Resep yang Buat Harry Potter: Magic Awakened Sukses di Tiongkok

Harry Potter: Magic Awakened diluncurkan pada 9 September 2021. Meskipun hanya dirilis di beberapa negara Asia — Tiongkok, Hong Kong, Taiwan, dan Makau — game buatan NetEase itu berhasil mendapatkan lebih dari US$228 juta dalam waktu kurang dari 2 bulan. Dengan begitu, Magic Awakened menjadi game dengan pemasukan terbesar ke-2 dalam franchise Harry Potter, menurut data dari Sensor Tower.

Tiongkok, pasar game terbesar di dunia, menjadi kunci dari kesuksesan NetEase dengan Magic Awakened. Di negara tersebut, Magic Awakened berhasil menjadi game dengan jumlah download paling banyak dan pemasukan terbesar di iOS. Tak hanya itu, Magic Awakened bahkan berhasil mempertahankan gelar itu selama tujuh hari berturut-turut. Menurut Niko Partners, Magic Awakened menjadi game non-Tencent pertama yang berhasil mendapatkan pencapaian tersebut sejak Onmyoji dirilis pada 2016.

Jika Anda membandingkan Magic Awakened dengan Onmyoji, Anda akan menemukan beberapa kesamaan antara keduanya. Pertama, keduanya sama-sama digarap oleh NetEase. Faktanya, tim dan produser dari Onmyoji juga ikut serta dalam pengembangan Magic Awakened. Kedua, baik Magic Awakened dan Onmyoji sama-sama merupakan card-based RPG.

Lalu, apa saja yang dilakukan oleh NetEase sehingga Magic Awakened bisa langsung populer di Tiongkok? Menurut Niko Partners, ada empat hal yang membuat Magic Awakened sukses. Berikut penjelasan lengkapnya.

Popularitas Franchise Harry Potter di Tiongkok

Salah satu alasan mengapa Magic Awakened disambut dengan hangat di kalangan gamers Tiongkok adalah karena popularitas franchise Harry Potter di negara itu. Di Tiongkok, novel pertama Harry Potter diluncurkan pada Agustus 2000, 3 tahun setelah versi bahasa Inggris dari novel itu diluncurkan. Berdasarkan data dari Beijing Youth Daily, total penjualan novel Harry Potter di Tiongkok mencapai sekitar 200 juta buku.

Walau novel terakhir dari Harry Potter diluncurkan pada 2007 dan film terakhir dari franchise itu ditayangkan pada 2011, belakangan, franchise Harry Potter kembali populer di kalangan masyarakat Tiongkok. Alasannya, karena pada tahun lalu, film Harry Potter pertama kembali ditayangkan di bioskop Tiongkok. Tak hanya itu, bulan lalu, Universal Studio Resort juga resmi dibuka di Beijing. Di sana, ada area khusus untuk Harry Potter.

Universal Beijing Resort punya bagian khusus untuk Harry Potter. | Sumber: Facebook

Keberadaan Magic Awakened pertama kali diumumkan pada Oktober 2019 oleh Warner Bros. dan Portkey Games, divisi WB yang bertanggung jawab untuk membuat dan merilis game Harry Potter. Proses pengembangan Magic Awakened sendiri ditangani oleh NetEase dan Portkey Games. Sejak keberadaan Magic Awakened diumumkan, informasi terkait game itu perlahan diungkap, seperti fakta bahwa di Magic Awakened, pemain akan bisa menjadi murid Hogwards. Dengan begitu, NetEase berhasil membuat gamers Tiongkok tertarik dengan Magic Awakened bahkan sebelum game itu diluncurkan.

Kampanye Marketing Pra-Peluncuran

Popularitas franchise Harry Potter bukan satu-satunya alasan di balik kesuksesan Magic Awakened. Faktor lain yang membuat game itu populer di kalangan gamers Tiongkok adlaah kampanye marketing yang dilakukan oleh NetEase sebelum peluncuran. Melalui kampanye pra-peluncuran, NetEase membiarkan orang-orang untuk mengunduh Magic Awakened dua hari sebelum game diluncurkan. Setelah mengunduh game itu, orang-orang akan bisa mengakses beberapa segmen dari Magic Awakened.

Salah satu hal yang bisa pemain lakukan sebelum game diluncurkan adalah membuat karakter dan ikut serta dalam Sorting Hat Ceremony. Tak berhenti sampai di situ, pemain juga bisa menghias ruang asrama mereka dan mengundang teman-teman mereka untuk bermain bersama. Semua hal ini mendorong para pemain untuk berbagi pengalaman mereka memainkan Magic Awakened di media sosial, seperti Weibo dan WeChat. Alhasil, ada lebih dari 15 juta orang yang mendaftarkan diri dalam pra-registrasi.

Gameplay yang Unik

Tidak peduli seberapa cakap sebuah perusahaan melakukan marketing, jika gameplay dari sebuah game membosankan, maka pada akhirnya, para pemain akan meninggalkan game itu. Kabar baiknya, NetEase berhasil memberikan gameplay yang unik pada Magic Awakened dengan menggabungkan elemen RPG dengan CCG. Selain itu, game tersebut juga menyediakan mode PvE dan PvP. Story Mode dari game itu bahkan menerapkan sistem real time battles. Jadi, saat battle, pemain bisa menggerakkan karakter mereka. Hal ini penting karena posisi pemain akan mempengaruhi efektivitas dari sihir yang mereka gunakan.

Dalam Magic Awakened, NetEase juga menyediakan special cards. Kartu-kartu khusus tersebut bisa digunakan oleh pemain untuk memanggil karakter atau binatang legendaris dari dunia Harry Potter. Selain Story Mode, NetEase juga melengkapi Magic Awakened dengan berbagai mode dan mini game. Harapannya, jumlah gamers yang tertarik untuk memainkan game itu akan bertambah. Beberapa mini game yang ada di Magic Awakened antara lain quidditch, dance mode, serta roguelike mode di Forbidden Forest.

Fitur Sosial

Terakhir, aspek yang membuat Magic Awakened sukses di Tiongkok adalah adanya fitur sosial dalam game. Fitur sosial sudah terintegrasi ke dalam game sebelum atau setelah game diluncurkan. Sebelum game diluncurkan, para gamers bisa menggunakan fitur sosial pada game untuk berbagi pengalaman mereka ketika mereka melalui Sorting Hat Ceremony untuk menentukan asrama yang akan mereka tinggali.

Setelah game diluncurkan, fitur sosial pada game pun menjadi semakin beragam. Para gamers tidak hanya bisa membagikan konten tentang events dalam game ke media sosial, mereka juga bisa mengakses grup diskusi, walkthrough, dan bahkan video dalam jaringan sosial internal pada game. Fitur sosial memang salah satu fitur penting untuk gamers Tiongkok. Karena, bagi gamers Tiongkok, bermain game merupakan bagian dari bersosialisasi.

Magic Awakened di Masa Depan

Magic Awakened memang telah sukses untuk menarik hati para gamers di Tiongkok. Namun, hal itu bukan berarti game itu sudah sempurna. Masih ada beberapa keluhan yang disampaikan oleh para gamers. Salah satunya adalah sistem monetisasi yang sangat agresif. Jika pemain ingin mendapatkan kartu level tinggi, maka dia harus siap untuk mengeluarkan uang. Protes lain dari para pemain adalah ketika mereka membeli item dalam game, pembelian itu berubah menjadi subscription aktif.

Dari segi cerita, sebagian pemain mengeluhkan bahwa ada beberapa bagian dalam Magic Awakened yang tidak realistis atau tidak sesuai dengan cerita di novel Harry Potter. Misalnya, dalam game, pemain bisa mendapatkan spells yang seharusnya tidak bisa diakses oleh para murid Hogwards. Contoh lainnya, pemain bisa menggunakan Unforgivable Curses. NetEase mencoba untuk mengatasi masalah itu satu per satu. Saat ini, mereka akan membatasi jumlah Unforgiveable Curses yang bisa pemain gunakan.

Ke depan, NetEase sudah punya rencana untuk mengekspansi dunia dalam Magic Awakened dengan menambahkan lokasi-lokasi baru yang bisa pemain jelajahi. Selain itu, mereka juga akan memperkenalkan elemen gameplay baru. Baik NetEase maupun Warner Bros. telah mengonfirmasi bahwa mereka akan meluncurkan Magic Awakened di pasar internasional. Hal ini sesuai dengan ambisis NetEase untuk memperbesar kontribusi pasar game global ke pemasukan mereka. Saat ini, hanya 10% dari pemasukan game NetEase berasal dari pasar internasional. Mereka berharap, dalam beberapa tahun ke depan, angka itu akan naik hingga 50%.

Susul Nickelodeon, Warner Bros. Umumkan Crossover Fighting Game Berjudul MultiVersus

Warner Bros. Games baru saja mengumumkan MultiVersus, sebuah crossover fighting game anyar dengan deretan karakter yang berasal dari koleksi IP milik mereka, mulai dari Looney Tunes, DC Comics, Scooby Doo, bahkan sampai Game of Thrones.

Tentu saja ini bukan pertama kalinya sebuah franchise besar mencoba meniru formula sukses yang dipopulerkan oleh Nintendo lewat seri Super Smash Bros., sebab ada Nickelodeon All-Star Brawl yang baru saja dirilis bulan lalu. Namun tidak seperti kedua game tersebut, MultiVersus merupakan sebuah game free-to-play (F2P).

Selain mode 1v1, MultiVersus juga menawarkan mode 2v2 dan 4-Player Free For All. Dalam mode 2v2, para pemain dituntut untuk menerapkan strategi kerja sama yang efektif, sebab karakter-karakter dalam MultiVersus memang dirancang untuk melengkapi satu sama lain secara dinamis.

Salah satu contohnya, ketika Bugs Bunny menggunakan skill untuk menggali terowongan di bawah tanah, rekan setimnya juga bisa ikut masuk ke lubang tersebut dan melancarkan serangan kejutan dari titik keluar di sisi yang berlawanan.

Sejauh ini MultiVersus memiliki 13 karakter, masing-masing dengan pengisi suara aslinya, namun jumlahnya dipastikan bakal bertambah seiring berjalannya waktu. Selain dari IP yang sudah terkenal, WB turut merancang karakter baru untuk MultiVersus.

Sebagai game F2P, sudah sewajarnya MultiVersus menawarkan konten in-app purchase, semisal skin untuk tiap karakter — Superman dengan skin Black Lantern kelihatan sangat keren — dan WB Games berniat menghadirkannya dalam format season-based. Cuplikan di trailer-nya juga sempat memperlihatkan elemen dari sistem battle pass.

Cross-play dan cross-progression merupakan fitur standar untuk MultiVersus, dan pengembangnya berjanji untuk menyediakan dedicated server dari hari pertama peluncuran guna meminimalkan problem seputar koneksi. Selain online, MultiVersus juga mendukung local multiplayer.

MultiVersus dikembangkan oleh studio baru bernama Player First Games. Permainan rencananya akan dirilis di tahun 2022 di PC, PlayStation, dan Xbox. Entah kenapa alasannya, WB Games tampaknya tidak punya rencana untuk menghadirkan game ini di Nintendo Switch.

Bagi yang sudah tidak sabar, pengembang MultiVersus berencana menggelar sesi playtest dalam waktu dekat. Kalau tertarik, silakan mendaftarkan diri melalui situs resminya.

Sumber: IGN.

Microsoft Tertarik untuk Beli WB Interactive?

Microsoft dikabarkan tertarik untuk membeli divisi gaming dari Warner Bros., menurut laporan The Information, mengutip 2 orang yang mengaku tahu tentang hal ini. Warner Bros. Interactive Entertainment alias WB Interactive, yang saat ini ada di bawah naungan perusahaan telekomunikasi asal Amerika Serikat AT&T, merupakan publisher dari seri Batman: Arkham, Middle-Earth: Shadow of Mordor, Mortal Kombat, The Witcher 3: Wild Hunt, dan banyak game Lego serta Harry Potter.

Dikabarkan, alasan Microsoft tertarik untuk membeli WB Interactive adalah karena mereka hendak meluncurkan Xbox versi yang lebih murah sebagai alternatif dari Xbox Series X, menurut laporan Yahoo Finance. Pada akhir Juni 2020, dokumen Microsoft bocor ke internet. Dokumen itu berisi rencana Microsoft untuk merilis konsol Xbox dengan harga lebih murah yang dinamai Xbox Series S.

Saat ini, AT&T memang tengah mencoba untuk menjual aset-aset mereka demi membayar utang sebesar SU$154 miliar. Selain Microsoft, ada beberapa perusahaan lain yang dikabarkan tertarik untuk membeli WB Interactive, seperti Take Two Interactive, Electronic Arts, dan Activision Blizzard. Bulan lalu, AT&T disebutkan akan menjual WB Interactive senilai US$4 miliar.

microsoft beli WB interactive
IP Mortal Kombat akan menjadi bagian dari akuisisi NetherRealm Studios . | Sumber: Steam

Perusahaan manapun yang akhirnya mengakuisisi WB Interactive juga akan mendapatkan beberapa studio game di bawah naungan divisi tersebut, seperti Avalanche Software, Monolith Production, NetherRealm Studios, Rocksteady Studios, TT Games, dan berbagai studio WB Games lainnya. Dan akuisisi NetherRealm juga mencakup pembelian IP Mortal Kombat.

Namun, membeli WB Interactive bukan berarti sebuah perusahaan akan mendapatkan hak atas karakter seperti Batman atau Harry Potter. Nantinya, jika mereka ingin menggunakan karakter-karakter tersebut dalam game mereka, mereka tetap harus mendapatkan izin lisensi dari pemilik IP tersebut.

Satu hal yang pasti, jika Mcirosoft memang membeli WB Interactive, maka hal ini akan membuat jumlah developer Xbox Game Studios meroket, menurut laporan IGN. Sebelum ini, Microsoft juga telah mengakuisisi beberapa developer ternama seperti Ninja THeory, Obsidian, Double Fine, dan lain sebagainya.

Tahun ini, persaingan antara Sony dan Microsoft kembali memanas. Pasalnya, keduanya akan meluncurkan konsol next-gen pada tahun ini. Selain berlomba-lomba dalam membuat konsol berperforma tinggi, baik Sony dan Microsoft juga akan bersaing dalam menyediakan game eksklusif untuk konsol mereka. Faktanya, Microsoft akan memamerkan beberapa game untuk Xbox Series X pada akhir Juli mendatang. Jadi, tidak heran jika Microsoft tertarik untuk membeli WB Interactive.

Sumber header: Steam

Bocoran Info Indikasikan Tengah Digarapnya Game Open World Harry Potter

Kesuksesan buku dan film Harry Potter mendorong ekspansi franchise ini ke bentuk hiburan lain, misalnya drama panggung lewat The Cursed Child, dibuatnya seri ‘prekuel’ Fantastic Beast, hingga dibukanya taman bermain The Wizarding World. Harry Potter juga berkali-kali diadopsi ke video game: ada delapan permainan tie-in film serta tak kurang dari enam judul spin-off.

Sebagai upaya untuk lebih mencurahkan perhatiannya pada ranah produksi game Harry Potter, Warner Bros. Interactive mendirikan Portkey Games di tahun 2017. Kiprah tim publisher ini dimulai beberapa bulan silam melalui peluncuran Harry Potter: Hogwarts Mystery di perangkat bergerak. Dan bersama Niantic, Portkey Games berencana untuk merilis permainan augmented reality mobile  Harry Potter: Wizards Unite.

Dalam pengumumannya tahun lalu, Warner Bros. juga menyingkap agenda untuk menggarap permainan Harry Potter di console. Perusahaan itu memang tak banyak membahasnya, tapi sebuah bocoran info baru mengindikasikan ke arah mana game tersebut dikembangkan dan siapa yang dipercayakan buat mengerjakannya. Laporan itu datang dari pengguna Reddit yang diperkuat oleh rekaman video.

Sang narasumber menjelaskan bahwa Warner Bros. menunjuk developer Avalanche Software untuk menciptakan permainan action-role playing berformula open world yang mengambil latar belakang dunia Harry Potter. Status video sudah dinonaktifkan atas permintaan Warner Bros., namun mereka yang telah menyaksikannya menyampaikan bagaimana game diisi oleh sejumlah hal familier: penyihir, tongkat sihir, troll dan goblin, serta lokasi-lokasi seperti Hogwarts dan Diagon Alley.

Game kabarnya di-setting pada abad ke-19, sebelum petualangan Harry Potter dimulai. Tokoh utamanya adalah seorang pemuda yang bergabung di sekolah sihir Hogwarts di tahun kelima berkat kekuatan unik yang dimilikinya. Game disuguhkan dalam perspektif orang ketiga dan berdasarkan videonya, juga mempersilakan kita menciptakan serta mengustomisasi penampilan karakter.

Selain itu, game turut menghidangkan pernak-pernik khas RPG, misalnya sistem crafting ramuan dan kesempatan mempelajari jenis sihir baru. Selanjunya, Anda dipersilakan memilih salah satu dari empat asrama di Hogwarts, membangun pertemanan, hingga menentukan baik-buruknya karakter. Sang tokoh utama bisa diarahkan menjadi jenis penyihir tertentu – developer sudah menyiapkan delapan opsi.

Perlu diketahui bahwa meski namanya mirip, Avalanche Software berbeda dari Avalanche Studios. Avalanche Software adalah tim yang bertanggung jawab dalam pembuatan seri Disney Infinity, sedangkan Avalanche Studios ialah developer dari Just Cause. Informasi dan bocoran video terkait game Harry Potter ini sendiri terlihat cukup autentik, namun eksistensinya sama sekali belum dikonfirmasi oleh Warner Bros. Interactive Entertainment.

Via Polygon. Header: Pottermore.

Selain Wizards Unite, Warner Bros. Juga Garap Game Harry Potter Untuk Console

Enam tahun sudah berlalu sejak Harry Potter and the Deathly Hallows Part 2 tayang di layar lebar. Untuk memelihara ketertarikan fans terhadap franchise hiburan terbesar di dunia itu, dibangunlah website digital publishing sekaligus eCommerce Pottermore, dan baru saja, Warner Bros. mengumumkan kerja sama dengan Niantic Labs buat menciptakan game Harry Potter berbasis AR.

Dan kabar gembira buat penggemar tak berhenti sampai di sana. Lewat situs Pottermore, Warner Bros. Interactive Entertainment juga mengumumkan proyek penggarapan permainan Harry Potter di console. Dan menariknya lagi, mereka tak hanya berniat mengembangkan satu atau dua judul saja, tapi menyajikannya secara bersambung. Permainan-permainan ini nantinya akan diluncurkan di console serta perangkat mobile.

Untuk menunjang agenda mereka itu, Warner Bros. Interactive Entertainment turut meresmikan label baru bernama Portkey Games, diberi tugas mengawasi (dan mungkin mengelola) peluncuran game-game bertema dunia Harry Potter. Kata Portkey terdengar familier? Itu karena di jagat sihir J.K. Rowling ini, Portkey adalah objek yang bisa membawa Anda ke suatu lokasi cukup dengan menyentuhnya.

Informasi terkait permainan anyar Harry Potter masih sangat minim. Warner Bros. hanya bilang bahwa game-game tersebut akan mengajak Anda berkenalan dengan tokoh-tokoh baru serta bertemu karakter-karakter klasik. Kata sang publisher, momen itu ‘bisa terjadi di periode berbeda dalam hidup sang tokoh’, mengindikasikan latar belakang era yang bervariasi. Game boleh jadi merupakan prekuel, sekuel, atau di-setting saat tujuh buku (atau delapan film-nya) sedang berlangsung.

President of Warner Bros. Interactive Entertainment David Haddad mengungkapkan kegembiraannya terkait pengumuman ini, “Dengan berdirinya Portkey Games, kami merasa bersemangat buat memenuhi permintaan para penggemar yang menginginkan lebih banyak permainan berbasis Dunia Sihir J.K. Rowling. Saat ini, kami berkolaborasi bersama para kreator bertalenta untuk menciptakan game berkonsep ‘player-generated stories‘.”

Player-generated stories adalah salah satu bentuk dari konsep konten user-generated. Beberapa game yang mengusungnya adalah Star Trek Online, Second Life dan EverQuest 2, sehingga ada kemungkinan permainan anyar tersebut adalah game MMO. Saya pribadi lebih mengharapkan permainan single-player sandbox yang mempersilakan pemain menciptakan karakter custom-nya sendiri.

Sejak 2001, publisher berbeda telah mengadopsi Harry Potter ke medium hiburan video game, namun mayoritas dari mereka ialah tie-in film, dan sisanya merupakan versi Lego. Belum ada dari mereka yang betul-betul mengesankan, kecuali mungkin Quidditch World Cup.

Shadow of War Tampilkan Sisi Kelam Dari Dunia Fantasi Kreasi JRR Tolkien

Berakhirnya petualangan ‘Sembilan Pembawa Cincin’ dan hancurnya Sauron tidak menghentikan orang untuk menggali dunia fantasi Middle-earth lebih dalam. Selain trilogi film The Hobbit, Tolkien Estate belum lama ini juga melepas novel Beren and Luthien, mengisahkan dua karakter yang menjadi fokus di salah satu bab di buku The Silmarillion.

Dunia fantasi kreasi JRR Tolkien itu juga sering diadaptasi ke medium video game, dan di sana, developer bisa lebih leluasa berkarya. Lewat Middle-earth: Shadow of Mordor, Warner Bros. Interactive Entertainment mencoba mengisi kekosongan antara The Hobbit dan trilogi The Lord of the Rings dengan kisah balas dendam. Dan di sekuelnya, Shadow of War, tim pengembang mengekspos sisi kelam dunia itu lebih jauh lagi.

Seperti game sebelumnya, Shadow of War akan kembali mempertemukan Anda dengan tokoh-tokoh legendaris di Middle-earth (misalnya Gollum dan Sauron di Shadow of Mordor). Dan di permainan baru itu, Talion dan Celebrimbor akan berhadapan dengan satu karakter berbahaya yang sempat mengancam nyawa Sam dan Frodo dalam perjalanan mereka menghancurkan One Ring: Shelob.

Menariknya, Shelob di Middle-earth: Shadow of War tidak sekedar diperlihatkan sebagai laba-laba raksasa menakutkan. Lewat trailer, Warner Bros. menampilkan sisi berbeda dari Shelob, dimunculkan dalam wujud wanita. Dari keterangan publisher, Shelob akan memegang peranan penting di permainan, namun pertanyaannya, apakah ia betul-betul bisa dipercaya?

Shadow of War lagi-lagi menyuguhkan formula open-world, dan Anda akan kembali bermain sebagai Talion dalam perjalanannya menghentikan Sauron. Di petualangannya itu, Talion ditemani oleh ruh bangsawan elf Celebrimbor – sosok yang bertanggungjawab menciptakan tiga Elven Ring of Power. Celebrimbor tewas di tangan Sauron, namun ia menolak buat beristirahat dengan damai sebelum sang penguasa kegelapan berhasil dikalahkan.

Di sana, Monolith menyempurnakan dan mengekspansi sistem Nemesis, memungkinkan Talion mengumpulkan pasukan yang terdiri dari orc, troll dan Uruk-hai. Sebagai Talion, Anda dapat berinteraksi dengan mereka, dan karena sistem tersebut didesain non-linear, pengalaman Shadow of War jadi berbeda-beda bagi tiap pemain. Tim developer juga memodifikasi gameplay hack and slash tradisional, memadukannya bersama elemen role-playing.

Middle-earth: Shadow of War rencananya akan dirilis pada tanggal 10 Oktober 2017 di PC, Xbox One dan PlayStation 4 secara bersamaan. Warner Bros. menyediakan empat edisi, yaitu standar, Silver, Gold dan Mithril. Game sudah dapat di-pre-order.

Injustice 2 Teruskan Kisah Tirani Sang Manusia Baja

Tak seperti game fighting lain, Injustice: Gods Among Us berhasil menarik perhatian dua fanbase berbeda. Permainan ini digarap oleh tim asuhan co-creator Mortal Kombat, Ed Boon, namun mengangkat latar belakang jagat fiksi DC Comics. Dan meskipun gamer dipertemukan dengan karakter-karakter superhero dan villain kesayangan, Injustice menghidangkan alur cerita yang orisinal.

Gods Among Us mengangkat tema yang kelam, mengisahkan ‘kejatuhan’ Superman setelah ia dikelabui Joker hingga secara tak sadar menyebabkan kematian jutaan orang, Lois Lane dan anaknya yang belum lahir. Dampaknya sangat buruk bagi moral sang Manusia Baja. Demi mencegah hal ini terjadi lagi, Superman menunjuk dirinya sebagai pemimpin Bumi, menjaga keamanan lewat rezim otoriter. Tak setuju dengan cara itu, Batman memulai pemberontakan.

Injustice 2 1

Injustice pertama selesai dengan berhasil ditaklukkannya Superman, namun kisahnya masih belum usai. Lewat blog PlayStation, NetherRealm Studios menyingkap detail lebih lanjut dari Injustice 2 sembari memublikasikan story trailer pertamanya, yaitu sebuah video berjudul The Lines Are Redrawn. Silakan Anda simak di bawah:

Sesudah berhasil menundukkan Man of Steel, Batman malah mendapatkan perlawanan dari banyak pihak dan kawan-kawannya mulai berguguran. Anak buah Superman masih lolos dari jerat hukum, dan sebuah grup baru bernama The Society muncul dan mengancam kedamaian dunia. Lalu di tengah-tengah kekacauan tersebut, Brainiac hadir memperkeruh keadaan. Batman harus mengumpulkan sekutu baru untuk menghadapi ancaman-ancaman ini.

Bagi NetherRealm, menciptakan narasi Injustice 2 merupakan salah satu bagian paling menarik sekaligus menantang dari pengembangan game. Permainan pertama beserta komik tie-in-nya memberikan developer berbagai ide buat meramu cerita selanjutnya, misalnya mengembangkan kisah Flash dan Harley Quinn, sekaligus berperan sebagai landasan adaptasi tokoh-tokoh baru di Injustice 2 seperti Supergirl serta Blue Beetle.

Injustice 2 2

Tapi meskipun pertempuran antara Superman dan Batman tetap menjadi sorotan utamanya, NetherRealm tak ingin struktur cerita di game pertamanya terulang lagi, dan ini merupakan hal yang sangat sulit.

Injustice 2 3

Setidaknya ada 24 karakter yang dikonfirmasi hadir di Injustice 2, kabarnya jumlah hero dan villain di sana akan lebih banyak dari sebelumnya: Aquaman, Atrocitus, Bane, Batman, Brainiac, Blue Beetle, Darkseid, Deadshot, Flash, Green Lantern, Gorilla Grodd, Harley Quinn, Poison Ivy, Power Girl, Reverse-Flash, Robin, Supergirl, Superman dan Wonder Woman.

Injustice 2 akan dirilis di tanggal 16 Mei nanti, tersedia di platform PlayStation 4, Xbox One, serta iOS dan Android.

Siap Tinggalkan Early Access, Lego Worlds Akan Tersedia di Bulan Februari 2017

Komparasi antara Lego dengan Minecraft memang sulit dihindari karena keduanya mengusung konsep hampir serupa di mana pemain dipersilakan menyusun objek berbasis balok. Minecraft merupakan fenomena di ranah gaming; terjual ratusan juta kopi, menggoda Microsoft membeli IP-nya, serta mendorong satu publisher terkemuka dunia menggarap pesaingnya.

Di bulan Juni tahun lalu, Warner Bros. Interactive Entertainment mengumumkan Lego Worlds, sebuah game sandbox yang menawarkan pemain kebebasan membangun konstruksi berbekal balok-balok mainan kesayangan Anda. Seperti Minecraft, Lego Worlds juga mengusung sistem procedurally generated. Artinya, Anda tidak akan melihat ujung dunia permainan karena konten akan berkembang terus-menerus.

Warner Bros. memercayai tim Traveller’s Tales buat menggarapnya, yaitu studio asal Inggris yang bertanggung jawab dalam pengembangan belasan game Lego – dari mulai Star Wars sampai Harry Potter. Tapi berbeda dari kreasi mereka sebelumnya, Lego Worlds tidak mempunyai elemen cerita serta campaign. Dan bersamaan dengan pengumuman tersebut, Traveller’s Tales turut memulai program early access versi beta di Steam.

Mendekati akhir tahun, publisher dan pengembang akhirnya menginformasikan bahwa Lego Worlds sudah siap keluar dari tahap early access, dan akan meluncur di platform PC, Xbox One serta PlayStation 4 pada tanggal 14 Februari 2017.

Membangun dan eksplorasi merupakan dua pilar utama Lego Worlds. Di sana, Anda bisa berpetualang dalam dunia open world yang seluruhnya terbuat dari blok Lego. Pemain dapat saling sharing kreasi mereka atau menciptakan objek bersama-sama. Traveller’s Tale tak lupa melengkapi game dengan sejumlah fitur unik, misalnya: berbeda dari Minecraft, Anda tak perlu lagi menaruh balok satu per satu lewat tampilan first-person. Developer telah menyediakan tool ala Microsoft Paint untuk menyederhanakan proses membangun.

Lego Worlds juga memungkinkan Anda mengendarai berbagai alat transportasi, seperti pesawat ruang angkasa, mobil, sampai mengendarai naga, dan Anda dipersilakan untuk memodifikasi semuanya. Pemain bisa menikmati Lego Worlds sendiri, secara split-screen, dan terdapat pula mode multiplayer online.

“Lego Worlds memperluas franchise video game Lego kami dengan pengalaman baru yang bersandar pada serunya membangun balok-balok Lego secara fisik,” kata presiden Warner Bros. Interactive Entertainment David Haddad via Eurogamer. “Traveller’s Tales berhasil menciptakan sebuah dunia digital yang luas, dipadu humor khas Lego favorit para penggemarnya.”

Sumber: Venture Beat.

Warner Bros. Ketahuan Menyuap YouTuber, PewDiePie Merespons

Di industri game, opini dari individu atau instansi terpercaya merupakan aspek yang bisa memengaruhi laku atau tidaknya sebuah karya digital. Dan kehadiran platform video sharing serta kemunculan para influencer ternama memberikan keleluasaan bagi publisher untuk memasarkan produk. Tapi tentu saja, di sana masih ada banyak celah yang mudah dieskploitasi.

Beberapa hari lalu, Federal Trade Commission Amerika Serikat berhasil membongkar penyalahgunaan YouTube yang lakukan oleh Warner Bros. Tim publisher ketahuan membayar uang pada para influencer agar permainan Middle-earth: Shadow of Mordor mendapatkan skor tinggi, dan pada akhirnya mendongkrak penjualan game. Meski sponsored content memang bukanlah hal baru di YouTube, WB Games terpergok melanggar ketentuan FTC.

Prosedurnya sebetulnya cukup sederhana: Para bintang YouTube diberikan satu kopi permainan sebelum tanggal rilis dan diminta untuk mempromosikanya. Dengan jumlah subscriber yang begitu banyak, video-video kreasi para influencer ditonton lebih dari 5,5 juta kali. Video Felix Kjellberg alias PewDiePie sendiri berhasil mengumpulkan penonton paling banyak, mencapai 3,7 juta view. Lalu apakah hal itu salah?

Masalahnya, WB Games meminta YouTuber menempatkan informasi bahwa video tersebut disponsori di dalam boks deskripsi (bukan bagian dari konten ataupun judul), kemudian catatan itu sengaja disembunyikan di bagian ‘show more‘. Melalui partner marketing Warner Bros. Plaid Social Labs, FTC juga menemukan instruksi sang publisher pada influencer agar tidak mengekspos glitch dan bug pada penonton.

Mungkin Anda penasaran, mengapa baru ketahuan sekarang, padahal Middle-earth: Shadow of Mordor diluncurkan hampir dua tahun lalu? Kendalanya, Federal Trade Commission baru akan melakukan investigasi jika ada laporan. Dan seperti badan pemerintah lainnya, proses pemeriksaan membutuhkan waktu lama.

Mengetahui namanya tersangkut kasus ini, PewDiePie segera memberikan respons berupa video. Ia menjelaskan bahwa ada banyak YouTuber terlibat dalam program sponsor tersebut, namun karena namanya paling dikenal orang, maka cuma dirinya yang disebutkan. Kjellberg menegaskan, ia terang-terangan menginformasi hubungannya dengan Warner Bros. di bagian About, meskipun sebetulnya bertentangan dengan permintaan publisher.

Menurut PewDiePie, WB Games-lah yang melanggar peraturan FTC dan yang harusnya dikenai sanksi, bukan dirinya. Ia juga berargumen, pedoman mengenai ketentuan disclosure YouTube oleh Federal Trade Commission baru dikeluarkan di tahun 2015, sedangkan videonya (serta permainan Shadow of Mordor) sudah dipublikasi sejak 2014.

Sumber: Eurogamer & Polygon.

Batman: Arkham Knight Versi PC Siap Diluncurkan Kembali

Bagi gamer PC, hari peluncuran Batman: Akham Knight di bulan Juni silam berubah dari momen yang sangat dinanti menjadi pengalaman buruk. Developer seakan-akan terburu-buru dalam merampungkan Arkham Knight. Game tersebut tersuguh setengah matang, dinodai kendala teknis dan masalah performa, memaksa publisher menarik kembali penjualannya. Continue reading Batman: Arkham Knight Versi PC Siap Diluncurkan Kembali