Samsung Resmi Hadirkan Rangkaian Produk Bespoke Home Appliances di Indonesia

Samsung mengumumkan ekspansi jajaran perangkat Bespoke Home Appliances ke pasar global pada bulan Mei kemarin, dan sekarang sebagian besar produknya sudah mendarat secara resmi di Indonesia.

Untuk pasar tanah air, lineup Samsung Bespoke Home Appliances terdiri dari Bespoke Refrigerator, Bespoke Microwave, Bespoke Air Purifier, Bespoke ShoeDresser, dan Bespoke Jet. Tiga yang sudah tersedia mulai hari ini adalah kulkas, microwave, dan pemurni udara, sedangkan lemari sepatu dan vacuum cleaner-nya dijadwalkan menyusul dalam waktu dekat.

Untuk kulkasnya, Samsung menawarkan total empat model yang berbeda: dua model Multidoor, satu model Bottom Mount Freezer (BMF), dan satu model 1-Door. Sebagai bagian dari keluarga Bespoke, semuanya tentu hadir dalam beragam pilihan warna sekaligus finish yang bisa dicocokkan dengan preferensi masing-masing pengguna.

Proses kustomisasinya pun dapat dilakukan secara online menggunakan Bespoke Simulator di situs Samsung. Namun yang lebih penting lagi adalah, opsi kustomisasinya tidak harus berhenti ketika kulkas sudah tiba di rumah, sebab konsumen masih bisa membeli panel-panel tambahan melalui situs Samsung. Jadi seandainya ingin mengganti desain ruangan, tampilan kulkas Bespoke pun juga dapat terus menyesuaikan.

Berhubung premis utama yang ditawarkan lineup Bespoke adalah kustomisasi, saya pun penasaran apakah Samsung punya rencana untuk bekerja sama langsung dengan produsen furniture maupun desainer interior kenamaan. Michael Adisuhanto, Head of Home Appliances Business Samsung Electronics Indonesia, membenarkan bahwa di negara-negara lain, Samsung ada bekerja sama dengan desainer-desainer lokal untuk produk Bespoke. Samsung Indonesia sendiri juga terbuka untuk melangsungkan kolaborasi serupa.

Modularitas dan fitur-fitur lini perangkat Bespoke

Mix-and-match dengan kitchen set baru satu dari keunggulan yang ditawarkan lini perangkat Bespoke. Keunggulan lainnya adalah perkara modularitas. Idenya adalah supaya perangkat dapat mengikuti life stages masing-masing pengguna. Contohnya, ketika pengguna masih berstatus single, ia bisa membeli kulkas Bespoke model satu pintu. Lalu saat sudah menikah dan memerlukan tempat penyimpanan ekstra, tinggal tambah unit lain untuk dijadikan model multi-door.

Dalam acara virtual yang dihelat via Zoom, Samsung bahkan sempat mendemonstrasikan bagaimana kulkas Bespoke dapat dijejer hingga empat panel secara seamless. Samsung tidak lupa menunjukkan bagaimana perangkat-perangkat Bespoke ini dapat tampil harmonis di tiga ruangan dengan gaya interior yang berbeda-beda.

Selain kulkas, produk Bespoke lain yang juga menganut prinsip modular adalah pemurni udaranya. Idealnya, perangkat ini cocok untuk digunakan pada ruangan dengan luas maksimum 47 m². Namun berhubung modular, Bespoke Air Purifier juga dapat ditumpuk sehingga dapat mengakomodasi ruangan yang memiliki luas lebih dari 47 m². “Lebih hemat tempat sekaligus lebih estetik,” ucap Michael dalam sesi tanya jawab.

Lanjut mengenai fitur, ada satu fitur kulkas Bespoke yang paling mencuri perhatian saya. Namanya Flex Freezer, dan fungsinya adalah untuk mengubah satu unit kulkas menjadi freezer, ataupun sebaliknya. Jadi untuk pengguna yang baru memiliki seorang bayi, pilih saja mode freezer untuk menyimpan ASIP, lalu ketika anaknya sudah bertambah besar, kembalikan ke mode kulkas biasa untuk menyimpan bahan-bahan makanan segar untuk MPASI.

Juga menarik adalah integrasi dengan ekosistem SmartThings. Dua fitur yang sempat Samsung demonstrasikan adalah mengatur suhu tiap-tiap kompartemen kulkas dari smartphone, dan menerima notifikasi ketika ada pintu kulkas yang lupa ditutup rapat.

Harga dan ketersediaan

 

Samsung Bespoke Refrigerator saat ini telah dijual dengan harga Rp16.499.000 untuk tipe Bottom Mount Freezer atau 1-Door, dan Rp32.999.000 untuk tipe Multidoor. Untuk semua model, Samsung memberikan masa garansi hingga 10 tahun untuk komponen digital inverter compressor-nya.

Dalam masa penjualan perdana (25 Agustus – 7 September 2021), konsumen yang membeli Bespoke Refrigerator tipe apapun di Samsung.com berkesempatan mendapatkan bonus senilai hingga 10 jutaan rupiah berupa paket custom panel depan kulkas dan hadiah langsung perangkat Nespresso Coffee Machine.

Untuk Bespoke Microwave, Samsung mematok harga Rp2.199.000, sedangkan produk lainnya dikabarkan segera menyusul.

Robot Vacuum Cleaner Terbaru Samsung Mampu Mendeteksi Beragam Objek Mungil Secara Presisi

Robot vacuum cleaner yang mampu mendeteksi rintangan dengan sendirinya sudah terdengar biasa. Yang tidak biasa adalah robot vacuum cleaner yang sanggup mendeteksi rintangan sekecil 1 cm, memastikan ia tidak akan terjebak akibat objek-objek mungil yang sulit dideteksi selama menjalankan tugas bersih-bersihnya.

Inilah gagasan utama yang ditawarkan Samsung lewat robot vacuum terbarunya, Jet Bot AI+. Diperkenalkan pertama kali di ajang CES pada bulan Januari lalu, perangkat canggih ini sudah siap untuk dipasarkan secara luas di berbagai negara dalam waktu dekat. Di Amerika Serikat, harganya dipatok $1.299.

Samsung mengklaim Jet Bot AI+ sebagai robot vacuum pertama yang dibekali dengan active stereo-type 3D sensor, yang bertugas mendeteksi objek-objek kecil itu tadi. Dibantu oleh kamera 3D depth yang setara dengan 256.000 sensor jarak, perangkat mampu mendeteksi secara presisi berbagai macam objek dengan volume sampai sekecil 1 cm³.

Fitur lain yang turut diunggulkan adalah solusi Intel AI, yang memungkinkan sang robot untuk bernavigasi secara lebih akurat, sebab yang dikenali bukan sekadar objek-objek di atas lantai saja, melainkan juga perabot dan mebel. Alhasil, sang robot bisa menjaga jarak dari objek-objek yang ringkih, seperti misalnya vas bunga berbahan porselen, atau benda-benda lain yang dicap membahayakan, seperti kabel misalnya.

Jet Bot AI+ juga dilengkapi sensor LiDAR, yang bertugas memindai ruangan dan mengalkulasikan lokasinya secara presisi guna mengoptimalkan jalur pembersihannya. Kehadiran LiDAR juga memungkinkan robot ini untuk bekerja di ruangan dengan pencahayaan yang minim.

Terkait kemampuan membersihkannya, Jet Bot AI+ datang membawa Digital Inverter Motor yang akan memaksimalkan daya hisapnya. Sang robot juga dapat mengidentifikasi tipe permukaan lantai secara otomatis sekaligus seberapa banyak debu di atasnya, lalu menyesuaikan sendiri daya hisapnya demi memaksimalkan efisiensi.

Selesai membersihkan, Jet Bot AI+ akan bergerak sendiri menuju ke unit Clean Station untuk memindahkan kotoran yang dikumpulkannya. Clean Station ini memiliki kapasitas tampung sebesar 2,5 liter, dan hanya perlu diganti setiap satu sampai tiga bulan menurut Samsung.

Samsung tidak lupa membekali Jet Bot AI+ dengan sistem filtrasi berlapis guna menjebak 99,99% partikel udara, termasuk yang berukuran sekecil 0,5-4,2 µm. Sistem filtrasi yang sama juga terdapat pada unit Clean Station tadi, memastikan agar tidak ada partikel yang kembali mengontaminasi udara di dalam rumah.

Tanpa perlu terkejut, Jet Bot AI+ tentu sudah terintegrasi dengan ekosistem SmartThings. Perangkat bisa dikendalikan via aplikasi SmartThings, atau dijadwalkan untuk membersihkan ruangan secara selektif (bisa satu ruangan saja atau beberapa ruangan sekaligus). Lewat aplikasi SmartThings, pengguna juga bisa menetapkan ‘area terlarang’ buat sang robot.

Sumber: Samsung dan Engadget.

Vacuum Cleaner Terbaru Dyson Gunakan Laser untuk Mendeteksi Debu yang Tidak Tampak dengan Mata Telanjang

Vacuum cleaner mungkin adalah salah satu produk teknologi yang paling sering kita take for granted. Asalkan daya hisapnya kuat, berarti perangkat itu sudah cukup bagus dan pantas dibeli. Tidak ada salahnya berpikir demikian, kecuali jika yang Anda beli datang dari brand Dyson.

Dyson tentu bukan nama yang asing lagi di industri household appliances, dan vacuum cleaner memang merupakan produk pertama mereka. Jadi jangan heran apabila inovasinya di kategori ini terkesan overkill, seperti yang ditunjukkan oleh produk vacuum cleaner terbarunya, Dyson V15 Detect.

Dyson V15 Detect

Kata “Detect” pada namanya mengacu pada fitur unggulannya, yakni mendeteksi debu maupun kotoran-kotoran mikroskopis lain menggunakan laser. Jadi ketika perangkat dinyalakan, lensa kecil pada cleaning head-nya akan menembakkan laser berwarna hijau ke lantai, dan seketika itu juga kita bisa melihat debu dan kotoran yang sebelumnya tidak tampak dengan mata telanjang.

Menurut Dyson, V15 mampu mendeteksi partikel dengan ukuran paling kecil 10 mikron. Bukan cuma itu, V15 bahkan juga sanggup menghitung dan mengelompokkan partikel-partikel yang dihisap berdasarkan ukurannya. Jumlah dan ukurannya itu ditentukan berdasarkan suara dan getaran yang diterima oleh sensor piezo akustik yang tertanam di dalam perangkat.

Jadi setiap debu dan partikel yang masuk akan mengenai sensor tersebut, dan informasinya kemudian akan diterjemahkan menjadi grafik di layar LCD pada ujung belakang perangkat. Kesannya seakan-akan Dyson ingin menggamifikasikan konsep menyedot debu, dan buat orang yang gemar bermain video game seperti saya, sistem penghitungan semacam ini memang langsung mengingatkan saya pada mekanisme kill count di banyak game shooter kompetitif.

Dyson V15 Detect

Semua itu tanpa melupakan fakta bahwa V15 merupakan mesin penyedot debu paling perkasa yang Dyson punya sejauh ini. Motor hyperdymium yang tertanam di dalamnya mampu berputar dengan kecepatan maksimum 125.000 rpm dan menghasilkan tenaga sebesar 230 air watt. Kalau dibandingkan dengan generasi sebelumnya, yakni Dyson V11, V15 kira-kira memiliki daya hisap sekitar seperempat kali lebih kuat.

Di Amerika Serikat, Dyson V15 Detect saat ini telah dipasarkan dengan harga $700. Kalau di Indonesia bisa-bisa harganya mencapai angka 20 jutaan rupiah.

Sumber: TechRadar.

Robot Penghisap Debu Roomba i7+ Mampu Mengosongkan Dirinya Sendiri

Meski sampai sekarang belum dipasarkan secara global, reputasi Roomba sebagai robot penghisap debu sudah cukup mendunia. Salah satu rahasia kesuksesannya datang dari pengembangnya sendiri, iRobot, yang rajin menyematkan fitur baru pada setiap iterasi Roomba.

Yang terbaru adalah Roomba i7+. Generasi paling anyar ini menyempurnakan Roomba 980 dengan dua teknologi menarik. Yang pertama, i7+ sanggup mengosongkan kantong penampungannya sendiri. Jadi setiap kali ia ‘pulang’ ke charging station-nya, semua kotoran yang dikumpulkannya akan disedot dan disatukan ke sebuah kantong tertutup berukuran cukup besar.

Konsumen memang masih harus membuang kantong besar itu sendiri, tapi setidaknya ini tidak perlu dilakukan setiap kali Roomba selesai bertugas. iRobot bilang bahwa rata-rata konsumen cuma perlu mengganti kantong tersebut dengan yang baru setiap beberapa minggu sekali. Kabar buruknya, kita tidak bisa menggunakan sembarang kantong, melainkan kantong khusus yang dijual oleh iRobot seharga $15 isi tiga.

iRobot sebenarnya bukan produsen robot vacuum cleaner pertama yang menerapkan teknologi semacam ini. Kendati demikian, setidaknya mereka sekarang sudah mengatasi salah satu hal yang paling menyebalkan dari kebanyakan vacuum cleaner, yakni mengosongkan kantong penampungannya.

iRobot Roomba i7+

Teknologi baru yang kedua adalah penyempurnaan dari sistem pemetaan yang diperkenalkan Roomba 980. Berbekal odometer dan kamera beresolusi rendah, sistem dapat menggambarkan denah rumah supaya Roomba dapat membersihkan dengan lebih efisien.

Yang berbeda, i7+ bisa menyimpan hasil pemetaan ini, dan pengguna dapat membagi denahnya per ruangan sekaligus menamainya satu per satu (ruang tamu, ruang makan, dll). Dari situ mereka bisa lebih mudah menginstruksikan sekaligus menjadwalkan Roomba untuk membersihkan ruang tertentu, dan ini juga dapat dilakukan dengan bantuan smart speaker bertenaga Alexa atau Google Assistant.

Kemampuan membersihkannya pun diyakini juga lebih baik, sebab i7+ tak lagi menggunakan sikat dengan bulu-bulu kecil yang gampang terlilit, melainkan sikat baru berbahan karet yang ideal baik untuk karpet maupun permukaan lantai yang keras.

iRobot Roomba i7+

Berbekal penyempurnaan tersebut dan banderol harga $950, Roomba i7+ akan resmi menggantikan posisi Romba 980 sebagai Roomba yang paling canggih sekaligus paling mahal saat dipasarkan di kuartal pertama tahun depan. Kelewat mahal? iRobot rupanya juga memperkenalkan robot penghisap debu lain yang jauh lebih ekonomis, yakni Roomba e5.

Seberapa terjangkau? $450 ‘saja’, tapi tentu kemampuan untuk mengosongkan kantong penampungan secara otomatis maupun sistem pemetaan yang lebih matang tadi absen di sini. Kendati demikian, komponen pembersih yang digunakan sama, dan e5 yang akan segera dipasarkan ini masih bisa dikendalikan via Wi-Fi atau dengan voice assistant sebagai perantaranya.

Sumber: The Verge dan iRobot.

Robovac Electrolux Pure i9 Membersihkan Rumah Lebih Pintar Berkat Teknologi 3D Vision

Tak cuma di perangkat telekomunikasi, kemampuan pintar dan wireless sudah bisa kita temukan di sejumlah perabotan rumah tangga. Bulan ini, Dyson meluncurkan Cyclone V10 sembari menghentikan produksi vacuum cleaner berkabelnya. Dan sebagai pencipta robovac pertama di dunia, Electrolux menjejalkan teknologi yang lebih canggih lagi di perangkat anyarnya.

Diluncurkan oleh sang perusahaan Stockholm itu di tahun 1996, robotic vacuum cleaner punya konsep pengoperasian yang sederhana: aktifkan dan biarkan ia membersihkan rumah secara otomatis. Dua dekade lebih selepas momen itu, Electrolux mengadopsi sistem penglihatan tiga dimensi agar vacuum cleaner robot baru bernama Pure i9 bisa bekerja lebih efektif. Teknologi ini mereka peroleh sesudah mengakuisisi produsen dapur pintar Anova.

Electrolux Pure i9. 2

Berbeda dari robovac yang biasanya bertubuh bundar, Pure i9 mengusung desain segitiga. Menurut Electrolux, rancangan ini memastikan Pure i9 bisa membersihkan hingga ke pojok-pojok ruangan serta mudah melewati celah-celah sempit. Ia mempunyai lebar 325mm, tinggi 85mm dan bobot 3,3kg; dengan kapasitas penampungan kotoran/debu sebesar 0,7-liter.

Electrolux Pure i9. 1

Hebatnya lagi, vacuum cleaner robot ini tak cuma dapat mendaki permukaan miring, tapi juga bisa memanjat batasan vertikal setinggi satu inci. Kabarnya, ia sanggup membersihkan mayoritas jenis permukaan lantai, dari mulai kayu hingga karpet.

Namun fitur utama Pure i9 terletak pada kehadiran sistem 3D Vision-nya. Kapabilitas ini memungkinkan robovac untuk mengetahui adanya objek yang menghalangi rute jalan dan menghindarinya. Berkatnya, Pure i9 dapat menghidarkan dirinya dari terbelit kabel atapun menabrak benda-benda pecah belah. Ia bisa melihat keadaan lantai, area di atasnya, serta zona pojok ruang.

Electrolux Pure i9. 3

Dengan kesanggupan memetakan ruang secara tiga dimensi, Pure i9 mampu mencegah dirinya jatuh karena melewati batasan tangga, mengetahui zona yang sudah dibersihkan, serta mempersilakan kita menentukan area yang tidak boleh dilewatinya.

Electrolux Pure i9. 4

Ketika sedang berada di luar rumah, Anda bisa mencari tahu apa yang telah dikerjakan oleh Pure i9 via aplikasi mobile. Di sana, Anda dapat mengecek proses pembersihan lantai serta mengatur jadwal. Berbekal baterai internal, Pure i9 bisa beroperasi selama 40 sampai 60 menit (dalam mode Eco), sebelum harus kembali ke docking station.

Electrolux Pure i9 sebetulnya sudah mulai tersedia di kawasan Eropa sejak  bulan September kemarin, dan di penghujung Maret 2018 ini, produk akhirnya tersedia lebih luas. Pure i9 dijajakan seharga US$ 900.

Pure i9 merupakan alternatif lebih murah dari Dyson 360 Eye. Namun saya belum mengetahui tipe mana yang menyimpan kemampuan mapping lebih canggih. 360 Eye sendiri kabarnya dapat mempelajari ruang ‘berbasis formula matematika kompleks, teori probabilitas, geometri serta trigonometri’.

Sumber: Electrolux.

Penyingkapan Cyclone V10 Menandai Akhir Dari Pengembangan Vacuum Cleaner Berkabel Dyson

Konsep nirkabel bukan cuma diadopsi oleh perangkat komunikasi, namun sudah lama diterapkan pada perabot elektronik rumah tangga, dan Dyson boleh dikatakan sebagai salah satu pionirnya. Sejak lebih dari satu dekade silam, perusahaan asal Inggris itu menawarkan beragam alat penghisap debu tanpa kabel. Tapi kreasi baru mereka berpotensi merevolusi penyajian vacuum cleaner selamanya.

Dalam acara di kota Manhattan hari Selasa kemarin, Dyson memperkenalkan alat penghisap debu cordless yang dibekali teknologi baru. Begitu yakinnya sang produsen pada kemampuan produk bernama Cyclone V10 tersebut, Dyson menyampaikan bahwa kehadirannya menandai akhir dari pengembangan vacuum cleaner berkabel mereka. Cyclone V10 juga diklaim memberikan jawaban atas kekurangan-kekurangan yang ada di penghisap debu ‘portable‘ generasi sebelumnya.

Cyclone V10 menyajikan arahan desain yang familier. Mesinnya berada di dekat tangan Anda, diaktifkan dengan menekan pelatuk ala pistol. Lalu, kepala pembersih tersambung ke bagian tersebut melalui pipa – bagian-bagian ini bisa dilepas dan disesuaikan buat membersihkan jenis permukaan berbeda. Tentu saja rancangannya memperoleh upgrade: Cyclone V10 mempunyai bobot 125g, lebih enteng 25g dibanding model tahun 2009.

Dyson Cyclone V10 1

Performanya jelas lebih bertenaga. Cyclone V10 mengusung motor elektrik generasi baru sebagai jantungnya, mampu menghisap kotoran 40 persen lebih efektif dari Dyson V8. Perangkat ini dipersenjatai oleh motor 290-Watt (versi lawasnya cuma 85-Watt), lalu bagian batang berbahan bajanya digantikan keramik, memangkas bobotnya sembari menggandakan ketangguhannya.

Dyson Cyclone V10 2

Saat vacuum cleaner diaktifkan, debu dan kotoran (sampai sekecil 0,3-micron) akan segera dihisap dari bagian kepala dan berputar di ruang pembersihan berkat tarikan berkecepatan 200km per jam. Perusahaan turut memodifikasi mekanisme pembuangan kotoran, sehingga lebih sederhana dan memperkecil peluang untuk mengotori tangan Anda.

Dyson Cyclone V10 3

Kelemahan terbesar penghisap debu cordless umumnya terletak pada daya tahan baterai. Menariknya, Dyson tidak mencantumkan baterai berkapasitas super-besar di Cyclone V10 (yang artinya berpeluang menambah berat). Mereka malah fokus pada pengelolaan penggunaannya. Menurut Dyson, efektivitas proses hisap jauh lebih penting dari daya tahan baterai. Meski demikian, kabarnya model ini bisa menemani Anda bebersih selama 60 menit.

Dyson Cyclone V10 rencananya akan mulai dipasarkan pada bulan April 2018, dijajakan di harga retail US$ 700.

Dari yang saya baca, upgrade bukan cuma diterapkan pada bagian motor, tapi juga di bulu-bulu pembersih (bahannya mirip beludru, diselingi serat karbon) supaya lebih maksimal melepas kotoran yang menempel erat di karpet/lantai akibat listrik statis. Luar biasa.

Via Telegraph & Digital Trends.

Samsung Ciptakan Robot Pembersih Debu Bertema Star Wars

Saya yakin Anda tidak pernah membayangkan produk semacam ini bisa eksis: robot penghisap debu alias vacuum cleaner berwajah Darth Vader. Namun semua itu sejatinya mungkin terjadi saat kita mulai mendekati perilisan film Star Wars baru di penghujung tahun nanti.

Adalah Samsung yang berjasa merealisasikan fantasi para penggemar Star Wars yang mengimpikan sang Dark Jedi untuk membersihkan lantai kediamannya ini. Tidak cuma Darth Vader, Samsung juga menghadirkan varian lain dengan penampilan putih-hitam ala Stormtrooper.

Samsung PowerBot VR7000 Star Wars

Pada dasarnya vacuum cleaner robotik edisi khusus Star Wars ini memiliki fitur yang sama persis seperti Samsung PowerBot VR7000. Perangkat dilengkapi sensor untuk mendeteksi berbagai rintangan selama ia menjalankan tugasnya, dan ketika berada di ujung ruangan, fitur Edge Clean Master akan otomatis aktif untuk membersihkan area tersebut.

Terkait fungsi paling utamanya, yakni menghisap debu di atas permukaan datar, VR7000 juga dapat mendeteksi jenis permukaan (karpet atau kayu misalnya) secara otomatis, lalu menyesuaikan daya hisap yang optimal dengan sendirinya. Kombinasi sensor dan kamera memungkinkan perangkat untuk membuat pemetaan digital atas rumah pengguna dan menentukan rute pembersihan yang paling efisien.

Samsung PowerBot VR7000 Star Wars

Khusus varian Darth Vader, tersedia konektivitas Wi-Fi dan remote control khusus. Juga eksklusif untuk varian Darth Vader adalah suara bernafas yang sangat ikonik dari sang tokoh antagonis yang akan terdengar ketika perangkat dinyalakan. Sejumlah efek suara unik lain juga tersedia, termasuk pada varian Stormtrooper.

Samsung bilang kalau mereka bekerja sama langsung dengan para fans dalam mengembangkan PowerBot VR7000 Star Wars, mulai dari tahap perencanaan, desain, produksi, pemasaran sampai distribusi. Varian Stormtrooper dibanderol $699, sedangkan varian Darth Vader $799 karena mengemas Wi-Fi. Pemasarannya akan dimulai pada 5 November, sayang baru di AS saja.

Sumber: Samsung dan The Verge.

Pendatang Baru di Dunia Vacuum Cleaner

Setiap rumah tentu tak luput dari hadirnya debu-debu, yang seringkali disikapi masyarakat urban dengan dua tipe cara. Secara konvensional, kotoran ini seringkali diatasi sementara dengan sapu dan pel. Sedangkan dengan cara yang lebih modern, beberapa orang lebih memilih untuk menggunakan vacuum cleaner untuk menjauhkan mereka dari debu yang bisa saja menempel di organ luar seperti kulit maupun organ dalam seperti paru-paru.

Belakangan, terciptanya teknologi vacuum cleaner ternyata tak lantas secara komprehensif membantu si pemilik rumah dalam kegiatan ‘bersih-bersih’. Dilema yang sering dihadapi adalah, mereka sebenarnya ingin rumah bersih dan sehat, namun membersihkan debu dan kotoran dengan vacuum cleaner dirasa cukup menyita waktu dan tenaga.

Di sisi lain, saat membuka pintu rumah ke luar, masih banyak kegiatan yang menanti di sana. Entah itu pekerjaan kantor atau jalan-jalan bersama keluarga. Alhasil, agenda ‘bersih-bersih’ ini pun jadi tertunda.

Kabar baiknya, sekarang Anda dapat memanfaatkan teknologi smartphone Anda untuk tetap menjaga kebersihan hunian. Di 2017 ini, salah satu tren teknologi yang diprediksi akan meroket adalah teknologi Internet of Thing, yang ternyata kini diterapkan dalam mesin penyedot debu, yakni robotic vacuum cleaner.

Robotic vacuum cleaner (atau yang sering disebut robovac) adalah alat penyedot debu versi ‘lebih cerdas’. Device ini memiliki kemampuan yang mumpuni, baik dalam mengisap serpihan kecil kotoran maupun menerima sinyal untuk fungsi pengendalian melalui smartphone.

Dua kemampuan tersebut baru sebagiannya saja. Masih banyak fitur yang bisa dilakukan robovac. Contohnya bisa Anda lihat pada Samsung VR9300 POWERbot Vacuum.

Tidak masalah apapun permukaan lantai rumah Anda. Dengan fitur Select & Go, Anda dapat mengatur Samsung POWERbot untuk bekerja di dalam rumah, untuk jenis lantai karpet, kayu, maupun keramik. Cukup memetakan daerah rumah Anda di dalam smartphone, robovac ini akan langsung mendeteksi seluruh isi hunian Anda dan akan membersihkan sesuai dengan ruangan yang Anda tunjuk.

Fitur "Select & Go" pada robovac Samsung Vacuum Cleaner POWERbot / Samsung
Fitur “Select & Go” pada robovac Samsung Vacuum Cleaner POWERbot / Samsung

Bahkan, robovac Samsung POWERbot juga mampu mendeteksi seluruh isi ruangan Anda secara otomatis, yaitu melalui fitur Full View dan Visionary Mapping, yang membantu POWERbot untuk bekerja optimal tanpa khawatir membentur furnitur atau benda di dekatnya.

Meski bekerja secara otomatis, bukan berarti robovac bisa ‘seenaknya’ mengisap segala partikel yang ada di dekatnya. Fitur CycloneForce di dalam badan Samsung POWERbot mampu mendorong daya isap robovac tanpa harus khawatir filternya tersangkut oleh benda lain.

Robovac Samsung POWERbot dengan fitur CycloneForce-nya / Samsung
Robovac Samsung POWERbot dengan fitur CycloneForce-nya / Samsung

Jadi, di samping menjaga kesehatan diri dengan berolahraga, fitur-fitur canggih dari robovac Samsung POWERbot di atas adalah sebagian cara lain untuk membuat hunian Anda tetap sehat dan Anda tetap dapat melakukan aktivitas lain secara efektif dan efisien. Sebab, kesehatan dan produktivitas masih menjadi salah satu poin di dalam resolusi 2017 Anda, bukan?

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial yang didukung oleh Samsung.

Memenuhi Standar Smart Home, Robot Vacuum Cleaner Ini Juga Peka Terhadap Sekitarnya

Saat iRobot memperkenalkan Roomba 980 tahun kemarin, banyak yang memujinya sebagai salah satu robot vacuum cleaner tercanggih. Model pertama dari seri 900 tersebut sekaligus menandai debut iRobot dalam merambah ranah smart home berkat teknologi berbasis cloud.

Akan tetapi $900 untuk sebuah mesin penghisap bisa terkesan mahal sekali bagi sebagian besar konsumen. Itulah alasan di balik lahirnya Roomba 960 hampir setahun kemudian. Sang adik ini dihargai lebih terjangkau, namun di saat yang sama masih mempertahankan kepintaran milik kakaknya tersebut.

Perbedaan utama antara Roomba 960 dan 980 terletak pada motor elektrik dan baterainya. Roomba 960 meminjam kedua komponen tersebut dari model lawas – baterainya bisa bertahan selama 75 menit pemakaian, sedangkan Roomba 980 bisa sampai 120 menit. Kendati demikian, daya hisapnya diyakini masih 5x lipat lebih perkasa ketimbang model low-end besutan iRobot.

Teknologi navigasi adaptif milik Roomba 960 memastikan proses bersih-bersih berlangsung seefisien mungkin / iRobot
Teknologi navigasi adaptif milik Roomba 960 memastikan proses bersih-bersih berlangsung seefisien mungkin / iRobot

Selebihnya, Roomba 960 sangat mirip seperti kakaknya. Ia dilengkapi konektivitas Bluetooth dan Wi-Fi, memungkinkan pengguna untuk membuat jadwal terkustomisasi atau sekadar menyala-matikan perangkat dari kejauhan. Semuanya dilakukan dengan bantuan aplikasi pendamping di smartphone, termasuk halnya untuk meng-install update.

Tidak hanya itu, Roomba 960 juga dibekali teknologi visual localization yang memungkinkannya untuk mendeteksi penghalang maupun memetakan ruangan di sekitarnya. Teknologi ini juga yang mendasari fitur Recharge and Resume, dimana perangkat akan bergerak dengan sendirinya menuju ke docking charger ketika baterainya menipis, lalu kembali ke titik terakhir ia membersihkan saat baterainya sudah terisi penuh.

$700 adalah banderol harga yang dipatok untuk iRobot Roomba 960 di Amerika Serikat dan Kanada. iRobot juga berencana memasarkannya di Jepang dan Eropa mulai kuartal ketiga tahun ini.

Sumber: iRobot.

[Review] Cordless Vacuum Cleaner Dyson Digital Slim DC62 Up Top

Beberapa model vacuum cleaner cordless menjadi produk yang Dyson jajakan saat mereka meresmikan flagship store pertama di Asia Tenggara. Di antara perangkat-perangkat itu, Digital Slim DC62 Up Top menjadi salah satu andalan Dyson. Device ini didesain dengan fokus pada fleksibilitas dan kinerja, kabarnya mampu menandingi efektivitas vacuum cleaner biasa.

Dyson mendeskripsikan DC62 Digital Slim sebagai vacuum cleaner tanpa kabel paling kuat, memanfaatkan kombinasi motor digital V6, sistem siklon Tier Radial dan floor tool dengan filamen serat karbon. Produsen asal Inggris itu juga merancang agar distribusi bobot vacuum cleaner cordless merata dan seimbang, ‘berpatokan’ pada prinsip Archimedes.

Dan selama beberapa minggu, saya diberi kesempatan untuk menjajal Digital Slim DC62 Up Top dan mencari tahu apakah cordless vacuum cleaner itu memang secanggih klaim Dyson atau tidak. Silakan simak ulasannya di bawah.

Packaging

Boksnya yang besar ternyata mempunyai bobot cukup ringan. Selain floor tool bermotor, DC62 dilengkapi crevice tool, penyapu debu dan wall mount. Memasang dan melepas komponen-komponennya sangat simpel, bahkan penjelasan di buku panduannya terbilang minim. Semua pernak-pernik ini tersambung dengan kokoh tanpa ada bagian yang perlu diputar atau dibaut.

Dyson DC62 Digital Slim Up Top 01

Design

Sebelum komponen utama disambungkan ke tool, bobot Digital Slim DC62 kurang lebih hanya dua kilogram. Ia menyimpan motor, struktur siklon, dan tempat penampungan debu/kotoran sementara (0,4-liter). Sekilas wujudnya menyerupai pistol robot di film kartun, apalagi jika crevice tool terpasang. Supaya tidak dijadikan mainan, saya menyarankan agar Anda menjaganya dari jangkauan anak-anak, segera menyimpan DC62 begitu selesai dipakai.

Dyson DC62 Digital Slim Up Top 14

Dyson DC62 Digital Slim Up Top 02

Vacuum cleaner cordless ini mempunyai rancangan ergonomis. Tubuh berwarna abu-abu dan metaliknya terbuat dari bahan plastik. Tombol power diposisikan layaknya pemicu dan di area bawah punggung pegangan, Anda bisa menemukan port untuk mengisi ulang baterai. Untuk membuka dustbin, Anda cukup menarik switch berwarna merah ke bawah. Dan di dekat sambungan modul, terdapat tombol buat membuka kunci.

Dyson DC62 Digital Slim Up Top 07

Lokasi baterai berada di bawah handle, dan Dyson tak lupa membubuhkan lampu indikator berwarna biru, akan menyala saat DC62 Digital Slim sedang aktif atau ketika di-charge. Seandainya ia mulai berkedip, artinya baterai segera habis (dibahas lebih lengkap di bawah).

Dyson DC62 Digital Slim Up Top 22

Dyson DC62 Digital Slim Up Top 21

Kepala pembersih lantai mempunyai lebar 25,4-sentimeter dan tinggi 4,3cm. Artinya, zona pembersihan DC62 Digital Slim tidak begitu lebar, namun cukup ramping untuk mencapai area-area sempit, dibantu engsel dua poros yang bisa bergerak 90 derajat.

Dyson DC62 Digital Slim Up Top 10

Dyson DC62 Digital Slim Up Top 09

Build quality

Seperti yang sebelumnya dibahas, DC62 Digital Slim mengusung material plastik (kecuali pipa berwarna ungu, terbuat dari aluminium), dan beberapa zona tidak sekuat penampilannya. Ia mengeluarkan bunyi sewaktu diangkat atau diputar; memang tidak di luar batas kewajaran, tapi seolah-olah mengingatkan kita untuk tidak sembarangan saat menggunakannya – alasan lain mengapa ia tak boleh dijadikan mainan.

Dyson DC62 Digital Slim Up Top 03

Usability

Digital Slim DC62 Up Top dan floor tool-nya sangat mudah dikendalikan berkat bobot yang ringan serta kehadiran engsel bola. Karena beban diposisikan di tangan, DC62 mudah didorong atau digerakkan. Lantai sudah beres? Anda dapat memanfaatkan crevice atau penyapu debu untuk mulai membersihkan benda-benda lain di rumah. Saya ingat tim Dyson pernah menyampaikan, cordless vacuum cleaner sebetulnya lebih pas digunakan oleh para penghuni apartemen dibanding pemilik rumah biasa.

Dyson DC62 Digital Slim Up Top 15

Dyson menggunakan tipe tombol power berupa pemicu, bukan switch. Digital Slim DC62 hanya akan menyala sewaktu Anda menekan tombolnya. Bagian tersebut sangat responsif, pastikan saja Anda menekannya dengan mantap sebab ia tidak aktif jika cuma ditekan setengah. Pendekatan itu sepertinya diambil supaya pemakaian baterai lebih hemat dan efektif: vacuum cleaner baru menyala ketika Anda ingin menyedot debu/kotoran.

Dyson DC62 Digital Slim Up Top 05

Berbicara soal baterai, Dyson membekali DC62 dengan baterai li-ionfade-free‘ nikel-mangan-kobalt. Teknologi ini katanya memastikan performa motornya stabil, baik saat vacuum cleaner baru diisi ulang maupun sewaktu baterainya hampir habis, sanggup aktif selama 20 menit dalam sekali charge. Sayangnya karena lampu indikator berada di tempat yang kurang gampang terlihat, ia sering terabaikan dan beberapa kali Digital Slim DC62 mati tiba-tiba.

Dyson DC62 Digital Slim Up Top 16

Dyson DC62 Digital Slim Up Top 17

20 menit adalah kapabilitas baterai secara teori. Prakteknya lebih singkat dari itu, tergantung dari tool yang Anda pakai serta temperatur. Untuk proses bersih-bersih lebih tuntas, Anda dipersilakan menggunakan boost mode, dengan menekan tombol Max yang ada di atas gagang. Tentu saja ia akan menguras baterai lebih cepat, kira-kira enam menit dari kondisi penuh.

Dyson DC62 Digital Slim Up Top 08

Kendala kecil yang saya temukan ialah suara. Digital Slim DC62 cukup bising, apalagi seandainya Anda menggunakan boost mode. Kemudian udara hasil penyedotan dibuang ke samping-belakang, seringkali mengenai tubuh. Jika vacuum cleaner dipakai cukup lama, suhu jadi meningkat dan memengaruhi tiupan angin. Udara panas itu mungkin akan membuat Anda merasa tidak nyaman.

Performance

Berkat topangan baterai nikel-mangan-kobalt, motor digital DC62 bisa berputar hingga 110 ribu kali dalam semenit. Berdasarkan perhitungan Dyson, device menghasilkan 28-airwatt. Motor V6 diramu untuk membersihkan perabotan rumah, tapi bukan buat karpet tebal. Di kelasnya, daya hisap cordless vacuum cleaner ini tergolong mumpuni, namun peranan bagian sapu berserat karbon tak kalah esensial.

Dyson DC62 Digital Slim Up Top 04

Debu halus, remah-remahan, dan tepung sanggup ditangani Digital Slim DC62 dengan mudah, namun puing-puing berukuran sedang bisa jadi problem, terutama jika bagian bawah kepala pembersih tidak dapat menghisapnya. Rambut dan benang juga menjadi tantangan besar. Seringkali material-material ini tersangkut di sapu dan tidak terbawa ke dustbin.

Dyson DC62 Digital Slim Up Top 12

Maintenance

Berdasarkan buku panduan, Digital Slim DC62 harus dibersihkan setidaknya sebulan sekali. Hal ini termasuk membuang kotoran dan membersihkan bagian dalam penampungan debu, serta mencuci filter dengan air dingin – dijemur selama 24 jam sebelum dimasukkan kembali ke vacuum cleaner. Anda sama sekali tidak memerlukan obeng, semua komponennya dapat mudah dilepas.

Dyson DC62 Digital Slim Up Top 19

Dyson DC62 Digital Slim Up Top 23

Verdict

Pertanyaan terbesarnya: Apakah DC62 bermanfaat buat Anda? Dyson Digital Slim DC62 mungkin bukanlah perangkat pembersih ideal bagi Anda yang memiliki rumah berukuran besar, tapi pemakaiannya sangat ringkas dan produk akan sangat berguna jika Anda tinggal di rumah minimalis atau apartemen.

Dari sisi kinerja, DC62 Up Top merupakan cordless vacuum cleaner paling bertenaga, mempunyai daya hisap mumpuni untuk kebutuhan bersih-bersih sehari-hari.

Sudah pasti ada sejumlah aspek yang sedikit memberatkan calon konsumen. Baterai berdaya tahan 20 menit mungkin terbilang belum cukup memuaskan, dan harganya memang jauh dari kata murah. Berdasarkan info dari flagship store Dyson, saat ini Digital Slim DC62 Up Top dibanderol seharga Rp 8,6 juta.