Perkenalan Singkat dengan Vivo V11 Pro, Seri V Terbaru yang Segera Rilis di Indonesia

Setelah Vivo meluncurkan smartphone Vivo V9 Plus, sepertinya vendor asal Tiongkok ini masih ingin memenuhi pasar dengan produknya. Smartphone yang satu ini bakal diluncurkan pada tanggal 12 September 2018 mendatang. Akan tetapi, DailySocial diundang oleh pihak Vivo untuk menjajal smartphone terbaru mereka tersebut.

Vivo V11 PRo - Fun Day

Tidak semua informasi boleh kami umbar pada artikel kali ini. Akan tetapi, masih banyak informasi yang bisa dibahas kali ini yang cukup menggambarkan bagaimana Vivo V11 Pro digunakan.

Hal pertama yang dapat dilihat dari smartphone yang satu ini adalah bagian belakangnya. Vivo V11 Pro menggunakan dua warna pada bagian belakangnya. Warna pertama adalah Nebula Purple yang merupakan perpaduan biru dan ungu, serta Starry Black yaitu hitam dan ungu.

Vivo V11 PRo - Back

Layar depannya hampir memenuhi sisi depannya. Yang tersisa adalah bezel bagian bawah yang sedikit tebal, serta sebuah kamera yang ada pada bagian atas. Warna yang dihasilkan dari layarnya ini pun juga terlihat lebih tersaturasi saat dinyalakan. Layar tersebut dinamakan Ultra All Screen.

Vivo V11 Pro merupakan smartphone pertama di Indonesia yang menggunakan teknologi yang dinamakan Screen Touch ID. Teknologi tersebut merupakan sebuah pemindai sidik jari yang menggunakan layar sebagai pemindainya.

Vivo V11 PRo

Unit yang kami coba memiliki RAM 6 GB dan storage internal 64 GB. Hal tersebut tentunya sama seperti Vivo V9 6GB.

Terakhir, kamera pada Vivo juga menggunakan AI. Vivo menyebut AI Backlight Selfie akan bekerja pada saat smartphone mendeteksi adanya cahaya di belakang obyek yang akan difoto.

Sekilas pengalaman penggunaan

Saat mencoba unit demo, tentu saja kami langsung melakukan percobaan pada Screen Touch ID. Screen Touch ID tersebut ditandai dengan lambang sidik jari pada bagian bawah layar, mirip dengan gambar yang sudah beredar di internet.

Vivo V11 Pro

Saat mencobanya, yup, it works. Kami pun cukup terkesan dengan teknologi yang disajikan oleh Vivo pada V11 Pro-nya. Hal tersebut dikarenakan biasanya sebuah pemindai sidik jari memerlukan sebuah ruang tersendiri. Dengan teknologi yang dibawa oleh Vivo, membuat desain sebuah smartphone tidak lagi harus terbatas oleh kehadiran pemindai sidik jari.

Vivo V11 Pro

Kamera juga menjadi salah satu bahan percobaan kami. AI Backlight langsung bekerja pada saat kami mencoba mengambil foto dengan cahaya yang cukup berlebih.

Vivo V11 PRo - Take Selfie

Belum banyak yang dapat kami ceritakan karena DailySocial akan melakukan review yang mendalam untuk smartphone yang satu ini. Oleh karena itu, tunngu artikel yang membahas lebih dalam tentang Vivo V11 Pro di DailySocial.

Blu Umumkan Vivo XI+ dengan Teknologi Real 3D Face ID

Blu Product, pabrikan smartphone asal Amerika Serikat – baru saja merilis smartphone flagship teranyar mereka yang diberi nama Blu Vivo XI+ (baca: Eleven Plus). Smartphone ini menjalankan Android 8.1 Oreo dan dijanjikan akan mendapatkan update resmi ke versi Android 9.0 Pie pada akhir Q1 2019.

Lagi-lagi kita disuguhi tampilan yang sangat familier, tampak depan maupun belakang – desain Blu Vivo XI sangat mirip dengan iPhone X. Terlihat membosankan sekali ya, sudah banyak pabrikan ponsel meniru iPhone X.

Vivo series generasi ke-11 ini mengusung desain all-screen dengan layar 6,2 inci resolusi Full HD+ (2246×1080 piksel). Sekitar 82 persen, bagian muka didominasi oleh layar dan sudah dilapisi curved Corning Gorilla Glass 3.

Selain sensor pemindai sidik jari di bagian belakang, BLU Vivo XI+ juga menawarkan teknologi Real 3D Face ID dengan sensor facial recognition infrared yang didukung AI untuk live 3D scanning, infrared detection, dan anti-hack protection.

Urusan fotografi, Blu Vivo XI+ menggunakan konfigurasi dual-camera di bagian belakang. Lagi-lagi didukung teknologi kecerdasan buatan dengan fitur smart scene recognition dan untuk video processing.

Kamera utamanya menggunakan sensor 1/3 inci dengan resolusi 16-megapixel, dan aperture F/2.0. Bekerja sama dengan kamera sekunder 5-megapixel untuk menangkap kedalaman bidang.

Sementara, untuk selfie, video call, dan face unlock mengandalkan kamera depan dengan sensor 1/3 inci resolusi 16-megapixel, ukuran pixel 2,0 μm, dan aperture F/2.0.

Chipset MediaTek Helio P60 dipercayakan sebagai penggerak Blu Vivo XI+. Di bantu RAM 6GB, memori internal 128GB, dan baterai 3.050 mAh. Di Amerika Serikat, harga normal dari Blu Vivo XI+ dibanderol US$349,99 atau sekitar Rp5,1 jutaan.

Sumber: Phonearena

Akankah Apple Menggunakan Kamera Mekanis?

Dengan kemunculan Vivo NEX dan OPPO Find X, membuat dunia terbelalak dengan keunggulannya dalam memakai layar yang memenuhi badan depan sebuah smartphone. Dengan penggunaan layar penuh tanpa “poni”, tentu saja membuat kedua smartphone tersebut tidak dapat menaruh kamera pada sisi depannya.

iPhone X

Solusi yang dimiliki oleh kedua vendor smartphone ini adalah dengan menggunakan kamera mekanis yang bakal keluar saat dibutuhkan. Pada Vivo, penggunaan bagian mekanis yang akan secara otomatis muncul saat digunakan adalah untuk kamera depannya.

Sedangkan pada OPPO, bagian atasnya akan memunculkan tidak hanya kamera depan, tetapi juga kamera utama dan beberapa sensor lainnya. Hal ini akan membuat bagian atas dari Find X akan lebih banyak bergerak saat pengguna membutuhkan kamera seperti saat mengambil gambar atau membuka perangkat dengan menggunakan face unlock.

Lalu apakah Apple akan menggunakan teknologi tersebut pada perangkat mereka di masa depan?

Horace Dediu: Mungkin Tidak

Horace Dediu, seorang analis industri terkemuka yang berfokus pada produk Apple, mengatakan bahwa perusahaan Cupertino tersebut harus menjauhi pikiran-pikiran untuk menggunakan bagian-bagian yang dapat bergerak ke perangkatnya.

OPPO Find X featured

Horace mengatakan bahwa bagian mekanis tersebut lama kelamaan akan lebih cepat aus dan rusak dibandingkan dengan saat menggunakan material yang biasa digunakan. Daripada menggunakan bagian yang dapat bergerak, Apple lebih baik memfokuskan pada penggantian port lightning dan tempat SIM pada perangkat berikutnya.

Horace juga mengatakan bahwa perangkat iPhone berikutnya bakal memiliki bezel yang lebih kecil dari yang ada sekarang.

Akan tetapi, apakah bagian mekanis tersebut akan cepat rusak?

OPPO dan Vivo memang mengeluarkan perangkat mereka masing-masing dengan bagian mekanis. OPPO mengklaim bahwa bagian mekanis yang ada pada Find X mampu bergerak naik dan turun sebanyak 300.000 kali. Sedangkan Vivo sendiri mengklaim smartphone-nya mampu bergerak sekitar 60.000 kali.

Penggunaan kamera pada OPPO tentu bakal lebih banyak dibandingkan dengan Vivo karena akan memunculkan lebih banyak sensor. Jadi, seharusnya dengan pengujian yang dilakukan oleh kedua vendor tersebut, motor pada bagian mekanis bakal bisa bertahan untuk beberapa tahun dalam pemakaian biasa.

Walaupun begitu, yang perlu diperhatikan adalah motor pada bagian mekanis tersebut mungkin bisa lebih cepat rusak pada saat terjadi benturan, atau lebih parahnya, jatuh dari tangan saat membuka atau menutup kamera.

Vivo-NEX-5

Sebagian orang akan berkata bahwa “Saat jatuh, tidak hanya bagian mekanis yang rusak, kaca layar juga akan pecah”. Betul, tetapi apakah penggantian mekanis karena benturan akan masuk ke dalam garansi? Jika tidak, apakah biaya penggantiannya akan mahal?

Kita tunggu perkembangan selanjutnya.

Sumber: Express.co.uk. Gambar: Apple, OPPO, Vivo.

Z10 Perkuat Lini Smartphone Selfie Vivo, Tawarkan Kamera Depan 24MP

Rasanya saya tidak perlu memperkenalkan siapa Vivo. Pabrikan perangkat asal Tiongkok ini sudah melekat di ingatan banyak pengguna gadget, meskipun kiprahnya tergolong baru dibandingkan Xiaomi, OPPO atau bahkan Asus. Pun demikian, Vivo sukses menjejakkan kakinya di industri mobile dengan kuat lewat sejumlah perangkat. Pasar pun menyambut baik apa yang mereka tawarkan. Kemunculan Vivo NEX belum lama ini seakan menegaskan kembali kepiawaian mereka meracik perangkat yang berkelas dan sekali lagi menebar ancaman untuk para kompetitornya.

Melanjutkan apa yang sudah dimulai, Vivo kembali meluncurkan smartphone lainnya bernama Z10 yang bakal memulai kiprah di India. Dari apa yang terlihat, Vivo Z10 sekilas memiliki kecenderungan menyerupai V7+ baik dari segi desain maupun spesifikasi. Tapi, supaya lebih meyakinkan, mari kita ulas spesifikasi lengkapnya.

Smartphone Vivo Z10_1

Smartphone bersistem operasi Android 7.1 Nougat ini dilengkapi dengan layar FullView HD 5,99 inci dan aspek rasio 18: 9. Performa yang ditawarkan dipacu oleh chipset Qualcomm Snapdragon 450 yang mampu menghasilkan daya gedor 1.8GHz bersama dengan Adreno 506 GPU. Sebagai penyokong, hadir pula RAM sebesar 4GB dan memori internal seluas 32GB yang dapat lebih diperluas hingga 256GB.

Seperti V7+, sorotan utama smartphone ini adalah kamera selfie moonlight-nya yang menggunakan sensor 24 megapiksel dengan aperture f/2.0, face beauty 7.0, mode face beauty untuk panggilan-video, selfies grup, dan mode potret. Smartphone juga dilengkapi dengan kamera belakang 16 megapiksel dengan dukungan slow motion, PDAF, aperture f/2.0 dan LED flash.

Smartphone Vivo Z10_3

Mengikuti tren kekinian, Vivo Z10 juga membawa fitur Face Access yang merupakan teknologi pengenal wajah dan sensor sidik jari untuk alternatif membuka perangkat.  Mendukung konektivitas dual-SIM untuk menjaga fleksiblitas jaringan dan memori, Z0 mendapatkan sokongan daya dari baterai 3,225mAh. Sampai sekarang, Vivo belum menyantumkan harga jual Z10 di situs resminya, tetapi smartphone dipastikan bakal tersedia di sejumlah kota di India.

Sumber berita Vivo.

Vivo Pamerkan Teknologi Face ID Buatannya yang Diklaim Lebih Superior Ketimbang Milik Apple

Perhatian publik beberapa bulan belakangan ini banyak tertuju pada industri smartphone di Tiongkok. Bagaimana tidak, sejumlah pabrikan asal Negeri Tirai Bambu itu terkesan lebih berani berinovasi ketimbang pemain-pemain besar macam Apple dan Samsung.

Salah satu pabrikan yang dimaksud adalah Vivo, yang bisa dibilang memulai tren inovasi besar-besaran ini lewat ponsel dengan sensor sidik jari di bawah layar, yakni Vivo X20 Plus UD. Selanjutnya, lewat Vivo NEX, mereka memelopori tren anyar kamera bertipe slider yang semestinya dapat mewujudkan era baru smartphone tanpa notch.

Sekarang, bertepatan dengan perhelatan event Mobile World Congress Shanghai 2018, Vivo mengumumkan senjata barunya untuk lagi-lagi menantang dedengkot industri smartphone, yaitu teknologi pengenal wajahnya sendiri, yang diklaim lebih akurat ketimbang Face ID milik iPhone X.

Face ID, seperti yang kita tahu, bekerja dengan menganalisa 30.000 titik inframerah yang diproyeksikan ke wajah. Angkanya bertambah 10 kali lipat di sistem buatan Vivo, dengan total 300.000 titik dan kemampuan mendeteksi wajah (maupun objek lainnya) dari jarak hingga sejauh 3 meter.

Vivo menyebut sistem ini dengan istilah TOF 3D Sensing, di mana TOF merupakan singkatan dari “time of flight”, yang merujuk pada cara kerja sistem itu sendiri: cahaya diproyeksikan ke wajah, lalu sistem akan mengalkulasi waktu yang dihabiskan usai cahaya tersebut memantul dan kembali ke sensor.

Secara fisik sistem TOF 3D Sensing ini diklaim lebih ringkas dan simpel konfigurasinya, sehingga mungkin notch yang diperlukan juga bisa ikut diperkecil. Lebih lanjut, Vivo bilang bahwa teknologi ini bukan lagi sebatas konsep dan siap diimplementasikan dalam waktu dekat.

Vivo sebenarnya bukan yang pertama berani melawan Apple dalam konteks ini, Huawei sebelumnya juga sempat memamerkan teknologi Face ID-nya sendiri, yang juga diklaim lebih akurat. Yang mungkin sedikit berbeda adalah rencana Vivo untuk memaksimalkan teknologi ini di luar keperluan pengamanan biometrik, semisal untuk menyempurnakan fitur beautification maupun menjadi pelengkap augmented reality.

Sumber: The Verge dan PR Newswire.

Apex Concept Resmi Menyandang Nama Baru, Vivo NEX

Beberapa waktu lalu, saya berkesempatan mencicip kecanggihan smartphone Apex concept. Sesuai yang dijanjikan, Vivo akhirnya memproduksi secara massal dan kini Apex concept resmi menyandang nama baru yakni Vivo NEX.

Bila smartphone bezel-less macam Apple iPhone X, Samsung Galaxy S9, LG G7 ThinQ, Asus Zenfone 5Z, dan lainnya punya rasio screen-to-body sekitar 80 persen. Vivo NEX punya rasio screen-to-body lebih tinggi 91,24 persen, di mana layar hampir mengambil semua ruang di bagian muka.

Vivo-NEX-2

Vivo NEX ini mengusung Ultra FullView Display 6,59 inci, menggunakan panel Super AMOLED dengan resolusi Full HD+ (2316×1080 piksel), dan rasio layar 19.3:9. Tanpa notch di pucuk layar dan dagu yang tipis di bawah layar.

Seperti Apex concept, sensor proximity dan earpiece tertanam di bawah layar. Vivo menggantikan earpiece dengan vibrating screen menggunakan teknologi Screen SoundCasting yang diklaim menyuguhkan suara bass lebih baik dan treble yang lebih lembut.

Vivo-NEX-1

Pemindai sidik jari juga tetap di dalam layar. Di mana kita bisa menggunakan separuh layar sebagai autentikasi keamanan smartphone.

Selain itu, kamera depan 8-megapixel dengan bukaan f/2.0 disembunyikan dan akan muncul bila diperlukan. Sedangkan kamera utamanya menggunakan lensa 12-megapixel f/1.8 + 5-megapixel f/2.4

Vivo-NEX-4

Aplikasi kamera Vivo NEX telah dilengkapi fitur-fitur berbasis artificial intelligence. Sebut saja AI Scene Recogtintion, AI HDR, AI Filters, dan AI Photo Composition. Vivo NEX sendiri berjalan di sistem operasi Android 8.0 Oreo dengan dukungan antarmuka pengguna FunTouch versi 4.0 dan baterai berkapasitas 4.000 mAh.

Bagian yang tak kalah menarik ialah Vivo menyematkan smart assistant buatan sendiri yang dipanggil Jovi yang siap mendengarkan perintah suara Anda. Jovi bisa diakses melalui tombol khusus yang telah disediakan.

Vivo-NEX-5

Vivo-NEX-3

Menyoal kekuatan dapur pacunya, Vivo menyediakan dua pilihan. Pertama versi premium yang disebut Vivo NEX S dengan Snapdragon 845, RAM 8GB, dan ruang penyimpanan 128GB atau 256GB.

Vivo NEX S tersedia di pasar Tiongkok, pemesanan pre-order di buka tanggal 13 Juni dan tersedia di toko offline mulai tanggal 23 Juni. Dengan harga CNY 4.498 atau sekitar Rp9,7 jutaan untuk versi RAM 8GB dan ROM 128GB, sementara versi RAM 8GB dan ROM 256GB dibanderol seharga CNY 4.998 atau Rp10,8 jutaan.

Sementara, yang kedua ialah versi ekonomis disebut Vivo NEX A dengan Snapdragon 710 ditopang RAM 6GB dan memori internal 128GB. Perbedan lainnya dengan Vivo NEX S dan Vivo NEX A ialah letak pemindai sidik jari di punggung smartphone – bukan di bawah layar, sisa spesifikasinya hampir identik. Harga Vivo NEX A dibanderol CNY 3.898 atau sekitar Rp8,4 jutaan.

Belum ada informasi mengenai ketersediaan di pasar global maupun di Indonesia. Mengingat salah satu fokus Vivo Indonesia ialah membangun brand, menurut saya memasukkan Vivo NEX adalah langkah yang tepat agar masyarakat merasakan sendiri inovasi dan kehebatan Vivo, pengalaman penggunaan yang diberikan tentu akan melambungkan brand Vivo – bukan cuma Vivo V9 versi downgrade.

Sumber: PhoneArena dan GSMArena

Hands-on Vivo X21 UD, Smartphone dengan Fingerprint Sensor di Dalam Layar

Selain Vivo V9, perusahaan asal China ini masih menyimpan smartphone mid-range desain notch atau layar berponi seperti iPhone X dengan spesifikasi lebih baik dibanding V9 yakni Vivo seri X21.

Sebagai pembanding, V9 di Indonesia hanya ditenagai chipset Snapdragon 450. Sedangkan X21 dibekali dapur pacu yang jauh lebih mumpuni yakni Snapdragon 660.

Ada dua varian yang tersedia yakni X21 reguler dan X21 Under Display (UD) dengan inovasi pemindai sidik jari di dalam layar bekerjasama dengan Synaptics.

Beruntung saya berkesempatan untuk mencoba Vivo X21 UD secara langsung, meski singkat inilah hands-on Vivo X21 UD dan kesan pertama yang saya dapatkan.

Menjajal In-Display Fingerprint Scanner
Hands-on-Vivo-X21-UD-8
Vivo pertama kali memperkenalkan konsep pemindai sidik jari di dalam layar atau In-Display Fingerprint Scanner pada MWC tahun 2017 lalu. Kemudian Vivo mewujudkannya dalam smartphone yang dijual di pasaran yakni seri X20 Plus Under Display dan X21 Under Display.

Berbeda yang diterapkan di Apex Concept yang mencapai setengah layar dan ekspektasi saya yang bahkan di seluruh layar.

Ternyata pemindai sidik jari yang digunakan dalam X21 Under Display hanya di lokasi tertentu yakni di layar bagian bawah. Sedangkan X21 reguler, fingerprint sensor terletak di bagian belakang.

Saat mencobanya, proses pendaftaran sidik jari sama seperti biasa, tekan sensor yang berupa ikon sidik jari pada bagian depan smartphone. Setelah merasa sedikit getaran, ikon tersebut akan bersinar lebih terang, lalu angkat dan kemudian tekan jari Anda ke ikon itu lagi.

Harus diakui memang terasa sangat keren dan memberi pengalaman pengguna yang lebih baik. Namun dari segi kenyamanan, sekali lagi Anda harus beradaptasi bagi yang sudah terbiasa dengan pemindai sidik jari di bagian belakang.

Hands-on Vivo X21 UD


Dari sisi desain, secara garis besar Vivo seri X21 UD berbagi desain yang identik dengan V9. Hanya saja lebih tipis dengan ketebalan 7,4mm, bingkai aluminum, dan bagian punggung punya build quality yang lebih baik – terasa lebih kaca tapi material dasar sebenarnya ialah plastik.

Beralih ke spesifikasinya, X21 UD jauh lebih baik dibanding V9, mengusung layar FullView berjenis Super AMOLED, ukuran 6,28 inci Full HD+, aspek rasio 19:9, dan notch yang menempel di dahi smartphone.

Di sektor fotografi, kamera X21 lebih bisa diandalkan dibanding V9. Dengan konfigurasi dual camera, lensa utama 12MP (f/1.8, 1/2.5″, 1.4µm, Dual Pixel PDAF) dan lensa sekunder 5MP (f/2.4), didukung teknologi phase detection autofocus dan LED flash. Sementara, kamera depannya 12 MP dengan aperture f/2.0.

Dapur pacunya juga lebih bertenaga, smartphone Android 8.0 Oreo dengan sentuhan Funtouch OS 4.0 menggunakan Snapdragon 660 ditopang RAM 6GB, memori internal 128GB, dan baterai 3.200 mAh.

Snapdragon 660 merupakan SoC yang menonjolkan kinerja CPU dan berada dalam posisi teratas di anggota high-tier Snapdragon 600 series. Seperti Snapdragon 636 yang ada pada hati Asus Zenfone Max Pro M1, Asus Zenfone 5, dan Xiaomi Redmi Note 5, Snapdragon 660 menggunakan arsitektur core Kyro 260, namun dengan clock lebih kencang hingga 2,2 GHz.

Estimasi Harga Vivo X21 UD di Indonesia


Pihak Vivo memang belum memastikan kehadiran seri X21 di Tanah Air, mereka mengatakan bahwa dibanding Apex, X21 punya peluang lebih besar masuk Indonesia. Namun tentu saja, harus melalui riset konsumen terlebih dahulu dan bila masuk pun akan menjadi ‘limited edition‘ dengan stok terbatas.

Melihat sengitnya persaingan pasar smartphone di Indonesia dan harga dari para kompetitornya, menurut saya harga yang pantas untuk Vivo X21 reguler tak lebih dari Rp5 juta. Sementara, Vivo X21 Under Display pantas berkisar Rp5-6 juta.

Sebagai smartphone dengan spesifikasi kelas menengah, batasan sampai 6,5 juta, karena di harga tersebut sudah ada Nokia 8 dengan chipset Snapdragon 835 bahkan Asus Zenfone 5Z dengan chipset Snapdragon 845 paling mutakhir saat ini dari Qualcomm.

Smartphone Notch Vivo Y83 Resmi Diumumkan dengan Chipset MediaTek Helio P22

Belakangan ini smartphone Android berlayar poni atau notch tengah menjadi primadona dan masih akan terus membanjiri pasar. Nah salah satu pembesutnya ialah Vivo.

Setelah menempel pada smartphone kelas menengah Vivo V9, pabrikan ponsel asal Tiongkok itu mulai melekatkan notch di smartphone terbaru mereka dengan harga yang lebih terjangkau yakni Vivo Y83.

vivo-y83-resmi-diumumkan-2

Layar notch Vivo Y83 sendiri membentang luas 6,22 inci dengan aspek rasio 19:9, serta bezel samping dan dagu yang terlihat tipis. Sayang layarnya hanya ditopang resolusi HD+ 720×1520 piksel saja.

vivo-y83-resmi-diumumkan-1

Selain notch, hal yang paling menarik pada Vivo Y83 adalah penggunaan chipset terbaru garapan MediaTek, Helio P22. SoC kelas menengah pertama yang dibangun pada proses manufaktur 12 nanometer.

vivo-y83-resmi-diumumkan-4

Di Vivo Y83, Helio P22 akan bekerja dengan CPU octa-core berkecepatan 2GHz Cortex-A53 berpasangan dengan GPU PowerVR GE8320. Disangga RAM besaran 4GB, ruang penyimpanan 64GB, dan baterai berkapasitas 3.260 mAh.

vivo-y83-resmi-diumumkan-3

Dari sisi fotografi, Vivo Y83 hanya dibekali kamera single lensa berkekuatan 13-megapixel dengan aperture f/2.2. Sementara, bagian depan tersemat kamera selfie 8-megapixel dengan aperture f/2.2 dan fitur AI Beauty.

Berapa harga Vivo Y83? Smartphone berbasis OS Android 8.1 Oreo dengan sentuhan Funtouch versi 4.0 tersebut dibanderol CNY 1.489 atau sekitar Rp3,2 jutaan di Tiongkok dan akan tersedia dalam tiga pilihan warna yaitu black, aurora white, dan red.

Sumber: GSMArena

Hands-on Smartphone Vivo Apex Concept, Bezel-less yang Sebenarnya dengan In-Display Fingerprint

Beberapa waktu lalu Vivo Indonesia mengundang para awak media untuk buka puasa bersama di Sulawesi Restaurant – Mega Kuningan Jakarta.

Nah yang membuat saya begitu antusias adalah karena acara tersebut tak hanya ajang untuk memperkuat silaturahmi saja tapi Vivo juga memamerkan inovasi teknologi terbaru pada smartphone miliknya.

Ya, apalagi kalau bukan smartphone dengan pemindai sidik jari di dalam layar – Vivo X21 Under Display dan smartphone konsep Vivo Apex yang benar-benar nyaris tanpa bezel.

hands-on-smartphone-vivo-apex-concept-15

Perlu saya garis bawahi, Vivo hanya ‘mempertunjukkan’ dan keduanya belum tentu dipasarkan ke Indonesia. Pihak Vivo telah mengatakan bahwa kemungkinannya kecil, terutama Vivo Apex.

Meski begitu, bisa menjajal inovasi teknologi canggih rasanya begitu menyenangkan. Saya memutuskan untuk datang ke kantor Vivo keesokan harinya untuk mengulik lebih jauh.

Baiklah, saya akan memulai dari hands-on Apex concept smartphone. Hands-on Vivo X21 Under Display akan saya buat terpisah.

Desain Vivo Apex

Pandangan pertama melihat tampilan layar penuh Vivo Apex memang sangat mengesankan. Bagaimana tidak, bezel samping kanan dan kiri, serta dahinya sangat tipis, ukurannya hanya 1,8mm. Sementara, bagian dagunya berukuran 4,3mm.

Vivo pun mengklaim bahwa rasio screen-to-body Apex mencapai 98 persen. Layarnya sendiri berjenis OLED dengan ukuran 5,99 inci, resolusi full HD+, dan aspek rasio 18:9.

Hasilnya dimensi Vivo Apex terlihat begitu compact, tidak terasa penuh di tangan. Desainnya sendiri terbuat dari material kaca depan belakang dan bingkai logam.

Namun desain yang terkesan sangat kotak tanpa lekukan di tiap-tiap sudutnya memang sangat tidak ergonomis saat digenggam.

hands-on-smartphone-vivo-apex-concept-14

Lalu, kemana beberapa sensor dan kamera depan yang biasa menghiasi bagian atas? Sensor jarak dan cahaya tertanam di bawah layar, sementara kamera selfie tersembunyi dan akan muncul bila saat Anda mengambil foto selfie.

Kamera depannya masih 8-megapixel dan ketika pop up hanya butuh waktu 0,8 detik tapi bunyinya masih terasa agak kasar.

Fitur dan Spesifikasi Vivo Apex

Prototype smartphone Vivo Apex ini telah menggunakan chipset Qualcomm teranyar Snapdragon 845 dengan RAM 6GB dan menggunakan port USB Type-C, spesifikasinya memang sudah seharusnya begitu.

Selain itu, salah satu fitur yang paling futuristik adalah ‘half-screen in-display fingerprint scanning technology‘, di mana kita dapat menyentuh area manapun di separuh bawah layar untuk pemindaian sidik jari, memungkinkan pengalaman yang lebih fleksibel dan intuitif.

Saya sudah mencobanya, proses unlock-nya sangat cepat tapi keamanan masih dipertanyakan. Karena ketika saya mendaftarkan sidik jari saya dan dilanjutkan sidik jari orang lain, keduanya terbaca padahal hanya satu yang didaaftarkan. Tapi hal itu bisa dimaklumi, mengingat unit tersebut masih berupa prototype.

Ada juga fitur pemindaian dual-fingerprint yang membawa level keamanan terbaru, di mana membutuhkan dua orang untuk melakukan otentikasi secara bersamaan. Baik itu teman, pasangan, atau keluarga – fitur ini membantu melindungi data milik kedua pengguna.

hands-on-smartphone-vivo-apex-concept-10

Kabarnya Vivo Apex bakal diproduksi massal pada bulan Juni 2018, spesifikasi dan desainnya tentu bisa saja mengalami perubahan. Tapi yang pasti, sangat kecil kemungkinannya masuk Indonesia.

Namun bila Vivo Apex masuk ke tanah air, maka saya yakin perhatian masyarakat pada brand Vivo semakin tinggi, naik kelas yang mungkin sebanding dengan Samsung, LG, ataupun Apple bahkan Nokia – mereka semua punya perangkat flagship yang ditawarkan dan kapan Vivo?

Susul Seniornya, Vivo X21i Berbekal Chipset MediaTek

Beberapa hari setelah dikabarkan menjalani pengujian di TENAA, Vivo X21i akhirnya resmi diluncurkan di Tiongkok sebagai penerus bagi pendahulunya, Vivo X21 yang dirilis pada bulan Maret lalu. X21i mendapatkan bekal chipset MediaTek Helio P60 bukan Snapdragon 660 seperti di Vivo X21.

Menampilkan desain yang identik dengan Vivo X21 terdahulu, smartphone dual-SIM (Nano) berbasis Android 8.1 Oreo ini membawa layar Super AMOLED 6,8 inci full-HD + (1080×2280 piksel) yang dikemas apik dengan aspek rasio 19: 9 dan kaca melengkung 2.5D. Menjawab tren, Vivo menyisipkan notch di dahi yang menjadi rumbah bagi kamera depan dan sejumlah sensor.

vivo-x21i1

Melahap semua proses operasional perangkat, duduk chipset MediaTek Helio P60 (MT6771) SoC yang disandingkan dengan opsi RAM 4GB dan 6GB, serta APU yang fokus pada AI. Bagian belakang Vivo X21i memiliki pengaturan kamera ganda masing-masing dengan sensor 12 megapiksel dengan aperture f / 1.8 dan sensor 5-megapiksel dengan lensa aperture f / 2.4. Kombinasi kamera ini disempurnakan oleh hadirnya sejumlah fitur seperti panorama dan stiker AR. Sementara itu di bagian depan, terdapat sensor 24 megapiksel yang mendukung mode AI Beauty dan mendukung teknologi pengenalan wajah sebagai alternatif sensor sidik jari. Sensor sidik jari sendiri berdiam di bagian belakang bersama kamera utama.

vivo-x21i-2

Vivo X21i menawarkan dua opsi penyimpanan internal, yakni 64GB dan 128GB yang dapat diperluas dengan tambahan kartu microSD sampai dengan 256GB. Pada bagian konektivitas, ada sejumlah fitur standar seperti 4G LTE, Wi-Fi, Bluetooth, GPS / A-GPS, dan USB 2.0.

Harga dan Ketersediaan

Seperti sudah diulas di atas, Vivo X21i  ditawarkan dua varian berbeda. Tetapi harga jual keduanya ternyata sama. Baik varian 64 GB + 6 GB RAM ataupun varian 128 GB + 4 GB sama-sama dijual seharga 2.698 Yuan ($425). Pre-ordernya sudah dimulai di toko resmi Vivo, JD.com, Tmall, dan Suning. Sedangkan penjualan resminya sendiri dijadwalkan dimulai pada tanggal 19 Mei waktu Tiongkok.

Sumber berita GSMArena.