Windows 10X Juga Akan Hadir di Laptop Konvensional?

Fleksibilitas ialah salah satu faktor andalan Windows 10. Sistem operasi current-gen Microsoft ini dirancang agar kompatibel ke seluruh jenis PC, baik desktop, laptop standar, hingga model-model convertible berengsel putar. Namun penyajian PC terus berevolusi, dan belakangan muncullah perangkat berlayar ganda – contohnya Surface Neo dan Surface Duo, yang rencananya akan disusul oleh produk-produk dari Asus, Dell, HP dan Lenovo.

Untuk mendukung pemakaian laptop dua layar, Microsoft menggarap Windows 10X. Lewat Windows 10X, perusahaan mencoba menyempurnakan pengalaman penggunaan berbasis elemen-elemen favorit di Windows 10. Menariknya, ada indikasi Windows 10X tak hanya bisa dinikmati oleh pemilik Surface Neo dan laptop-laptop dual screen. Informasi ini datang dari pengguna Twitter @h0x0d berdasarkan dokumen desain internal yang tak sengaja Microsoft publikasikan.

Sejauh ini, Microsoft baru mengonfirmasi bahwa Windows 10X sengaja disiapkan untuk perangkat foldable dan berlayar ganda. Dari sisi user interface, kabarnya Microsoft memodifikasi bagian taskbar dan menu Start. Menariknya, perusahaan tampaknya berambisi untuk menghidangkan Windows 10X ke lebih banyak produk, termasuk notebook berdesain clamshell tradisional (perangkat berengsel satu arah standar).

Dokumen tersebut menjelaskan, “Baik untuk model clamshell maupun foldable, taskbar tetap tersaji serupa. Bagian ini menyuguhkan rangkaian tuas yang dapat ditarik untuk menciptakan tampilan alternatif.”

Di Windows 10X, istilah menu Start digantikan oleh Launcher. Meski namanya berbeda, fungsi dasarnya tetap sama, namun dititikberatkan pada fitur pencarian. Fungsi search terintegrasi ke web, app yang tersedia, serta file-file spesifik di perangkat Anda. Selain itu, bagian rekomendasi akan selalu diperbarui secara dinamis berdasarkan aplikasi, file serta website yang paling sering Anda buka.

Lewat Windows 10X, Microsoft juga mencoba menyempurnakan fitur pengenal wajah Windows Hello. Ketika kita harus melewati bagian lock di Windows 10 agar Hello dapat melakukan prosses autentikasi, Windows 10X segera mengidentifikasi pengguna begitu layar dinyalakan. Ketika perangkat ‘dibangunkan’, Windows Hello di Windows 10 langsung melakukan pemindaian wajah. Jika user terverifikasi, sistem akan membawa Anda ke bagian desktop.

Dokumen juga membahas versi baru dari File Explorer. Microsoft memang udah lama mengembangkan versi lebih modern Universal Windows Apps dari File Explorer tradisional dan tampaknya kita akan menikmati hasilnya di Windows 10X (kemungkinan membuat akses via sentuhan jadi lebih mudah). Selanjutnya, developer berupaya menyederhanakan bagian notifikasi (Action Center) dan quick settings.

Saat artikel ini ditulis, Microsoft sudah menarik dokumen tersebut dari internet.

Sumber: The Verge.

Login ke Website di Microsoft Edge Bakal Tidak Membutuhkan Password

Mayoritas laptop terkini, khususnya yang berspesifikasi high-end, telah dilengkapi dukungan Windows Hello, baik dalam bentuk sensor pemindai sidik jari atau kamera pengenal wajah. Sayangnya teknologi secanggih itu sementara baru berfungsi untuk memudahkan proses login ke Windows, dan sehari-harinya kita tentu masih perlu login di tempat lain, semisal di sejumlah website.

Kabar baiknya, Microsoft baru saja mengumumkan pembaruan browser Edge yang kini mendukung standar Web Authentication. Sederhananya, Web Authentication memungkinkan pengguna untuk login ke website tanpa password. Dalam konteks Windows Hello, yang dibutuhkan hanyalah sidik jari atau wajah pengguna.

Fitur ini sedang diuji pada versi preview Windows 10, namun rencananya bakal tersedia untuk publik pada Windows 10 versi 1809 nanti. Dari sisi sebaliknya, pemilik website juga harus memberikan dukungan yang sama, sehingga mungkin masih agak lama sebelum skenario passwordless internet ini dapat terealisasi secara luas.

Microsoft Edge Web Authentication

Jadi nantinya pengguna hanya perlu melihat ke arah webcam atau meletakkan jarinya di atas fingerprint sensor untuk masuk ke akunnya masing-masing di berbagai website. Untuk transaksi online misalnya, metode yang sama juga dapat diterapkan ketika pengguna diminta untuk memverifikasi akunnya saat hendak menyelesaikan pembayaran.

Di samping itu, dukungan Web Authentication juga berarti Microsoft Edge kini kompatibel dengan security key eksternal bersertifikasi FIDO2, macam yang diluncurkan Google belum lama ini. Microsoft sudah cukup lama mengutarakan visinya tentang dunia tanpa password, dan langkah-langkah seperti ini adalah bentuk dari usaha mereka.

Sumber: Microsoft dan Windows.

Microsoft Modern Keyboard dengan Sensor Sidik Jari Mulai Dijajakan

Microsoft cukup rajin menelurkan perangkat pendukung untuk smartphone, tablet dan PC berbasiskan Windows. Bulan lalu, hampir tanpa perayaan Microsoft resmi mengumumkan kehadiran keyboard baru bernama Modern Keyboard with Fingerprint ID. Ini adalah tablet yang menonjolkan fitur sensor sidik jari sesuai namanya, yang dirancang khusus untuk mempermudah akses komputer berbasis Windows 10 melalui Windows Hello. Kini, Modern Keyboard with Fingerprint ID resmi tersedia untuk dipinang di Amerika Serikat dan Tiongkok.

Harga jual Modern Keyboard with Fingerprint ID belum berubah, masih seharga $129.99 per unitnya. Microsoft bahkan menawarkan harga paket pendidikan untuk pembeli yang memenuhi syarat, sehingga harganya menjadi $116.99. Masih cukup mahal untuk ukuran sebuah keyboard, namun mengingat kemampuannya lebih dari keyboard biasa, tampaknya Microsoft cukup yakin produk barunya ini akan memperoleh tempat di hati pengguna.

Berbeda dengan keyboard sejenis, Modern Keyboard mempunyai tombol tambahan khusus masih di area papan ketuk yang bekerja sebagai pemindai sidik jari. Seperti yang terlihat di gambar dan video,tombol sidik jari diletakkan di antara tombol ALT dan MENU. Untuk membuka perangkat, pengguna cukup menempelken ujung jari yang telah didaftarkan sebelumnya.

Microsoft Modern Keyboard / YouTube

Modern Keyboard dapat bekerja dengan dua cara, dengan atau tanpa kabel. Jika ingin lebih praktis tanpa kabel, keyboard dapat terhubung melalui Bluetooth 4.0 atau yang lebih baru, atau jaringan nirkabel 2.4GHz. Untuk menopang operasionalnya, di bagian belakang keyboard tertanam baterai yang bisa diisi ulang dengan daya tahan hingga 4 bulan dalam sekali isi.

Microsoft Modern Keyboard

Dalam hal desain, tombol Modern Keyboard dirancang dengan gaya chiclet yang dipoles warna gelap. Kemudian dibalut bingkai aluminium berwarna lebih terang yang memberikan kesan premium.

Sumber berita Slashgear dan Engadget

Pakai Keyboard Microsoft Ini, Anda Tak Perlu Lagi Masukkan Password

Microsoft diam-diam mengumumkan keyboard Bluetooth yang sangat menarik. Dijuluki Microsoft Modern Keyboard, ia merupakan penerus dari Surface Keyboard yang dibundel bersama Surface Studio. Penampilannya tergolong identik, akan tetapi ada satu pembaruan yang sangat penting, yaitu integrasi pemindai sidik jari.

Fingerprint sensor ini Microsoft sembunyikan di balik sebuah tombol di antara tombol Alt dan Ctrl di sebelah kanan yang biasanya dihuni oleh tombol Windows kedua. Memanfaatkan fitur Windows Hello, Anda sejatinya bisa masuk ke Windows ataupun sejumlah website hanya dengan meletakkan jari Anda di atas tombol tersebut, tanpa perlu mencantumkan password sama sekali.

Menariknya, keyboard ini ternyata juga kompatibel dengan perangkat non-Windows, Android atau macOS misalnya, asalkan perangkat dilengkapi konektivitas Bluetooth 4.0. Baru juga dibandingkan pendahulunya adalah opsi untuk menggunakannya dengan kabel, dan pairing pun akan otomatis berlangsung saat ia ditancapkan pertama kali ke perangkat.

Microsoft Modern Keyboard

Seperti yang saya bilang, desainnya hampir tidak berubah dibanding Surface Keyboard. Kerangka keyboard masih terbuat dari aluminium yang terasa kokoh dan berat, bahkan Microsoft mengklaimnya sangat tahan banting. Layout tombol-tombolnya pun juga sama dan masih bergaya chiclet.

Belum ada jadwal pemasaran pasti untuk Microsoft Modern Keyboard selain “segera”. Harganya dipatok $130.

Sumber: Engadget dan The Verge.

Versi Baru LG Gram Masih Berbobot 1 Kg, Tapi Kini dengan Daya Tahan Baterai 24 Jam

Masih ingat dengan LG Gram, laptop 15 inci yang bobotnya tidak sampai 1 kg dan bahkan lebih ringan ketimbang MacBook Air yang punya ukuran layar lebih kecil? LG tampaknya belum menyerah dengan ide ini. Pada ajang CES 2017 kemarin, mereka memperkenalkan versi baru LG Gram yang lebih mencengangkan lagi.

Versi barunya ini hadir dalam tiga ukuran: 13,3 inci, 14 inci dan 15,6 inci. Ketiganya sama-sama mengemas panel layar IPS beresolusi full-HD, sedangkan dapur pacunya dihuni oleh prosesor Intel Core i3, i5 atau i7 generasi ketujuh (Kaby Lake), serta RAM DDR4 berkapasitas 4 GB, 8 GB atau 16 GB, tergantung pilihan konfigurasinya. Storage-nya mengandalkan SSD, dengan kapasitas maksimum 512 GB.

Mempertahankan tradisinya, ketiga laptop ini punya bobot tidak sampai 1 kg: varian 13 inci berbobot 830 gram, 14 inci 860 gram dan 15 inci 980 gram. Semua itu selagi mempertahankan desain bodi yang ramping, tapi di saat yang sama masih mengemas konektivitas yang cukup lengkap, termasuk port USB-C, USB 3.0 dan HDMI.

Versi baru LG Gram kini hadir dalam tiga ukuran yang berbeda, dengan daya tahan baterai seharian / LG
Versi baru LG Gram kini hadir dalam tiga ukuran yang berbeda, dengan daya tahan baterai seharian / LG

Lalu di mana bagian yang bisa membuat kita jadi tercengang? Jawabannya ada pada sektor baterai. Untuk tahun ini, LG akan menawarkan konfigurasi lain buat masing-masing model, dimana baterai yang tertanam memiliki kapasitas hampir dua kali lebih besar dari konfigurasi standar, tepatnya 60 Wh.

Berbekal baterai masif ini, varian 13 incinya dapat beroperasi selama 24 jam dalam satu kali charge, 14 inci selama 23 jam dan 15 inci selama 22 jam. Meski semua ini cuma estimasi berdasarkan benchmark, pada prakteknya konsumen masih akan mendapatkan daya tahan baterai seharian.

Pembaruan lain yang cukup menonjol adalah pemakaian layar sentuh, serta sensor sidik jari terintegrasi yang kompatibel dengan fitur Windows Hello. Sayang LG belum memberikan detail soal banderol harga maupun ketersediaannya.

Sumber: PCMag dan Windows Blog.

Microsoft Gandeng Intel Untuk Memprakarsai Project Evo, Apa Itu?

Intel serta Microsoft adalah dua nama yang tidak bisa dipisahkan  dari perkembangan teknologi, dan kita telah menyaksikan sendiri pesatnya perubahan dan bagaimana transisi tersebut berkaitan erat dengan perilaku konsumen. Ambil contohnya RealSense. Awalnya teknologi ini dirancang untuk PC, tapi kini ia juga diimplementasikan ke drone agar mereka bisa melihat secara 3D.

Melihat potensi pencapaian besar yang menanti di masa depan, kedua raksasa teknologi itu memutuskan untuk bergandengan tangan. Dalam ajang Windows Hardware Engineering Community di kota Shenzhen, Microsoft mengumumkan program kolaborasi bersama Intel untuk ‘mengawinkan’ inovasi paling esensial di bidang hadware, software dan layanan kedua perusahaan demi menciptakan terobosan-terobosan besar selanjutnya. Prakarsa ini mereka namai Project Evo.

Microsoft dan Intel berharap, dengan melangkah bersama, mereka bisa membuat lompatan di segmen gaming, mixed reality, asisten pribadi digital Cortana dan Windows Hello. Project Evo sendiri merupakan bagian dari upaya Microsoft bersama para partner mengevolusi kapabilitas PC ke tingkatan selanjutnya – dengan sistem keamanan yang lebih canggih, selalu terkoneksi, efisien dalam penggunaan listrik, serta usaha me-mainstream-kan kecerdasan buatan.

Ada empat hal yang jadi target Microsoft dan Intel:

  • Menyempurnakan sistem komunikasi jarak jauh di Cortana sehingga Anda bisa bertanya ataupun memintanya menyanyikan lagu dari seberang ruangan.
  • Melakukan inovasi di ranah eSport, broadcasting, memantapkan dukungan resolusi 4K, HDR, wide color gamut, audio spasial, dan membubuhkan koneksi Bluetooth native di controller Xbox.
  • Menyediakan solusi pengaman untuk memproteksi perangkat dari malware dan ancaman hacking, serta meningkatkan kecanggihan sistem pengesahan biometrik dengan Windows Hello, ditambah dukungan Microsoft Intelligent Security Graph serta analisis dari Intel.
  • Merakyatkan pengalaman mixed reality lewat produk head-mounted display serta PC yang terjangkau, dalam upaya menyatukan konten virtual dengan objek di dunia nyata.

Untuk poin terakhir di atas, Microsoft dan Intel sudah menyusun langkah-langkahnya. Pertama-tama mereka meminta persetujuan pemerintah Tiongkok agar developer dan konsumen di China bisa mulai menggunakan HoloLens di paruh pertama tahun 2017. Kedua perusahaan juga telah membagikan spesifikasi headset mixed reality ke para partner seperti Asus, Dell, HP serta Lenovo.

Project Evo 1

Selanjutnya, ada puluhan ribu app yang siap digunakan (termasuk juga video 360 derajat), lalu headset kabarnya akan tersedia bagi para developer di ajang Game Developers Conference 2017.

Sumber: Blog Windows.

Synaptics Kembangkan Trackpad Canggih dengan Pemindai Sidik Jari

Berkat fitur Windows Hello, pemindai sidik jari perlahan menjadi fitur standar untuk laptop. Karena itulah pabrikan yang selama ini bertanggung jawab atas trackpad banyak laptop, Synaptics, mencoba mengembangkan solusi yang lebih canggih dari yang sudah ada sekarang.

Dipamerkan di ajang Computex 2016 kemarin, solusi anyar ini pada dasarnya merupakan trackpad biasa berlapis kaca. Namun yang unik adalah, sensor pemindai sidik jarinya telah ditanamkan pas di balik permukaan kaca tersebut.

Berbeda dari yang sudah ada sekarang, solusi baru ini tidak membutuhkan bidang khusus pada bagian trackpad, seperti yang bisa kita lihat dari gambar di atas, yang juga merupakan garapan Synaptics sebelumnya.

Berdasarkan percobaan yang dilakukan oleh Engadget, wujud trackpad ini tidak berbeda dari trackpad pada umumnya. Fungsinya pun sama persis, akan tetapi ketika otentikasi sidik jari dibutuhkan, pengguna tinggal meletakkan jarinya di atas trackpad.

Synaptics belum mau mengungkapkan kapan pastinya teknologi ini akan muncul di produk-produk besutan brand mitranya. Namun yang bisa dipastikan, teknologi serupa juga bisa diterapkan pada smartphone. Jadi ke depannya sangat mungkin kita bisa memiliki smartphone dengan sensor sidik jari tertanam di bawah layarnya.

Sumber: Engadget.

Acer Luncurkan Switch V 10 dan Switch One 10, Laptop 2-in-1 Berharga Terjangkau

Premis yang ditawarkan laptop 2-in–1 sangat menarik karena konsumen pada dasarnya bisa memiliki laptop sekaligus tablet hanya dengan membayar satu kali saja. Konsep ekonomis ini bahkan semakin diperkuat dengan adanya laptop 2-in–1 berharga amat terjangkau, seperti yang Acer perkenalkan baru-baru ini.

Sebanyak dua laptop 2-in–1 sekaligus Acer ungkap menjelang hajatan tahunan Computex yang digelar di kampung halamannya sendiri. Keduanya adalah Acer Switch V 10 dan Switch One 10. Masing-masing ditujukan untuk kalangan siswa dan keluarga, serta menjalankan sistem operasi yang terbaru, yaitu Windows 10.

Acer Switch V 10 dilengkapi port USB-C untuk charging, transfer data dan output video / Microsoft
Acer Switch V 10 dilengkapi port USB-C untuk charging, transfer data dan output video / Microsoft

Baik Switch V 10 dan Switch One 10 sama-sama ditenagai oleh prosesor quad-core Intel Atom. Keduanya juga mengemas layar sentuh 10,1 inci dengan panel IPS beresolusi HD (1280 x 720 pixel). Tepat di atas layar tersebut adalah kamera untuk video call, dan kedua perangkat pun juga dilengkapi dengan kamera belakang.

Kesamaannya berlanjut pada desain engsel berbasis magnet yang memungkinkan keduanya untuk bertransformasi menjadi empat mode yang berbeda dengan mudah. Acer turut mengintegrasikan sensor sidik jari ke masing-masing perangkat sehingga pengguna nantinya bisa membuka perangkat secara instan dengan bantuan Windows Hello.

Sama seperti Switch V 10, Switch One 10 juga dibekali layar sentuh untuk dipakai sebagai tablet / Microsoft
Sama seperti Switch V 10, Switch One 10 juga dibekali layar sentuh untuk dipakai sebagai tablet / Microsoft

Perbedaan utamanya terletak pada konektivitas. Switch V 10 selangkah lebih maju karena telah mengemas port USB-C yang bisa digunakan untuk charging, transfer data sampai meneruskan output video. Switch V 10 juga punya daya tahan baterai yang sedikit lebih awet, berkisar 9 jam dibanding Switch One 10 yang hanya 8 jam. Lebih lanjut, Switch V 10 sepertinya juga punya bodi lebih tipis, serta hadir dalam beragam pilihan warna.

Terlepas dari itu, keduanya sama-sama sangat menarik perhatian kalau ditinjau dari segi harga. Switch V 10 akan dibanderol seharga $249, sedangkan Switch One 10 malah cuma $199 saja. Sayangnya sejauh ini belum ada informasi apakah Acer berencana membawanya ke Indonesia atau tidak.

Sumber: Windows Blog.

Aplikasi Dropbox untuk Windows 10 Kini Sudah Tersedia

Dropbox memang sudah punya desktop client untuk Windows. Akan tetapi seiring berjalannya waktu, layanan cloud storage tersebut berevolusi telah menjadi sebuah sarana kolaborasi bagi banyak kalangan. Untuk itu, dibutuhkan aplikasi khusus supaya pengguna bisa mendapatkan pengalaman yang lebih baik daripada memakai browser.

Bermitra langsung dengan Microsoft, Dropbox pun merilis aplikasi native untuk Windows 10. Ini bukan pertama kalinya kedua pihak tersebut bekerja sama. Di tahun 2014, Dropbox sempat menghadirkan integrasi Microsoft Office ke dalam layanannya, memudahkan pengguna untuk mengedit file Office dari bermacam perangkat yang ia miliki.

Aplikasi Dropbox untuk Windows 10 ini punya sejumlah fitur yang tak dimiliki desktop client-nya. Utamanya adalah integrasi fitur Windows Hello, dimana pengguna bisa mengganti peran kata sandi dengan sidik jari, wajah maupun iris mata untuk membuka aplikasi Dropbox. Tentunya fitur ini membutuhkan perangkat dengan hardware yang kompatibel.

Dropbox for Windows 10

Ketika menerima undangan untuk mengakses sebuah folder dari pengguna lain, notifikasi akan muncul sehingga pengguna bisa menerimanya tanpa harus membuka aplikasi maupun browser. Pencarian file dapat dilakukan hanya dengan mengetikkan kata kunci, tidak perlu menekan tombol Search terlebih dulu.

Dropbox for Windows 10

Berbagi komentar pada sebuah file juga bisa dilakukan lewat aplikasi Dropbox untuk Windows 10 ini. Dan tentu saja, aplikasi ini juga mendukung fitur drag and drop sehingga pengguna bisa mengunggah dan mengunduh file dari dan menuju komputer dengan mudah.

Aplikasi Dropbox ini sudah bisa diunduh oleh pengguna Windows 10 melalui Windows Store. Versi Windows 10 Mobile-nya tidak lama lagi akan menyusul, karena aplikasi ini telah dirancang dengan basis Universal Windows Platform, yang berarti satu aplikasi untuk semua perangkat Windows 10.

Sumber: Dropbox Blog.

Bisa Memindai Secara 3D, Razer Stargazer Diklaim Sebagai Webcam Tercanggih

Razer sepertinya cukup sibuk memanjakan para pengunjung event CES 2016. Selain mengungkap kehadiran ultrabook mutakhir untuk gaming, Blade Stealth, Razer rupanya juga memperkenalkan perangkat yang kesannya agak kurang ‘gaming‘, yakni sebuah webcam.

Namanya Razer Stargazer. Bukan cuma namanya saja yang keren, karena tentu saja ini bukan sembarang webcam. Razer telah menanamkan teknologi Intel RealSense ke dalamnya, memungkinkan Stargazer untuk memindai wajah Anda secara tiga dimensi.

Sebanyak 78 titik pada wajah bisa ia kenali, yang berarti pengguna PC pada akhirnya dapat menikmati fitur Windows Hello milik Windows 10, membuka komputer hanya dengan mengarahkan wajahnya ke kamera. Tak cuma itu, Stargazer juga bisa mengenali 22 titik di tangan. Apa gunanya? Menurut Razer, pengguna nantinya bisa menjalankan suatu aplikasi dengan menerapkan gesture tertentu.

Razer Stargazer - Dynamic Background Removal

Keberadaan teknologi Intel RealSense ini rupanya sangat dimaksimalkan oleh Razer. Salah satu fitur menarik lain dari Stargazer adalah Dynamic Background Removal. Fitur ini pada dasarnya akan menghapus background secara otomatis, sehingga para gamer yang biasa mangkal di Twitch nantinya tak perlu lagi menempatkan green screen di belakang masing-masing. Hasil akhirnya akan terlihat seperti gambar di atas ini.

Tak cuma buat gamer yang suka menyiarkan kekonyolannya dalam bermain, Stargazer juga bisa dimanfaatkan oleh pihak developer game. Selain wajah, objek sehari-hari juga bisa dipindai secara 3D. Hasil scan-nya kemudian dapat diproses lebih lanjut secara cepat menggunakan game engine macam Unity. Dengan kata lain, proses pembuatan objek 3D dalam tahap pengembangan game bisa sedikit dipermudah.

Menurut CEO Razer, Min-Liang Tan, tidak ada inovasi yang berarti di kategori webcam selama bertahun-tahun selain peningkatan kualitas dan resolusi. Stargazer membuktikan bahwa sebuah webcam saja bisa memegang peran besar dalam keseharian pengguna.

Razer Stargazer

Soal kualitasnya sendiri, jangan khawatir, Stargazer menyediakan opsi perekaman 1080p 30 fps atau 720p 60 fps. Lebih lanjut, Razer turut melengkapinya dengan sepasang mikrofon yang dibekali teknologi noise-cancelling otomatis. Singkat cerita, pengguna tak perlu cemas soal kualitas video maupun audio yang dihasilkan oleh Stargazer.

Kapan Razer Stargazer bisa dibeli? Kuartal kedua tahun ini juga, dengan harga $200. Razer rencananya juga bakal membagikan Stargazer secara cuma-cuma dalam jumlah terbatas kepada para pemilik channel video gaming yang tergabung dalam program Sponsored Streamer.

Razer Nabu Watch

Razer Nabu Watch

Bersamaan dengan itu, Razer ternyata masih belum lupa akan lini perangkat wearable-nya, Nabu. Mereka pun memamerkan iterasi baru yang bernama Nabu Watch. Sesuai namanya, kali ini bukan lagi sebuah smart bracelet, melainkan sebuah smartwatch – meski Razer lebih memilih menyebutnya sebagai “a watch that’s smart“.

Di balik desain khas Razer-nya, Nabu Watch dilengkapi fitur-fitur standar ala smartwatch seperti fitness tracking maupun yang sudah menjadi ciri khas lini Nabu, yakni kemampuan untuk bertukar informasi jejaring sosial hanya dengan berjabat tangan antara dua pengguna Nabu Watch.

Fitur unik lain dari Nabu Watch adalah kehadiran layar kedua yang terletak pada bagian bawah wajahnya. Jadi layar besar di atasnya akan terus menyala seperti sebuah chronograph digital biasa, tapi layar keduanya bertindak sebagai penyaji info dari fitur-fitur pintarnya, termasuk menampilkan notifikasi smartphone.

Razer saat ini sudah memasarkan Nabu Watch seharga $150. Tersedia pula versi lain yakni Nabu Watch Forged Edition yang mengusung tombol berbahan stainless steel seharga $200.

Sumber: Razer 1, 2.