Lewat Prototipe Mobil Elektriknya, Sony Akan Bereksperimen dengan Konsep PlayStation untuk Mobil

Sony mengejutkan banyak orang di ajang CES 2020 dengan menyingkap sebuah prototipe mobil listrik bernama Vision-S. Wujudnya yang begitu keren – lebih keren daripada Tesla Model S kalau menurut saya pribadi – membuat sebagian dari kita bertanya-tanya: “Kapan Sony bisa memproduksinya secara massal?”

Sayangnya tidak. Di bulan Agustus 2020, Sony menegaskan bahwa mereka tidak berniat memproduksi Vision-S secara massal dan menjualnya ke publik, terlepas dari keputusan mereka untuk mengujinya di jalanan umum, sekaligus menyiapkan prototipe mobil yang kedua. Tujuan dari pengujian tersebut tidak lebih dari sebatas pengumpulan data, yang pada akhirnya bisa dimanfaatkan untuk menyempurnakan teknologi sensor-sensor otomotif yang Sony buat.

Namun di event CES 2021 kemarin, Vision-S kembali muncul, kali ini bersama drone pertama Sony yang bernama Airpeak. Sony pun lagi-lagi harus meluruskan kabar yang simpang siur mengenai Vision-S. Kepada Car & Driver, juru bicara Sony memastikan bahwa untuk sekarang mereka sama sekali tidak punya rencana untuk memproduksi ataupun menjual Vision-S.

Vision-S tidak lebih dari sebatas test bed yang dapat Sony manfaatkan untuk bereksperimen. Lewat mobil ini, Sony pada dasarnya sedang mengeksplorasi bagaimana mereka bisa berkontribusi terhadap era kemudi otomatis nantinya. Salah satunya tentu dengan menyediakan beragam sensor kamera.

Pada kenyataannya, Vision-S datang membawa sebanyak 40 sensor di tubuhnya, dan 18 di antaranya merupakan kamera. Namun selain soal keselamatan dan reliabilitas sistem kemudi otomatis, Sony juga ingin punya kontribusi terhadap industri otomotif dari sisi hiburan.

Itulah mengapa mereka menyematkan teknologi 360 Reality Audio pada kabin Vision-S. Namun yang lebih menarik mungkin adalah tujuan jangka panjangnya, yakni mengintegrasikan PlayStation ke dalam kabin, lengkap bersama konektivitas 5G.

Interior Sony Vision-S / Sony
Interior Sony Vision-S / Sony

Eksekusi dari konsep “PlayStation untuk mobil” ini tentu bisa bermacam-macam. Apakah yang Sony maksud dengan PlayStation di sini adalah hardware console itu sendiri, atau cuma sebatas layanan cloud gaming yang bisa diakses dari sistem infotainment bawaan mobil? Sejauh ini semuanya baru sebatas spekulasi, dan Sony juga belum menyingkap rencana konkretnya.

Terlepas dari itu, ide akan sebuah game console yang terintegrasi ke mobil tentu kedengaran sangat menarik. Di saat mobil-mobil dengan sistem kemudi otomatis Level 4 atau Level 5 sudah siap untuk turun ke jalanan, itu artinya kita tidak perlu lagi siaga di depan lingkar kemudi, dan waktu selama perjalanan bisa kita habiskan dengan bermain Gran Turismo 12 (sekarang baru akan ada Gran Turismo 7).

Nyatanya, sekarang saja kita sudah bisa bermain video game di dashboard Tesla Model 3, dan saya kira tidak berlebihan seandainya ide ini akan terus dikembangkan ke depannya. Untuk sekarang, gamegame tersebut memang hanya bisa dimainkan ketika mobilnya berhenti, tapi bagaimana seandainya nanti mobilnya sudah bisa menyetir sendiri tanpa memerlukan sedikitpun input dari kita?

Well, di titik itu mungkin persaingan antara PlayStation dan Xbox bakal berpindah dari ruang keluarga menuju kabin mobil.

Sumber: Car & Driver.

Sony Pamerkan Mobil Elektrik Konsep, Seriuskah Mereka Berkecimpung di Ranah Otomotif?

Sebagai perusahaan konglomerat raksasa, Sony mempunyai sayap bisnis yang sangat luas, di antaranya penyediaan perangkat elektronik, gaming dan hiburan, hingga jasa finansial. Sony menguasai bisnis musik serta jadi pemain besar di industri film dan TV. Dan sejak beberapa bulan silam, khalayak tengah menanti penyingkapan console game next-gen mereka setelah pengumuman nama resminya, ‘PlayStation 5’.

Terkait home console-nya, Sony hanya memperlihatkan logo PS5 di CES 2020. Kejutan terbesar dari mereka di pameran teknologi tahunan itu malah sesuatu yang tidak kita duga: sebuah mobil listrik. Sony memperkenalkan Vision-S, yaitu konsep sedan elektrik yang mengusung berbagai macam teknologi futuristis, kemungkinan dibangun demi memperlihatkan kesanggupan Sony untuk turut bermain di ranah otomotif.

Sony Vision-S mempunyai penampilan yang cukup sederhana. Desainnya tidak terlalu sporty ataupun eksperimental, ia tampak seperti sedan modern dengan empat kursi biasa. Zona depan kendaraan mungkin mengingatkan kita sedikit pada Porsche, lalu melengkapi windshield dan jendela samping, Vision-S juga memiliki sunroof yang lapang. Selain itu, saya melihat penggunaan modul tipis menggantikan kaca spion – boleh jadi bagian dari sistem kameranya.

Mobil konsep ini dibekali oleh tidak kurang dari 33 buah sensor, diposisikan di luar dan dalam. Di bagian interior, Anda akan menemukan layar lebar mengisi area dashboard. Layar juga ditempatkan di depan penumpang belakang (ditambatkan di bagian atas jok depan). Vision-S turut ditopang sistem audio 360 derajat dan konektivitas ‘always-on‘. Beberapa teknologi di sana merupakan persembahan nama-nama seperti BlackBerry dan Bosch.

Detail mengenainya masih sangat minim karena Vision-S dipamerkan di penghujung konferensi pers. Sony hanya membahas kapabilitasnya selama beberapa menit. Satu hal yang jelas adalah, Vision-S ditenagai ‘platform electric vehicle baru’ yang diramu oleh perusahaan pemasok produk otomotif Magna. Sony bilang bahwa platform ini dapat mentenagai jenis kendaraan lain, misalnya SUV. Di atas panggung, CEO Kenichiro Yoshida menyampaikan, “Mobil purwarupa ini merepresentasikan kontribusi perusahaan pada masa depan industri otomotif.”

Tentu saja satu pertanyaan besar yang masih belum terjawab ialah, apakah penyingkapan Vision-S menandai langkah awal perusahaan memasuki segmen otomotif, atau ia hanyalah sebuah pembuktian – bahwa ‘Sony juga bisa menyediakan mobil elektrik pintar jika mereka menginginkannya’? Kemudian soal platform EV tadi, apakah ia tersedia secara eksklusif untuk Sony atau dapat pula digunakan oleh brand lain?

Via The Verge. Header: Pocket-lint.