Microsoft Juga Umumkan Slim Pen 2 dan Ocean Plastic Mouse Ramah Lingkungan

Kabarnya Microsoft akan mengumumkan Windows 11 untuk publik pada awal bulan depan, tepatnya tanggal 5 Oktober 2021. Untuk menyambut sistem operasi terbaru tersebut, Microsoft telah memperkuat ekosistem Surface-nya.

Total ada delapan pengumuman, lima diantaranya peluncuran perangkat Surface Laptop Studio, Surface Pro 8, Surface Duo 2, Surface Go 3, dan Surface Pro X. Di sini saya akan membahas Surface Slim Pen 2, Microsoft Ocean Plastic Mouse, dan Surface Adaptive Kit.

Surface Slim Pen 2

Lewat perangkat Surface dan OS Windows 11, Microsoft berupaya mengubah pengalaman komputasi ke level yang baru. Pena digital Surface Slim Pen 2 ini juga punya perannya tersendiri dalam menunjang produktivitas dan kreativitas dengan menyuguhkan pengalaman mencatat atau menggambar yang lebih natural.

Hal itu dapat dicapai berkat chip khusus yang disebut Microsoft G6 dan fungsionalitas haptic yang bekerja di Surface Pro 8 dan Surface Laptop Studio yang menjalankan Windows 11. Meski begitu, stylus ini tetap kompatibel dengan Surface Duo 2, Surface Go 3, Surface Pro X, dan laptop Surface model lama.

Surface Slim Pen 2 dapat menempel secara magnetis untuk mengisi ulang di sisi Surface Laptop Studio dan bisa disimpan ke dalam Surface Pro Signature Keyboard. Ujung penanya didesain ulang dan lebih tajam yang membuatnya lebih responsif dan akurat. Microsoft menjual Surface Slim Pen 2 dengan harga US$129,99 atau sekitar Rp1,8 jutaan.

Microsoft Ocean Plastic Mouse

Mouse anyar besutan Microsoft ini dibuat menggunakan material ramah lingkungan. Bagian cangkangnya menggunakan resin yang 20% dibuat dari plastik daur ulang, sampah yang ditemukan atau terdampar dari lautan dan saluran air yang kemudian diubah menjadi pelet dan kemasannya pun 100% dapat didaur ulang menggunakan bahan kayu dan serat tebu.

Untuk membuat resin yang digunakan dalam cangkang Ocean Plastic Mouse, Microsoft bekerja sama dengan Saudi Basic Industries Corporation (SABIC), yang merupakan anak perusahaan Saudi Aramco. Mouse ini menjanjikan masa pakai baterai hingga 12 bulan hanya dari satu baterai AA yang dapat diganti dan diisi ulang.

Pengguna dapat menyesuaikan tiga tombolnya melalui software Mouse and Keyboard center. Harga Ocean Plastic Mouse dibanderol US$24,99 dengan koneksi Bluetooth Low Energy wireless dan Swift Pair.

Surface Adaptive Kit

Terakhir Microsoft juga mengumumkan Surface Adaptive Kit untuk penyandang disabilitas. Kit ini membuat jajaran laptop dan tablet Surface lebih mudah diakses tanpa mengorbankan bentuk atau fungsi, terdiri dari label keycap, bump, indikator port, dan pembuka perangkat.

Label keycap dan bump memudahkan untuk mengidentifikasi kunci penting dan menemukan port dan kabel. Dukungan pembuka termasuk pull tab dan ring memberikan lebih banyak fleksibilitas untuk membuka tutup laptop.

Microsoft membuat kit tersebut bekerja sama dengan para penyandang disabilitas untuk memastikan bahwa kit tersebut mencakup spektrum kebutuhan yang luas. Rencananya Surface Adaptive Kit akan tersedia akhir tahun ini dan kompatibel dengan Surface Book 3 dan Surface Laptop Studio, serta Surface Pro 7 dan Surface Laptop 3 dan model yang lebih baru.

Sumber: Microsoft

Microsoft Umumkan Surface Pro 8, Surface Go 3, Surface Laptop Studio, dan Surface Duo 2

Menyambut perilisan Windows 11 yang sudah semakin dekat, Microsoft memperkenalkan sederet perangkat baru dari ekosistem Surface-nya. Sebagian besar adalah suksesor dari perangkat generasi sebelumnya, akan tetapi Microsoft juga memperkenalkan satu perangkat Surface yang benar-benar baru.

Total ada empat perangkat anyar yang Microsoft umumkan: Surface Pro 8, Surface Go 3, Surface Laptop Studio, dan Surface Duo 2. Langsung saja, mari kita bahas satu demi satu.

Surface Pro 8

Sesuai namanya, Surface Pro 8 merupakan penerus dari Surface Pro 7 yang dirilis dua tahun silam. Microsoft mengklaim performanya dua kali lebih kencang berkat penggunaan prosesor Intel generasi ke-11, akan tetapi konsumsi baterainya tetap irit dan bisa mencapai angka 16 jam pemakaian. Sebagai perangkat yang mengantongi sertifikasi Intel Evo, Surface Pro 8 juga dilengkapi sepasang port Thunderbolt 4.

Namun yang bakal terdengar lebih menarik justru adalah perubahan desain dan layarnya. Bezel-nya menipis dan layarnya membesar menjadi 13 inci, tapi ketajaman layarnya sama persis berkat resolusi 2880 x 1920. Yang lebih istimewa, panel layarnya sudah mengadopsi refresh rate 120 Hz.

Layarnya ini juga kompatibel dengan stylus baru bernama Surface Slim Pen 2. Saat sedang tidak digunakan, stylus-nya bisa disimpan dan dicas di dalam ceruk yang terdapat pada aksesori keyboard-nya. Pun demikian, semua aksesorinya ini opsional dan harus dibeli secara terpisah; paket penjualan Surface Pro 8 yang dihargai mulai $1.100 hanya mencakup tablet-nya saja.

Untuk mengakomodasi penggunaan selama pandemi, Microsoft tak lupa membekali Surface Pro 8 dengan kamera depan 5 megapiksel, sepasang mikrofon premium, speaker Dolby Atmos, dan kamera belakang 10 megapiksel yang juga bisa merekam video 4K.

Surface Go 3

Seperti pendahulunya, Surface Go 3 merupakan tablet termurah sekaligus terkecil yang Microsoft tawarkan, dengan banderol mulai $400 dan layar 10,5 inci. Ia tetap kompatibel dengan aksesori keyboard dan stylus, tapi sekali lagi semua itu sayangnya harus konsumen tebus secara terpisah.

Dari segi fisik, Surface Go 3 memang tidak menerima pembaruan apa-apa, akan tetapi jeroannya kini lebih bertenaga. Pada varian termahalnya, Surface Go 3 mengemas prosesor Intel Core i3 generasi ke-10, dan performanya diyakini 60% lebih gegas daripada pendahulunya yang ditenagai prosesor Intel Core m3.

Surface Laptop Studio

Inilah perangkat gres yang saya maksud. Tidak seperti kebanyakan perangkat di lini Surface, Surface Laptop Studio merupakan sebuah laptop tulen yang layarnya tidak bisa dicopot sama sekali. Sebagai gantinya, Microsoft membekalinya dengan engsel layar yang cukup unik.

Jadi saat perangkat dibuka, layarnya bisa ditarik ke arah pengguna sehingga menutupi keyboard, cocok untuk kegiatan-kegiatan seperti streaming video, gaming, atau mempresentasikan sesuatu. Dalam posisi ini, touchpad-nya tetap bisa digunakan seperti biasa.

Lalu dari posisi seperti tenda tadi, layarnya bisa didorong ke bawah hingga nyaris rata dengan keyboard. Posisi ini tentu sangat ideal untuk menggambar menggunakan stylus. Selesai menggambar, stylus-nya bisa ditempelkan secara magnetis ke celah di bagian dasar laptop.

Secara keseluruhan, perangkat ini mengingatkan saya pada Surface Studio, tapi yang wujudnya laptop ketimbang PC AIO.

Melihat skenario-skenario penggunaannya tadi, jelas sekali kalau Microsoft membidik kalangan kreator sebagai target pasar dari perangkat ini. Itulah mengapa spesifikasinya juga sangat mumpuni: prosesor Intel Core generasi ke-11 (Tiger Lake-H35), serta GPU Nvidia GeForce RTX 3050 Ti pada varian tertingginya. Di Amerika Serikat, Surface Laptop Studio dijual dengan harga mulai $1.600.

Surface Duo 2

Surface Duo yang dirilis tahun lalu bisa dibilang hadir di waktu yang kurang tepat; dunia baru saja familier dengan kategori perangkat foldable, dan spesifikasinya juga tergolong tua untuk standar 2020. Tahun ini, Microsoft setidaknya sudah bisa menjawab keluhan terkait spesifikasinya.

Surface Duo 2 ditenagai oleh chipset Qualcomm Snapdragon 888, kemajuan pesat dibanding Snapdragon 855 yang digunakan pendahulunya, dan yang pada akhirnya mendatangkan kapabilitas 5G. Kapasitas RAM-nya naik menjadi 8 GB, sementara storage-nya tersedia dalam opsi 128 GB, 256 GB, dan 512 GB.

Seperti versi pertamanya, Surface Duo 2 mengusung sepasang layar AMOLED yang identik. Masing-masing kini memiliki ukuran yang lebih besar; 5,8 inci, dengan resolusi 1344 x 1892 dan refresh rate 90 Hz (adaptif). Kalau digabung, kedua layarnya memiliki panjang diagonal 8,3 inci. Lalu saat ditutup, porsi kecil layar di bagian engselnya dapat menampilkan informasi seperti notifikasi atau sisa baterai.

Dua layar yang bersebelahan ini jelas sangat ideal untuk menunjang produktivitas, namun Microsoft rupanya juga tidak segan mempromosikan Surface Duo 2 untuk keperluan gaming. Microsoft bilang ada sekitar 150 judul game Android yang telah dioptimalkan untuk Surface Duo 2, sehingga game beserta controller virtualnya bisa ditampilkan secara terpisah di kedua layarnya.

Sektor penting lain yang ikut diperbarui adalah kamera. Kalau versi pertamanya cuma punya satu kamera saja di atas layarnya, Surface Duo 2 punya kamera belakang yang proper. Bukan cuma satu, melainkan tiga sekaligus: kamera utama 12 megapiksel f/1.7 dengan OIS, kamera ultra-wide 16 megapiksel f/2.2, dan kamera telefoto 12 megapiksel f/2.4 dengan OIS. Di saat yang sama, Surface Duo 2 tetap punya kamera selfie 12 megapiksel.

Secara fisik, Surface Duo 2 sedikit lebih tebal dari versi pertamanya; 5,5 mm saat dibuka, 11 mm saat ditutup. Kabar baiknya, kapasitas baterainya naik drastis dari 3.577 mAh menjadi 4.449 mAh. Perangkat ini belum mendukung wireless charging, tapi setidaknya ia sudah punya NFC (yang absen di versi sebelumnya).

Di AS, harga Surface Duo 2 dipatok mulai $1.500, atau $100 lebih mahal daripada pendahulunya.

Sumber: Microsoft.

Microsoft Ungkap Surface Laptop 4, Lagi-Lagi dengan Prosesor Ryzen Versi Custom

Kalau kita amati, kebanyakan produsen laptop rutin merilis model baru setiap kali ada prosesor generasi anyar dari Intel atau AMD. Microsoft tidak demikian. Mereka hingga kini bisa dibilang tidak punya jadwal rutin, dan versi anyar laptop atau tablet besutannya bisa muncul kapan saja tanpa harus mengikuti aba-aba dari produsen komponen.

Pada tanggal 13 April 2021 kemarin, Microsoft resmi memperkenalkan Surface Laptop 4, penerus dari Surface Laptop 3 yang dirilis sekitar satu setengah tahun yang lalu. Normalnya, kita bakal mengira laptop ini mengusung pilihan prosesor paling gres yang Intel atau AMD tawarkan, namun seperti yang saya bilang, Microsoft seakan tidak terpengaruh oleh perkembangan industri.

Di saat produsen laptop lain meluncurkan model-model baru yang ditenagai prosesor AMD Ryzen 5000 Series, Microsoft justru masih menggunakan Ryzen 4000 Series. Bukan berarti Ryzen 4000 Series itu jelek, hanya saja Ryzen 5000 Series menawarkan kinerja yang lebih baik lagi. Lalu kenapa Microsoft tidak menggunakan prosesor yang terbaru saja?

Jawabannya mungkin karena Microsoft kembali menggunakan prosesor Ryzen versi custom hasil kolaborasinya langsung dengan AMD. Menurut penjelasannya, versi custom ini menawarkan performa grafis yang lebih baik. Pada model Ryzen 5 misalnya, ketimbang hanya mengemas 6-core, versi custom-nya ini mengusung 7-core, dengan satu inti ekstra yang didedikasikan untuk mendongkrak kinerja GPU.

Alternatifnya, konsumen tentu juga dapat membeli Surface Laptop 4 versi Intel. Kabar baiknya, prosesor Intel yang digunakan adalah yang terbaru (generasi ke-11) yang dibekali chip grafis terintegrasi Intel Iris Xe. Antara kedua pilihan prosesor ini, versi AMD-lah yang menawarkan daya tahan baterai terbaik.

Masih soal spesifikasi, konsumen dapat memilih konfigurasi dengan kapasitas RAM 8 GB, 16 GB, atau 32 GB. Storage-nya sudah menggunakan SSD NVMe dengan pilihan kapasitas 256 GB atau 512 GB. SSD-nya ini juga dapat dilepas dan diganti dengan yang berkapasitas lebih besar di kemudian hari.

Selebihnya, Surface Laptop 4 cukup mirip dengan pendahulunya. Desainnya nyaris tidak berubah, dan layar sentuhnya masih menggunakan aspect ratio 3:2 dengan dua pilihan ukuran: 13,5 inci dengan resolusi 2256 x 1504 pixel, atau 15 inci dengan 2496 x 1664 pixel. Ciri khas lain yang juga masih dipertahankan di sini adalah varian dengan lapisan kain Alcantara pada bagian keyboard-nya.

Cukup disayangkan kelengkapan konektivitasnya juga masih sama seperti generasi sebelumnya, yang berarti lagi-lagi tidak ada port Thunderbolt di sini, bahkan untuk varian dengan prosesor Intel sekalipun. Di Amerika Serikat, Microsoft Surface Laptop 4 kabarnya akan segera dijual dengan harga mulai $999 untuk model 13,5 inci, atau mulai $1.099 untuk model 15 inci.

Sumber: Microsoft.

Microsoft Ungkap Surface Laptop Go dan Surface Pro X Versi Baru

Rumor mengenai laptop kelas budget baru dari Microsoft yang beredar bulan lalu rupanya tidak meleset. Perangkat bernama resmi Surface Laptop Go tersebut baru saja diperkenalkan bersamaan dengan generasi baru Surface Pro X.

Seperti yang sudah diprediksi, desain Surface Laptop Go hampir mirip seperti Surface Laptop 3. Bedanya, selain ukuran layarnya lebih kecil, bodi Surface Laptop Go terbuat dari kombinasi aluminium dan polycarbonate, bukan sepenuhnya aluminium seperti milik kakaknya.

Kompromi semacam ini cukup rasional mengingat tujuan Microsoft memang adalah memangkas harga jualnya semaksimal mungkin. Dengan banderol mulai $549, alias hampir separuh harga Surface Laptop 3, Surface Laptop Go tentu bisa menjadi alternatif yang sangat menarik di kalangan para pelajar, apalagi mengingat bobotnya cuma berkisar 1,1 kg.

Bagaimana dengan spesifikasinya, apakah juga ikut dipangkas? Tentu saja. Lihat saja layar 12,4 incinya, yang punya resolusi lebih rendah di angka 1536 x 1024 pixel. Bahkan kamera yang mendukung teknologi pengenal wajah Windows Hello pun juga harus absen di sini, digantikan oleh sensor sidik jari yang tertanam pada tombol power.

Bicara soal sensor sidik jari, rupanya tidak semua varian Surface Laptop Go bakal kebagian. Varian yang dihargai $550, yang mengemas RAM 4 GB dan storage tipe eMMC 64 GB, hanya dilengkapi tombol power biasa. Jadi untuk bisa menikmati kemudahan dari sisi biometrik tersebut, konsumen harus memilih varian yang mengusung RAM 8 GB dan SSD 128 atau 256 GB, yang tentu saja dijual lebih mahal.

Beruntung semua variannya ditenagai oleh prosesor Intel Core i5-1035G1, sehingga gap performa antara satu sama lain tidak akan terlalu jauh. Sebagai sebuah Surface, perangkat ini tentu turut dilengkapi port khusus Surface Connect di samping satu port USB-C dan USB-A.

Surface Pro X generasi kedua

Beralih ke Surface Pro X, secara fisik perangkat ini identik dengan yang dirilis tahun lalu. Premis yang ditawarkan pun sama: Surface Pro X adalah perangkat yang always on, always connected, dan itu dapat terwujud berkat pemakaian chipset berarsitektur ARM yang merupakan hasil kolaborasi Microsoft dengan Qualcomm.

Untuk generasi keduanya, Surface Pro X ditenagai oleh chipset Microsoft SQ 2 yang diklaim punya kinerja CPU sekaligus GPU yang lebih baik, dan di saat yang sama masih mempertahankan daya tahan baterai hingga 15 jam pemakaian seperti generasi sebelumnya. Mendampingi prosesornya adalah pilihan RAM 8 atau 16 GB, serta SSD berkapasitas 128, 256, atau 512 GB.

Semua itu dikemas dalam bodi yang tebalnya tidak lebih dari 7,3 mm, dengan bobot 774 gram. Layar 13 incinya punya resolusi 2880 x 1920 pixel, dan perangkat turut dilengkapi dengan sepasang port USB-C serta tentu saja port Surface Connect.

Namun problem Surface Pro X sebenarnya bukanlah perkara hardware. Seperti yang kita tahu, Windows adalah sistem operasi yang diciptakan untuk perangkat berarsitektur x86, demikian pula aplikasi-aplikasi di dalamnya. Sebelum ini, Surface Pro X hanya bisa menjalankan aplikasi x86 32-bit, namun ke depannya Microsoft berjanji menghadirkan fitur emulasi yang sama untuk aplikasi 64-bit.

Rencananya, Microsoft bakal memasarkan Surface Pro X baru ini dengan harga mulai $1.500. Menariknya, versi lama yang ditenagai chipset Microsoft SQ1 tetap dijual tapi dengan harga yang jauh lebih murah ($1.000).

Sumber: Microsoft.

Microsoft Dirumorkan Bakal Luncurkan Surface Laptop Versi Lebih Ringkas dan Lebih Terjangkau

Oktober nanti, kalau rumor yang berseliweran belakangan ini tidak meleset, Microsoft kabarnya bakal mengumumkan sejumlah perangkat baru dari keluarga Surface. Salah satunya, kalau menurut Windows Central, adalah Surface Laptop baru dengan harga yang jauh lebih terjangkau daripada sebelumnya.

Belum diketahui perangkat ini bakal dinamai apa persisnya – Surface Laptop Go? – tapi sumber Windows Central mengatakan bahwa harga jualnya berada di kisaran $500 – $600. Tentu saja spesifikasinya bakal lebih rendah daripada Surface Laptop 3 yang dipasarkan dengan harga mulai $999, akan tetapi desain dan build quality-nya diperkirakan sekelas kalau berdasarkan prototipenya.

Kalau Surface Laptop 3 hadir dengan layar 13,5 atau 15 inci, Surface Laptop versi ramah kantong ini bakal mengemas layar 12,5 inci, yang berarti ukurannya juga lebih ringkas. Spesifikasinya sendiri diprediksi mencakup prosesor Intel Core i5 generasi ke-10, RAM 4 GB, dan kapasitas penyimpanan 64 GB untuk konfigurasi termurahnya.

Dengan rentang harga seperti itu, perangkat yang secara internal dikenal dengan codename “Sparti” ini pada dasarnya bisa kita lihat sebagai ekuivalen Surface Go terhadap Surface Pro – kebetulan harganya juga berada tepat di tengah-tengah Surface Go dan Surface Pro. Dari perspektif lain, boleh saja kita menganggapnya sebagai Surface Go tapi versi laptop sejati.

Timing peluncurannya bisa dibilang cukup masuk akal. Kemungkinan besar pandemi memang belum usai di bulan Oktober nanti, dan para pelajar – target pasar utama laptop ini – juga masih harus melangsungkan rutinitasnya dari kediaman masing-masing dengan bergantung sepenuhnya terhadap sebuah laptop. Harga yang lebih terjangkau daripada penawaran sebelumnya juga pasti berkaitan dengan tren berhemat yang sebagian besar konsumen lancarkan selama pandemi.

Sumber: Windows Central.

Microsoft Resmi Luncurkan Surface Duo, Smartphone Berlayar Ganda Seharga $1.400

Masih ingat dengan Surface Duo, smartphone berlayar ganda yang sempat Microsoft pamerkan pada bulan Oktober tahun lalu? Microsoft akhirnya sudah menerima pre-order untuk produk tersebut, dan mereka akan mulai memasarkannya secara luas pada 10 September mendatang, setidaknya di Amerika Serikat.

Surface Duo bukanlah barang murah. Ia dibanderol $1.399, padahal kalau ditilik spesifikasinya, harga tersebut terdengar kelewat mahal. Surface Duo memang mengusung sejumlah komponen flagship, tapi flagship untuk tahun lalu: chipset Qualcomm Snapdragon 855 dan RAM 6 GB, dengan pilihan storage internal UFS 3.0 berkapasitas 128 atau 256 GB.

Namun tidak adil rasanya kalau membahas perangkat ini dari sisi teknis saja, sebab daya tarik utamanya memang terletak pada dua layarnya tersebut. Masing-masing merupakan panel AMOLED 5,6 inci beresolusi 1800 x 1350 pixel (aspect ratio 4:3), lalu ketika perangkat dibuka, keduanya menyatu menjadi panel 8,1 inci beresolusi 2700 x 1800 pixel (3:2).

Meski mengusung sepasang layar, Surface Duo terbilang tipis di angka 9,9 mm (dalam posisi tertutup), dan bobotnya lumayan ringan di angka 250 gram meski masing-masing layarnya dilapisi kaca Gorilla Glass. Yang mungkin terdengar kurang adalah baterainya, yang cuma berkapasitas 3.577 mAh. Smartphone Android lain yang layarnya cuma satu saja punya kapasitas yang lebih besar.

Android? Ya, Surface Duo menjalankan sistem operasi Android 10 yang sudah dimodifikasi oleh Microsoft. Beberapa aplikasi pun sudah dioptimalkan untuk kedua layarnya. Salah satu contohnya adalah Outlook, yang dapat menampilkan daftar inbox di layar sebelah kiri, diikuti oleh isi tiap-tiap email di layar sebelah kanan.

Tentu saja sepasang layar ini juga sangat cocok untuk membuka dua aplikasi sekaligus, semisal aplikasi video call dan aplikasi pembuat catatan, yang pastinya sangat relevan di masa pandemi seperti sekarang. Dalam orientasi portrait maupun landscape, kedua layarnya siap dipakai dalam beragam skenario demi memaksimalkan produktivitas.

Hal ini dimungkinkan berkat engsel 360 derajat yang dimilikinya, yang dapat menahan posisi perangkat di sudut apapun, jadi tidak harus membuka dan menutup saja. Surface Duo bahkan bisa diposisikan seperti tenda di atas meja seandainya pengguna hendak memakainya untuk menonton.

Satu hal yang unik dari Surface Duo adalah, ia cuma mengusung satu kamera 11 megapixel f/2.0 saja. Ini berarti kalau pengguna hendak memakainya untuk memotret objek atau merekam video (hingga 4K 60 fps), layarnya harus dilipat ke luar sehingga sisi yang dilengkapi kamera jadi membelakangi pengguna. Agak merepotkan memang, tapi kita juga harus ingat bahwa tujuan utama perangkat ini diciptakan adalah sebagai alat penunjang produktivitas.

Surface Duo pada dasarnya bisa dilihat sebagai alternatif dari ponsel foldable macam Samsung Galaxy Z Fold2. Saat bekerja menggunakan smartphone, terkadang kita bukannya membutuhkan layar yang berukuran lebih besar, melainkan dua layar yang saling bersinergi layaknya setup PC dengan monitor ganda. Kira-kira begitulah premis yang ditawarkan Surface Duo.

Sumber: Microsoft.

Microsoft Luncurkan Surface Go 2, Surface Book 3, Surface Headphones 2, dan Surface Earbuds

Ada trivia menarik seputar tren WFH (work from home) selama masa pandemi: lebih dari 4 triliun menit kita semua habiskan di depan perangkat Windows 10 dalam sebulan, naik 75% dibanding tahun lalu.

Wabah COVID-19 memang telah membekukan banyak industri, akan tetapi di saat yang sama sebagian dari kita masih bisa beradaptasi demi mempertahankan produktivitas. Bagi sejumlah produsen hardware, waktu-waktu seperti ini justru dapat mereka jadikan momentum untuk menyingkap produk baru.

Microsoft adalah salah satunya. Tanpa sebuah event peluncuran yang megah, mereka memperkenalkan deretan perangkat Surface anyar. Total ada enam produk yang mereka umumkan, yaitu Surface Go 2, Surface Book 3, Surface Headphones 2, Surface Earbuds, Surface Dock 2, dan USB-C Travel Hub.

Surface Go 2

Surface Go 2

Iterasi kedua tablet Surface yang paling kecil ini membawa sejumlah peningkatan dibanding pendahulunya. Dimensinya, terkecuali tebal dan bobotnya, masih sama persis seperti sebelumnya, dan itu berarti ia kompatibel dengan aksesori Type Cover yang lama. Pada kenyataannya, Microsoft memang tidak merilis Type Cover baru untuk mendampingi perangkat ini.

Meski panjang dan lebarnya sama seperti sebelumnya, Surface Go 2 mengemas layar berukuran sedikit lebih besar: 10,5 inci dibanding 10 inci pada versi pertamanya, berkat bezel yang menyusut. Resolusinya pun telah ditingkatkan menjadi 1920 x 1280 pixel – bukan 1080p sebab aspect ratio-nya 3:2 ketimbang 16:9.

Surface Go 2

Microsoft tak lupa menghadirkan peningkatan dari sisi performa. Surface Go 2 kini dapat dikonfigurasikan dengan prosesor Intel Core m3 generasi ke-8, RAM 8 GB, dan SSD 128 GB, sanggup mewujudkan kinerja 64% lebih kencang. Berhubung lebih tebal, baterainya pun ikut membesar dengan klaim daya tahan sampai 10 jam pemakaian.

Sepasang mikrofon berkualitas turut menjadi fitur yang diunggulkan Surface Go 2, tidak ketinggalan pula kamera depan 5 megapixel demi menyesuaikan dengan skenario penggunaan konsumen yang belakangan ini banyak melibatkan sesi panggilan video. Di belakang, ada kamera lain yang dirancang untuk mempermudah keperluan memindai dokumen, papan tulis, dan lain sejenisnya.

Perihal konektivitas, Surface Go 2 rupanya masih tergolong minim. Perangkat cuma dibekali satu port USB-C dan port khusus Surface Connect untuk charging maupun docking, plus slot kartu microSD.

Surface Go 2 akan segera dipasarkan dengan harga mulai $399. Sayangnya harga tersebut adalah untuk varian dengan spesifikasi yang sama seperti Surface Go lawas, sedangkan varian yang dibekali prosesor Core m3 harus ditebus dengan dana $629. Varian yang dilengkapi konektivitas LTE turut tersedia dengan harga yang lebih mahal.

Surface Book 3

Surface Book 3

Seperti halnya Surface Go 2 tadi, Surface Book 3 juga hadir tanpa perubahan desain yang berarti. Ia masih tersedia dalam dua ukuran layar sentuh yang berbeda, yakni 13,5 inci atau 15 inci. Resolusinya pun sama: 3000 x 2000 pixel pada varian 13,5 inci, dan 3240 x 2160 pixel pada varian 15 inci.

Daya tarik utama perangkat ini terletak pada performanya, yang diklaim naik hingga 50% dibandingkan pendahulunya. Pengaruh terbesarnya tentu datang dari penggunaan prosesor Intel generasi ke-10, sedangkan di sektor grafis, konsumen bebas memilih antara GPU bawaan Intel Iris Plus, GeForce GTX 1650, GTX 1660 Ti atau malah seri Quadro RTX 3000.

Surface Book 3

RAM-nya bisa dikonfigurasikan sampai yang berkapasitas 32 GB, sedangkan SSD-nya sampai 1 TB pada varian 13,5 inci, dan 2 TB pada varian 15 inci. Terlepas dari performa yang superior, Surface Book 3 tetap menjanjikan daya tahan baterai yang panjang: hingga 15,5 jam pemakaian pada varian 13,5 inci, atau 17,5 jam pada varian 15 inci.

Laptop lain dengan spesifikasi yang lebih tinggi tentu ada – banyak bahkan – tapi kita tak boleh lupa bahwa Surface Book 3 juga dapat digunakan sebagai tablet dengan melepas bagian keyboard-nya.

Sangat disayangkan porsi keyboard itu masih belum dilengkapi port Thunderbolt 3, melainkan hanya port USB-C biasa yang mendukung USB Power Delivery, plus sepasang port USB-A biasa, dan slot SD card. Port Surface Connect tentu tersedia, masing-masing satu di porsi tablet dan keyboard.

Di Amerika Serikat, Surface Book 3 rencananya akan dijual dengan banderol mulai $1.599.

Surface Headphones 2 dan Surface Earbuds

Surface Headphones 2

Dilihat dari luar, sulit membedakan Surface Headphones 2 dari pendahulunya, kecuali jika memilih warna hitam yang baru. Di samping warna baru, hal lain yang absen sebelumnya adalah earcup yang dapat diputar 180 derajat, yang sangat berguna ketika perangkat sedang tidak digunakan dan dikalungkan di leher.

Pengoperasiannya masih mengandalkan panel sentuh dan kenop fisik yang mengitari earcup. Lewat kenop ini, pengguna bisa mengatur volume maupun menyesuaikan intensitas fitur active noise cancellation (ANC).

Surface Headphones 2

Surface Headphones 2 ditenagai sepasang driver berdiameter 40 mm. Lagi-lagi sama seperti sebelumnya, namun yang berbeda kali ini adalah adanya Bluetooth 5.0 sekaligus dukungan codec aptX.

Daya tahan baterainya juga meningkat dari 15 jam menjadi 20 jam (dengan ANC aktif). Dukungan fast charging pun turut tersedia; 5 menit pengisian sudah bisa memberikan daya yang cukup untuk satu jam pemakaian. Menariknya, semua ini bisa didapat dengan harga yang lebih murah daripada pendahulunya, tepatnya $249.

Surface Earbuds

Untuk Surface Earbuds, true wireless earphone ini merupakan model yang sama persis seperti yang Microsoft umumkan pada bulan Oktober tahun lalu. Microsoft memang sempat menunda perilisannya, namun kabar baiknya, harga jualnya kini turun menjadi $199, bukan lagi $249 seperti saat diumumkan pertama kali.

Kelebihan utama Surface Earbuds adalah integrasinya dengan platform Microsoft Office – juga tersedia di Surface Headphones 2. Pengguna bisa memakainya untuk mendikte teks ke Word, atau menavigasikan slide presentasi di PowerPoint secara hands-free.

Dalam sekali pengisian, baterainya diperkirakan bisa bertahan sampai 8 jam pemakaian, sedangkan charging case-nya siap menyuplai 16 jam daya ekstra (total 24 jam).

Surface Dock 2 dan Microsoft USB-C Travel Hub

Surface Dock 2

Kalau Anda menanyakan apa fungsi port Surface Connect yang terdapat di Surface Go 2 dan Surface Book 3, jawabannya adalah aksesori bernama Surface Dock 2 ini. Menyambung secara magnetis via kabel, Surface Dock 2 memberikan akses ke sederet port tambahan: 4x USB-C, 2x USB-A, Ethernet, headphone jack, dan Kensington lock.

Di manakah sepasang port Mini DisplayPort yang ada pada generasi sebelumnya? Keduanya sudah digantikan port USB-C di sini, dan ini berarti perangkat seperti Surface Book 3 tadi dapat disambungkan ke dua monitor 4K 60 Hz sekaligus.

Saat disambungkan ke colokan listrik sendiri, Surface Dock 2 mampu mewujudkan kecepatan transfer data yang lebih tinggi, sekaligus mengisi daya perangkat Surface yang terhubung secara lebih cepat. Aksesori ini memang tidak untuk semua orang, apalagi mengingat harga jualnya cukup mahal di angka $260.

Microsoft USB-C Travel Hub

Dalam kesempatan yang sama, Microsoft juga menawarkan aksesori lain yang lebih terjangkau, dan yang mungkin lebih menarik untuk sebagian besar konsumen: USB-C Travel Hub. Berbeda dari Surface Dock 2, perangkat ini menyambung via port USB-C ketimbang Surface Connect.

Satu port USB-C yang dikorbankan itu dibayar dengan lima jenis sambungan yang berbeda: VGA, HDMI, Ethernet, USB-A, dan tentu saja USB-C. Dimensinya tentu jauh lebih ringkas ketimbang Surface Dock 2, demikian pula harga jualnya yang cuma $100.

Sumber: Microsoft.

Surface Neo dan Surface Duo Adalah Jawaban Microsoft Terhadap Tren Perangkat Berlayar Ganda

Microsoft memperkenalkan enam gadget baru semalam. Empat di antaranya sudah saya bahas, sekarang giliran dua sisanya, yakni Surface Neo dan Surface Duo. Keduanya dijadwalkan baru akan menyusul pada musim liburan tahun depan.

Kita mulai dari Surface Neo terlebih dulu. Ia pada dasarnya merupakan laptop berlayar ganda. Konsepnya mirip seperti Lenovo Yoga Book yang dirilis tiga tahun lalu, akan tetapi eksekusinya agak berbeda. Di Yoga Book, ‘layar’ keduanya berfungsi sebagai papan ketik sekaligus papan gambar, sedangkan di Surface Neo layar keduanya benar-benar berfungsi sebagai display.

Alhasil, Surface Neo justru terdengar lebih mirip dengan prototipe foldable laptop Lenovo yang diungkap belum lama ini. Yang membedakan, Surface Neo tidak menganut model foldable dengan layar yang dapat ditekuk. Kedua layarnya yang masing-masing berukuran 9 inci benar-benar terpisah, tapi tersambung oleh engsel yang dapat memutar 360 derajat.

Namun bagian paling menarik dari Surface Neo menurut saya adalah aksesorinya, spesifiknya sejenis keyboard cover tipis yang hanya menutupi separuh lebih dari layarnya. Jadi saat aksesori tersebut dipasang di atas layar, sisa layar yang tidak tertutupi akan beralih fungsi menjadi extension dari keyboard fisik atau dari layar utamanya, kurang lebih mirip seperti premis yang ditawarkan Asus ZenBook Pro Duo.

Geser aksesori tersebut ke atas, maka sisa layar yang terekspos di bawah akan beralih fungsi menjadi trackpad virtual. Singkat cerita, Surface Neo benar-benar dirancang agar mampu beradaptasi dengan berbagai skenario penggunaan secara cerdas. Sistem operasinya pun bahkan khusus, yakni Windows 10X yang didesain secara spesifik untuk perangkat berlayar ganda.

Surface Duo

Surface Duo

Surface Duo di sisi lain bisa dipandang sebagai jawaban Microsoft terhadap tren foldable phone. Lagi-lagi yang Microsoft terapkan bukanlah foldable yang sebenarnya, melainkan dua layar 5,6 inci terpisah yang bersinergi via bantuan engsel 360 derajat untuk mengeliminasi keterbatasan smartphone selama ini, yakni dalam konteks berpindah dari satu aplikasi ke yang lain.

Ya, ini boleh saja kita anggap sebagai smartphone pertama Microsoft sejak dunia mengucapkan selamat tinggal kepada seri Lumia. Meski Microsoft nampaknya enggan menyebut Duo sebagai ponsel secara langsung, spesifikasinya menunjukkan demikian; berdasarkan informasi yang diterima Wired, Surface Duo mengemas chipset Qualcomm Snapdragon 855, dan sistem operasi yang dijalankan juga merupakan Android dengan custom skin.

Sama seperti Neo, dua layar milik Duo ini dapat beradaptasi terhadap beragam mode pemakaian. Untuk keperluan gaming misalnya, pengguna dapat menggunakan Duo layaknya Nintendo DS, dengan salah satu layar yang bertugas menampilkan controller virtual.

Yang mungkin memicu pertanyaan, di mana letak kameranya? Ya, Duo memang tidak memiliki kamera belakang. Untuk bisa memotret, pengguna harus melipat layar keduanya ke luar terlebih dulu. Namun Microsoft bilang ini bisa saja berubah, mengingat mereka masih punya waktu yang cukup panjang untuk mengerjakan Duo sebelum deadline-nya tiba tahun depan.

Microsoft Luncurkan Surface Laptop 3, Surface Pro 7, Surface Pro X, dan Surface Earbuds

Awal Oktober tahun lalu, Microsoft merilis empat hardware baru sekaligus. Tahun ini jumlahnya bertambah menjadi enam, dan supaya lebih memudahkan para pembaca, saya akan membaginya menjadi dua artikel yang berbeda.

Untuk artikel ini, yang akan saya bahas adalah empat perangkat yang siap Microsoft jual menjelang musim liburan tahun ini. Mereka adalah Surface Laptop 3, Surface Pro 7, Surface Pro X, dan Surface Earbuds.

Surface Laptop 3

Surface Laptop 3

Laptop non-convertible generasi ketiga Microsoft ini datang dalam dua varian ukuran: 13,5 inci dan 15 inci. Keduanya tipis dan ringan seperti generasi sebelumnya, akan tetapi sekarang balutan Alcantara di sekitaran keyboard-nya tidak lagi menjadi standar. Sebagai gantinya, konsumen bisa memilih antara yang berlapis Alcantara atau yang serba aluminium seluruhnya.

Microsoft juga masih mempertahankan layar sentuh dengan aspect ratio 3:2 pada Surface Laptop 3. Memang ada perbedaan resolusi di antara dua varian ukuran ini, akan tetapi tingkat kepadatan pixel layarnya sama persis di angka 201 ppi, yang berarti gambar dan teks akan kelihatan sama tajamnya di kedua varian.

Surface Laptop 3

Yang sangat berbeda di antara keduanya adalah perihal spesifikasi dan performa. Surface Laptop 3 13,5″ datang membawa prosesor Intel Core i5 atau i7 generasi kesepuluh (Ice Lake), sedangkan Surface Laptop 3 15″ berbeda sendiri dengan prosesor AMD Ryzen 5 atau 7. Bukan sembarang Ryzen, Microsoft bahkan menyebutnya lengkap dengan embel-embel “Ryzen Surface Edition”.

Branding semacam itu menandakan bahwa Microsoft ikut memegang andil dalam proses pengembangannya. Microsoft bilang bahwa prosesor ini adalah yang tercepat di kelasnya. Kelas yang dimaksud di sini adalah laptop 15 inci dengan ketebalan maksimum 20 mm, dan yang menggunakan prosesor dengan TDP (thermal design power) 15 watt.

Fitur-fitur lain yang diunggulkan Surface Laptop 3 mencakup trackpad yang berukuran 20% lebih besar, fast charging (0 – 80% dalam sekitar satu jam), dan yang mungkin paling ditunggu-tunggu adalah kehadiran port USB-C di samping USB-A, apalagi mengingat generasi sebelumnya hadir tanpa port USB-C.

Berapa harganya? Mulai $999 untuk Surface Laptop 3 13,5″, atau mulai $1.199 untuk Surface Laptop 3 15″. Pilihan warnanya ada empat untuk varian 13,5 inci, sedangkan varian 15 incinya hanya kebagian dua opsi warna.

Surface Pro 7 dan Surface Pro X

Surface Pro 7 / Microsoft
Surface Pro 7 / Microsoft

Beralih ke segmen 2-in-1, Microsoft mengklaim Surface Pro 7 menawarkan performa dua kali lebih cepat berkat penggunaan prosesor Intel generasi kesepuluh, dengan pilihan mulai dari Core i3 sampai Core i7. Seperti halnya Surface Laptop 3, Surface Pro 7 pada akhirnya juga telah dilengkapi dengan port USB-C.

Surface Pro 7 masih mempertahankan layar sentuh 12,3 inci dengan resolusi 2736 x 1824 pixel (267 ppi). Yang dilakukan Microsoft sejatinya hanya sebatas penyegaran spesifikasi, dan itulah yang justru membuat saudaranya, Surface Pro X, jauh lebih menarik.

Surface Pro X / Microsoft
Surface Pro X / Microsoft

Secara fundamental, Surface Pro X sudah sangat berbeda. Ia merupakan perangkat yang ditenagai chipset berarsitektur ARM, bukan x86 seperti Surface Pro 7, dan ini berarti ia juga dikategorikan sebagai perangkat yang always on, always connected, tidak jauh berbeda dari smartphone atau tablet secara umum.

Otak dari Surface Pro X adalah chipset bernama Microsoft SQ1. Bikinan Microsoft sendiri? Ya, dengan bantuan dari Qualcomm, dan Microsoft pun mengklaim ini merupakan prosesor tercepat yang pernah Qualcomm buat untuk sebuah PC. Untuk pengolahan grafis misalnya, SQ1 diyakini mampu mengerahkan tenaga sebesar 2 teraflop.

Surface Pro X

Arsitektur ARM juga berarti SQ1 dilengkapi modem LTE terintegrasi, spesifiknya Snapdragon X24. Jadi untuk konsumen yang selalu mobile, Surface Pro X jelas merupakan pilihan yang lebih ideal ketimbang Surface Pro 7.

Fakta tersebut turut didukung oleh desain fisik Surface Pro X yang begitu ringkas. Tebalnya cuma 5,33 mm, dengan bobot sekitar 762 gram. Ukuran layarnya sedikit lebih besar di angka 13 inci (dengan pixel density yang sama persis). Namun berhubung bezel-nya amat tipis, dimensi keseluruhannya tidak berbeda jauh dari perangkat berlayar 12 inci.

Aksesori keyboard cover yang mendampingi Surface Pro X juga berbeda; ada ceruk kecil untuk menampung stylus saat sedang tidak dipakai. Stylus-nya pun berbeda dari yang biasa, dengan desain lebih tipis dan yang otomatis terisi ulang baterainya selagi menancap di dalam ceruk tersebut secara magnetis.

Untuk Surface Pro 7, Microsoft mematok harga mulai $749, sedangkan Surface Pro X cukup signifikan selisih harganya dengan banderol mulai $999.

Surface Earbuds

Surface Earbuds

Setelah Surface Headphones tahun lalu, Microsoft kembali meluncurkan produk portable audio dalam wujud Surface Earbuds. Perangkat ini sekaligus menjadi true wireless earphone pertama Microsoft, dan rupanya salah besar kalau kita menganggapnya sebatas “pesaing AirPods dengan integrasi Cortana”.

Menariknya, Microsoft justru mendeskripsikan Surface Earbuds sebagai perangkat yang esensial bagi para pengguna layanan Office berkat integrasi yang ditawarkannya. Contoh yang paling gampang, saat sedang mempresentasikan sesuatu selagi mengenakan Earbuds, pengguna dapat menampilkan transkrip maupun terjemahan dari apa yang tengah dibahasnya di layar secara real-time.

Masih seputar presentasi, pengguna juga dapat menavigasikan slide dengan mengusap sisi luar Earbuds yang dilengkapi panel sentuh. Untuk produk Office lainnya, semisal Word dan Outlook, pengguna juga bisa memakai Earbuds untuk mendikte apa yang hendak ditulisnya. Membacakan email juga termasuk salah satu fitur yang ditawarkan Earbuds.

Secara teknis, Surface Earbuds dibekali driver 13,6 mm dan dua buah mikrofon pada masing-masing earpiece-nya. Baterainya diklaim tahan sampai 8 jam pemakaian, sedangkan charging case-nya dapat menyuplai daya yang cukup untuk 16 jam pemakaian ekstra (total 24 jam). Microsoft juga bilang bahwa charging selama 10 menit sudah cukup untuk penggunaan selama satu jam.

Dengan banderol $249, harganya memang tergolong mahal jika dibandingkan dengan sebagian besar true wireless earphone yang tersedia di pasaran.

Microsoft Surface Book 2 Kini Tersedia Dalam 3 Opsi Jeroan

Tahun ini banyak penggemar setia Microsoft mengharapkan raksasa piranti lunak itu akan meluncurkan seri baru tablet Surface Book ke publik. Sebagai satu-satunya iterasi yang tersisa di industri perangkat buatan Microsoft, Surface Book 3 akan menjadi penerus yang menggembirakan terutama jika menilik berbagai peningkatan yang mungkin diboyong.

Tetapi tampaknya Microsoft masih adem-ayem, bahkan tak menunjukkan gelagat adanya keinginan untuk meneruskan siklus hidup laptop Surface. Beruntung, Microsoft masih menyisakan perhatian dengan kabar terbaru yang mengatakan bahwa mereka telah melakukan pembaruan dengan membenamkan prosesor Intel Core i5 generasi ke delapan untuk menemani model prosesor Intel Core i7 yang sudah lebih dulu tersedia.

Dilaporkan oleh Theverge, laptop Microsoft Surface Book 2 model terbaru telah tersedia dan dapat dibeli. Model terbaru ini menyegarkan model sebelumnya yang masih mengemas prosesor generasi ke tujuh. Sebagai pengingat saja, bahwa saat pertama kali lahir. Surface Book 2 datang dalam dua pilihan model, yaitu model dengan jeroan prosesor Intel Core i7 generasi ke delapan dan model Core i5 namun masih generasi ke tujuh.

configuration

Dengan demikian, saat ini jika Anda mengunjungi toko online resmi Microsoft atau toko retail lainnya, Anda akan mendapati tiga model Surface Book 2 sebagai pilihan, yaitu model Core i5, Core i5 (gen 8) dan Core i7. Tapi yang menarik, ternyata model Core i5 generasi ke delapan tidak datang dengan label premium bahkan dengan harga yang sama dengan generasi ke tujuh. Untuk membuat perbedaan, Microsoft memangkas harga model Core i5 generasi ke tujuh sebesar $200 dari harga normalnya, $1,499. Sedangkan harga model Core i5 generasi ke delapan juga $1,499.

Sedangkan untuk konfigurasi grafis, sepertinya tak banyak berubah dari setingan sebelumnya, antara lain GPU Nvidia GeForce GTX 1050 untuk model 13,5 incinya, sedangkan varian 15 incinya GTX 1060 dengan memory sebesar 6 GB. Kehadiran GPU terpisah dari Nvidia ini merupakan jaminan atas performa gaming Surface Book 2, bahkan varian 15 incinya juga siap menenagai VR headset ataupun Windows Mixed Reality headset.