisan console di kawasan Amerika Serikat. Lalu di E3 2013, Sony dianggap sukses membangun penantian tinggi terhadap PlayStation 4, membuat brand ini berhasil merebut kepemimpinan  pasar console dari tangan Xbox.

Absennya Sony tahun lalu memang memberi dampak besar bagi Electronic Entertainment Expo. Sejak beberapa tahun silam, angka pengunjung E3 terus menurun, apalagi dengan adanya fasilitas live stream untuk setiap konferensi pers. Dan di E3 2019, jumlahnya bahkan merosot lebih drastis lagi. ESA sendiri kini menghadapi dilema: sejumlah publisher ingin agar E3 menjadi ajang selebrasi gaming, namun pihak lain berharap agar acara tetap fokus pada aspek bisnis.

Menyusul pengumuman ini, ESA tak lama mengeluarkan pernyataan tanpa secara langsung menyebutkan Sony. Pada intinya, mereka berjanji E3 2020 akan jadi ‘acara menarik dan penuh energi, dimeriah oleh bermacam-macam pengalaman, program, mitra, dan brand baru yang dapat menghibur pengunjung, baik bagi mereka yang baru pertama kali hadir maupun para veteran’.

Via DualShockers.