Startup: Pengertian, Karakteristik dan Perbedaannya dengan Perusahaan Konvensional

Startup sering dianggap sebagai suatu model perusahaan yang cocok dikembangkan di era modern saat ini. Pasalnya, perusahan ini biasanya berkaitan dengan produk atau layanan yang berbasis teknologi dan digital.

Startup juga dikenal sebagai perusahaan yang sering memunculkan inovasi-inovasi baru yang unik dan menarik. Lantas, apa yang sebenarnya dimaksud dengan startup? Apa saja karakteristik dan perbedaannya dengan perusahaan konvensional?

Pengertian Startup

Secara garis besar, startup dapat diartikan sebagai perusahaan rintisan. Menurut Investopedia, startup adalah sebuah perusahaan rintisan yang didirikan oleh satu atau banyak orang untuk mengembangkan sebuah produk atau layanan yang unik sesuai dengan target pasarnya.

Startup juga sering dikaitkan dengan teknologi, internet dan web. Pasalnya, jenis perusahaan ini memang biasa menggunakan sistem online untuk memasarkan produk maupun layanannya.

Karena sifatnya yang baru dirintis dan belum stabil, dalam operasionalnya, startup sangat bergantung pada investor atau venture capital untuk mendanainya. Oleh karena itu, startup pun digolongkan menjadi beberapa level berdasarkan nilai valuasi yang didapatnya.

Level Startup

1. Cockroach

Cockroach adalah level terendah dari sebuah startup. Level ini diberikan kepada setiap perusahaan startup yang masih baru berdiri dan memiliki nilai valuasi yang rendah.

Pada level ini, sebuah startup akan melakukan promosi secara gencar untuk menarik investor agar nilai valuasinya bisa berkembang. Investor yang menanamkan modalnya biasanya akan dihargai dengan obligasi konversi atau ekuitas kepemilikan.

2. Ponies

Ponies adalah level perusahaan startup yang memiliki nilai valuasi mencapai 10 juta dollar AS atau sekitar Rp. 140 miliar. Pada level ini, sebuah startup biasanya sudah mulai berkembang, namun mereka perlu mempertahankan dan meningkatkan valuasinya agar lebih berkembang.

3. Centaur

Centaur adalah level valuasi sebuah startup yang bernilai 100 juta dollar AS atau senilai Rp. 1,40 triliun. Pada level ini lah biasanya investor akan mulai melirik startup mana yang dinilai memiliki prospek bagus untuk dapat berkembang.

4. Unicorn

Level unicorn dicapai ketika sebuah perusahaan startup memiliki nilai valuasi 1 miliar dollar US atau setara Rp. 14,1 triliun. Pada tahap ini, para investor masih berani untuk memberikan pendanaannya.

5. Decacorn

Decacorn adalah level di mana sebuah perusahaan startup memiliki valuasi 10 miliar dollar AS atau setara Rp. 140 triliun. Namun, perusahaan startup yang sudah mencapai level ini biasanya akan semakin sulit untuk mencari investor baru. Sebab, investor harus memiliki kapasitas pendanaan yang besar.

6. Hectocorn

Hectocorn adalah level valuasi tertinggi dari sebuah startup. Startup yang mencapai level hectocorn memiliki nilai valuasi 100 miliar dollar AS atau setara dengan Rp. 1.400 triliun. 

Perusahaan yang mampu mencapai level ini biasanya hanya satu hingga tiga perusahaan baru setiap tahunnya. Beberapa contoh perusahaan tingkat dunia yang mencapai level ini, seperti Google, Microsoft, Facebook, dan Apple.

Karakteristik Startup

Startup juga memiliki beberapa karakteristik yang dapat diketahui. Beberapa karakteristik tersebut antara lain:

  • Usia perusahaan kurang dari 3 tahun.
  • Saat awal mendirikan, jumlah pegawai pada umumnya kurang dari 20 orang.
  • Pendapatan per tahun kurang dari $100.000 dan belum meraup cukup keuntungan karena masih membutuhkan biaya untuk pertumbuhan startup.
  • Startup masih dalam tahap perkembangan dan biasanya bergerak di bidang teknologi, seperti pengembangan web maupun aplikasi.
  • Produk yang diciptakan biasanya berkaitan dengan teknologi, digital dan internet.
  • Startup biasanya beroperasi melalui media sosial atau website.

Perbedaan Startup dan Perusahaan Konvensional

Startup memiliki perbedaan yang signifikan dari perusahaan konvensional, terutama jika dilihat dari usia dan keuntungan yang dihasilkannya.

Keuntungan

Startup merupakan perusahaan rintisan. Artinya, perusahaan jenis ini umumnya masih mencari model bisnis dan pasar yang tepat.

Pada tahap ini, startup masih perlu mengeluarkan banyak biaya untuk mengembangkan perusahaannya, sehingga keuntungan yang didapat pun masih belum maksimal. Sementara perusahaan konvensional memiliki fokus untuk mendapatkan profit dan memaksimalkan keuntungannya.

Alur Pendanaan

Dalam hal pendanaan, startup sangat bergantung pada investor atau venture capital. Sementara perusahaan konvensional biasanya mendapat pendanaan dari hasil keuntungan yang diputar kembali.

Struktur Organisasi

Struktur organisasi startup juga berbeda dengan perusahaan konvensional. Sebab, seluruh kegiatan operasionalnya biasanya ditentukan oleh founder dan pihak manajemen perusahaan. Sementara perusahaan konvensional sangat bergantung pada keputusan pemilik perusahaan. Bahkan, beberapa pemberi modalnya juga bergabung dalam jajaran manajemen perusahaan.

Life Cycle Bisnis

Hal terakhir yang membedakan startup dengan perusahaan konvensional adalah siklus hidup bisnisnya. Startup bersifat lebih tidak stabil meskipun memiliki nilai hingga miliaran dolar dalam waktu yang belum lama. Sementara perusahaan konvensional relatif stabil dan dapat mempertahankan nilai valuasinya meskipun membutuhkan waktu yang jauh lebih lama.

Contoh Startup di Indonesia

Berdasarkan laporan Startup Ranking tahun 2022, Indonesia telah memiliki 2.346 startup. Dari ribuan startup tersebut, berikut adalah 5 di antaranya:

Gojek

Gojek adalah perusahaan startup di Indonesia yang telah didirikan pada tahun 2010. Perusahaan ini bergerak pada bidang transportasi yang menyediakan layanan untuk menyelesaikan permasalahan transportasi di Indonesia.

Berkat perkembangannya yang cukup pesat, kini Gojek juga menyediakan layanan transaksi online menggunakan uang elektronik yang bernama Gopay. Gojek juga telah merambah ke beberapa negara Asia Tenggara, seperti Thailand, Vietnam dan Singapura.

Tokopedia

Tokopedia adalah salah satu e-commerce yang sangat populer di Indonesia. Perusahaan ini didirikan sejak tahun 2009 dan telah melakukan transformasi secara besar-besaran. 

Pada Mei tahun 2021 lalu, Tokopedia dan Gojek mengumumkan untuk merger menjadi GoTo. Dengan ini, GoTo menjadi startup decacorn pertama di Indonesia dengan total Gross Transaction Value (GTV) lebih dari 18 miliar dollar AS pada 2020.

Traveloka

Traveloka adalah perusahaan startup di Indonesia yang bergerak di bidang layanan perjalanan dan akomodasi. Traveloka sendiri didirikan sejak tahun 2012 dengan layanan yang meliputi pemesanan tiket pesawat, booking hotel online dan lainnya. Setelah 5 tahun berdiri, Traveloka berhasil menyandang status unicorn pada tahun 2017 lalu.

Tiket.com

Tiket.com adalah sebuah perusahaan startup yang didirikan pada tahun 2011 oleh Djarum Group. Perusahaan ini juga bergerak pada bidang layanan perjalanan dan akomodasi, dengan beberapa fasilitas yang ditawarkan, seperti pemesanan tiket pesawat, tiket kereta api, tiket konser, tiket atraksi, hingga pemesanan hotel di seluruh wilayah Indonesia.

Bukalapak

Bukalapak adalah perusahaan startup Indonesia yang bergerak pada bidang e-commerce. Startup ini menyediakan layanan jual beli online yang terhubung dengan berbagai toko online dan pembeli online dari seluruh Indonesia. 

Nah, itulah penjelasan lengkap mengenai startup. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa startup adalah sebuah perusahaan rintisan yang biasanya bergerak di bidang teknologi dan digital. Setiap startup juga memiliki level yang berbeda tergantung nilai valuasinya.

Startup : Pengertian, Karakteristik, Hingga Tips Mendirikan

Startup adalah perusahaan muda yang didirikan untuk menciptakan sebuah produk atau layanan yang unik. Apa itu startup? Simak definisi, cara kerja, hingga kelebihan dan kekurangan startup berikut ini.

Definisi Startup

Start-up adalah istilah yang mengacu pada fase pertama operasi perusahaan. Startup adalah perusahaan yang didirikan oleh satu atau lebih pengusaha yang ingin fokus mengembangkan produk atau layanan yang diyakini oleh para pendiri akan memenuhi kebutuhan pasar, sehingga mereka berusaha untuk mengembangkan bisnisnya untuk menjadi tak terganti bagi pelanggan.

Tujuan startup yang berakar pada inovasi adalah memperbaiki kesenjangan produk yang ada atau menciptakan produk atau layanan yang sama sekali baru. Startup biasanya membutuhkan banyak modal untuk beroperasi, namun pendapatan mereka masih relatif terbatas sehingga membutuhkan kehadiran investor atau modal ventura.

Startup adalah bisnis yang sangat berisiko karena kebutuhan dana yang besar tidak sesuai dengan pendapatan yang besar. Selain itu, banyak startup yang belum memiliki model bisnis yang matang, sehingga transisi ke fase bisnis selanjutnya menjadi sulit.

Di sisi lain, startup juga bisa menjadi ruang kerja dengan peluang pembelajaran dan inovasi yang baik. Modal awal yang dikeluarkan oleh perusahaan start-up biasanya digunakan untuk membuat rencana bisnis dan riset pasar, yang digunakan untuk menentukan permintaan pasar terhadap produk atau jasa yang mereka produksi.

Rencana bisnis yang komprehensif menguraikan misi, visi dan tujuan perusahaan, serta manajemen dan strategi pemasaran.

Karakteristik Bisnis Startup

Bisnis startup memiliki karakteristik tersendiri yang membedakan dengan bisnis usaha kecil menengah. Untuk mengindetifikasi perbedaan signifikan antara bisnis startup dan juga bisnis usaha kecil menengah, berikut adalah karaktersitik startup:

  • Modal yang digunakan akan tergantung dengan pergerakan bisnis
  • Usia perusahaan kurang dari 3 tahun
  • Pendapatan perusahaan selama satu tahun kurang dari USD 100.000
  • Berfokus pada perkembangan bisnis yang cepat
  • Produk yang dihasilkan biasanya adalah upaya untuk mengisi pasar dan juga menjawab kebutuhan masyarakat yang belum ada sebelumnya
  • Mengandalkan lebih banyak teknologi  informasi dan elektronik
  • Model bisnis yang adaptif sesuai kebutuhan pasar

Perbedaan Startup dengan Usaha Kecil

Kedua unsur ini memang memiliki perbedaan yang sangat signifikan. Berikut merupakan perbedaan antara startup dan usaha kecil menurut Apium Hub:

Inovasi

Salah satu perbedaan terbesar antara startup dan usaha kecil terletak pada inovasi produk atau layanan. Usaha kecil seperti salon dan restoran biasanya tidak menawarkan keunikan yang luar biasa.

Saat kamu memulai bisnis kecil, kamu hanya perlu memikirkan apa yang ada di luar sana untuk mendorong minat pelanggan. Pada saat yang sama, inovasi sangat penting untuk kelangsungan hidup startup di masa depan. Misi mereka bukan hanya inovasi tetapi juga kreasi tanpa batas.

Situasi seperti itu pasti membutuhkan inovasi canggih agar kamu dapat berkembang dan beroperasi secara menguntungkan.

Pasar

Perusahaan kecil biasanya hanya fokus pada kelompok pelanggan tertentu dan dengan demikian membatasi pertumbuhan perusahaan.

Berbeda dengan startup, perusahaan ini tidak membatasi pertumbuhannya dan fokus untuk memanfaatkan pasar yang ada. Oleh karena itu, kembali ke poin pertama, inovasi penting bagi startup untuk mengembangkan pasar dan memenangkan pertarungan bisnis.

Tingkat Pertumbuhan

Perbedaan lain antara startup dan bisnis kecil adalah tingkat pertumbuhannya. Usaha kecil jelas perlu menetapkan tingkat pertumbuhan yang sangat cepat. Namun, prioritas bisnis kecil hanyalah keuntungan.

Ketika sebuah perusahaan menguntungkan, tidak perlu meningkatkan kinerja untuk mendorong lebih banyak pertumbuhan.

Berbeda dengan startup yang harus terus berkembang dengan ide-ide segar untuk menciptakan model bisnis yang berulang. Jika startupmu gagal mengalami pertumbuhan dari tahun ke tahun, sudah pasti perusahaan seperti itu tidak akan bertahan lama.

Keuntungan

Ketika kamu memulai bisnis kecil, itu hanya fokus pada keuntungan harian. Setelah itu, keuntungan tersebut dapat digunakan untuk mengembangkan usaha dengan membuka cabang.

Tidak seperti startup, butuh beberapa bulan atau bahkan bertahun-tahun untuk menghasilkan pendapatan. Fokus utama perusahaan ini adalah menghasilkan produk atau jasa yang baik dan maju. Jika target ini tercapai, startup bisa langsung meraup untung besar, hingga puluhan juta per hari.

Keuangan

Jika kamu ingin memulai usaha kecil-kecilan, kamu bisa menggunakan uang pribadi, meminjam uang dari keluarga, teman atau bahkan dari bank.

Berbeda dengan startup. Sementara beberapa menggunakan uang mereka sendiri, meminjam uang dari keluarga atau teman, crowdfunding baru-baru ini menjadi fenomena yang populer.

Selain itu, seperti yang sudah dijelaskan di atas, startup juga mendapatkan pendanaan dari pemerintah melalui program CPBT atau PPBT, investor atau bahkan modal ventura.

Hal ini penting karena startup membutuhkan banyak modal untuk mengalami pertumbuhan pesat dari tahun ke tahun. Setelah itu, jika Anda mendapat untung besar, perusahaan tidak hanya akan mengembalikan investasinya, tetapi juga mendapat untung.

Tips Mendirikan Bisnis Startup

Mendirikan startupmemang tidak mudah, banyak perintis yang jalan ditempat bahkan gagal dan menyerah begitu saja. Untuk itu, kami memberikan beberapa tips untuk kamu dalam memulai bisnis startup.

Bentuk tim yang solid dan konsistensi

Startup harus dibangun dan dikelola dengan tim yang kuat. Tanpa tim yang solid, sebuah perusahaan startup tidak akan berkembang bahkan gagal.

Untuk membentuk tim yang solid, kamu dan tim harus memiliki visi yang sama. Kamu juga perlu membuat komitmen bahwa bisnis yang dijalankan adalah bisnis yang berkelanjutan. Tim yang solid juga memengaruhi citra perusahaan kamu di mata investor dan pemegang saham.

Terus belajar dan tak berpuas diri

Yang membedakan startup dan UKM adalah pemikiran kritis dan inovatif mereka. Kamu harus berpikir untuk menciptakan pasar baru.

Kamu juga tidak boleh puas dengan hasil bisnis kamu. Terus mencari posisi terbuka di pasar yang ada. Pelaku bisnis startup terus mengajukan pertanyaan dan juga menemukan jawaban baru untuk masalah dan pasar yang ada.

Mencari Investor yang memberikan banyak keuntungan bisnis

Cara mencari investor adalah dengan menyesuaikan visi, model bisnis dan produk. Karena jika perusahaan kamu berbeda pandangan dengan investor, perusahaan kamu tidak akan berkembang, investor besar tidak akan memberi kamu apa pun.

Banyak investor hanya mencoba memanfaatkan nilai perusahaan mereka dan akibatnya menderita. Jangan takut dan minta juga dari investor. Jika perusahaan kamu sudah bagus nilainya, otomatis investor akan mendatangi kamu.

Idealisme, dan mentor

Memulai bisnis, terutama startup, bukan hanya tentang pengetahuan pribadi dan kolega. Kamu juga membutuhkan seorang mentor untuk mempelajari tentang ekosistem dan cara kerjanya di bidang bisnismu.

Startup gagal karena sering mengabaikan input dan keras kepala dengan idealisme yang dibangun. Karena idealisme yang kamu miliki belum tentu cocok dengan ekosistem bisnis dan pasar kamu.

Membuat peta perjalanan usaha

Peta perjalanan adalah panduan untuk membantu kamu melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan. Aktor pemula seringkali gagal karena melupakan hal-hal sepele tapi penting seperti membuat peta jalan dan jadwal induk.

Kedua hal ini berguna untuk menganalisis ide, pertanyaan, riset, dan melacak kemajuan bisnis kamu.

Andalkan digital marketing

Startup dan digital marketing seperti dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Namun, beberapa startup gagal karena terlalu fokus menggunakan teknologi digital dan lupa menggunakannya untuk pemasaran.

Kamu dapat mengandalkan Google Ads, SEO, dan media sosial. Kamu juga perlu mendaftar ke search engine untuk merespon input, membangun image dan juga membangun brand sesuai dengan karakteristik startup kamu.

Kepercayaan diri

Kunci terpenting bagi pelaku pemula adalah kepercayaan diri. Menjalankan bisnis memang berat, tapi bukan berarti kamu harus berkecil hati atau curiga saat bisnis kamu gagal.

Bahkan jika kamu jatuh, kamu tidak boleh kehilangan fokus. Ingat, kegagalan bukan berarti kamu gagal total. Kegagalan adalah katalis untuk membuat bisnis kamu lebih kuat.

Itulah penjelasan sederhana mengenai startup yang harus kamu tau di masa ini. Meskipun membangun startup cukup menantang, dengan tren dan banyak inovasi selama kamu tekun sesuai dengan langkah seharusnya maka yakinlah!