RRQ.Eggsy jadi Runner-Up Virtual Bundesliga International Series Regional SEA

Kualifikasi regional Asia Tenggara untuk Virtual Bundesliga International Series (VBL International Series) akhirnya selesai digelar. Setelah dua pekan pertandingan, Wisuwat asal Thailand akhirnya keluar sebagai juara pertama, setelah kalahkan wakil Indonesia, Ega “RRQ.Eggsy” Rahmaditya.

Selain Eggsy ada juga Kenny “SFI.Rainesual” Prasetyo turut mewakili Indonesia, dan bertanding dengan 10 regional lainnya. Sepuluh regional yang bertanding dalam VBL International series ini sendiri adalah Malaysia, Timor-Leste, Brunei, Singapura, Kamboja, Vietnam, Filipina, Myanmar, Laos, dan Thailand.

Sumber: PlayStation League Asia
Ega “Eggsy” Rahaditya saat bertanding di gelaran PlayStation League Asia 2018. Sumber: PlayStation League Asia

Menariknya, Ega ternyata sempat harus menghentikan saudara seperjuangannya sendiri, saat menuju babak final. Ia bertemu Kenny di babak semi-final, namun Kenny harus rela tersingkir setelah dikalahkan oleh Ega. Sampai di babak final, Wisuwat yang menjadi lawan Eggsy, ternyata memberikan perlawanan yang sangat tangguh.

Dari pertandingan seri best-of-3, Ega terpaksa kalah 2-0 dengan skor 1-2 pada game pertama dan 0-1 pada game kedua. Lebih lanjut soal melawan Wisuwat, Ega menceritakan pengalamannya secara singkat kepada saya. Menurutnya ada dua faktor ketika itu, pertama adalah break yang tidak sama antara dirinya dengan Wisuwat. “Setelah semifinal saya cuma dapat break 5 menit, sementara Wisuwat sudah dapat break sekitar 1 jam. Terasa kurang fair memang, but it is what it is.” Ega menjelaskan.

Faktor kedua, Wisuwat yang memang punya kualitasnya tersendiri sebagai pemain. “Dia mainnya memang lebih bagus. Dia punya composure lebih, ketenangan lebih dan dia mainnya sabar banget. At the end of the day, he’s the better man, very deserved champ!” jawab Ega dengan menjunjung tinggi sportivitas.

Setelah VBL, kompetisi apa lagi yang dikejar oleh RRQ.Eggsy? Ia menjelaskan bahwa dirinya lolos ke dalam kompetisi EChampionsLeague yang akan diadakan akhir April nanti di Manchester, Inggris. “Lebih spesifiknya fokus latihan FUT” tambah Ega.

Lalu target lain yang juga dikejar adalah Live Qualifying Event dan Indonesia Gaming League, karena Ega belum lolos dari kualifikasi liga FIFA 19 FUT lokal Indonesia tersebut. “Minggu ini sih baru ikut IGL lagi, dicoba dulu, siapa tahu lolos, hehe” Ega menjawab.

Sumber: FIFA Games News
Sumber: FIFA Games News

Sayang, perwakilan SEA untuk VBL di Jerman sendiri hanya satu orang saja. Jadi Ega tak lolos ke Grand Final VBL, hanya Wisuwat sang juara satu yang berhasil lolos. Ega selaku peringkat kedua berhak menerima hadiah sebesar 2000 Ringgit Malaysia (sekitar Rp6,9 juta). Lalu Kenny sebagai semi-finalis berhak menerima hadiah sebesar 1000 Ringgit Malaysia atau sekitar Rp3,4 juta.

Cukup disayangkan Ega dan Kenny masih belum berhasil lolos dalam kompetisi VBL International Series. Namun, kita tentu harus tetap memberi selamat atas prestasi yang berhasil ditorehkan oleh Ega dan Kenny. Tetap semangat bagi Ega dan Kenny, semoga komunitas FIFA 19 bisa terus menorehkan prestasi dalam kompetisi tingkat regional ataupun internasional.

Bungkam Louvre.JG, Onic Esports Jadi Juara Piala Presiden Esports 2019.

Bungkam Louvre.JG 3-0 dalam seri pertandingan best-of-5, Onic Esports menjadi juara Piala Presiden Esports 2019. Onic Esports bisa dibilang sebagai tim Mobile Legends terkuat di musim kompetisi tahun 2019 ini. Tercatat mereka sudah beberapa kali mendapatkan gelar juara belakangan ini. Mereka sempat memengankan Indonesia Esports Games yang selesai digelar pada awal Januari kemarin. Mereka juga kini sedang menduduki posisi pertama di klasemen liga kasta utama, Mobile Legends Professional League.

Kendati demikian, Louvre.JG sempat memberi perlawanan yang berarti saat game pertama melawan Onic Esports. Sayang setelah kekalahan pada game pertama tersebut, permainan Louvre.JG selanjutnya jadi terlihat lebih berantakan, dan momentum tersebut dimanfaatkan oleh Onic Esports.

Sumber
Onic Esports Juara 1 Piala Presiden Esports 2019 bersama dengan Menkominfo, Rudiantara, SC Piala Presiden Esports, Giring Ganesha, dan Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Triawan Munaf. Sumber: Press Release Piala Presiden Esports 2019
Piala presiden esports 2019 #2
Louvre.JG peringkat 2 Piala Presiden Esports 2019. Sumber: Press Release Piala Presiden Esports 2019
Piala presiden esports 2019 #3
PSG.RRQ, peringkat 3 Piala Presiden Esports 2019. Sumber: Press Release Piala Presiden Esports 2019

Onic Esports sebagai juara pertama berhak menerima hadiah uang tunai sebesar Rp400 juta. Selanjutnya peringkat kedua ada Louvre.JG yang berhak menerima hadiah uang tunai sebesar Rp200 juta, dan PSG.RRQ sebagai peringkat ketiga berhak menerima hadiah uang tunai sebesar Rp100 juta.

Kemenangan di Piala Presiden Esports 2019 bukan menjadi akhir perjuangan mereka. Seperti apa yang dikatakan Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrowi, dalam sambutan acara bootcamp Piala Presiden Esports pada 26 Maret 2019, ketiga tim tersebut akan dimasukkan ke dalam Pelatnas untuk persiapan SEA Games 2019 di Filipina.

Namun dalam menghadapi SEA Games, Onic Esports memiliki tantangan tersendiri. Penyebabnya adalah karena salah satu pemain mereka, Lu “Sasa” Khai Bean, berasal dari Malaysia. Walaupun perwakilan Indonesia untuk esports Mobile Legends di SEA Games masih dipilih lagi dari Pelatnas, namun jika tim Onic Esports yang terpilih, kehilangan Sasa tentu akan membebani mereka.

Menjawab soal ini saat konfrensi pers juara Piala Presiden Esports 2019, kawan-kawan Onic Esports ternyata sepakat bahwa Muhammad “Lemon” Ikhsan dan Supriandi “Watt” Dwi Putra adalah kandidat terbaik pengganti Sasa. Lemon merupakan salah satu pemain bintang dari tim RRQ, yang sampai saat ini masih disegani di jagat kompetitif Mobile Legends Indonesia. Sementara Watt dulu sempat berjuang bersama Afrindo “G” Valentino menumbangkan nama-nama besar seperti EVOS, RRQ, dan BTR, saat MPL Season 1.

Piala Presiden Esports #4
Sasa, pemain asal Malaysia yang bermain dengan tim Onic Esports, kemungkinan tidak akan masuk Pelatnas cabang Esports Indonesia untuk SEA Games karena kewarganegaraannya. Sumber: Dokumentasi Onic Esports

Masih soal menghadapi SEA Games 2019, Hybrid sempat menanyakan soal siapa negara yang jadi lawan terberat. Ternyata tim seperti Capcorn, PSG.RRQ, dan Onic Esports sendiri sepakat bahwa negara Filipina kemungkinan akan jadi lawan berat mereka di SEA Games 2019.

Hal ini wajar adanya, mengingat Filipina memang punya dua tim kuat yaitu Aether Main dan Digital Devils. Kedua tim tersebut berhasil menyingkirkan wakil-wakil Indonesia dalam gelaran MSC 2018 kemarin, sampai akhirnya kedua tim tersebut bertemu di final, yang pertandingannya oleh dimenangkan Aether Main.

Mari kita doakan yang terbaik bagi Onic Esports, Louvre.JG, dan PSG.RRQ. Semoga mereka bisa memberikan yang terbaik, saat mewakili Indonesia dalam gelaran SEA Games 2019 mendatang!

Keluar dari The Prime, InYourDream Resmi Pindah ke EVOS Esports

Muhammad “InYourDream” Rizky resmi meninggalkan tim The Prime, mengutip dari Instagram resmi The Prime. Keluarnya InYourDream dari The Prime terbilang cukup mengejutkan, mengingat ia baru bermain sangat sebentar bersama dengan Azam “Nafari” Aljabar dan kawan-kawan. Mengutip dari Liquidpedia Dota 2, InYourDream baru masuk The Prime pada 20 Januari 2019 lalu, yang berarti ia hanya main kurang lebih 2 bulan saja di tim tersebut.

Dalam postingan Instagram tersebut, tak tertulis alasan apapun seputar kepergian InYourDream dari ThePrime. Postingan tersebut hanya menuliskan “Farewell to InYourDream, Thank You and Goodluck Further”. Lebih lanjut soal alasan, Anton Sarwono selaku General Manager The Prime turut berbicara.

“Seperti yang sudah kita ketahui sebelumnya perilhal perjalanan karir InYourDream, The Prime ini ibarat rumah bagi dia. Jadi kepergian ini seperti dia sedang ingin merantau saja.” jawab Anton.

Lalu bagaimana nasib divisi Dota The Prime setelah ditinggal oleh InYourDream? Anton menjawab bahwa mereka akan mencoba breeding atau melatih talent baru di The Prime. “Yang pasti dengan atau tanpa kehadiran InYourDream di ThePrime, divisi Dota 2 kami pastinya akan terus berjalan” tambah Anton.

Sumber: DreamHack Official Media
InYourDream dan Xepher saat memenangkan DreamLeague Season 10 Minor bersama tim Tigers. Sumber: DreamHack Official Media

Sebelum berpindah ke The Prime, InYourDream bermain dengan tim internasional besutan Theeban “1437” Siva, Tigers. Ketika itu ia menjadi pemain Dota 2 Indonesia pertama yang berhasil go internasional dan bermain dengan pemain-pemain Internasional kawakan. Bersama Tigers selama kurang lebih 4 bulan, ia sempat membawa Tigers memenangkan DreamLeague Season 10, yang merupakan kompetisi Minor.

Terkait soal tim yang akan menjadi rumah baru InYourDream, tim tersebut adalah tim EVOS. InYourDream masuk ke dalam tim EVOS menggantikan sang carry yaitu Bruce “ilLogic” Ervandi. Penambahan InYourDream ke dalam tim EVOS ini bisa jadi akan mengubah peta kekuatan tim Dota di Indonesia, yang selama ini masih dipegang oleh BOOM.ID.

Membicarakan penambahan InYourDream ke dalam tim EVOS, Aldean Tegar selaku AVP of Esports turut berkomentar. Menariknya, ternyata memang ada hubungan antara teaser bertajuk “remember our DREAM” dengan kehadiran InYourDream di dalam tim EVOS.

“Sedari dulu kita sudah tertarik dengan InYourDream selaku top rank dan juga best player SEA. Sayang ketika itu kita belum dapat kesempatan, sampai akhirnya kesempatan tersebut baru datang sekarang. Itulah alasan kenapa teaser kehadiran InYourDream adalah remember our DREAM” Jawab Aldean.

Sumber: Instagram @evosesports
Sumber: Instagram @evosesports

Walau terkenal sebagai salah satu organisasi esports terbesar di Indonesia, namun divisi Dota EVOS selama ini bisa dibilang kurang gaungnya. Setelah lama kurang terdengar, EVOS akhirnya bisa unjuk gigi baru-baru ini, lolos ke closed qualifier MDL Disneyland pada 23 Maret 2019 lalu.

Sejauh ini EVOS di jagat kompetitif Dota sebenarnya terbilang cukup kuat. Walau memang belum sekuat tim BOOM.ID, namun EVOS juga punya catatan bermain di kompetisi Internasional, yaitu ESL One Hamburg. Bicara soal harapan ke depan, Aldean berharap kehadiran InYourDream bisa memberi lebih banyak kesempatan EVOS untuk lolos ke kompetisi Internasional.

“Harapan kita semoga bisa tembus major, minor, dan turnamen-turnamen selanjutnya dengan hasil yang maksimal” Aldean menambahkan, menutup obrolan singkat kami.

Semoga kehadiran InYourDream di EVOS akan semakin meningkatkan persaingan tim-tim Dota 2 Indonesia di jagat Internasional. Selama ini baru BOOM.ID yang getol tampil di gelaran Internasional. Dengan pengalaman internasional InYourDream sebagai bahan utama yang dicari selama ini, EVOS tentu diharapkan dapat lebih bersaing di jagat Dota Internasional.

 

Team Ninja Umumkan DEAD OR ALIVE 6 World Championship

Team Ninja, pengembang game Dead or Alive 6 (DoA 6), mengumumkan kehadiran DoA 6 World Championship tahun ini. Menghadirkan total hadiah US$90 ribu (sekitar Rp12 milyar), kompetisi ini menjanjikan akan memiliki regional qualifier dan gelaran Grand Final di Jepang.

Bagi Anda yang mungkin masih cukup awam dengan ragam game fighting, mari saya jelaskan terlebih dahulu apa itu Dead or Alive secara singkat. Game ini merupakan game fighting besutan Tecmo dan Team Ninja. Seri ini pertama kali rilis tahun 1996, dan muncul dengan ciri khas sebagai game fighting 3D bertempo cepat. Seiring perkembangan, entah kenapa Dead or Alive mengalami pergeseran, dan kini lebih terkenal sebagai game fighting dengan jejeran petarung perempuan yang super seksi.

Sumber: Team Ninja Official Sites
Sumber: Team Ninja Official Sites

Kualifikasi internasional DoA 6 World Championship pertama kali dimulai pada 20 April 2019 dalam event THE MIXUP di Lyon, Perancis. Tentunya kualifikasi tidak hanya diadakan di Perancis saja. Akan ada serangkaian turnamen lain sepanjang 2019, untuk melengkapi 16 petarung terbaik yang akan bertarung dalam pertandingan Grand Final di Jepang nanti.

Mengutip laman resmi Team Ninja baru ada 3 kompetisi untuk regional Asia. Kompetisi tersebut adalah Asia Qualifier di Taiwan yang dijadwalkan musim panas 2019 ini (Antara Juni – September), Fatal Match di Jepang yang dijadwalkan musim gugur 2019 (Antara September – Desember), dan Asia Online Qualifier yang masih bertandakan TBD.

Lebih lanjut soal kualifikasi, kabarnya juga DoA World Championship akan menggunakan sistem poin, sistem kualifikasi yang kerap digunakan dalam ragam esports game fighting. Regional Amerika Serikat, Asia, dan Eropa akan memiliki leaderboard poin masing-masing. Nantinya top 5 dari Amerika Serikat, top 3 dari Asia dan Eropa akan lolos untuk bertanding di babak Grand Final. Lima spot lain akan diberikan kepada pemenang gelaran kompetisi offline Fatal Match, dan DEAD OR ALIVE Festival.

Walaupun insiatif esports dari Team Ninja sebenarnya cukup baik, namun kenyataannya adalah, keseriusan game DOA selama ini kerap dipertanyakan oleh komunitas FGC. Membicarakan hal ini, Bram Arman, Founder dari Advance Guard, yang juga bisa dibilang sesepuh komunitas FGC, turut angkat bicara. “Bicara soal kompetisinya sendiri, sebenarnya nggak jauh beda dari game fighting world tour lainnya, yang bersifat open tournament. Lalu kalau bicara soal kesempatan Indonesia dalam kompetisi ini, sejauh yang saya tahu anak anak FGC Indonesia jarang ada yang betul-betul serius main game ini.” ujar Bram.

Sumber: Team Ninja Official Sites
Sumber: Team Ninja Official Sites

Lalu, apakah dengan insiatif esports dari Team Ninja akan meningkatkan perhatian komunitas FGC Indonesia terhadap game yang satu ini? Bram menambahkan, menurutnya hal ini tidak berpengaruh besar. “Nggak ngaruh kalau komunitas lokalnya nggak ada. Ini terbukti dengan Injustice dan Killer Instinct yang punya world tour, tapi tetap tidak ada orang Indonesia yang main dengan serius.” jawab Bram.

Apakah dengan inisiasi esports dari Team Ninja ini, kesuksesan DOA sebagai game fighting bisa meningkat? Siapa yang tahu, kalau ternyata konten game yang “menghibur”, dipadukan dengan esports, menjadi sebuah kunci kesuksesan sebuah game.

Tencent Umumkan PUBG Mobile Club Open, Jadikan Vivo Sebagai Sponsor Utama

Belakangan salah satu penerbit dan pengembang game ternama asal Tiongkok, Tencent, sedang getol kembangkan esports. Salah satu yang terlihat adalah lewat game Battle Royale yang mereka besut, PUBG Mobile. Setelah PUBG Mobile Campus Championship yang dimenangkan oleh Universitas Amikom Yogyakarta, gelaran esports berikutnya adalah PUBG Mobile Club Open (PMCO).

Kompetisi PMCO merupakan sebuah kompetisi PUBG yang akan berjalan sepanjang tahun 2019 ini. Dibagi menjadi dua fase, Spring Split (Maret – Juli) dan Fall Split (Agustus – Desember), PMCO mempertandingkan pemain semi-pro/pro terbaik dari 10 regional di dunia. Menariknya, siapapun Anda bisa mengikuti kompetisi yang satu ini. Tapi tetap saja, Anda harus jadi yang terbaik jika ingin memenangkan total hadiah US$2,5 juta (Rp35 milyar).

Sumber: Esports Insider
Sumber: Esports Insider

Awalnya kompetisi ini diumumkan dengan total hadiah US$2 juta, namun hadiah tersebut ditingkatkan setelah Vivo masuk sebagai sponsor utama. Selain memberikan hadiah, Vivo juga akan menyediakan smartphone bagi para peserta selama pertandingan PMCO.

Terkait rekanan ini, Vincent Wang selaku General Manager of Global Publishing Departement Tencent Games turut memberikan komentarnya. “Kami sangat gembira atas rekanan kami dengan Vivo, mengingat reputasi Vivo yang selalu inovatif dan mendahulukan kebutuhan para penggunanya. Juga karena Tencent yang selalu mengutamakan inovasi, rekanan ini menunjukkan dedikasi kami untuk memberikan pengalaman bermain terbaik bagi para pemain dan fans kami dari berbagai belahan dunia.” kata Vincent Wang mengutip dari Esports Insider.

PUBG dan PUBG Mobile memang sedang berusaha mendorong program esports kepada khalayak. Mengingat ada perbedaan manajemen antara PUBG dengan PUBG Mobile, jadi wajar jika keduanya punya program esports yang berbeda. PUBG yang diurus oleh PUBG Corporation memiliki program esports mereka tersendiri, salah satunya mereka umumkan lewat roadmap 2019 Asia Tenggara.

Sumber: Twitter @PUBGMOBILE
Sumber: Twitter @PUBGMOBILE

Sementara itu, PUBG Mobile punya program yang terpisah dari PUBG versi PC. Beberapa program esports yang sudah diselenggarakan Tencent untuk PUBG Mobile termasuk, PUBG Mobile Star Challenge yang berhasil dimenangkan oleh RRQ Athena. Lalu secara lokal Indonesia, ada kompetisi PUBG Mobile Indonesia National Championship yang dimenangkan oleh Bigetron, dan PUBG Mobile Campus Challenge yang dimenangkan oleh Universitas Amikom Yogyakarta.

Pekan ini PMCO Spring Split sudah memasuki fase kualifikasi, lewat event Crew Challenge di dalam game. Fase berikutnya adalah Regional Group Round yang diselenggarakan secara online, dimulai pada 26 April sampai 5 Mei 2019.

 

Menpora Bicara Soal Pengembangan Ekosistem Esports Indonesia Untuk SEA Games 2019

Jelang acara puncak Piala Presiden Esports 2019, pagi tadi (26 Maret 2019), digelar sebuah konferensi pers membahas soal perkembangan dan pengembangan esports di Indonesia. Konferensi pers ini dihadiri oleh Imam Nahrawi selaku Menpora RI, Triawan Munaf selaku kepala Badan Ekonomi Kreatif, Yanuar Nugroho dari Deputi II KSP dan Giring Ganesha selaku Steering Committee Piala Presiden Esports 2019.

Seperti yang diketahui, Piala Presiden Esports 2019 ini bukan hanya terbatas pada kompetisi biasa. Sebagai bentuk komitmen pemerintah kembangkan esports, kompetisi ini juga mempersiapkan bootcamp pembinaan soft skill bagi para peserta. Tetapi ternyata dukungan pemerintah tidak terbatas sampai situ saja.

Dokumentasi Hybrid - Akbar Priono
Dokumentasi Hybrid – Akbar Priono

Dalam sesi bincang-bincang, Imam Nahrawi mengungkap, bahwa nantinya jawara Piala Presiden Esports 2019 akan digembleng dalam pelatnas persiapan SEA Games 2019. Semua dukungan ini bisa dibilang sebagai buntut dari pencapaian Indonesia di cabang eksibisi esports, dalam gelaran Asian Games 2018.

Melihat prestasi tersebut, Menpora pun berkomitmen untuk lebih mempersiapkan atlet esports Indonesia untuk ajang-ajang besar, termasuk Olimpiade. “Adapun untuk persiapan kita di cabor esports, juara 1 sampai 3 Piala Presiden ini dapat langsung masuk Pelatnas SEA Games,” Menpora menjelaskan mengutip dari laman resmi Kemenpora.

Bicara soal persiapan, tanggal 26-27 Maret 2019 ini juga menjadi sesi bootcamp bagi para peserta Piala Presiden Esports 2019. Tercatat ada enam topik yang menjadi fokus pembinaan ini. Topik tersebut adalah: Pembinaan Ideologi Pancasila dari Ketua BPIP dan Wakil Ketua MPR, Public Speaking oleh Kemal, Team Building Esports dan Bisnis Esports oleh Hartman Harris dan Delwyn, Personal Development oleh Laksmiari Saraswati Widodo, Sportivitas, Nasionalisme, dan Dedikasi kepada Bangsa oleh Liliyana Natsir, dan Healthy Lifestyle oleh Andy Kurniawan, Sp. KO.

Dokumentasi Hybrid - Akbar Priono
Dokumentasi Hybrid – Akbar Priono

Pada gelaran jumpa pers tersebut, Kemenpora juga menjawab isu seputar dampak negatif game yang memang sedang santer belakangan. Terkait hal tersebut, Kemenpora mengatakan bahwa kita semua, ekosistem esports harus lebih fokus pada sisi positif sebuah game. Ia tidak memungkiri bahwa video game bisa saja memberi efek negatif, namun harus dipikirkan juga bahwa kenyataannya kini video game bisa memberikan prestasi, dan mengharumkan nama Indonesia di mata Internasional.

Gelaran final Piala Presiden Esports 2019 akan diselenggarakan pada 30-31 Maret 2019 mendatang di Istora Senayan, jakarta. Kompetisi ini mempertandingkan 16 tim Mobile Legends terbaik se-Indonesia dengan komposisi berupa, 8 tim dari Kualifikasi Regional, dan 8 tim dari Kualifikasi Tertutup. Piala Presiden Esports 2019 memperebutkan total hadiah sebesar Rp1,5 miliar dan tentunya gelar juara Piala Presiden Esports yang pertama di Indonesia.

Louvre Esports: Ketika Organisasi Esports Mobile dan PC Bersatupadu

Bagi Anda penikmat jagat kompetitif Mobile Legends, nama Louvre Esports tentu sudah tak lagi asing ditelinga Anda. Mengikuti liga kasta utama Mobile Legends sejak musim pertama, tim yang berbasiskan di Surabaya ini terbilang konsisten mempertahankan prestasinya. Louvre Esports bahkan kini bisa dibilang sebagai salah satu tim Mobile Legends terbaik di Indonesia.

Dengan usianya yang masih belia,  Louvre Esports bisa dibilang sudah cukup sukses. Tapi tim esports yang di sokong oleh perusahaan Louvre Hotels Group ini selalu haus akan perkembangan dan ingin jadi lebih besar lagi kedepannya.

Tapi menjadi besar tidak bisa cuma sekadar bicara atau sekadar ingin, butuh strategi serta komitmen tinggi untuk dapat mencapai hal tersebut. Bagaimana strategi dan rencana Louvre Esports untuk bisa menjadi salah satu organisasi esports besar di Indonesia? Simak obrolan saya dengan Iwan AnferneeChief Operation Officer dari manajemen Louvre Esports.

Louvre Esports, Ketika Hobi Menciptakan Peluang Bisnis      

Dokumentasi resmi Louvre Esports -
Dokumentasi IESPL

Louvre Esports sebenarnya bisa dibilang sebagai passion project dari sang pemilik, Eric Herlangga, Presiden Direktur Louvre Hotels Group. Menurut cerita Iwan, Eric sangat suka bahkan hobi main game Mobile Legends. Berangkat dari kesukaannya terhadap Mobile Legends dan kehadiran peluang ketika itu, Eric akhirnya mencetuskan membentuk Louvre Esports.

Klub esports ini pertama kali terbentuk saat event kompetisi Mobile Legends Maxcited di Makassar pada tahun 2017. Dalam kompetisi yang dibuat oleh Telkomsel ini, Louvre Esports melakukan debut dengan tim buatan mereka sendiri, dan berhasil keluar menjadi juara.

Menariknya, pada saat itu Iwan belum bergabung dengan Louvre Esports. Sebelum Louvre Ada, Iwan sudah lebih dahulu memiliki organisasi esports yang bernama Juggernaut Gaming. Pada masa itu Louvre Esports fokus di Mobile Legends, karena kesukaan Eric kepada Mobile Legends. Sementara Juggernaut Gaming merupakan tim esports yang lebih fokus pada esports PC, karena kepemilikan Iwan terhadap Internet Cafe Supernova Yogyakarta.

Lalu karena melihat adanya peluang, Iwan menawarkan kolaborasi Juggernaut Gaming dengan Louvre, demi menciptakan entitas yang lebih besar untuk ekosistem esports Indonesia. Akhirnya Louvre Esports dan Juggernaut Gaming melebur jadi satu pada Desember 2018 lalu, dengan membawa nama Louvre Esports. Organisasi ini mencoba menguatkan diri dari sisi esports divisi PC dan Mobile dengan Iwan memegang peran sebagai Chief Operation Officer.

Antara Esports Mobile atau PC Bagi Louvre Esports

Dokumentasi Resmi Louvre Esports -
Dokumentasi IESPL

Latar belakang meleburnya Juggernaut Gaming dengan Louvre Esports ini akhirnya membuat saya tergelitik. Alhasil pertanyaan yang pertama kali muncul di kepala saya saat mendengar hal ini adalah, “Akan ke arah mana fokus organisasi Louvre Esports untuk saat ini dan ke depannya? Esports PC atau esports mobile?”.

Iwan mengatakan walau game mobile sedang sangat populer di masa kini, Ia tetap ingin nama Louvre Esports membumbung tinggi apapun platform tempat game tersebut dimainkan. Mengapa demikian? Menurutnya karena esports adalah esports, tanpa harus membedakan game atau tempat game tersebut dimainkan. Namun untuk sekarang, game mobile adalah sasaran utama Louvre Esports.

Menurut Iwan, alasan hal tersebut adalah karena fenomena popularitas game mobile yang terjadi belakangan. “Memang saat ini game mobile di Indonesia sedang populer dan terlihat potensial. Contohnya saja Free Fire, yang kebetulan juga merupakan divisi terbaru Louvre Esports. Dari segi viewer, jumlah penonton ini mencapai 100 ribu pada kompetisi Jakarta Invitationals. Tambah lagi, secara ranking, game ini juga tercatat sedang menyalip PUBG Mobile di Play Store” Jawab Iwan menyatakan pandangannya terhadap fenomena popularitas game mobile.

Mengejar Ambisi atau Bisnis, Pilihan Louvre Esports dalam Menciptakan Organisasi esports yang Sukses

Dokumentasi Resmi Louvre Esports
Dokumentasi Resmi Louvre Esports – Yasir Muhammad Arif

Menurut saya dalam mengembangkan tim esports, ada dua hal yang bisa dijadikan landasan pengembangan. Pertama, bisa jadi mengejar ambisi sang pemilik, entah itu keinginan untuk selalu juara, atau keinginan menghadirkan divisi esports dari game yang disukai, atau ambisi untuk bisa tampil di kompetisi internasional. Kedua, bisa jadi pola pikir bisnis, yang mana semuanya dinilai berdasarkan untung-rugi saja.

Menurut Iwan kedua hal tersebut harus diseimbangkan, namun ia menambahkan bahwa Iwan lebih memprioritaskan prestasi. Alasannya cukup jelas, menurutnya tanpa pretasi yang baik, organisasi esports akan kesulitan menjual brand mereka ke sponsor. Maka dari itu ketika saya menceritakan tulisan saya soal beratnya perjuangan atlet esports dari sudut pandang psikologi, Iwan pun turut semangat, dan mengatakan bahwa Louvre Esports punya keingingan untuk mengarah ke hal tersebut.

“Jaman sekarang latihan dalam esports itu bukan cuma soal main saja, ada juga soal bonding tim, perlu juga latihan fisik supaya performa tetap prima. Maka dari itu saya sebenarnya sedang merencanakan agar Louvre Esports bisa menciptakan sistem pelatihan yang menyeluruh, layaknya klub olahraga professional” Jawab Iwan dalam perbincangan kami.

Dokumentasi Resmi Louvre Esports -
Kido, salah satu pemain divisi Mobile Legends Louvre Esports yang terkenal sangat royal dengan para penggemarnya. Dokumentasi Resmi Louvre Esports – Yasir Muhammad Arif

Lalu kalau soal bisnis, menurut Iwan salah satu yang terpenting adalah soal branding dan publikasi. Secara branding Louvre Esports kini terbilang hanya kuat di ranah Mobile Legends. Penyebabnya? Karena konten-konten Instagram mereka yang menarik, ditambah kebiasaan para pemain divisi Mobile Legends Louvre Esports untuk aktif bermedia-sosial.

Namun berangkat dari hal tersebut, Iwan jadi curhat soal tantangan branding dari sudut pandang Louvre Esports. Menurut Iwan tantangannya adalah kenyataan bahwa kebanyakan pemain esports divisi game PC mereka cenderung “anti-sosial”. “Anak-anak mobile kebanyakan pada aktif bersosial media, sehingga branding kita juga terbantu. Tapi player PC agak susah, kebanyakan mereka hanya mau main aja dan cenderung tidak hobi bersosial media” cerita Iwan.

Maka sebagai usaha Louvre Esports untuk mendorong branding organisasi serta pemain mereka, manajemen mencoba melakukan beberapa strategi. Salah satunya seperti dengan membuat video profil tentang sang pemain, atau cerita tentang asal usul mereka sebelum menjadi atlet esports. Niatnya dengan strategi tersebut, para pemain jadi lebih dikenal oleh khalayak esports Indonesia. Harapan terbesarnya adalah, kalau pemain tersebut sukses, nama Louvre Esports bisa terangkat berbarengan dengan pamor sang pemain.

Louvre Esports Kini dan Nanti

Dokumentasi Resmi Louvre Esports
Dokumentasi Resmi Louvre Esports – Yasir Muhammad Arif

Perbincangan kami berlanjut membicarakan topik selanjutnya, soal Louvre Esports di masa kini dan rencana masa depan. Topik pertama yang terpikirkan adalah soal bagaimana Louvre bisa bersaing di tengah gempuran organisasi esports internasional di Indonesia. Seperti yang sudah Anda ketahui, belakangan macam-macam organisasi esports luar negeri masuk ke Indonesia, contohnya ada Flash Wolves dari Taiwan atau klub sepakbola Paris Saint-Germain yang jalin kolaborasi dengan tim Mobile Legends RRQ.

Dampak fenomena ini seperti pedang bermata dua kepada ekosistem esports Indonesia. Satu sisi memberi dampak positif, ekosistem esports Indonesia jadi berkembang berkat investasi asing. Sisi lain memberi dampak negatif, organisasi esports lokal seperti Louvre Esports perjuangannya jadi lebih berat karena ketatnya persaingan.

Menanggapi hal ini, Iwan menjawab bahwa salah satu yang membuat Louvre bisa menang di tengah gempuran tersebut adalah kejelian melihat peluang dan potensi. “Saya sendiri selalu rutin datang ke berbagai event esports untuk memantau pemain-pemain yang memang potensial. Tapi kami nggak cuma lihat skill, kami juga lihat soal attitude. Bagaimanapun pemain jago yang toxic bisa meracuni pemain lain, dan mengurangi performa tim secara keseluruhan” Cerita Iwan kepada Saya.

Tak heran jika Louvre Esports terbilang cukup tanggap dalam menciptakan divisi esports baru, terutama pada cabang game yang potensialContoh nyata hal tersebut adalah kehadiran divisi tim esports Free Fire Louvre Esports, yang terbilang lebih dahulu daripada kebanyakan organisasi esports lainnya di Indonesia.

Dokumentasi Resmi Louvre Esports
Dokumentasi IESPL

Lalu apa pertimbangan Louvre ketika akan membuka divisi game baru. Iwan mengakui bahwa salah satu faktor utama adalah angka viewership game tersebut. “Nggak bisa bohong, kalau bicara soal alasan membuat divisi baru di Louvre Esports, yang kami lihat adalah angka viewership game lebih dulu. Menurut saya, viewership tetap jadi senjata kuat untuk memajukan nama kami ke para sponsor nantinya” Jawab Iwan memperjelas.

Bagaimana dengan target Iwan bersama Louvre Esports serta harapan dari Iwan terhadap ekosistem esports di Indonesia. Iwan mengatakan bahwa targetnya terhadap Louvre Esports tidak terlalu muluk-muluk; tidak sampai ingin selalu menjadi juara 1 pada semua kompetisi. Ia hanya berharap Louvre Esports nantinya bisa menjadi top 3 di dalam persaingan organisasi esports Indonesia.

Terakhir menutup pembicaraan, Iwan mengungkapkan harapannya terhadap esports di Indonesia dan Louvre Esports. “Kalau untuk esports di Indonesia, harapannya adalah industrinya terus bertahan di masa depan. Ibaratnya, jangan sampai tahun ini heboh, tapi tahun depan esports hilang gaungnya. Kalau soal Louvre, harapannya adalah bahwa Louvre bisa memberikan sesuatu kepada komunitas gamers. Kerja keras kami membangun Louvre Esports memiliki tujuan akhir dari gamers untuk gamers, supaya di masa depan gamers bisa hidup makmur bekerja dari hobi mereka” Iwan menjelaskan kepada Hybrid.

Walau masih belia, perkembangan Louvre Esports menarik untuk disimak. Melihat sepak terjang kesuksesan mereka di kancah Mobile Legends, mungkin ini memang sudah saatnya Louvre Esports bisa lebih tampil di cabang game lain, apalagi cabang game yang sedang populer belakangan seperti PUBGm, Free Fire, atau mungkin Arena of Valor.

Apalagi kolaborasi dengan brand Juggernaut Gaming, saya selaku pemerhati esports serta pecinta game PC berharap Louvre Esports bisa lebih melihat potensi-potensi besar di jagat esports PC. Mengingat esports PC yang kini sedikit tertinggal, harapannya Louvre Esports bisa membantu mereka berkembang, sembari terus menggaungkan nama Louvre Esports di berbagai ranah game apapun.

 

Dominasi Bali Dalam Kualifikasi Ketiga Indonesia Gaming League FIFA 19 FUT

Kualifikasi Indonesia Gaming League kembali berlanjut, dan pekan ini adalah fase kualifikasi pekan ketiga. Kompetisi yang mempertandingkan FIFA 19 FUT ini, baru saja menyelesaikan fase kualifikasi tersebut pada Minggu, 24 Maret 2019. Kembali seperti pekan lalu, kualifikasi IGL pekan ini mencari tiga pemain terbaik untuk bertanding di liga utama nantinya.

Untuk pekan ini, tiga pemain terbaik yang berhasil lolos adalah Aditra Gusnar (Denpasar), Ghea Ananta Adrian (Samarinda), dan Nyoman Tri Laksana Putra (Bali). Menariknya ketiga tim ini memiliki value team yang cukup bervariasi.

Sumber: Instagram @igl.id
Sumber: Instagram @igl.id

Aditra Gusnar memiliki value team senilai 7 juta coin atau setara Rp10.500.000. Lalu Ghea Ananta memiliki pemain yang lebih bombastis dengan value senilai 12.514.000 coin atau setara Rp18.700.000. Terakhir ada Nyoman Tri Laksana Putra yang memiliki value team paling kecil, yaitu hanya 6.211.500 coin atau setara Rp9.300.000.

Value team ini merupakan nilai total dari pemain FUT yang digunakan oleh para pemain tersebut. Kalau dihitung, nilai 100 ribu coin itu kira-kira sama dengan Rp150 ribu. Namun bukan berarti semua pemain tersebut menghabiskan sekitar Rp10 juta untuk membuat tim FUT mereka. Melainkan, total nilai jual-beli pemain tersebut di dalam game.

Lalu apakah value team yang besar, menjadi faktor penentu kemenangan seorang pemain. Terkait hal ini Andika Putra, pemain yang lolos IGL dari kualifikasi week 1, sempat menyatakan komentarnya. Mengutip dari Instagram resmi IGL, menurut Andika, tim yang bagus memang diperlukan, akan tetapi skill dan mental masing-masing individu tetap merupakan faktor kemenangan terpenting di dalam sebuah pertandingan.

Kompetisi IGL memperebutkan total hadiah sebesar Rp250 juta. Fase kualifikasi berlangsung selama 8 pekan, yang mencari 24 pemain FIFA 19 FUT terbaik dari penjuru Indonesia. Pekan ini merupakan pekan ketiga dari fase kualifikasi IGL 2018. Masih tersisa 5 pekan fase kualifikasi IGL, sampai tanggal 28 April 2019 mendatang.

Sumber: Instagram @igl.id
Sumber: Instagram @igl.id

Setelah tiga pekan, berarti sudah ada 9 pemain yang lolos ke dalam kompetisi IGL. Dari week 1 ada Andika Putra, Pugu Mujahit, dan Egi Ilyas. Lalu dari week 2 ada Abdul Rozak, Arlan Paranti, dan Dedy Tami H. Bagi Anda yang ingin menjajal kemampuan bermain FIFA 19 FUT, fase pendaftaran untuk pekan keempat sudah dibuka, sampai dengan 28 Maret 2019 nanti. Untuk mendaftarkan diri di Indonesia Gaming League, Anda dapat mengakses form registrasi lewat laman vivagoal.com.

Akankah fase kualifikasi IGL pekan keempat, memunculkan kejutan-kejutan dari pemain FIFA 19 FUT Indonesia? Kita tunggu saja kelanjutan dari perjalanan kualifikasi Indonesia Gaming League 2019.

Universitas Amikom Yogyakarta Jadi Juara PUBG Mobile Campus Championship 2019

PUBG Mobile Campus Championship (PMCC) baru saja selesai digelar pada 24 Maret 2019 kemarin. Setelah dua hari dan delapan ronde pertandingan, Universitas Amikom Yogyakarta berhasil keluar sebagai pemenang. Bermain dengan cukup mendominasi, mereka berhasil mendapatkan total 3 chicken dinner, dari 8 ronde pertandingan.

Kompetisi PMCC merupakan kompetisi antar kampus pertama yang digelar oleh PUBG Mobile. Memperebutkan total hadiah Rp300 juta, PMCC diikuti oleh 2000 mahasiswa dari 350 universitas di Indonesia. Setelah kualifikasi panjang, akhirnya putaran final PMCC 2019 menyisakan 16 kampus terbaik dari berbagai universitas di Indonesia.

Sumber: Dokumentasi Resmi PUBG Mobile
Sumber: Dokumentasi Resmi PUBG Mobile

Universitas Amikom Yogyakarta sendiri menjadi pemenang karena konsistensi permainan yang ia tunjukkan. Walau cuma dapat 3 chicken dinner, namun ternyata mereka tetap berhasil amankan poin yang cukup besar pada ronde lainnya. Hanya pada ronde 6 saja mereka bermain kurang maksimal, dan cuma mendapatkan 6 poin saja.

Ternyata, usut punya usut, salah satu faktor kemenangan Amikom Yogyakarta ini datang dari Rizky “Ipat” Fajarista. Hal ini diungkap oleh salah satu caster PMCC, Ahmad “CaptainRigel” Ichsan, saat saya tanyai komentarnya soal kemenangan Amikom Yogyakarta di PMCC 2019.

“Awalnya saya ragu dengan tim Amikom. Banyak yang bilang mereka jago, tapi entah kenapa di hari pertama permainannya kurang maksimal. Untungnya mereka dapat chicken di game 4, yang menjadi momentum dominasi mereka sampai akhir. Ternyata saya mendengar kabar, kalau Ipat adalah mantan pemain profesional PUBG PC yang berpindah main PUBGm.” Jawab Rigel.

Sumber: Dokumentasi Resmi PUBG Mobile
Sumber: Dokumentasi Resmi PUBG Mobile

Salah satu caster PUBG ternama, Arwanto ‘WawaMania’ Tanumiharja, juga turut memberikan komentarnya saat saya temui di gelaran PMCC 2019. “Jadi Amikom Yogyakarta ini jadi mendominasi karena tiga pemain mereka sudah main bareng sejak lama.” ujar Wawa. Lebih lanjut soal kunci kemenangan Amikom, baik Rigel dan Wawa memberikan komentar yang kurang lebih senada, yaitu game knowledge mereka yang lebih daripada pemain lain.

Bicara soal kunci kemenangan Universitas Amikom Yogyakarta, Wawa menyoroti permainan rotasi apik dari Ipat dan kawan-kawan, yang kerap melakukan rotasi cepat begitu circle berpindah. Sementara Rigel menyoroti soal penerapan game knowledge mereka dari PUBG PC ke PUBG mobile, yang ternyata berhasil memberikan kemenangan kepada tim ini.

Sumber: Dokumentasi Resmi PUBG Mobile
Sumber: Dokumentasi Resmi PUBG Mobile

Universitas Amikom Yogyakarta juara PMCC 2019 mengamankan 239 poin, dan mendapatkan hadiah Rp30 juta. Selanjutnya di posisi kedua ada Universitas Sam Ratulangi Manado mengamankan 154 poin, dan mendapatkan hadiah Rp20 juta. Lalu di posisi ketiga ada Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta mengamankan 136 poin, dan mendapatkan hadiah Rp10 juta.

Selamat bagi Univeristas Amikom Yogyakarta! Semoga kemenangan kalian di PMCC 2019, bisa menjadi batu loncatat untuk meraih prestasi gemilang lainnya di masa depan!

Tiga Pemain Terbaik Indonesia Gaming League dari Fase Kedua Kualifikasi Online

Kualifikasi fase kedua Indonesia Gaming League (IGL) baru saja selesai pada Minggu, 17 Maret  2019, lalu. Kompetisi IGL ini merupakan liga esports yang mempertandingkan game FIFA 19 FUT (Versi online dari game FIFA 19). Liga ini merupakan kompetisi rutin FIFA 19 FUT yang ditujukan untuk mencari bakat pemain FIFA 19 terbaik se-Indonesia.

Sebanyak 250 pemain telah berpartisipasi pada minggu kedua liga ini. Kualifikasi online dari IGL 2019 ini berlangsung selama delapan pekan, mulai dari 9 Maret sampai 27 April 2019 mendatang. Dari setiap pekan, tiga pemain terbaik akan diambil untuk memasuki fase babak liga.

Sumber: dokumentasi resmi IGL
Sumber: dokumentasi resmi IGL

Namun satu yang menarik adalah, meskipun Anda gagal di pekan sebelumnya, Anda masih bisa mengikuti kualifikasi kembali di pekan berikutnya. Tercatat, beberapa nama besar di esports FIFA 19 bahkan sempat gugur di pekan pertama dan kedua kualifikasi online. Nama seperti Anding wong (EVOS), Angga (The Prime), Kenny Prasetyo (SFI), Icanbutski (PG.Barracx), Tarigan (CAPCORN), Davi (NARA), dan Chanks (XCN) merupakan nama besar yang belum berhasil lolos dari kualifikasi online.

Dari kualifikasi sepekan kemarin sudah terpilih tiga pemain terbaik yang berhasil lolos dari kualifikasi. Mereka yang berhasil lolos adalah Abdul “PandaDewa” Rozak R (Jakarta), Dedy “DavionGre” Tami H (Bogor), dan Arlan “ParantiFIFA” Paranti (Sukabumi). Penasaran dengan sosok sosok tersebut, kami pun menanyakan komentar dari Achmad “FadhKarim” Fadh selaku Ketua Indonesia FIFA juga community manager dari IGL.

“Kalau untuk kelolosan Rozak dan Dedi sebenarnya sesuai prediksi saya, tetapi untuk Paranti agak surprise. Kenapa? Karena dia bisa mengalahkan dominasi beberapa pemain yang sudah profesional dan dinaungi oleh organisasi.” Ucap Fadh mengomentari ketiga orang yang lolos tersebut.

Achmad Fadh (Kiri) ketua komunitas FIFA, sekaligus community manager di IGL. Sumber: RevivalTV
Achmad Fadh (Kiri) ketua komunitas FIFA, sekaligus community manager di IGL. Sumber: RevivalTV

Paranti memiliki gaya permainan yang unik. Skuad FUT miliknya banyak mengandalkan pemain pemain klasik seperti Hernan Crespo, Gennaro Gattuso, Luis Figo, serta ditambah dua jendral lini belakang yaitu Paolo Maldini serta Fabio Cannavaro. Faranti mengandalkan pola permainan 4-3-3 yang siap berganti menjadi 4-2-3-1 wide. Dengan permainan penyerangan serta pertahan yang seimbang dan cukup presisi, Paranti kerap melakukan serangan counter attack yang mematikan.

Namun menariknya, kalau bicara soal pemain yang paling potensial, Fadh malah lebih melihat Abdul Rozak. “Karena dia adalah salah satu player yang memiliki skill di atas rata-rata, dicampur gaya permainan possession yang kuat.” Jawab Fadh membicarakan soal Abdul Rozak.

Saat ini baru ada 6 pemain yang lolos ke dalam liga IGL. Fase online qualifier masih berlangsung sampai 26 April 2019 mendatang. Ini berarti tersisa sekitar 6 pekan lagi untuk mencari 18 pemain lain guna berkompetisi di IGL 2019. Bagi Anda pemain FIFA 19 FUT dan ingin menguji kemampuan di dalam kompetisi, Anda bisa langsung ke laman resmi Indonesia Gaming League untuk mendaftarkan diri ke dalam online qualifier pekan selanjutnya.