Samsung Galaxy Watch4 dan Watch4 Classic Datang Membawa OS Baru, Prosesor Baru, dan Sensor baru

Bersamaan dengan peluncuran Samsung Galaxy Z Fold3 dan Z Flip3, Samsung turut memperkenalkan dua smartwatch terbaru mereka, yakni Galaxy Watch4 dan Galaxy Watch4 Classic. Lewat kedua perangkat ini, Samsung pada dasarnya ingin memulai babak baru di segmen smartwatch.

Untuk mewujudkannya, Samsung tak lagi menggunakan Tizen sebagai sistem operasi smartwatch-nya. Sebagai gantinya, Samsung dan Google telah melebur Tizen dengan Wear OS. Samsung menamai hasil kolaborasinya ini “Wear OS Powered by Samsung”, sedangkan Google memilih menggunakan nama Wear OS 3. Apapun itu, yang pasti Tizen sudah tinggal kenangan.

Samsung menjanjikan peningkatan dari segi kinerja maupun efisiensi berkat penggunaan sistem operasi baru ini. Namun yang lebih penting mungkin adalah aspek kompatibilitas. Berkat Wear OS, duo Galaxy Watch4 ini pada dasarnya bisa mengakses berbagai aplikasi atau layanan Google yang tidak tersedia pada pendahulunya, contohnya Google Maps.

Spesifikasi dan fitur Samsung Galaxy Watch4 dan Galaxy Watch4 Classic

Beralih ke hardware, satu perbedaan terbesar antara Watch4 dan Watch4 Classic terletak pada bezel-nya. Watch4 mengemas bezel standar yang bisa mengenali sentuhan, sedangkan Watch4 Classic mengusung bezel berputar yang sudah menjadi ciri khas smartwatch Samsung selama ini.

Bahan yang digunakan untuk membuat case masing-masing juga berbeda; aluminium untuk Watch4, stainless steel untuk Watch4 Classic. Otomatis, bobot Watch4 jelas lebih ringan ketimbang Watch4 Classic. Tingkat ketebalan keduanya juga berbeda; Watch4 dengan ketebalan 9,8 mm, sedangkan Watch4 Classic dengan 11 mm. Semuanya tahan air hingga kedalaman 50 meter dan dengan sertifikasi IP68.

Watch4 hadir dalam ukuran 44 mm atau 40 mm, sedangkan Watch4 Classic dalam ukuran 46 mm atau 42 mm. Pada varian besarnya, baik Watch4 maupun Watch4 Classic sama-sama mengandalkan layar sentuh Super AMOLED 1,4 inci dengan resolusi 450 x 450 pixel. Untuk varian kecilnya, keduanya menggunakan panel Super AMOLED 1,2 inci beresolusi 396 x 396 pixel.

Mengotaki kedua smartwatch ini adalah prosesor dual-core Exynos W920 yang dibuat dengan proses pabrikasi 5 nm. Dibanding generasi sebelumnya, prosesor ini menjanjikan kinerja CPU 20% lebih cepat dan kinerja GPU 10 kali lebih gegas. Samsung tidak lupa meningkatkan kapasitas RAM-nya menjadi 1,5 GB, dan perangkat turut dibekali storage internal sebesar 16 GB. GPS maupun NFC juga tersedia sebagai fitur standar.

Terkait fitur-fitur kesehatannya, Watch4 dan Watch4 Classic hadir membawa BioActive Sensor, sensor generasi baru yang pada dasarnya mencakup tiga sensor yang berbeda: Optical Heart Rate, Electrical Heart Rate, dan Bioelectrical Impedance Analysis, sehingga perangkat dapat memonitor tekanan darah, mendeteksi fibrilasi atrium, sekaligus kadar oksigen dalam darah.

Juga baru adalah kemampuan untuk mengalkulasikan komposisi tubuh dengan mengukur parameter-parameter seperti otot rangka, laju metabolisme basal, kadar air maupun kadar lemak dalam tubuh. Semua data tersebut dapat direkam dengan cara menempelkan dua jari ke dua tombol di sisi kanan smartwatch selama 15 detik.

Semua itu tanpa memberikan pengaruh negatif terhadap daya tahan baterai perangkat. Berkat kinerja prosesor yang lebih efisien, Samsung berani mengklaim daya tahan hingga 40 jam per charge. Fitur fast charging pun turut didukung; pengisian selama 30 menit sudah bisa memberikan daya yang cukup untuk pemakaian selama 10 jam.

Harga dan ketersediaan

Di pasar tanah air, Samsung saat ini sudah membuka gerbang pre-order Galaxy Watch4 beserta Galaxy Watch4 Classic. Keduanya bakal hadir dalam varian Bluetooth-only dan LTE. Untuk Watch4, Samsung mematok harga mulai Rp2.999.000, sementara Watch4 Classic dijual dengan harga mulai Rp4.499.000.

Samsung menawarkan empat pilihan warna untuk Galaxy Watch4, yakni Black, Green, Silver, dan Pink Gold. Untuk Watch4 Classic, opsi warna yang tersedia hanya Black atau Silver. Alternatifnya, Samsung juga akan menghadirkan Galaxy Watch4 Classic Thom Browne Limited Edition yang berlapis rhodium pada akhir bulan September.

Sumber: Samsung.

Wear OS 3, Hasil Peleburan Wear OS dan Tizen, Bakal Tersedia di Segelintir Smartwatch Lama

Bulan Mei lalu, Google mengumumkan rencananya untuk melebur Wear OS dan Tizen menjadi satu. Google berniat menyebut hasil penggabungan dua sistem operasi itu dengan nama “Wear” saja tanpa embel-embel apa-apa, dan ini tentu terkesan agak membingungkan buat sebagian orang.

Beruntung Google sadar di mana salahnya, dan mereka tidak keberatan merevisinya. Mulai sekarang, kita bisa menyebut sistem operasi versi baru itu dengan nama Wear OS 3. Google juga mengklarifikasi beberapa hal lain yang sebelumnya tidak sempat dirincikan. Yang paling utama, Google ingin menjawab pertanyaan “Apakah smartwatch lama kita bakal menerima update Wear OS 3 ke depannya?”

Jawabannya adalah ya, dengan catatan smartwatch Anda adalah Mobvoi TicWatch Pro 3 GPS, TicWatch Pro 3 LTE, atau TicWatch E3. Selebihnya tidak ada lagi, dan ini jelas terdengar cukup mengesalkan. Alasannya memang tidak dijelaskan oleh Google, tapi saya menduga ada kaitannya dengan spesifikasi masing-masing perangkat.

Kalau kita amati, trio smartwatch besutan Mobvoi di atas sama-sama dibekali chipset Snapdragon Wear 4100, sedangkan smartwatch Wear OS lain yang lebih tua kebanyakan masih ditenagai Snapdragon Wear 3100 atau 2100. Kesimpulan pribadi saya, chipset Snapdragon Wear 4100 merupakan salah satu syarat agar perangkat bisa menerima update Wear OS 3.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah, update Wear OS 3 ini bakal mengembalikan perangkat ke factory settings. Jadi kalau ogah utak-atik ulang, sebaiknya Anda abaikan saja opsi update ke sistem operasi versi terbaru ini. Itulah mengapa Google juga bakal menawarkan update ini secara opsional kepada para pengguna perangkat yang kompatibel.

Rencananya, update Wear OS 3 ini akan tersedia paling cepat pada pertengahan 2022. Dalam waktu dekat, Samsung akan menyingkap smartwatch baru pada tanggal 11 Agustus 2021, dan perangkat itu dipastikan bakal menjadi yang pertama mengusung Wear OS 3. Fossil belum lama ini juga mengonfirmasi bahwa mereka tengah menyiapkan smartwatch generasi baru, dan perangkat itu pun juga dijamin kompatibel dengan Wear OS 3.

Sumber: GSM Arena dan Google.

Fossil Tengah Siapkan Smartwatch Generasi Keenam dengan Hardware Baru dan OS Baru

Dari sekian banyak produsen smartwatch, Fossil Group mungkin adalah salah satu yang paling konsisten meluncurkan smartwatch dari platform Wear OS. Sejauh ini smartwatch bikinan mereka sudah memasuki generasi kelima, dan generasi berikutnya pun sudah disiapkan seiring peleburan Wear OS dan Tizen menjadi Wear yang diumumkan belum lama ini.

Berdasarkan wawancara petinggi Fossil dengan CNET, dikatakan bahwa Fossil tengah menyiapkan smartwatch generasi keenam yang akan menjalankan sistem operasi Google Wear. Berbeda dari sebelumnya, smartwatch Fossil Gen 6 ini bakal menduduki kategori premium, lengkap dengan peningkatan hardware yang signifikan.

Salah satu di antaranya adalah chipset baru, yang sudah pasti bakal menawarkan kinerja sekaligus efisiensi energi yang lebih baik. Perangkat juga akan dilengkapi konektivitas LTE, dan ini berlaku untuk pasar global ketimbang hanya di negara-negara tertentu saja.

Smartwatch Fossil Gen 6 juga akan mengusung fitur-fitur yang serupa dengan penawaran dari Google maupun Samsung ke depannya, sebab platform yang digunakan memang bakal sama persis. Salah satu fitur yang paling menarik mungkin adalah integrasi Fitbit, yang diyakini bakal menambah daya tarik smartwatch Wear secara drastis.

Untuk pengoperasiannya, Fossil percaya bahwa layar sentuh masih merupakan metode input utama yang paling pas untuk smartwatch. Meski demikian, Fossil tetap bakal mengeksplorasi kombinasi tombol dan crown yang tak hanya akan memberikan akses cepat, tetapi juga sentuhan manis ekstra terhadap desain perangkat secara keseluruhan.

Namun yang mungkin jadi pertanyaan banyak orang adalah, bagaimana nasib smartwatchsmartwatch Fossil sebelumnya, semisal Fossil Gen 5 yang sampai artikel ini ditulis belum berusia dua tahun? Sayang sekali produk-produk lama tersebut tidak akan kebagian jatah update Google Wear. Namun kalau melihat sisi baiknya, ini bisa menjadi indikasi bahwa peningkatan hardware yang dijanjikan oleh smartwatch Wear ke depannya memang signifikan dibanding sebelumnya.

Kemungkinan besar, smartwatchsmartwatch generasi sebelumnya itu masih akan tetap dijual dengan harga yang lebih terjangkau, mirip seperti strategi yang ditetapkan oleh Apple pada Apple Watch.

Sumber: CNET.

Google dan Samsung Lebur Wear OS dan Tizen Jadi Satu

Belakangan ini santer dibicarakan rumor mengenai Samsung yang akan merilis smartwatch Wear OS. Rumor tersebut hampir bisa dipastikan akurat, sebab ke depannya kita tidak akan lagi menjumpai smartwatch baru dari Samsung yang menjalankan sistem operasi Tizen. Sebagai gantinya, Google dan Samsung rupanya telah bekerja sama untuk melebur Wear OS dan Tizen menjadi satu.

Hasil perkawinan kedua platform perangkat wearable itu dinamai “Wear” saja, tanpa embel-embel apa-apa. Gagasan utamanya adalah menggabungkan kelebihan-kelebihan dari masing-masing platform, dengan tujuan untuk menyuguhkan performa yang lebih baik, konsumsi daya yang lebih efisien, dan ekosistem aplikasi yang lebih kaya di Google Play Store.

Dari segi performa, Google bilang bahwa proses loading awal aplikasi bakal berlangsung 30% lebih cepat pada smartwatch Wear yang ditenagai chipset generasi terbaru, dan itu selagi menampilkan animasi-animasi yang lebih mulus sekaligus mengonsumsi lebih sedikit energi. Developer aplikasi tentu juga bakal dimudahkan mengingat mereka tidak perlu lagi membuat aplikasi untuk dua platform yang berbeda.

Berbagai fitur anyar tentu juga bakal hadir di Wear, mulai dari yang sepele seperti shortcut untuk berganti-ganti aplikasi, sampai Google Maps yang sudah dirombak secara drastis dan dapat beroperasi tanpa perlu menebeng ke smartphone.

Suksesor Galaxy Watch3 tidak lagi menggunakan Tizen, tapi kemungkinan besar masih mempertahankan bezel memutarnya / Samsung

YouTube Music dipastikan bakal tersedia di Wear tahun ini juga, lengkap dengan fitur download untuk digunakan secara offline (fitur yang sama juga bakal tersedia untuk Spotify). Google juga berniat memperluas jangkauan layanan Google Pay ke 26 negara di luar 11 negara yang sudah tersedia.

Wear juga akan kedatangan integrasi fitur-fitur kesehatan milik Fitbit. Seperti yang kita ketahui, proses akuisisi Google terhadap Fitbit sudah sepenuhnya terselesaikan pada awal 2021 ini, dan itu berarti tim Fitbit dan tim Wear kini berada di bawah naungan satu divisi yang sama.

Lalu bagaimana dengan nasib Fitbit OS? Sejauh ini belum ada kejelasan, tapi yang pasti Fitbit sendiri bakal merilis smartwatch premium yang berjalan pada platform Wear, seperti disinggung oleh James Park selaku CEO Fitbit dalam pengumuman Wear di acara Google I/O 2021.

Dari kubu Samsung, meski mereka sudah tidak lagi menggunakan Tizen, smartwatch Wear mereka ke depannya dipastikan bakal tetap mempertahankan fitur-fitur yang sudah menjadi ciri khas selama ini, seperti misalnya bezel yang dapat diputar untuk menavigasikan perangkat.

Sumber: Google dan Wired.

[Hands On] Samsung Galaxy Watch 3 Diluncurkan, Dukung Indonesia Sehat

Ternyata pada masa pandemi seperti saat ini, tidak menyurutkan niat Samsung untuk meluncurkan produk jam tangan pintar baru. Saat ini, Samsung sudah memiliki Galaxy Watch 3 yang memiliki feature kesehatan baru. Peluncuran ini diadakan di Indonesia pada tanggal 23 September 2020 secara streaming melalui Zoom.

Fitur paling baru yang dimiliki oleh Samsung Galaxy Watch 3 adalah Blood Oxygen atau SpO2. SpO2 atau yang sering disebut dengan oxymeter akan mengukur dan memantau saturasi oksigen di dalam darah. Pengukuran SpO2 cukup diminati saat ini karena kaarnya bisa menjadi salah satu langkah awal dalam mendeteksi penyakit Covid-19. Samsung sendiri mengatakan jika hasilnya di bawah 90%, pengguna bisa langsung melakukan pemeriksaan di rumah sakit.

Samsung Galaxy Watch 3 - Button

Samsung Galaxy Watch 3 juga menawarkan VO2max yang akan mengukur konsumsi oksigen saat melakukan olah raga. Selain itu, mereka yang suka olah raga lari juga bisa mendapatkan analisa langsung dari fitur Running Analysis. Untuk yang gemar dengan fitness, Samsung juga memiliki 120 video latihan yang bisa dihubungkan dengan smartphone dan smartTV.

Fitur terbaru yang dapat membantu mereka yang sudah manula adalah fall detection. Jam tangan pintar ini akan mendeteksi pada saat sang pemakainya jatuh. Saat terdeteksi jatuh, maka jam tangan ini akan langsung memberitahukan kontak SOS yang sudah ditetapkan sehingga bisa langsung mendapatkan perhatian.

Samsung Galaxy Watch 3 sendiri memiliki spesifikasi sebagai berikut

SoC Exynos 9110 Dual core 1.15 GHz
Layar 360 x 360 Super AMOLED, Full Color Always On Display, Corning® Gorilla® Glass DX
Baterai 45mm: 340mAh / 41mm: 247mAh WPC-based wireless charging
OS Tizen Based Wearable OS 5.5
Memori 1GB RAM + 8GB internal storage
Konektivitas Bluetooth v5.0, Wi-Fi b/g/n, NFC, GPS/Glonass/Beidou/Galileo
Durabilitas 5ATM + IP68 / MIL-STD-810G

Galaxy Watch 3 Stainless Steel tersedia dalam ukuran 41mm dan 45mm. Varian Galaxy Watch 3 41mm dijual dengan harga Rp. 5.999.000, dan varian 45mm tersedia dengan harga Rp. 6.299.000. Galaxy Watch 3 Titanium 45mm dijual dengan harga Rp 8.499.000.

Belum ada Blood Pressure

Pada saat peluncuran globalnya, Samsung mengatakan bahwa Galaxy Watch 3 bakal hadir dengan fitur blood pressure. Fitur ini tentu saja sangat berguna untuk mengukur tekanan darah dan bisa membuat penggunanya mengambil langkah awal dalam sebuah pengobatan. Sayangnya, saat saya mencoba jam tangan pintar ini, fitur pengukur tekanan darah tersebut tidak tersedia.

Samsung Galaxy Watch 3 - Bawah

Leo Hendarto Marathon, Product Marketing Manager Samsung Mobile, Samsung Electronics Indonesia mengatakan bahwa secara hardware, alat pengukur tekanan darah memang sudah ada pada Samsung Galaxy Watch 3, namun saat ini baru diluncurkan di beberapa negara saja. Untuk Indonesia sendiri fitur ini bakal menyusul, namun untuk waktunya masih belum ditentukan. Nantinya pengguna akan diberitahukan dengan notifikasi melalui pembaruan software.

Saya sendiri adalah orang yang sering mengukur tekanan darah. Hal ini tentu saja sangat diperlukan untuk mendeteksi awal penyakit yang ada dalam tubuh. Sayangnya, fitur ini juga dijanjikan hadir pada versi Samsung Galaxy Watch pendahulunya dan sepertinya belum hadir sampai saat ini.

Hands-on: Keren namun feel-nya masih sama

Untuk mendapatkan gambar dengan lebih baik, Samsung pun mengirimkan Samsung Galaxy Watch 3 45 mm Stainless Steel. Saat pertama kali mencobanya, ternyata baterai yang ada pada jam tangan pintar ini sudah habis. Saya pun mencoba melakukan pengisian baterai.

Masalah awal yang terjadi adalah jam tangan pintar ini tidak bisa diisi ulang dengan menggunakan power bank saya yang mendukung wireless charging. Selain itu, saat mengisi ulang dengan menancapkan perangkat isi ulang bawaannya pada power bank, jam tangan ini menolak untuk menyala. Saya baru bisa mengisi ulang Samsung Galaxy Watch 3 saat menghubungkannya ke laptop.

Samsung Galaxy Watch 3 - on Hand

Pengisian baterai pada jam tangan ini memakan waktu yang cukup lama, mungkin karena mengambil daya dari laptop. Dan setelah pemakaian dua hari, baterainya sudah terpotong lebih dari 50%-nya. Itu pun saya gunakan dengan menyambungkan WiFi ke router.

Saya menemukan satu masalah pada jam tangan pintar ini. Saat mencoba melakukan deteksi SpO2, sepertinya posisi tangan harus pas. Dari 10 kali percobaan, mungkin hanya 3x saya berhasil mendapatkan hasil persentasi kadar oksigen. Itu pun hasilnya cukup variatif dari angka 95% hingga 98%.

Pengukuran detak jantung serta level stres berlangsung dengan sangat lancar. Dari 5 kali pengujian yang dilakukan, tidak satu pun ada yang gagal. Dan sekali lagi, rasa penasaran saya harus tetap tertahan karena pengukuran tekanan darah belum ada pada Samsung Galaxy Watch 3.

Samsung Galaxy Watch 3 - Charger

Bagi yang sebelumnya sudah memiliki seri Samsung Galaxy Watch, tentu saja tidak akan merasakan kesulitan pada saat menggunakan seri ke-3 nya ini. Hal tersebut dikarenakan semua menu dan tombol yang ada hampir tidak berbeda dengan seri sebelumnya.

Satu hal yang ingin saya coba sebenarnya adalah ketahanan didalam air. Sayangnya pada masa PSBB ini, DailySocial menerapkan sistem kerja di rumah. Dan di rumah saya tidak ada kolam renang 😁😁.

Sayangnya, perangkat ini tidak akan berlama-lama saya pegang. Produk ini pun sebentar lagi akan diambil sehingga saya tidak memiliki kesempatan yang cukup untuk mencoba semuanya. Well, setidaknya saya sudah mencoba menggunakan jam tangan yang menurut saya keren ini.

Jam Pintar Samsung Galaxy Watch Active 2 Hadir di Indonesia: Optimal untuk Kesehatan

Pasar jam tangan pintar sepertinya semakin lama semakin digemari. Menurut riset pasar yang dilakukan oleh Energias Market Research tahun 2019 ini, mengatakan bahwa secara global, permintaan pasar untuk jam tangan pintar akan meningkat 22.1 persen di tahun 2025. Hal ini pula yang mendorong Samsung mengeluarkan seri baru jam tangan pintarnya.

Samsung Galaxy Watch Active 2 - Launch

Samsung Galaxy Watch Active 2 merupakan perangkat yang diluncurkan pada tanggal 16 Oktober 2019. Acara peluncuran itu sendiri dilaksanakan pada Ballroom Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan.

Galaxy Watch Active 2 saat ini dipasarkan oleh Samsung untuk para millenials yang memiliki umur 20 sampai 34 tahun. Pada rentang umur ini, biasanya prang akan memilih produk yang stylish, gemar melakukan aktivitas seperti olah raga, dan selalu terkoneksi.

Samsung Galaxy Watch Active 2 saat ini memiliki layar yang lebih lebar, namun berdimensi sedikit lebih kecil. Pada varian dengan ukuran 4.4 mm, layar 1,4 inci yang ada memiliki bezel yang kecil. Jam tangan ini juga memiliki ketebalan yang hanya 10.9 mm saja. Selain itu, Samsung memberikan pilihan strap yang berbeda, untuk berolahraga ada sport band yang terbuat dari bahan karet dan untuk fashion, Samsung menawarkan strap berbahan kulit.

Samsung Galaxy Watch Active 2

Pada Samsung Galaxy Watch Active 2 juga memiliki touch bezel yang meniru fungsi dial pada Samsung Galaxy Watch. Selain itu, Samsung juga menambahkan watch face yang bisa dikustomisasi, yang akan meniru pola dari gambar yang diambil melalui kamera. Misalkan saja seorang pengguna ingin memiliki pola yang sama dengan bajunya, tinggal foto saja baju yang digunakan dengan memakai aplikasi Galaxy Wear.

Samsung juga menambahkan fungsi monitor kesehatan pada jam tangannya ini. Untuk berolah raga, jam tangan pintar ini bisa memonitor berbagai macam kegiatan olah raga seperti berlari, bersepeda, dan lain sebagainya. Selain itu, jam tangan ini bisa memonitor tidur dan tingkat stres sang penggunanya.

Samsung Galaxy Watch Active 2 - Watchface sendiri

Hal yang paling saya sukai adalah kemampuannya untuk menjadi penerjemah sampai dengan 16 bahasa, termasuk Indonesia. Kita tinggal mengatakan sesuatu dari bahasa Indonesia, maka jam tangan ini akan mengakses aplikasi penerjemah. Nantinya suara akan dimainkan melalui speaker dari Samsung Galaxy Watch Active 2.

Jam tangan pintar dengan sistem operasi Tizen buatan Samsung ini juga bisa dijadikan remote shutter untuk kamera. Untuk daya tahan baterainya, jam tangan ini bisa bertahan hingga 2 hari dalam keadaan terkoneksi dengan perangkat smartphone melalui bluetooth.

Samsung Galaxy Watch Active 2 - Shutter Kamera

Galaxy Watch Active2 telah tersedia di seluruh Samsung Store dengan harga mulai Rp 4.199.000 (ukuran 40mm) hingga Rp5.499.000 (ukuran 44mm).

Kemana Fungsi Tekanan Darahnya?

Jika kita melihat beberapa grup dan forum di luar negeri, kita akan melihat bahwa Samsung Galaxy Watch Active pertama memiliki kemampuan untuk mengukur tekanan darah sang pengguna. Fungsi ini tentu saja cukup penting karena bisa mendeteksi masalah kesehatan yang ada pada seseorang. Namun, fungsi tersebut belum ada pada Samsung Galaxy Watch Active 2.

Samsung Galaxy Watch Active 2 - Bersepeda

Saat ditanyakan, Denny Galant selaku Head of Product Marketing, IT & Mobile, Samsung Electronics Indonesia, mengatakan bahwa fungsi tersebut saat ini masih diuji coba. Namun jika tidak ada halangan, feature tersebut bakal dihadirkan pada tahun 2020 mendatang. Hal ini tentunya menjadi kabar yang cukup baik untuk para pengguna jam tangan terbaru dari Samsung ini.

Saat ini memang, feature tersebut hanya bisa diakses jika kita memiliki akun Samsung asal Amerika. Melalui aplikasi bernama My BP Lab, nantinya pengguna akan mendapatkan hasil tekanan darah mereka. Namun sayangnya, sepertinya Samsung belum mendapatkan sertifikasi dan FDA atas feature barunya tersebut.

[Review] Samsung Galaxy Watch Active: Jam Pintar untuk Olah Raga

Sepertinya pasar jam tangan pintar masih belum menyurutkan niat Samsung untuk selalu mengeluarkan desain baru. Padahal, para pesaingnya mungkin sudah mulai jarang dalam mengeluarkan model smartwatch baru. Hal tersebut dibuktikan dengan meluncurnya Samsung Galaxy Watch Active.

Samsung Galaxy Watch Active

Galaxy Watch Active menawarkan fitur-fitur yang sama dari lini jam tangan Samsung. Akan tetapi, jam tangan pintar yang satu ini dibalut dengan desain yang dapat bertahan untuk digunakan berolah raga. Selain itu, harganya juga dijual lebih murah dibandingkan para pendahulunya.

Satu hal yang cukup membuat hype pada perangkat ini adalah kemampuannya untuk mengetahui tekanan darah. Namun sayang, fasilitas ini tidak bisa digunakan di Indonesia. Hal tersebut dikarenakan aplikasi yang mendukung fitur tersebut tidak bisa di-download di Indonesia.

Samsung Galaxy Watch Active memiliki spesifikasi sebagai berikut

SoC Exynos 9110
Prosesor 2x Cortex A53 1.15 GHz
GPU Mali T-720
RAM 750 MB
Storage Internal 4 GB
OS Tizen
Layar Super AMOLED 1,1 inci 360×360 pixel
Sensor Accelerometer, Barometer, Gyro, Detak jantung, Cahaya, NFC, GPS, GLONASS
Dimensi 39.5 x 39.5 x 10.5mm
Bobot 25 gram

Sama seperti jam tangan pintar Samsung lainnya, Watch Active juga menggunakan OS Tizen dengan antar muka yang sama. Akan tetapi, tanpa bezel berdesain dial yang bisa berputar tentu saja sedikit menghilangkan tingkat ergonomis dari Watch Active. Namun, pengoperasian jam tangan pintar seperti menyentuh dan menggeser secara vertikal dan horisontal tidak banyak mengurangi kenyamanan dalam penggunaannya.

Unboxing

Samsung Galaxy Watch Active - Box

Didalam paket penjualan itu terdapat perlengkapan seperti berikut ini

Samsung Galaxy Watch Active - Unboxing

Desain

Berbeda dengan Samsung Galaxy Watch, Watch Active terlihat lebih kecil. Walaupun lebih kecil, badan dari jam pintar ini sendiri terbuat dari metal, sehingga terasa sangat kokoh. Dimensinya juga berbentuk bundar sehingga sama dengan kebanyakan jam yang dijual di pasaran.

Tali jam bawaannya terbuat dari bahan karet, sehingga cocok untuk mereka yang selalu berkeringat atau berolah raga. Jika talinya terasa kurang panjang, Samsung sudah menyediakan penggantinya yang lebih panjang. Strap itu sendiri juga dapat diganti dengan tali jam 20mm yang dijual pada toko jam.

Samsung Galaxy Watch Active - Bagian Bawah

Layar dari Samsung Galaxy Watch Active menggunakan tipe Super AMOLED. Dimensi layarnya sebesar 1.1 inci dengan resolusi 360×360. Akan tetapi, cukup disayangkan bahwa perangkat ini hanya menggunakan Gorilla Glass 3. Padahal, Samsung Galaxy Watch menggunakan versi yang paling baru untuk jam tangan, yaitu Corning Gorilla Glaxx DX+ yang lebih tahan terhadap goresan.

Sama seperti generasi sebelumnya, Samsung Galaxy Watch Active juga menggunakan wireless charger untuk mengisi baterainya. Untuk mengisi dari kosong hingga penuh membutuhkan waktu kurang dari dua jam. Selain itu, pada bagian bawah jam ini juga terdapat beberapa sensor untuk mengukur detak jantung, tingkat stres, dan tekanan darah (yang belum bisa digunakan di Indonesia).

Samsung Galaxy Watch Active - Buttons

Sistem operasi Tizen yang digunakan pada jam tangan pintar ini menggunakan versi 4. Desain antar mukanya sendiri berbentuk lingkaran dengan icon-icon pada pinggirannya. Akan tetapi, cara memilih sebuah aplikasi bukanlah dengan memutar sesuatu, tetapi dengan melakukan klik atau menggeser layarnya.

Karena ditujukan untuk para pengguna yang gemar melakukan olah raga, tentu saja fitur untuk hal tersebut cukup lengkap. Perangkat ini memiliki GPS, altimeter, barometer, dan monitor detak jantung, serta dapat dibawa menyelam saat berenang. Selain itu, Watch Active juga secara otomatis merekam 39 jenis latihan seperti bersepeda, berlari, berenang, dan lain sebagainya.

Pengalaman menggunakan

Saya pribadi menggunakan Samsung Galaxy Watch Active selama melakukan perjalanan di Turki. Yang paling unik adalah pada saat cukup excited menaiki kereta gantung menuju gunung Uludag, tingkat stres saya meningkat. Entah karena saya sebenarnya takut akan ketinggian, terlalu letih, atau memang terlalu senang saat menaiki gunung tersebut.

Seperti biasa, jam tangan pintar dari Samsung ini dapat menerima notifikasi pesan yang bisa di set pada aplikasi Samsung Galaxy Wear. Pengguna juga dapat menerima telepon dari jam tangan pintar ini sehingga tidak perlu mengeluarkan smartphone mereka. Uniknya lagi, pada Galaxy Watch Active juga bisa langsung menjalankan Bixby.

Samsung Galaxy Watch Active - Indah

Tekanan darah merupakan yang paling saya ingin coba. Sayangnya, aplikasi pemindai tekanan darah yang bernama My BP Lab hanya bisa diunduh saat Anda berdomisili di Amerika. Jika jam pintar sudah mendeteksi lokasi Anda di Indonesia, maka aplikasi tersebut tidak dapat dicari melalui Galaxy Store. Sayang memang, padahal feature ini dapat membantu, walau Samsung mengatakan bahwa fasilitas ini baru sekedar percobaan saja.

Tanpa koneksi Bluetooth, jam tangan pintar ini dapat bertahan hingga empat hari. Pada saat terhubung dengan smartphone, baterainya bisa bertahan sekitar dua hari saja. Jika pengguna tidak memiliki power bank dengan kemampuan wireless charging, sangat disarankan untuk mengisi baterainya saat akan tidur di malam hari.

Samsung Galaxy Watch Active - At Hand

Saat memilikinya, kami sangat menyarankan agar pengguna mencari lapisan anti gores untuk jam tangan yang satu ini. Gorilla Glass 3 memang kuat, namun saat terbentur, belum tentu tidak tergores. Sebuah lapisan anti gores tentu saja jauh lebih murah dibandingkan ketika kita harus mengganti kaca jam tangan pintar.

Verdict

Samsung kembali mengeluarkan jam tangan pintar yang memiliki desain yang minimalis. Tidak hanya bisa digunakan untuk pemakaian sehari-hari saja, jam tangan terbarunya ini bisa digunakan untuk membantu informasi kesehatan saat berolah raga tanpa harus membeli sebuah smartband secara terpisah. Jam tangan pintar tersebut adalah Samsung Galaxy Watch Active.

Samsung Galaxy Watch Active - Auf

Dengan menggunakan SoC Exynos 9110, membuat jam tangan ini cukup responsif dan irit saat digunakan. OS Tizen yang digunakan juga membuat kinerjanya menjadi lebih baik. Selain itu, antar muka yang digunakan juga cukup mudah, walaupun tidak sesuai dengan ekspektasi, karena tidak ada dial yang bisa memutar pilihan.

Desain yang minimalis membuatnya cocok digunakan untuk pria maupun wanita. Walaupun begitu, mereka yang berbadan besar sepertinya terlihat kurang cocok saat menggunakannya. Oleh karena itu, Samsung Galaxy Watch sepertinya lebih cocok.

Samsung Galaxy Watch Active membawa segudan fitur yang mungkin tidak ada pada jam pintar lainnya. Sayangnya, fitur pendeteksi tekanan darah tidak dapat digunakan di luar wilayah Amerika Serikat. Walaupun begitu, fitur lain seperti sensor ketinggian sudah disematkan ke dalam jam pintar ini.

Harga resmi dari Samsung Galaxy Watch Active di Indonesia ternyata cukup mahal, yaitu Rp. 3.499.000 sesuai dengan website resminya. Berbeda dengan diluar negeri yang “hanya” $199 saja atau terpaut sekitar Rp. 500.000an. Harga ini sepertinya tergolong cukup premium, walaupun bukan yang termahal di antara lini jam tangan pintar Samsung. Akan tetapi dengan harga tersebut, konsumen akan mendapatkan segudang fitur pada sebuah jam tangan pintar.

Sparks

  • Fitur lengkap
  • Desain minimalis
  • Layar yang cerah
  • Daya tahan baterai yang cukup baik
  • Fitur olah raga yang lengkap

Slacks

  • Fitur tekanan darah tidak bisa digunakan
  • Masih menggunakan Gorilla Glass 3, bukan DX+
  • Tidak menggunakan bezel dengan desain dial

 

Pengalaman Singkat dengan Jam Pintar Terbaru Samsung, Samsung Galaxy Watch

Selain ingin memperkenalkan Samsung Galaxy Note 9 kepada para jurnalis yang diundang, Samsung juga ingin memperkenalkan jam pintar terbaru mereka yang bernama Galaxy Watch. Jam pintar ini juga bersamaan diluncurkan dengan Samsung Galaxy Note 9.

Galaxy Note 9 Bintan Launching

Jam pintar yang satu ini mungkin cukup berbeda dengan produk sejenis yang ada dipasaran. Samsung Galaxy Watch memiliki sebuah dial atau pemutar pada bagian atasnya. Dial tersebut bisa digunakan untuk melakukan pilihan yang ada dilayarnya. Tentu saja, karena sebuah jari akan terlalu besar dalam menekan icon yang ada didalamnya.

Sistem operasi yang digunakan pada jam pintar ini adalah Tizen, OS buatan dapur Samsung sendiri. Bagi Anda yang mencari jam dengan sistem operasi selain Android Wear OS, ada baiknya untuk melirik jam yang satu ini. Walaupun bukan menggunakan Wear OS, tetapi fungsi dan feature yang ditawarkan cukup lengkap.

Samsung Galaxy Watch - Sand

Samsung menjual Galaxy Watch dengan dua jenis dimensi, yaitu dengan diameter 42 mm dan 46 mm. Sang penerus Galaxy Gear S3 ini khusus dibuat dengan dua dimensi karena versi 46 mm akan terasa besar untuk digunakan oleh perempuan.

Samsung juga mengatakan bahwa baterai dari yang versi 42 mm akan bertahan selama 5 hari dan yang 46 mm akan bertahan selama 7 hari. Itu pun menggunakan GPS 24 jam. Akan tetapi, perangkat yang kami gunakan pada saat workshop hanya bertahan sekitar dua hari saja.

 

Samsung Galaxy Watch - Wood

Seperti kebanyakan jam pintar yang ada dipasaran, Samsung Galaxy Watch juga mampu memberikan pengingat kepada para penggunanya mengenai aktivitas yang akan dilakukan. Fungsi kalender pun juga telah disematkan pada jam pintar ini, sehingga ada fungsi pengingat setiap hari yang bakal muncul di setiap pagi.

Untuk yang senang berolah raga, smartwatch ini juga mampu melakukan 39 rekam jejak latihan olah raga. Jadi pada saat berolah raga, kita mampu mengetahui seberapa banyak kalori yang keluar dari masing-masing latihan yang kita lakukan.

Samsung Galaxy Watch - Auto HR

Yang lebih unik dari jam pintar ini adalah kemampuan untuk mengukur tingkat stres sang penggunanya. Saat detak jantung tinggi, jam pintar ini pun akan meminta sang pengguna untuk bernafas secara teratur. Sayangnya, karena saya tidak stres pada saat workshop, notifikasi tersebut tidak muncul. Bisa jadi karena memang saya orangnya santai. 😀

Selain itu, seperti kebanyakan jam pintar yang beredar di pasaran, Galaxy Watch mampu mengambil data detak jantung penggunanya. Galaxy Watch akan mengambil data detak jantung secara otomatis sehingga penggunanya tidak perlu melakukannya secara manual.

Samsung Galaxy Watch - Stress measurement

Workshop pun berpindah ke sebuah kolam renang terbesar se-Asia Tenggara. Kolam renang tersebut pun menggunakan air asin yang menyerupai air laut, sehingga cukup berbahaya untuk jam-jam yang ada di pasaran. Akan tetapi, tidak untuk Samsung Galaxy Watch.

Sertifikasi Samsung Galaxy Watch sudah ditingkatkan dari IP68 ke 5 ATM. Standar 5 ATM merupakan standar militer yang mengharuskan sebuah perangkat untuk dapat bertahan di kedalaman 50 meter selama 90 menit pada air asin, yang berarti air laut.

Samsung Galaxy Watch - Desk

Pihak Samsung mengatakan bahwa jam pintar tersebut hanya boleh digunakan untuk melakukan snorkling saja. Jangan digunakan untuk melakukan diving karena tekanannya bisa merusak smartwatch tersebut. Dan setelah menyelam di air asin, cucilah dengan air biasa agar tidak menimbulkan korosi.

Samsung Galaxy Watch tidak memiliki port di seluruh bagian badannya. Jadi, tidak ada ruang terbuka yang mampu dimasukkan air. Untuk melakukan pengisian baterai, charger-nya pun merupakan sebuah pengisi nirkabel yang juga bisa digunakan untuk mengisi Samsung Galaxy Note 9.

Samsung Galaxy Watch - Boy Girl

Yang cukup membingungkan dari Samsung Galaxy Watch memang tampilan menunya. Untuk mengoperasikan dengan benar, kita harus benar-benar mengenali icon yang ada. Pada pertama kali menggunakannya, tidak sedikit peserta yang kesulitan menemukan menu Samsung Health pada Galaxy Watch.

Kaca dari jam pintar ini sudah menggunakan Gorilla Glass DX yang memang khusus digunakan untuk perangkat wearable. Akan tetapi, sisi-sisi dari smartwatch ini cukup rentan terhadap benturan. Perangkat beberapa peserta memiliki cacat karena jam pintar tersebut terbentur dengan tembok.

 

Samsung Galaxy Watch - Grass

Di Indonesia, Samsung Galaxy Watch yang dijual adalah yang versi bluetooth saja. Versi LTE belum akan dijual di Indonesia karena keterbatasan dari operator di Indonesia. Hal tersebut dikarenakan Samsung Galaxy Watch versi LTE hanya mendukung eSIM dan operator di Indonesia belum mendukung SIM versi terbaru ini.

Samsung Galaxy Watch sudah dipasarkan semenjak tanggal 7-15 September 2018 yang lalu dan sudah tersedia di seluruh gerai Samsung semenjak tanggal 16 September 2018. Tentunya, produk demonya pun juga sudah hadir disana.

Samsung Luncurkan Update Tizen 3.0 untuk Gear S3

Kemunculan Samsung Gear Sport belum lama ini bukan berarti Gear S3 harus meninggalkan status flagship-nya di lini smartwatch Samsung. Pada kenyataannya, Samsung baru saja merilis Value Pack Update yang berisikan seabrek pembaruan untuk software Gear S3.

Jangan tertipu oleh namanya, sebab update ini pada dasarnya merupakan Tizen versi 3.0, sama seperti yang tersematkan pada Gear Sport. Salah satu pembaruan yang paling utama melibatkan fungsi fitness tracking, di mana Gear S3 kini dapat memonitor laju jantung secara terus-menerus, dengan peningkatan akurasi dan informasi yang lebih mendetail.

Memonitor berat badan juga bisa dilakukan secara lebih efisien lewat fitur manajemen nutrisi. Tizen 3.0 turut menghadirkan fitur Samsung Health Fitness Program, di mana pengguna dapat menyimak beragam program berlatih di TV, lalu menggunakan Gear S3 untuk mengontrol konten yang disajikan.

Gear S3 Value Pack Update

Gear S3 versi LTE yang dirilis bulan Maret lalu membuktikan perannya sebagai alat komunikasi mandiri, dan Tizen 3.0 bakal semakin memaksimalkan peran tersebut. Kalau sebelumnya pengguna Gear S3 hanya bisa melakukan pencarian kontak, sekarang mereka dapat membuat kontak baru langsung dari Gear S3.

Hal yang sama juga berlaku untuk event kalender. Lalu untuk reminder, pengguna Gear S3 kini juga bisa mengedit reminder secara langsung. Semisal pengguna memakai Gear S3 untuk melihat daftar belanja, mereka sekarang bisa langsung mencentang barang yang sudah diambil tanpa harus mengeluarkan smartphone.

Tampilan software-nya secara keseluruhan juga telah disempurnakan. Berbagai widget yang tersedia telah dioptimalkan untuk layar membulat Gear S3, dan kini terdapat semacam garis indikator yang memutari layar untuk tiap-tiap widget.

Gear S3 Value Pack Update

Bezel berputar inovatif milik Gear S3 kini bakal terasa lebih bermanfaat, sebab pengguna dapat melihat lebih banyak atau lebih sedikit informasi tergantung seberapa cepat mereka memutar bezel. Moment Bar, yang memungkinkan pengguna untuk mengatur volume atau mengecek sisa baterai dengan cepat, kini bisa diakses dengan satu swipe ke atas atau bawah pada layar.

Selebihnya, masih ada kemampuan untuk mengendalikan beragam perangkat IoT yang kompatibel, atau menjadi remote control untuk presentasi PowerPoint maupun Gear VR. Bagi pengguna Gear S3, silakan unduh Value Pack Update melalui aplikasi Samsung Gear.

Sumber: Samsung dan Android Central.

Konsisten Rangkul Developer, Samsung Temukan Aplikasi Lokal Terbaik

Rangkaian acara Indonesia Next Apps (INA) 4.0 akhirnya berakhir di babak pamungkas, yakni Judging dan Awarding, pada hari Senin (9/10), di AYANA Midplaza, Jakarta. Dua puluh aplikasi lokal yang mengikuti kategori Samsung SDK, Gear VR, Tizen Smartphone, dan Tizen Wearable dipresentasikan di hadapan dewan juri dalam sesi Judging. Proses pencarian aplikasi terbaik ini sejalan dengan keadaan dan kebutuhan industri teknologi saat ini.

Ekosistem tech startup di Indonesia tengah menghadapi tantangan dalam menemukan talenta digital yang profesional. Menurut survei Indonesia Tech Startup Report 2016 dari DailySocial, 50% startup founder mengaku isu ini masih dialami terus di tahun 2017. Menyadari akan tantangan tersebut, Samsung Indonesia bekerja sama dengan DailySocial dan Dicoding menggelar Indonesia Next Apps (INA) 4.0 yang menjadi ajang penemuan bakat-bakat terbaik IT se-Indonesia.

Menyisihkan 923 aplikasi, inilah aplikasi-aplikasi terbaik yang menjadi juara di Indonesia Next Apps 4.0.

Kategori Samsung SDK

No.   Nama Aplikasi Nama Developer
1 Mona Arrival Sentosa (ODT Indonesia)
2 Kato Sulistiyanto
3 Athlest Ian Rachman Dana

Kategori Gear VR

No.   Nama Aplikasi Nama Developer
1 GoSimulator VR Ikl Mazadi (Gobaksodor)
2 Starship Infiltration VR Lazuardi Ya’qub Affan (Calcatz Studio)
3 Sky Battle Arena Gathot Fajar (Creacle)

Kategori Tizen Smartphone

No.   Nama Aplikasi Nama Developer
1 Crazy Cargo Rudy Sumarso (Wisageni)
2 Kitaria Heroes: Force Bender Yogie Aditya
3 Relaxio Adi Nugroho (Lonely Box)

Kategori Tizen Wearable

No.   Nama Aplikasi Nama Developer
1 Fishing Go Frida Dwi Iswantoro (Noobzilla)
2 Snipe & Watch Gathot Fajar (Creacle)
3 Mucha Gun Rizal Syaputra (NOXTAGE)

Kategori Industry Challenge

No.   Nama Aplikasi (Sektor Industri) Nama Developer
1 UKM Bersama BRI (Perbankan) Toyo Wiyatno
2 SkyPass (Jasa Publik) Puja Pramudya
3 vMuseum (Tata Kelola Kota) Davis Ray
4 City Point (Properti) Ade Rofaldi

Enam belas juara INA 4.0 di atas diumumkan pada sesi Awarding, yang dihadiri oleh menteri, pejabat kementerian, dan para pimpinan industri yang menjadi partner dalam INA 4.0, antara lain ialah Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf, Direktur Jenderal ILMATE Kementerian Perindustrian I Gusti Putu Suryawirawan, Corporate Affairs Vice President Samsung Electronics Indonesia Kang Hyun Lee, Direktur Operasional BRI Indra Utoyo, Group CEO Associates Sinar Mas Land Yonas Yasahardja, Kepala Unit Pengelola Jakarta Smart City Setiaji, dan Direktur SDM & IT Angkasa Pura II Tina T. Kemala Intan.

Perekonomian yang berbasis layanan di sektor media dan komunikasi memerlukan network, device, dan aplikasi yang solid. Dalam hal ini, terselenggaranya Indonesia Next Apps 4.0 menjadi bagian dari upaya menstimulus pengembangan ekonomi berbasis media dan komunikasi. “Kita tidak bisa menumbuhkembangkan ekonomi services media dan komunikasi ini kalau ketiga ekosistem ini tidak berjalan bersama,” tegas Menkominfo Rudiantara.

Senada dengan Menteri Rudiantara, Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) melihat pengembangan aplikasi adalah unggulan di sektor industri ekonomi kreatif, dan kompetisi tahunan Indonesia Next Apps terlihat secara konkret membawa dampak pada pengembangan tersebut. “Kompetisi ini memberikan peluang bagi generasi muda untuk meraih dan menguasai teknologi masa depan. Kami atas nama pemerintah mengapresiasi upaya baik dari PT. Samsung Electronics Indonesia yang telah ikut berkontribusi dalam pencapaian nawacita Presiden Republik Indonesia, khususnya dalam pembangunan ekonomi digital,” ujar Kepala BEKRAF Triawan Munaf.

Disclosure: DailySocial adalah bagian dari penyelenggara Indonesia Next Apps 4.0.