Memanfaatkan Google Trends untuk Riset Produk Terlaris

Riset produk yang efektif merupakan kunci keberhasilan dalam mengembangkan bisnis dan meningkatkan penjualan. Salah satu alat yang sangat berguna untuk melakukan riset produk adalah Google Trends.

Dengan menggunakan Google Trends, Anda dapat mendapatkan wawasan mendalam tentang tren konsumen, popularitas produk, dan kata kunci terkait.

Mengenal Google Trends

Google Trends adalah grafik statistik yang disediakan oleh Google yang memungkinkan pengguna untuk melihat sejauh mana minat pencarian terhadap suatu kata kunci atau topik tertentu seiring waktu.

Sebagai alat analisis tren, Google Trends menampilkan grafik visual yang menggambarkan fluktuasi popularitas suatu kata kunci. Dengan kata lain, ini memberikan pemahaman tentang seberapa banyak orang mencari topik tertentu dalam rentang waktu tertentu yang dapat digunakan untuk menganalisis pola minat pengguna.

Manfaat Google Trends

Pemahaman Tren Pasar

Google Trends membantu pelaku bisnis untuk memahami tren pasar saat ini. Dengan menganalisis data pencarian, mereka dapat mengidentifikasi apa yang sedang diminati oleh konsumen.

Penentuan Musim Produk

Bisnis yang bergantung pada musim, seperti produk musiman atau layanan liburan, dapat menggunakan Google Trends untuk memprediksi kapan permintaan tertinggi akan terjadi.

Pengukuran Efektivitas Kampanye Pemasaran

Penggunaan Google Trends dapat membantu melacak sejauh mana kampanye pemasaran atau peluncuran produk berdampak pada minat konsumen.

Perbandingan Kata Kunci

Perbandingan kata kunci dapat membantu bisnis memilih kata kunci yang paling relevan dan populer untuk meningkatkan visibilitas online mereka.

Filter Lokasi

Google Trends dapat memilah data berdasarkan lokasi geografis, membantu bisnis untuk fokus pada pasar tertentu atau mengadaptasi strategi pemasaran mereka untuk setiap wilayah.

Cara Riset Produk dengan Google Trends

  • Kunjungi situs Google Trends di https://trends.google.co.id/trends/.
  • Ketik kata kunci produk atau layanan yang ingin Anda teliti di kolom pencarian.
  • Perhatikan grafik yang muncul. Lihat apakah kata kunci Anda menunjukkan prospek bisnis yang bagus atau tidak. Amati kapan minat konsumen meningkat atau menurun.
  • Gunakan fitur filter wilayah untuk menganalisis minat konsumen di lokasi bisnis Anda. Pastikan wilayah Anda memiliki prospek yang menjanjikan.
  • Lakukan perbandingan dengan memasukkan kata kunci lain yang sejenis. Ini membantu Anda memahami bagaimana kata kunci Anda berdiri di antara pesaing dan apakah masih ada peluang pertumbuhan.

Google Trends adalah alat yang sangat berharga dalam riset produk, memberikan wawasan tentang perilaku konsumen dan tren pencarian. Dengan memahami cara mengakses dan menganalisis data dari Google Trends, Anda dapat membuat keputusan yang lebih cerdas dalam mengembangkan, memasarkan, dan mengoptimalkan produk Anda sesuai dengan kebutuhan pasar saat ini.

Riset Produk Bisnis di Google Trends, Cara Mudah Menemukan Winning Product

Riset produk menjadi salah satu hal krusial dalam bisnis. Tujuannya untuk mengetahui tren pasar terkini. Riset produk penting dilakukan guna menghindari potensi kerugian di masa mendatang.

Bagi pelaku bisnis pemula, riset produk kini dapat dilakukan dengan metode yang murah dan sederhana. Caranya adalah dengan memaksimalkan pemanfaatan teknologi digital, salah satunya Google Trends.

Penggunaan Google Trends untuk riset produk dapat membantu proses persiapan produksi hingga pemasaran pada bisnis. Pelaku bisnis dapat mengetahui produk yang paling dibutuhkan, paling disukai hingga paling dicari oleh masyarakat saat ini.

Sekilas Tentang Google Trends

Google Trends adalah sebuah layanan dari Google yang menyediakan data dan grafik terkait hal populer dari waktu ke waktu di halaman pencarian Google. Google Trends menunjukkan kepada pengguna, frekuensi sebuah istilah masuk ke mesin pencari Google.

Data dan grafik yang disediakan Google Trends, dapat dimanfaatkan sebagai peluang untuk melakukan riset produk, khususnya bagi pelaku bisnis. Mulai dari melihat istilah pencarian populer, menjelajahi kata kunci, hingga perbandingan hal populer di tiap wilayah.

Lantas, bagaimana cara pelaku bisnis memanfaatkan layanan Google Trends untuk menunjang riset produk bagi kepentingan bisnis? Berikut penjelasannya.

Cara Riset Produk di Google Trends

Sebelum melakukan riset produk, pelaku bisnis perlu menentukan target pasarnya terlebih dulu. Target pasar dapat membantu pelaku bisnis untuk fokus dalam melakukan riset produk, hingga nantinya memulai proses produksi dan pemasaran produk.

Setelah itu, lakukan langkah-langkah berikut ini:

  • Pertama-tama, pelaku bisnis dapat mengunjungi beberapa marketplace tertentu. Cara ini, dilakukan guna melihat produk seperti apa yang paling laris di tempat jual beli online, berdasarkan kategori produk yang sesuai dengan target pasar.
  • Sebagai contoh: pelaku bisnis menyasar target wanita dewasa. Setelah melakukan riset produk di berbagai marketplace, diketahui:

Produk terlaris di marketplace A adalah tas selempang, marketplace B undangan pernikahan, marketplace C masker wajah, dan marketplace D kuas masker silikon.

  • Kemudian, bandingkan produk terlaris dari masing-masing marketplace menggunakan layanan Google Trends, dengan masuk ke laman di sini.

Cara ini dilakukan karena riset dari marketplace saja tidak cukup, sebab Google Trends dapat menunjukkan produk terlaris secara keseluruhan, dari seluruh marketplace yang ada.

  • Lalu, pelaku bisnis dapat melakukan filter sesuai dengan informasi yang diinginkan. Untuk riset produk, dapat mengatur filter penelurusan menjadi “Google Shopping”.

  • Setelahnya, Google Trends akan menampilkan grafik perbandingan tren masing-masing produk, dari waktu ke waktu, yang masuk pada mesin pencari Google.

  • Dari hasil penelusuran tersebut, pelaku bisnis dapat menentukan sendiri produk mana yang akan diproduksi dan dipasarkan, yang berpotensi banyak meraup keuntungan.

Bagi pelaku bisnis, mempelajari tren produk merupakan langkah tepat sebelum mulai memproduksi dan memasarkan produk, baik secara online mau pun offline. Dengan begitu, risiko kerugian karena sepinya peminat produk dapat dihindarkan.

Tutorial Riset Produk Terlaris Google Trends

Cara Riset Produk di Facebook, Penting Sebelum Berjualan!

Riset produk merupakan salah satu tahap yang penting dilakukan setiap pelaku usaha. Tujuannya agar mengetahui tren pasar terkini, mulai dari produk yang paling dibutuhkan, paling disukai hingga paling dicari oleh masyarakat saat ini.

Tak hanya itu, riset produk juga dapat mengetahui seperti apa kualitas suatu produk, penggunaan produk, hingga potensi produk untuk saat ini dan masa mendatang. Sehingga, pelaku usaha dapat memperkirakan prospek keuntungan produk yang akan dijual.

Dalam melakukan riset produk sendiri, terdapat banyak cara yang dapat dilakukan. Paling mudah, pelaku usaha dapat memanfaatkan platform digital saat melakukan riset. Misalnya, memanfaatkan informasi di media sosial, dengan melakukan riset produk di Facebook.

Cara Ketahui Produk Terlaris Facebook

Facebook merupakan salah satu media sosial populer dengan pengguna terbanyak saat ini. Sehingga cocok dijadikan wadah bertukar informasi, termasuk terkait bisnis jual beli secara online.

Terlebih, saat ini Facebook mendukung pelaku usaha melalui fitur jual belinya, Facebook Marketplace. Fitur ini dapat digunakan oleh pengguna Facebook, untuk menawarkan dan menemukan suatu produk.

Lantas, bagaimana cara pelaku usaha agar dapat melakukan riset produk di Facebook?

  • Miliki Akun Facebook

Pertama-tama, pastikan terlebih dahulu, Anda sudah memiliki akun Facebook. Jika sudah, dapat langsung Login ke akun Facebook yang sudah ada. Selanjutnya, dapat mengikuti langkah-langkah riset produk, sebagai berikut:

  • Ketahui Target Pasar

Target pasar ini adalah sekelompok konsumen yang akan jadi sasaran pelaku usaha, untuk membeli produknya. Target pasar ini akan saling berkaitan dengan jenis produk yang dijual, hingga platform yang tepat untuk digunakan sebagai wadah berjualan.

Sebagai contoh, platform yang akan menjadi tempat berjualan adalah Facebook Marketplace. Rata-rata pengguna Facebook yang Anda temukan adalah orang dewasa yang sudah berumah tangga. Maka, itulah target pasar Anda.

Dengan begitu, Anda juga akan mendapat gambaran terkait jenis produk yang akan dijual. Misalnya, Anda dapat menjual peralatan rumah tangga, perlengkapan kendaraan, hingga hal-hal lain yang relevan dengan target pasar.

  • Pantau Tren Jual Beli di Facebook

Setelah mengetahui target pasar, gambaran jenis produk yang dijual mungkin masih terlalu luas. Sehingga, Anda perlu gambaran yang lebih fokus terkait produk spesifik yang akan dijual. Untuk mengetahuinya, dapat memantau tren jual beli yang sedang ramai di Facebook.

Caranya dapat dengan bergabung dengan grup yang relevan dengan target pasar. Selain itu, dapat juga memantau kata kunci khusus yang biasa digunakan oleh para penjual di Facebook. Misalnya, kata kunci: promo, beli sekarang, diskon, gratis ongkir, dan sejenisnya.

  • Validasi Tren dengan Google Trends

Setelah memahami target pasar dan melihat tren produk yang ada di Facebook, pastikan Anda sudah memiliki beberapa opsi produk tren yang akan dijual. Dengan begitu, Anda dapat memvalidasi tren tersebut, melalui Google Trends.

Dengan Google Trends, dapat diketahui sebesar apa frekuensi munculnya produk tersebut di mesin pencari Google, dari waktu ke waktu. Dari sana, Anda dapat menyeleksi  produk mana yang paling potensial untuk dijual.

  • Cek Harga Kompetitor di Facebook Marketplace

Berikutnya, Anda dapat mengecek harga produk kompetitor, sehingga dapat mempertimbangkan harga produk yang akan dijual. Hal ini sangat penting dilakukan untuk menentukan strategi pemasaran ke depannya.

Jika mengetahui harga kompetitor ternyata sama, maka Anda perlu menguatkan brand positioning sehingga konsumen memiliki alasan untuk memilih produk Anda nantinya. Ada pun harga kompetitor ini dapat dicek melalui Facebook Marketplace atau marketplace lainnya.

riset produk facebook

Cara Kerja Facebook Marketplace

Pada dasarnya, cara kerja Facebook Marketplace serupa dengan marketplace lainnya. Penjual produk cukup mengunggah foto produk beserta deskripsinya, ke halaman Facebook Marketplace. Pembeli dapat langsung menghubungi penjual, melalui Facebook Messenger.

Ketika ingin mulai berjualan di Facebook Marketplace, pengguna cukup klik ikon ‘Marketplace’ pada halaman utama, kemudian pilih ‘Create New Listing’. Ada pun pengguna dapat memilih tipe listing sesuai dengan produk yang akan dijual.

Google Year in Search 2020 Berikan 5 Rekomendasi untuk Pelaku Usaha Dalam Memahami Pelanggan

Laporan Google Year in Search 2020 sudah dirilis, sejumlah data dan fakta pun terungkap. Salah satu data yang cukup menarik adalah adanya pola perilaku konsumen di Indonesia selama pandemi.

Continue reading Google Year in Search 2020 Berikan 5 Rekomendasi untuk Pelaku Usaha Dalam Memahami Pelanggan

7 Tren dan Prediksi Inovasi Teknologi Smartphone di Tahun 2018

Sepanjang tahun 2017, para pabrikan ponsel berupaya mendatangkan smartphone terbaik mereka dengan inovasi teknologi canggih untuk memikat hati konsumen. Sebut saja teknologi kamera ganda yang tak hanya ada pada smartphone flagship tapi juga kelas menengah ke bawah. Lalu, kita juga mulai mengenal rasio layar baru 18:9 dan bezel makin tipis.

Lalu bagaimana di tahun 2018 ini, kira-kira apa saja yang akan fitur yang harus ada di smarpthone dan menjadi lumrah dihadirkan oleh para pabrikan? Kami menghimpunya di bawah ini.

Beberapa fitur memang sudah ada di satu atau dua perangkat yang hadir di tahun 2017, dan kemungkinan untuk jadi standar dari perangkat yang hadir di tahun 2018 semakin besar.

1. Smartphone dengan Layar yang Bisa Dilipat (Foldable)

tren-dan-prediksi-inovasi-teknologi-smartphone-2018
Sumber foto: Zteusa.com

Rumor mengenai smartphone dengan layar OLED fleksibel yang bisa dilipat sudah bertahun-tahun lalu beredar. Mungkin impian tersebut akan menjadi kenyataan di tahun ini.

Samsung digadang-gadang akan menjadi produsen pertama yang akan merilis Foldable Phone. Kabarnya, perusahaan asal Korea Selatan ini telah berhasil mengembangkan panel yang dapat dilipat yang akan siap pada akhir tahun 2018. Dengan kelengkungan 1.0R yang artinya panel tersebut bisa dilipat dengan posisi ke dalam seperti kertas.

Sejumlah paten yang diajukan Samsung juga mengisyaratkan makin matangnya teknologi yang dibutuhkan. Tapi Samsung bukan satu-satunya perusahaan yang tertarik dengan smartphone lipat, LG dan Apple juga mengembangkan perangkat serupa.

Sebenarnya, tahun lalu pun sudah ada ZTE Axon M yang bisa dilipat. Lebih tepatnya, ZTE Axon M memiliki dua layar terpisah masing-masing 5,2 inci 1080p yang digabungkan dengan sistem engsel dan bukan menggunakan layar fleksibel.

2. Pemindai Sidik Jari di Bawah Layar

tren-dan-prediksi-inovasi-teknologi-smartphone-2018-1

Rumor mengenai smartphone dengan pemindai sidik jari yang dipasang di bawah layar sudah sering kita dengar sepanjang tahun 2017. Samsung dan Vivo pun berlomba-lomba untuk menjadi yang pertama dan tahun ini kemungkinan besar impian tersebut bakal terwujud.

Perusahaan perakit sensor biometrik terkemuka, Synaptics mengumumkan telah berhasil menciptakan sensor sidik jari yang bisa dipasang ke permukaan layar smartphone. Sensor bernama Clear ID FS9500 ini aman berkat prosedur enkripsi AES dan mencakup serangkaian fitur otentikasi yang dapat dipilih oleh OEM. Mereka juga sudah memulai proses produksi massal.

3. Standar Baru Rasio Layar 18:9 

tren-dan-prediksi-inovasi-teknologi-smartphone-2018-2

Tahun lalu saja, sudah banyak produsen yang mengadopsi rasio layar 18:9 ke perangkat flagship dan kelas menengah mereka dengan bezel lumayan tipis. Sebut saja, Vivo V7, Oppo F5, Huawei Nova 2i, dan banyak lagi.

Tahun ini, rasio layar tersebut mungkin akan menjadi salah satu kriteria yang wajib ada bagi konsumen ketika memilih smartphone baru. Seri Galaxy A terbaru kepunyaan Samsung juga telah mengadopsi Infinity Display, semoga saja diikuti seri Galaxy J.

4. Asisten Digital yang Lebih Pintar dan Lebih Seperti Manusia

tren-dan-prediksi-inovasi-teknologi-smartphone-2018-3
Sumber foto: Business Insider

Sejumlah perusahaan teknologi raksasa berlomba-lomba mengembangkan asisten digital berbasis AI dan machine learning. Apple dengan Siri, Google dengan Assistant, Samsung dengan Bixby, Microsoft dengan Cortana, Amazon dengan Alexa, dan banyak lagi.

Saat ini kemampuan mereka memang masih sangat terbatas, tapi tahun ini tugas yang bisa mereka kerjakan akan lebih banyak. Selain itu, keluaran suara yang terdengar juga akan lebih menyerupai manusia.

Sejumlah pabrikan ponsel juga akan membenamkan chipset khusus untuk menangani AI dan machine learning. Bakal lebih banyak lagi aplikasi berbasis AI yang menyuguhkan pengalaman lebih baik lagi.

5. Update OS Android Lebih Cepat

tren-dan-prediksi-inovasi-teknologi-smartphone-2018-4

Masalah besar yang sampai saat ini belum bisa diatasi Google ialah soal update OS Android yang sangat lambat. Ada banyak sekali smartphone yang terjebak di versi Android jadul.

Agar tidak terjadi hal yang sama, Google mengenalkan teknologi bernama Project Treble yang mulai tersedia Android 8.0 Oreo. Dengan ini memungkinkan para pabrikan ponsel bisa memperbarui OS Android lebih cepat tanpa perlu membuat banyak perubahan di sisi software.

Pada dasarnya, Google memisahkan software mereka dengan bagian software yang dikerjakan oleh partner pembuat hardware. Secara teori, smartphone yang sudah menjalankan Android Oreo bakal menerima update OS lebih cepat dibandingkan versi-versi Android sebelumnya.

6. Pengenalan Wajah 

tren-dan-prediksi-inovasi-teknologi-smartphone-2018-5
Sumber foto: Apple

Keputusan berani Apple menanggalkan tombol home ikonik dan Touch ID (fingerprint scanner) pun dinilai sangat mengejutkan. Sebagai gantinya, Apple membenamkan sistem pengenalan wajah baru yang disebut Face ID dengan TrueDepth camera.

Sebenarnya Samsung juga teknologi Iris Scan dan Face Recognition pada Galaxy Note 8. Bedanya dengan Apple, Samsung masih menyediakan sensor fingerprint.

Tahun 2018 ini, bisa diprediksi akan makin banyak pabrikan ponsel yang mengembangkan teknologi pengenalan wajah yang lebih aman. Sebut saja Huawei, Oppo, dan Xiaomi yang kabarnya tengah menggarap sensor 3D seperti Face ID iPhone X.

7. Daya Tahan Baterai Lebih Baik

tren-dan-prediksi-inovasi-teknologi-smartphone-2018-6
Sumber foto: GadgetMatch

Menurut PhoneArena, daya tahan baterai pada smartphone flagship 2017 lebih baik 25 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Alasan utamanya ialah penggunaan chipset 10nm yakni Snapdragon 835 yang lebih hemat daya.

Tahun depan, chipset 10nm Snapdragon 845 dan berpadu OS Android 8.0 Oreo yang punya manajeman daya yang lebih baik, akan membuat daya tahan smartphone Android lebih lama.

Di sisi lain, teknologi fast charging juga sangat membantu kita, tak perlu menunggu lama untuk nge-charge.

Sumber: PhoneArena dan Slashgear.

Google: Valentine Kali Ini Wanita Kalahkan Pria

Sedikit trivia unik soal hari Valentine: 15 persen wanita di Amerika Serikiat memutuskan untuk mengirim bunga buat diri mereka sendiri, dan di Jepang, wanitalah yang paling sibuk menyiapkan coklat, sedangkan para pria terancam kegemukan. Bagaimana dengan di Indonesia? Di tahun ini, sepertinya sebuah fenomena menarik sedang terjadi. Continue reading Google: Valentine Kali Ini Wanita Kalahkan Pria

Ericsson Rilis Data 10 Tren Favorit Konsumen Tahun 2015

Evolusi teknologi telah mencapai titik dimana semua dapat tersedia hanya dengan menekan tombol. Bekerja, bermain, belajar hingga berbelanja, Anda bisa melakukannya dimanapun. Tapi bukannya melambat, perubahan malah berpacu lebih cepat. Virtual reality, kelahiran beragam wearable device dan kehadiran perangkat pintar ialah sedikit gambaran potensi masa depan. Continue reading Ericsson Rilis Data 10 Tren Favorit Konsumen Tahun 2015

Melihat Potensi Bisnis Berdasarkan Tren Kata Kunci Yahoo!

Sepanjang Ramadhan ini, kata kunci pencarian dengan menggunakan Yahoo! di Indonesia didominasi dengan hal-hal yang berkaitan dengan Ramadhan itu sendiri, baik dalam hal budaya di Indonesia maupun dalam hal ibadah yang dilakukan oleh umat muslim. Hal tersebut terungkap ketika Yahoo! Indonesia merilis 10 kata kunci yang menjadi tren selama bulan Ramadhan. Continue reading Melihat Potensi Bisnis Berdasarkan Tren Kata Kunci Yahoo!

Program Inkubasi dan Mentorship Marak di Indonesia

Dalam beberapa bulan terakhir, kita banyak melihat program inkubasi dan mentorship untuk startup founders bermunculan di Indonesia. Ada program-program seperti Merah Putih Inc (Dailysocial terlibat disini), East Ventures Alpha, Jakarta Founders Institute, Project Eden, Telkomsel Bootcamp dan beberapa program lainnya yang serupa.

Program-program ini mulai bermunculan dari awal tahun 2011, dan dalam beberapa bulan terakhir sangat terlihat beberapa entitas bisnis yang ingin mencoba masuk ke industri yang sedang bertumbuh ini. Perusahaan teknologi, telco dan bahkan grup bisnis besar termasuk yang sedang mendorong program-program semacam ini, yang pastinya berjalan sejajar dengan kepentingan bisnis mereka.

Tahun 2010 kemarin merupakan tahun dimana para investor berdatangan ke Indonesia, saya pun berkesempatan untuk bertemu dengan beberapa dari mereka yang ingin melihat-lihat, bertemu dengan entrepreneur, mencari kesempatan dimana mereka bisa berinvestasi di Indonesia. Kesimpulan: pasar sudah siap, namun para tech entrepreneur belum siap. Para investor ini tidak pernah kembali lagi ke Indonesia, mereka kecewa. Saya berkata pada mereka, bahwa saat ini Indonesia butuh lebih dari sekadar dana kapital, namun juga role-model, mentor yang bisa membimbing dan memberikan pengetahuan kepada para founder yang rata-rata masih berusia muda.

Continue reading Program Inkubasi dan Mentorship Marak di Indonesia