Bahas Definisi Bounce Rate Hingga Cara Mengatasi Lonjakannya

Sering mendengar istilah bounce rate? Bagi Anda yang memiliki website atau mengelola iklan mungkin sudah akrab dengan istilah ini. Semakin tinggi bounce rate pada website atau iklan, maka semakin kurang baik performa suatu website maupun iklan. Mengapa begitu? Simak penjelasan berikut.

Definisi Bounce Rate

Dalam dunia website ataupun periklanan, kita sering mendengar istilah bounce rate. Istilah ini merupakan analisis dari performa website maupun iklan. Semakin tinggi bounce rate, maka performa yang dimiliki juga kurang baik.

Dilansir dari Google Analytics, bounce rate merupakan sesi tunggal pada halaman website, yang terjadi ketika seseorang mengunjungi website dan menutupnya tanpa melakukan aksi apapun. Aksi yang dimaksud dapat berupa interaksi apapun yang bisa dilakukan dalam website, seperti mengklik link, membuka halaman lain dalam website, memutar video, dan interaksi lainnya.

Sehingga, pengunjung website hanya menghabiskan waktu singkat hingga akhirnya keluar dari website. Istilah bounce back juga disebut dengan single-page session, yang berarti membuka halaman tunggal tanpa melakukan hal lainnya.

Sementara pada konteks iklan, bounce rate merupakan matriks yang mengukur kunjungan pada konten iklan, namun tidak melakukan aksi apapun seperti pembelian. Bounce rate dapat mengukur apakah orang-orang yang berkunjung ke website melalui iklan yang telah dipasang dapat menemukan apa yang mereka cari, sehingga dapat melakukan pembelian.

Mengapa Bounce Rate Tinggi?

Banyak faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya bounce rate. Oleh karena itu, sulit untuk menentukan satu penyebab tingginya bounce rate. Justru, pihak yang paling memahami hal ini adalah pemilik website atau pemasang iklan tersebut. Namun, setidaknya terdapat lima faktor yang bisa diselidiki, baik dalam konteks website maupun iklan:

  • Loading yang lambat

Menurut Google, kecepatan loading halaman menjadi salah satu penilaian dalam algoritma. Baik karena performa website ataupun kecepatan internet dari pengunjung dapat menyebabkan halaman terbuka dengan lama.

Seperti yang kita rasakan, di zaman serba ngebut ini manusia cenderung menyukai hal-hal yang cepat, dan tidak mau terlalu lama menunggu. Idealnya, website harus bisa dibuka dalam beberapa detik saja.

  • Desain kurang menarik

Nah, hal kedua yang mungkin menjadi penyebab tingginya bounce rate adalah desain yang kurang cantik dilihat. Bila dalam konteks website, desain di sini mencakup tampilan website (warna, font yang digunakan, ukuran font),  fitur yang terdapat di website, serta kerapian layout. Dalam konteks iklan, iklan harus memiliki visual yang menarik, sedap dipandang, dan rapi.

  • Kurang User Friendly

Website dan iklan harus mempertimbangkan bahwa pengunjung mungkin saja membuka lewat PC, laptop ataupun telepon genggam. Sehingga, tampilan yang disuguhkan harus memadai bagi seluruh perangkat agar pengunjung dapat melihat dengan nyaman.

  • Tidak Menemukan Informasi yang Dicari

Pengunjung membuka suatu website atau iklan dengan alasan mencari sesuatu yang dibutuhkan. Bila mereka tidak menemukannya, maka cenderung akan langsung menutup laman. Maka dari itu, perlu diingat bahwa konten yang kita sajikan harus bisa memenuhi kebutuhan dari pengunjung.

  • Kendala Teknis

Selanjutnya merupakan faktor eksternal, yaitu kesalahan teknis. Hal ini dapat berupa blank page atau error 404 yang artinya halaman gagal dimuat. Jika ini terjadi, kemungkinan pengunjung segera menutup halaman.

Cara Mengurangi Bounce Rate

Lalu saat ini pertanyaannya, bagaimana agar bounce rate bisa dikurangi? Tenang, tentunya ada beberapa solusi yang bisa Anda coba terapkan untuk website ataupun iklanmu:

  • Pikirkan kenyamanan pengunjung

Sebagai pembuat website maupun iklan, kita harus menempatkan diri sebagaimana pengunjung yang melihat konten kita. Buatlah desain yang nyaman dilihat, perhatikan estetika desain, termasuk di dalamnya pemilihan font dan ukuran yang enak dibaca.

Penting juga untuk membuat tampilan mobile dengan pertimbangan User Interface (UI) dan User Experience (UX) yang matang agar pengunjung betah berlama-lama membuka halaman.

  • Buat konten yang informatif

Ketahuilah informasi apa yang dibutuhkan oleh pengunjung saat menuliskan kata kunci di mesin pencari, ini juga biasa disebut search intent. Investasikan waktu dan energi untuk membuat konten yang berkualitas dan mampu memberikan kebutuhan pengunjung.

Terdapat empat jenis kata kunci berdasarkan search intent, yang pertama yakni informational yang memberikan penjelasan detail mengenai suatu topik, kedua yakni navigational yang mengarahkan pada brand spesifik, ketiga yaitu commercial investigation yang biasanya digunakan untuk mencari informasi perbandingan produk, dan terakhir yaitu transactional yang menuju pada transaksi.

  • Berikan Call to Action (CTA)

Kebanyakan pengunjung website atau iklan akan menilai hanya dalam waktu singkat, atau dalam sekejap hanya melihat beberapa bagian menonjol untuk akhirnya membuat keputusan. Oleh karena itu, optimalkan penggunaan CTA link dengan informasi yang jelas, namun padat. CTA dapat memberi arahan pada pengunjung mengenai langkah selanjutnya yang bisa mereka lakukan.

  • Tingkatkan kecepatan loading halaman

Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, kecepatan loading halaman adalah faktor yang penting. Anda bisa mengetahui seberapa cepat lamanmu dibuka dengan mengunjungi Google PageSpeed Insight, Google Mobile Website Speed Testing, GTmetrix, atau WebPagetest.

Kecepatan ini juga dipengaruhi oleh ukuran gambar dan keberadaan plugin di dalam website. Sebaiknya, gambar tidak perlu memiliki resolusi super tinggi dan hindari penggunaan plugin kurang penting.

  • Tambahkan link “open in new tab

Dalam konten website, seringkali kita memberikan link internal maupun eksternal yang mengarah ke halaman lain. Sayangnya, beberapa website membuka link baru di halaman yang sama. Hal ini kurang efisien bagi pengalaman pengunjung, karena mereka perlu menekan tombol back untuk berada di halaman awal. Sebaiknya, atur pembukaan link baru di tab baru.

Setelah tahu definisi bounce rate, faktor-faktor yang menyebabkan tingginya bounce rate, dan cara menurunkannya, semoga performa website maupun iklanmu bisa lebih baik ke depannya. Yang terpenting, evaluasi setiap kegagalan dan jadikan bahan pembelajaran untuk selanjutnya. Selamat mencoba!

Definisi dan Cara Menghitung Churn Rate, Penting untuk Tahu Pertumbuhan Bisnis

Kali ini, kita akan membahas apa itu churn rate, bagaimana cara menghitungnya, dan bagaimana cara mengatasinya.

Dalam dunia bisnis, pelanggan adalah kunci kesuksesan. Setiap bisnis berlomba-lomba untuk memiliki banyak pelanggan, dan terus bertambah setiap harinya. Tidak mudah untuk mendapatkan pelanggan, namun mempertahankan pelanggan menjadi hal yang lebih sulit. Oleh karena itu, penting untuk memiliki pelayanan serta produk atau jasa yang memuaskan, agar pelanggan tertarik untuk mencoba dan tidak beralih ke kompetitor.

Definisi Churn Rate

Churn adalah keadaan di mana pelanggan memutuskan untuk berhenti berlangganan atau membeli produk. Sehingga, churn rate adalah persentase pelanggan yang berhenti berlangganan atau membeli produk. Churn rate biasanya diukur dalam periode waktu tertentu, misalnya dalam kurun bulanan atau tahunan.

Churn rate merupakan salah satu metrik terpenting dalam pertumbuhan bisnis (business growth). Semakin tinggi churn rate, maka menjadi sinyal buruk bagi bisnis karena artinya bisnis telah kehilangan pelanggannya.

Cara Menghitung Churn Rate

Sekarang kita telah memahami apa itu churn rate. Lalu, bagaimana cara menghitung churn rate? Berikut rumusnya.

Menghitung churn rate cukup sederhana. Kamu hanya perlu mengetahui berapa jumlah pelanggan yang berhenti berlangganan lalu dibagi dengan jumlah pelanggan di awal periode. Hasil tersebut kemudian dikali dengan 100%. Rumus ini dapat digunakan dalam periode waktu bulanan, tahunan, atau lainnya.

Sebagai contoh, sebuah bisnis memiliki 100 pelanggan di awal bulan. Sementara di akhir bulan, jumlah hanya tersisa 90 pelanggan. Artinya terdapat 10 orang yang berhenti berlangganan. Maka bisa dihitung sebagai berikut.

Tips Mengatasi Churn Rate

Banyak hal yang bisa menjadi penyebab pelanggan melakukan churn, mulai dari kepuasan pelanggan yang rendah, harga yang dianggap tidak sesuai, pengalaman penggunaan yang kurang memuaskan, hingga beralih ke kompetitor.

Untuk itu, berikut beberapa tips untuk mengatasi churn rate dalam bisnis.

  • Ketahui penyebabnya terlebih dahulu untuk menentukan solusi yang tepat
  • Secara berkala, tanyakan testimoni pelanggan dan jadikan sebagai evaluasi
  • Berikan layanan terbaik dan selalu konsisten
  • Sesuaikan harga dengan layanan yang ditawarkan
  • Analisis kompetitor, mulai dari harga, layanan, fitur, dan lain-lain
  • Lakukan inovasi agar relevan dengan tren kebutuhan pelanggan yang selalu meningkat
  • Optimalkan UI/UX yang nyaman dan mudah digunakan
  • Lakukan strategi pemasaran yang sesuai dengan target pasar dan gunakan berbagai channel pemasaran
  • Sediakan layanan pasca penjualan (after sales service)
  • Terima keluhan dan masukan dari pelanggan

Naik turunnya jumlah pelanggan adalah hal yang harus diperhatikan dalam sebuah bisnis, karena erat hubungannya dengan profit dan dalam jangka panjang berpengaruh pada kelangsungan bisnis. Semoga bermanfaat!

Credit: Photo by Headway on Unsplash