Twitter Blue Mulai Ekspansi ke Lebih Banyak Negara, Plus Hadirkan Sejumlah Fitur Anyar

Twitter resmi meluncurkan layanan subscription-nya, Twitter Blue, pada bulan Juni lalu di Australia dan Kanada. Sekarang, mereka sudah siap membawanya ke lebih banyak negara, dimulai dari Amerika Serikat dan Selandia Baru.

Di kedua negara tersebut, Twitter mematok tarif berlangganan masing-masing sebesar US$2,99 dan NZ$4,49. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, para pelanggan Twitter Blue bisa menikmati sejumlah fitur eksklusif macam Undo Tweet, Reader Mode, maupun kustomisasi UI.

Dalam kesempatan yang sama, Twitter Blue juga kedatangan tiga fitur anyar. Yang pertama adalah Ad-Free Articles, yang pada dasarnya merupakan reinkarnasi layanan bernama Scroll. Sesuai namanya, fitur ini memungkinkan pelanggan untuk mengakses konten dari sejumlah situs tanpa diganggu oleh iklan.

Situs-situs ternama yang mendukung sejauh ini mencakup The Washington Post, L.A. Times, USA Today, The Atlantic, Reuters, The Daily Beast, Rolling Stone, BuzzFeed, Insider, dan The Hollywood Reporter. Jumlahnya dipastikan bakal bertambah ke depannya, serta akan meliputi media-media publikasi di lebih banyak negara.

Twitter memastikan bahwa win-win solution yang ditawarkan oleh Scroll sebelumnya tetap mereka terapkan di Twitter Blue dengan cara membagi tarif subscription yang dibayarkan para pelanggan dengan media publikasi yang menjadi mitra. Pelanggan diuntungkan, media publikasi pun tidak kehilangan pemasukan.

Twitter memang tidak merincikan persentase sistem bagi hasilnya, akan tetapi target mereka adalah supaya masing-masing media publikasi bisa menghasilkan 50% lebih banyak dari setiap pembaca ketimbang jika mereka mengandalkan pemasukan dari iklan.

Fitur yang kedua dinamai Top Articles, dan ini juga merupakan reinkarnasi layanan lain, yakni Nuzzel. Fungsinya pun sama persis, yaitu menampilkan deretan artikel yang paling banyak dibagikan selama 24 jam terakhir oleh orang-orang yang diikuti. Anggap saja ini kurasi konten otomatis dari circle masing-masing pelanggan.

Ketiga, Twitter juga mempersilakan para pelanggan untuk mengakses lebih awal fitur-fitur eksperimental lewat Twitter Blue Labs. Untuk sekarang memang baru ada dua fitur yang bisa dijajal — Longer Video Uploads dan Pinned Conversations — tapi ini tentu bakal terus berubah seiring tim produk Twitter bekerja.

Ke depannya, Twitter sudah punya rencana untuk menambahkan lebih banyak lagi fitur eksklusif buat para pelanggan Twitter Blue. Mereka tentu juga akan menghadirkan layanan tersebut ke lebih banyak negara, meski sejauh ini memang belum ada informasi kapan Indonesia bakal kebagian.

Twitter juga masih punya banyak PR, terutama terkait kompatibilitas. Setidaknya untuk sekarang, aspek ini sangat tidak konsisten. Fitur Top Articles misalnya, sejauh ini cuma tersedia di perangkat Android dan desktop. Sementara itu, fitur kustomisasi UI baru bisa dinikmati oleh pengguna perangkat iOS.

Sumber; Twitter.

Layanan Subscription Scroll Bakal Berhenti Beroperasi dan Sepenuhnya Menjadi Bagian dari Twitter Blue

Scroll, layanan subscription untuk membaca artikel tanpa iklan, bakal berhenti beroperasi dalam waktu sekitar 30 hari sejak artikel ini ditayangkan. Buat yang tidak tahu, Scroll sudah diakuisisi oleh Twitter sejak Mei lalu, dan pasca penutupannya ini, Scroll akan menjadi bagian dari layanan subscription Twitter Blue.

Sejak pengumuman akuisisinya, Scroll memang sudah berhenti menerima pelanggan baru sembari timnya sibuk mengintegrasikan layanannya ke Twitter. Sebagai informasi, pelanggan Scroll selama ini membayar tarif $5 per bulan untuk membaca artikel dari berbagai media seperti The Verge, BuzzFeed News, The Atlantic, dan lain sebagainya, tanpa diganggu oleh iklan.

Menurut The Verge, dari $5 itu, $1,5 masuk ke kantong Scroll, sementara $3,5 sisanya dibagi ke media-media berdasarkan seberapa banyak artikelnya masing-masing dibaca oleh pelanggan Scroll (gambar atas). Pelanggan diuntungkan berkat pengalaman membaca yang nyaman, dan media pun tetap punya pemasukan meski sederet iklannya dipangkas.

Mekanisme yang diterapkan Scroll tersebut nantinya bakal dipindah ke Twitter. Jadi selain Undo Tweet, Bookmark Folders, dan Reader Mode, para pelanggan Twitter Blue nantinya juga bisa menikmati fasilitas baru bernama “Ad-Free Articles”.

Sejauh ini belum ada kepastian kapan fitur tersebut bakal tersedia di Twitter Blue. Twitter juga tidak bilang apakah tarif berlangganan Twitter Blue bakal dinaikkan seandainya fitur tersebut sudah tersedia. Sekadar mengingatkan, Twitter Blue — yang saat ini baru tersedia di Kanada dan Australia — memasang tarif 3,49 CAD atau 4,49 AUD per bulan, dan rumornya, mereka bakal memasang tarif $2,99 per bulan di Amerika Serikat.

Juga perlu dicatat adalah, Ad-Free Articles berbeda dari Reader Mode yang sudah ada. Sederhananya, Reader Mode berfungsi untuk merapikan tampilan utas (thread), sementara Ad-Free Articles berfungsi untuk merapikan tampilan artikel yang dipublikasikan oleh beragam situs.

Saya pribadi berharap Twitter bisa menjalin kerja sama dengan banyak media lokal, sehingga artikel-artikel yang bisa dibaca secara nyaman (tanpa ditutupi iklan di sana-sini) nantinya bukan cuma yang berbahasa Inggris saja. Semoga saja saat Twitter Blue sudah tersedia di sini, fitur Ad-Free Articles-nya sudah berlaku untuk beberapa media dalam negeri.

Sumber: TechCrunch.

Twitter Luncurkan Layanan Berlangganan Twitter Blue, Tawarkan Sejumlah Fitur Eksklusif untuk Power User

Setelah dinanti-nanti, Twitter akhirnya resmi memperkenalkan layanan berlangganan (subscription) perdananya yang dijuluki Twitter Blue. Di tahap awal peluncurannya ini, untuk sementara Twitter Blue baru tersedia bagi konsumen di dua negara saja, yakni Kanada dan Australia.

Tarif berlangganan Twitter Blue di kedua negara tersebut dipatok 3,49 dolar Kanada (CAD) atau 4,49 dolar Australia (AUD) per bulannya. Masing-masing pelanggan tentu saja bisa menikmati sejumlah fitur eksklusif, seperti misalnya fitur Bookmark Folders, Undo Tweet, Reader Mode, dan opsi kustomisasi tampilan antarmuka.

Bookmark Folders, sesuai namanya, memungkinkan para pelanggan untuk merapikan kumpulan Tweet yang mereka simpan agar lebih mudah dicari ke depannya. Bookmark bukanlah fitur baru di Twitter, dan ke depannya masih akan tersedia bagi seluruh pengguna Twitter. Bedanya, khusus para pelanggan Twitter Blue, mereka dapat menyimpan Tweet di beberapa folder yang berbeda.

Beralih ke Undo Tweet, fitur ini memang bukan fitur Edit Tweet seperti yang selama ini diimajinasikan oleh kalangan power user Twitter, tapi setidaknya fitur ini masih memungkinkan pengguna untuk merevisi cuitan sebelum cuitan tersebut dapat terbaca oleh seluruh jagat maya.

Cara kerjanya adalah, pengguna bisa menetapkan timer dengan durasi maksimum 30 detik. Setelahnya, setiap kali pengguna mengunggah sebuah cuitan, mereka punya waktu maksimal hingga 30 detik untuk mengklik tombol “Undo” dan membatalkannya. Dari situ mereka bisa merevisi cuitan seandainya ada saltik (typo), atau seandainya ada seseorang yang lupa di-mention.

Untuk Reader Mode, fitur ini dirancang agar pengguna bisa membaca sebuah utas (thread) dengan tampilan yang jauh lebih rapi layaknya sebuah artikel. Fitur ini berbeda dari yang Twitter janjikan ketika mereka mengakuisisi Scroll, namun Twitter memastikan bahwa platform tersebut bakal mereka integrasikan ke Twitter Blue ke depannya.

Terakhir, pelanggan Twitter Blue juga dapat mengatur kustomisasi tampilan antarmuka aplikasi Twitter, mulai dari mengganti icon aplikasinya di home screen, sampai mengganti tema warna di dalam aplikasinya. Menurut Twitter, semua fitur ini mereka buat berdasarkan masukan-masukan yang mereka terima dari kalangan power user selama ini.

Belum diketahui kapan Twitter Blue akan merambah konsumen di negara-negara lain. Namun satu hal yang pasti, Twitter bakal tetap bisa digunakan secara gratis selamanya. Kehadiran layanan subscription ini semata hanya untuk memenuhi hasrat kalangan power user, dan tentu saja di saat yang sama bisa menjadi salah satu sumber pemasukan tambahan yang sustainable buat Twitter.

Sumber: Twitter dan TechCrunch. Gambar header: Depositphotos.com.