ZTE Axon 30 Ultra Hadir dengan Tiga Kamera 64 Megapixel

Label “Ultra” di tahun 2021 ini merupakan indikasi kuat akan status flagship dari suatu smartphone, dan itu sekarang tidak hanya berlaku untuk portofolio Samsung saja, sebab pabrikan smartphone lain belakangan juga mulai mengadopsi tren penamaan yang serupa. Setelah mengenal Xiaomi Mi 11 Ultra bulan lalu, di bulan April ini kita diajak berkenalan dengan ponsel Ultra lainnya, yakni ZTE Axon 30 Ultra.

Seperti halnya Samsung Galaxy S21 Ultra, bagian paling mencuri perhatian dari Axon 30 Ultra sebenarnya adalah kameranya. Ia mengemas tiga kamera 64 megapixel sekaligus: satu dengan sensor Sony IMX686 yang dilengkapi OIS dan laser autofocus, satu dengan lensa yang memiliki focal length 35mm, dan satu lagi dengan lensa ultra-wide 120°.

Melengkapi tonjolan besarnya di belakang adalah kamera periskop 8 megapixel dengan 5x optical zoom. Untuk video, kamera utamanya bisa dipakai merekam dalam resolusi maksimum 8K 30 fps. Lalu di bagian depan, ada kamera selfie 16 megapixel. Kamera depannya ini mengadopsi model punch hole seperti biasa, bukan yang berada di balik layar seperti ZTE Axon 20 5G.

Layarnya sendiri merupakan panel OLED 6,67 inci dengan resolusi FHD+ dan refresh rate 144 Hz. Terkait performanya, Axon 30 Ultra mengandalkan chipset Snapdragon 888 dengan pilihan RAM LPDDR5 berkapasitas 8 GB, 12 GB, atau 16 GB. Pada varian termurahnya, Axon 30 Ultra menawarkan storage internal sebesar 256 GB, sedangkan pada varian termahalnya sebesar 1 TB.

Baterai yang tertanam di ponsel ini memiliki kapasitas 4.600 mAh. Cukup disayangkan ia tidak mendukung wireless charging, tapi setidaknya kecepatan fast charging-nya sudah sangat cepat di angka 66 W. Secara keseluruhan, spesifikasinya selaras dengan ekspektasi konsumen terhadap sebuah smartphone flagship di tahun 2021.

Di Tiongkok, ZTE Axon 30 Ultra kabarnya akan segera dipasarkan dengan harga paling murah 4.700 yuan (± Rp10,5 jutaan). Varian termahalnya yang mengemas RAM 16 GB dan storage 1 TB dihargai 6.666 yuan (± Rp 14,9 jutaan). Semoga saja ke depannya ada lebih banyak lagi flagship yang mengusung storage internal sebesar ini.

Sumber: GSM Arena.

ZTE Axon 20 5G Adalah Smartphone Pertama dengan Kamera di Bawah Layar

ZTE telah mengumumkan Axon 20 5G, smartphone pertama di dunia dengan teknologi under-display camera atau kamera di bawah layar. Besar kemungkinan, kamera depan di bawah layar ini akan menjadi tren smartphone selanjutnya menggantikan notch maupun punch hole.

Hal tersebut lantaran beberapa vendor smartphone juga tengah mengembangkan teknologi serupa. Namun, ZTE menjadi vendor pertama yang menghadirkan teknologi tersebut secara komersial.

ZTE-Axon-20-5G-1

Dalam mengembangkan kamera depan yang tersembunyi ini, ada sejumlah tantangan yang dihadapi. Mulai dari berkurangnya cahaya yang masuk ke dalam sensor yang mengakibatkan penurunan kualitas foto hingga masalah estetika yang ditimbulkan.

Untuk mengatasi masalah pencahayaan, ZTE menggunakan lapisan film khusus yang sangat transmisif dan transparan. Kamera depan 32MP pada ZTE Axon 20 5G juga dilengkapi dengan sensor cahaya sendiri agar dapat mengatur cahaya yang dibutuhkan.

Selain itu, ZTE juga turut mengubah pengaturan piksel di sekitar lensa kamera menghasilkan piksel dan warna yang senada dengan konten yang ditampilkan di layar utama. Untuk mengoptimalkan kejernihan foto selfie, ZTE juga menggunakan algoritme pemrosesan baru.

Axon-20-5G-Blue-1340x754

Layar ZTE Axon 20 5G sendiri menggunakan panel OLED dengan refresh rate 90 Hz. Ukurannya sangat lapang yaitu 6,92 inci beresolusi Full HD+ dalam aspek rasio 20.5:9. Layarnya mendukung keluaran warna 10 bit dan mengemas sensor fingerprint under-display.

Balik ke belakang, smartphone ini dibekali empat uni kamera dengan kamera utama beresolusi 64MP f/1.8. Ditemani kamera 8MP f/2.2 dengan lensa ultra wide 16mm, serta sepasang kamera 2MP dengan lensa macro dan sebagai depth sensor.

Jeroan smartphone Android 10 dengan antarmuka Mifavor 10.5 ini adalah chipset Qualcomm Snapdragon 765G. Didukung RAM 6GB atau 8GB dan penyimpanan internal 128GB atau 256GB, serta baterai 4.220 mAh dengan fast charging 30W.

Saat ini, ZTE Axon 20 5G tersedia di pasar Tiongkok dan mulai dijual pada tanggal 10 September dalam warna hitam, putih, ungu, dan oranye. Harganya mulai dari 2,198 Yuan atau sekitar Rp4,7 jutaan untuk model 6/128GB, sedangkan versi 8/128GB dibanderol 2,498 Yuan atau Rp5,4 juta dan varian paling tinggi yaitu 8/256GB dijual seharga 2,798 Yuan atau Rp6 juta.

Sumber: GSMArena

Smartphone Gaming Nubia Red Magic 5G Unggulkan Layar 144 Hz dan Kipas Pendingin ala Laptop

Tidak semua orang suka dengan smartphone gaming. Sebagian menilai desainnya terlalu norak, sebagian lainnya merasa fitur-fiturnya terlalu gimmicky. Kategori ini memang tergolong niche, tapi di saat yang sama smartphone gaming juga berjasa memperkenalkan satu fitur premium ke ranah mainstream, yaitu layar dengan refresh rate di atas standar.

Ponsel pertama yang menawarkan refresh rate 120 Hz adalah Razer Phone di tahun 2017. Refresh rate tinggi pada awalnya cuma bisa dicapai dengan panel LCD, tapi seperti yang kita tahu sekarang, panel OLED pun juga bisa menawarkan refresh rate 120 Hz, macam yang terdapat pada Samsung Galaxy S20 atau OPPO Find X2.

120 Hz juga bukan batas maksimum. Hal ini sudah dibuktikan oleh ZTE, yang belum lama ini meluncurkan Nubia Red Magic 5G. Smartphone gaming tersebut mengemas panel OLED 6,65 inci beresolusi 1080p dengan refresh rate 144 Hz. Seberapa signifikan bedanya dibanding 120 Hz belum ada yang tahu, tapi setidaknya ZTE punya momen untuk menyombongkan diri.

Nubia Red Magic 5G

Sebagai smartphone gaming, Red Magic 5G sudah pasti mengusung spesifikasi yang bombastis: Snapdragon 865, pilihan RAM 8 GB, 12 GB, atau 16 GB (LPDDR5), serta storage internal 128 GB atau 256 GB (UFS 3.0). Performanya jelas tidak perlu diragukan, tapi lalu apa yang membuatnya berbeda dari smartphone flagship non-gaming?

Jawabannya adalah kipas pendingin. Ya, layaknya sebuah laptop, ponsel ini dilengkapi dengan sebuah kipas yang bertugas mendinginkan prosesor. Kipasnya menyedot angin segar dari sebuah ventilasi yang terletak di sisi kiri perangkat, lalu angin panasnya dibuang ke luar melalui ventilasi di sisi kanan, persis di atas tombol power dan volume.

Selain ventilasi, samping kanannya juga dihuni oleh sepasang tombol kapasitif di ujung atas dan bawah. Solusinya memang belum seekstrem Black Shark 3 Pro yang mengandalkan tombol fisik, tapi setidaknya tetap ada tombol ekstra untuk menemani sesi gaming pengguna. Di samping kiri, ada konektor untuk aksesori di bawah ventilasinya.

Nubia Red Magic 5G

Red Magic 5G dibekali baterai berkapasitas 4.500 mAh. Memang bukan yang paling besar, tapi setidaknya baterai ini bisa diisi ulang dengan sangat cepat. Menggunakan charger bawaannya, Red Magic 5G hanya memerlukan waktu sekitar 40 menit agar baterainya bisa terisi penuh. 15 menit charging pun cukup untuk mengisi 56% dari total dayanya.

Di sektor kamera, Red Magic mengandalkan kamera utama 64 megapixel (Sony IMX686) f/1.8, ultra-wide 8 megapixel, dan macro 2 megapixel. Kamera selfie-nya sendiri punya resolusi 8 megapixel. Jujur saya suka dengan desain ponsel ini, terutama karena bezel atas dan bawahnya yang simetris.

Nubia Red Magic 5G

Sepertinya ada tren tersendiri terkait desain smartphone gaming. Baik Red Magic 5G dan Black Shark 3 Pro sama-sama mempunyai wajah yang simetris, tanpa notch, hole-punch, apalagi kamera depan model pop-up. Apakah notch atau lubang kamera selama ini cukup mengganggu jalannya permainan?

Mungkin tidak di semua game, tapi saya yakin ada beberapa yang bagian UI-nya tertutupi oleh notch atau lubang kamera. Mempertahankan bezel bisa dianggap sebagai jalur aman yang ditempuh produsen smartphone gaming. Dan selama bezel-nya setipis ini, saya sebagai konsumen tidak akan keberatan.

Nubia Red Magic 5G

Masih seputar desain, corak belakang smartphone ini sebenarnya tidak kelewat norak. Aura gaming-nya masih cukup terasa, terutama pada varian yang punggungnya memiliki dua warna (biru dan merah), mirip seperti Nintendo Switch dan sepasang controller-nya.

Nubia Red Magic 5G kabarnya bakal dipasarkan secara global mulai bulan April ini. Di Tiongkok, banderol harganya berada di kisaran 3.799 yuan (± Rp 8,7 juta) sampai 4.999 yuan (± Rp 11,5 juta).

Sumber: Ars Technica.

ZTE Axon 10S Pro Awali Persaingan Flagship Tahun Ini dengan Chipset Snapdragon 865

ZTE mengumumkan ponsel flagship terbarunya untuk tahun ini, Axon 10S Pro. Melihat wujudnya, ia tampak nyaris identik dengan flagship ZTE tahun lalu. ZTE memang hanya menambahkan huruf “S” pada nama penerusnya ini, dan itu mengindikasikan pembaruan yang iteratif.

Kendati demikian, ZTE Axon 10S Pro sangatlah menggoda dari segi spesifikasi. Dapur pacunya berisikan chipset Snapdragon 865, pilihan RAM 6 atau 12 GB, serta storage 128 atau 256 GB tipe UFS 3.0. Fakta menarik lainnya, ponsel ini bakal menjadi salah satu yang pertama mengemas RAM jenis terbaru LPDDR5.

Spesifikasi beringas itu turut didukung oleh sejumlah fitur optimasi berbasis AI macam RAM-Booster dan FS-Booster yang dirancang untuk membantu meningkatkan kinerja RAM dan storage-nya. OS yang dijalankan sendiri adalah MiFavor 10 yang berbasiskan Android 10.

Sama seperti pendahulunya, Axon 10S Pro mengusung layar AMOLED 6,47 inci beresolusi 1080p, lengkap dengan sensor sidik jari di baliknya. Tidak ada keterangan apakah layar ini memiliki refresh rate di atas 60 Hz. Sangat disayangkan mengingat layar dengan refresh rate tinggi bakal menjadi salah satu tren utama tahun ini.

ZTE Axon 10S Pro

Perihal kamera, ponsel 5G ini mengemas trio kamera belakang: 48 megapixel f/1.7, telephoto 8 megapixel f/2.4, dan ultra-wide 20 megapixel f/2.2. Kamera depannya sendiri beresolusi 20 megapixel dengan lensa f/2.0, duduk di notch kecil pada ujung atas layarnya.

Axon 10S Pro mengusung baterai berkapasitas 4.000 mAh pada bodi setebal 7,9 mm-nya. Baterainya ini kompatibel dengan fitur Qualcomm Quick Charge 4+, namun tidak ada indikasi akan dukungan wireless charging.

ZTE belum mengungkap banderol harga dari Axon 10S Pro. Kemungkinan besar detail tersebut baru akan diumumkan bersamaan dengan jadwal pemasarannya pada ajang MWC 2020 tidak lama lagi.

Sumber: GSM Arena dan ZTE.

ZTE Ikut Ramaikan Persaingan Smartphone 5G dengan Memperkenalkan Axon 10 Pro 5G

Nasib ZTE berada di ujung tanduk tatkala pemerintah Amerika Serikat memberlakukan larangan ketat terhadap penggunaan teknologi vital dan produk yang menjadi jantung bagi bisnisnya. Meski larangan tersebut sudah dicabut, ZTE belum sepenuhnya bisa bernafas lega karena batu sandungan yang sama bisa datang lagi sewaktu-waktu.

Tetapi hal itu sepertinya tak membuat ZTE patah arang. Memanfaatkan ajang MWC 2019 yang tengah menjadi pusat perhatian dunia, ZTE dengan gagah berani ikut terjun ke kancah pertempuran smartphone 5G pertama dengan memperkenalkan smartphone barunya, Axon 10 Pro 5G.

Yap, betul sekali. ZTE Axon 10 Pro 5G menjadi smartphone 5G ke sekian setelah Samsung menarik pelatuk tanda perang yang kemudian dibalas oleh Huawei lewat Mate X, LG dengan V50 ThinQ, OPPO dengan jagoan rahasianya, Xiaomi lewat Mi MIX 3 5G dan kini ZTE juga ada di medan laga.

ZTE Axon 10 Pro_2

Hal negatif yang membuat kabar ini kurang menggigit adalah fakta bahwa ZTE belum membeberkan secara lengkap spesifikasi Axon 10 Pro 5G. Untungnya, beberapa komponen vital sudah dikonfirmasi termasuk ketersediannya di pasar.

Untuk jeroan, tak heran jika kita menemukan Snapdragon 855 duduk manis di dapur pacu Axon 10 Pro 5G. Modem Snapdragon X50 5G sudah barang tentu mendampingi chipset dengan kecepatan unduhan hingga 2Gbps. Modem inilah yang nantinya menjadi tulang punggung Axon 10 Pro 5G dalam menangkap jaringan 5G di wilayah tercakup.

Selain 5G, Axon 10 Pro masih menawarkan cakupan penuh 2G, 3G, dan 4G dengan kualitas yang baik berkat desain antena full-band yang dikembangkan di dapur mereka.

Material pembangun Axon 10 Pro 5G tak berbeda dengan perangkat flagship keluaran pesaing, yaitu kombinasi material logam dan kaca. Di bagian punggung hanya terlihat tiga buah kamera dan lampu LED, tidak ada sensor sidik jari di sana karena ZTE memindahkannya ke layar sesuai ekspektasi banyak orang.

Sayang ZTE tidak memberikan info spesifik mengenai kamera-kamera itu, selain mengatakan bahwa fitur AI scene recognition dan AI portrait lighting akan disertakan dalam konfigurasi di dalamnya.

ZTE Axon 10 Pro 5G disebut bakal tersedia perdana di Eropa dan Tiongkok pada H1 2019 mendatang. Namun ZTE belum buka suara soal berapa banderol yang harus digelontorkan untuk membawa pulang Axon 10 Pro 5G.

Sumber berita Ubergizmo.

Bukan Cuma Jeroannya yang Garang, Nubia X Juga Unik dengan Bekal Dua Layar

Saat sebagian besar pabrikan perangkat mengadopsi notch untuk jagoannya, ZTE memilih melakukan hal yang berbeda. Meluncurkan Nubia X sebagai smartphone terbaru, ZTE mengadopsi teknologi dua layar yang memungkinkan pengguna mengakses antarmuka perangkat dari kedua sisi, depan dan belakang.

Konfigurasi dua layar di Nubia X menggunakan satu di depan dan satu lagi di belakang. Layar pertama menggunakan panel 6,26 inci dengan resolusi Full HD + 2280 x 1080 piksel, sementara panel kedua berukuran 5,1 inci dengan resolusi HD + 720 x 1520 piksel. Keduanya sama-sama dilindungi dengan  pelapis Corning Gorilla Glass 3 untuk melawan goresan.

Meski mengemas dua layar dalam satu perangkat, Nubia X memiliki faktor bentuk yang cukup tipis hanya 8,4 mm dan berat 181 gram. Di kedua layar tersebut, duduk pula pemindai sidik jari yang diklaim dapat membuka kunci smartphone dalam waktu kurang dari 0,1 detik.

5bd90d67a955d62

Prosesor Qualcomm Snapdragon 845 yang diperkuat dengan Adreno 640 menjadi penghuni jeroan Nubia X yang kemudian disempurnakan oleh antarmuka Android 8.1 Oreo.

Sedangkan untuk fitur fotografinya, kamera ini menghadirkan kamera belakang ganda 16MP + 24MP yang diselaraskan secara vertikal dengan dual-tone dual LED flash, HDR, panorama dan hingga perekaman video 4K UHD. Dan karena perangkat ini mempunyai dua bilah layar, maka kamera belakang juga berfungsi sebagai kamera selfie, pengguna cukup berpindah dari layar depan ke bagian belakang.

Nubia X memiliki dukungan daya dari baterai sebesar 3,800 mAh yang akan menjaga seluruh komponen tetap menyala, disertakan dengan adaptor 18W untuk mengisi daya dengan cepat. Lalu untuk komponen penyimpanan, perangkat ini menawarkan beberapa varian, antara lain RAM 6GB + 64GB dan RAM 8GB + 128 atau memori 256.

5bd92e8e867f964

ZTE Nubia X dijadwalkan untuk memulai debut di Tiongkok pada tanggal 5 November dengan harga 3.299 Yuan ($473) untuk varian RAM 6GB dan penyimpanan 64GB, kemudian 4.299 Yuan ($617) untuk RAM 8GB dan 256GB.

Sumber berita Nubia.

ZTE Meluncurkan Axon 9 Pro, Usung Layar AMOLED dan Chipset Snapdragon 845

Banyak vendor yang memanfaatkan ajang IFA 2018 di Berlin, Jerman – untuk meluncurkan smartphone terbaru mereka. Di antaranya Sony dengan Xperia XZ3, HTC dengan U12 Life, dan juga ZTE dengan Axon 9 Pro.

Dari segi tampilan, smartphone ini mengadopsi desain all-glass 3D, berkerangka logam, dan disertifikasi IP68. Namun memang terlihat begitu familier dengan kehadiran notch yang berukuran cukup besar dan sistem dual camera yang disusun secara vertikal dipunggungnya.

zte-meluncurkan-axon-9-pro

Layarnya sudah berjenis AMOLED, berukuran 6,21 inci, resolusi Full HD+ (1080×2160 piksel), dalam rasio 18.7:9. Kabar baiknya layarnya sudah mampu menampilkan konten HDR10 dan dilengkapi teknologi Axon Vision untuk menyesuaikan dan reproduksi warna yang optimal sesuai kondisi pencahayaan di sekitar kita.

zte-meluncurkan-axon-9-pro

Untuk menyuguhkan pengalaman multimedia yang mumpuni, ZTE Axon 9 Pro membawa speaker stereo yang dilengkapi teknologi audio HiFi dan Dolby Atmos. Sayangnya, jack audio 3.5mm absen di smartphone ini.

Soal fotografi, ZTE membekali Axon 9 Pro dengan sensor kamera utama Sony IMX363 resolusi 12-megapixel, ukuran pixel 1,4μm, dan aperture f/1.75. Berkombinasi sensor wide-angle 130 derajat resolusi 20-megapixel. Proses pengambilan gambarnya juga telah didukung teknologi kecerdasan buatan.

Sementara, kamera depannya 20-megapixel dan aperture f/2.0. Selain untuk selfie dan video call, juga untuk fitur face unlock. Sementara, fingerprint sensor berada di bagian belakang.

zte-meluncurkan-axon-9-pro

Untuk bagian intinya, ZTE Axon 9 Pro digerakkan oleh chipset Qualcomm Snapdragon 845. Dibantu oleh RAM 6GB (LPDDR4X) dan storage 128GB (UFS 2.1). Sayangnya meski menawarkan fungsi dual SIM, smartphone tidak memiliki slot microSD.

ZTE Axon 9 Pro menjalankan OS Android 8.1 Oreo versi stock, ditenagai baterai sendiri berkapasitas 4.000 mAh, dengan port USB Type-C, dan dukungan Qi wireless charging.

Rencananya ZTE Axon 9 Pro akan tersedia di sejumlah Negara di Eropa mulai bulan depan, dengan harga €649 atau sekitar Rp11,2 jutaan.

Sumber: PhoneArena

ZTE Umumkan Nubia Red Magic Camouflage Limited Edition, Tampil Lebih Garang

ZTE baru saja mengumumkan warna baru limited edition untuk Nubia Red MagicCamouflage. Sebelumnya smartphone gaming ini tersedia dalam dua warna, yaitu red dengan aksen black dan sebaliknya black dengan aksen red.

Edisi terbatas ini hadir dengan exterior lebih gahar, body aluminiumnya dikemas dalam digital camouflage print yang memadukan warna black, grey, dan dark grey.

Nubia-Red-Magic-Camouflage-2

Selain itu, ukiran yang ada ditorehkan menggunakan laser ultraviolet. Lapisan special fingerprint-resistant coating membuat Anda nyaman bermain game lama-lama.

Soal spesifikasi tidak ada yang berubah, Nubia Red Magic mengusung layar IPS 6 inci resolusi Full HD+ (1080×2160 piksel) dalam rasio 18:9. Layar ini disempurnakan oleh sentuhan kaca 2.5D Dinorex T2X-1 scratch dengan kontras 1500:1.

Smartphone yang berjalan di atas Red Magic OS berbasis Android 8.1 Oreo ini juga membawa DTS Technology dan Smart Amplifier System yang menyuguhkan suara yang lebih menggelegar saat bermain game.

Nubia-Red-Magic-Camouflage-2

Soal kemampuan fotografi, Nubia Red Magic dibekali kamera belakang 24-megapixel menggunakan sensor Samsung 5K2X7SX dengan ukuran piksel 0,9μm, dan aperture f/1.7. Serta, kamera depan 8-megapixel dan aperture f/2.0.

Nubia Red Magic Camouflage dibanderol 2.999 Yuan atau sekitar Rp6,3 jutaan dan hanya akan tersedia dalam satu konfigurasi yakni RAM 8GB dan storage 128GB. Dengan inti chipset Snapdragon 835 dan baterai berkapasitas 3.800 mAh.

Nubia-Red-Magic-Camouflage-1

Smartphone yang dirancang untuk gamer ini dipamerkan di ChinaJoy, pameran game dan teknologi tahunan terbesar di China. Bisa dipesan di JD.com dan mulai tersedia pada tanggal 9 Agustus.

Sumber: Gizmochina

ZTE Pamerkan Smartphone Konsep dengan Dua Notch

Smartphone berponi, alias yang memiliki notch pada bagian layarnya, sudah menjadi pemandangan umum belakangan ini. Kita semua tahu bahwa yang memopulerkan tren ini adalah iPhone X, sebelum akhirnya satu per satu pabrikan smartphone Android mengikuti jejak Apple tersebut.

Namun yang mungkin luput dari pengamatan banyak orang adalah, hingga kini belum ada smartphone Android berponi yang juga tidak memiliki bezel bawah seperti iPhone X. Satu pengecualian adalah smartphone konsep terbaru dari ZTE berikut ini.

Dijuluki ZTE Iceberg, ia tak mempunyai bezel bawah, yang ada malahan adalah notch kedua. Notch bagian atasnya mengemas kamera depan, sensor ambient light dan earpiece untuk menelepon; sedangkan notch bagian bawahnya menjadi rumah atas front-facing speaker.

Anda boleh bilang arahan desain seperti ini hanya bertujuan untuk menciptakan penampilan yang simetris. Bisa jadi, tapi yang lebih menarik untuk dibahas adalah, mengapa baru ZTE yang melakukannya? Mengapa yang lain masih mempertahankan bezel bawah? Padahal kalau boleh jujur, dua notch seperti ini kelihatan jauh lebih menarik ketimbang kombinasi notch dan bezel bawah.

Bahkan OnePlus 6 pun masih akan memiliki bezel bawah / The Verge
Bahkan OnePlus 6 pun masih akan memiliki bezel bawah / The Verge

Untuk menjawabnya, kita bisa merujuk pada wawancara bos OnePlus, Carl Pei, dengan The Verge belum lama ini. Menurut penjelasan Pei, ada kompromi cukup besar yang harus diterima ketika mengeliminasi bezel bawah, yakni ponsel akan jadi lebih tebal dan lebih mahal ongkos pembuatannya, yang tentu saja akan berujung pada harga jual yang lebih tinggi.

Penyebabnya adalah struktur dasar sebuah smartphone: di bagian bawah layar, selalu ada sebuah kabel pipih yang menyambungkan layar ke logic board, sehingga mau tidak mau harus ada setidaknya bezel yang cukup tipis, seperti kasusnya pada ponsel bikinan Samsung.

Dalam kasus iPhone X, Apple menggunakan panel layar OLED yang fleksibel, yang kemudian bagian bawahnya ditekuk ke dalam, sehingga pada akhirnya kabel pipih itu jadi berpindah ke belakang dan bezel bawahnya pun sirna. Teori ini setidaknya bisa menjelaskan mengapa bodi iPhone X sedikit lebih tebal dibanding iPhone 8 maupun 8 Plus.

ZTE Iceberg

Balik lagi ke ZTE Iceberg, kemungkinan ZTE juga menerapkan solusi desain yang sama seperti Apple, hanya saja mereka memilih untuk menambahkan notch di bawah agar penampilannya tidak aneh (atau malah tambah aneh?) Terlepas dari itu, ponsel ini tampak anggun meski baru sebatas konsep, terutama berkat masing-masing sudut yang timbul, yang memunculkan kesan seakan-akan ponsel berada dalam balutan es (dari sinilah namanya diambil).

Beralih ke belakang, kita bakal disambut oleh sepasang kamera dan sensor sidik jari. Yang unik, ada semacam konektor khusus di bawah logo ZTE. Kemungkinan konektor ini punya fungsi yang sama seperti seri Moto Z, yang menerapkan konsep semi-modular dengan bantuan aksesori Moto Mods.

Kalau mengacu pada situs IF World Design Guide selaku yang pertama menerbitkan gambar render ponsel ini, Iceberg baru akan meluncur ke pasaran tahun depan. Kendati demikian, tidak ada yang bisa menjamin ia bakal terealisasi sampai menjadi produk final.

Sumber: WinFuture dan The Verge.

ZTE Ikut Hadirkan Smartphone Berbasis Android Go

Menyusul Nokia yang sudah lebih dulu memperkenalkan smartphone berbasis Android Go, Nokia 1. Di ajang yang sama MWC 2018, ZTE juga meramaikan bursa dengan mengumumkan smartphone serupa bernama ZTE Tempo Go. Smartphone berbasis Android Go Oreo Edition ini menonjolkan sisi minimalis, akses yang ringan, hemat data, aplikasi mini namun dengan interface dan fitur khas OS Android 8.0 Oreo.

Dijual di kisaran $79,99,  ZTE Tempo Go merupakan smartphone entry level yang berada di level baru meskipun dari sisi spesifikasi terbilang super minimalis, sesuai dengan harganya. ZTE Tempo Go membawa prosesor 1.1 GHz, layar 5,0 inci dengan resolusi 480 x 854 piksel, dan kamera belakang 5MP, kamera depan 2MP serta baterai sebesar 2.200mAh. Muncul dengan RAM 1GB dan penyimpanan 8GB, smartphone mendapatkan dukungan MicroSD untuk ruang simpan ekstra.

zte_tempo_go

ZTE mengatakan telah menghentikan produksi perangkat mobile dengan RAM 512MB karena pada dasarnya OS membutuhkan keseluruhan memori perangkat, namun dengan Android Go, pabrikan sekarang merasa lebih nyaman menjaga ponsel tetap menggunakan RAM di 1GB. Sejumlah pabrikan termasuk ZTE bahkan mungkin akan meninjau ulang perangkat dengan RAM yang lebih kecil.

Sebagai pengingat, Google mengumumkan Android Go tahun lalu di Google I / O dengan tujuan memberikan pengalaman Android yang lebih baik dengan biaya yang lebih rendah. Pengembang dan pabrikan kemudian menerima OS pada bulan Desember. Perangkat baru ini menjalankan aplikasi versi “Go” yang telah dioptimalkan, seperti YouTube, Gmail, dan Maps, yang memakan memori lebih sedikit dan dibangun untuk mengonsumsi data lebih rendah dari aplikasi standar.

Selain ZTE dan Nokia, brand-brand lokal India juga antusias menyambut OS baru ini. Dalam waktu dekat akan lebih banyak perangkat berbasis Android Go yang bakal diumumkan ke publik.

Sumber berita Cnet.