Triplogic Amankan Pendanaan dari East Ventures

Triplogic, startup logistik on-demand dalam kota dan antar kota, mengumumkan telah berhasil mengamankan pendanaan tahap awal dari East Vetures. Tidak disebutkan nominal yang didapatkan. Hanya saja Triplogic akan memanfaatkannya untuk memperbanyak mitra dan terus menjangkau lebih banyak kota.

Triplogic didirikan oleh Oki Earlivan, Rowdy Fatha, dan Krisna Diarini. Saat ini layanan mereka menyediakan pengiriman last mile dan distribusi agensi untuk klien, ritel, UKM, hingga korporasi. Salah satu bentuk pengiriman yang ditawarkan adalah pengiriman instan. Menjanjikan barang bisa sampai ketempat tujuan dalam kurun waktu 3 jam dengan cara membangun titik pengiriman pada lokasi UKM dan toko lokal yang berbentuk loker dan boks pintar.

Triplogic bukanlah perusahaan logistik biasa yang hanya melakukan pengiriman paket. Kami adalah perusahaan logistik yang menyediakan solusi lengkap dari hulu ke hilir, mulai dari logistik, pengiriman paket, pengemasan dan distribusi untuk UKM. Sebagai perusahaan logistics as a service (LAAS), kami terus berfokus menciptakan ekosistem rantai pasokan yang kuat,” terang CEO Triplogic Oki Earlivan.

Triplogic juga cukup optimis dengan apa yang telah mereka lakukan. Mereka mengklaim telah berhasil melayani ribuan pengiriman per hari dengan pertimbuhan nilai transaksi GMV hingga 34 kali lipat.

Triplogic

Rencananya dana segar yang didapat akan dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas produk dan teknologi. Termasuk juga memperluas jaringan logistik dengan menggandeng lebih banyak mitra UKM sebagai titik pengiriman barang. Sejauh ini Triplogic sudah bermitra dengan 1.600 UKM dan beroperasi di 61 kota di seluruh Indonesia, termasuk kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, dan Palembang. Di tahun 2019 ini mereka menargetkan untuk menambah lebih dari 15.000 drop shipping point.

Partner East Ventures Melisa Irene menjelaskan bahwa sejauh ini East Ventures telah berinvestasi di sejumlah perusahaan yang bergerak dalam industri perdagangan dan rantai pasokan, dan ekosistem yang dibangun pun terus berkembang. Bergabungnya Triplogic dalam ekosistem tersebut akan melengkapi ekosistem rantai pasokan yang sudah ada.

“Semua platform e-commerce yang kami beri investasi memberikan nilai tambah karena pelanggan semakin mudah mendapatkan produk yang mereka inginkan, sehingga menciptakan pengalaman online ke offline yang mulus; contoh terbaru adalah Fore Coffee. Kami menyadari bahwa Triplogic, sebagai pemain logistik last mile, cocok untuk melengkapi ekosistem rantai pasokan kami selama ini,” terang Melisa.

Application Information Will Show Up Here

Triplogic Kini Terhubung dengan Ekosistem Pembayaran Digital BNI

Platform jasa penitipan barang Triplogic mengumumkan kerja sama dengan BNI untuk penambahan opsi pembayaran digital Yap! dari BNI. Para agen Triplogic akan direkrut sebagai Agen46 BNI untuk mendapatkan penghasilan tambahan lewat perluasan layanan perbankan, serta dukungan pembiayaan KUR buat mendongkrak usaha mereka.

Kerja sama yang menyeluruh ini merupakan upaya kedua perusahaan untuk mempercepat program literasi dan inklusi keuangan di semua lini masyarakat, termasuk di sektor logistik. Serta, kemudahan transaksi dengan pembayaran secara digital.

Triplogic merupakan perusahaan yang menyediakan layanan penitipan barang atas kuota bagasi yang tak terpakai traveller. Barang yang akan dititipkan ke traveller, akan dijemput oleh feeder yang menjadi mitra pengemudi dari Triplogic.

Feeder akan mengantar barang tersebut ke bandara dan di bandara akan diterima oleh petugas Triplogic. Sesampai di bandara tujuan, traveller tidak perlu mengambil barang titipan dari bagasi karena akan diproses sendiri oleh Triplogic.

Begitupun untuk proses pengirimannya ke lokasi tujuan, selanjutnya dilakukan oleh feeder yang bertugas. Sebagai balas jasa, pemilik bagasi akan mendapat keuntungan dari pemanfaatan bagasi tersebut, per kilogramnya dihargai Rp12.500.

“Triplogic melihat BNI memiliki sistem pembayaran yang paling relevan dengan generasi milenial yakni Yap!. Ke depannya akan ada inisiasi baru yang siap kami kembangkan bersama BNI, misalnya bisa bayar secara cicil dengan dukungan kartu kredit, semacam itu. Semua ekosistem yang kita bangun pada akhirnya akan positif untuk semua pihak,” terang CEO Triplogic Oki Earlivan, Senin (10/9).

Bagi BNI, tambah Direktur Ritel BNI Tambok P Setyawati, perseroan bisa mendapatkan benefit dengan memperluas pangsa pasar di ekonomi digital. BNI akan semakin memahami perilaku industri logistik, yang sangat penting bagi pengembangan fungsi intermediasi BNI, sehingga pada akhirnya ke depannya perseroan bisa beri layanan yang tepat untuk mereka.

Agen Triplogic yang merupakan para feeder mitra pengemudi akan direkrut sebagai agen 46 untuk melayani fasilitas perbankan BNI. Layanan tersebut seperti buka rekening baru, setor, tarik tunai, atau pembayaran berbagai macam tagihan.

Pengguna Triplogic juga berkesempatan untuk mengajukan pinjaman KUR (Kredit Usaha Rakyat) ke BNI. Nanti pengguna yang dianggap layak oleh BNI bisa mendapatkan pembiayaan, sehingga usaha mereka dapat berkembang lebih pesat.

“BNI bisa memperoleh fee based income dan penghimpunan dana baru yang bersumber dari agen dan pengguna Triplogic,” ujar Tambok.

Saat ini diklaim agen Triplogic mencapai 28 ribu orang tersebar di seluruh Indonesia. Adapun jumlah Agen46 sendiri telah mencapai 103 ribu orang.

Rencana bisnis dan penggalangan dana

Oki menerangkan kerja sama dengan BNI adalah salah satu jalan untuk merealisasikan target perusahaan yang membidik 100 ribu orang, akumulasi dari jumlah pengguna dan agen Triplogic sampai akhir tahun ini. Adapun saat ini jumlah traveller di Triplogic diklaim sebanyak 13 ribu orang.

Untuk akselerasi bisnis, perusahaan berencana untuk melakukan penggalangan dana segar tahapan seri A. Oki menyebutkan saat ini proses masih berlangsung, diharapkan pada akhir tahun sudah bisa diumumkan. Kendati demikian, dia enggan menyebutkan secara detil tentang rencana tersebut.

“Proses masih berlangsung, ada VC lokal dan asing yang tertarik untuk bergabung dalam penggalangan seri A ini. Dana tersebut bakal kita pakai untuk pengembangan teknologi dan pemasaran.”

Perusahaan memperoleh investasi tahap awal pada Oktober 2017 senilai US$300 ribu (hampir 4,5 miliar Rupiah) dari investor yang tidak disebutkan.

Application Information Will Show Up Here

Platform Jasa Penitipan Triplogic Ingin Berekspansi Secara Regional

Triplogic, startup yang mempermudah proses jasa penitipan barang (mulai lazim dikenal dengan istilah “jastip”), didirikan karena pengalaman pribadi pendirinya tentang penitipan yang biasa dilakukan keluarga atau teman. Kepada DailySocial, CEO Triplogic Oki Earlivan Sampurna mengungkapkan, besarnya potensi bisnis tersebut menjadi dasar pemikiran pengembangan startup ini.

“Saat saya yang sering berpergian keluar kota dan mancanegara untuk traveling, saya sering mendapatkan titipan untuk sanak famili yang berada di kota atau negara yang sama dengan tujuan berpergian saya. Saat itu saya mulai berpikir bahwa bisnis ini bukan hanya sekedar ‘jastip’, tapi bisa juga menjadi ekspedisi super cepat karena akan sampai di hari yang sama dengan traveler tiba.”

Secara umum Triplogic memberikan kesempatan kepada pengguna untuk membeli barang dari luar negeri dengan memanfaatkan ruang bagasi traveler. Barang kemudian dikirimkan melalui feeder yang merupakan mitra pengemudi Triplogic.

“Cara kerjanya terbilang cukup mudah dan praktis. Pengguna bisa memilih apakah akan menjadi pemesan barang atau traveler. Jika menjadi pemesan barang, akan muncul pilihan jasa kecepatan pengiriman dengan harga termurah dan juga sangat cepat,” kata Oki.

Nantinya pemesan akan mendapat notifikasi bahwa barang akan siap diberangkatkan dan Triplogic menjamin 100% ketersediaan traveler. Di sisi lain, jika ingin menjadi traveler, mereka bisa memilih jenis transportasi apa yang akan dipilih dan berapa kilogram bagasi yang akan dijual.

“Nantinya traveler akan mendapat notifikasi berapa kilogram yang akan bisa digunakan dan juga jenis barang yang akan Triplogic kirim melalui bagasi traveler tersebut,” ujarnya.

Strategi monetisasi dan fokus akuisisi pengguna Triplogic

Saat ini Triplogic sudah bisa diakses di platform iOS dan Android. Berdiri sejak tahun 2017, jumlah pengguna Triplogic sudah mencapai 7 ribu orang. Untuk strategi monetisasi yang dilancarkan, Triplogic mendapatkan profit langsung dari pengirim barang dan merchant yang menjalin kerja sama.

“Kami mendapatkan keuntungan sebesar 20-25% dari total profit. Sisanya akan kami bagi kepada traveler dan pengantar barang (feeder). Kami juga mendapat 10% keuntungan dari merchant yang bekerja sama dengan kami,” kata Oki.

Telah mendapatkan pendanaan sebesar $250 ribu (sekitar Rp3,4 miliar) pada tahun 2017 dari angel investor yang tidak disebutkan namanya, fokus Triplogic saat ini adalah menambah jumlah pengguna menjadi 100 ribu hingga akhir tahun 2018.

“Target lain yang ingin kami capai adalah membuka [layanan] e-commerce untuk layanan jasa titip (jastip) akan berekspansi di Asia Tenggara,” kata Oki.

Saat ini Triplogic termasuk startup yang mengikuti program inkubasi Bank Bukopin dan Kibar, BNVLabs, bersama Eragano dan Karapan.

Application Information Will Show Up Here

Program Inkubasi BNVLabs Gandeng Tiga Startup untuk Kemitraan Berikutnya

Setelah sebelumnya mengumumkan delapan startup mitra yang mengikuti mentoring selama tiga bulan, program inkubasi Bank Bukopin dan Kibar, BNVLabs, kembali mengumumkan kerja sama dengan tiga startup yang nantinya akan mendapatkan kesempatan networking hingga mentoring dari Bank Bukopin.

Startup yang pertama adalah Triplogic yang menyediakan layanan penghubung pengirim barang dan traveler yang memiliki tujuan sama dengan pengiriman barang. Berikutnya adalah Karapan yang menyediakan software  dan aplikasi untuk membantu peternak dalam mengelola peternakan dan menghubungkan para peternak dengan calon pembeli daging sapi dan para investor. Terakhir adalah Eragano yang fokus pada pengambangan area pertanian di Pulau Jawa dan sebagian Nusa Tenggara.

Melirik startup dari empat segmen yang berbeda

Seperti delapan startup sebelumnya, tiga startup ini tidak memiliki latar belakang hingga produk terkait fintech, ranah yang relevan dengan bisnis Bank Bukopin. Menurut Digital Product dan Partnership Manager BNVLabs Mohamad Irfan, pemilihan tersebut sengaja dilakukan oleh BNVLabs, menyesuaikan dengan empat segmen startup yang diincar oleh BNVLabs.

“BNVLabs tidak hanya fokus kepada startup fintech. Selain pembayaran startup social dan health, agri dan aqua culture hingga logistik menjadi incaran kami dari BNVLabs.”

Selain akses terbuka untuk informasi teknologi perbankan dan mentoring dengan pihak terkait, BNVLabs juga memberikan kesempatan kepada startup yang masuk dalam program ini untuk memanfatkan network Bank Bukopin.

“Dengan demikian dari hasil networking tersebut startup bisa belajar kemudian menjalin kerja sama dengan pihak yang tepat, [dalam hal ini] memanfaatkan nasabah dari Bank Bukopin,” kata Irfan.

Sebagai startup yang menjalin kerja sama dengan BNVLabs, Triplogic menyambut baik dukungan Bank Bukopin, terutama dalam hal pengembangan pembayaran. Menurut CEO Triplogic Oki Earlivan, kerja sama ini diharapkan bisa membuahkan hasil yang positif untuk pengembangan fitur di Triplogic, sekaligus mendapatkan dukungan hingga mentoring yang dibutuhkan.

“Berbeda dengan UKM, bisnis dari startup lebih mengutamakan traksi dibandingkan aset. Dengan demikian dukungan yang diberikan oleh BNVLabs sangat kami butuhkan untuk mengembangkan bisnis.”

Tabungan Wokee, layanan berbasis digital bank Bukopin

Dalam kesempatan tersebut Direktur Pengembangan Bisnis dan TI Bank Bukopin Adhi Brahmantya juga menjelaskan perkembangan terbaru soal Tabungan Wokee, layanan berbasis digital yang menyasar nasabah generasi milenial. Kepada media disebutkan saat ini Wokee sudah diunduh tiga ribu pengguna.

Tabungan yang juga berfungsi sebagai alat pembayaran tersebut, diklaim memiliki layanan unggulan yang tidak dimiliki oleh layanan lain, seperti Jenius dan Digibank. Tabungan Wokee disebut bisa memisahkan pokok dengan bunga dalam tabungan sejak registrasi awal.

Tabungan Wokee tidak mengenakan setoran awal untuk memiliki rekening, tidak ada biaya administrasi, dan tidak menggunakan buku tabungan dan ATM karena nasabah bisa melakukan tarik tunai tanpa menggunakan kartu ATM dan belanja di merchant-merchant dengan media Pay by QR Code.

Selain itu, semua data terhubung langsung dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, hingga open API Service yang memungkinkan pengembang untuk berinovasi.

“Berfungsi lebih dari sekedar e-money, Tabungan Wokee dilengkapi dengan fitur dan fasilitas pembayaran untuk pengguna yang “melek” dengan teknologi saat ini,” kata Brahmantya.

Application Information Will Show Up Here