Platform Perjalanan Bisnis “Travelstop” Hadir di 7 Negara, Indonesia Jadi Pasar Prioritas

Setelah resmi beroperasi komersial pada Agustus 2018, Travelstop kini juga hadir di tujuh negara di Asia. Di antaranya adalah Indonesia, Thailand, Hong Kong, Taiwan, Jepang, Korea Selatan, dan Vietnam. Layanannya juga otomatis tersedia dalam tujuh bahasa.

Asia menjadi pasar utama Travelstop untuk mengokohkan posisinya sebagai platform perjalanan bisnis dan manajemen pengeluaran. Co-founder dan CEO Travelstop Prashant Kirtane menegaskan bahwa Indonesia menjadi pasar prioritasnya.

Hal ini wajar mengingat Indonesia memiliki pasar yang besar secara geografis. Ia menilai perusahaan di Indonesia membutuhkan layanan semacam ini untuk mengatasi tantangan atas pengelolaan pengeluaran.

Tahun ini perusahaan, ungkap Kirtane, fokus menawarkan produknya sesuai kebutuhan untuk meningkatkan adopsi di Indonesia. Pihaknya menyebut telah berbicara dengan sejumlah perusahaan besar untuk kemungkinan kerja sama.

“Pasar consumer sudah sangat saturated. Kami fokus terhadap proses untuk menciptakan efisiensi bagi perusahaan yang ingin mengatur perjalanannya,” ujar Kirtane dalam peluncuran layanannya di Jakarta.

Asia memiliki kekuatannya sendiri jika bicara soal pasar perjalanan bisnis. Menurut data Asia-Pacific Economic Corporation (APEC), kawasan ini memiliki pangsa pasar terbesar  untuk perjalanan bisnis, atau 40 persen terhadap biaya perjalanan bisnis yang dihabiskan secara global.

Data Global Business Travel Association (GBTA) memperkirakan India dan Indonesia menjadi pasar perjalanan bisnis dengan pertumbuhan terbesar dalam lima tahun ke depan, dengan persentase kenaikan masing-masing 11,3 persen dan 8,7 persen.

“Kami lakukan riset, menanyakan ke perusahaan besar, seperti Yahoo. Mereka mengalami kesulitan dalam mengatur pengeluaran [perjalanan bisnis]. Ini yang mendorong kami untuk meluncurkan Travelstop. Memang tantangannya membuat pelanggan kami mengerti bahwa kami tidak seperti travel companies. Kami melihat dari perspektif proses dan efisiensi,” paparnya.

Travelstop merupakan startup asal Singapura yang menyediakan platform SaaS untuk perjalanan bisnis dan manajemen pengeluaran. Layanan ini menyederhanakan perjalanan bisnis dan otomatisasi laporan pengeluaran untuk bisnis di Indonesia.

Perusahaan mengklaim di Asia sudah ada ribuan perusahaan yang menggunakan layanan Travelstop. Pihaknya mengincar 10.000-30.000 perusahaan di Asia menggunakan layanannya dalam beberapa bulan ke depan.

Travelstop mendapat pendanaan awal (seed funding) sebesar $1,2 juta pada 2018 yang dipimpin SeedPlus dan perusahaan VC asal Amerika Serikat yang fokus terhadap bisnis travel. Sejumlah klien Travelstop antara lain RedDoorz, Funding Societies, Advance.ai, Dot Property, dan SP Jain.

Pengalaman mobile

Selain menghadirkan layanan di tujuh negara, Travelstop juga mengumumkan kehadiran aplikasinya untuk pengguna iPhone. Untuk pengguna Android, aplikasi ini ditargetkan meluncur dalam waktu dekat.

Co-founder dan Chief Product Officer Travelstop Altaf Dhamani menyebutkan, pihaknya juga fokus terhadap pengembangan layanan mobile. Apalagi, kawasan Asia memiliki trafik mobile terbesar, mencapai 61 persen pangsa.

Menurutnya, pengembangan layanan yang ramah bagi pengguna mobile bertujuan untuk membuat karyawan semakin produktif. Mereka tidak perlu menghabiskan waktu berjam-jam untuk mengurus klaim pengeluaran.

“Kami tidak hanya menyediakan versi yang mobile friendly yang hanya menjadi replika dari platform desktop. Kami perlu merancang solusi yang lebih relevan sesuai dengan perkembangan,” ujar Dhamani.

Tripal Rilis Aplikasi, Jaring Pemandu Lokal dari Seluruh Indonesia

Layanan marketplace penghubung pelancong dengan pemandu wisata lokal Tripal meresmikan aplikasi mobile untuk permudah pengguna terhubung dengan layanan. Aplikasi Tripal sementara baru tersedia di platform Android, sementara untuk iOS bakal menyusul dalam beberapa bulan ke depan.

Dalam aplikasi Tripal, pengguna dapat mencari destinasi tujuan dengan desain UI/UX yang lebih ramah. Kemudian mencari desinasi berdasarkan kategori trip, kalender yang sudah diperbarui, sistem verifikasi lewat rating/review dua arah, dan metode pembayaran dengan memanfaatkan DOKU.

“Dari web ada kendala, apalagi saat transaksi banyak keterbatasan. Akhirnya konsumen banyak beri masukan kepada kami. Untuk itu dalam aplikasi ini, kami kembali ke fokus Tripal yakni pada PAL (pemandu lokal) secara spesifik, sehingga pengguna semakin dipermudah untuk cari informasinya,” ucap Founder dan CEO Tripal Kevin Wu, Kamis (5/4).

Kehadiran aplikasi menurut Kevin bisa mendongkrak lebih banyak pengguna, baik dari sisi pelancong maupun pemandu lokal itu sendiri. Hanya saja, demi antisipasi tindakan yang tidak diinginkan terjadi, perusahaan menerapkan proses verifikasi secara berlapis, baik secara online maupun offline.

Untuk verifikasi online, calon pemandu diharuskan mengunggah data pribadi mulai dari KTP, Kartu Keluarga, dan nomor rekening. Bahkan perusahaan berencana untuk mewajibkan pengumpulan SKCK (Surat Keterangan Catatan Kepolisian) demi memastikan keamanan.

Sementara untuk verifikasi offline, Tripal bakal memanfaatkan bantuan dari komunitas yang telah bermitra dengan perusahaan, seperti Komunitas Fotografi Indonesia dan Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) untuk bertemu tatap muka dengan para calon pemandu.

“Karena tujuannya kami ingin serius, maka untuk menjadi PAL tidak bisa sembarangan. Bahkan kami berencana untuk kerja sama dengan Kemenpar agar dibuatkan sertifikat resmi, seluruh PAL yang tergabung di kami bisa didaftarkan agar lebih terjamin.”

Rencana bisnis Tripal

Kevin melanjutkan sepanjang tahun ini pihaknya menargetkan dapat menjaring 1000 PAL (pemandu wisata) dari seluruh Indonesia. Adapun pada tahun lalu perusahaan sudah menjaring 300 PAL tersebar di 19 provinsi, dengan total pengguna lebih dari 5900 orang. Pengguna Tripal tersebar di Jakarta, Yogyakarta, Jawa Tengah, NTB, Lampung, Sulawesi, hingga Kalimantan Barat.

Untuk monetisasi, perusahaan tidak memotong biaya sama sekali bagi para pemandu wisata. Minimal penghasilan yang bisa diterima pemandu dalam seharinya adalah Rp100 ribu dengan maksimal nilai yang tidak ditentukan.

Sehingga tarif pemandu yang tertera di aplikasi adalah uang murni yang benar-benar bakal diterima mereka setelah selesai menemani pelancong. Perusahaan memberikan sejumlah biaya layanan kepada konsumen. Biaya tambahan tersebut yang akan masuk ke kantong perusahaan.

“Dari awal kami sudah komitmen bahwa biaya untuk para PAL tidak akan kami potong. Untuk daftarnya gratis, mereka dapat tambahan penghasilan tanpa ada potongan. Makanya biaya lebih kami tekankan ke konsumen untuk monetisasi kami.”

Perusahaan juga akan terus memperbaiki kualitas bisnis, dengan berpartisipasi sebagai peserta di Indigo Creative Nation Batch 2. Dalam program inkubator dan akselerator ini perusahaan akan mendapat fasilitas berupa pembinaan, mentor, dan sejumlah dana untuk pengembangan bisnis.

Application Information Will Show Up Here

Layanan Direktori Perjalanan Postcard & Tag Luncurkan Aplikasi untuk iOS

Layanan social travel directory Postcard & Tag baru saja merilis aplikasi mobile perdananya untuk platform iOS. Langkah ini dinilai menjadi bagian strategis dalam pengembangan bisnis Postcard & Tag, karena ketergantungan pengguna layanan digital terhadap smartphone terus meningkat. Bersama dengan meluncurnya aplikasi untuk perangkat Apple ini, Postcard & Tag turut merilis beberapa pembaruan dan penyesuaian fitur untuk pengguna mobile.

Portal yang resmi diluncurkan pada Mei 2015 lalu di Indonesia ini memiliki misi untuk memudahkan pengguna mencari tahu berbagai destinasi wisata, merencanakan perjalanan, dan berbagi foto-foto tentang objek wisata yang dapat menginspirasi pengguna lain di dunia. Tidak hanya objek wisata, hotel yang baru berdiri, butik-butik menawan, atau restoran yang sedang hype turut dirangkum dalam media sosial baru ini.

Beberapa pembaruan di aplikasi mobile yang diusung Postcard & Tag di antaranya penyesuaian user experiences untuk perencanaan perjalanan. Pengguna akan disajikan sebuah fitur untuk membuat album wishlist dari perjalanan impiannya. Seiring dengan bertumbuhnya pengguna, fitur hasil ulasan objek wisata, hotel, resto dan berbagai hal terkait wisata lainnya turut disajikan.

Terobosan utama yang ingin diusung dengan aplikasi mobile ini ialah untuk memudahkan pengguna mengunggah gambar yang didapat ketika melakukan perjalanan. Selain itu aplikasi mobile juga dibekali dengan fitur pemetaan untuk melakukan geo-mapping guna mempermudah pengguna menemukan lokasi yang akan ditambahkan dalam  kreasi album yang diunggah, maupun dalam sistem pencarian.

Post & Tag Mobile App

“Salah satu prioritas kami dalam pengembangan Postcard & Tag untuk memastikan bahwa wisatawan dapat menikmati pengalaman dengan smartphone yang mudah dan user-friendly, dan untuk memudahkan mereka mengunggah sesuatu yang mereka temukan dalam perjalanan,” ujar Ruth Thomason, CEO dan Co-founder Postcard & Tag.

Di aplikasi baru ini, pengguna juga dimungkinkan untuk membuat sebuah penyaringan hasil rekomendasi tempat wisata yang disesuaikan dengan kategori atau anggaran yang dimiliki. Turut dirilis juga Tag yang lebih representatif untuk memudahkan pencarian sesuai dengan preferensi pengguna. Aplikasi juga diintegrasikan dengan berbagai media sosial populer. Untuk mempermudah pengguna mencari tempat inap yang sesuai, tersedia layanan pesan hotel yang terhubung dengan sistem Agoda.

Aplikasi Jejakku Tawarkan Kemudahan Mencari Informasi Lokasi dan Event Wisata Indonesia

/ Shutterstock

Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki berbagai macam kekayaan alam serta kebudayaan yang beragam. Banyak tempat-tempat indah yang belum tersingkap dan akses informasi untuk yang sudah ada pun terkadang masih sulit. Aplikasi Jejakku mencoba hadir untuk menyediakan informasi tempat wisata lokal yang dapat bantu pelancong memudahkan kegiatan wisatanya.

Continue reading Aplikasi Jejakku Tawarkan Kemudahan Mencari Informasi Lokasi dan Event Wisata Indonesia