Oculus Rift Cuma Cocok untuk Gaming, Layanan Video On-Demand-nya Dihentikan

Apa fungsi VR headset selain untuk gaming? Tidak ada, kalau konteks yang dibicarakan adalah VR headset kelas desktop macam Oculus Rift. Bukankah penggunanya juga bisa menikmati video 360 derajat? Ya, namun potensi besar perangkat itu sebaiknya diarahkan ke gaming saja sepenuhnya.

Kalau Anda tidak percaya, coba lihat kebijakan terbaru yang ditetapkan Oculus. Mereka baru saja menghentikan layanan video on-demand (VOD) untuk Oculus Rift, yang berarti pengguna headset tersebut tak lagi bisa membeli atau menyewa video untuk ditonton menggunakan perangkatnya masing-masing.

Buat yang sudah terlanjur membeli, koleksi videonya masih bisa dinikmati sampai 20 November nanti, namun Oculus juga berencana untuk mengganti pengeluaran konsumen Rift di layanan VOD-nya selama ini. Kalau memang masih ngotot ingin menonton video 360 derajat, toh masih ada sajian dari platform seperti Facebook 360.

Keputusan ini didasari observasi Oculus yang menyimpulkan bahwa mayoritas konsumen Rift menggunakan perangkatnya murni untuk gaming. Lain halnya dengan Oculus Go, yang lebih diarahkan ke multimedia mengingat spesifikasinya memang lebih ‘lemah syahwat’.

Itulah mengapa layanan VOD masih bakal bisa diakses oleh konsumen Oculus Go. Yang masih tanda tanya adalah Oculus Quest, namun dugaan saya perangkat itu juga akan diperlakukan seperti Rift saat dirilis tahun depan, mengingat spesifikasinya memang jauh lebih mumpuni ketimbang Go.

Sumber: Variety.

Berkat Aplikasi Collect, Pengguna Dapat Mengekstrak Video Non-Spherical dari Kamera 360 Derajat Apapun

Kamera 360 derajat ada banyak, tapi tiga yang paling menonjol adalah GoPro Fusion, Rylo dan Insta360 One X. Salah satu alasannya adalah karena ketiga kamera tersebut mampu mengekstrak video standar (non-spherical) beresolusi 1080p dari hasil rekaman segala arahnya.

Berkat fitur ini, pengguna pada dasarnya tidak perlu pusing soal framing komposisi. Mereka hanya perlu merekam seperti biasa, lalu setelahnya baru menentukan ke mana arah bidikan kamera lewat aplikasi pendamping masing-masing perangkat.

Pengguna kamera 360 derajat lain tidak perlu berkecil hati, sebab mereka tidak perlu membeli kamera baru untuk bisa menikmati fitur serupa. Mereka dapat memanfaatkan aplikasi smartphone baru bernama Collect yang dirancang secara spesifik untuk mewujudkan fitur ini pada kamera 360 derajat lain selain tiga yang tadi saya sebutkan.

Mengedit video 360 derajat menggunakan Collect ibaratnya seperti menjadi seorang sutradara. Pengguna bebas menentukan perspektif dari video yang hendak dihasilkan dengan sejumlah pilihan aspect ratio, dan hasilnya pun bisa sampai resolusi 4K.

Collect video app

Aplikasi ini sejatinya sangat cocok bagi pengguna kamera 360 derajat yang ingin membagikan momen tangkapannya ke platform seperti Instagram, atau lebih spesifik lagi, Instagram Stories yang serba vertikal. Kalau perlu, pengguna juga bisa menghasilkan video dengan efek “Tiny Planet” yang unik.

Di samping itu, fungsi penyuntingan standar seperti trimming tetap tersedia, demikian pula kemampuan untuk menjejalkan lagu, filter maupun sticker. Pengaturan kecepatan (slow-motion atau fast-motion) juga bisa diterapkan lewat aplikasi ini.

Versi beta aplikasinya saat ini sudah tersedia untuk Android maupun iOS. Collect dapat diunduh secara cuma-cuma, tapi ada opsi in-app purchase untuk menghilangkan watermark dari hasil suntingannya. Daftar kamera 360 derajat yang kompatibel bisa langsung dilihat pada deskripsi aplikasinya.

Sumber: DPReview.

YouTube Tahu ke Arah Mana Kita Memandang Saat Menonton Video 360 Derajat

Ke mana arah pandangan kita saat menonton video 360 derajat? Apakah kita hanya menatap lurus ke depan sepanjang video tanpa memedulikan apa yang terjadi di kiri-kanan? Apakah sesekali kita juga menengok ke belakang guna mendapatkan sudut pandang lain?

Pertanyaan-pertanyaan ini dinilai penting bagi para kreator demi menyuguhkan konten VR maupun video 360 derajat yang lebih menarik buat konsumen. Sebagai fasilitator, YouTube rupanya telah menyediakan tool untuk keperluan spesifik semacam ini.

Tool tersebut mereka juluki dengan istilah 360º Heatmap. Dari kacamata sederhana, YouTube sejatinya bisa tahu ke mana arah pandangan kita selama menonton video 360 derajat, diwakili oleh ‘zona panas’ yang bisa dipantau para kreator: merah berarti banyak perhatian tertuju ke sana, sedangkan biru berarti porsi perhatian pada bagian tersebut kecil.

Lucunya, berdasarkan hasil pengamatan YouTube, konsumen ternyata menghabiskan 75% waktu menonton video 360 derajatnya menghadap lurus ke depan. Fakta ini bisa dijadikan salah satu bahan introspeksi bagi para kreator dalam merencanakan konten selanjutnya.

Mungkin konten di kiri-kanan maupun belakang dinilai kurang menarik oleh penonton, atau memang porsi yang menarik untuk ditonton hanya dipusatkan di bagian depan. Apapun alasannya, kreator jadi punya insight yang lebih lengkap untuk meracik konten yang lebih baik ke depannya.

Fitur Heatmap ini sekarang sudah bisa diakses oleh kreator, tapi khusus untuk video 360 derajat atau VR yang telah ditonton lebih dari 1.000 kali.

Sumber: YouTube.

Aplikasi Facebook 360 Suguhkan Jutaan Konten Immersive untuk Pengguna Gear VR

Kabar gembira bagi para pemilik headset Samsung Gear VR, Anda sekarang punya cara yang lebih mudah untuk menikmati foto dan video 360 derajat lewat aplikasi Facebook 360 yang belum lama ini diumumkan.

Diperkirakan setidaknya sudah ada lebih dari 25 juta foto 360 derajat dan lebih dari 1 juta video 360 derajat yang diunggah ke Facebook. Aplikasi ini pada dasarnya membuka pintu akses ke jutaan konten immersive ini lebar-lebar, tentu saja selama Anda menggunakan Gear VR.

Facebook 360 menyuguhkan empat macam feed: Explore, Following, Saved dan Timeline. Explore, sesuai namanya, berisi konten-konten 360 derajat yang populer di Facebook, baik yang berasal dari media dan organisasi ternama maupun kreator indie. Following di sisi lain menyajikan konten 360 derajat yang diunggah oleh teman-teman Anda beserta Page yang Anda ikuti.

Untuk konten 360 derajat yang Anda simpan dari News Feed, semuanya akan tersaji di tab Saved. Terakhir, Timeline berisikan foto dan video 360 derajat hasil unggahan Anda sendiri.

Anda bisa membubuhkan Like, Reaction maupun membagikan konten ke timeline sendiri dari dalam Facebook 360 / Facebook
Anda bisa membubuhkan Like, Reaction maupun membagikan konten ke timeline sendiri dari dalam Facebook 360 / Facebook

Anda juga dapat membubuhkan Like maupun reaksi lainnya, dan bahkan membagikan konten yang sedang Anda nikmati langsung dari dalam aplikasi Facebook 360 hanya dengan mengarahkan kursor pandangan. Untuk mempercepat video, Anda tinggal mengarahkan pandangan ke bawah dan menahannya di atas tombol Play.

Secara keseluruhan pengalamannya dipastikan optimal, karena kalau dipikir-pikir, Gear VR meminjam teknologi rancangan Oculus, sedangkan Oculus sendiri merupakan anak perusahaan dari Facebook. Kalau Anda mempunyai Gear VR, silakan unduh Facebook 360 secara cuma-cuma langsung dari Oculus Store.

Sumber: Facebook.

Periscope Kini Siap Suguhkan Video Live 360 Derajat

Kepopularitasan video 360 melesat setelah segmen ini memperoleh perhatian dari sejumlah raksasa teknologi. Di bulan Maret 2015, dukungan video 360 derajat muncul di YouTube, lalu Google turut menyingkap komitmen untuk mempermudah kreator men-sharing-nya. Tak lama, langkah ini diikuti oleh Facebook, kemudian disusul Twitter di penghujung 2016.

Sejak awal tahun, Twitter memang diketahui mulai berupaya mengintegrasikan fitur-fitur Periscope ke layanan mereka. Tapi tak berarti sang developer sosial media itu bermaksud ‘melebur’ Periscope. Sebaliknya, lewat aplikasi video streaming tersebut, Twitter menghadirkan dukungan live stream video 360 derajat, diumumkan oleh CEO Jack Dorsey via tweet pada tanggal 29 Desember 2016.

Implementasinya cukup sederhana. Di desktop, pengguna bisa menggerakan kamera via teknik klik dan drag; lalu di smartphone dan tablet, arah kamera akan mengikuti gerakan perangkat Anda – penyajiannya hampir serupa Facebook 360. Video-video yang sedang di-stream ditandai oleh taglive 360′ berwarna merah, baik di Twitter maupun di Periscope.

Meskipun fitur baru ini bisa dinikmati semua user, hanya beberapa partner terpilih saja yang diperkenankan melakukan live stream, dan developer belum menginformasikan kapan video 360 derajat disuguhkan secara lebih luas. Kesempatan pertama buat mendemonstrasikan video 360 itu diberikan pada Alex Pettitt, seorang streamer Periscope terkenal. Sesi live-nya memang sudah usai, tapi rekamannya masih dapat disimak.

Di awal ketersediaannya ini, broadcaster harus menggunakan kamera Insta360 Nano agar bisa melakukan streaming live 360 derajat di Periscope. Seperti yang dapat Anda lihat, Twitter juga sudah membubuhkan fungsi auto-play, dan kabarnya Anda tidak perlu menginstal aplikasi Periscope di smartphone buat mengakses video-video tersebut. Buat sekarang, kualitas videonya sendiri masih belum sebaik Facebook maupun YouTube, bahkan ketika tak lagi live.

“Lewat kehadiran video 360 di Periscope, Anda bisa merasakan momen-momen bersama broadcaster, selangkah lebih dekat untuk benar-benar berada di sana,” tutur developer via blog post. “Anda dapat menikmati bagaimana rasanya duduk di kursi terdepan dalam event-event eksklusif, pergi ke berbagai tempat di dunia, semakin dekat dengan figur-figur tersebut.”

Meskipun akses buat jadi broadcaster Periscope360 masih terbatas, Anda dapat mencoba mengajukan diri dengan mengisi wait list. Oh, dan jangan lupa siapkan juga kamera Insta360 Nano, dijual seharga US$ 200, baru kompatibel ke iPhone 6 atau versi yang lebih baru.

Via The Verge & Digital Trends.

Live Streaming Video 360 Derajat dengan iPhone? Percayakan pada Giroptic iO

Saat teknologi live streaming dan perekaman video 360 derajat dipadukan, Anda sejatinya mendapat keleluasaan untuk berbagi momen secara menyeluruh, tanpa meninggalkan satu bagian penting pun. Pertanyaannya, apakah Anda membutuhkan kamera khusus berharga selangit untuk mewujudkannya? Tidak, smartphone Anda saja sebenarnya sudah bisa jika dibantu oleh aksesori yang tepat.

Aksesori yang saya maksud adalah Giroptic iO. Ia pada dasarnya merupakan kamera 360 derajat berukuran mini yang bisa dipasangkan ke iPhone, seketika itu juga memberikan Anda kemudahan untuk mengambil foto atau video 360 derajat tanpa mengorbankan aspek portabilitas.

iO sebenarnya bukan perangkat pertama yang menawarkan fitur semacam ini. Sebelumnya sudah ada Insta360 Nano yang mengusung konsep serupa. Pun begitu, iO tetap layak dipertimbangkan sebab perusahaan pengembangnya, Giroptic, dari awal didirikan dengan spesialisasi di bidang ini, yang dibuktikan melalui produk bernama 360cam beserta kolaborasinya dengan developer VLC.

Foto atau video yang diambil menggunakan Giroptic iO akan otomatis disimpan ke memory smartphone / Giroptic
Foto atau video yang diambil menggunakan Giroptic iO akan otomatis disimpan ke memory smartphone / Giroptic

Dimensi iO berkisar 73 x 35 mm, dengan bobot tak lebih dari 70 gram berkat penggunaan material aluminium di sekujur tubuhnya. Pada masing-masing sisinya, terdapat lensa f/1.8 dengan sudut pandang 195 derajat, yang ketika digabungkan sanggup mengabadikan foto maupun video 360 derajat spherical.

Sesaat setelah disambungkan ke port Lightning milik iPhone, iO siap mengambil foto dalam resolusi 3840 x 1920, atau video beresolusi 1920 x 960 pixel dalam kecepatan 30 fps, lengkap beserta audio stereo. Proses stitching berlangsung secara otomatis dan real-time, sehingga pengguna bebas menyiarkannya secara langsung ke Facebook atau YouTube.

Giroptic iO mengemas unit baterainya sendiri, dengan kapasitas 915 mAh / Giroptic
Giroptic iO mengemas unit baterainya sendiri, dengan kapasitas 915 mAh / Giroptic

Pengguna juga tidak perlu khawatir baterai iPhone-nya dikuras habis oleh iO, sebab ia telah mengemas unit baterainya sendiri, dengan kapasitas 915 mAh. Charging bisa dilakukan menggunakan kabel micro USB.

Giroptic iO rencananya akan dipasarkan mulai 17 Januari 2017 seharga $249. Pengguna Android tak perlu iri hati, sebab Giroptic berjanji untuk merilis versi Android-nya dalam waktu dekat.

Sumber: PR Newswire.

Makin Fleksibel, VLC Kini Dapat Memutar Video 360 Derajat

VLC selama ini sudah dikenal publik sebagai aplikasi media player yang sangat fleksibel, sanggup memutar hampir semua format video yang ada di hampir segala platform. Melihat pesatnya perkembangan tren virtual reality, wajar apabila yang dituju VLC selanjutnya adalah dukungan format video 360 derajat.

VideoLAN selaku organisasi pengembangnya baru saja merilis versi preview dari aplikasi VLC yang dapat memutar video 360 derajat, hasil kolaborasinya bersama produsen 360cam, Giroptic. Seperti di YouTube, pengguna bisa menggerak-gerakkan tampilan layar dengan keyboard atau mouse untuk menonton video dari segala sudut.

Versi preview-nya memang hanya tersedia untuk Windows dan Mac, tapi VideoLAN akan membuka aksesnya secara massal lewat VLC versi 3.0, yang diperkirakan bakal hadir pada akhir November ini. Dukungan video 360 derajat ini pun nantinya juga akan tersedia di VLC versi mobile.

Rencana ke depan VideoLAN adalah menghadirkan VLC untuk sejumlah VR headset seperti Oculus Rift, HTC Vive, Google Daydream View dan OSVR di tahun 2017. Sektor audio pun turut diperhatikan, dimana VideoLAN juga menjanjikan dukungan untuk 3D audio dan headphone yang mengusung teknologi head tracking – meski mereka tidak menyebutkan kapan ini bakal tersedia.

Kalau Anda penasaran, silakan unduh versi preview VLC 360 dari situs VideoLAN langsung. Di sana juga tersedia contoh video atau foto panorama 360 derajat yang dapat di-download secara cuma-cuma.

Sumber: Engadget.

The Daily 360 Adalah Proyek Jurnalistik VR Hasil Kolaborasi The New York Times dan Samsung

Selama bertahun-tahun, media publikasi telah mendampingi kita memahami dunia dari berbagai sudut pandang. Mediumnya sendiri berevolusi dari sekadar teks di atas kertas menjadi reportase video guna memberikan gambaran yang lebih jelas. Maka dari itu, wajar apabila trennya terus bergeser menuju ke ranah virtual reality, atau setidaknya video 360 derajat.

Publikasi ternama asal AS, The New York Times, adalah salah satu yang pertama menunjukkan keseriusan dan komitmennya terhadap medium baru ini. Bekerja sama dengan Samsung, mereka memperkenalkan The Daily 360, sebuah proyek jurnalistik yang berfokus pada format video 360 derajat.

Sesuai namanya, The Daily 360 menjanjikan konten yang baru setiap harinya. Setidaknya akan ada satu video 360 derajat baru yang bisa kita nikmati, dan topik bahasannya akan berganti dari hari ke hari, disesuaikan dengan aktivitas konsumen; contohnya, topik yang dibahas di akhir pekan adalah seputar traveling.

Samsung sendiri berperan memberikan akses ke teknologi yang dibutuhkan, dalam kasus ini kamera 360 derajat. Berdasarkan pernyataan resmi yang diterima VentureBeat, Samsung akan membekali jurnalis NY Times di berbagai penjuru dunia dengan kamera Gear 360 dan perlengkapan ekstra yang dibutuhkan.

Menariknya, The Daily 360 tidak mewajibkan penonton untuk menggunakan VR headset. Seluruh videonya bisa dinikmati langsung dari browser komputer, atau dari smartphone dan tablet via aplikasi NYTimes; meski tentu saja, pengalamannya akan terasa lebih immersive jika menggunakan headset macam Gear VR.

Silakan tonton trailer The Daily 360 di bawah ini. Oh ada bagian yang cukup menarik, tepatnya mulai detik 53 dimana salah satu calon presiden AS Hillary Clinton terlihat sedikit kebingungan dan menanyakan mengenai benda apa yang sedang berada di depannya – yang tidak lain dari kamera 360 derajat. Hal ini bisa menjadi indikasi bahwa porsi pengguna yang belum mengenal konsep VR masih cukup besar.

Sumber: The New York Times dan VentureBeat.

Video 4K 360 Derajat? Kamera Ini Siap Menanganinya

Dengan semakin mainstream-nya VR headset, kamera 360 otomatis juga ikut meraup popularitas. Berbagai pabrikan saling berebut pasar yang masih baru ini, salah satunya adalah 360fly yang berawal dari sebuah lab robotik di Carnegie Mellon University.

Tahun ini, mereka sudah siap untuk memasarkan kamera 360 derajat terbarunya, 360fly 4K, setelah sebelumnya dipamerkan di ajang CES 2016 terlebih dulu. Meneruskan jejak pendahulunya, kamera berdiameter sekitar 6 cm ini dibekali dengan sensor 16 megapixel baru yang sanggup merekam video 4K 360 derajat, tepatnya dalam resolusi 2880 x 2880 pixel.

Selagi merekam, video bisa disiarkan secara langsung dengan bantuan aplikasi smartphone. Fitur lain yang membuatnya semakin menarik adalah mode time lapse 360 derajat dan opsi perekaman otomatis ketika suara atau gerakan terdeteksi, ideal untuk dijadikan sebagai kamera pengawas.

360fly 4K juga bisa digunakan seperti action cam biasa, mengingat video 360 derajat tidak selamanya cocok untuk semua situasi. Video beresolusi 2560 x 1440 pixel siap ia abadikan dalam mode ini, dengan sudut pandang amat lebar, yaitu 204 derajat. Semuanya disimpan ke dalam memory internal sebesar 64 GB.

Paket penjualan 360fly 4K / 360fly
Paket penjualan 360fly 4K / 360fly

Konektivitasnya mencakup Bluetooth dan Wi-Fi. Tersedia pula chip GPS, altimeter dan accelerometer. Dengan bantuan aplikasi pihak ketiga, pengguna bisa menambatkan nilai kecepatan, ketinggian dan lokasi langsung pada hasil rekamannya.

Kamera berbobot 172 gram ini tahan air hingga kedalaman 10 meter. Baterainya diperkirakan bisa bertahan selama 1,5 jam perekaman, dan charging bisa dilakukan via USB. Sepasang mikrofon omnidirectional memastikan audio yang ditangkap tidak kalah immersive dari videonya.

360fly 4K saat ini sudah dipasarkan seharga $500. Kalau itu terlalu mahal, 360fly masih menawarkan kamera 360 derajat generasi pertamanya yang beresolusi HD seharga $300.

Sumber: Photography Blog.

Pasangkan Insta360 Nano, iPhone Otomatis Jadi Kamera 360 Derajat

Semakin banyaknya jumlah video 360 derajat atau VR di YouTube bukan berarti Anda harus diam-diam dan menjadi penikmat begitu saja. Anda sendiri bisa membuat video 360 derajat dengan bermodalkan iPhone dan aksesori unik bernama Insta360 Nano berikut ini.

Insta360 Nano pada dasarnya merupakan sebuah perangkat yang menancap di port Lightning milik iPhone. Ia dibekali sepasang lensa fisheye dengan sudut pandang masing-masing 210 derajat di kedua sisinya, sanggup merekam video 360 derajat dalam resolusi 3K (3040 x 1520 pixel) 30 fps, serta tentu saja memotret foto panorama 360 derajat.

Saat ia disambungkan ke iPhone, aplikasi pendampingnya akan dibuka secara otomatis. Aplikasi inilah yang bertugas menyambungkan gambar dari kedua lensa Insta360 Nano menjadi satu gambar 360 derajat. Proses ini dilakukan secara real-time, yang berarti Anda juga bisa melakukan live broadcast.

Insta360 Nano juga bisa digunakan tanpa perlu menancap pada iPhone, menjadi sebuah action cam 360 derajat / Insta360
Insta360 Nano juga bisa digunakan tanpa perlu menancap pada iPhone, menjadi sebuah action cam 360 derajat / Insta360

Karena menancap ke port Lightning, berarti posisi iPhone akan terbalik saat Anda menggunakannya. Ya mungkin sedikit aneh di mata orang-orang sekitar, tapi yang penting Anda bisa menghasilkan video 360 derajat dari sebuah iPhone.

Pengguna juga tidak perlu khawatir aksesori ini bakal menyedot baterai milik iPhone mengingat ia telah dibekali dengan baterainya sendiri yang berkapasitas 800 mAh. Sebuah slot microSD juga tersedia sehingga pengguna tak perlu khawatir storage milik iPhone-nya kritis akibat koleksi video 360 derajat yang diambil.

Insta360 Nano saat ini telah dipasarkan seharga $199. Model iPhone yang kompatibel adalah iPhone 6, 6 Plus, 6S dan 6S Plus. Ia pun juga bisa digunakan secara langsung tanpa harus ditancapkan ke iPhone terlebih dahulu, dan kotak kemasannya bisa dijadikan sebagai VR Cardboard.

Sumber: TechRadar.