JBL Luncurkan Tune 115TWS, Mungil dan Relatif Terjangkau

JBL Indonesia resmi memperkenalkan produk terbarunya untuk segmen true wireless stereo, yakni JBL Tune 115TWS. Varian baru seri Tune ini menawarkan keseimbangan antara style dan kinerja dalam harga yang relatif terjangkau.

Fisik perangkat ini tergolong cukup ringkas, dengan bobot tidak lebih dari 5,15 gram per earpiece. Masuk kategori TWS, otomatis tidak ada seutas kabel pun yang menancap ke bodinya. Ukuran charging case-nya pun juga kecil dan mudah sekali disimpan di dalam saku celana. Berat case-nya sendiri berada di kisaran 41,5 gram.

Masing-masing earpiece-nya ditenagai oleh sebuah dynamic driver berdiameter 5,8 mm. JBL menjanjikan suara bass yang mantap terlepas dari ukurannya. Secara teknis, driver ini mempunyai respon frekuensi sebesar 20-20.000 Hz. Untuk meminimalkan kebocoran suara sekaligus membuatnya terasa lebih pas dan stabil di telinga, pengguna dapat memilih di antara tiga ukuran eartip yang terdapat pada paket penjualannya.

Satu fitur yang absen dari perangkat ini adalah active noise cancellation (ANC), tapi setidaknya ia masih menawarkan fleksibilitas ekstra berkat fitur Dual Connect, sehingga pengguna bebas menggunakan hanya satu (mono) atau kedua earpiece-nya (stereo). Konektivitasnya sendiri sudah menggunakan Bluetooth 5.0.

Untuk menerima atau mengakhiri panggilan telepon, pengguna hanya perlu menyentuh sisi luar earpiece dengan satu jari. Gestur yang sama juga bisa diterapkan untuk memanggil voice assistant pada perangkat yang terhubung.

Dalam sekali pengisian, JBL Tune 115TWS diyakini mampu beroperasi sampai 6 jam nonstop, sedangkan charging case-nya mampu menyuplai daya ekstra hingga 15 jam pemakaian, memberikan total daya tahan baterai sebesar 21 jam. Pada charging case-nya, pengguna bisa menemukan indikator LED sehingga mereka tidak perlu menebak-nebak kapan harus mengisinya menggunakan kabel USB-C.

Di Indonesia, JBL Tune 115TWS saat ini telah dipasarkan dengan harga Rp899.000 di Tokopedia, sebelum akhirnya merambah platform e-commerce lain dan outlet fisik JBL mulai tanggal 21 Juni mendatang. Pilihan warna yang tersedia ada empat: hitam, hitam dengan aksen merah, putih, dan putih dengan aksen biru.

Bowers & Wilkins Luncurkan TWS Pertamanya, PI7 dan PI5

Pabrikan audio kenamaan asal Inggris, Bowers & Wilkins, baru saja mengungkap TWS perdananya. Bukan cuma satu, melainkan langsung dua sekaligus, yakni PI7 dan PI5. Seperti yang sudah bisa ditebak dari brand sekelas B&W, keduanya sama-sama mengusung desain yang tampak premium.

Wujud keduanya boleh serupa, tapi ada perbedaan yang cukup signifikan di antaranya. Khusus pada PI7, ia datang bersama sebuah charging case pintar yang merangkap peran sebagai adaptor Bluetooth, sehingga pengguna dapat menjadikan perangkat-perangkat non-Bluetooth sebagai sumber audio untuk PI7, atau bahkan sistem hiburan bawaan kabin pesawat sekalipun.

Caranya cukup dengan menyambungkan charging case menuju ke sumber audio yang diinginkan via kabel USB-C ke 3,5 mm yang termasuk dalam paket penjualan. Dari situ audio akan otomatis diteruskan ke kedua earpiece secara nirkabel. Sungguh ini merupakan kapabilitas unik yang sangat jarang ditemui di TWS lain.

Juga unik untuk PI7 adalah dukungan teknologi aptX Adaptive, yang mampu mengatur tingkat kompresi audio secara dinamis demi memastikan koneksi yang selalu stabil. Tentu saja perangkat ini juga menawarkan active noise cancellation (ANC) yang bersifat adaptif, dan total ada enam buah mikrofon yang tersematkan padanya.

Bowers & Wilkins PI5 / Bowers & Wilkins

PI5 di sisi lain hanya mengemas empat mikrofon, dan ia hanya menggunakan teknologi aptX versi standar. ANC masih menjadi fitur standar pada PI5, akan tetapi charging case-nya tidak bisa merangkap peran menjadi adaptor Bluetooth seperti milik PI7 tadi.

Untuk baterainya, PI7 diyakini mampu beroperasi hingga 4 jam dalam sekali pengisian, sedangkan charging case-nya bisa menyuplai hingga 16 jam daya ekstra. PI5 sedikit lebih baik, dengan daya tahan hingga 4,5 jam, dan 20 jam untuk charging case-nya. Kedua perangkat sama-sama tahan air dan debu dengan sertifikasi IP54, dan charging case-nya sama-sama mendukung pengisian secara nirkabel.

Di Amerika Serikat, Bowers & Wilkins saat ini telah memasarkan PI7 seharga $399, sedangkan PI5 jauh lebih terjangkau dengan banderol $249. Masing-masing tersedia dalam dua warna, yakni hitam dan putih, namun khusus untuk PI7, ada aksen emas baik di unit earpiece maupun charging case-nya.

Sumber: The Verge.

FiiO UTWS3 Ubah Earphone dengan Kabel Detachable Menjadi TWS

Terus meningkatnya tren TWS bukan berarti Anda harus langsung melupakan earphone berkabel kesayangan Anda. Kalau memenuhi syarat, earphone tersebut malah bisa Anda sulap menjadi TWS dengan bantuan perangkat yang tepat.

Salah satu perangkat yang saya maksud adalah FiiO UTWS3. Secara teknis, perangkat ini dideskripsikan sebagai sebuah true wireless Bluetooth amplifier, dan tugasnya adalah memberikan konektivitas nirkabel pada earphone yang detachable (yang kabelnya dapat digonta-ganti).

FiiO UTWS3 hadir dalam dua varian; satu yang menggunakan konektor 0,78 mm, satu dengan konektor MMCX, sehingga bisa disesuaikan sendiri dengan konektor kabel milik earphone masing-masing pengguna. Cara menggunakannya pun cukup mudah; tinggal lepas kabel milik earphone, lalu sambungkan earphone-nya ke FiiO UTWS3, dan perangkat siap digunakan sebagai TWS.

Perangkat ini menggunakan chip Bluetooth 5.0 QC3020 besutan Qualcomm yang mendukung codec AAC maupun aptX. Unit kiri dan kanannya memiliki sambungan yang terpisah, yang berarti keduanya akan terhubung ke smartphone atau tablet secara sendiri-sendiri, sehingga suara yang dihasilkan akan identik di antara keduanya, tidak ketinggalan juga koneksi yang lebih stabil secara keseluruhan.

Jika dibandingkan dengan pendahulunya, UTWS3 mencatatkan noise floor yang 70% lebih rendah, sekaligus output daya 400% lebih tinggi. Perangkat turut dibekali sepasang mikrofon di masing-masing unitnya; satu untuk menangkap suara pengguna, satu untuk menangkap suara di sekitar yang kemudian akan difilter oleh teknologi noise cancellation Qualcomm CVC yang tersematkan.

Secara fisik, UTWS3 mengadopsi desain ear hook guna memastikan perangkat tidak mudah terlepas dari telinga meski penggunanya aktif bergerak. Sebuah tombol pengoperasian tersedia di unit kiri maupun kanannya, dan secara keseluruhan ia tahan cipratan air dengan sertifikasi IPX4.

Dalam posisi terisi penuh, UTWS3 mampu beroperasi sampai sekitar 5,5 jam pemakaian, sedangkan charging case-nya bisa mengisi penuh sampai 4 – 5 kali (total sekitar 30 jam daya baterai jika digabung). Seperti yang bisa kita lihat pada gambarnya, charging case-nya memiliki lubang yang cukup besar untuk mengakomodasi earphone dengan berbagai bentuk.

Di Singapura, FiiO UTWS3 saat ini sudah dipasarkan dengan harga S$139 atau sekitar Rp1,46 jutaan. Harganya memang setara harga TWS itu sendiri, tapi setidaknya dengan ini earphone kesayangan Anda jadi bisa punya kesempatan kedua.

Panasonic Luncurkan Dua True Wireless Earphone Pertamanya

Panasonic resmi terjun ke ranah true wireless earphone lewat dua produk bernama RZ-S500W dan RZ-S300W. Diperkenalkan pertama kali di ajang CES pada bulan Januari lalu, kedua perangkat ini sebenarnya mengemas teknologi sekaligus desain yang serupa dengan produk dari sub-brand Panasonic, Technics EAH-AZ70W.

Di antara keduanya, S500W merupakan model unggulan berkat fitur active noise cancelling (ANC). Bukan sembarang ANC, melainkan yang bersifat hybrid, yang dipercaya mampu mengeliminasi suara pengganggu dari luar sekaligus dari dalam, sehingga isolasi suaranya benar-benar maksimal.

Intensitas noise cancelling-nya pun dapat disesuaikan hingga 50 tingkatan, dan Panasonic tidak lupa membekalinya dengan mode ambient yang berguna di saat pengguna hendak mengecek keadaan di sekitar tanpa perlu melepas earphone dari telinga.

S500W mengemas driver berdiameter 8 mm, dan baterainya diyakini mampu bertahan hingga 6 jam pemakaian (total 20 jam kalau dipadukan dengan daya sumbangan dari charging case-nya).

Panasonic RZ-S300W / Panasonic
Panasonic RZ-S300W / Panasonic

S300W di sisi lain tidak dilengkapi ANC, akan tetapi dimensinya luar biasa ringkas, dengan diameter tak lebih dari 17 mm. Meski mungil, S300W masih sanggup mengusung driver 6 mm beserta baterai yang mampu bertahan sampai 5 jam pemakaian (total 20 jam jika dipadukan case-nya).

Di luar absennya ANC, S300W mempunyai banyak kemiripan dengan kakaknya yang lebih mahal itu. Mulai dari bodi tahan cipratan air dengan sertifikasi IPX4, mikrofon berkualitas premium, kompatibilitas dengan Siri maupun Google Assistant (Alexa menyusul), sampai koneksi yang stabil berkat kemampuannya tersambung ke perangkat secara terpisah antara unit sebelah kiri dan kanan.

Di Amerika Serikat, Panasonic kabarnya bakal memasarkan RZ-S500W seharga $199 dan RZ-S300W seharga $129. Jadwal pemasarannya belum dipastikan, akan tetapi Panasonic sudah mulai menjualnya di dataran Eropa.

Sumber: Engadget.

Urbanears Luma dan Alby Ramaikan Segmen True Wireless Earphone Berharga Terjangkau

Cukup terlambat dibanding yang lain, brand audio asal Swedia, Urbanears, akhirnya meluncurkan true wireless earphone pertamanya. Bukan cuma satu, melainkan dua sekaligus, yakni Urbanears Luma dan Urbanears Alby.

Keduanya mengadopsi rancangan ala Apple AirPods dengan bagian tangkai yang memanjang, namun tentu dengan sentuhan desain Skandinavia yang minimalis khas Urbanears selama ini. Luma sebagai model yang lebih superior adalah yang paling mirip bentuknya dengan AirPods, sedangkan Alby sedikit berbeda berkat eartip silikon dalam tiga variasi ukuran.

Baik Luma dan Alby sama-sama tidak dilengkapi fitur active noise cancelling (ANC), tapi saya menduga Alby justru lebih unggul perihal isolasi suara secara pasif berkat eartip silikonnya tersebut. Sebagai referensi, AirPods Pro yang menawarkan ANC turut dibekali eartip silikon demi semakin menyempurnakan kemampuannya mengeliminasi suara luar.

Urbanears Luma

Lalu apa yang membuat Luma lebih mahal? Yang pertama adalah fitur auto-play dan auto-pause, yang mengandalkan sensor untuk mendeteksi apakah perangkat sedang dipasangkan ke telinga atau dilepas. Kedua, Luma punya mikrofon lebih banyak daripada Alby, sehingga suara yang ditangkap tentu akan terdengar lebih jernih oleh lawan bicara maupun asisten virtual.

Terakhir, baterai Luma lebih awet; 5 jam per charge, dengan case yang mampu mengisi ulang sampai empat kali (total 25 jam). Alby di sisi lain cuma tahan 3 jam per charge, dan case-nya pun hanya mampu menyuplai 12 jam daya ekstra (total 15 jam). Beruntung keduanya sama-sama sudah menggunakan sambungan USB-C.

Urbanears Alby

Selebihnya, Luma dan Alby cukup identik. Keduanya sama-sama tahan terhadap cipratan air dengan sertifikasi IPX4, dan keduanya juga sama-sama mengandalkan kontrol sentuh sekaligus konektivitas Bluetooth 5.0.

Urbanears berencana memasarkan kedua perangkat ini mulai musim panas mendatang dengan harga yang cukup terjangkau. Di Amerika Serikat, Luma dibanderol $99, sedangkan Alby dihargai $69. Keduanya sama-sama ditawarkan dalam empat pilihan warna.

Sumber: SlashGear.

OnePlus Umumkan Earphone Baru, Bullets Wireless Z

OnePlus 8 dan OnePlus 8 Pro sudah resmi diperkenalkan, dan bersamanya datang earphone wireless baru, Bullets Wireless Z. Sepintas ia terdengar seperti penerus Bullets Wireless 2 yang dirilis tahun lalu, tapi kenyataannya tidak sesimpel itu.

Pertama-tama, Bullets Wireless Z dijual jauh lebih murah daripada Bullets Wireless 2; $50 dibanding $100. Pastinya ada banyak perbedaan dengan selisih harga sebesar itu, namun ternyata Bullets Wireless Z tidak sepenuhnya lebih inferior hanya karena harganya lebih terjangkau.

OnePlus Bullets Wireless Z

Dari segi daya tahan baterai, Bullets Wireless Z malah lebih unggul, sanggup beroperasi selama 20 jam nonstop dalam sekali pengisian. Bandingkan dengan Bullets Wireless 2 yang ‘cuma’ 14 jam. Dukungan fast charging tetap dipertahankan; 10 menit pengisian sudah bisa menyuplai daya yang cukup untuk 10 jam pemakaian.

Aspek di mana Bullets Wireless Z harus mengalah adalah kualitas suara. Secara teknis, ia dibekali oleh dynamic driver berdiameter 9,2 mm. Ini berbeda cukup drastis dari Bullets Wireless 2 yang mengemas dynamic driver sekaligus balanced armature driver dengan diameter yang sedikit lebih besar (10 mm).

OnePlus Bullets Wireless Z

Di laman produk Bullets Wireless Z, saya juga tidak menemukan keterangan bahwa perangkat mendukung codec aptX HD meski ia mengemas konektivitas Bluetooth 5.0. Dukungan codec aptX HD merupakan salah satu nilai jual utama Bullets Wireless 2.

Selebihnya, kedua perangkat tergolong mirip. Bentuk dan dimensinya nyaris identik, dan masing-masing earpiece Bullets Wireless Z juga magnetis sehingga bisa ditempelkan (lalu perangkat tinggal dikalungkan) saat sedang tidak digunakan. Sertifikasi IP55 berarti ia tidak keberatan diajak hujan-hujanan.

Sumber: The Verge dan OnePlus.

Razer Luncurkan True Wireless Earphone dengan Charging Case Berbentuk Poke Ball

Charging case merupakan bagian yang tak terpisahkan dari true wireless earphone. Tidak jarang charging case menjadi salah satu nilai jual utama yang ditawarkan, seperti ketika Apple merilis AirPods generasi kedua yang charging case-nya sudah mendukung wireless charging.

Untuk true wireless earphone terbaru Razer berikut ini, charging case-nya malah bisa dibilang merupakan daya tarik utamanya, terutama buat para penggemar Pokemon. Ya, sesuai tebakan, replika Poke Ball tersebut adalah charging case-nya.

Wujud earphone-nya sendiri mirip Razer Hammerhead True Wireless, tapi tentu saja dengan balutan tema Pokemon, spesifiknya Pikachu. Di dalamnya tersimpan driver berdiameter 13 mm, dan secara keseluruhan unitnya tahan cipratan air dengan sertifikasi IPX4.

Razer Pokemon Pikachu True Wireless

Pengoperasiannya mengandalkan panel sentuh di sisi luar masing-masing earpiece, sedangkan konektivitasnya sudah menggunakan Bluetooth 5.0. Sayang daya tahan baterainya jauh dari kata istimewa: 3 jam per charge, sedangkan charging case-nya sanggup menyuplai 12 jam daya baterai ekstra (total 15 jam).

Seperti yang saya bilang, charging case berbentuk Poke Ball itulah yang bakal memikat para konsumen, bukan spesifikasi maupun performa earphone itu sendiri. Satu hal lagi yang sangat disayangkan, belum ada informasi mengenai ketersediaannya di luar Tiongkok. Di Tiongkok, Razer bakal segera menjualnya seharga 999 yuan (± Rp 2,2 juta).

Sumber: Zing Gadget via Gizmodo.

AKG N400 Adalah Sepupu Samsung Galaxy Buds+ yang Dibekali Active Noise Cancelling

Samsung Galaxy Buds+ yang diluncurkan bersamaan dengan seri Galaxy S20 dan Z Flip belum lama ini kelihatan begitu sleek. Bukan hanya itu, true wireless earphone tersebut juga menjanjikan kualitas suara yang memuaskan berkat keterlibatan AKG.

Sayang sekali fitur yang dinantikan banyak orang malah absen, yakni active noise cancelling (ANC). Kalau memang ANC yang Anda cari, mungkin Anda bisa menunggu kedatangan true wireless earphone baru besutan AKG berikut ini.

Dibanding Galaxy Buds+, perangkat bernama AKG N400 ini unggul dalam dua hal: noise cancelling dan ketahanan air. AKG N400 tercatat mengusung sertifikasi IPX7, yang berarti menyelam hingga kedalaman 1 meter selama 30 menit bukan masalah baginya. Bandingkan dengan Galaxy Buds+ yang cuma bersertifikasi IPX3.

AKG N400

Kendati demikian, Galaxy Buds+ lebih superior perihal daya tahan baterai. AKG N400 diklaim bisa beroperasi sampai 6 jam (5 jam kalau fitur ANC-nya dinyalakan), dan charging case-nya cuma bisa mengisi penuh satu kali (total 12 jam). Galaxy Buds+ di sisi lain menawarkan daya baterai hingga 11 jam pemakaian, ditambah 11 jam lagi dari charging case-nya (total 22 jam).

Selebihnya, AKG N400 cukup mirip dengan Galaxy Buds+. Kedua perangkat sama-sama mengandalkan panel sentuh kapasitif sebagai metode pengoperasiannya, dan case-nya sama-sama mendukung wireless charging.

AKG N400 sejauh ini baru tersedia di Korea Selatan. Di sana, Samsung menjualnya seharga 230.000 won, hampir satu juta lebih mahal ketimbang Galaxy Buds+ jika dikurskan rupiah (± Rp 3,1 juta).

Sumber: Android Central dan The Verge.

Powerbeats Generasi Keempat Hadir dengan Desain yang Lebih Nyaman dan Chip Apple H1

Apple meluncurkan earphone wireless baru di bawah brand Beats by Dre, yaitu Powerbeats generasi keempat. Namanya tak lagi diikuti angka di belakangnya seperti sebelum-sebelumnya, dan ia bukanlah pengganti Powerbeats Pro yang diluncurkan tahun lalu.

Berbeda dari Powerbeats Pro yang bertipe true wireless (benar-benar tanpa kabel), Powerbeats mengadopsi model neckband dengan seuntai kabel yang menghubungkan kedua earpiece-nya. Dibandingkan generasi sebelumnya, desain barunya lebih apik sekaligus lebih nyaman, sebab kabelnya yang menyatu dengan earhook diposisikan di belakang daun telinga.

Powerbeats 4

Secara estetika, perangkat ini sebenarnya sangat mirip dengan Powerbeats Pro. Ketahanan airnya pun sama-sama bersertifikasi IPX4, dan earpiece sebelah kanannya turut dilengkapi sebuah tombol multi-fungsi (pada logo “b”). Tersedia pula tombol untuk mengatur volume, dan perangkat juga mendukung aktivasi Siri via instruksi suara “Hey Siri”.

Dukungan “Hey Siri” ini tak akan terwujud tanpa partisipasi chip Apple H1 warisan dari AirPods, yang sendirinya juga mewujudkan fitur pairing cepat dengan perangkat iOS. Dalam sekali pengisian, Powerbeats bisa beroperasi sampai 15 jam pemakaian. Charging-nya pun cepat; 5 menit pengisian sudah cukup untuk menenagai perangkat hingga 1 jam penggunaan.

Powerbeats 4

Dibanderol $150, Powerbeats merupakan alternatif yang lebih terjangkau ketimbang Powerbeats Pro. Kebetulan baterainya lebih tahan lama, dan ia tentu lebih cocok buat konsumen teledor seperti saya yang berpeluang besar menghilangkan true wireless earphone.

Sumber: The Verge.

Sennheiser Momentum True Wireless 2 Suguhkan ANC dan Baterai yang Lebih Awet

Dengan banderol $300, Sennheiser Momentum True Wireless jelas masuk di kategori premium. Kualitas suaranya mungkin tak perlu diragukan jika melihat reputasi Sennheiser selama ini, akan tetapi konsumen mungkin juga mendambakan kelengkapan fitur di rentang harga tersebut.

Sayangnya Momentum True Wireless tergolong pelit fitur. Satu fitur esensial yang absen dari perangkat tersebut adalah active noise cancelling (ANC), meski publik mungkin masih bisa maklum untuk produk generasi pertama. Kabar baiknya, Sennheiser baru saja meluncurkan suksesor Momentum True Wireless, dan ANC merupakan salah satu fitur unggulannya.

Sennheiser mengklaim ANC akan sangat efektif ditandemkan dengan isolasi pasif yang terealisasi berkat bentuk eartip-nya. Istimewanya, meski mengemas ANC, Momentum True Wireless 2 justru lebih ringkas ketimbang pendahulunya. Kendati demikian, kualitas suaranya tidak dikorbankan; perangkat masih mengandalkan driver 7 mm yang sama seperti sebelumnya.

Sennheiser Momentum True Wireless 2

Lebih kecil dan dilengkapi ANC, semestinya baterainya lebih boros ketimbang generasi sebelumnya. Well, kenyataannya tidak demikian. Perangkat ini justru lebih unggul jauh soal daya tahan baterai. Yang tadinya cuma mampu bertahan hingga 4 jam pemakaian, generasi keduanya malah bisa sampai 7 jam pemakaian.

Juga mengesankan adalah charging case-nya, yang mampu mengisi penuh perangkat sampai tiga kali. Secara total, Momentum True Wireless 2 menawarkan daya tahan baterai total selama 28 jam. Bandingkan dengan generasi pertamanya yang cuma memberikan daya total selama 12 jam.

Sennheiser Momentum True Wireless 2

Selebihnya, Momentum True Wireless 2 masih mempertahankan sejumlah kelebihan pendahulunya, mulai dari sertifikasi ketahanan air IPX4, sampai dukungan Google Assistant dan Siri, tidak ketinggalan pula pengoperasian via panel sentuh yang tertanam pada sisi luar masing-masing earpiece.

Semua itu tanpa mengubah banderol harganya. Seperti sebelumnya, Sennheiser Momentum True Wireless 2 tetap dipasarkan seharga $300. Masih premium memang, tapi setidaknya kini jauh lebih lengkap fitur-fiturnya.

Sumber: Sennheiser.