TCL Umumkan Wearable Display Mirip Kacamata Generasi Baru, NXTWEAR AIR

Sebagai salah satu produsen display terkemuka, wajar apabila TCL banyak bereksperimen dengan form factor baru. Belakangan, pabrikan asal Tiongkok tersebut cukup getol mengembangkan wearable display, hingga akhirnya mereka meluncurkan perangkat bernama TCL NXTWEAR G pada Juni tahun lalu.

Tanpa perlu menunggu terlalu lama, TCL kembali menghadirkan wearable display baru yang lebih canggih. Masih dengan wujud menyerupai kacamata, produknya kali ini dinamai NXTWEAR AIR, dan itu mengacu pada dimensi fisiknya yang lebih ringkas daripada pendahulunya.

NXTWEAR AIR memiliki bobot yang sangat ringan di angka 75 gram (termasuk lensa). Jika dibandingkan dengan NXTWEAR G tadi, bobot NXTWEAR AIR sekitar 30% lebih enteng. Dengan begitu, pengguna semestinya bisa lebih nyaman menggunakan NXTWEAR AIR dalam jangka waktu yang lama.

Pengurangan bobot itu dimungkinkan berkat bingkai yang lebih tipis, dan kalau kita lihat, desainnya memang jadi semakin menyerupai kacamata biasa. Meski lebih ringkas, kualitas gambar yang dihasilkan identik seperti sebelumnya, sebab panel display yang tertanam memang sama, yakni sepasang panel Micro OLED dengan resolusi 1080p. Ukuran display-nya sendiri setara menatap layar 140 inci dari jarak 4 meter.

Seperti pendahulunya, NXTWEAR AIR juga tidak mengemas modul baterai (menjelaskan kenapa fisiknya bisa begitu ringkas). Alhasil, agar bisa beroperasi, ia perlu disambungkan ke smartphone, tablet, atau laptop via kabel USB-C. NXTWEAR AIR dibekali sepasang speaker, namun seandainya audio yang dihasilkan terasa kurang memadai, pengguna tentu juga punya opsi untuk menghubungkan headphone atau earphone nirkabel.

TCL melihat potensi penggunaan perangkat ini untuk keperluan hiburan sekaligus bekerja. Mulai dari menonton film sampai gaming, NXTWEAR AIR siap menyuguhkan pengalaman yang lebih memuaskan lewat layar masifnya. Lalu saat tiba waktunya untuk bekerja, pengguna dapat memanfaatkannya sebagai layar kedua di saat sedang tidak ada ruang untuk menempatkan monitor tambahan.

Rencananya, TCL NXTWEAR AIR bakal dipasarkan mulai kuartal pertama 2022, tapi belum jelas di kawasan mana saja. Harganya pun belum diketahui. Namun sebagai gambaran, NXTWEAR G sebelumnya dijual seharga AU$899, atau kurang lebih 9 jutaan rupiah.

Sumber: TCL.

TCL Umumkan Thunderbird Smart Glasses Pioneer Edition, Kacamata Pintar dengan Layar Micro-LED Full-Color Transparan

Perkembangan teknologi kacamata pintar sejauh ini memang belum menggembirakan, tampaknya masih butuh waktu hingga benar-benar dapat diterima dan digunakan secara luas. Namun tren kacamata pintar diprediksi akan mulai ramai di tahun 2022 mendatang.

Kabar terbaru datang dari TCL, perusahaan pembuat alat elektronik konsumen asal Tiongkok itu telah mengumumkan smart glasses terbarunya, bernama Thunderbird Smart Glasses Pioneer Edition. Kacamata pintar ini menggunakan cahaya holografik waveguide dan teknologi layar MicroLED full-color yang transparan dengan algoritme pengoptimalan khusus yang dikembangkan sendiri oleh TCL selama tiga tahun terakhir.

Silahkan tonton video di bawah ini untuk melihat demonstrasi apa yang dapat dilakukan seseorang dengan Thunderbird Smart Glasses Pioneer Edition.

Ya, berkat teknologi kacamata yang awalnya berfungsi untuk memperjelas penglihatan berubah menjadi gadget pintar yang dapat mempermudah kehidupan penggunanya. Mulai dari membaca berita, mengecek jadwal kerja, melihat pesan, mengontrol smart home, mendapatkan navigasi, berbagi file, membaca laporan, terhubung ke mobil, dan lainnya. Semua itu, dapat dikontrol melalui gagang kacamata.

Demo tersebut juga menunjukkan bahwa kacamata Thunderbird punya kamera bawaan yang tersemat di pangkal hidung. Pengguna dapat melakukan zoom sebelum mengambil foto, lalu secara otomatis ditransfer ke smartphone.

Pada dasarnya, semua kegiatan tersebut dapat dilakukan dengan mudah lewat smartphone, tetapi Thunderbird Smart Glasses Pioneer Edition menawarkan pengalaman baru yang jauh lebih praktis. Selain itu, sepertinya kacamata pintar ini masih membutuhkan smartphone Anda untuk menyediakan koneksi internet.

Saat ini, TCL belum mengungkapkan ketersediaan Thunderbird Smart Glasses Pioneer Edition untuk konsumen dan berapa harganya.

Sumber: GSMArena

TCL NXTWEAR G Ibarat Bioskop Pribadi yang Bisa Dikantongi

Setelah melalui berbagai iterasi selama sekitar dua tahun, wearable display besutan TCL akhirnya resmi diperkenalkan ke publik. Dinamai TCL NXTWEAR G, perangkat berwujud seperti kacamata ini dirancang untuk menjadi layar eksternal buat perangkat-perangkat seperti smartphone, tablet, ataupun laptop.

Berbekal dua panel Micro OLED yang masing-masing beresolusi 1080p, NXTWEAR G mampu menyuguhkan sensasi seperti menonton di depan layar seluas 140 inci. Jadi ketimbang sebatas menonton menggunakan smartphone, sambungkan saja ke NXTWEAR G untuk menikmati pengalaman serasa sebuah bioskop pribadi.

Yang mungkin terkesan agak aneh adalah cara menyambungkannya, sebab perangkat ini bukanlah perangkat wireless. Sebagai gantinya, NXTWEAR G mengandalkan kabel USB-C, dan perangkat yang hendak disambungkan harus mendukung output DisplayPort via colokan USB-C. TCL mengklaim ada lebih dari seratus perangkat yang kompatibel dengan NXTWEAR G, mulai dari smartphone Samsung Galaxy S21 sampai iPad Pro dan MacBook.

Ini berarti semua pemrosesan berlangsung di perangkat yang terhubung, dan NXTWEAR G benar-benar cuma bertugas untuk menampilkan konten tanpa perlu dijembatani oleh aplikasi khusus. NXTWEAR G tidak memiliki tracking camera maupun kontrol sentuh. Fungsinya murni sebagai display eksternal ketimbang kacamata AR maupun VR. Ia juga tidak dibekali modul baterai. Alhasil, fisiknya bisa dibuat seringkas mungkin oleh TCL. Bobotnya berada di kisaran 100 gram, atau 130 gram bersama kabelnya.

Kegunaan utamanya tentu adalah untuk kebutuhan hiburan. Anda bahkan bisa memutar konten 4K 3D jika perlu, dan perangkat juga telah dibekali speaker stereonya sendiri seandainya pengguna kelupaan membawa headphone atau TWS. Guna meningkatkan kenyamanan, TCL turut menyertakan tiga penumpu hidung dalam ukuran yang berbeda pada paket penjualannya. Juga tersedia adalah semacam adaptor agar perangkat dapat dikenakan oleh pengguna berkacamata.

Selain untuk keperluan hiburan, NXTWEAR G tentu juga cocok menjadi alat penunjang produktivitas. Buat para pengguna smartphone TCL, mereka bahkan bisa menyambungkan NXTWEAR G dan menikmati tampilan ala perangkat desktop. Dalam mode tersebut, ponselnya dapat dialihfungsikan menjadi trackpad.

Rencananya, TCL NXTWEAR G akan segera dipasarkan di Australia mulai bulan Juli mendatang, sebelum akhirnya menyusul ke kawasan-kawasan lain. Sayang sejauh ini belum ada informasi soal harga jual resminya.

Sumber: Engadget dan New Atlas.

Konsep Terbaru TCL Tunjukkan Bahwa Layar Foldable dan Rollable Bisa Disinergikan dalam Satu Perangkat

Ada smartphone dengan layar yang dapat dilipat (foldable), ada smartphone dengan layar yang dapat digulung (rollable). Keduanya tentu punya kelebihan dan kekurangan tersendiri. Namun kalau disuruh memilih, mana yang paling menarik buat Anda?

Memilih dan mengorbankan salah satu rupanya tidak ada dalam kamus TCL. Lewat sebuah konsep baru, mereka membuktikan bahwa teknologi foldable dan rollable bisa disinergikan ke dalam satu perangkat. Itulah premis yang ditawarkan konsep smartphone bernama TCL Fold ‘n Roll ini.

Dalam posisi terlipat dan tergulung, ponsel ini mengemas layar berukuran 6,87 inci. Lalu ketika layarnya dibuka, bentang diagonalnya pun bertambah menjadi 8,85 inci. Mekanisme lipatnya mirip seperti yang diterapkan oleh Huawei pada Mate X generasi pertama, di mana layar lipatnya berada di sisi luar, bukan di sisi dalam.

Rancangan seperti ini mungkin terkesan lebih sleek sekaligus lebih efisien (karena hanya perlu satu panel saja), tapi di saat yang sama juga lebih rentan terhadap goresan jika melihat posisinya yang berada di sisi luar. Mungkin atas alasan inilah Huawei sendiri pada akhirnya merancang Mate X2 dengan layar lipat di sisi dalam.

Namun seperti yang saya bilang, layar lipat bukan satu-satunya daya tarik ponsel ini. Dalam posisi layarnya terbuka itu, pengguna masih bisa menariknya ke samping sehingga layarnya semakin melar lagi menjadi 10 inci. Teknologi layar rollable semacam ini juga bukan hal yang asing lagi buat TCL.

Tentu saja yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana konsep ini bisa direalisasikan menjadi perangkat untuk konsumsi massal. TCL sejauh ini hanya berani bilang bahwa mereka masih dalam proses mengeksplorasi, sehingga tidak ada jaminan Fold ‘n Roll bakal lanjut disempurnakan sampai akhirnya siap dijual ke publik.

Sebelum ini, TCL sempat menyatakan niatnya untuk merilis smartphone dengan layar yang fleksibel sebelum akhir tahun 2021. Meski demikian, sejauh ini belum diketahui apakah TCL bakal menempuh jalur foldable atau rollable.

Sumber: Engadget dan The Verge.

TCL Luncurkan Dua Tablet Android, TWS, Smartwatch, dan Teknologi Display ala E-Ink

2020 merupakan tahun yang sangat penting bagi TCL. Alasannya bukan karena pandemi, melainkan karena ini merupakan tahun pertama mereka menjual smartphone di bawah namanya sendiri, dan mereka terus memperluas portofolio perangkat mobile-nya sampai ke ranah tablet.

Bukan cuma satu, melainkan dua tablet Android sekaligus, yaitu TCL 10 TABMAX dan TCL 10 TABMID. Dilihat sepintas, TABMAX langsung kelihatan lebih menarik berkat bezel tipis yang mengitari layarnya. Layarnya sendiri merupakan panel IPS 10,36 inci dengan resolusi 2000 x 1200 pixel, dan tebal perangkatnya tidak lebih dari 7,65 mm.

Perihal spesifikasi, entah kenapa TCL enggan menyebut chipset yang digunakan TABMAX. Namun bisa dipastikan spesifikasinya tidak setinggi Samsung Galaxy Tab S7, sebab RAM yang diusung cuma 4 GB. Storage internalnya sendiri punya kapasitas 64 GB, dan TABMAX turut mengemas slot microSD untuk ekspansi.

Guna menunjang kebutuhan pengguna di kala pandemi, TCL tidak lupa menyematkan sepasang speaker dan sepasang mikrofon pada TABMAX. Perangkat dibekali kamera depan 8 megapixel dan kamera belakang 13 megapixel, sedangkan baterainya punya kapasitas sebesar 8.000 mAh serta mendukung pengisian dengan output 18 W.

TCL 10 TABMID / TCL
TCL 10 TABMID / TCL

Beralih ke TABMID, bisa kita lihat bahwa ukuran layarnya lebih kecil tapi bezel-nya lebih tebal. Meski demikian, panel berukuran 8 inci yang dipakai tetap panel IPS dengan resolusi FHD. Bodinya juga sedikit lebih tebal di angka 8,55 mm.

Untuk spesifikasinya, TABMID mengusung chipset Qualcomm Snapdragon 665, RAM 4 GB, dan storage internal 64 GB (plus slot microSD). Kapasitas baterainya lebih kecil di angka 5.500 mAh, akan tetapi sama-sama mendukung charging 18 W. Kamera depan dan belakangnya masing-masing mempunyai resolusi 5 megapixel dan 8 megapixel.

Rencananya, kedua tablet ini akan dipasarkan mulai kuartal ke-4 tahun ini juga. TCL 10 TABMAX dihargai 249 euro atau 299 euro, tergantung apakah konsumen memilih varian Wi-Fi only atau yang juga mendukung jaringan LTE, sedangkan TABMID dengan Wi-Fi + LTE dibanderol 229 euro.

TCL MOVEAUDIO S200 dan TCL MOVETIME

TCL MOVEAUDIO S200 / TCL
TCL MOVEAUDIO S200 / TCL

Selain dua tablet di atas, TCL juga memperkenalkan sebuah true wireless earphone bernama MOVEAUDIO S200 dan smartwatch MOVETIME. Untuk earphone-nya, bisa kita lihat bahwa desain yang diadopsi adalah desain bertangkai ala AirPods, dan eartip-nya juga sama-sama ‘telanjang’.

TCL mengklaim fisiknya tahan air dan debu dengan sertifikasi IP54, dan mereka juga sudah menanamkan empat buah mikrofon untuk mendampingi sepasang driver 12 mm-nya. Juga menarik adalah dukungan fitur Google Fast Pair 2.0 pada perangkat berkonektivitas Bluetooth 5.0 ini.

Dalam satu kali charge, baterainya diyakini tahan sampai 3,5 jam pemakaian, atau total 23 jam jika dipadukan bersama charging case-nya. Kontrol sentuh juga menjadi salah satu nilai jual dari perangkat seharga 99 euro ini.

TCL MOVETIME / TCL
TCL MOVETIME / TCL

Beralih ke MOVETIME, perangkat ini bukanlah sembarang smartwatch, melainkan yang TCL rancang secara spesifik untuk kaum lansia. Itu berarti selain mengemas tampilan software yang lebih besar dari biasanya, MOVETIME juga dilengkapi fitur automatic fall detection ala Apple Watch.

Secara teknis, MOVETIME ditenagai layar AMOLED 1,41 inci dengan resolusi 320 x 360 pixel. Chipset yang digunakan adalah Qualcomm Snapdragon Wear 2500, lengkap beserta RAM 512 MB dan storage 4 GB. Perangkat tahan air dengan sertifikasi IP67, sedangkan baterainya diklaim tahan sampai 2 hari pemakaian normal.

Fitur-fitur yang ditawarkan terbilang lengkap, mulai dari heart-rate monitoring, sleep monitoring, sampai konektivitas LTE. TCL rencananya akan memasarkan smartwatch ini seharga 229 euro.

TCL NXTPAPER

TCL NXTPAPER / TCL
TCL NXTPAPER / TCL

Dalam kesempatan yang sama, TCL turut menyingkap teknologi display baru yang sangat menarik bernama NXTPAPER. Namanya mungkin sudah bisa mengindikasikan bahwa teknologi ini dirancang untuk menjadi alternatif terhadap teknologi e-paper, atau yang juga dikenal dengan istilah e-ink.

Benar saja, TCL mengklaim NXTPAPER punya banyak keunggulan jika dibandingkan dengan teknologi e-ink tradisional. Yang paling utama, tingkat kontras NXTPAPER diklaim 25% lebih baik ketimbang e-ink. Resolusinya (FHD) juga semestinya lebih tinggi daripada e-ink versi berwarna yang sejauh ini memang belum benar-benar matang.

Lebih lanjut, NXTPAPER diyakini punya refresh rate yang jauh lebih tinggi daripada e-ink. TCL memang tidak bilang persisnya berapa Hz, tapi yang pasti cukup untuk memutar video secara mulus. E-ink tradisional di sisi lain terlalu rendah refresh rate-nya untuk bisa memutar video dengan lancar.

Jadi kalau secara karakteristik, NXTPAPER memang lebih mirip layar e-ink ketimbang layar LCD. NXTPAPER tidak perlu mengandalkan backlight, sehingga tidak kaget kalau TCL mengklaim konsumsi dayanya 65% lebih irit daripada LCD. Lebih lanjut, tebal panelnya pun juga 36% lebih tipis daripada modul LCD secara menyeluruh yang harus mencakup backlight.

TCL sejauh ini belum bilang kapan NXTPAPER bisa diimplementasikan ke perangkat yang dijual secara luas. Satu hal yang pasti, perangkatnya bukan smartphone, sebab NXTPAPER memang disiapkan untuk perangkat berlayar besar seperti tablet.

Sumber: Android Central dan TCL.

Bukan Foldable, Konsep Smartphone Buatan TCL Ini Punya Layar yang Bisa Digeser

Dari sejumlah ponsel foldable yang sudah dirilis, kita sudah bisa menyimpulkan dua manfaat yang ditawarkan kategori tersebut: 1) menyulap smartphone jadi sebesar tablet, atau 2) menciutkan ukuran smartphone saat sedang tidak digunakan, seperti yang ditunjukkan Samsung Galaxy Z Flip baru-baru ini.

Pertanyaannya, apakah semua itu hanya bisa dicapai dengan desain foldable? Apakah tidak ada alternatif lain? Well, bocoran gambar konsep smartphone bikinan TCL menunjukkan kalau foldable tidak selamanya harus menjadi pilihan. Sebagai gantinya, konsep ini mengandalkan layar yang bisa digeser ke samping menjadi lebih lebar layaknya sebuah meja extendable.

TCL slide-out phone

Persisnya bagaimana cara kerjanya masih belum diketahui. Menurut CNET selaku yang pertama menerima bocoran gambar, prototipe perangkat ini sebenarnya akan didemonstrasikan pada ajang Mobile World Congress. Namun seperti yang kita tahu, event tersebut terpaksa dibatalkan tahun ini di tengah maraknya kasus coronavirus.

Jujur agak sulit membayangkan mekanisme rancangan semacam ini. Kemungkinan besar display-nya masih melibatkan panel yang fleksibel, hanya saja bagian tengahnya tidak ditekuk seperti ponsel foldable yang sudah ada sekarang.

TCL slide-out phone

Sebelum ini, TCL sebenarnya sempat memamerkan prototipe ponsel foldable di event CES. Yang kita lihat di sini benar-benar berbeda dari perangkat tersebut. TCL, bagi yang tidak tahu, punya anak perusahaan bernama China Star Optoelectronics Technology (CSOT) yang berpengalaman memproduksi panel layar, dan ini pada dasarnya menjelaskan obsesi mereka bereksperimen di segmen foldable.

2020 juga bakal menjadi tahun yang besar bagi TCL mengingat mereka bakal memasarkan smartphone di bawah namanya sendiri setelah selama ini memakai branding Alcatel dan BlackBerry. Tidak tanggung-tanggung, tiga ponsel sekaligus sudah mereka siapkan, yaitu TCL 10 Pro, TCL 10L, dan TCL 10 5G.

Sumber: CNET.

Kerja Samanya dengan TCL Bakal Dihentikan, BlackBerry Pamit untuk Kedua Kalinya

Sungguh malang nasib BlackBerry. Dahulu pernah merajai industri smartphone, merek asli Kanada itu kini harus mengucapkan selamat tinggal untuk yang kedua kalinya. Seperti yang kita tahu, BlackBerry sudah tidak lagi memproduksi hardware sejak September 2016.

Namun hanya beberapa bulan setelahnya, TCL mengumumkan bahwa mereka bakal meneruskan kiprah BlackBerry di bisnis smartphone. Berbekal lisensi resmi, TCL pun menciptakan sejumlah smartphone di bawah nama BlackBerry macam DTEK60, KEYone dan KEY2.

Sayang semua itu harus berhenti. Seperti yang saya bilang, BlackBerry harus pamit untuk yang kedua kalinya, sebab mereka bakal segera mengakhiri kemitraannya dengan TCL. Per 31 Agustus 2020 nanti, TCL tidak akan lagi memproduksi dan menjual smartphone BlackBerry.

Alasannya tidak disebutkan, tapi kemungkinan besar dikarenakan semakin sengitnya persaingan di industri smartphone. Lebih lanjut, tahun 2020 ini juga bakal menjadi debut TCL untuk memproduksi smartphone di bawah namanya sendiri.

Lalu apakah ini berarti nama BlackBerry sudah benar-benar mati? Tidak juga, sebab di samping TCL, BlackBerry juga menyerahkan lisensi produksi hardware-nya ke perusahaan lain di lima negara berikut: Nepal, Bangladesh, Sri Lanka, India dan Indonesia. Yang diberitakan mundur hanya TCL, jadi masih ada kemungkinan akan ponsel-ponsel baru BlackBerry, meski mungkin hanya di lima negara tersebut.

Sumber: TechCrunch dan BlackBerry.

 

TCL Umumkan Tiga Smartphone di Bawah Namanya Sendiri: TCL 10 Pro, TCL 10L, dan TCL 10 5G

TCL mengawali tahun 2020 ini dengan turun langsung ke industri smartphone menggunakan namanya sendiri setelah selama ini menjadi pemegang brand Alcatel. Tidak tanggung-tanggung, tiga ponsel sekaligus mereka umumkan di ajang CES yang tengah digelar di kota Las Vegas.

Ketiganya adalah TCL 10 Pro, TCL 10 L, dan TCL 10 5G. TCL rupanya masih menyimpan detail lengkap mengenai ketiganya untuk diungkap pada acara peluncuran resminya di MWC 2020 bulan depan, akan tetapi kita sudah bisa mendapat gambaran terkait sejumlah keunggulannya dari foto-foto yang dirilis.

TCL 10L / TCL
TCL 10L / TCL

Ketiganya punya banyak kemiripan, terutama sisi belakang yang dilengkapi oleh kuartet kamera. Spesifikasi lengkap kameranya belum diketahui, namun TCL 10L dan TCL 10 5G dipastikan bakal mengusung kamera utama 48 megapixel, sedangkan TCL 10 Pro berbeda sendiri dengan kamera 64 megapixel.

Secara fisik, TCL 10 Pro juga paling berbeda. Punggungnya bebas dari sensor sidik jari, sebab TCL sudah menanamkannya di balik layar yang memiliki notch kecil di bagian atasnya. TCL 10L dan TCL 10 5G di sisi lain malah mengemas perpaduan sensor sidik jari di belakang beserta layar model hole-punch.

TCL 10 5G / TCL
TCL 10 5G / TCL

Fakta lain yang cukup menarik terkait TCL 10 Pro adalah, panel AMOLED yang digunakan bukanlah buatan Samsung, melainkan bikinan China Star Optoelectronics Technology (CSOT), anak perusahaan TCL yang selama ini memproduksi panel layar untuk deretan TV besutan TCL sendiri.

Karena tidak mengandalkan pasokan komponen dari luar, ongkos produksinya pun bisa ditekan, demikian pula harga jualnya. TCL bilang bahwa banderol TCL 10 Pro tidak akan melebihi $500 untuk konfigurasi terendahnya saat mulai dipasarkan pada kuartal kedua mendatang. Untuk TCL 10L dan TCL 10 5G, harganya sudah pasti bakal lebih terjangkau lagi.

TCL 10 5G sendiri bakal bersaing di kelas yang sama seperti OPPO Reno3 Pro, apalagi mengingat chipset yang digunakan keduanya sama persis, yakni Qualcomm Snapdragon 765G. Lebih lengkapnya kita harus menunggu launching resminya menjelang akhir Februari nanti.



Sumber: PhoneArena dan TCL.

Tak Mau Kalah dari HMD Global, TCL Juga Luncurkan 2 Ponsel Flip Alcatel

Dengan meningkatnya mutu dan interaktivitas konten di perangkat bergerak, produsen berlomba-lomba mencantumkan layar lebih canggih berukuran lebih lebar. Penggunaan panel sentuh kini menjadi salah satu ciri khas ponsel pintar, tapi jujur saja, pesona dari sejumlah perangkat bergerak klasik masih belum bisa digantikan oleh varian yang lebih modern. Satu contohnya ialah ponsel flip.

Belum lama ini, Anda mungkin sudah mendengar soal niatan HMD Global menghidupkan kembali ponsel berdesain clamshell legendaris Nokia 2720. Namun ternyata, bukan hanya perusahaan asal Finlandia itu saja yang tertarik meluncurkan lagi ponsel flip. Minggu ini, TCL selaku pemegang brand Alcatel Mobile memperkenalkan dua varian telepon seluler dengan rancangan serupa 2720, yaitu Go Flip 3 dan SmartFlip. Aspek yang menurut saya sangat menarik ialah adanya banyak kesamaan antara produk TCL dan HMD.

Sejauh ini, TCL hanya memperlihat satu buah gambar di rilis persnya. Berdasarkan riset singkat, gambar tersebut (saya gunakan sebagai header) adalah Alcatel SmartFlip, Dari keterangan PCMag, penampilan Go Flip 3 sendiri menyerupai varian sebelumnya. Perangkat kabarnya mempunyai struktur yang tangguh dan ideal buat pemakaian satu tangan, menyajikan layar utama seluas 2,8-inci, cukup lebar untuk membaca email, pesan teks dan detail kontak. Terdapat pula layar eksternal 1,44-inci buat mengintip siapa yang menelepon tanpa perlu membuka ponsel.

TCL tidak menjelaskan adanya perbedaan spesifikasi antara dua model tersebut. Baik Go Flip 3 maupun SmartFlip menyimpan prosesor quad-core ‘demi memastikan pengalaman penggunaan yang mulus’, menyimpan memori internal 4GB (bisa diperluas sampaik 32GB via kartu microSD), serta ditenagai unit baterai berkapasitas besar dengan waktu bicara 4G LTE mencapai 7 jam. Terdapat pula kamera 2Mp di sisi belakang.

Dalam proses perancangan dua ponsel flip ini, produsen tidak lupa mencantumkan tombol-tombol berukuran besar agar mudah ditekan, pencahayaan backlight di keyboard, serta dukungan kompatibilitas ke alat bantu pendengaran (protokol M4/T4).

Seperti Nokia 2720, Alcatel Go Flip 3 dan SmartFlip memanfaatan sistem operasi KaiOS 2.5 dan menyimpan deretan layanan Google, dari mulai Assistant, YouTube, Google Maps dan Search. OS ini juga siap mendukung app-app chat serta platform sosial media populer, misalnya WhatsApp dan Facebook. Selain itu, konektivitas 4G LTE di sana mempersilakan kita browsing di kecepatan cukup tinggi dan melakukan panggilan telepon berkualitas HD.

Alcatel Go Flip 3 dan SmartFlip rencananya akan mulai dipasarkan mulai akhir bulan September ini di kawasan Amerika Serikat. Harga kedua produk masih belum diketahui,

Lain dari yang Lain, Smartphone Fleksibel Buatan TCL Bisa Berubah Menjadi Smartwatch?

2019 bisa jadi akan menjadi tahunnya smartphone yang bisa dilipat bak dompet. Konsep aslinya diadopsi oleh ponsel lipat clamshell kuno namun ditingkatkan dengan desain lebih modern dan fungsionalitas penuh yang kaya.

Tapi pengembangannya ternyata tak sebatas itu, karena TCL punya sesuatu yang baru. Pabrikan asal Tiongkok yang juga membantu perakitan smartphone BlackBerry itu dilaporkan sedang mengembangkan smartphone yang bisa ditekuk atau dilipat bak dompet tapi fungsionalitasnya tidak lagi sebatas dari smartphone ke tablet atau sebaliknya, melainkan bertransformasi menjadi smarwatch yang bisa dilekatkan ke pergelangan tangan.

Dalam bocoran yang beredar di dunia maya tampak ada lima set gambar yang memperlihatkan sudut tekukan smartphone buatan TCL tersebut. Empat dari lima foto pertama tak terlihat asing karena sudah pernah terlihat di beberapa bocoran maupun prototype buatan Samsung dan Xiaomi. Tapi foto kelima tampak benar-benar baru untuk publik, termasuk saya. Smartphone tampak bisa ditekuk secara melingkar seolah terbuat dari karet, memperlihatkan kemungkinan untuk disematkan sebagai jam tangan.

Sayangnya tak ada informasi lebih jauh terkait perangkat yang tampak dalam foto di atas. Tidak soal spesifikasi ataupun soal nama, termasuk dalam foto lain yang tampak seperti potongan dari dokumen paten awal. Dengan ajang MWC sudah di depan mata, banyak orang berharap TCL akan hadir dan bersedia membagikan detail lebih jauh terkait perangkat keren ini.

tcl-patent-filing

Anggaplah TCL memang ada di belakang racikan ponsel tekuk ini, maka perlombaan teknologi di sektor ini akan semakin menarik. Dari Tiongkok saja hampir semua pabrikan ternama menyatakan kesiapannya untuk ambil bagian di lintasan balap. Nubia termasuk yang paling cepat berdiri di posisi start setelah merilis teaser perangkat fleksibel hybrid miliknya untuk ajang MWC tahun ini.

Sementara dari Korea, Samsung dan LG tak mau kalah. Nama terakhir bahkan sudah injak gas meski teknologi layar fleksibelnya lebih dulu mendarat di sektor televisi. Nama Samsung yang lebih sering disorot juga siap dengan Galaxy X miliknya meski prototipe awal tampak terlihat masih membutuhkan banyak pengembangan.

Dengan kata lain, semua pabrikan yang pernah dan masih menggeluti sektor perangkat mobile tertarik dan berkeinginan menjawab ekspektasi publik akan perangkat yang inovatif dan berbeda. Sekarang tinggal siapa yang mampu melakukannya lebih cepat dari yang lain.

Sumber berita Cnet via Theverge.