Pamflet Gran Turismo 7 Bocorkan Banyak Detail Game-nya

Penundaan perilisan Gran Turismo 7 ke tahun 2022 mendatang memang cukup mengecewakan banyak gamer, terutama fans Gran Turismo yang telah menunggu cukup lama untuk seri barunya ini. Apalagi sang developer, Polyphony Digital juga tidak terlalu banyak membagikan detail dari game-nya.

Namun berkat pamflet yang sempat difoto diunggah oleh akun Twitter bernama riku (@bookkyamp), banyak detail baru dari Gran Turismo 7 yang akhirnya terungkap. Riku mendapatkan pamflet tersebut dari Yodobashi Camera, salah satu toko perbelanjaan besar di Jepang.

Dalam pamflet gratis tersebut, banyak detail baru mengenai Gran Turismo 7 yang dibagikan. Termasuk detail bahwa akan ada lebih dari 420 model mobil dengan kualitas tertinggi. Game-nya disebut akan memiliki lebih dari 90 trek balap dengan cuaca dan pemandangan yang realistis.

Pamflet tersebut juga mengonfirmasi kembalinya GT Mode yang sebelumnya sempat absen. Dalam GT Mode tersebut pemain disebut dapat menikmati kehidupan pecinta mobil. Mulai dari membeli, menjual, memodifikasi, dan juga balapan.

Selain itu, terdapat juga informasi yang cukup detail mengenai area-area yang dapat didatangi oleh para pemain dalam progres single-player career, antara lain:

Mode Campaign Gran Turismo 7. Credit: Sony

License Center

  • Tempat para pemain akan memulai, dan juga kembali untuk mengambil lisensi mengemudi yang lebih tinggi. Pemain akan mempelajari berbagai teknik mengemudi mulai dari yang paling dasar hingga yang kompleks untuk balapan

Garage

  • Garasi akan menjadi pusat aktivitas dari para pemain nantinya. Dan pemain dapat menyimpan hingga 1.000 mobil di dalamnya, menyetel, atau bahkan sekadar memandangi detail-detailnya.

Brand Central

  • Sebuah shopping mall yang berisi 60 brand mobil dengan lebih dari 300 model mobil yang diproduksi di atas tahun 2011.

Used Cars Dealer

  • Seperti namanya, tempat ini akan menjual mobil-mobil lama yang sudah tidak diproduksi lagi. Pemain dapat mencari mobil-mobil Jepang legendaris dari tahun 80-an dan 90-an di sini.

Tuning Shop

  • Tempat berbelanja part dan aksesoris untuk memodifikasi mesin mobil yang pemain miliki. Mulai dari mesin, ban, rem, suspensi, hingga supercharger, turbo, dan berbagai modifikasi lainnya.

GT Auto

  • Toko ini berfokus pada modifikasi visual dari mobilnya. Ada lebih dari 130 pelek dan lebih dari 600 part aero untuk memodifikasi mobil pemain. Pemain juga dapat mengganti cat, memberikan livery, mengganti oli, dan bahkan mencuci mobil di sini.

Scapes

  • Setelah puas memodifikasi dan menyetel mobilnya, pemain dapat menuju tempat ini untuk memilih lebih dari 2.500 lokasi foto di 40 negara di seluruh dunia. Pemain dapat menempatkan mobil favortinya di latar indah dan mengambil foto HDR yang realistis.

World Circuits

  • Pemain juga dapat mengakses berbagai sirkuit yang telah disediakan oleh Gran Turismo 7 mulai dari sirkuit nyata seperti Le Mans dan Nürburgring, hingga sirkuit fiksi ikonik Gran Turismo seperti Trail Mountain.

Mission Challenge

  • Bagi yang membutuhkan tantangan lebih, tempat ini akan memfasilitasi para pemain dengan berbagai event unik mulai dari 0-400m Battle, Drifting, Max Speed Challenge, dll.

Gran Turismo 7 akan dirilis pada 4 Maret 2022 mendatang untuk PlayStation 5 dan juga PlayStation 4.

Netflix Dikabarkan Tengah Garap Film Live Action Megaman

Portfolio film adaptasi video game yang hadir di Netflix kelihatannya terus bertambah. Yang terbaru, Netflix dikabarkan tengah menggarap film adaptasi dari seri Mega Man. Meskipun proyek ini belum dikonfirmasi secara resmi oleh Netflix, namun rumah produksi Supermarché kedapatan menuliskan proyeknya tersebut di website-nya.

Proyek film adaptasi Mega Man ini bukanlah hal yang baru karena sebenarnya telah dimulai sejak 2015 bersama 20th Century Fox. Namun proyek tersebut berpindah ke Disney pada 2019 setelah akuisisi Fox dan akhirnya diambil alih oleh Netflix pada 2020 lalu.

Image Credit: Capcom

Sayangnya, tidak ada informasi pendukung tentang progres yang telah berjalan terhadap film adaptasi video game ini. Namun melihat fakta bahwa belum ada jajaran pemeran yang diumumkan, kelihatannya proyek Mega Man ini masih dalam tahap awal pengembangan.

Meskipun belum menunjukkan hal apapun, namun para fans mulai khawatir terhadap kelanjutan film adaptasi Mega Man ini, terutama karena film ini akan menjadi film live-action. Faktanya, film adaptasi live-action video game sangat rawan gagal terutama dari sisi penerjemahan visualnya.

Franchise Mega Man telah ada sejak tahun 1987 dan menjadi salah satu seri paling populer milik Capcom yang membuatnya diadaptasi ke dalam komik dan juga serial TV. Sayangnya popularitas Mega Man mulai meredup pada tahun 2000-an yang bahkan menyebabkan serinya berhenti pada Rockman EXE Operate Shooting Star di tahun 2009.

Namun nama tenar Mega Man sebenarnya terus berlanjut, terutama pada senjata ikoniknya yaitu Mega Buster. Senjata ini bahkan sempat muncul dalam video game Capcom lainnya, yaitu Devil May Cry 5 dan bahkan di film bertema video game milik Ryan Reynolds, Free Guy.

Film adaptasi video game memang tengah gencar dilakukan oleh berbagai franchise video game. Terlepas dari sukses atau tidaknya filmnya nanti, namun daftar dari film adaptasi game ini memang terus bertambah seiring waktu.

Hingga sekarang saja sudah tercatat ada beberapa film dan serial yang akan dirilis seperti musim kedua dari The Witcher, sekuel dari film Sonic, film adaptasi Super Mario dengan Chris Prat, Uncharted dengan Tom Holland dan Mark Wahlberg, hingga serial TV Halo yang baru saja diumumkan.

Sumber: IGN, The Verge

Roblox Kembali Dituntut Karena Dianggap Tidak Aman bagi Anak-anak

Kesuksesan Roblox sebagai sebuah taman bermain digital bagi banyak orang termasuk anak-anak di seluruh dunia kini semakin dipertanyakan. Sebelumnya pada Agustus lalu, model bisnis Roblox dikritik karena dianggap mengeksplotiasi para kreatornya yang tidak sedikit adalah anak di bawah umur.

Kini, Roblox kembali dituntut karena dianggap membahayakan para pemain dan developer yang masih di bawah umur tersebut. Tuduhan tersebut merupakan hasil investigasi dari kanal Youtube People Make Games yang menyoroti para developer muda ini dan juga praktek jual beli item Roblox.

Dalam videonya yang berjudul “Roblox Pressured Us to Delete Our Video. So We Dug Deeper”, People Make Games melanjutkan investigasi pada para developer game yang masih dini tersebut. Roblox sendiri pada dasarnya lebih mengarah ke sebuah platform untuk mengembangkan video game ketimbang sebuah video game.

Game ini juga sangat berfokus pada anak-anak baik untuk pemain maupun para developer game di dalamnya. Dengan semakin berkembangnya Roblox, para developer game Roblox ini juga semakin mengembangkan timnya.

Namun yang tidak disadari oleh Roblox Corporation adalah para developer ini tidak memiliki fasilitas yang dibutuhkan untuk beroperasi layaknya tim developer game profesional. Sehingga para developer Roblox ini saling berinteraksi dan bekerja di berbagai media sosial di luar pengawasan Roblox seperti di Discord.

Hal tersebut berarti, para developer yang masih anak-anak tersebut bekerja untuk perusahaan di luar tanggung jawab Roblox dengan lingkungan dan praktek kerja yang tidak aman. Apalagi anak-anak tersebut bekerja tanpa kontrak yang jelas, sehingga kemungkinan timbulnya praktek eksploitasi kerja tanpa adanya kompensasi yang jelas.

image credit: Roblox.com

Selain itu, People Make Games juga mengklaim bahwa Roblox Collectible Market yang merupakan tempat jual-beli item Roblox bekerja layaknya judi. Karena penjual bebas memasang harga tanpa batasan untuk item-item kosmetik yang mereka jual, padahal item-item tersebut hanya bisa dibeli dengan uang asli yang dikonversi menjadi mata uang game.

Beberapa penjual bahkan berani memasang harga hingga $15.000 atau sekitar Rp215 juta. Harga tersebut mungkin kelewatan mahal untuk sebuah game yang dimainkan mayoritas oleh anak-anak berumur 12 tahun atau bahkan kurang. Lebih mengkhawatirkannya, beberapa pemain yang tidak ingin terkena potongan 30% yang dikenakan Roblox akan menjual atau membeli item tersebut dari website di luar game yang tidak resmi.

Sayangnya, meskipun kontroversi yang dihadapi Roblox tersebut cukup serius tetapi Roblox Company tidak memberikan respon terhadap isu yang disoroti oleh People Make Games ini.

Sony Ambil Paten PlayStation dengan Dual-GPU

Tidak terasa PlayStation 5 kini sudah berumur satu tahun. Melihat dari tradisi rilis yang dilakukan oleh Sony terhadap PlayStation 4 sebelumnya, maka 2022 mendatang harusnya menjadi momentum bagi Sony untuk merilis versi Pro dari PlayStation 5.

Meskipun Sony belum memberikan tanda-tanda apapun, namun keberadaan versi lebih kuat dari PS5 ini kelihatannya mulai terkuak. Lewat paten yang baru diterbitkan di World Intellectual Property Organization (WIPO), Sony sekali lagi mematenkan teknologi dual-GPU untuk konsol PlayStation-nya.

Paten yang didaftarkan ini merupakan paten lanjutan dari paten tahun 2020 lalu. Sebelumnya Sony telah menerbitkan paten yang sama mengenai CPU/GPU untuk konsol rumahan dan cloud gaming. Kini Sony memberikan informasi tambahan mengenai pengujian yang tengah mereka lakukan terhadap teknologi tersebut.

Insider populer Twitter @Zuby_Tech juga menjelaskan bahwa Sony tengah menguji integrasi kedua prosesor tersebut dalam menjalankan aplikasi dengan satu ataupun dua prosesor bersamaan. Hal ini tentu mengindikasikan bahwa Sony terus menyempurnakan teknologi dual GPU untuk konsolnya.

Bila berhasil, maka PlayStation 5 Pro yang akan tiba akhir tahun depan akan memiliki performa hingga dua kali lipat dari PS5 standar berkat hadirnya dua buah prosesor AMD Zen 2 di dalamnya. Sayangnya, paten tersebut juga membawa kekhawatiran mengingat kelangkaan global terhadap chip masih terus berlanjut hingga waktu yang cukup lama.

Image credit: Sony

Dalam setahun ini saja Sony masih kewalahan untuk dapat memenuhi permintaan produksi unit PlayStation 5 di seluruh dunia. Bahkan mereka baru saja dikabarkan harus memangkas produksi PlayStation 5-nya karena kelangkaan komponen yang terus berlangsung. Sehingga terlihat tidak masuk akal bagi Sony untuk meluncurkan konsol dengan kebutuhan komponen dua kali lipat untuk produksi satu unitnya, terlepas performanya yang jelas lebih unggul.

Paten ini memang menjadi bukti riset yang tengah dilakukan oleh Sony, namun juga bukan menjadi keputusan final yang akan diimplementasikan ke PlayStation 5 Pro nantinya. Ditambah lagi, Sony juga bisa saja menunda perilisan konsol Pro mereka ke beberapa tahun lagi dan mengisi jeda waktunya dengan meluncurkan berbagai tambahan aksesoris untuk konsol PlayStation 5 seperti cover warna-warni yang baru saja diumumkan.

Sony Ternyata Pernah Berencana Bawa Game PlayStation ke Mobile

Sebelumnya, Sony baru saja mematenkan kontroler khususnya yang akan digunakan untuk memainkan game-game PlayStation di smartphone. Proyek tersebut seakan menjadi pertanda awal bagi game-game PlayStation untuk masuk ke platform mobile.

Namun fakta baru ternyata mengungkapkan bahwa Sony ternyata sudah pernah merencanakan hal serupa 4 tahun yang lalu. Dikutip dari The Verge, Sony disebut pernah berencana untuk meluncurkan layanan cloud gaming PlayStation Now untuk mobile.

Fakta ini terungkap dari dokumen-dokumen yang dipublikasikan dalam kasus Epic vs Apple beberapa waktu lalu. Sony dikatakan akan menambahkan smartphone sebagai platform baru untuk PlayStation Now. Namun sayangnya semua rencana tersebut dibatalkan di akhir 2017 bersamaan dengan dihentikannya dukungan pada smart TV, Blu-ray player, hingga PS Vita.

Image Credit: Sony

Sony mengambil keputusan tersebut karena disebut ingin fokus pada layanan bermain game PS2 dan PS3 lewat streaming untuk platform PlayStation 4 dan Windows PC saja.

Apple juga disebut telah mengetahui rencana Sony tersebut hingga ke detail bahwa Sony sudah mempersiapkan lebih dari 450 judul game PS3 yang nantinya dapat dimainkan di mobile. Sony bahkan dikatakan tengah mempersiapkan game-game PS4 untuk menyusul.

Meskipun kini Sony terbilang cukup tertinggal dalam hal layanan cloud gaming, tetapi Sony disebut akan siap mengejar kembali lewat proyek terbarunya yang kini bernama “Project Spartacus”. Proyek yang merupakan respon Sony terhadap kesuksesan Xbox Game Pass milik Microsoft.

Image Credit: Sony

Tidak jauh berbeda dengan Game Pass, layanan baru ini memungkinkan para pemilik PlayStation memainkan game-game modern maupun klasik lewat sistem pembayaran bulanan. Disebutkan juga bahwa layanan ini juga termasuk layanan PlayStation Plus di dalamnya.

Platform mobile memang tidak disebutkan di dalam Project Spartacus tersebut.  Namun keberadaan paten kontroler smartphone Sony beberapa waktu lalu serta dibukanya lowongan sebagai Kepala Divisi mobile untuk PlayStation merupakan bukti yang kuat bahwa Sony juga akan serius untuk menggarap pasar mobile.

Sony memang tengah berusaha untuk memperluas pasarnya lewat berbagai cara. Target yang kini telah dieksekusi dengan sukses adalah memasukkan judul-judul eksklusif mereka ke dalam PC. Maka cukup masuk akal bila Sony akan menarget platform mobile sebagai platform baru untuk game-game mereka selanjutnya.

Pengembangan GTA 6 Dirumorkan Tengah Kacau Balau

Rockstar memang kini tengah disibukkan dengan berbagai proyek pengembangan game. Uniknya, hampir semua proyek yang dikerjakan berasal dari satu franchise mereka yaitu Grand Theft Auto alias GTA.

Pertama, mereka tengah memperbaiki GTA Trilogy: Definitive Edition yang masih menyisakan banyak masalah teknis. Kemudian Rockstar juga sedang mempersiapkan GTA 5 Enhanced Edition untuk konsol next gen yang akan dirilis tahun depan. Selain itu, mereka juga tengah mempersiapkan update “The Contract” untuk GTA Online yang akan tiba hanya dalam beberapa hari.

Terakhir, ada satu game lagi yang sedang berada dalam pengembangan dan belum diumumkan Rockstar yaitu GTA 6. Sekuel selanjutnya dari franchise GTA ini telah menunggu 7 tahun dan belum juga mendapat kepastian. Namun sayangnya, dari bocoran insider terbaru, kelihatannya GTA 6 tengah menghadapi masalah dalam pengembangannya.

Bocoran informasi ini datang dari informan bernama AccNGT, yang sudah biasa memberikan informasi mengenai game-game milik Rockstar. Dalam cuitan terbarunya di Twitter, AccNGT memberi tahu bahwa kondisi pengembangan GTA 6 tengah kacau. Dirinya bahkan berpikir bahwa beberapa aspek pada game-nya akan mengecewakan banyak fans.

Namun, AccNGT menegaskan bahwa kekecewaan tersebut tidak akan datang dari sisi grafis. Meskipun sayangnya dirinya tidak menjelaskan lebih lanjut apa saja aspek yang akan mengecewakan para fans tersebut nantinya. Terakhir, AccNGT memberikan peringatan kepada para fans bahwa bila Rockstar mengumumkan GTA 6 tahun ini atau pada awal 2022 mendatang, maka para fans harus khawatir.

Image Credit: Rockstar

Untuk sekarang, semua informasi di atas hanyalah sebatas rumor. Apalagi AccNGT juga tidak memberikan sumber kredibel sebagai penguat informasi yang disampaikan. Tetapi dengan banyaknya masalah yang terjadi pada peluncuran GTA Trilogy: Definitive Edtion, para fans memang harus bersiap dengan apapun yang akan terjadi pada GTA 6 nantinya.

Apalagi Rockstar memiliki target yang cukup besar terhadap GTA 6 nantinya. Dengan kesuksesan sekaligus keuntungan masif yang berhasil mereka dapatkan dari GTA Online, maka sudah dipastikan formula sukses tersebut akan digunakan juga untuk GTA 6.

Rockstar bahkan berharap bahwa GTA dapat menjadi franchise yang tidak lekang oleh waktu layaknya James Bond. Karena itu, mereka berharap serinya harus dapat terus relevan dengan seiring perkembangan jaman, dan seri lamanya menjadi sebuah judul klasik ketimbang judul yang ketinggalan jaman.

10 Game Mobile yang Wajib Dinanti di Tahun 2022

2021  masih menjadi tahun yang menguntukan bagi pasar game mobile. Dengan jumlah pemain yang terus meningkat, keuntungan yang diperoleh oleh para developer dan publisher game ini juga terus meroket.

Tahun 2022 juga kelihatannya akan tetap menjadi tahun yang menarik untuk pasar game mobile. Terutama dengan semakin banyaknya game-game AAA yang di-porting ke platform mobile ataupun yang memang dikembangkan eksklusif untuk mobile.

Dalam artikel ini, saya telah merangkum 10 game yang wajib dinanti di tahun 2022 mendatang. Mayoritas game-game ini didominasi oleh “versi mobile” dari game yang awalnya telah populer di konsol dan PC. Namun hal ini bukan berarti negatif karena para developer kini mampu mempertahankan kualitas dan pengalaman bermain yang setara saat game-nya di bawa ke platform mobile.

Star Wars Hunter

Setelah sekian lama akhirnya para fans Star Wars akan kedatangan game mobile baru pada 2022 mendatang. Star Wars Hunter dikembangkan oleh Zynga yang tentunya telah dikenal lewat game-game-nya seperti Farmville dan juga CSR Racing. Star Wars Hunter merupakan game team-based arena combat yang akan menempatkan pemain dalam pertarungan 4 vs 4 melawan pemain lain.

Sayangnya game ini tidak membawa karakter-karakter ikoniknya, melainkan menggunakan karakter baru yang terinspirasi dari semesta Star Wars. Layaknya game heroes shooter lainnya, setiap karakter memiliki tipe dan memiliki kemampuan uniknya masing-masing.

Battlefield Mobile

Membicarakan Battlefield tentu langsung membawa imajinasi para gamer ke dalam sebuah pertarungan masif. Dan, setelah belasan tahun franchise-nya hadir, EA akhirnya akan membawa game FPS andalannya tersebut ke platform mobile. Kerennya, Battlefield Mobile ini bukanlah porting dari game sebelumnya, namun murni dikembangkan dari nol oleh developer Industrial Toys.

Battlefield Mobile tetap membawa inti permainan yang menjadi ciri khas dari Battlefield, seperti map yang luas hingga berbagai kendaraan yang bisa dikendarai. Grafisnya tentu tidak bisa dibandingkan dengan versi PC dan konsolnya, namun Battlefield Mobile tetap membawa grafis yang cukup bagus sebagai game shooter.

Dauntless

Bagi para gamer pecinta action RPG, Dauntless memang menjadi salah satu opsi gratis bagi mereka yang menginginkan game seperti Monster Hunter. Untuk sekarang, game yang dipublikasikan oleh Epic Games ini bisa dinikmati di PC dan konsol. Namun developer Phoenix Labs mengatakan bahwa mereka tengah mengerjakan versi mobile dari game ini.

Sayangnya, Phoenix Labs masih belum memberikan status pengembangan terhadap versi mobile dari game ini. Sang developer sebenarnya sudah menunjukkan antusiasmenya untuk membawa game mereka ke mobile. Sehingga, semoga saja pengumuman terhadap Dauntless Mobile ini akan tiba pada 2022 mendatang.

Plants vs. Zombies 3

Hampir 7 tahun seri utama Plant vs Zombies tidak mendapatkan game terbarunya setelah Plant vs Zombies dirilis pada 2013. EA memang beberapa kali mencoba arah baru bagi Plant vs. Zombies ini dengan membuatnya menjadi game heroes shooter. Sayangnya usaha beberapa tahun tersebut tidak juga menarik minat para gamer.

Seri ketiga ini sebenarnya telah diumumkan oleh EA dan PopCaps Games pada 2019 lalu. Namun game ini mengalami masa pengembangan yang cukup rumit hingga membuat game-nya beberapa kali melakukan perombakan mulai dari sisi grafis hingga ke gameplay-nya. Bila soft launch yang beberapa bulan lalu dilakukan lancar, maka besar kemungkinan Plant vs. Zombies 3 ini akan dirilis pada 2022.

Diablo Immortal

Meskipun pada awal pengumumannya game ini mendapat reaksi negatif dari para fans fanatik Diablo, namun kelihatannya hal tersebut tidak menyurutkan Blizzard untuk merampungkan game mobile mereka tersebut. Apalagi developer NetEase juga ternyata tidak setengah-setengah dalam mengembangkan Diablo Immortal ini.

Membawa hampir semua aspek dalam game PC ke dalam versi mobile dengan pendekatan semurni mungkin, Diablo Immortal terlihat sebagai sebuah RPG AAA dengan gaya khas Diablo. Dan untungnya setelah mengalami beberapa kali penundaan, Blizzard kini mengumumkan bahwa game ini akan dirilis pada semester awal 2022.

Valorant Mobile

Valorant tentunya menjadi salah satu game FPS yang paling populer saat ini. Diluncurkan pada 2020 lalu, game ini langsung meroket popularitasnya berkat pendekatan pada aspek shooter-nya yang menyenangkan tapi tetap kompetitif. Dan pada ulang tahun pertamanya, sang developer Riot Games juga memberikan berita gembira bahwa mereka akan membawa Valorant ke platform mobile.

Sayangnya, setelah pengumumannya pada Juni lalu, Riot memang tidak memberikan informasi baru mengenai perkembangan versi mobile-nya. Diyakini, versi mobile Valorant ini akan tetap dibuat semirip mungkin dengan versi PC-nya. Namun akan ada beberapa penyesuain seperti pada kualitas grafis dan juga jumlah operator serta map yang lebih terbatas. Valorant mobile ini juga diperkirakan akan tiba di awal tahun 2022 mendatang.

Apex Legends Mobile

Selain Dauntless dan Valorant, game FPS lain yang berencana masuk ke platform mobile adalah Apex Legends. Game battle royale andalan EA ini memang sudah cukup lama dikabarkan akan diluncurkan untuk mobile. Developer Respawn Entertainment bahkan mengembangkan versi mobile ini dari awal untuk memastikan game-nya optimal di platform mobile.

Apex Legends Mobile sebenarnya sudah beberapa kali mengadakan sesi beta tertutup termasuk di Indonesia. Sayangnya, EA belum memberikan tanggal rilis pasti untuk game ini. Meskipun banyak fans yang optimis bahwa EA akan segera merilis Apex Legends Mobile pada 2022 mendatang.

Total War Battles: Warhammer

Genre Real Time Strategy (RTS) mungkin bukan genre yang populer di platform mobile. Namun Total War Battles menjadi salah satu game yang mencoba menghidupkan genre ini lewat Warhammer. Sama seperti versi PC-nya, pemain dapat mengharapkan adanya perang antara bangsa-bangsa fantasi seperti dwarf, elv, skaven, dan lain-lainnya.

Total War Battles: Warhammer dikerjakan oleh NetEase yang juga mengembangkan Diablo Immortal. Dan game ini telah mendapatkan lisensi dari Creative Assembly dan Games Workshop. Cukup menarik untuk ditunggu bagaimana sebuah game simulasi perang taktis yang membutuhkan berbagai mekanisme kecil dapat diterjemahkan ke mobile.

Final Fantasy VII: Ever Crisis

Sambil menunggu kelanjutan kisah dari game utamanya yang belum mendapat kepastian dari Square Enix, para penggemar Final Fantasy kelihatanya bisa menanti game mobile yang satu ini. Game ini bisa dibilang merupakan kemasan modern dari game originalnya yang merangkum keseluruhan kisah dari Final Fantasy VII.

Berita baiknya, Square Enix akan membuat game ini nantinya sepenuhnya gratis. Dengan tambahan berupa loot box yang dapat memberikan pemain kostum baru dan juga item spesial yang dapat membuat permainannya berjalan lebih fresh dan berbeda.

Pokemon Sleep

Setelah sukses besar dengan Pokemon GO pada 2016 lalu, kini The Pokemon Company membuat gebrakan baru dengan merilis Pokemon Sleep. Konsepnya pun tidak kalah unik dengan Pokemon GO yang meminta para pemain untuk berjalan dan berkeliling. Dalam Pokemon Sleep, pemain akan diminta untuk tidur agar dapat berprogres dalam game-nya. Sayangnya masih tidak dijelaskan bagaimana mekanisme permainannya nanti.

Game ini sebenarnya telah diumumkan sejak 2019 lalu, namun memang sayangnya tidak banyak informasi yang dirilis pasca pengumumannya. Berita baiknya, beberapa fans meyakini bahwa The Pokemon Company tengah melakukan finalisasi terhadap game-nya sekarang dan kemungkinan besar game-nya akan diluncurkan pada 2022 mendatang.

Game-game Android Akan Sambangi Windows Tahun Depan

Bila Anda merupakan salah satu gamer yang berangan-angan untuk memainkan game Android di Windows tanpa emulator, maka Google membawa berita gembira. Pasalnya, mereka akan membawa aplikasi-aplikasi Google Play Games ke platform PC mulai tahun depan.

Kejutan ini disampaikan langsung oleh Google saat gelaran The Game Awards 2021 lalu berlangsung. Google mengumumkan bahwa mereka akan membawa ekosistem gaming terbesar mereka yaitu Android untuk menuju PC Windows agar para gamer dapat mengakses ratusan judul game Android langsung dari PC, laptop, atau tablet mereka.

“Mulai 2022, pemain akan dapat memainkan game Google Play favorit mereka di lebih banyak perangkat dan dapat beralih tanpa masalah antara smartphone, tablet, Chromebook, dan berikutnya, PC Windows.” Ungkap Direktur Produk Games Android dan Google Play, Greg Hartrell kepada The Verge.

“Produk-produk yang dikembangkan Google ini akan membawa game-game Google Play Games terbaik ke desktop dan laptop, dan kami tidak sabar untuk mengembangkan platform kami untuk para pemain dapat lebih menikmati game Android favorit mereka.” Lanjut Hartrell.

Meskipun sama-sama menuju Windows, namun Google mengatakan bahwa mereka mengembangkan aplikasi desktop mereka sendiri. Berarti program ini tidak ada sangkut pautnya dengan proyek Microsoft yang memungkinkan Windows 11 menggunakan aplikasi Android ataupun aplikasi lainnya.

Sayangnya, Google tidak menjelaskan teknologi apa yang akan digunakan untuk menjalankan aplikasi Android tersebut di Windows. Namun disebutkan bahwa aplikasi yang dijalankan tersebut akan berjalan secara ‘native’ dan bukan dijalankan secara streaming lewat cloud.

Image credit: Greenbot

Perbedaan lainnya dengan fitur dari Microsoft, Anda hanya bisa membuka aplikasi Android di Windows 11. Sedangkan Google akan membuat Google Play Games juga dapat mendukung para pengguna Windows 10. Berarti, aplikasi milik Google ini nanti tidak membutuhkan integrasi khusus dari Windows.

Rencana Google untuk membawa aplikasi-aplikasi Android ke Windows ini sebenarnya telah muncul sejak awal tahun 2021 ini. Khususnya lewat dokumen-dokumen yang terungkap dari kasus Epic vs Apple lalu. Selain Windows, Google juga disebut ingin membawa game-game Android mereka ke platform Mac. Meskipun hingga sekarang Google masih belum mengumumkan perihal hal tersebut.

Epic Games Store Akan Bagi-bagi 15 Game Gratis untuk Sambut Natal

Epic Games Store kini telah eksis selama kurang lebih 3 tahun. Selama itu juga Epic terus memberikan berbagai game kepada para gamer setiap minggunya secara cuma-cuma. Meskipun begitu, ternyata Epic belum terlihat akan menghentikan tradisi bagi-bagi game-nya tersebut.

Bahkan mendekati akhir tahun, Epic Games Store dikabarkan akan membagikan banyak game gratis untuk menyambut natal. Hal ini dikabarkan oleh seorang pengguna forum Dealabs bernama Billbill-Kun yang sebelumnya telah membocorkan game-game yang akan masuk ke PS Plus dari September hingga Desember.

Dalam bocoran tersebut, Billbill-Kun mengatakan bahwa event bagi-bagi game tersebut akan berlangsung mulai tanggal 16 hingga 30 Desember 202`1 mendatang. Ia bahkan mengklaim bahwa game pertama yang akan dibagikan adalah Shenmue 3. Selanjutnya, game yang digratiskan akan terus berganti setiap harinya. Kecuali untuk game terakhir yang akan memiliki durasi seminggu untuk diklaim.

Source: Epic Game Store

Di tempat lain, laman kolom game gratis di Epic Games Store untuk minggu depan kini berstatus misteri. Padahal Epic selalu memberitahukan game apa yang akan mereka bagikan untuk minggu depannya. Kecuali memang game yang akan diberikan tersebut sangat spesial atau memiliki event khusus. Di samping itu, event bagi-bagi game ini juga diadakan Epic Games pada 2019 dan 2020 lalu.

Selain bagi-bagi game, Epic Games juga akan menggelar event diskon bertajuk Epic Games Store’s Holiday Sale yang juga telah menjadi event tahunan mereka. Untuk event ini, Billbill-Kun mengatakan bahwa event-nya akan mulai di tanggal yang sama dengan event giveaway yaitu (16 Desember 2021) dan akan berlangsung hingga 6 januari 2022.

Credit: Epic Games

Epic Game Store kelihatannya akan meneruskan tradisi game gratisnya ini terlepas fakta bahwa mereka telah menghabiskan sekitar $12 juta untuk giveaway game gratis dalam waktu 9 bulan saja. Sehingga, bila diakumulasikan, Epic Games telah menghabiskan kurang lebih sekitar $48 juta atau Rp690 miliar selama 3 tahun ini.

Meskipun angka yang dihabiskan sangat masif, Epic Games kelihatannya tidak terlalu khawatir dengan event “bakar-bakar duitnya” karena keuntungan mereka yang berasal dari Fortnite dan juga Unreal Engine juga masih memberikan angka yang tidak kalah fantastis untuk mengimbangi pengeluarannya.

It Takes Two dan Genshin Impact Menang, Berikut Daftar Pemenang The Game Award 2021

Seperti tahun-tahun sebelumnya, bulan Desember menjadi saat untuk pemilihan game-game terbaik di berbagai kategori lewat gelaran The Game Awards. Tahun ini juga menjadi tahun The Game Awards diadakan secara offline, setelah tahun lalu harus diadakan secara virtual karena pandemi.

The Game Awards tahun 2021 ini membawa 30 kategori nominasi yang cukup beragam. Mulai dari kategori klasik seperti game terbaik pada setiap genre, hingga beberapa nominasi baru seperti games for impact dan innovation in accessibility.

Game indie eksperimental milik EA, It Takes Two menjadi pemenang utama dari gelaran The Game Awards 2021. Game yang menitikberatkan pada kerja sama ini berhasil menyabet tiga penghargaan termasuk penghargaan tertinggi yaitu Game of The Year 2021. Di belakangnya ada Forza Horizon 5 yang sama-sama mendapat tiga penghargaan dengan penghargaan tertinggi yaitu Best Sports/Racing Game.

Game mobile memang tidak terlalu mendapatkan banyak ruang dalam ajang penghargaan ini dengan hanya ada satu nominasi yaitu Best Mobile Games. Kategori ini sendiri berhasil dimenangkan oleh Genshin Impact,  mengalahkan game-game seperti League of Legends: Wild Rift, Pokémon Unite, dan Marvel: Future Revolution.

Berikut adalah daftar lengkap dari 30 nominasi beserta pemenang dari gelaran The Game Awards 2021:

Games for impact: Life is Strange: Ture Colors

Best Esports Athlete: Oleksandr “s1mple” Kostyliev

Best Esports Team: Na’Vi (CS:GO)

Best Esports Coach: Kim “Kkoma” Jeong-gyun

Best Esports Event: 2021 League of Legends World Championship

Best Audio Design: Forza Horizon 5

Best Independent Game: Kena: Bridge of Spirits

Best Debut Indie Game: Kena: Bridge of Spirits

Best Performance: Maggie Robertson (Lady Dimitrescu di Resident Evil Village)

Best Action Game: Returnal

Best Art Direction: DEATHLOOP

Best RPG: Tales of Arise

Best Score & Music: Nier Replicant ver 1.22474487139

Players’ Voice Award: Halo infinite

Best Multiplayer Game: It Takes Two

Content Creator of the Year: Dream

Best Mobile Game: Genshin Impact

Best Narrative: Marvel’s Guardians of the Galaxy

Best Action/Adventure Game: Metroid Dread

Best Ongoing Game: Final Fantasy XIV

Best Community Support: Final Fantasy XIV

Innovation in Accessibility: Forza Horizon 5

Best Sports/Racing Game: Forza Horizon 5

Best Game Direction: DEATHLOOP

Best Esports Game: League of Legends

Most Anticipated Game: Elden Ring

Best Family Game: It Takes Two

Best Sim/Strategy Game: Age of Empires IV

Best Fighting Game: Guilty Gear: Strive

Game of the Year: It Takes Two