Startup Studio Indonesia Genjot Kompetensi Startup Lokal Lewat Pendekatan “Product Market Fit”

Prediksi nilai ekonomi digital Indonesia yang bakal terus bertumbuh pesat hingga senilai ratusan miliar dolar, nyatanya selaras dengan upaya menggenjot pertumbuhan industri startup digital tanah air. Di tengah pangsa pasar internet yang mencapai hampir lebih dari 200 juta pengguna, industri startup Indonesia punya potensi besar.

Di samping telah melahirkan beberapa startup bervaluasi “unicorn”, industri startup Indonesia juga  telah memiliki 43 startup bervaluasi “centaur” (perusahaan dengan valuasi di atas USD 100 juta), yang tentu berpotensi pula menjadi startup unicorn selanjutnya. Meski demikian, di balik potensi yang gemilang, tentu ada tantangan yang perlu kita hadapi bersama, salah satunya terkait dengan kemampuan daya saing startup lokal. Hal ini patut jadi perhatian, sebab, dalam laporan yang dirilis oleh Startup Genome Report, 70 persen kegagalan startup disebabkan oleh rencana penskalaan bisnis yang prematur, dengan salah satu faktornya yakni ketidaksiapan startup dalam meramu produk dan kegagalan menjawab kebutuhan pasar.

Lalu bagaimana semestinya industri menyikapi tantangan tersebut? Metode penguatan produk dan model bisnis melalui pendekatan “product market fit” bisa menjadi metode yang diadaptasi oleh para pelaku startup. Marc Andreessen, seorang investor kawakan dari ventura kapital ternama Silicon Valley, Andreessen Horowitz mendefinisikan, product market fit adalah sebuah skenario (situasi) di mana bisnis (startup) berada di posisi pasar yang baik, dengan produk yang dapat memuaskan pasar tersebut. Product market fit dianggap tidak berjalan dengan baik apabila respon pasar terhadap jasa atau produk yang ditawarkan tidak memberikan value, tidak adanya promosi organik dari mulut ke mulut, hingga nihilnya ulasan dari konsumen. Bagi calon pendiri startup yang sukses, hal ini tentu jadi pekerjaan rumah yang mesti ditanggulangi sejak dini – atau setidaknya sejak startup berada di fase early-stage (awal).

Tantangan itu yang menjadi latar belakang bagi banyak entitas di dalam lingkup ekosistem teknologi dan ekonomi, untuk menggerakkan inisiatif program inkubasi yang menargetkan lahirnya startup-startup lokal berdaya saing global. Seperti yang dihadirkan oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) dalam meluncurkan Startup Studio Indonesia, sebuah program inkubasi intensif yang berfokus pada pembangunan kompetensi startup yang berada di fase early-stage

Diinisiasi untuk menjawab berbagai tantangan di atas, program inkubasi Startup Studio Indonesia membuka akses yang lebih besar bagi startup yang berada di fase awal tersebut, untuk mengembangkan dan memperkuat bisnis, sehingga mampu berkompetisi baik di kancah lokal maupun global.

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Semuel Abrijani Pangerapan, B.Sc mengatakan  “Kominfo secara konsisten berkomitmen untuk terus memajukan ekosistem startup Indonesia. Melalui program Startup Studio Indonesia, Kominfo menyediakan fasilitas akses bagi early-stage startup mengembangkan potensi bisnisnya yang menitikberatkan pada penguatan produk (product market fit) dan akses jejaring bisnis.”

Mengusung konsep “More Brainstorming, Less Classes” program inkubasi Startup Studio Indonesia fokus memberikan pembekalan ilmu dan wawasan praktis. Di antara lain; pendalaman kompetensi akan metode product market fit, pengembangan talenta, hingga menyediakan dukungan bimbingan dan konsultasi oleh mentor dan coaching yang datang dari lebih 60 pendiri dan praktisi startup aktif dan terkemuka di Indonesia seperti dari; Sayurbox, Gojek, Xendit, Moka, Halodoc, Sociolla hingga partner dari East Ventures, serta perusahaan terkemuka lainnya yang berkomitmen memajukan industri startup tanah air.

Di samping itu, Startup Studio Indonesia juga senantiasa berperan aktif dalam menjalin semangat kolaborasi antar pemain startup, dalam membangun ekosistem ekonomi digital yang tangguh melalui transfer pengetahuan.

Italo Gani, Dewan Kurator Startup Studio Indonesia, dan Managing Partner Impactto mengapresiasi dukungan Kominfo terhadap komunitas early-stage startup. Menurut Italo, industri startup di Indonesia membutuhkan lebih banyak pendiri yang memiliki kemampuan menciptakan inovasi produk yang menjawab permasalahan yang ada di masyarakat, dan mengeksekusi ide tersebut dengan sangat baik. “Indonesia masih kekurangan product person yang dapat memetakan kebutuhan pasar lokal dan mengembangkan customer traction secara konsisten. Padahal kekuatan produk sangat penting dalam memastikan keberlangsungan bisnis. Startup Studio Indonesia diharapkan dapat mencetak para pendiri startup yang kuat dalam aspek ini.”  

Dalam program inkubasi tiga bulan tersebut para pendiri early-stage startup akan mengikuti serangkaian kegiatan mentoring dan coaching dalam program bernama Founder’s Camp dan 1-on-1 Coaching oleh lebih dari 60 pendiri dan praktisi startup aktif dan terkemuka dari berbagai sektor bisnis. 

Startup yang hadir bisa berkonsultasi, berdiskusi, juga brainstorming guna menemukan solusi dari masalah yang dihadapi oleh para startup. Di akhir program, tiap startup yang bergabung akan diberikan kesempatan mempresentasikan bisnis startupnya kepada para stakeholders yang menghadiri acara Milestone Day, yakni dari lembaga pemerintah, pemodal ventura, korporasi dan media, sehingga dapat memberikan kesempatan menjalin koneksi kedepannya pada setiap pemangku kepentingan yang hadir.

Startup Studio Indonesia terbuka untuk semua early-stage startup yang saat ini dalam tahap pendanaan Bootstrap, Angel, Pre-seed, hingga seed, maupun yang sedang mencari pendanaan Seed, Pre-Series A, hingga Series A. Adapun sejumlah syarat dan ketentuan yang patut diperhatikan bagi calon peserta, antara lain startup yang dimiliki telah memiliki traksi selama 3 hingga 6 bulan, telah berbadan hukum, memiliki tim pendiri (founder) secara penuh waktu, dan yang tak kalah penting, calon peserta juga mampu menunjukan potensi menuju product market fit dan market scale-up.

Program dari Kominfo ini tak perlu diragukan, Startup Studio Indonesia mampu membawa 2 startup lulusannya mendapatkan investasi dari Venture Capital yaitu Justika dan Feedloop. Pun alumni batch pertama, Verihubs, sebuah startup platform verifikasi untuk fintech terpilih sebagai salah satu startup dari Indonesia yang mendapat kesempatan diakselerasi oleh salah satu akselerator terbaik di dunia asal Amerika, Y Combinator. Bahkan, sekitar 40% lulusan Startup Studio Indonesia memiliki lebih dari 20% month-to-month traction growth, di atas rata-rata industri.

Setelah sukses membantu 20 perusahaan rintisan mengembangkan bisnis mereka pada batch 1 dan 15 perusahaan rintisan pada batch 2. Startup Studio Indonesia hadir kembali membuka pendaftaran batch 3 untuk memberikan akses pemerataan pengetahuan, kompetensi, dan koneksi bagi early-stage startup di Indonesia. Pendaftaran dibuka 15 Juli – 15 Agustus 2021 dan gratis tanpa memungut biaya dari peserta. Temukan solusi bagi permasalahan bisnismu sekarang. Daftar segera di https://startupstudio.id/.

Tingkatkan Potensi Kerja Sama Bagi Startup Digital, Kemkominfo Luncurkan Program HUB.ID

Sadar akan besarnya potensi yang ada pada bisnis startup di Indonesia membuat Kemkominfo menunjukkan perhatian lebih pada industri ini, yakni bersama dengan diluncurkannya program HUB.ID. Kemkominfo menggandeng para pelaku startup untuk berkontribusi dalam pengemabangan ekosistemnya.

Mengusung konsep business matchmaking HUB.ID berdiri sebagai wadah bagi para pelaku startup untuk lebih leluasa dalam melakukan pergerakannya seperti kemudahan akses pendanaan, Kerjasama bisnis, dan beragam jenis kemitraan lainnya.

Melalui rangkaian segmen yang sudah disiapkan oleh Kemkominfo, para startup terpilih akan difasilitasi untuk menjalankan beberapa program seperti speed mentoring, business matchmaking, networking session, dan Demo Day.

Apa itu HUB.ID?

Figure 01 - Tingkatkan Potensi Kerja Sama Bagi Startup Digital, Kemkominfo Luncurkan Program HUB.ID
Press Conference HUB.ID dan IGDX 2021 dihadiri oleh I Nyoman Adhiarna selaku Plt. Direktur Ekonomi Digital

HUB.ID adalah sebuah keberlanjutan program yang digagas oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) sebagai respon serius dari pihak pemerintah mengenai tren positif yang berhasil dibangun oleh startup.

Setelah sebelumnya berhasil menjalankan program-program yang bertujuan untuk merangsang perkembangan ekosistem startup digital, sebut saja program #StartupDigital beta sebagai permulaan. Program yang dinilai sebagai pengenalan startup itu berisikan tentang kampanye seputar pengetahuan dan keahlian mendasar dalam dunia startup. Kemudian dilanjutkan dengan program 1000 startup digital yang diadakan dengan tujuan untuk menemukan dan mengkurasi ide-ide inovatif yang kemudian dapat diterapkan keberlangsungan industri startup.

Selanjutnya Kemkominfo menginisiasi program lanjutan bertajuk Startup Studio Indonesia (SSI) yang khusus ditujukan kepada para founder startup untuk mendapatkan kesempatan mengikuti sesi mentoring dari para ahli terkait dengan wawasan, kemampuan teknikal, dan mental. Dengan harapan nantinya para pelaku startup di Indonesia dapat mengikuti pola startup yang cenderung dinamis dan tetap dapat memberikan solusi berupa produk-produk kreatif yang menyesuaikan kebutuhan konsumen.

Dalam pernyataan resmi yang disampaikan oleh Semuel Abrijani Pangerapan selaku Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo bahwa program HUB.ID ini diselenggarakan secara konstan demi menunjang pertumbuhan dan perkembangan ekosistem startup digital yang lebih mandiri, terutama di negara kita sendiri.

Hal ini didukung oleh arahan presiden Joko Widodo yang menekankan sebuah prinsip bahwa Indonesia harus lebih dewasa dan mandiri lagi dalam menyikapi kemajuan teknologi seperti saat ini, agar Indonesia tidak hanya berperan sebagai pasar melainkan juga sebagai pemain.

Program HUB.ID

Pada program HUB.ID ini para startup yang terpilih nantinya akan mengikuti beberapa program yang sudah disiapkan oleh Kemkominfo terkait dengan keberlangsungan startup termasuk speed mentoring, Business Matchmaking, Networking Session dan demo day.

Bagi para pelaku perusahaan rintisan tentunya kerap kali dihadapkan pada sebuah jalan buntu terkait dengan bisnis yang ia jalani, oleh karena itu mencari mentor yang tepat adalah hal paling rasional yang bisa Anda lakukan untuk mendapatkan solusi.

Dalam program HUB.ID ini Anda akan mendapatkan kesempatan emas berupa speed mentoring dari para mentor pendamping yang berpengalaman seperti para founder atau C-level dari startup ternama, pelaku industri, dan perusahaan modal ventura, disela waktu yang singkat ini tentunya Anda akan dibantu untuk mencari solusi dari masalah bisnis yang sedang dihadapi.

Secara garis besar program ini diselenggarakan untuk menjembatani antara startup dengan pihak eksternal seperti BUMN, korporasi swasta, dan institusi pemerintah yang dikurasi sesuai dengan sektor bisnis (vertical) startup.

Kemudian dilanjutkan dengan program networking session yang akan digelar di 10 kota yang ada di Indonesia, tentunya dengan tujuan untuk memperlebar sayap startup dalam menjalin relasi bisnis dengan korporasi maupun instansi pemerintah yang memiliki kesamaan visi dan misi. Selain itu program ini juga bertujuan untuk mensukseskan proses penetrasi yang dilakukan startup untuk menyasar target ke pasar-pasar dalam skala daerah.

Dilanjutkan dengan acara puncak yang akan memberikan kesempatan untuk startup mempresentasikan produk, bisnis dan ide kreatifnya dihadapan para investor dari berbagai negara. Program demo day akan diadakan selama dua hari secara hybrid, sebagai penutup acara startup yang terpilih dipersilahkan untuk melakukan presentasi dihadapan pemodal ventura, angel investor, dan investor lainnya.

Pendaftaran HUB.ID

Bagi Anda yang merasa tertarik untuk mengikuti program HUB.ID pendaftaran sudah dibuka sejak 28 Juli hingga 13 Agustus mendatang. Menurut I Nyoman Adhiarna selaku Plt. Direktur Ekonomi Digital Ditjen Aptika Kementerian Kominfo, program ini dapat diikuti oleh startup yang sudah memasuki tahap pra seri A hingga tahap selanjutnya (later stage).

Pada program HUB.ID ini Kominfo menunjuk 7 sektor utama sebagai fokus bisnisnya, yakni Pertanian dan Kemaritiman, Kesehatan, Logistik, Pariwisata, Pendidikan, Keuangan, dan Smart City. Besar harapan bahwa program-program seperti ini terus dapat dilakukan demi mewadahi dan menunjang iklim startup kearah yang lebih baik lagi.

Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat mengakses laman resmi www.hub.id/

6 Tingkatan Bisnis Startup yang Wajib Kamu Ketahui

Perlu kamu ketahui bahwa dalam menjalankan bisnis startup ada beberapa tingkatan, tingkatan tersebut menjadi sebuah indikator nilai valuasi dari sebuah perusahaan. Berikut adalah beberapa tingkatan yang ada pada bisnis startup:

1. Cockroach

Tingkatan yang pertama adalah cockroach, dalam bahasa Indonesia juga diartikan sebagai hewan kecoa. Hal ini dikarenakan perusahaan masih dalam tahap awal dalam ekosistem startup, ciri-cirinya adalah ditandai dengan pengeluaran perusahaan yang rendah dan struktur organisasi yang cukup berantakan.

Startup yang masuk dalam kategori cockroach memiliki nilai valuasi kurang dari USD$10 juta atau kurang dari Rp 14,7 miliar.

 2. Pony

Kemudian dilanjutkan dengan tingkatan kedua yakni pony, pada tingkatan ini persaingan yang terjadi dalam bisnis startup terbilang lebih kompetitif. Sumber daya yang minim persaingan pasar yang ketat dan pertumbuhan perusahaan yang masif menjadi faktor utamanya. Startup yang masuk dalam kategori Pony memiliki nilai valuasi lebih dari USD$ 10 juta – USD$ 100 juta.

3. Centaur

Centaurs merupakan tingkatan bisnis startup yang disematkan bagi perusahaan yang memiliki nilai valuasi sekitar USD$ 100 juta – USD$ 1 miliar, menurut https://dailysocial.id/post/startup-centaur-indonesia-2020 ada 70 startup yang masuk dalam skala bisnis centaur di Asia. Faktanya 27 startup diantaranya berasal dari Indonesia, beberapa diantaranya adalah halodoc, sociolla, dana, ruang guru, akulaku, kredivo dan blibli.com.

 4. Unicorn

Jenis tingkatan keempat ini mungkin menjadi salah satu tingkatan startup yang cukup familiar di telinga kita, pasalnya dalam beberapa bulan ini sedang gencar-gencarnya diberitakan bahwa ada beberapa startup asal Indonesia yang sudah menyentuh level ini.

Dalam tingkatan level Unicorn nilai valuasi yang digunakan sebagai indikator adalah senilai USD$ 1 miliar – USD$ 10 miliar atau jika dirupiahkan adalah sebesar 10,47 triliun. Perusahaan startup nasional yang masuk dalam kategori unicorn adalah Gojek, Tokopedia, OVO, Traveloka, JD.id dan Bukalapak.

 5. Decacorn

Salah satu faktor yang mempengaruhi pergerakan sebuah perusahaan startup adalah investor, semakin besar asset dari investor maka akan semakin besar pula startup tersebut. Sedangkan untuk tingkatan decacorn nilai valuasi yang dimiliki oleh sebuah perusahaan startup adalah sebesar USD$ 10 miliar hingga kurang dari USD$ 100 miliar.

Kabar terbaru menyebutkan bahwa gojek saat ini sudah resmi masuk dalam tingkatan decacorn dengan nilai valuasi sebesar USD$ 18 miliar atau Rp 257 triliun.

6. Hectocorn

Tingkatan yang terakhir adalah hectoron, nilai valuasi yang dimiliki oleh perusahaan startup yang masuk pada tingkatan hectocorn adalah sebesar USD$ 100 miliar. Saat ini salah satu perusahaan startup yang masuk dalam tingkatan hectocorn adalah Alipay, perusahaan asal China ini memiliki nilai valuasi sebesar USD$ 150 miliar.

Demikian adalah informasi tentang 10 istilah yang familiar pada dunia startup dan 6 jenis klasifikasi yang ada pada industri startup, dalam hal ini startup termasuk kedalam kategori perusahaan rintisan yang sedang berkembang. Oleh karena itu penggunaan istilah yang ada pada dunia startup mungkin akan terasa terdengar sedikit asing, adapun beberapa istilah populer lain dalam dunia startup digital.

***

Disclosure: Artikel ini ditulis oleh Dhea Alif

10 Istilah dan Tingkatan Bisnis yang Ada Pada Dunia Startup

Seperti yang kita sadari bahwa saat ini bisnis mengalami perkembangan yang begitu pesat, hal tersebut tentunya tidak terlepas dari dari kemajuan teknologi di baliknya. Peralihan dari era konvensional menjadi era digital menjadi pemicu utama kemunculan berbagai startup dalam berbagai bidang di Indonesia.

Melalui ulasan ini Dailysocial mencoba untuk menjabarkan 10 istilah dan 10 tingkatan bisnis yang ada pada industri startup.

10 Istilah Startup yang Wajib Kamu Ketahui

1. Inkubator

Menyadur dari TopMBA inkubator mengacu pada sebuah aktivitas yang dilakukan untuk membantu perkembangan perusahaan startup, beberapa contohnya programnya adalah mentoring, pelatihan bahkan sampai pada tahap pendanaan.

 2. Akselerator

Istilah yang kedua adalah akselerator, pada dasarnya akselerator memiliki peran yang hampir sama dengan inkubator. Yang membedakan adalah peran diantara keduanya, incubator berperan membantu melahirkan startup sedangkan accelerator berperan mempercepat perkembangan startup.

 3. Venture Capital

Istilah yang ketiga adalah venture capital (VC), venture capital mengacu pada sebuah perusahaan investasi yang nantinya akan menyuntikan dana segar kepada startup. Pendanaan yang diberikan oleh venture capital terbagi menjadi beberapa jenis, beberapa diantaranya adalah pre-seed, seed capital, large capital dan sebagainya. Besaran pendanaan yang diberikan menyesuaikan dengan tingkatan yang sedang dijalani oleh perusahaan startup.

 4. Unicorn

Selanjutnya masuk pada istilah yang kelima, saya yakin diantara semua istilah yang ada istilah yang satu ini lebih familiar dibandingkan dengan yang lainnya. Unicorn merupakan salah satu jenis tingkatan yang ada pada bisnis startup, sebuah perusahaan startup dimasukan ke dalam jenis unicorn apabila memiliki nilai valuasi lebih dari USD$ 1 miliar.

5. Seed Funding

Seed funding merupakan salah satu langkah awal sekaligus salah satu tahapan pendanaan yang dilakukan oleh perusahaan startup, pada proses seed funding ini investor akan memberikan investasi berupa modal kepada perusahaan dalam bentuk ekuitas saham.

Tujuannya adalah untuk mengembangkan produk yang dimiliki perusahaan, atau bisa juga untuk menambah jumlah karyawan untuk menunjang kinerja startup itu sendiri.

6. Angel Investor

Istilah yang selanjutnya adalah angel investor, angel investor menjadi salah satu instrumen utama yang memiliki pengaruh besar terhadap sebuah perusahaan startup.

Menyadur Wework angel investor merupakan sebuah investasi yang dilakukan secara perseorangan atau individu dengan imbalan saham perusahaan, umumnya angel investor datang dari lingkungan dekat seperti keluarga dan kerabat.

7. Pivot

Dalam istilah startup pivot memiliki makna akan keberanian dalam pengambilan keputusan yang dilakukan oleh sebuah perusahaan dikarenakan harus memulai hal baru demi menunjang produktivitas dan kesuksesan bisnis.

Pivot dilakukan ketika sebuah perusahaan sudah menunjukkan beberapa indikator seperti keuangan perusahaan yang memburuk, produk yang kurang cocok dengan permintaan pasar, masalah internal perusahaan dan performa buruk perusahaan.

8. Valuasi

Dalam dunia bisnis valuasi artinya adalah nilai ekonomi yang ada pada bisnis tersebut, sedangkan dalam startup valuasi digunakan sebagai sebuah tolak ukur sebuah perusahaan startup untuk mengukur besaran potensi bisnis tersebut dalam jangka panjang. Secara mudahnya valuasi merupakan sebuah nilai jual yang dimiliki oleh sebuah startup, valuasi terbagi menjadi menjadi dua jenis yakni valuasi pre-money dan valuasi post-money.

 9. Cliff Period

Istilah yang kesembilan adalah cliff period, istilah ini merujuk pada keadaan dimana founders dari sebuah startup sedang menjalani masa percobaan sebelum resmi memiliki saham pada perusahaan startup. Pecah kongsi merupakan hal yang lumrah dalam dunia bisnis, entah karena perbedaan pendapat atau hal-hal genting lainnya.

Tujuan dari cliff period sendiri adalah untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan lingkungan perusahaan, seperti tidak sesuainya kontribusi yang diberikan oleh founder baru dengan apa yang sudah disepakati sebelumnya.

 10. Vesting Period

Kemudian istilah yang terakhir adalah vesting period, ini merupakan tahapan lanjutan dari cliff period. Pada tahap ini founders akan mulai mendapatkan kepemilikan saham perusahaan, kepemilikan yang akan diberikan oleh perusahaan kepada founders diberikan secara bertahap dalam jangka waktu yang sudah disepakati bersama.

Pada beberapa kasus didapati seorang founders yang mengundurkan diri disaat sebuah perusahaan sedang membutuhkan perannya, tentunya hal ini sangat merugikan bagi pihak perusahaan. Oleh karena itu dibuatlah sistem vesting period ini dengan tujuan agar ketika founders memilih untuk mengundurkan diri saham yang terdapat pada perushaan belum sepenuhnya diberikan kepada founders.

***

Disclosure: Artikel ini ditulis oleh Dhea Alif

Digitalisasi Pelayanan Kesehatan Melalui Startup Healtech di Indonesia

Salah satu dampak positif yang dapat kita rasakan terkait dengan semakin pesatnya pertumbuhan ekosistem startup seperti saat ini adalah semakin bervariasinya kemunculan startup yang ada di Indonesia, salah satu bidang startup yang cukup menarik untuk diulas adalah healthtech. Secara singkat healthtech merupakan sebuah inovasi yang dilakukan pada bidang kesehatan dengan memanfaatkan kemajuan teknologi.

Era pandemi yang kita rasakan saat ini memaksa kita untuk membatasi segala jenis aktivitas fisik, hal ini dilakukan guna menekan persebaran virus Corona yang kabarnya belakangan ini belum juga dapat diatasi.

Kemunculan healthtech tentunya dapat dilihat sebagai sebuah solusi di tengah pandemi ini, selain berguna untuk menekan persebaran virus Covid di Indonesia karena tidak perlunya kontak fisik yang terjadi antara pasien dengan penyedia jasa kesehatan Healthtech juga akan memberikan kemudahan akses untuk Anda terkait konsultasi masalah kesehatan.

Apa itu Healthtech?

Healthtech merupakan sebuah terobosan terbaru yang dikembangkan oleh Health Technology Assessment (HTA) untuk mengoptimalkan kinerja pada bidang kesehatan di tengah pademi ini, artinya adalah sebuah inovasi yang dilakukan  dalam  bidang kesehatan dengan memanfaatkan perkembangan teknologi yang ada.

Terlebih disaat seperti sekarang ini produk-produk yang bersinggungan dengan kesehatan mendadak menjadi laku keras di pasaran, tentunya hal ini dapat dilihat sebagai peluang bisnis yang cukup menjanjikan.

Salah satu problematika yang dihadapi oleh para pelaku perusahaan rintisan pada bidang healthtech saat ini adalah kurang bergairahnya ekosistem bidang kesehatan dan kurang jelasnya regulasi yang mengatur tentang pendanaan tentang pelayanan kesehatan digital yang ada di Indonesia. Faktor selanjutnya adalah minimnya informasi tentang healthtech, baik secara edukasi maupun adopsi dari para praktisi kesehatan tentang pemanfaatan teknologi pada bidang kesehatan. Sehingga masyarakat cenderung untuk lebih menggunakan cara konvensional dibandingkan dengan cara digital untuk terkait dengan masalah kesehatan yang mereka alami.

Kini Healthtech muncul sebagai solusi yang akan memberikan Anda kemudahan untuk melakukan konsultasi perihal masalah kesehatan dimanapun dan kapanpun tanpa perlu memikirkan kemungkinan untuk tertular penyakit.

Perkembangan Healthtech di Indonesia

Menurut DailySocial.id, Asia merupakan ladang basah dalam bidang healthtech, tercatat ada pertumbuhan yang cukup signifikan antara tahun 2017-2018 yakni nilai investasi healthtech mencapai angka $3.3 miliar.

Saat ini Tiongkok dan India masih menjadi negara yang mendominasi bidang healthtech di wilayah Asia, kemudian disusul oleh Singapura (11%), Jepang (8%), Singapura (8%), Indonesia dan Filipina (7%). Indonesia memang menjadi salah satu negara di Asia yang mendapatkan deal investasi, namun kurang mendapatkan sorotan jika dibandingkan dengan negara-negara lainnya.

Dari sekian banyak layanan yang coba diberikan oleh bidang healthtech ada beberapa layanan yang cukup dilirik oleh para investor dalam bidang ini, berikut ada 6 layanan healthtech yang cukup banyak diminati, yakni:

  1.       Penelitian kesehatan (14 investasi)
  2.       Online marketplace (12 investasi)
  3.       Genomics dan aplikasi terkait (12 investasi)
  4.       Data dan analisis medis (10 investasi)
  5.       IoT (5 investasi)
  6.       Diagnosis kesehatan (3 investasi)

Seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa problematika yang dihadapi oleh para pengembang bisnis khususnya pada bidang healthtech bahwa ketidakjelasan regulasi yang mengatur hukum tentang proses pendanaan, stabilitas ekonomi dan kurangnya penyuluhan informasi menjadi faktor yang menyebabkan bidang healthtech belum dapat berkembang secara optimal di negara tersebut.

Hal demikian juga terjadi pada Indonesia, namun dalam survei tersebut dijelaskan bahwa sebenarnya Indonesia menjadi salah satu negara yang cukup potensial yang dapat menunjang perkembangan healthtech pada wilayah Asia.

Jumlah populasi penduduk dan semakin meningkatnya pengguna internet di Indonesia menjadi sebuah aset yang cukup menjanjikan bagi para pengembang bisnis terutama yang bergerak dalam penyediaan layanan healthtech.

Bahkan pada 2015 lalu sudah berdiri sebuah lembaga yang bernama Indonesia Healthtech Association (IHA), lembaga ini menjadi rumah yang menaungi perusahaan-perusahaan rintisan dalam bidang teknologi kesehatan.

***

Disclosure: Artikel ini ditulis oleh Dhea Alif

5 Startup Healthtech di Indonesia

Pada era pandemi seperti yang saat ini kita jalani menjadi sebuah momentum yang cukup bagi para pengembang healthtech di Indonesia, kemudahan akses dan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat membuat saat ini mulai banyak masyarakat yang mempercayakan kesehatannya pada healthtech.

Berikut adalah 5 daftar startup yang bergerak dalam bidang healthtech di Indonesia:

1. Halodoc

Startup yang didirikan oleh Jonathan Sudharta pada tahun 2016 ini kini resmi meluncurkan aplikasi yang digunakan untuk menunjang pelayanannya, Halodoc memberikan kemudahan bagi para konsumen untuk dapat mengakses beberapa fitur seperti teleconsultation atau konsultasi online, pemeriksaan lab secara on-demand­ dan pembelian dan pengantaran obat melalui apotik.

Saat ini Halodoc sudah menjalin berbagai macam kerjasama dengan berbagai pihak, diantaranya adalah dengan Kemenkes, Gojek, Laboratorium Prodia, Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) untuk memberikan kemudahan akses kesehatan bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Pada tahun 2018, Halodoc menerima penghargaan “The Most Innovative Start Up” dari Galen Growth Asia dan dipilih langsung oleh Forbes Indonesia sebagai “Choice Startup” untuk tahun itu. Sementara itu pada 2019, Halodoc terpilih sebagai “Startup Pilihan Tempo 2019” dalam kategori People’s Choice.

 2. Klikdokter

Jenis startup healthtech yang kedua adalah Klikdokter, startup ini lebih berfokus sebagai portal informasi dan edukasi terkait dengan isu-isu kesehatan yang ada. Klikdokter dikelola oleh para dokter dan tenaga medis profesional, selain itu ada beberapa fitur yang disediakan oleh Klikdokter seperti daftar rumah sakit, obat, apotek dan direktori daftar dokter.

Saat ini Klikdokter sedang mengembangkan aplikasi yang dapat menunjang edukasi kesehatan dengan basis mobile bersama dengan Lifebuoy.

 3. Alodokter

Sejak pertama kali diresmikan pada 2014 silam kini ada sekitar 18 juta pengguna aktif yang mempercayakan Alodokter sebagai platform konsultasi kesehatan, hal ini dikarenakan pelayanan diberikan Alodokter cukup dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia. Selain itu Alodokter juga terintegrasi secara lengkap untuk memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat, semua dokter yang terdaftar pada Alodokter memiliki Surat Tanda Regristrasi (STR) yang artinya sudah memenuhi standarisasi yang ditentukan oleh pemerintah Indonesia.

 4. Konsula

Selanjutnya adalah konsula, startup healthtech ini termasuk dalam kategori yang cukup unik. Berangkat dari fakta bahwa di Indonesia masih sangat sulit untuk mempertemukan antara kebutuhan pasien dengan dokter yang kompeten untuk menanganinya membuat Shinta Nurfauzia, Johannes Ardiant, dan Ronald Wijaya akhirnya memutuskan untuk membuat Konsula.

Konsula yang berperan sebagai marketplace antara pasien dan dokter ini berhasil mendapatkan pendanaan dari East Ventures pada 2015 dan meresmikan versi penuhnya untuk melayani masyarakat. Pada tahun 2016 lalu Konsula meriliskan platform mobile terbarunya yang bertujuan untuk memudahkan pengguna dalam melakukan konsultasi dengan dokter.

5. Dokter.id

Kemudian yang terakhir adalah Dokter.id, startup besutan Grace Tahir ini kabarnya berhasil mendapatkan suntikan dana dari RingMD. Ada beberapa fitur utama yang disediakan oleh Dokter.id, salah satunya adalah forum diskusi online ‘Tanya Dokter’. Forum ini akan memberikan kesempatan kepada pengunjung untuk melakukan diskusi secara online dengan dokter.

Kabarnya Fitur terbaru yang diberikan oleh Dokter.id adalah berupa ulasan tentang rumah sakit, tentunya fitur ini akan lebih memberikan informasi bagi masyarakat untuk memilih rumah sakit terkait dengan fasilitas dan pelayanan yang diberikan.

Jika melihat dari data di atas maka dapat disimpulkan bahwa sebenarnya Indonesia memiliki potensi yang cukup besar yang dapat menunjang perkembangan healthtech di wilayah Asia. Saat ini tercatat ada lebih dari 17 perusahaan startup yang bergerak pada bidang healthtech di Indonesia, dan tentunya akan semakin berkembang lagi seiring dengan berjalannya waktu.

***

Disclosure: Artikel ini ditulis oleh Dhea Alif

Mau Jadi Anak Startup? Ini Dia 7 Skill Wajib yang Harus Dimiliki Anak Startup!

Hadirnya perusahaan rintisan atau startup telah mengubah kehidupan masyarakat saat ini. Keterlibatan teknologi di era sekarang memang memudahkan kita dalam melakukan berbagai macam kegiatan. Ditambah dengan pandemi yang masih berlangsung hingga saat ini, teknologi benar- benar membantu memudahkannya. Pada akhirnya semua orang harus bisa dan belajar beradaptasi dengan kondisi yang serba tidak pasti ini. 

Namun, dari kesulitan yang kita rasakan saat ini, justru banyak orang yang semakin kreatif dan ingin terus menciptakan inovasi baru. Salah satu hal yang berkembang saat ini juga pada tahun yang akan datang adalah perusahaan startup. Perusahaan startup atau rintisan adalah perusahaan yang berjalan di bawah 5 tahun dengan melibatkan teknologi pada layanan dan produk yang dimiliki. Mayoritas para pendiri ( founder) perusahaan perintis tersebut adalah anak- anak muda berkisar 25- 38 tahun. Mereka adalah generasi Y yang memulai bisnisnya dari modal minim, yaitu di bawah Rp.100 juta. 

Jumlah perusahaan rintisan( startup) di Indonesia mencapai 992 per tahun 2018. Kebanyakan startup yang ada bergerak pada bidang e-commerce, fintech dan game. Meskipun bergerak pada bidang bisnis yang berbeda- beda, namun perusahaan startup memiliki tujuan utama yaitu startup harus menyelesaikan masalah, oleh karena itu sebuah startup biasanya dimulai dengan masalah yang membutuhkan solusi. 

Bagi kamu yang tertarik mendirikan sebuah startup maupun bekerja sebagai karyawan startup, kamu perlu mempersiapkan skill yang dibutuhkan. kamu harus bisa beradaptasi dengan proses dan prosedur kerja yang mudah berubah dan tidak tetap. Berikut 7 skill yang harus dimiliki anak startup, simak di sini!

  • Open Minded

Startup identik dengan pergerakan yang selalu berubah-ubah setiap waktu. Dengan keadaan seperti itu, kamu harus menyikapinya dengan pikiran terbuka. Menurut Forbes, menghadapi perubahan dengan berpikiran terbuka adalah suatu kunci kesuksesan dalam membangun sebuah perusahaan rintisan.Tanpa mempunyai skill ini, dipastikan kamu akan berhenti di satu tempat karena merasa ragu untuk mengubah ide dan tujuan.

  • Leadership

Skill selanjutnya yang harus dimiliki oleh anak startup adalah leadership atau kepemimpinan. Jika kamu seorang pemimpin, kamu diwajibkan mengelola perusahaan serta karyawan dengan bijak. Seorang pemimpin yang baik tidak hanya mengatur bawahannya, tetapi juga berjalan beriringan dengan mereka. Oleh karena itu, sebelum menjadi startup founder, cobalah untuk melatih skill leadership-mu dengan merangkul orang-orang yang ada di sekitarmu dengan baik.

  • Decision Making 

Decision making atau pengambilan keputusan dapat dianggap sebagai hasil dari proses mental atau kognitif yang membawa pada pemilihan suatu jalur tindakan diantara beberapa alternatif yang tersedia. Baik pendiri maupun karyawan skill ini harus dimiliki karena ada saatnya kamu harus menentukan sebuah keputusan atau beberapa pilihan dengan cepat. 

  • Kreativitas

Jika kamu memutuskan berkecimpung di dunia startup, kamu harus memiliki daya kreativitas yang baik. Startup akan bergerak cepat dengan berbagai macam inovasi serta kreativitas yang hadir di dalamnya, tanpa skill ini, kamu bisa kalah dengan kompetitor dengan penyampaian produk yang lebih kreatif dan unik. 

  • Komunikasi 

Komunikasi adalah proses penyampaian sebuah pesan, bisa melalui lisan maupun tulisan. Tentunya dalam proses penyampaian pesan ini, kamu harus menyampaikan pesan tersebut dengan baik agar penerima pesan memahami maksud dan tujuan yang kamu miliki. Dalam berbagai bidang skill komunikasi pasti dibutuhkan, termasuk di startup. Melalui skill komunikasi yang kamu miliki, kamu dapat membangun relasi yang baik ke perusahaan lainnya. 

  • Manajemen

Skill selanjutnya yang harus dimiliki anak startup adalah manajemen. Manajemen yang dimaksud adalah manajemen waktu, keuangan, resiko dan sebagainya. Manajemen waktu dan keuangan menjadi dua hal yang harus digarisbawahi. Sebab, kedua unsur tersebut sangat penting untuk dimaksimalkan jika ingin mengembangkan startup dengan cepat. Contoh lain yang bisa digunakan adalah, meskipun jam kerja sebuah startup memiliki fleksibilitas yang tinggi, kamu harus bisa mengatur waktu kapan saatnya bekerja dan istirahat. 

  • Kemauan untuk terus belajar 

Bekerja di startup terkadang dituntut untuk bisa melakukan banyak hal. Oleh karena itu, kamu harus memiliki kemampuan dan kemauan untuk terus belajar. Sisi positifnya adalah kamu dapat menambah skill yang sebelumnya kamu tidak miliki. Misalnya saja, di perusahaan startup tempat kamu bekerja, kamu ditempatkan pada bagian content writer, bukan tidak mungkin kamu ditugaskan untuk mengelola algoritma pada social media. Jadi, kemauan untuk belajar sangat diperlukan bagi kamu yang inginn berkecimpung di dunia startup.

Nah, itu dia 7 skill yang harus dimiliki anak startup. Sebelum kamu memutuskan untuk menjadi anak startup, pastikan kamu sudah melakukan research terhadap lingkungan kerja, flow kerja yang akan dihadapi nanti.

Jadi, apakah kamu salah satu yang sudah memiliki ketujuh skill di atas? 

***

Disclosure: Artikel ini ditulis oleh Srikandy Indah Karina 

5 Prinsip dalam Lean Startup

Sebelum membahas lebih jauh mengenai prinsip lean startup, pahami terlebih dulu pengertian dari lean startup serta tujuan dan contohnya di artikel yang berjudul “Memahami Pengertian dari Lean Startup“.

Prinsip lean startup adalah melakukan pendekatan ilmiah dalam mendirikan dan mengelola startup yang memiliki keinginan untuk menyampaikan produk lebih cepat di tangan pelanggan tanpa membuang-buang waktu. Agar terhindar dari kesalahan hal serupa, menggunakan metode lean startup merupakan pilihan yang cocok. Namun untuk dapat menerapkan lean startup, sangat diperlukan pemahaman mengenai prinsip-prinsipnya terlebih dahulu. Nah, berikut penjelasan prinsip-prinsip lean startup:

1. Selalu Up-to-date

Amati, pebisnis ada di mana-mana. Betul, Anda perlu mengamati dan up-to-date mengenai pasar bisnis saat ini. Sehingga Anda bisa lebih aware dengan situasi dan membuat strategi dan metode bisnis yang lebih sederhana, praktis, dan tepat sasaran.

2. Kemampuan Manajemen yang Baik

Untuk mengembangkan startup dibutuhkan sebuah manajemen yang sesuai dengan kebutuhan dari startup itu sendiri. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan sebuah startup salah satunya memastikan bagaimana pengelolaan keuangan berjalan dengan baik dan strategi pemasaran produk dijalankan dengan tepat. Dengan memiliki kemampuan manajemen yang baik, maka perusahaan mampu melakukan evaluasi dalam setiap strategi yang dilakukan.

3. Terus Berinovasi dan Evaluasi

Startup hadir bukan hanya untuk menghasilkan produk, uang atau melayani pelanggan. Startup ada untuk mempelajari bagaimana membuat sebuah bisnis yang kokoh dan berkelanjutan. Pengembangan bisnis bukan hanya perlu dilakukan tapi harus fokus pada kebutuhan konsumen dan dilakukan secara terus-menerus. Oleh karena itu, sangat penting mempelajari kebutuhan konsumen dan menciptakan produk yang mampu memenuhi kebutuhan tersebut.

4. Fokus pada Inovasi

Agar bisnis startup dapat kokoh dan berkelanjutan, maka kemampuan inovasi dalam membuat produk sesuai feedback menjadi penentu keberhasilan sebuah bisnis startup. Maka dari itu, diperlukan pemahaman bagaimana mengukur progress, bagaimana mengatur langkah usaha selanjutnya, dan bagaimana memprioritaskan pekerjaan tertentu.

5. Menciptakan Produk Terbaik

Melakukan improvisasi pada produk, mengukur respons atau tanggapan pelanggan dan kemudian belajar bagaimana untuk pindah haluan atau melanjutkan sesuai waktu yang tepat. Caranya menggunakan data untuk memahami konsumen, lalu data tersebut digunakan untuk merancang produk yang akan dijual, setelah itu prototipe-nya dicoba ke konsumen untuk memastikan apakah sudah sesuai dengan kebutuhan mereka atau belum.

Nah, gimana sudah paham tentang prinsip lean startup, belum? Dengan menerapkan metode lean startup ini, resiko kegagalan bisnis akan lebih minim, proses produksi lebih efisien, sehingga lebih fleksibel digunakan segala jenis bisnis startup. Maka dari itu, jika berencana membangun bisnis startup, metode lean startup sangat cocok untuk dicoba!

***

Disclosure: Artikel ini ditulis oleh Muhamad Dika Wahyudi

Memahami Pengertian dari Lean Startup

Startup selalu menjadi topik yang hangat untuk diperbincangkan setiap waktu. Hal tersebut berkembang seiring banyaknya minat pebisnis yang ingin mengakselerasi usaha rintisannya. Namun untuk menjadi pebisnis yang berhasil, tentu bukan hal yang mudah. Pebisnis membutuhkan kerja keras, ketekunan, keuletan, kedisiplinan, dan tanggung jawab, agar mampu bertahan dan bersaing di tengah persaingan yang semakin ketat.

Salah satu metode yang cukup populer di kalangan pebisnis startup adalah lean startup. Apa itu lean startup? Apa tujuan dari lean startup? Bagaimana contohnya? 

Lean startup adalah suatu metode untuk mengembangkan bisnis dalam waktu yang singkat menyesuaikan kebutuhan target pasar dengan cara melibatkan pelanggan dalam pengembangannya. Mudahnya, dalam menerapkan lean startup, pebisnis berfokus terhadap pengembangan produk agar dapat segara dilakukan pengujian langsung dan mendapatkan feedback dari pelanggan. Jadi, perusahaan akan merilis contoh produk ke pelanggan dan meminta pendapat pelanggan mengenai produk tersebut.

Tujuan lean startup adalah untuk meminimalkan resiko saat mendirikan sebuah startup. Salah satu yang dapat meminimalkan risiko tersebut adalah dengan menciptakan produk yang sesuai dan disukai pelanggan. Maka dari itu, diperlukan konsistensi belajar hal baru saat proses pengembangan produk dan berani mengeksperimenkan produk tersebut dalam melakukan metode lean startup.

Contoh lean startup adalah perusahaan merilis produk kepada pelanggan dan meminta pendapat mereka mengenai produk tersebut. Jika produk tidak sesuai kebutuhan dan tidak memberikan kepuasan terhadap pelanggan, maka perusahaan agar segera mengetahui dan segara dibuatkan keputusan membuat produk baru atau hanya meningkatkannya saja. Brand terkenal seperti Dropbox hingga Wealthfront merupakan beberapa perusahaan sukses yang menerapkan metode lean startup.

Hal utama dari metode lean startup adalah mengembangkan produk baru sesuai dengan kebutuhan para pelanggan. Banyak sekali ditemukan kesalahan dari perusahaan startup adalah memulai bisnis dengan menemukan ide, lalu membuat produknya yang perusahaan pikir produk tersebut diinginkan oleh pelanggan. Alih-alih dapat memberikan kepuasan terhadap pelanggan, ternyata bisa saja produk tersebut tidak disukai. Hal tersebut menjadi pemicu bisnis tidak berakhir dengan baik, bahkan tidak sedikit perusahaan startup yang gagal karena produknya tidak disukai oleh pelanggan.

***

Disclosure: Artikel ini ditulis oleh Muhamad Dika Wahyudi

Apa Itu Bisnis Startup? Adakah Perbedaannya Dengan Bisnis Konvensional?

Kata ‘startup’ sudah tidak lagi asing didengar oleh masyarakat. Dengan kemajuan teknologi yang kian pesat, saat ini berpengaruh pada perkembangan bisnis di Indonesia. Seperti beberapa tahun belakangan ini, Indonesia baru saja kedatangan sebuah istilah dalam dunia bisnis yang mungkin masyarakat awam belum terlalu paham atau bahkan sama sekali tidak mengetahui adanya istilah ini. Istilah yang dimaksud adalah startup

Kata startup merupakan kata serapan dalam Bahasa Inggris yang memiliki arti proses memulai organisasi atau usaha bisnis. Namun, apa yang dimaksud dari terjemahan tersebut tidak menjelaskan secara mendetail tentang pengertian startup. Melansir dari Wikipedia, arti dari startup adalah perusahaan rintisan yang dimana perusahaan tersebut dikategorikan sebagai perusahaan yang belum lama beroperasi. 

Pada dasarnya, sebuah perusahaan dapat dikatakan sebagai perusahaan startup apabila perusahaan tersebut baru berdiri atau berjalan kurang dari lima tahun. Tidak hanya itu, kriteria perusahaan yang dikategorikan sebagai startup biasanya tidak jauh dari hal-hal yang berhubungan dengan teknologi, internet, dan website sebagai tools untuk mencapai audience atau user yang ditargetkan. 

Apabila melihat kilas baliknya, penggunaan istilah startup ini mulai bermunculan pada saat masa terjadinya tragedi dot-com bubble sekitar tahun 2000-an. Semenjak saat itu pula, makna startup kemudian memiliki pergeseran arti yang signifikan seiring dengan meningkatnya teknologi yang semakin hari semakin berkembang, begitu pula semakin bertambahnya orang-orang yang mengenal internet sebagai wadah untuk memulai bisnisnya sendiri. Jadi, dapat disimpulkan bahwa bisnis startup memiliki keselarasan dengan perkembangan teknologi.

Walaupun sering disebut sebagai ‘perusahaan rintisan’, semenjak adanya masa dot-com bubble ini, startup memiliki beberapa perubahan pengertian dimana startup bukan hanya didefinisikan sebagai bisnis yang baru saja berjalan, tetapi merupakan bisnis yang menerapkan inovasi dengan menggunakan teknologi serta memecahkan masalah yang ada di masyarakat.

Lalu, adakah perbedaan antara perusahaan startup dengan perusahaan konvensional atau bisnis online yang sekarang sedang marak dilakukan oleh masyarakat? Adapun beberapa karakteristik atau ciri-ciri dari bisnis startup yang dapat membedakan antara bisnis startup dengan bisnis konvensional. Berikut beberapa karakteristik yang termasuk dalam perusahaan startup

  • Membantu menyelesaikan permasalahan

Pemilik dari bisnis startup biasanya memiliki tujuan utama yakni membantu permasalahan para masyarakat. Pemilik bisnis startup biasanya bertujuan untuk menciptakan inovasi yang terus berjalan agar perusahaan tetap terus berjalan. Inovasi sangat diperlukan oleh perusahaan startup agar bisnis yang dirintis dapat menjadi solusi yang tepat bagi masyarakat yang menjadi target pasar. 

  • Memiliki mobile platform 

Teknologi merupakan hal terpenting ketika membahas bisnis startup. Hal ini yang menjadikan sebuah bisnis startup mewajibkan untuk mengedepankan penggunaan teknologi mutakhir seperti smartphone yang dapat mendekatkan sebuah perusahaan startup dengan penggunanya. 

  • Tingkat perkembangan bisnis atau growth

Perusahaan startup dapat dicirikan juga melalui tingkat perkembangan atau growth-nya. Bisnis startup biasanya lebih memfokuskan diri kepada growth dibandingkan dengan profit. Dengan growth tersebut, bisnis startup dapat meyakini para investor untuk mengalirkan dana. 

  • Pendanaan

Dalam membangun bisnis startup, tentunya membutuhkan dana yang besar agar tidak menghalangi proses pengembangannya. Bisnis startup biasanya mendapatkan pendanaan dari para investor dengan upaya meningkatkan growth agar perusahaan startup dinilai positif oleh para investor. Startup potensial cenderung memiliki resiko kegagalan yang rendah dibandingkan dengan startup lain. 

  • Kinerja Karyawan 

Kinerja karyawan dalam perusahaan startup biasanya selalu dituntut untuk memberikan ide-ide untuk berinovasi, agar perusahaan startup dapat bergerak maju. Para karyawan perusahaan startup juga dituntut untuk bekerja lebih cepat, agar proyek atau target dapat diselesaikan dalam waktu yang singkat. 

Berbeda dengan bisnis online, yang tentunya memiliki ciri tersendiri dan dapat dikatakan hampir serupa dengan ciri bisnis startup, yang dimana kedua bisnis tersebut sama-sama menggunakan teknologi sebagai sarana untuk mendekatkan perusahaan dengan pelanggan, salah satunya dengan website. Namun, hal tersebut tidak serta merta menjadikan kedua sektor tersebut menjadi hal yang sama. Seperti yang sudah dibahas di atas, inti utama dari perusahaan startup adalah mengedepankan inovasi dan munculnya bisnis startup adalah bertujuan untuk menciptakan solusi dari permasalahan yang ada di masyarakat. 

Melalui penjelasan karakteristik bisnis startup yang sudah disebutkan di atas, maka dapat dikatakan bahwa bisnis startup biasanya memiliki sifat yang disruptive karena tujuan dari pembuatan dari bisnis startup itu sendiri, yaitu membuat inovasi yang baru bagi masyarakat. Tentunya hal ini dapat “mengganggu” bagi industri yang sudah ada, seperti contoh nyata yang terjadi dengan industri transportasi online saat ini yang menjadi pesaing bagi perusahaan taksi konvensional, dimana masyarakat sekarang lebih dipermudah dengan adanya transportasi online yang menjadi solusi untuk memesan transportasi dengan cara yang cepat, nyaman dan mudah. 

Perkembangan bisnis startup di Indonesia saat ini tentunya membuahkan hasil yang memuaskan bagi tumbuh kembangnya teknologi. Berdasarkan pernyataan tersebut, bisnis startup diyakini sebagai sebuah keuntungan yang mendatangkan keuntungan bagi masyarakat banyak khususnya Indonesia, tentunya dengan penemuan-penemuan baru yang dapat dinikmati langsung oleh masyarakat. Berdasarkan startup report yang dilaporkan oleh DSInnovate, setidaknya ada lima startup unicorn dari Indonesia yang berhasil menguasai pasarnya dengan stabil hingga 2020, yaitu GO-JEK, Tokopedia, Traveloka, Bukalapak, dan OVO. Laporan tersebut juga memberikan kesimpulan bahwa, bisnis startup yang paling berpengaruh di Indonesia hingga saat ini dipimpin oleh sektor E-Commerce dan Fintech. 

Nah, melalui penjelasan di atas, apakah Anda sudah mulai paham dengan apa itu startup serta perbedaannya dengan bisnis-bisnis lainnya?

***

Disclosure: Artikel ini ditulis oleh Dessita Natasya