Samsung Galaxy S21 Ultra 5G: Makin Spesial Berkat Dukungan S Pen

Berbeda dari seri Samsung Galaxy Note yang selalu mengedepankan aspek produktivitas, seri Samsung Galaxy S lebih memprioritaskan inovasi di sektor kamera. Hal ini bisa kita lihat pada Galaxy S21 Ultra 5G, yang mengunggulkan kamera utama 108 megapixel dengan sensor generasi baru yang menjanjikan dynamic range tiga kali lebih luas dari sebelumnya, belum lagi kemampuan merekam video 4K 60 fps menggunakan semua kameranya, termasuk kamera depan.

Namun Samsung rupanya ingin melakukan sesuatu yang agak berbeda tahun ini. Galaxy S21 Ultra 5G tidak cuma mengusung layar yang paling superior – Dynamic AMOLED 2X 6,8 inci dengan resolusi 1440p, dynamic refresh rate 10 Hz – 120 Hz, dan tingkat kecerahan maksimum 1.500 nit – tetapi juga dukungan terhadap stylus S Pen, pertama kalinya dalam sejarah seri Samsung Galaxy S.

S Pen di Galaxy S21 Ultra 5G bersifat opsional, tidak seperti di seri Galaxy Note di mana S Pen selalu menjadi bagian yang integral. Berhubung opsional, konsumen berarti harus membelinya secara terpisah. Alternatifnya, Anda juga dapat menggunakan S Pen dari Galaxy Note lawas yang masih Anda simpan maupun sejumlah stylus lain yang juga memanfaatkan teknologi besutan Wacom.

Bagi yang memutuskan untuk membeli S Pen baru, Anda akan melihat bahwa dimensinya sedikit lebih besar dibanding S Pen milik Galaxy Note20 Series. Tujuannya tentu supaya stylus jadi lebih nyaman digunakan, dan ini sama sekali bukan masalah karena stylus-nya tidak perlu diselipkan ke dalam kompartemen khusus di bodi ponsel.

Namun supaya tetap praktis, aksesori ini akan dibundel bersama casing khusus yang sisi kirinya memiliki tempat untuk menampung S Pen. Casing-nya sendiri ada dua macam, yakni yang berbentuk flip cover seharga Rp1.199.000, dan yang berwujud standar seharga Rp899.000 – semuanya sudah termasuk harga S Pen.

Pengalaman menggunakan S Pen di Galaxy S21 Ultra 5G hadir sangat baik berkat ujung yang tipis dan pressure sensitivity hingga 4.096 tingkatan, dan pengguna juga masih bisa menekan tombol di S Pen untuk mengaktifkan sejumlah fungsi. Yang membedakan dengan seri Note adalah, S Pen di sini bersifat pasif dan tidak dilengkapi Bluetooth.

Itu artinya pengguna tidak dapat memakainya sebagai remote control kamera maupun untuk mengontrol playback musik. Selebihnya, S Pen di Galaxy S21 Ultra 5G masih sangat nyaman dipakai untuk menulis, menggambar, maupun melangsungkan aktivitas yang membutuhkan tingkat presisi cukup tinggi, seperti misalnya untuk meng-edit foto atau video.

S Pen dan S Pen Pro

Untuk Anda yang merasa fungsi jarak jauh tadi esensial, Anda bisa menunggu sampai Samsung menjual stylus lain yang dinamai S Pen Pro. Dibandingkan S Pen standar, S Pen Pro punya ukuran yang lebih besar lagi, dan ia juga sudah dilengkapi Bluetooth serta dukungan penuh terhadap fitur Air Gesture. 

Kelengkapan tambahan untuk Galaxy S21 Ultra ini menegaskan segmentasi untuk pengguna perangkat ini yaitu sophisticated dan timeless. Kesan ikonik juga dibawa karena dari Galaxy S21 Series 5G, versi hanya versi ultra yang bisa kompatibel dengan stylus. Pilihan yang tepat bagi mereka yang suka dengan hiburan dan fotografi tetapi masih ingin mendapatkan fasilitas produktivitas dengan S Pen.

Sekali lagi, S Pen di Samsung Galaxy S21 Ultra 5G merupakan aksesori yang sifatnya opsional. Anda dapat menikmati fitur-fitur unggulan ponsel tersebut tanpa harus membeli S Pen, tapi di saat yang sama Anda juga bisa semakin memaksimalkan layar besarnya dengan bantuan S Pen. Bagi penggemar setia seri Samsung Galaxy S yang sering iri melihat pengguna seri Galaxy Note, Anda sekarang bisa membuang rasa iri tersebut jauh-jauh.

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial yang didukung oleh Samsung.

Teknologi Layar E Ink Jenis Baru Janjikan Pengalaman Menulis Nyaris Tanpa Jeda

Selama ini kita mengenal teknologi layar E Ink sebagai display andalan perangkat e-reader macam Amazon Kindle. Namun belakangan E Ink juga dimanfaatkan sebagai medium untuk berkreasi lewat tablet seperti reMarkable dan Sony DPT-CP1.

Tren baru ini rupanya dilihat oleh E Ink Holdings selaku pemegang paten teknologi E Ink untuk mengembangkannya lebih lanjut. Buah pemikiran mereka melahirkan JustWrite, display E Ink jenis baru yang dirancang untuk memberikan pengalaman menulis atau menggambar yang begitu alami dan nyaris tanpa jeda (latency).

Rahasianya terletak pada absennya panel TFT pada JustWrite, sehingga komponen elektronik yang dibutuhkannya sangatlah minim (hanya untuk me-refresh layar ketika konten dihapus). Sebagai gantinya, semuanya dibebankan ke stylus, dan pada akhirnya coretan-coretan pengguna akan langsung muncul di layar secara instan.

E Ink bilang bahwa JustWrite dapat diproduksi dengan lebar sampai 90 cm, yang berarti ada peluang baginya untuk diimplementasikan menjadi pengganti papan tulis tradisional. Di saat yang sama, kelebihan-kelebihan layar E Ink standar juga tetap dipertahankan, di antaranya adalah kontras yang bagus, irit daya, serta durabilitas yang tinggi mengingat jenis bahannya dari plastik.

E Ink masih belum menyebutkan kapan JustWrite bakal diproduksi secara massal. Mereka sepertinya masih disibukkan dengan layar E Ink berwarna yang mulai diproduksi sejak bulan Agustus lalu, tapi baru untuk papan display digital, belum e-reader.

Sumber: The Verge dan Business Wire.

Review Lenovo Yoga 530: Laptop Ryzen untuk Desainer

Semenjak kehadiran Ryzen, sepertinya AMD kembali memiliki rasa percaya diri dalam mengeluarkan perangkat ‘bergeraknya’. Hal tersebut diperlihatkan dengan banyaknya bermunculan laptop 2-in-1 yang diluncurkan oleh beberapa vendor. Hal tersebut termasuk dari Lenovo dengan Yoga 530 yang baru kami uji ini.

Lenovo Yoga 530 - Feature

Raven Ridge, nama dari arsitektur yang digunakan pada Ryzen 2, memang saat ini dapat menandingi kinerja dari sang penantang AMD. Selain jauh lebih kencang dari arsitektur AMD sebelumnya, Raven Ridge juga lebih hemat daya dibandingkan dengan arsitektur-arsitektur sebelumnya.

Yoga 530 juga dilengkapi dengan sebuah stylus yang selama ini sering digunakan untuk menggambar oleh para desainer atau pekerja kreatif. Dengan kemampuan untuk ditekuk bagian layarnya hingga 360 derajat, membuat laptop ini bisa dioperasikan dengan mode tablet, tenda, maupun berdiri.

Lenovo Yoga 530 - Bawah

Laptop HP Lenovo Yoga 530 memiliki spesifikasi sebagai berikut:

Prosesor AMD Ryzen 5 Mobile  2500U 4 Core 8 Thread Clock 2,8 GHz Turbo 3,6 GHz
Graphics AMD Vega 8
RAM / HDD 2 x 4GB DDR4 2666 MHz / 256GB SSD M.2
Layar / Resolusi 15,6” LED Backlit / 1366×768
Port ekspansi USB-C, USB 3.0, Audio 3,55mm port, HDMI, slot SD
Baterai 45 Whrs Polymer Fast Charging
Kamera HD
Dimensi 328 x 229 x 17.6 mm
Bobot 1,6 kg

Untuk hasil CPU-Z dan GPU-Z dari laptop Lenovo Yoga 530 adalah sebagai berikut:

Dengan spesifikasi di atas dan memiliki desain yang unik, Lenovo Yoga 530 memiliki harga Rp. 11.799.000. Terlihat mahal memang, akan tetapi dengan menggunakan Ryzen 5 dengan Vega 8 yang memiliki dimensi tipis serta mampu ditekuk sampai 360 derajat, sepertinya harga tersebut tidaklah terlalu tinggi.

Seperti biasa, Lenovo memiliki charger yang berbobot ringan. Selain itu, tidak ada kabel tebal yang mengganggu pada perangkat pengisi daya baterai ini.

Lenovo Yoga 530 - Charger

Desain

Laptop Lenovo Yoga 530 yang kami dapatkan memiliki warna hitam keabu-abuan. Pada bagian badan atas yang terbuat dari plastik polikarbonat menggunakan desain matte finishing. Hal ini selain mempercantik juga membuat bagian atasnya menjadi tidak lebih licin.

Lenovo Yoga 530 - Kiri

Layar yang dimiliki oleh laptop ini sebesar 14 inci yang dimuat dalam dimensi laptop 13 inci. Dengan begitu, laptop ini tidak memuat tata letak keyboard yang penuh. Keyboard-nya sendiri menggunakan tipe model chiclet. Untuk speaker-nya, Lenovo bekerja sama dengan Harman Kardon sehingga membuat suara yang dikeluarkan lebih nyaring saat dipakai menonton video.

Lenovo Yoga 530 - Kanan

Laptop yang satu ini memiliki besar  328 x 229 x 17.6 mm, memuat layar dengan ukuran 14 inci yang memiliki resolusi 1920 x 1080. Untuk bobotnya, Lenovo Yoga 530 memiliki berat sekitar 1600 gram, termasuk baterai, yang sehingga dapat membuat punggung terasa nyaman saat dibawa dengan tas ransel. Berat tersebut belum termasuk charger-nya yang memang cukup ringan untuk dibawa.

Lenovo Yoga 530 - 180 degree

Lenovo mempersenjatai laptop yang satu ini dengan sebuah stylus dengan nama Lenovo Active Pen 2. Dengan versi kedua ini, Lenovo memberikan fungsi tambahan pada saat menggambar dengan berbagai tekanan. Hal ini membuat Yoga 530 lebih natural pada saat digunakan untuk menggambar desain.

Lenovo Yoga 530 - Stylus

Lenovo Yoga 530 dijual dengan terinstalasi Windows 10 Home Single Language dari pabriknya. Tentu saja hal ini membuat para pengguna tidak lagi harus melakukan instalasi sistem operasi pada saat membeli laptop ini, kecuali ingin berganti ke Linux.

Kinerja

Lenovo Yoga 530 menggunakan AMD Raven Ridge dengan prosesor quad core octa  thread Ryzen 5 Mobile 2500U dengan Thermal Design Power 15 Watt. APU Ryzen 5 Mobile ini sendiri memang diciptakan oleh AMD untuk bersaing dengan Intel Core i5. Oleh karena itu, laptop ini bisa dibilang akan mampu dalam menjalankan software editing gambar maupun video.

Menggunakan Integrated Graphics Processor (IGP) terbaru dari AMD, yaitu VEGA 8, tidak berarti laptop ini dapat bermain game-game baru dengan setting tertinggi. Walaupun sudah menggunakan RAM dual channel, VEGA 8 belum dapat memainkan beberapa game dengan lancar.

Dapat dilihat bahwa kinerja dari VEGA 8 belum dapat mengalahkan laptop AMD yang menggunakan Radeon 460. Akan tetapi, VEGA 8 sendiri sudah lebih dari mumpuni untuk menjalankan game-game yang digunakan untuk esports saat ini seperti DOTA II dan CS:GO.

Baterai

DailySocial menguji laptop yang satu ini berdasarkan berapa lama sebuah perangkat bisa menonton file video 1080p. Perlu diketahui bahwa tidak satu tes baterai pun yang mampu memberikan hasil yang sama dengan penggunaan sehari-hari. Hanya saja, sebuah riset pernah dilakukan untuk mengukur pemakaian sebuah laptop. Hasilnya, untuk nonton video, laptop yang satu ini ternyata hanya bisa bertahan selama 4 jam 30 menit. Tentu saja saat digunakan dalam menggunakan Office ringan, hasilnya bisa lebih lama. Tetapi jika digunakan untuk bermain game, sepertinya akan lebih cepat habis.

Adonit Photogrip Adalah Aksesori Multifungsi untuk Fotografer Smartphone

Adonit, pabrikan yang dikenal akan variasi stylus-nya, baru saja meluncurkan produk anyar. Produk tersebut bukanlah sebuah stylus, melainkan aksesori multifungsi yang ditujukan bagi para fotografer smartphone.

Dinamai Adonit Photogrip, fungsi utamanya adalah untuk memantapkan genggaman selama smartphone dipakai untuk memotret atau merekam video. Cukup selipkan ponsel ke dalamnya (minimal yang berlayar 4,5 inci), lalu sambungkan via Bluetooth, maka tombolnya siap digunakan untuk mengambil gambar.

Adonit Photogrip

Yang unik, tombolnya ini ternyata merupakan sebuah remote yang dapat dilepas-pasang. Lepaskan remote ini dari ‘rumahnya’, maka pengguna siap mengambil gambar dari kejauhan. Cocok untuk keperluan mengambil foto grup.

Tidak ada permukaan datar untuk menegakkan ponsel? Tak perlu bingung, Photogrip datang bersama sebuah tripod mini yang dapat dipasangkan langsung ke unit utamanya. Tanpa tripod, Photogrip sebenarnya bisa diberdirikan, tapi hanya dalam orientasi portrait, sehingga mungkin lebih cocok untuk dipakai selagi dalam percakapan video.

Adonit Photogrip

Di samping remote, masih ada kejutan lain Photogrip dalam bentuk stylus kecil yang bisa dipakai untuk corat-coret maupun mengedit foto secara lebih presisi. Paket pembeliannya juga mencakup sebuah neck strap dan carrying pouch.

Photogrip menggunakan baterai rechargeable. Dalam satu kali pengisian selama 40 menit, ia dapat digunakan hingga 20 jam nonstop, atau kira-kira untuk menjepret 72.000 foto.

Adonit Photogrip

Adonit saat ini sudah memasarkan Photogrip seharga $40, cukup terjangkau untuk sebuah aksesori yang multifungsi.

Sumber: DPReview.

Stylus Logitech Crayon Kini Tak Lagi Eksklusif untuk Sekolah-Sekolah Saja

Maret lalu, bersamaan dengan peluncuran iPad edisi 2018, Logitech memperkenalkan stylus yang amat menarik bernama Crayon. Crayon unik karena ia merupakan hasil kolaborasi langsung antara Apple dan Logitech, dan ini cukup jarang terjadi di industri aksesori.

Dari awal Crayon dirancang untuk menjadi alternatif yang lebih terjangkau dari Apple Pencil. Maka dari itu, Crayon pun hanya kompatibel dengan iPad 2018 (model A1893 dan A1954) saja. Asumsinya, kalau Anda memilih iPad 2018 ketimbang iPad Pro, Anda pasti juga lebih memilih menghemat dengan membeli Crayon ketimbang Apple Pencil.

Logitech Crayon

Yang menjadi kendala, saat dirilis Crayon hanya bisa dibeli oleh institusi-institusi pendidikan saja. Namun ternyata eksklusivitas itu hanya bersifat sementara, sebab Crayon sekarang sudah bisa dibeli oleh semua konsumen tanpa terkecuali, hanya saja harganya sedikit lebih mahal: $70 dibanding harga untuk sekolah-sekolah yang cuma $50.

Terlepas dari itu, Crayon masih terasa cukup ekonomis jika dibandingkan Apple Pencil. Selisih $30 itu hanya berimbas pada satu hal: Crayon tidak dilengkapi fitur pressure sensitivity seperti Pencil, namun saya kira ini tidak begitu krusial buat sebagian besar konsumen.

Logitech Crayon

Yang lebih penting adalah kinerjanya yang bisa diandalkan. Cukup nyalakan Crayon, maka ujung runcingnya siap dipakai untuk berkarya tanpa perlu melalui proses pairing. Seperti Pencil, coretan-coretan menggunakan Crayon akan langsung muncul nyaris tanpa jeda dan dengan tingkat presisi yang tinggi.

Logitech Crayon

Crayon bahkan bisa dibilang lebih superior daripada Pencil di sejumlah aspek. Bentuknya pipih sehingga tidak akan tergelinding di atas meja, lalu penutup port Lightning-nya tidak akan terlepas sehingga tidak mungkin hilang. Baterainya pun cukup awet, bisa bertahan sampai 7 jam pemakaian, serta mendukung fast charging (charge selama 2 menit, perangkat bisa digunakan hingga 30 menit).

Dengan banderol $70, saya rasa sulit mencari alternatif lain yang lebih bagus ketimbang Logitech Crayon. Logitech sendiri berniat memasarkannya secara luas mulai bulan Oktober mendatang.

Sumber: Logitech.

LG Umumkan Stylo 4, Andalan FullVision Display 6,2 Inci dan Stylus

Seri Stylo dari LG merupakan smartphone di segmen menengah ke bawah dengan keunggulan layar lega dan dukungan stylus pen. Kini LG telah mengumumkan ponsel pintar terbaru pada seri tersebut yakni LG Stylo 4.

Smartphone yang ditanamkan OS Android 8.1 Oreo dengan user interface LG UX 7.0 ini sudah mengadopsi desain layar penuh. FullVision display ukuran 6,2 inci dengan resolusi Full HD+ (2160×1080 piksel).

lg-umumkan-stylo-4-1
Foto: LG.com

Kehadiran stylus juga ditemani sejumlah fitur bawaan seperti Screen of Memo, di mana kita bisa langsung menuliskan ide-ide brilian seketika mencabut stylus dari Stylo 4.

Kemudian ada GIF Capture, yakni kemudahan untuk membuat gambar animasi dalam format GIF dari video menggunakan stylus. Serta fitur lain seperti Pen Pop 2.1, Pop Lens, Capture+, Quick Memo+, dan sebagainya.

Mengenai kemampuan fotografinya, LG Stylo 4 dibekali kamera utama 13-megapixel bukaan f/2.4 dengan mode portrait dan kamera depan 5-megapixel dengan fitur auto-shot. Rupanya LG juga menyematkan fitur berbasis kecerdasan buatan yakni QLens yang mampu mengidentifikasi foto lalu menyajikan informasi lebih lanjut ke penggunanya.

lg-umumkan-stylo-4-2
Foto: LG.com
lg-umumkan-stylo-4-3
Foto: LG.com

Untuk dapur pacunya, LG Stylo 4 ditenagai chipset Snapdragon 450, memori internal 32GB, dan baterai 3.300 mAh. Sayangnya, besaran RAM yang diberikan sebatas 2GB.

Saat ini, LG Stylo 4 memang baru tersedia di Amerika Serikat melalui operator MetroPCS dengan harga US$179 atau sekitar Rp2,5 juta. Belum ada informasi ketersediaannya di Indonesia, kita tunggu saja kabar selanjutnya.

Sumber: GSMArena 

Logitech Luncurkan Stylus dan Kombo Case + Keyboard untuk iPad Edisi 2018

Salah satu fitur baru yang paling menarik dari iPad edisi 2018 adalah kompatibilitasnya dengan Apple Pencil. Hal ini secara langsung membuka potensinya jadi lebih luas, terutama di sektor pendidikan, yang notabene memang menjadi target pasar utama Apple.

Masalahnya, Apple Pencil yang harus dibeli terpisah seharga $99 mungkin terlalu mahal bagi mayoritas konsumen. Namun jangan khawatir, sebab Logitech sudah menyiapkan alternatif yang jauh lebih terjangkau, yaitu Logitech Crayon.

Logitech Crayon

Crayon menawarkan hampir segala kelebihan Pencil: bagian ujung yang runcing, latency yang sangat rendah, dukungan atas fitur palm rejection, serta bisa digunakan dalam sudut miring untuk membuat coretan yang lebih tebal. Yang absen hanya satu, yakni fitur pressure sensitivity, di mana tebal-tipisnya coretan juga bisa diatur berdasarkan seberapa keras Anda menekan ujung stylus ke layar.

Dari segi desain dan ergonomi, Crayon bisa dibilang lebih superior ketimbang Pencil. Sasis aluminiumnya yang pipih membuatnya lebih mantap di genggaman ketimbang Pencil yang membulat, lalu penutup konektor Lightning-nya tidak mungkin terlepas dari stylus, tidak seperti milik Pencil yang sangat mudah hilang.

Dalam satu kali charge, Crayon bisa digunakan hingga 8 jam nonstop. Namun bagian terbaiknya sekali lagi adalah harganya, yang cuma $50.

Logitech Rugged Combo 2

Logitech Rugged Combo 2

Selain Crayon, Logitech juga punya aksesori lain untuk iPad 2018 yang tak kalah menarik, yakni Rugged Combo 2. Logitech bilang bahwa kombinasi casing dan keyboard ini secara spesifik dirancang untuk ‘bertahan hidup’ selama digunakan di sekolah, yang tentunya tidak bisa luput dari perlakuan kasar para murid.

Masing-masing tombol keyboard-nya nyaris tidak bisa dicongkel, dan secara keseluruhan tahan terhadap tumpahan cairan. Keyboard-nya ini bisa dilepas kapan saja, dan tidak perlu di-charge karena menyambung langsung ke iPad via konektor pada casing-nya, bukan via Bluetooth – casing-nya sendiri menyambung ke iPad via konektor Lightning.

Sentuhan manis lain yang ditawarkan Rugged Combo 2 adalah sebuah holder di bagian samping untuk menyimpan baik stylus Crayon di atas maupun Apple Pencil. Harganya? $100 saja.

Satu hal yang amat disayangkan, kedua aksesori ini rupanya tidak akan dijual ke konsumen secara luas, melainkan khusus ke sekolah dan institusi pendidikan saja – iPad 2018 sendiri juga bisa didapat dengan harga yang lebih murah jika pembelinya adalah institusi pendidikan.

Sumber: Logitech.

Cuma 350 Ribu, Stylus Ini Tawarkan Fitur Premium Tanpa Bluetooth dan Baterai

Tidak semua stylus diciptakan sama. Ada yang mengandalkan Bluetooth dan sensitif terhadap tekanan yang berbeda, tapi harus di-charge dari waktu ke waktu. Ada pula yang bisa digunakan secara langsung tanpa harus di-pair terlebih dulu, tapi tidak sensitif terhadap tekanan.

Mana yang harus Anda pilih? Jawabannya klise, yakni tergantung kebutuhan. Apakah Anda lebih mementingkan faktor kepraktisan, atau Anda merupakan penggiat kaligrafi sehingga pressure sensitivity merupakan fitur krusial buat Anda? Dilema ini menggerakkan hati seorang desainer produk asal Hong Kong untuk menciptakan stylus-nya sendiri.

Dijuluki SonarPen, stylus ini begitu unik karena mampu menawarkan fitur-fitur premium tanpa harus mengandalkan Bluetooth maupun baterai sama sekali. Fitur-fitur yang dimaksud mencakup pressure sensitivity, palm rejection dan sebuah tombol shortcut. Bagaimana bisa? SonarPen melakukannya dengan memanfaatkan jack 3,5 mm milik perangkat.

SonarPen

Ya, stylus ini menyambung ke iPad maupun tablet lainnya lewat colokan yang selama ini dimaksudkan untuk headphone atau earphone. Saya sengaja tidak menyebut smartphone, sebab belakangan satu per satu ponsel premium memang mulai melupakan eksistensi jack headphone.

Ini berarti SonarPen kompatibel dengan banyak perangkat sekaligus, selama perangkat tersebut memiliki colokan headphone. Satu-satunya pengecualian adalah iPad generasi pertama, yang kemungkinan besar dikarenakan spesifikasinya yang sudah terlampau uzur.

SonarPen juga tidak perlu di-charge dari waktu ke waktu, sebab memang tidak ada secuil baterai pun di dalamnya. Saat sedang tidak digunakan, kabelnya tinggal digulung, lalu stylus bisa ditancapkan ke sebuah pengait magnetik yang menempel pada bodi iPad.

SonarPen

Percaya atau tidak, penciptanya butuh waktu lebih dari dua tahun untuk mengembangkan SonarPen. Mereka sekarang sudah siap memproduksinya secara massal, dan SonarPen sudah bisa dipesan melalui situs crowdfunding Kickstarter seharga 195 dolar Hong Kong saja (± 340 ribu rupiah).

Satu-satunya kekurangan SonarPen adalah, aplikasi yang hendak digunakan harus lebih dulu memberikan dukungan. Yang sudah kompatibel sejauh ini adalah Zen Brush 2, akan tetapi pengembangnya berjanji dukungan dari aplikasi-aplikasi lain bakal segera menyusul.

Wacom Luncurkan Dua Stylus Baru, Masing-Masing untuk Perangkat Windows 10 dan iOS

Dedengkot pen tablet, Wacom, baru-baru ini memperkenalkan sepasang stylus yang cukup menarik, yaitu Bamboo Ink dan Bamboo Sketch. Masing-masing dirancang secara spesifik untuk digunakan bersama perangkat Windows 10 (Ink) dan perangkat iOS (Sketch).

Keduanya memiliki desain yang senada, dengan bentuk segitiga yang diklaim terasa nyaman di tangan. Terdapat sepasang tombol shortcut yang bisa diprogram sesuai kebutuhan pengguna, dan Wacom turut menyertakan total tiga macam ujung depan yang bisa dilepas-pasang (empuk, sedang dan keras) – khusus untuk Sketch, ujung depannya cuma ada yang empuk dan keras saja.

Bamboo Ink datang bersama total tiga macam ujung depan yang bisa dilepas-pasang / Wacom
Bamboo Ink datang bersama total tiga macam ujung depan yang bisa dilepas-pasang / Wacom

Sesuai namanya, Bamboo Ink benar-benar dioptimalkan untuk fitur Windows Ink yang datang bersama Windows 10 Creators Update. Ujung belakangnya rupanya juga merupakan sebuah tombol, yang jika Anda klik akan otomatis membuka Windows Ink Workspace pada perangkat.

Selain untuk menulis atau menggambar, Ink ternyata juga dapat digunakan untuk menavigasikan browser Microsoft Edge. Dipadukan dengan fitur anotasi bawaan Edge, tak ada cara yang lebih mudah untuk membuat catatan berdasarkan suatu web page.

Bamboo Sketch datang bersama carrying case yang stylish / Wacom
Bamboo Sketch datang bersama carrying case yang stylish / Wacom

Bamboo Sketch di sisi lain diperuntukkan mereka yang tidak memiliki iPad Pro, yang secara otomatis tidak bisa menggunakan Apple Pencil. Wacom merancang Sketch agar kompatibel dengan iPad maupun iPhone, dan di saat yang sama menawarkan pressure sentivity hingga 2.048 tingkatan.

Sketh terhubung ke perangkat via Bluetooth. Baterainya diperkirakan bisa bertahan selama 15 jam dalam satu kali charge. Charging-nya sendiri mengandalkan sebuah dongle USB yang menancap via magnet ke sisi stylus.

Baik Bamboo Ink maupun Bamboo Sketch saat ini sudah mulai dipasarkan dengan harga $80. Mahal, Anda bilang? Apple Pencil malah lebih mahal lagi dengan banderol $99.

Sumber: Pocket-lint.

Beyond Ink Pen Ialah Pulpen, Stylus, Flash Disk dan Power Bank Jadi Satu

Judul di atas sepintas terdengar seperti mengada-ada dan diambil dari episode serial kartun Inspector Gadget. Padahal sebenarnya perangkat seperti ini sudah eksis dan bisa Anda beli sekarang juga. Namanya Beyond Ink Pen, dan jangan sesekali tertipu oleh wujudnya.

Dari luar, semua orang pasti akan mengenalinya sebagai sebuah pulpen. Akan tetapi ujungnya bisa Anda lepas dan ganti dengan ujung lain berupa stylus ketika yang ada di hadapan mata hanyalah smartphone atau tablet. Giliran buku catatan yang keluar, ganti kembali dengan ujung pulpen standar.

Satu perangkat multi-fungsi untuk berbagai kebutuhan / Beyond Ink Pen
Satu perangkat multi-fungsi untuk berbagai kebutuhan / Beyond Ink Pen

Beralih ke ujung belakang, Anda bisa membuka tutupnya dan seketika itu juga tampak konektor USB. Yup, seperti yang saya katakan, Beyond Ink Pen juga merupakan sebuah flash disk dengan kapasitas 16 GB.

Bersembunyi di bawahnya adalah kabel micro USB fleksibel – juga tersedia dalam varian Lightning untuk perangkat iOS – yang siap menyalurkan energi listrik dari baterai berkapasitas 1.000 mAh-nya ke ponsel. 1.000 mAh memang sangat kecil, tapi setidaknya bisa menyelamatkan Anda di saat-saat kritis.

Komponen-komponen Beyond Ink Pen / Beyond Ink
Komponen-komponen Beyond Ink Pen / Beyond Ink

Semua ini dikemas dalam perpaduan material stainless steel dan kuningan yang ringkas, dengan bobot tak lebih dari 71 gram dan panjang 156 mm. Kalau Anda tertarik dengan konsep perangkat multi-fungsi berkedok semacam ini, Beyond Ink Pen bisa ditebus dari situsnya seharga $70 per unit.