Kacamata Sekaligus Activity Tracker Level Akhirnya Siap Dipasarkan

Agustus 2016 lalu, VSP selaku salah satu penyedia layanan kesehatan mata terbesar di Amerika Serikat memamerkan sebuah kacamata pintar bernama Level. Level bisa dianggap sebagai Fitbit untuk wajah, sebab terlepas dari wujudnya yang menyerupai kacamata biasa, ia mampu memonitor aktivitas fisik penggunanya.

Sejak diumumkan, Level sudah diuji oleh ratusan relawan lewat program kerja sama antara VSP dan University of Southern California. Tujuan dari pengujian tersebut adalah memastikan Level bisa memiliki peran yang lebih besar ketimbang activity tracker berbentuk gelang atau jam tangan pada umumnya.

Hasil tesnya terbukti positif. Dari 284 partisipan, 221 terus menggunakan Level dari awal sampai akhir program berdurasi 15 minggu tersebut. Sisanya berhenti menggunakan di tengah jalan, dan ada beberapa yang memutuskan untuk tidak berpartisipasi sama sekali.

Kesimpulan yang bisa ditarik dari pengujian Level adalah, konsumen lebih suka dengan activity tracker yang menjadi satu dengan kacamatanya ketimbang yang berwujud perangkat wearable terpisah. Ini senada dengan pemikiran VSP: kalau seseorang memiliki gangguan penglihatan, ia tak akan lupa mengenakan kacamatanya, dan kalau kacamata yang digunakan adalah Level, berarti orang tersebut bisa terus memonitor aktivitas fisiknya.

Level Smart Glasses

Berangkat dari hasil pengujian yang positif itu, VSP pun akhirnya memutuskan untuk mulai memasarkan Level. Versi retail-nya ini nyaris tidak berbeda dibanding yang diumumkan sebelumnya, dengan desain yang stylish dan tidak menyerupai gadget – meski menurut saya masih kalah stylish dari Intel Vaunt yang baru-baru ini diungkap.

Semua komponen esensialnya – accelerometer, gyroscope dan magnetometer – disematkan dengan rapi di tangkai sebelah kiri. Level murni merupakan sebuah activity tracker, ia siap memonitor jumlah langkah kaki, kalori yang terbakar dan durasi aktivitas fisik, tapi tidak untuk meneruskan notifikasi.

Semua data yang dikumpulkan akan diteruskan ke aplikasi smartphone via Bluetooth. Level dilengkapi baterai rechargeable yang diperkirakan bisa tahan sampai sekitar lima hari, sebelum perlu di-charge kembali via micro USB, dengan port yang tersembunyi di engsel sebelah kiri.

Level Smart Glasses

Sebagai pemanis, VSP turut menambatkan fitur-fitur seperti “Find My Glasses”, serta “Eyes of Hope”, di mana target harian masing-masing pengguna bakal diterjemahkan menjadi poin terakumulasi. Ketika poinnya sudah mencapai 50, VSP akan menyediakan tes mata sekaligus kacamata kepada yang membutuhkan secara cuma-cuma – bisa anak-anak, lansia, tuna wisma atau veteran perang, tergantung pilihan masing-masing pengguna.

Soal desain, frame Level terbuat dari bahan selulosa asetat yang biasanya digunakan untuk film fotografi, lalu diimbuhi aksen stainless steel. Warna yang tersedia ada empat: hitam, abu-abu, classic tortoise dan grey tortoise.

Kekurangan Level menurut saya ada dua. Yang pertama, harganya cukup mahal di angka $270. Kedua, bahkan di AS sendiri perangkat ini bakal sulit didapatkan, mengingat VSP baru akan memasarkannya di segelintir kota besar saja mulai April mendatang.

Sumber: Engadget dan VSP.

Level Adalah Fitness Tracker yang Menyamar Menjadi Kacamata Biasa

Fitness tracker sudah terbukti cukup efektif dalam memotivasi pengguna untuk menjaga kebugaran tubuhnya. Namun ketika perangkat lupa di-charge atau pengguna sekadar lupa memakainya, hal ini kerap menjadi alasan untuk absen beraktivitas fisik pada hari tersebut.

Lalu bagaimana caranya supaya kita tidak lupa mengenakan perangkat potensial ini? Apakah mungkin ada bentuk lain selain gelang dan jam tangan yang sifatnya lebih wajib buat pengguna? Tentu saja ada, yaitu kacamata. Seseorang dengan gangguan penglihatan pastinya tidak akan lupa mengenakan kacamata setiap harinya.

Berangkat dari premis ini, VSP yang sangat berpengaruh dalam memfasilitasi kesehatan mata di Amerika Serikat mencoba mewujudkan ide jeniusnya, yakni sebuah kacamata yang merangkap tugas sebagai fitness tracker. Ide ini pertama mereka eksekusi tahun lalu, dan tahun ini mereka sudah semakin siap dengan produk versi finalnya.

Level beserta kemasannya, lagi-lagi lebih terasa seperti kacamata biasa ketimbang gadget / VSP
Level beserta kemasannya, lagi-lagi lebih terasa seperti kacamata biasa ketimbang gadget / VSP

Dijuluki Level, saya yakin Anda akan kesulitan membedakannya dengan kacamata biasa. Ia tidak kelihatan seperti sebuah gadget, tapi jika Anda cermat, bagian tangkainya memang sedikit lebih tebal dari biasanya, dan di sinilah mayoritas komponen elektroniknya ditanamkan.

Estetika memang merupakan aspek penting ketika berbicara soal kacamata. Pasalnya, kacamata mungkin merupakan satu-satunya benda yang kita kenakan tepat di wajah. Untuk itu, tim lab inovasi VSP berusaha membuat Level setipis dan seringkas mungkin, hingga akhirnya terlihat seperti kacamata biasa.

Pada frame di bagian pelipis, telah tertanam accelerometer, gyroscope, dan magnetometer. Berbekal sensor-sensor ini, Level sejauh ini sudah bisa memonitor jumlah langkah kaki, kalori yang terbakar maupun durasi aktivitas. Data yang dikumpulkan kemudian akan diteruskan ke aplikasi Android dan iOS.

Aplikasi ini juga menyimpan fitur unik bernama Find My Glasses dimana pengguna bisa menemukan kacamatanya yang tidak sengaja terselip di suatu tempat. Fitur lain yang tidak kalah menarik berkaitan dengan program Eyes of Hope milik VSP. Sederhananya, akumulasi poin dalam jumlah tertentu yang pengguna kumpulkan dengan cara memenuhi target harian akan diterjemahkan menjadi sumbangan kacamata kepada seseorang yang membutuhkan.

Port untuk charging tersembunyi di engsel salah satu tangkai milik Level / VSP
Port untuk charging tersembunyi di engsel salah satu tangkai milik Level / VSP

Bagaimana dengan baterainya? Menurut tim pengembangnya, satu kali charge selama 30 menit bisa memberikan daya yang cukup untuk tiga hari pemakaian. Port untuk charging-nya sendiri tersembunyi di balik engsel salah satu tangkainya dan memanfaatkan magnet.

Sejauh ini VSP belum mempunyai rencana pasti terkait komersialisasi Level. Mereka tengah menjalin kerja sama dengan University of Southern California guna mengadakan studi selama empat bulan yang akan memvalidasi keunikan dan kepraktisan Level bersama ratusan sukarelawan.

Sumber: Engadget dan VSP.