10 Speaker Portabel Pilihan untuk Dijadikan Kado Tahun Baru

Libur akhir tahun sudah hampir tiba, dan sebagian besar dari kita mungkin bakal memanfaatkan kesempatan ini untuk memberi hadiah kepada orang-orang terdekat. Hadiahnya tentu bisa bermacam-macam tergantung selera dan karakter tiap orang, akan tetapi speaker portabel bisa jadi salah satu opsi hadiah yang cukup universal berkat kepraktisan yang ditawarkan.

Dalam artikel ini, saya telah merangkum 10 speaker portabel pilihan yang dapat dijadikan kado tahun baru. Portabel berarti speaker-nya harus mudah dibawa-bawa dan dapat beroperasi di mana saja (alias memiliki baterai dan tidak perlu dicolokkan ke sumber listrik setiap saat), dan tentu saja speaker-nya juga wajib dibekali Bluetooth sebagai konektivitas utamanya.

Ultimate Ears Wonderboom 2

Kecil, kuat, awet. Tiga kata tersebut sudah bisa menggambarkan keunggulan speaker ini. Diameternya memang cuma 104 mm, dan tingginya pun hanya 95 mm, akan tetapi ia diklaim telah lulus uji jatuh dari ketinggian 1,5 m. Bagaimana seandainya terjatuh ke air? Tidak masalah, sebab ia telah mengantongi sertifikasi ketahanan air dan debu IP67, dan ia juga bakal mengapung dengan sendirinya di atas air.

Terlepas dari wujudnya yang mungil, suara yang dihasilkan tergolong cukup menggelegar, apalagi berkat fitur Outdoor Boost yang tersematkan. Lebih istimewa lagi, speaker seharga Rp999.000 ini mampu beroperasi hingga 13 jam nonstop sebelum kehabisan daya.

Link pembelian: Ultimate Ears Wonderboom 2

JBL Flip 5

Seri JBL Flip dikenal akan kombinasi kualitas suaranya yang mantap dengan desainnya yang simpel dan ringkas. Dibandingkan generasi sebelumnya, Flip 5 memang sedikit lebih bongsor, akan tetapi suara yang dihasilkan juga lebih baik lagi, terutama di sektor bass.

Portabilitasnya dijamin berkat sertifikasi IPX7, dan ia pun siap bekerja selama 12 jam nonstop sebelum baterainya perlu diisi ulang. Charging-nya pun kini lebih mudah berkat penggunaan port USB-C ketimbang Micro USB. Harganya? Rp1.399.000.

Link pembelian: JBL Flip 5

JBL Clip 4

Opsi lain dari JBL yang layak dipertimbangkan — sekaligus yang lebih mungil dan lebih terjangkau — JBL Clip 4 mengusung desain yang unik berkat karabiner terintegrasi. Ini tentu membuatnya sangat mudah dibawa bepergian, dan Anda juga tidak perlu khawatir akan keselamatannya di alam liar mengingat ia telah mengantongi sertifikasi IP67.

Tiga buah tombol di sisi depannya menjadikan pengoperasiannya begitu mudah, dan suara yang dihasilkan pun tergolong besar untuk ukurannya. Meski mungil, daya tahan baterainya tergolong cukup awet, dengan klaim hingga 10 jam pemakaian per charge. Tertarik? Siapkan dana Rp1.099.000.

Link pembelian: JBL Clip 4

Sonos Roam

Paling mahal di antara yang lain, Sonos Roam menebus kekurangan tersebut lewat kualitas audio yang sangat baik dalam kemasan yang tidak lebih besar dari kaleng bir setengah liter. Tidak seperti yang lain, speaker seharga 3,7 jutaan rupiah ini dibekali konektivitas Bluetooth dan Wi-Fi sekaligus, dan ia dapat diikutkan ke dalam sistem audio multi-room milik Sonos jika perlu.

Dalam sekali pengisian, baterainya bisa bertahan sampai 10 jam pemakaian, dan ia dapat diisi ulang menggunakan Qi wireless charger demi semakin menambah kepraktisan. Secara fisik, Sonos Roam tergolong cukup kapabel berkat sertifikasi ketahanan air dan debu IP67.

Link pembelian: Sonos Roam

Bose SoundLink Micro

Termahal kedua setelah Sonos Roam, speaker besutan Bose ini juga sangat dikenal akan kualitas suaranya yang prima meski dimensinya hanya sebesar sekepalan tangan. Fisiknya pun cukup unik karena menggunakan bahan karet silikon, dan ia turut dilengkapi sebuah pengait untuk digantungkan ke tas atau setang sepeda. Tidak sengaja tercebur ke air? Bukan masalah karena ia telah lulus uji sertifikasi IPX7.

Kekurangan utama Bose SoundLink Micro dibanding speaker-speaker lain di artikel ini adalah terkait baterainya. Dalam sekali charge, ia cuma mampu bertahan hingga 6 jam saja. Memang sudah tergolong cukup, tapi mungkin kurang ideal buat perjalanan yang amat jauh.

Link pembelian: Bose SoundLink Micro

Sony SRS-XB13

Salah satu kelemahan utama speaker berukuran mini umumnya adalah bass yang terasa kurang menendang. Namun entah kenapa itu seakan tidak berlaku buat Sony SRS-XB13. Kalau punya dua unit, Anda bisa menyambungkan keduanya menjadi konfigurasi stereo.

Agar lebih mudah dibawa-bawa, Sony tak lupa melengkapinya dengan strap yang bisa diikatkan dalam dua cara yang berbeda. Fisiknya sepenuhnya tahan air dan debu dengan sertifikasi IP67, dan baterainya cukup untuk pemakaian selama 16 jam dalam sekali charge. Harganya pun termasuk cukup kompetitif di Rp999.000.

Link pembelian: Sony SRS-XB13

Sony SRS-XB23

Alternatif lain dari Sony yang tidak terpaut terlalu jauh harganya adalah SRS-XB23. Model ini menjanjikan kualitas suara yang lebih superior, terutama berkat penggunaan Bluetooth 5 dan dukungan codec LDAC. Bass yang dihasilkan juga bisa dipastikan lebih bulat berkat sepasang radiator pasif yang tertanam. Harganya sendiri masih sangat kompetitif di Rp1.249.000.

Seperti adiknya, XB23 turut mengusung bodi tahan air dan debu dengan sertifikasi IP67, dan colokan untuk charging-nya pun sudah mengandalkan USB-C. Dalam sekali pengisian, baterainya cukup untuk digeber selama 12 jam nonstop.

Link pembelian: Sony SRS-XB23

LG XBOOM Go PL5

Suara yang jernih dan bass yang mantap merupakan nilai jual utama speaker seharga Rp1.649.000 ini. LG tidak sendirian dalam pengembangannya, melainkan dibantu oleh ahli audio kenamaan asal Inggris, Meridian Audio, dan partisipasinya dapat langsung terasa sesaat setelah kita mendengarkan suara yang dihasilkan.

Secara estetika, speaker ini kelihatan cukup simpel, namun tetap cukup stylish berkat cincin lampu warna-warni di kedua sisinya. Berbekal sertifikasi IPX5, semprotan air maupun debu tidak akan menjadi masalah besar buatnya. Yang istimewa, baterainya bisa tahan sampai 18 jam penggunaan kalau lampu-lampunya dimatikan.

Link pembelian: LG XBOOM Go PL5

Soundcore Flare S+

Bentuknya mirip termos mini, speaker ini siap menyajikan audio 360° dengan berbekal sepasang full-range driver yang saling berpunggungan, sepasang tweeter, dan sepasang radiator pasif. Sebagai bonus, speaker seharga Rp999.000 ini juga dapat digunakan untuk berinteraksi dengan Alexa.

Dengan fisik bersertifikasi IPX7, ia merupakan speaker yang tepat untuk dibawa ke acara pool party. Acaranya berkepanjangan dari senja hingga fajar? Bukan masalah, sebab baterainya dapat tahan sampai 16 jam dalam sekali charge.

Link pembelian: Soundcore Flare S+

OontZ Angle 3 Ultra

Salah satu andalan komunitas audio kere hore sejak lama, speaker ini banyak direkomendasikan berkat keseimbangan antara harga, performa, dan fitur yang ditawarkannya. Pada versi terbarunya, OontZ Angle 3 Ultra (4th Gen), pengguna bisa menghubungkan dua unit secara nirkabel untuk ditempatkan di ruangan yang berbeda.

Seperti speaker-speaker lainnya di artikel ini, OontZ Angle 3 Ultra turut mengemas bodi yang tahan air, spesifiknya yang memenuhi sertifikasi IPX7. Dalam sekali charge, ia mampu beroperasi hingga 20 jam, dan pengisiannya kini sudah mengandalkan USB-C pada versi terbarunya. Speaker ini bisa dibeli seharga Rp899.000.

Link pembelian: OontZ Angle 3 Ultra

Gambar header: Dusan Jovic via Unsplash.

Astell & Kern Luncurkan Speaker Bluetooth Kelas Audiophile, Acro BE100

Dikenal sebagai produsen pemutar musik portabel kelas audiophile, Astell & Kern (A&K) belakangan mulai berani keluar dari zona nyamannya dan meluncurkan earphone hasil garapan tim internalnya sendiri. Yang terbaru, pabrikan asal Korea Selatan tersebut memperkenalkan speaker Bluetooth perdananya, Astell & Kern Acro BE100.

Target pasar utamanya tetap kalangan audiophile, dan itu diwujudkan lewat DAC (digital-to-analog converter) 32-bit yang tertanam di dalam speaker ini. Tidak kalah penting adalah Bluetooth 5.0, lengkap dengan dukungan codec 24-bit aptX HD (48 kHz) maupun LDAC (96 kHz), sehingga pengguna masih bisa menikmati koleksi musik Hi-Res selagi dimanjakan oleh kepraktisan koneksi nirkabel.

Kinerja audionya disokong oleh sebuah woofer 4 inci berbahan Kevlar dan sepasang silk dome tweeter 1,5 inci, yang semuanya menerima suplai daya dari amplifier Class-D 55 W hasil rancangan A&K sendiri. Kita juga bisa menjumpai lubang besar di sisi belakang yang akan semakin memantapkan dentuman bass yang dihasilkan.

Semua itu dikemas dalam bodi dengan desain angular yang sudah menjadi ciri khas produk-produk A&K selama ini, baik dalam pilihan warna hitam atau putih. Bagian grilnya yang memiliki motif trapezoid terbuat dari bahan logam, sementara sisi-sisi lainnya dibalut oleh bahan kulit sitentis.

Pada sisi atasnya, kita juga bisa menemukan kenop besar untuk mengatur volume secara presisi — lagi-lagi mewarisi ciri khas pemutar musik portabelnya. A&K tidak lupa membekali Acro BE100 dengan fitur Dynamic Range Control (DRC) untuk melindungi unit speaker-nya ketika perangkat digeber dalam volume maksimum.

Satu hal yang perlu dicatat adalah, Acro BE100 bukan speaker portabel. Ia tidak dilengkapi baterai internal dan harus selalu dicolokkan ke listrik. Wujudnya mungkin boleh terlihat cukup ringkas, tapi bobot perangkat ini cukup lumayan di angka 3,2 kg.

Kalau memang tidak portabel, kenapa A&K tidak sekalian menyematkan koneksi Wi-Fi saja, sehingga perannya sebagai speaker nirkabel rumahan bisa semakin maksimal? Saya tidak punya jawabannya, tapi satu hal yang pasti, itu jelas bakal menambah ongkos.

Acro BE100 di sisi lain tergolong cukup terjangkau untuk ukuran produk Astell & Kern, dengan banderol tidak lebih dari $380, atau kurang lebih sekitar 5,4 jutaan rupiah. Memang masih lebih mahal daripada kebanyakan speaker Bluetooth, tapi tetap saja langka untuk perusahaan yang terbiasa menjual produk audio seharga puluhan juta rupiah.

Sumber: What Hi-Fi.

10 Aksesori Pilihan untuk Membantu Meningkatkan Produktivitas Selagi Bekerja

Meja kerja yang rapi sering kali dikaitkan dengan meningkatnya produktivitas, sebab kita jadi bisa lebih betah berlama-lama di depannya. Namun pada praktiknya, rapi saja mungkin tidak cukup untuk menunjang kebutuhan kita selama WFH. Beberapa aksesori juga diperlukan untuk membuat meja kerja kita jadi semakin fungsional.

Dari yang sesimpel alas meja sampai USB hub dengan seabrek port, artikel ini bermaksud untuk menyoroti deretan aksesori yang bisa membantu memudahkan pekerjaan — atau sebatas menambah kenyamanan — dengan tujuan akhir supaya kita bisa menjadi lebih produktif.

Tanpa perlu basa-basi terlalu panjang, berikut adalah 10 aksesori pilihan untuk membantu meningkatkan produktivitas selagi bekerja.

1. Nillkin ProDesk Adjustable Laptop Stand

Duduk berjam-jam di depan laptop tentu akan membuat tubuh cepat pegal, terutama jika kita harus agak menunduk terus-menerus. Solusinya, gunakan laptop stand yang bisa diatur ketinggiannya, sehingga posisi layar bisa sejajar dengan pandangan kita.

Stand besutan Nillkin ini bisa jadi pilihan berkat bahan aluminiumnya yang tebal (3 mm) dan load bearing dengan kapasitas maksimum 12,5 kg. Dihargai Rp599.000, stand ini cocok untuk laptop dengan ukuran layar maksimum 17 inci. Supaya lebih ideal lagi, jangan lupa tandemkan laptop dengan keyboard dan mouse nirkabel.

Link pembelian: Nillkin ProDesk Adjustable Laptop Stand

2. Press Play Leather Desk Mat

Alas meja atau desk mat adalah cara termudah untuk menambah kenyamanan sekaligus estetika meja kerja. Desk mat besutan Press Play ini terbuat dari bahan kulit sintetis yang kelihatan mewah, sekaligus yang memungkinkan agar mouse bisa meluncur dengan mulus.

Ukurannya cukup besar — 80 x 40 cm — dan jahitan di bagian pinggirnya juga terlihat rapi. Produk ini dijual seharga Rp279.000, dan Anda bisa memilih antara varian yang berwarna hitam atau cokelat.

Link pembelian: Press Play Leather Desk Mat

3. Press Play Wooden Wrist Rest

Sejalan dengan tema elegan yang didapat dari desk mat kulit tadi, wrist rest berbahan kayu tentu bisa jadi pelengkap yang pas. Masih dari brand lokal Press Play, wrist rest ini terbuat dari kayu walnut dengan coating halus pada permukaannya.

Dihargai Rp219.000, wrist rest kayu ini tersedia dalam dua ukuran yang berbeda; satu untuk keyboard dengan layout tenkeyless alias TKL, satu untuk layout 60%. Wrist rest mungkin bukan termasuk barang yang wajib dimiliki, tapi ia setidaknya bisa membantu mewujudkan posisi tangan yang nyaman selagi mengetik.

Link pembelian: Press Play Wooden Wrist Rest

4. Press Play Nook Wooden Headphone Stand

Belum cukup puas dengan aksen kayu pada setup meja kerja Anda? Tambahkan headphone stand bikinan Press Play ini. Seperti yang bisa dilihat, bagian atasnya (yang bersentuhan langsung dengan bantalan kepala) terbuat dari kayu walnut berkontur dengan tekstur yang lembut. Penyangganya ini juga cukup lebar untuk mengakomodasi berbagai macam headphone dan headset.

Tiang sekaligus bagian dasarnya menggunakan bahan stainless steel, dan Press Play tak lupa menyematkan lapisan karet di sisi bawahnya agar perangkat tidak mudah tergeser. Produk ini bisa dibeli seharga Rp229.000; anggap saja investasi ekstra bagi yang sudah meminang headset baru.

Link pembelian: Press Play Nook Wooden Headphone Stand

5. Xiaomi Mi Computer Monitor Light Bar

Pencahayaan yang baik merupakan salah satu solusi efektif untuk mencegah mata cepat lelah akibat terlalu lama menatap layar. Ketimbang mengandalkan lampu meja, ada monitor light bar yang bisa dijadikan alternatif untuk mengeliminasi efek silau pada layar.

Posisinya yang berada di atas monitor berarti Anda bisa menghemat sedikit ruang yang biasanya dihuni oleh lampu meja. Untuk suplai dayanya, tinggal colokkan saja perangkat ke port USB milik monitor. Simpel dan praktis.

Satu keunikan yang dimiliki monitor light bar seharga Rp549.000 ini adalah, ia datang bersama sebuah kenop putar yang berfungsi sebagai remote control. Jadi mulai dari menyala-matikan perangkat sampai mengatur tingkat kecerahan dan temperatur warnanya, semua bisa dilakukan secara nirkabel via kenop tersebut.

Link pembelian: Xiaomi Mi Computer Monitor Light Bar

6. Anker PowerExpand 11-in-1 USB-C PD Hub

USB hub ada banyak ragamnya, dan konsumen dibebaskan untuk memilih yang sesuai dengan kebutuhannya masing-masing. Namun bagi yang memerlukan port sebanyak dan sevariatif mungkin dari satu colokan USB-C saja, produk besutan Anker ini bisa jadi pertimbangan. Sesuai namanya, total ada 11 lubang yang bisa kita temukan di sasis berbentuk balok pipihnya.

Oke, teknisnya cuma 10, sebab yang satu merupakan input USB-C Power Delivery (PD) untuk menerima suplai daya tambahan (buat mengakomodasi perangkat yang lebih haus daya macam hard disk eksternal) sekaligus meneruskan daya sebesar 85 W ke laptop (merangkap jadi charger).

Aksesori ini bahkan juga sanggup menghubungkan satu display eksternal beresolusi 4K 60 Hz via port HDMI atau DisplayPort-nya (atau dua sekaligus di resolusi 2K 60 Hz), sehingga satu port USB-C milik laptop yang dipakai itu benar-benar tidak akan disia-siakan. Harganya memang cukup mahal — Rp999.000 — tapi sepadan dengan kelengkapan yang didapat.

Link pembelian: Anker PowerExpand 11-in-1 USB-C PD Hub

7. Anker PowerExpand Direct 7-in-2 USB-C Adapter

Khusus untuk pengguna MacBook yang memiliki dua port USB-C bersebelahan, USB hub yang satu ini bisa jadi alternatif yang lebih praktis mengingat ia dapat langsung menancap ke laptop tanpa ada kabel yang menjuntai.

Dua port tersebut ditukar dengan sepasang port USB-A, satu USB-C, satu Thunderbolt 3 (bisa merangkap jadi charging port), HDMI, dan slot SD card beserta microSD. Pastikan dulu MacBook Anda kompatibel sebelum menggaet aksesori seharga Rp499.000 ini.

Link pembelian: Anker PowerExpand Direct 7-in-2 USB-C Adapter

8. Orico DUK-5P USB Smart Charging Station

Bagi yang memiliki banyak perangkat mobile (smartphone dan tablet), Anda pasti tahu betapa memusingkannya saat tiba waktunya untuk mengisi ulang perangkat-perangkat tersebut. Agar meja tidak jadi berantakan, Anda perlu aksesori semacam ini, yang bisa menampung sekaligus mengisi ulang hingga lima perangkat sekaligus, masing-masing dengan output sebesar 12 W.

Idealnya, aksesori ini disandingkan dengan kabel-kabel yang berukuran pendek. Sayang, paket pembeliannya yang seharga Rp313.650 hanya mencakup satu kabel daya saja.

Link pembelian: Orico DUK-5P USB Smart Charging Station

9. Kiip C9 Wireless Charging Stand

Buat yang ponselnya mendukung wireless charging, stand semacam ini bakal membantu menjadikan perangkat tetap fungsional selama charging berlangsung. Lapisan kain di bagian sandarannya memastikan punggung ponsel tidak baret meskipun disandarkan berkali-kali.

Bagi yang ponselnya dibalut casing, Anda juga tidak perlu melepasnya terlebih dulu, dengan catatan tebal casing-nya tidak lebih dari 7 mm. Output maksimum yang bisa disalurkan adalah 20 W, tapi pada praktiknya ini sangat bergantung pada ponsel sekaligus charging adapter yang digunakan. Harganya? Rp159.000 saja.

Link pembelian: Kiip C9 Wireless Charging Stand

10. Soundcore Wakey

Terakhir, ada speaker Bluetooth unik dari Anker yang mengemas wireless charging pad terintegrasi pada permukaan atasnya, dengan output maksimum sebesar 10 W (tergantung perangkat). Meski sebenarnya dirancang sebagai jam beker, aksesori ini cocok juga ditempatkan di atas meja kerja berkat LED penunjuk waktunya yang besar.

Kenapa tidak melihat tampilan jam bawaan komputer saja? Well, saya kenal beberapa orang yang selalu mengaktifkan opsi auto-hide taskbar di Windows atau auto-hide menu bar di macOS, dan aksesori seharga Rp999.000 ini bisa membantu mencegah mereka lupa waktu — plus memutar musik atau podcast tentu saja.

Link pembelian: Soundcore Wakey

Gambar header: Nubelson Fernandes via Unsplash.

Bose SoundLink Flex Janjikan Suara Terbaik di Kelas Speaker Bluetooth Seukurannya

Usai meluncurkan QuietComfort 45 bulan lalu, Bose kini mengalihkan perhatiannya ke segmen speaker portabel. Karya terbarunya di kategori ini adalah SoundLink Flex, yang diklaim mampu menyajikan kinerja audio terbaik di kelas speaker seukurannya.

Bose percaya perpaduan custom transducer dan sepasang passive radiator yang mereka sematkan pada Flex mampu memaksimalkan clarity selagi menyuguhkan dentuman “bass yang dapat dirasakan di dada”. Sebagai referensi, suara yang dihasilkan Bose SoundLink Micro sudah sangat bagus untuk speaker seukurannya, dan Flex semestinya berada satu level di atasnya berkat volume fisik yang lebih besar.

Spesifiknya, Flex memiliki dimensi 200 x 91 x 53 mm, dengan bobot di kisaran 590 gram. Bodinya terbuat dari bahan silikon lembut, sementara grilnya terbentuk dari baja dengan cat powder coating. Bose bilang catnya ini tidak akan mengelupas, serta tahan terhadap korosi maupun sinar UV. Lebih lanjut, Flex tahan air dan debu dengan sertifikasi IP67. Ia bahkan bisa mengapung di atas air.

Satu keunikan yang Bose yakini tidak bisa ditemui di speaker Bluetooth lain adalah kemampuan perangkat untuk mendeteksi orientasinya, lalu secara otomatis menyesuaikan suara yang dihasilkan. Jadi tidak peduli perangkat sedang berdiri, tidur, atau digantung, suara yang disuguhkan pasti akan selalu optimal.

Fitur positioning semacam ini bukanlah hal baru di industri audio dan sudah bisa kita dapatkan di sejumlah smart speaker. Flex di sisi lain murni mengandalkan koneksi Bluetooth, tidak seperti Sonos Roam yang juga dilengkapi Wi-Fi. Namun entah apa alasannya, Flex masih menggunakan Bluetooth versi lawas (4.2). Beruntung charging-nya sudah mengandalkan USB-C. Baterainya sendiri disebut bisa tahan sampai 12 jam pemakaian dalam sekali charge.

Flex punya sejumlah tombol fisik untuk memudahkan pengoperasian. Ia juga dibekali mikrofon terintegrasi, yang berarti pengguna bisa memakainya sebagai speakerphone ketika menelepon. Menariknya, Flex juga dapat ditandemkan bersama smart speaker atau soundbar besutan Bose. Jadi dengan satu perintah suara ke smart speaker, maka musik juga akan diputar di Flex sekaligus.

Di Amerika Serikat, Bose SoundLink Flex saat ini sudah dijual seharga $149, atau kurang lebih sekitar 2,1 jutaan rupiah. Harganya saat tiba di Indonesia semestinya bakal lebih mahal dari itu, sebab SoundLink Micro yang dibanderol $119 saja dihargai 2,8 jutaan di sini. Untuk pilihan warnanya, Flex tersedia dalam warna hitam, putih, dan biru.

Sumber: CNET dan Bose.

Logi Dock Adalah Docking Station Sekaligus Speakerphone untuk Pekerja di Era Pandemi

Logitech adalah salah satu perusahaan yang justru diuntungkan oleh adanya pandemi. Hingga akhir Juni kemarin, penjualan mereka tercatat naik sebesar 66% dibanding tahun lalu. Padahal, tahun lalu penjualan mereka sebenarnya juga sempat naik drastis di bulan-bulan pertama pandemi.

Namun ketimbang sebatas menggenjot kapasitas produksi webcam dan produk-produk lainnya demi memenuhi demand. Logitech rupanya juga telah meluangkan waktu untuk menciptakan perangkat yang benar-benar dirancang untuk kebutuhan dunia kerja selama masa pandemi. Perangkat tersebut mereka juluki Logi Dock.

Sulit mendeskripsikan Logi Dock dalam satu frasa, sebab ia memang mengemas beberapa fungsi yang berbeda. Secara mendasar, ia merupakan sebuah docking station. Namun di saat yang sama, ia juga merupakan sebuah speaker yang bertenaga.

Sebagai sebuah docking station, Logi Dock dapat disambungkan dengan lima perangkat USB dan dua monitor sekaligus. Lalu dengan menggunakan satu kabel USB-C, seluruh perangkat tersebut dapat dihubungkan ke sebuah laptop, dan laptop-nya sendiri juga akan di-charge oleh Logi Dock dengan output maksimum sebesar 100 W.

Sebagai sebuah speaker, Logi Dock mengandalkan sepasang driver 55 mm dan sepasang passive radiator. Selain dapat menggantikan speaker PC atau laptop, Logi Dock juga bisa berperan sebagai speaker Bluetooth.

Relevan dengan kebutuhan meeting virtual selama pandemi, Logitech tak lupa menanamkan enam buah mikrofon noise cancelling ke dalam Logi Dock. Permukaan atasnya bahkan dilengkapi tombol kapasitif untuk mute/unmute mikrofon, serta untuk menyalakan atau mematikan tampilan video dari webcam.

Semuanya demi menghadirkan setup bekerja yang simpel dan teratur. Tak hanya via hardware, melainkan juga via software; Logi Dock menawarkan integrasi dengan aplikasi Logi Tune, dan aplikasi tersebut dapat pengguna sambungkan ke akun kalendernya.

Dari situ, ketika ada meeting yang segera dimulai, Logi Dock dapat memberikan notifikasi lewat indikator LED-nya, dan pengguna bisa bergabung ke meeting dengan mengklik tombol di Logi Dock. Sebagai informasi, Logitech memang berniat mendapatkan sertifikasi resmi dari Zoom, Microsoft Teams, dan Google Meet untuk Logi Dock.

Rencananya, Logi Dock bakal dipasarkan mulai musim dingin tahun ini (Desember) dengan harga $399, atau kurang lebih sekitar 5,7 jutaan rupiah. Selain warna abu-abu, ia juga akan tersedia dalam warna putih.

Sumber: Logitech.

JBL Flip 6 Hadir Membawa Peningkatan Signfikan dari Segi Fisik dan Kualitas Suara

Dengan desain silindris yang ringkas, wajar apabila seri JBL Flip jadi salah satu speaker portabel yang cukup populer di pasaran. Setelah 9 tahun eksis, seri ini telah menginjak generasi yang keenam, dan bersamanya, hadir dua penyempurnaan yang amat signifikan.

Yang pertama, JBL Flip 6 hadir membawa bodi yang lebih kokoh lagi ketimbang pendahulunya. Kalau Flip 5 tahan air dengan sertifikasi IPX7, Flip 6 selevel lebih tinggi dengan sertifikasi ketahanan air dan debu IP67. Artinya, Flip 6 tak hanya siap diceburkan ke kolam renang, melainkan juga diajak bersantai di pantai.

Rancangan yang lebih rugged ini tentu membuatnya semakin fleksibel untuk dibawa-bawa. Logo JBL di sisi depannya kini jauh lebih besar, dan konsumen kini dapat memilih dari sembilan opsi warna yang tersedia.

Penyempurnaan signifikan yang kedua tidak dapat kita lihat, tetapi harus kita dengarkan. Flip 6 mengemas sepasang passive radiator, sebuah woofer, dan tweeter terpisah untuk menghasilkan kualitas suara yang lebih baik di semua rentang frekuensi (low, mid, high).

JBL turut menjanjikan output daya yang lebih besar. Sebagai konteks, Flip 5 sebelumnya mampu menggelontorkan daya sebesar 20 W. Perubahan yang terakhir adalah Bluetooth 5.1, menggantikan Bluetooth 4.2 yang terpasang pada generasi sebelumnya.

Semua itu tanpa memberikan pengaruh negatif terhadap daya tahan baterai. Dalam sekali pengisian, Flip 6 diyakini sanggup memutar musik hingga 12 jam nonstop. Angka tersebut sama persis seperti yang dicatatkan pendahulunya, padahal Flip 6 diklaim lebih powerful. Kemungkinan besar, ini berkaitan dengan penggunaan Bluetooth versi kelima.

Dukungan atas fitur JBL PartyBoost tetap tersedia, yang berarti dua atau lebih Flip 6 dapat dihubungkan secara nirkabel untuk memutar musik bersama-sama dari satu sumber audio. Rencananya, JBL Flip 6 akan tersedia di pasaran mulai November 2021. Harganya $130, cuma $10 lebih mahal dari Flip 5.

Sumber: SlashGear dan JBL.

Donda Stem Player Adalah Speaker Bluetooth Sekaligus Audio Mixer Portabel Hasil Pemikiran Kanye West

Bayangkan sebuah speaker Bluetooth seukuran kepalan tangan, tapi yang punya bakat tersembunyi di bidang produksi musik. Kira-kira begitulah cara saya mendeskripsikan Donda Stem Player, sebuah gadget unik hasil pemikiran rapper sekaligus pebisnis ulung, Kanye West.

Sepintas bentuknya kelihatan mirip seperti Nest Mini, tapi yang permukaannya berlapis silikon lembut ketimbang kain bertekstur. Di sisi atasnya, kita bisa melihat ada empat panel sentuh berbentuk cekung, diikuti oleh sebuah tombol di tengahnya. Sejumlah tombol lain dapat ditemukan mengitari bagian sampingnya, demikian pula port USB-C dan jack 3,5 mm.

Berdasarkan info yang tertera di situsnya, perangkat ini bisa digunakan untuk mengutak-atik lagu apapun; memecah-mecahnya menjadi beberapa bagian; lalu mengontrol elemen-elemen seperti vokal, drum, bass, dan sample. Pengguna juga bisa menambahkan beragam efek, mengontrol kecepatan, maupun mengaktifkan mode real-time looping. Semuanya diatur menggunakan empat panel sentuh itu tadi.

Kalau mau disederhanakan, anggap saja perangkat ini sebagai sebuah audio mixer portabel. Ia dibekali penyimpanan sebesar 8 GB, dan para pengguna dapat saling berbagi hasil mixing dengan mengunggahnya ke situs Donda Stem Player. Kabarnya pengguna juga bisa mendapatkan konten resmi baru lewat situs yang sama. Sebagai informasi, perangkat ini akan dibundel bersama “Donda”, album terbaru Kanye West.

Dengan membeli Donda Stem Player, konsumen pada dasarnya dipersilakan untuk me-remix lagu-lagu terbaru gubahan Kanye West, dan ini secara tidak langsung bakal menjadikan “Donda” sebagai semacam proyek open-source. Namun seperti yang sudah disebutkan, lagu apapun siap dioprek menggunakan Donda Stem Player asalkan formatnya .AIFF, .AIF, .FLAC, .M4A, .MP3, .WAV, .WAVE, .AAC, .ALAC, atau .MP4.

Donda Stem Player merupakan hasil kolaborasi antara Yeezy Tech dan produsen gadget anak-anak, Kano. Perangkat ini dijual seharga $200, dan sejauh ini baru bisa dipesan oleh konsumen di Amerika Serikat dan Inggris saja.

Sumber: The Verge dan Mic.

Louis Vuitton Luncurkan Speaker Bluetooth Mewah dengan Wujud Mirip Gasing dari Era Cyberpunk

Apa jadinya ketika brand fashion sekelas Louis Vuitton mendesain sebuah speaker Bluetooth? Well, jujur saya tidak bisa memikirkan kata lain di samping “mahal”, terutama setelah melihat produk-produk lain yang pernah LV luncurkan di ranah teknologi, macam smartwatch seharga $2.500 atau TWS seharga $1.000.

Speaker ini pun tentu juga demikian. Dinamai Louis Vuitton Horizon Light Up Speaker, perangkat ini sekarang telah dijual seharga $2.890, atau sekitar 42 juta rupiah. Apa yang membuatnya begitu mahal? Salah satunya alasannya tentu adalah keberadaan logo LV, belum lagi emblem bertuliskan “LOUIS VUITTON” yang bisa menyala pada cincin bagian tengahnya.

Yang sedikit melegakan adalah fakta bahwa produk ini bukanlah versi super-premium dari produk yang sebelumnya sudah tersedia di pasaran, yang harganya langsung melambung tinggi hanya setelah dibubuhi logo LV. Dari segi desain, speaker ini setidaknya cukup orisinal. Sepintas bentuknya langsung mengingatkan saya pada sebuah gasing, tapi terkadang juga tampak seperti sebuah UFO.

Pada kenyataannya, desainnya banyak terinspirasi oleh produk lain LV, yakni Toupie Bag. Di sekujur grille-nya, LV tak lupa menyematkan emboss logo LV dan motif bunga monogram dari bahan kulit. Lalu pada bagian atasnya, terdapat 23 LED yang akan menyala warna-warni, lagi-lagi dengan motif monogram. Speaker ini tercatat memiliki diameter 18 cm, tinggi 14 cm, dan berat 1 kg.

Kinerja audionya sendiri disokong oleh woofer 3 inci dan sepasang tweeter berdiameter 0,75 inci yang menerima asupan daya dari dua unit amplifier berdaya 30 W. Selain Bluetooth 5.1, perangkat juga dibekali konektivitas Wi-Fi sekaligus kompatibel dengan AirPlay 2. LV pun tidak lupa menanamkan tiga buah mikrofon sehingga perangkat juga bisa digunakan untuk menerima panggilan telepon.

Dalam sekali charge via USB-C, speaker ini dapat beroperasi selama 15 jam pemakaian. Paket penjualannya mencakup sebuah unit docking, adaptor universal, dua kabel USB-C (1 meter dan 3 meter), strap kulit, dan sebuah travel pouch. Speaker ini sekarang sudah bisa dibeli melalui online store LV.

Sumber: Engadget.

Asus ZenBeam Latte L1 Adalah Proyektor Sekaligus Speaker Bluetooth Berwujud Unik

Proyektor tidak selamanya harus berwujud membosankan. Hal itu dibuktikan oleh Asus lewat proyektor bernama ZenBeam Latte L1 berikut ini. Diperkenalkan pertama kali pada perhelatan CES 2021 di bulan Januari kemarin, bentuknya sepintas lebih mirip speaker Bluetooth ketimbang alat yang dapat memproyeksikan gambar ke tembok.

Penamaannya sendiri bukanlah suatu kebetulan. Desainnya memang menyerupai sebuah cangkir kopi, dengan dimensi 131 x 90 x 90 mm dan bobot tak lebih dari 585 gram. Asus pun cukup bangga dengan fakta bahwa ZenBeam Latte L1 merupakan proyektor pertama di dunia yang memiliki lapisan luar berbahan kain. Selain membantu meningkatkan sirkulasi udara, lapisan kain ini juga dapat membantu menyempurnakan akustik suara.

Di dalam tubuhnya yang mungil tersebut, Asus tidak lupa menanamkan sepasang speaker bersertifikasi Harman Kardon dengan total output sebesar 10 W. Guna semakin mengoptimalkan pengalaman pengguna, Asus turut menyertakan tiga preset audio untuk mendukung tiga skenario penggunaan yang berbeda: menonton film, mendengarkan musik, atau bermain game.

Kemampuan proyeksinya pun tak boleh dipandang sebelah mata. Asus ZenBeam Latte L1 mampu memproyeksikan gambar beresolusi HD (720p) seluas 40 inci dari jarak 1 meter, hingga 120 inci dari jarak 3,2 meter, dengan tingkat kecerahan maksimum 300 lumen. Sumbernya pun bebas, sebab di samping mengemas port HDMI, ZenBeam Latte L1 juga mendukung mirroring secara nirkabel dari perangkat Android, iOS maupun macOS.

Streaming langsung dari berbagai layanan juga dimungkinkan berkat ekosistem aplikasi yang tersedia di platform Aptoide TV, dan perangkat turut dibekali remote control untuk memudahkan navigasi. Dalam sekali pengisian, ZenBeam Latte L1 mampu beroperasi selama 3 jam nonstop (dalam mode Eco). Kalau cuma dipakai sebagai speaker Bluetooth, baterainya tahan sampai 12 jam pemakaian.

Asus sejauh ini belum merincikan kapan ZenBeam Latte L1 bakal tersedia di Indonesia dan berapa harganya. Sebagai referensi, di Amerika Serikat harganya dipatok $399 (± Rp5,7 jutaan).

Speaker Bluetooth Terbaru B&O Unggulkan Baterai yang Sangat Awet dan Bodi Tahan Air

Bang & Olufsen mungkin lebih dikenal sebagai produsen speaker kelas sultan dengan desain yang elegan sekaligus mewah, akan tetapi sesekali pabrikan asal Denmark itu juga menciptakan speaker portabel yang ditujukan buat mereka yang gemar mengeksplorasi alam. Salah satu contohnya adalah speaker bernama Beosound Explore berikut ini.

Dari namanya sudah bisa kita tebak bahwa perangkat ini mengemas bodi yang tangguh. Rangka aluminiumnya diklaim tahan gores, dan secara keseluruhan ia tahan air serta debu dengan sertifikasi IP67. Jadi seandainya tidak sengaja tercemplung ke kolam, perangkat masih akan tetap bisa beroperasi secara normal. Pada sisi atasnya, terdapat lima tombol fisik.

Bentuk grille-nya mengindikasikan kalau ia dapat mendistribusikan suara ke segala sudut (360°), dan suaranya sendiri berasal dari sepasang full-range driver 1,8 inci, yang masing-masing ditenagai amplifier Class D 30 W. Menurut B&O, suaranya cukup lantang untuk mengisi ruangan berukuran 5 sampai 30 m².

Kalau masih kurang keras, pengguna juga dapat menghubungkan dua unit Beosound Explore sekaligus sebagai sebuah setup stereo. Konektivitasnya sudah menggunakan yang terbaru, yakni Bluetooth 5.2, serta telah mendukung teknologi fast pairing besutan Apple, Google, maupun Microsoft.

Penggunaan Bluetooth 5.2 tak hanya menjanjikan koneksi yang lebih stabil, melainkan juga konsumsi baterai yang sangat irit. Dalam sekali charge, Beosound Explore diklaim bisa beroperasi hingga 27 jam nonstop. Sebagai perbandingan, speaker portabel lain yang cukup populer macam JBL Charge 5 ‘hanya’ mampu bertahan selama 20 jam, demikian pula UE Hyperboom yang tercatat memiliki daya tahan baterai hingga 24 jam.

Lebih mengesankan lagi, ini bisa dicapai oleh Beosound Explore selagi mempertahankan desain yang lebih ringkas ketimbang dua speaker lain tadi. Dimensinya tercatat berada di angka 81 x 124 x 81 mm, sedangkan bobotnya berada di kisaran 631 gram (tanpa karabiner). Charging-nya sendiri membutuhkan waktu sekitar 2 jam dari kosong sampai benar-benar penuh.

Di Amerika Serikat, Beosound Explore saat ini telah dijual dengan harga $199 (± Rp2,85 jutaan). Pilihan warna yang tersedia sekarang ada dua, yakni hitam dan hijau, lalu di musim panas nanti akan menyusul varian berwarna abu-abu.

Sumber: The Verge dan Engadget.