Koperasi: Definisi, Sejarah, Fungsi, Tujuan dan Prinsipnya

Koperasi ditengarai sebagai salah satu badan usaha penopang perekonomian rakyat Indonesia. Sebab, koperasi memiliki tujuan utama untuk kepentingan dan kesejahteraan anggotanya.

Istilah koperasi diambil dari bahasa Inggris, ‘cooperation’ yang berarti ‘kerja sama’. Menurut UU No. 25 tahun 1992, koperasi adalah sebuah badan usaha yang beranggotakan sekumpulan oang yang kegiatannya berlandaskan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi kerakyatan yang berasas kekeluargaan.

Lantas, mengapa koperasi dianggap penting dalam perkembangan perekonomian Indonesia? Serta, apa saja fungsi dan tujuannya?

Sejarah Koperasi di Indonesia

Dilansir dari laman Kemdikbud, sejarah koperasi Indonesia berawal pada tahun 1886, ketika Pamong Praja Patih R. Aria Wiria Atmaja di Purwokerto mendirikan sebuah bank untuk para pegawai negeri (priyayi). Tujuan didirikannya bank tersebut adalah untuk menolong para pegawai yang menderita karena terjerat oleh lintah darat yang memberikan pinjaman dengan bunga tinggi.

Cita-cita Patih tersebut kemudian dikembangkan oleh seorang asisten residen Belanda, De Wolf Van Westerrode. Saat itu, ia menganjurkan untuk mengubah bank tersebut menjadi koperasi.

Pada tahun 1908, Raden Soetomo mendirikan perkumpulan ‘Budi Utomo’ untuk memanfaatkan sektor perkoperasian bagi kesejahteraan rakyat miskin. Dalam Kongres Budi Utomo juga dilakukan perbaikan dan peningkatan kecerdasan rakyat di Yogyakarta dengan industri kecil dan kerajinan.

Pada tahun 1915, lahir UU koperasi pertama, yakni “Verordening Op De Cooperatieve Vereeniging”. Kemudian pada tahun 1927, terbentuk Serikat Dagang Islam yang bertujuan untuk memperjuangkan kedudukan ekonomi pengusaha-pengusaha pribumi.

Perkembangan koperasi pun semakin menyebar berkat didirikannya Partai Nasional Indonesia pada tahun 1929. Meski perkembangannya juga sempat terhambat akibat pendudukan Jepang, pada tanggal 12 Juli 1947, pemerintah Indonesia mengadakan Kongres Koperasi I di Tasikmalaya Jawa Barat.

Dari kongres tersebut, ada beberapa keputusan penting yang dihasilkan, yakni mendirikan Sentral Organisasi Koperasi Rakyat Indonesia (SOKRI), menetapkan gotong royong sebagai asas koerasi, dan menetapkan tanggal 12 Juli sebagai Hari Koperasi.

Kongres Koperasi II terjadi pada tahun 1953 di Bandung, Jawa Barat. Dalam hasil kongres tersebut, SOKRI digantikan dengan Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin), sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah, mengangkat Moh. Hatta sebagai Bapak Koperas Indonesia, dan membuat undang-undang koperasi yang baru.

Fungsi Koperasi

Koperasi memiliki beberapa fungsi, di antaranya adalah:

Membangun dan Mengembangkan

Fungsi koperasi adalah untuk membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan anggotanya dan masyarakat. Dengan potensi yang berkembang, kesejahteraan masyarakat pun juga akan meningkat.

Meningkatkan Sumber Daya Manusia

Fungsi kedua koperasi adalah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan masyarakat secara aktif. Kualitas SDM yang semakin meningkat akan memberikan manfaat bagi perekonomian.

Memperkuat Ketahanan Ekonomi Kerakyatan

Fungsi ketiga adalah untuk memperkuat ketahanan ekonomi kerakyatan. Tentunya hal tersebut dapat dijadikan sebagai pondasi kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional.

Mewujudkan dan Mengembangkan Perekonomian Nasional

Fungsi koperasi yang terakhir adalah untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional dengan menggunakan asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.

Tujuan Koperasi

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, koperasi memiliki tujuan utama untuk mensejahterakan anggotanya. Berikut adalah beberapa tujuan koperasi yang perlu kamu ketahui.

  1. Meningkatkan kehidupan ekonomi anggota koperasi dan masyarakat sekitarnya.
  2. Meningkatkan kesejahteraan ekonomi anggota koperasi dan masyarakat sekitarnya.
  3. Membantu pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi rakyat yang adil dan makmur.
  4. Menjadi tonggak dalam perekonomian nasional.
  5. Membantu produen dengan membeikan penawaran harga yang relatif lebih tinggi.
  6. Membantu konsumen dengan memberikan penawaran yang relatif lebih terjangkau.
  7. Memberikan bantuan peminjaman modal kepada unit-unit usaha skala mikro dan kecil.

Prinsip Koperasi

Menurut UU 25 tahun 1992 tentang perkoperasian, ada beberapa prinsip koperasi, yakni sebagai berikut.

  1. Keanggotaan tidak dipaksa. Oleh karenanya, harus berdasarkan sukarela dan terbuka.
  2. Dalam pengelolaannya, koperasi harus bersifat demokratis.
  3. Pembagian hasil usaha diberikan secara adil sesuai dengan porsi kontribusi masing-masing anggota terhadap koperasi.
  4. Pemberian balas jasa terhadap pemberi modal sesuai dengan jumlah modal yang diberikan.
  5. Mengutamakan kemandirian.

Nah, itulah penjelasan lengkap mengenai koperasi yang telah dirangkum oleh Daily Social. Dengan fungsi dan tujuan utamanya untuk kesejahteraan anggota, tak heran jika koperasi dianggap sebagai bentuk ekonomi kerakyatan yang menopang perekonomian rakyat Indonesia.

Bisnis Proses: Pengertian, Karakteristik, Jenis dan Tahapannya

Untuk membangun sebuah bisnis yang sukses tidak dapat dilakukan secara instan. Setiap bisnis harus melalui setiap rangkaian proses, mulai dari merancang konsep dan tujuan dengan matang, mengimplementasikannya, hingga meluncurkan produknya.

Seluruh rangkaian proses tersebut disebut sebagai bisnis proses. Meski setiap perusahaan memiliki proses yang berbeda-beda dalam perkembangannya, namun bisa dipastikan bahwa secara garis besar mereka melalui proses yang kurang lebih sama.

Lantas, apa yang disebut sebagai bisnis proses dan bagaimana prosesnya? Simak penjelasan selengkapnya dalam artikel ini.

Pengertian Bisnis Proses

Secara umum, bisnis proses dapat diartikan sebagai serangkaian kegiatan usaha untuk menghasilkan produk dan jasa. Dalam artian lengkapnya, Monk mendefinisikan bisnis proses sebagai kumpulan aktivitas yang dilakukan dengan menerima masukan untuk menghasilkan output yang berkualitas bagi pelanggan.

Kegiatan tersebut dilaksanakan oleh beberapa pihak yang saling berkaitan dalam menjalankan tugasnya, sesuai spesialisasinya dengan berpedoman pada standar perusahaan. Proses tersebut juga diawasi secara rutin dan dievaluasi, sehingga tahapannya sering berubah untuk menyesuaikan selera konsumen maupun target perusahaan.

Karakteristik Bisnis Proses

Proses yang terjadi dalam aktivitas bisnis ini juga memiliki beberapa karakteristik, di antaranya:

  • Definitif, yakni semua pihak harus memahami masukan, hasil, dan batasan-batasan aktivitas yang ditetapkan oleh perusahaan.
  • Urutan, yakni seluruh rangkaian aktivitas usaha harus dilakukan secara sistematis, runtut, dan tertib.
  • Pelanggan, yakni hasil dari serangkaian aktivitas bisnis harus dapat diterima oleh pihak yang membutuhkannya.
  • Nilai tambah, yakni inovasi, transformasi, dan pengembangan-pengembangan tiap prosesnya harus dapat memberi nilai tambah bagi produk tersebut maupun bagi pelanggan.
  • Keterkaitan, yakni aktivitas-aktivas usaha tidak dapat berdiri sendiri, melainkan harus ada suatu struktur organisasi yang mampu menjaga keterkaitannya.
  • Fungsi silang, yakni dalam rangkaian aktivitas bisnis terdapat beberapa fungsi yang saling mendukung dan melengkapi.

Jenis-Jenis Bisnis Proses

Bisnis proses juga terbagi menjadi 3 jenis, yakni:

Proses Primer atau Operasional

Proses primer mencakup serangkaian aktivitas fundamental bisnis, mulai dari pembuatan produk, pemasaran, dan penyediaan layanan kepada pelanggan.

Proses Sekunder atau Dukungan

Proses sekunder merupakan komponen pendukung dari operasiona bisnis. Tujuan dari proses ini adalah untuk menjaga kondusifitas lingkungan kerja dan memastikan bahwa setiap proses selalu berjalan semestinya.

Proses Manajemen

Proses manajemen meliputi kegiatan dalam mengatur dan mengelola bisnis, operasi bisnis, dan perancangan strategi dengan cara menetapkan standar bagi operasional perusahaan maupun komponen pendukungnya.

Proses ini juga bertugas untuk melakukan pengawasan, pemantauan, dan pengendalian pelaksanaan operasional serta kinerja divisi pendukung.

Tahapan Bisnis Proses

Analisis Kegiatan Bisnis

Dalam tahap ini, manajemen memiliki peran untuk berdiskusi dengan pemilik bisnis mengenai operasional bisnis sekaligus menganalisis peluang pasar.

Penentuan Berbagai Proses dalam Bisnis

Setelah mengetahui jenis usaha yang akan dijalankan, langkah selanjutnya adalah menentukan proses, modal, dan peran tiap anggota dalam tim.

Pelaksanaan

Langkah selanjutnya adalah melaksanakan rencana yang telah ditetapkan. Dalam tahap ini, setiap komponen perusahaan harus bekerja sama secara sungguh-sungguh untuk mencapai tujuan.

Evaluasi

Terakhir, tahap evaluasi dilakukan untuk mengukur kinerja setiap komponen dan memperbaiki hal-hal yang menjadi kekurangan bisnis tersebut.

Nah, itulah yang disebut sebagai bisnis proses. Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa bisnis proses harus dilalui agar sebuah bisnis dapat berkembang dan mudah mencapai tujuannya.

Apa Itu Web3: Pengertian, Karakteristik dan Kelebihannya

Seiring dengan bertambahnya zaman, perkembangan teknologi internet juga semakin canggih. Berbagai teknologi baru seperti metaverse, crypto, bitcoin, hingga Web3 semakin sering digaungkan.

Sejumlah pakar teknologi bahkan memprediksi bahwa Web3 akan menjadi evolusi terbaru internet yang mampu memahami semua keinginan pengguna. Meski Web3 belum dimulai, namun beberapa platform telah mengadopsi teknologi yang digunakannya.

Lantas, apa itu Web3 dan mengapa teknologi ini digadang-gadang sebagai salah satu solusi bagi pengguna internet saat ini?

Apa Itu Web3?

Web3 adalah generasi ketiga dari evolusi web yang berbasis blockchain dengan sistem yang terdesentralisasi. Dalam Web3, sebuah situs web akan mampu memproses segala bentuk informasi dengan lebih cerdas dengan memanfaatkan teknologi, seperti machine learning, big data, DLT, dan lain sebagainya.

Web3 juga dapat diartikan sebagai data yang saling terhubung dengan cara terdesentralisasi. Artinya, sebagian besar data pengguna akan tersimpan dalam repositori terpusat. Karena jaringan tersebut beroperasi secara terdesentralisasi, keberadaan Web3 sangat berkaitan dengan teknologi blockchain dan mata uang kripto.

Mengutip dari Harvard Business Review, awal mula perkembangan Web3 telah dimulai sejak tahun 1991, ketika dua orang ilmuwan, W. Scott Stornetta dan Stuart Haber meluncurkan blockchain pertama. Sementara perkembangan web sendiri telah dimulai sejak munculnya internet pertama kali pada tahun 1989.

Pada perkembangannya, web generasi pertama belum memiliki algoritma yang dapat menyaring informasi yang ada dalam internet. Sementara Web2 adalah web yang digunakan saat ini, yang dapat membuat internet jauh lebih interaktif berkat kemajuan teknologi web, seperti Javascript, HTML5, CSS3 dan lain sebagainya.

Sedangkan Web3 disebut-sebut sebagai tahap selanjutnya dari evolusi web yang akan memproses informasi dengan memanfaatkan Artificial Intelligence (AI). Melalui sistem AI inilah, nantinya Web3 akan menjalankan program pintar yang bertujuan untuk memudahkan pengguna.

Karakteristik Web3

Mengutip dari laman Pintu, Web3 memiliki 4 karakteristik, yakni trustless, permissionless, self-governance, dan data ownership. Berikut adalah penjelasan dari keempat karakteristik tersebut.

  • Trustless, yakni interaksi pengguna dalam Web3 akan mengandalkan algoritma komputer tanpa membutuhkan perantara pihak ketiga.
  • Permissionless, yakni interaksi yang terjadi antar pengguna tersebut tidak memerlukan izin tertentu, sehingga data pengguna akan tetap aman.
  • Self-governance, yakni Web3 memiliki sistem Decentralized Autonomous Organization (DAO), yang dapat digunakan berbagai aplikasi. Dengan sistem ini, para pengguna dapat menentukan arah kebijakan platform.
  • Ownership, yakni memungkinkan para pengguna untuk dapat mengontrol data mereka sendiri.

Kelebihan Web3

Web3 memiliki kelebihan utama, yakni sistemnya yang terdesentralisasi. Tak hanya itu saja, Web3 juga memiliki kelebihan lainnya. Berikut adalah beberapa kelebihan Web3 yang perlu kamu ketahui.

Privasi Pengguna Menjadi Prioritas Utama

Web3 memiliki prioritas utama pada keamanan dan privasi penggunanya. Dengan Web3, pengguna akan memiliki kontrol penuh atas data mereka, karena memiliki kelebihan untuk membagikan atau merahasiakan informasinya.

Keamanan yang Lebih Unggul

Dalam poin sebelumnya telah dijelaskan bahwa Web3 memiliki prioritas utama dalam hal privasi penggunanya. Hal tersebut tentu akan membuat keamanan pengguna akan lebih tinggi dengan teknologi blockshain yang dikembangkan. Pengguna pun akan dijauhkan dari risiko peretasan, scam dan aktivitas kejahatan cyber lainnya.

Semantic Web

Semantic web adalah evolusi internet berikutnya yang dapat meningkatkan pengalaman platform berbasis web. Teknologi semantic memungkinkan untuk melakukan online repository data, menentukan kosakata, dan menetapkan aturan penangan data.

Konektivitas

Semantic content yang mengarah pada peningkatan user experience akan berpengaruh pada tingkat konektivitas dengan memanfaatkan seluruh data yang dapat diakses.

Nah, itulah penjelasan lengkap mengenai Web3. Dengan segala keunggulan yang dimilikinya, tak heran jika Web3 dianggap sebagai evolusi terbaik bagi masa depan internet.

Wantpreneur: Pengertian, Tanda-Tanda dan Cara Mengubahnya

Pernahkah kamu mendengar istilah wantpreneur? Istilah ini biasa digunakan untuk menggambarkan seseorang yang berkeinginan menjadi entrepenur, tidak pernah bergerak untuk mewujudkannya. Bahkan, wantpreneur kerap diidentikkan dengan kemunduran yang dirasakan oleh seseorang.

Lantas. apa yang sebenarnya dimaksud dengan wantpreneur dan apa saja tanda-tanda serta cara mengubahnya?

Apa Itu Wantpreneur?

Secara umum, wantpreneur adalah kesadaran dasar yang membuat seseorang ingin menjadi seorang pengusaha. Istilah wantpreneur sendiri berasal dari kata ‘want’ yang berarti ‘ingin’ dan ‘entrepreneur’ yang berarti pengusaha.

Sayangnya, istilah wantpreneur kerap kali dianggap memiliki konotasi yang negatif. Mengutip dari situs The Investors Book, wantpreneur adalah seseorang yang memiliki keinginan untuk menjadi seorang pengusaha, namun tidak pernah benar-benar melakukan sesuatu untuk mewujudkannya.

Seorang wantpreneur biasanya memiliki segudang ide, namun tidak pernah benar-benar fokus untuk mengeksekusi satu ide di antaranya. Dalam dunia startup, wantpreneur sering kali terjebak dalam ide bisnisnya, namun mereka jarang bergerak untuk mengeksekusi idenya, mencari pendanaan ataupun meluncurkan produknya.

Tanda-Tanda Wantpreneur

Pada dasarnya, seorang wantpreneur sering dianggap lebih banyak bicara daripada bertindak. Berdasarkan hal tersebut, berikut adalah beberapa tanda wantpreneur yang dapat kamu kenali.

Tidak Memiliki Banyak Ide

Meski sebagian dari wantpreneur biasanya memiliki segudang ide, namun ide tersebut hanya bersifat teoritis. Seorang wantpreneur tidak banyak memiliki ide-ide praktikal yang dapat diwujudkan secara realistis.

Takut Gagal

Takut gagal adalah hal yang wajar dirasakan oleh seseorang yang baru merintis bisnisnya. Kegagalan bahkan dapat dianggap sebagai guru berharga yang mengantarkan pada kesuksesan. Namun, seorang wantpreneur sering merasa takut pada kegagalan hingga membuatnya takut untuk mencoba segala hal baru.

Berorientasi pada Uang

Tujuan utama berbisnis memang untuk mendapatkan keuntungan. Namun, seorang wantpreneur cenderung terlalu beorientasi pada bagaimana cara mereka menghasilkan uang daripada aktualisasi diri. Padahal, hal tersebut adalah salah satu cara untuk mencapai kesuksesan.

Melakukan Prokrastinasi

Prokratinasi adalah kebiasaan menunda-nunda pekerjaan. Seorang wantpreneur biasanya memiliki kebiasaan untuk menunda banyak hal untuk dikerjakan yang dapat membuat berbagai kesempatan menjadi tertunda.

Mengkhawatirkan Modal

Salah satu pilar utama dalam mendirikan sebuah perusahaan adalah dengan penanaman modal. Namun, kekhawatiran terhadap hal ini tidak akan berakhir tanpa adanya usaha untuk mencari investor, mengajukan pinjaman, dan lain sebagainya.

Mudah Terpengaruh Orang Lain

Seorang wantpreneur juga mudah terpengaruh oleh orang lain, bukannya fokus pada apa yang ingin dicapai dan diinginkannya sendiri.

Suka Mengeluh

Tanpa disadari, sikap suka mengeluh juga dapat mengarah pada kegagalan. Sebab, orang-orang yang suka mengeluh cenderung suka mencari-cari alasan atas berbagai hal.

Menunggu Waktu untuk Memulai

Seorang wantpreneur juga sering kali kesulitan untuk memulai. Mereka susah menemukan waktu yang paling tepat untuk memulai, sehingga mereka tetap menunggu tanpa adanya kejelasan untuk mulai berbisnis.

Cara Mengubah Wantpreneur Menjadi Entrepeneur

Wantpreneur bukanlah karakter permanen yang tidak dapat diubah dari diri seseorang. Seorang wantpreneur bisa berubah menjadi entrepeneur, asalkan memiliki niat dan keinginan.

Berikut adalah beberapa cara mengubah wantpreneur menjadi entrepeneur.

Bangun Mindset Baru

Langkah pertama untuk berubah dari wantpreneur menjadi entrepeneur adalah dengan menanamkan mindset baru. Membangun mindset baru berarti kamu telah memiliki kesadaran atas diri kamu sendiri. Ketika mindset tersebut sudah berkembang, kamu tinggal menerapkannya dalam mengembangkan usahamu.

Waktu adalah Aset yang Paling Berharga

Selain itu, tanamkan keyakinan bahwa waktu adalah hal yang paling penting. Jika kamu membuang-buang waktu, maka kamu tidak akan bisa mendapatkan kesempatan yang sama kembali. Oleh sebab itu, waktu harus dimanfaatkan dan dikelola semaksimal mungkin.

Mulailah Bersikap Ambisius

Sikap ambisius juga penting ditanamkan sebagai seorang entrepeneur. Pasalnya, sikap ambisius dapat melatih pikiran untuk selau percaya bahwa segala tujuan dapat diraih dengan kerja keras. Sikap ambisius juga memiliki pengaruh yang positif bagi kepercayaan dirimu untuk melakukan sesuatu.

Jadilah Mandiri

Salah satu kunci untuk menjadi seorang entrepreneur adalah dengan bersikap mandiri. Jangan terlalu banyak bergantung pada orang lain untuk mencapai tujuan.

Selalu Bersikap Positif

Terakhir, biasakan diri untuk selalu bersikap positif. Bersikap positif dapat membuatmu memiliki optimisme. Sikap optimisme ini tentunya sangat diperlukan sebagai seorang entrepeneur.

Nah, itulah penjelasan mengenai wantpreneur. Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk menjadi seorang entrepreneur yang sukses, perbanyak bertindak dengan nyata daripada terus memikirkan hal-hal yang tidak pasti.

Wireframing: Pengertian, Kegunaan dan Elemen-Elemennya

Bagi kamu yang menekuni bidang UX atau UI, wireframing adalah istilah yang cukup familiar, bukan? Pasalnya, wireframing adalah proses penting yang dilakukan sebelum mulai mengerjakan rancangan desain website atau aplikasi.

Lantas, apa yang dimaksud dengan wireframing dan mengapa hal tersebut cukup penting dilakukan dalam pengembangan desain website atau aplikasi? Simak penjelasan selengkapnya dalam artikel ini.

Pengertian Wireframing

Pada dasarnya, wireframing adalah sebuah kerangka, struktur atau sketsa yang dibuat oleh UX atau UI designer sebelum mengaplikasikannya pada desain yang lebih nyata. Wireframe dibuat dengan tujuan untuk merepresentasikan sebuah desain pada website atau aplikasi yang hendak dibangun.

Wireframing biasanya terdiri atas header website atau aplikasi, navigasi, footer, dan lainnya. Wireframe juga biasanya hanya berwarna hitam putih tanpa logo maupun gambar dan dibuat secara manual menggunakan tangan.

Tujuan dibuatnya wireframe adalah agar proses pembuatan UI dapat lebih terfokus dan terarah, sehingga desainer hanya tinggal mengaplikasikan tata letak elemen-elemen visual serta konten yang ingin disampaikan.

Kegunaan Wireframing

Sebelumnya, telah dijelaskan bahwa tujuan utama wireframing adalah untuk merepresentasikan sebuah desain pada website atau aplikasi sebelum diaplikasikan lebih lanjut. Dari penjelasan tersebut, dapat diketahui bahwa kegunaan wireframing adalah, sebagai berikut:

Untuk Menghemat Waktu

Wireframing memiliki kegunaan untuk menghemat waktu yang dibutuhkan untuk membuat UI. Pasalnya, dengan wireframing, kamu akan lebih mudah dalam mengubah ataupun menyesuaikan desain.

Tentunya proses penyesuaian desain akan jauh lebih sulit ketika programmer sudah mulai mengerjakan coding. Oleh sebab itu, wireframing sebaiknya dibuat sebelum desain telah disepakati.

Memberikan Gambaran Awal

Wireframing juga berguna untuk memberikan gambaran awal mengenai suatu desain yang ingin digunakan. Dengan wireframing, programmer juga bisa mulai memikirkan pengembangan website atau aplikasinya sejak awal.

Memudahkan dalam Mengimplementasikan Desain

Pengembangan website atau aplikasi juga akan lebih terstruktur dengan wireframing. Sebab, konsep dasar telah diketahui, sehingga hanya perlu menambahkan beberapa komponen untuk menyesuaikannya.

Memudahkan Koordinasi

Penggunaan wireframe juga memudahkan koordinasi dalam pengembangan website maupun aplikasi. Sebab, seluruh proses pengerjaan website mengacu pada kerangka dasar yang telah disepakati. Jika memerlukan tambahan atau perbaikan pun dapat diselesaikan dengan cara diskusi.

Elemen-Elemen Wireframing

Wireframe website atau aplikasi memiliki beberapa elemen yang perlu diperhatikan, antara lain:

Layout Utama

Layout adalah komponen utama dalam wireframe. Komponen ini berbentuk sketsa yang berbentuk kotak-kotak yang telah diatur sesuai dengan tata letak halaman website. Komponen ini juga memuat beberapa bagian lainnya, seperti header, navigasi, body, hingga letak sidebar.

Interface

Interface adalah elemen yang berkaitan dengan media interaksi antara tampilan website dengan pengunjungnya. Elemen ini biasanya berisi beberapa informasi penunjang, seperti button, link, judul, font size, logo, dan lain sebagainya.

Navigasi

Navigasi adalah elemen yang berguna untuk memudahkan pengunjung dalam menjelajahi website atau aplikasi. Navigasi dapat berupa menu, tanda panah, atau ikon lainnya.

Informasi

Informasi merupakan konten utama yang ingin disampaikan kepada audiens atau pengunjung website. Elemen ini berguna untuk meningkatkan kenyamanan pengunjung website atau aplikasi. Elemen tersebut dapat berupa input, thumbnail, link, paragraf, dan lain sebagainya.

Komponen Tambahan

Komponen tambahan adalah berbagai komponen yang ditambahkan ke dalam wireframe sesuai jenis dan kebutuhan website.

Nah, itulah penjelasan mengenai wireframing yang telah dirangkum oleh Daily Social untukmu. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa wireframing adalah tahap paling awal dalam membuat desain website atau aplikasi yang bertujuan untuk memberikan gambaran awal pada desain tersebut.

Vaporware: Pengertian, Contoh dan Cara Mengenalinya

Mungkin sebagian besar orang masih belum mengenal istilah vaporware. Dalam dunia bisnis, vaporware sering kali dianggap sebagai suatu istilah yang membawa konotasi negatif.

Hal tersebut disebabkan karena istilah vaporware biasa digunakan untuk menggambarkan sebuah produk yang tidak benar-benar dirilis pada tanggal yang telah ditentukan. Umumnya, produk-produk tersebut berkaitan dengan teknologi dan digital.

Lantas, apa yang sebenarnya dimaksud dengan vaporware dan apa saja contoh dan cara mengenalinya? Simak penjelasan selengkapnya dalam artikel ini.

Apa Itu Vaporware?

Secara umum, istilah vaporware biasa digunakan untuk menyebut sebuah produk yang telah melewati tanggal rilisnya. Mengutip dari Bizversity, vaporware adalah suatu produk yang dipromosikan secara besar-besaran secara konsep, namun memiliki keterlambatan rilis atau bahkan benar-benar tidak pernah dirilis.

Istilah vaporware digunakan merujuk pada sifatnya yang ‘ghaib’ atau perlahan memudar sebelum konsumen dapat menjangkaunya. Umumnya, vaporware biasa terjadi pada industri hardware maupun software.

Cara Mengenali Vaporware

Salah satu kunci untuk mengenali produk yang dianggap vaporware adalah dengan membaca artikel yang membahasnya dengan teliti. Dikutip dari Futurum., berikut adalah beberapa cara mengenali vaporware dalam artikel.

Tuntut Pembuktiannya

Sebelum benar-benar memercayai suatu hal, ada baiknya jika kamu mengetahui bukti dari klaim tersebut secara resmi. Jangan memercayai klaim apapun sebelum hal tersebut benar-benar terbukti atau divalidasi oleh ahli di bidangnya.

Periksa Sumbernya

Salah satu cara untuk membuktikan klaim yang diberikan adalah dengan mencari tahu sumbernya. Pastikan berita-berita yang kamu percayai berasal dari sumber yang kredibel, bukannya seorang blogger, youtuber atau influencer.

Lakukan Riset Singkat

Jika kamu masih ragu untuk memercayai klaim yang diberikan, kamu bisa melakukan riset singkat dengan cara mencari tahu berapa banyak sumber yang membenarkan klaim tersebut.

Perlu kamu ketahui, apabila sebuah perusahaan teknologi yang cukup besar memiliki klaim yang hanya dibenarkan oleh satu atau dua sumber atau hanya dibicarakan di kalangan blogger saja, maka kamu bisa mengkategorikannya sebagai vaporware. Klaim tersebut nyata jika telah divalidasi oleh sumber yang kredibel, seperti kantor berita ternama atau para ahli di bidangnya.

Percayai Instingmu

Umumnya, kemajuan teknologi tidak akan langsung terjadi secara cepat dan ajaib. Jika ada suatu produk dengan inovasi yang terlalu bagus untuk jadi nyata, maka kamu perlu curiga dengan hal tersebut. Selain itu, kamu juga perlu mencurigai jika kamu menemukan suatu perusahan yang tiba-tiba mengeluarkan sebuah inovasi pada suatu produk, padahal hal tersebut bukan bidangnya.

Gunakan Wawasanmu

Salah satu cara untuk mengenali produk yang hanya sekadar vaporware adalah dengan melakukan break down menjadi beberapa bagian, yakni power supply dan management, computing, connectivity, serta inputs.

Dari keempat hal tersebut, kamu bisa menilai sendiri produk mana yang benar-benar dikembangkan secara nyata dan mana yang hanya sekadar vaporware.

Contoh Konsep Vaporware

Vaporware biasanya muncul karena beberapa perusahaan besar suka mencoba-coba membuat inovasi baru pada suatu produk, tetapi memiliki kesulitan atau hambatan untuk merealisasikannya. Berikut adalah beberapa contoh konsep vaporware yang cukup terkenal.

Apple iTV

apple itv
©dreamers.id

Apple iTV merupakan salah satu produk vaporware yang cukup terkenal beberapa tahun belakangan. Meski beberapa sumber mengatakan bahwa Apple telah membentuk tim kecil yang berperan dalam mengembangkan televisi, namun Apple tidak pernah merilis statement apapun mengenai hal ini.

Scribble Pen

scribble pen
©arsidanta.id

Pernahkah kamu mendengar penemuan mengenai pulpen canggih yang dapat memindai berbagai warna di sekitarmu secara nyata beberapa tahun yang lalu? Kenyataannya, produk tersebut tidak pernah eksis hingga saat ini.

Banyak orang yang tertarik dengan produk ini, hingga mereka rela melakukan pre-order untuk mendapatkannya. Namun, nyatanya produk ini tidak berfungsi sebagaimana mestinya hingga banyak pembayaran yang dikembalikan.

Vector WX-8

vector wx-8
©fastestcar.org

Produk vaporware selanjutnya datang dari industri otomotif, di mana perusahaan otomotif asal Amerika, Vector, memperkenalkan Vector WX-8 pertama kali pada tahun 2007 di Los Angeles Auto Show. WX-8 digadang-gadang sebagai mobil sport generasi terbaru yang memiliki kecepatan hingga 430kph. Namun setelah melalui serangkaian tes, baru diketahui jika WX-8 tidak secanggih seperti yang diklaim sebelumnya.

Nah, itulah penjelasan mengenai pengertian, cara mengenali dan berbagai contoh konsep vaporware. Manakah dari konsep vaporware di atas yang kamu harapkan menjadi nyata?

Venture Capital: Pengertian, Tujuan dan Jenisnya

Venture capital adalah salah satu istilah yang sangat melekat dengan startup. Pasalnya, venture capital merupakan badan usaha yang melakukan pendanaan dan penanaman modal ke dalam suatu perusahaan yang baru berkembang, seperti startup.

Dengan adanya suntikan dana dari venture capital, diharapkan perusahaan tersebut dapat berkembang dan mempertahankan bisnisnya untuk bersaing dengan bisnis-bisnis lainnya. Lantas, apa yang sebenarnya dimaksud dengan venture capital dan mengapa hal ini penting bagi perkembangan sebuah startup?

Pengertian Venture Capital

Venture capital adalah pendanaan yang diberikan oleh oleh investor untuk startup yang diyakini memiliki potensi besar dalam jangka panjang. Pendanaan ini diberikan sebagai modal dalam bentuk uang tunai yang kemudian dapat ditukarkan kembali ke dalam sejumlah saham.

Ventura sendiri berasal dari kata venture dalam bahasa Inggris yang berarti sesuatu yang mengandung risiko tinggi, sehingga investasi jenis ini termasuk ke dalam risiko tinggi meski nilai imbal baliknya cukup tinggi. Oleh sebab itu, sebelum melakukan pendanaan, investor biasanya akan memeriksa terlebih dahulu bagaimana risiko dan prospek dari perusahaan tersebut.

Karena sifatnya yang memiliki risiko cukup tinggi ini, venture capital sangat dibutuhkan oleh perusahaan baru yang masih berkembang. Oleh karena itu, venture capital berbeda dengan ekuitas swasta yang cenderung mendanai perusahaan yang lebih besar dan stabil.

Tujuan dan Manfaat Venture Capital

Venture capital sangat penting bagi perusahaan yang baru berkembang seperti startup, karena memiliki berbagai manfaat yang akan didapatkan. Berikut adalah beberapa tujuan dan manfaat venture capital:

Meningkatkan Potensi Bisnis

Venture capital memiliki tujuan utama untuk meningkatkan potensi bisnis. Pasalnya, perusahaan pemberi modal atau dana ventura tidak hanya berperan sebagai investor saja, melainkan juga turut serta terlibat dalam manajemen dan menjadikannya sebagai partner.

Mereka akan menjadi rekan yang membantu dalam pengembangan produk, pengembangan ide hingga membuat bisnis dapat berkembang. Dengan begitu, potensi bisnis juga akan semakin meningkat.

Rentabilitas Membaik

Sebelumnya telah dijelaskan bahwa perusahaan pemberi modal tidak hanya berperan menjadi investor saja, melainkan juga turut serta berperan untuk mengaturnya.

Membuat Pemasaran Produk Lebih Efisien

Venture capital juga bertujuan untuk membuat pemasaran produk lebih efisien. Sebab, perusahaan penerima modal memiliki peluang besar untuk memproduksi dan memasarkan produknya secara maksimal.

Meningkatkan Likuiditas

Perusahaan yang mendapat venture capital juga tidak perlu membayar beban bunga dan angsuran hutang. Dengan begitu, likuiditas perusahaan juga semakin meningkat.

Jenis-Jenis Venture Capital

Venture capital juga terbagi menjadi beberapa jenis. Mengutip dari My Capital, berikut adalah beberapa jenis venture capital dari berbagai spesifikasi.

Seed Capital

Seed capital adalah tahap awal pendanaan yang biasanya diperuntukkan untuk startup yang belum memiliki produk atau belum terorganisir dengan baik. Dana seed capital biasanya hanya dapat dimanfaatkan untuk beberapa keperluan saja, seperti membuat produk sampel.

Startup Capital

Tahap ini diperuntukkan bagi startup yang sudah memiliki produk sendiri. Dana yang berasal dari venture capital ini biasa digunakan untuk merekrut tim, melakukan riset pasar, dan menyelesaikan produk atau layanan yang akan dirilis.

Early Stage Capital

Early stage capital biasanya diperuntukkan bagi startup yang sudah memiliki struktur organisasi yang lengkap dan sudah berkembang dengan statistik penjualan yang baik dalam 2 hingga 3 tahun ke depan. Pendanaan ini biasa digunakan untuk meningkatkan produktivitas, operasional, dan lain sebagainya.

Expansion Capital

Tahap ini biasanya ditujukan untuk startup yang sudah mulai stabil dan siap untuk melakukan ekspansi.

Late Stage Capital

Pada tahap ini, startup sudah menunjukkan performa dan pencapaian yang mengesankan. Dana yang diperoleh biasa dimanfaatkan untuk menambah kapasitas atau modal startup tersebut.

Nah, itulah penjelasan lengkap mengenai venture capital. Di Indonesia sendiri, ada beberapa investor luar yang cukup sering berinvestasi pada startup-startup lokal, seperti GGV, Sequoia Capital India, dan Lightspeed Ventures.

Vesting: Pengertian, Kegunaan dan Jenis-Jenisnya

Dalam dunia startup, ada banyak istilah yang sering disebutkan, salah satunya adalah vesting. Istilah vesting juga dikenal sebagai vesting period, yang berarti periode penguncian.

Vesting sangat penting digunakan dalam bisnis startup karena memiliki beberapa fungsi yang bertujuan untuk melindungi perusahaan. Lantas, apa saja kegunaan vesting bagi startup dan apa pengertian sebenarnya dari vesting?

Simak penjelasan selengkapnya dalam artikel ini.

Pengertian Vesting

Mengutip dari Emergelaw, vesting adalah istilah yang biasa digunakan dalam startup dalam menyebut suatu proses perolehan hak secara penuh dan tidak dapat diambil alih oleh pihak ketiga. Dalam startup, jumlah saham yang ada harus dibagi secara adil kepada setiap pihak.

Vesting ditujukan agar perusahaan tetap terlindungi meskipun salah satu pemegang saham utamanya keluar. Pasalnya, pemegang saham tidak akan dapat menjual sahamnya hingga persyaratan vesting terpenuhi. Apabila persyaratan tersebut tidak terpenuhi, saham tersebut akan dibeli kembali oleh perusahaan tanpa adanya upaya kontribusi.

Sebagai contohnya, apabila ada dua co-founder yang memiliki saham 50 persen dengan vesting period 4 tahun, maka kedua co-founder tersebut harus bekerja selama 4 tahun untuk mendapatkannya. Namun, apabila salah satu co-founder tersebut keluar pada akhir tahun pertama, maka ia hanya bisa mendapatkan 1/4 bagian dari 50 saham yang dimilikinya, yakni sebesar 12,5 persen saja.

Kegunaan Vesting

Meyakinkan Founder Startup untuk Berkomitmen Jangka Panjang

Meski sama-sama berjuang sejak awal pendirian startup, tidak ada yang menjamin bahwa seluruh pendiri tersebut tetap bertahan untuk mengembangkannya. Pasalnya, masa-masa awal berdirinya sebuah startup adalah masa-masa krusial yang penuh dengan kesulitan dan ketidakstabilan.

Banyak pendiri startup yang akhirnya memilih untuk meninggalkan perusahan karena beberapa alasan. Hal inilah yang mendasari adanya periode vesting selama beberapa tahun agar dapat meyakinkan para pendiri untuk tetap bertahan dan melanjutkan usahanya untuk mengembangkan perusahaan.

Melindungi Perusahaan Ketika Ada Pemegang Saham Utama yang Keluar

Walaupun vesting bertujuan untuk meyakinkan para founder startup agar tetap bertahan, ada beberapa dari mereka yang mempertimbangkan kembali komitmennya di perusahaan dan tetap memutuskan untuk keluar setelah beberapa waktu. Oleh sebab itu, vesting digunakan untuk melindungi perusahaan dari pemegang saham utama yang keluar, agar mereka tidak dapat menjual saham yang dimilikinya secara penuh sebelum persyaratan vesting terpenuhi.

Diminati oleh Investor Profesional

Dukungan dana dari investor adalah salah satu kunci untuk membuat startup tetap dapat mempertahankan eksistensinya. Sebelum memutuskan untuk menyuntikkan dana kepada sebuah startup, investor akan menguji berbagai hal mengenai perusahaan tersebut terlebih dahulu.

Dalam hal ini, ketentuan vesting untuk pendiri dan pemegang saham utama sering diminta oleh investor. Sebab, hal tersebut adalah cara untuk mengukur komitmen dari orang-orang yang terlibat dalam perusahaan dan melindungi perusahaan dari pihak-pihak yang pada akhirnya memutuskan untuk keluar nanti.

Jenis-Jenis Vesting

Mengutip dari Corporate Finance Institute, ada 3 jenis vesting. Ketiga jenis vesting tersebut, antara lain:

Time-based Vesting

Time-based vesting adalah sebuah metode vesting yang memungkinkan pendiri mendapatkan kepemilikan mereka berdasarkan waktu yang telah ditetapkan dan periode cliff-nya.

Periode cliff adalah jumlah waktu minimum yang dibutuhkan oleh seorang pendiri perusahaan untuk bertahan di perusahaan sebelum mendapatkan vested interest.

Milestone-based Vesting

Milestone-based vesting adalah metode vesting berdasarkan penyelesaian atau capaian tugas tertentu yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Capaian tersebut dapat berbeda, tergantung dari perusahaan, departemen dan jenis pekerjaannya.

Hybrid Vesting

Terakhir, hybrid vesting adalah kombinasi dari time-based vesting dan milestone-based vesting. Dalam metode ini, pendiri perusahaan harus bertahan di perusahaan tersebut dalam waktu tertentu dan setelah melakukan capaian tertentu agar dapat memiliki sahamnya.

Nah, itulah penjelasan mengenai vesting, mulai dari pengertian, kegunaan, hingga jenis-jenisnya. Semoga artikel ini dapat membantu menambah wawasanmu mengenai hal ini.

Valuasi: Pengertian, Faktor yang Memengaruhi, Cara Hitung dan Levelnya

Pernahkah kamu mendengar istilah valuasi? Istilah ini biasa digunakan startup sebagai acuan utama untuk menarik investor.

Pasalnya, valuasi adalah faktor yang digunakan untuk melihat kesuksesan bisnis secara umum. Nilai valuasi juga bersifat dinamis dan dipengaruhi oleh berbagai faktor.

Lantas, apa saja faktor yang memengaruhi nilai valuasi dan bagaimana cara menghitungnya? Simak penjelasan selengkapnya dalam artikel ini.

Pengertian Valuasi

Secara umum, valuasi adalah upaya untuk menghitung nilai suatu perusahaan dengan melihat bagaimana manajemen dan performanya. Beberapa hal yang menentukan perhitungan valuasi, meliputi kualitas manajemen, struktur permodalan, jumlah aset, serta proyeksi pendapatan.

Valuasi juga dianggap sebagai hal yang sangat penting bagi perusahaan, khususnya perusahaan yang masih membutuhkan dana untuk berkembang. Sebab, perusahaan startup yang masih mengalami proses akuisisi membutuhkan valuasi sebagai perkiraan harga yang ditawarkan kepada calon pembeli.

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Valuasi

Valuasi memiliki sifat yang dinamis dan dapat berubah sesuai faktor yang memengaruhinya. Lantas, faktor apa saja yang memengaruhi valuasi? Berikut penjelasan selengkapnya.

Stabilitas Penjualan Bisnis

Stabilitas bisnis berkaitan dengan keseimbangan hasil penjualan yang didapat oleh perusahaan. Dalam hal ini, angka penjualan sangat berpengaruh terhadap nilai valuasi, di mana jika angka penjualan meningkat, maka nilai valuasi juga akan meningkat.

Pendanaan

Umumnya, perusahaan startup yang masih dalam proses perkembangan bisa berdiri karena menerima berbagai macam pendanaan atau suntikan dana. Pendanaan juga dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan profit dan memengaruhi valuasi, yang berarti semakin meningkat profit, nilai jual bisnis juga bertambah.

Nilai jual bisnis yang bagus akan menarik banyak investor untuk menyuntikkan dananya pada perusahaan tersebut.

Keberhasilan Model Bisnis

Salah satu kunci keberlangsungan perusahaan startup adalah model bisnisnya. Model bisnis yang unik dan sesuai dengan target pasar biasanya dapat bertahan dalam perubahan waktu.

Sementara modal bisnis yang tidak sesuai dengan kebutuhan konsumen akan memengaruhi valuasi karena tidak menghasilkan pendapatan. Oleh sebab itu, model bisnis harus selalu disesuaikan dengan kebutuhan pasar dan perkembangan zaman.

Manajemen yang Berkualitas

Manajemen yang berkualitas dapat dijadikan sebagai acuan untuk melihat perusahaan mana yang memiliki valuasi tinggi. Pasalnya, manajemen yang baik sebanding dengan performa perusahaan yang meningkat sehingga menyebabkan perusahaan tersebut memiliki prospek yang baik.

Selain itu, manajemen yang berkualitas dapat membuktikan bahwa perusahaan tersebut memiliki kualitas SDM yang baik.

Kepemilikan Aset

Setiap perusahaan pasti memiliki aset, baik berupa tanah, gedung, investasi, dan lain sebagainya. Aset yang dimiliki perusahaan ini juga dapat memengaruhi nilai valuasi. Semakin banyak aset yang dimiliki, maka semakin tinggi juga nilai valuasinya.

Persaingan Industri

Perusahaan juga pasti memiliki kompetitor yang bersaing dalam industri yang sama. Persaingan yang terjadi antar perusahaan ini termasuk ke dalam valuasi relatif. Artinya, sebuah perusahaan yang dinilai lebih menjanjikan dari kompetitornya di sebuah industri yang sama maka nilai valuasinya akan meningkat.

Cara Menghitung Valuasi

Ada 4 metode untuk menghitung valuasi, di antaranya:

Perbandingan Pasar

Cara pertama untuk menghitung valuasi adalah dengan perbandingan pasar. Caranya adalah dengan membandingkan sebuah perusahaan dengan kompetitor yang memiliki pendapatan kurang lebih sama.

Namun, hasil yang didapat dari cara ini hanya berupa estimasi saja. Sebab, ada berbagai faktor lain yang dapat memengaruhi nilai valuasi, seperti aset, pajak, hutang dan lain sebagainya.

Valuasi Aset

Nilai valuasi juga dapat ditentukan dari nilai aset yang dimiliki oleh sebuah perusahaan. Metodenya adalah dengan mengurangi total nilai aset dengan total nilai hutang yang dimiliki oleh sebuah perusahaan.

Metode ini dianggap dapat mengukur valuasi dengan cepat. Namun, metode ini dianggap kurang begitu akurat karena tidak memperhitungkn faktor-faktor lain yang mungkin berpengaruh terhadap nilai valuasi.

Discounted Cash Flow

Discounted cash flow adalah suatu cara yang dilakukan untuk menghitung potensi sebuah perusahaan dalam suatu peluang investasi. Discounted clash flow digunakan untuk memperkirakan arus kas di masa depan.

Caranya adalah dengan memperkirakan jumlah pendapatan dan pengeluaran untuk beberapa waktu ke depan. Kemudian, kurangi jumlah tersebut dengan total pendapatan dan pengeluaran saat ini.

Hasil yang didapat dari pengurangan tersebut merupakan net present value yang menunjukkan nilai ekonomi bisnis. Oleh sebab itu, jika arus kas sebuah perusahaan diprediksi akan meningkat, maka potensi perkembangan bisnisnya juga diperkirakan akan meningkat.

Revenue

Secara umum, revenue adalah total uang yang dihasilkan dari penjualan produk. Untuk menghitung valuasi menggunakan revenue, kalikan jumlah pendapatan kotor tahun sebelumnya dengan industry multiplier.

Cara lainnya adalah dengan mengalikan pendapatan sebelum bunga dan pajak (EBIT) atau pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi (EBITDA) dengan industry multiplier.

Level Valuasi Startup

Setiap perusahaan startup memiliki level valuasi yang berbeda. Berikut adalah beberapa level valuasi startup, antara lain:

  • Cockroach, yakni level paling awal yang diberikan kepada setiap perusahaan startup yang masih baru dan memiliki valuasi yang rendah.
  • Pony, yaitu startup yang memiliki nilai ekonomi mencapai 140 miliar rupiah. Level ini menandakan bahwa startup sudah berhasil berkembang dan mudah menarik perhatian investor.
  • Centaur, yaitu startup yang mencapai nilai ekonomi sebesar 1,4 triliun rupiah. Level ini menandakan bahwa perusahaan sudah semakin matang.
  • Unicorn, yaitu startup yang mencapai nilai valuasi sebesar 14,1 triliun rupiah.
  • Decacorn, yaitu startup yang memiliki nilai ekonomi mencapai 140 triliun rupiah.
  • Hectocorn, yaitu startup yang memiliki nilai ekonomi mencapai 1.400 triliun rupiah.

Nah, itulah penjelasan lengkap mengenai valuasi. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa dari valuasi dapat diketahui nilai jual perusahaan dan performa bisnisnya.

Value Proposition: Pengertian, Fungsi dan Komponen Utamanya

Istilah value proposition sering dikaitkan dengan proses pemasaran. Pasalnya, value proposition adalah bentuk diksi atau kalimat yang memungkinkan pelanggan untuk mengetahui manfaat dan keunggulan dari produk yang ditawarkan.

Value proposition juga berguna untuk memengaruhi psikologis calon pelanggan agar dapat mengambil keputusan dan membeli produk tersebut. Karena keberadaannya yang cukup penting inilah, value proposition perlu diperhatikan ketika menentukan strategi pemasaran.

Lantas, apa yang sebenarnya dimaksud dengan value proposition dan mengapa hal ini penting untuk diperhatikan?

Pengertian Value Proposition

Value proposition adalah salah satu komponen penting yang harus diperhatikan dalam bidang pemasaran. Menurut Investopedia, value proposition adalah sebuah nilai yang telah dijanjikan oleh perusahaan agar bisa diterima oleh pelanggan apabila mereka ingin membeli produknya.

Value proposition juga dapat diartikan sebagai nilai-nilai yang akan dikomunikasikan oleh para produsen terhadap para pelanggannya. Nilai-nilai tersebut biasanya ditampilkan secara jelas pada website perusahaan, berupa kata-kata ajakan seperti “Harga Murah”, “Layanan yang Mudah”, “Pengiriman Tepat Waktu”, dan lain sebagainya.

Meski sekilas terlihat sama, tapi ternyata value proposition berbeda dengan tagline atau slogan. Perbedaannya adalah value proposition lebih mengacu pada sebuah pernyataan yang singkat, padat dan jelas mengenai manfaat yang akan diperoleh pelanggan ketika mereka membeli suatu produk.

Sementara tagline atau slogan biasanya menggunakan diksi atau kata-kata yang unik agar dapat menarik calon pelanggan. Namun, tagline tidak berisi manfaat dari produk tersebut secara jelas.

Fungsi Value Proposition

Value proposition merupakan salah satu hal yang penting digunakan dalam proses pemasaran. Sebab, value proposition memiliki beberapa fungsi yang bermanfaat bagi bisnis. Berikut adalah beberapa fungsi value proposition bagi perusahaan.

Mendeskripsikan Manfaat Produk secara Lebih Jelas

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, value proposition biasanya berisi manfaat yang akan didapatkan pelanggan jika membeli produk yang ditawarkan. Dalam hal ini, value proposition memang bertujuan untuk menyampaikan pesan atau manfaat yang ditawarkan oleh perusahaan melalui produk tersebut.

Dengan value proposition, calon pelanggan menjadi mengetahui manfaat produk tersebut secara lebih lanjut dan alasan mengapa mereka harus memilih dan menggunakan produk tersebut.

Membantu Calon Pelanggan dalam Memahami Produk yang Ditawarkan

Dari poin sebelumnya, dapat diketahui bahwa value proposition berisi deskripsi mengenai manfaat produk yang ditawarkan. Dengan hal tersebut, calon pelanggan menjadi lebih memahami nilai-nilai dan keuntungan darinya.

Dengan pemahaman tersebut, diharapkan pelanggan dapat terbantu dalam memilih dan terlibat langsung untuk mengenal produk yang ditawarkan.

Meningkatkan Prospek Perusahaan

Value proposition memungkinkan pelanggan untuk mengenal produk yang ditawarkan, sehingga mereka berpotensi besar tergerak untuk membeli dan menggunakannya. Tentunya hal tersebut akan berdampak baik bagi perusahaan untuk mendapat lebih banyak pelanggan dan meningkatkan prospek bisnisnya.

Komponen Utama dalam Value Proposition

Value proposition biasanya disampaikan dalam diksi atau kalimat yang dapat memengaruhi psikologis pelanggannya. Oleh sebab itu, value proposition harus memuat beberapa komponen utama. Beberapa komponen tersebut, antara lain:

Newness

Newness atau kebaruan adalah komponen yang mengandung suatu hal baru atau inovasi. Calon pelanggan biasanya akan mudah tertarik dengan hal-hal baru, sehingga mereka cenderung akan mudah penasaran jika produk yang kamu tawarkan unik dan berbeda dari yang lain.

Performance

Selain inovasi, pelanggan juga akan mudah tertarik jika produk yang kamu tawarkan terbukti memiliki kinerja atau performa yang baik. Umumnya, komponen ini sering diterapkan dalam produk-produk yang berkaitan dengan teknologi, di mana kecanggihan, kecepatan, dan kinerja menjadi faktor utama yang dapat diunggulkan.

Customization

Sebuah produk juga kerap diharapkan memiliki fleksibilitas yang dapat menyesuaikan kebutuhan penggunanya. Dalam komponen ini, perusahaan dapat menawarkan beberapa opsi yang dapat memungkinkan pelanggan untuk mengubah model produk yang kamu tawarkan sesuai keinginan mereka.

Namun, perusahaan juga perlu melakukan riset agar dapat memahami keinginan dan kebutuhan pelanggan secara lebih lanjut.

Pemecahan Masalah

Produk yang baik adalah produk yang dianggap sebagai solusi atau jalan keluar dari suatu masalah. Produk yang fungsional juga dapat dijadikan value proposition yang ampuh dalam proses pemasaran.

Design

Komponen lain yang perlu diperhatikan adalah desain. Desain yang bagus dan trendy dapat menarik pelanggan secara visual. Namun perlu diperhatikan bahwa desain yang bagus juga harus memenuhi aspek fungsionalitas bagi pelanggan.

Brand

Brand atau merk juga dapat dianggap sebagai value proposition. Sebab, suatu brand yang ternama biasanya akan mudah diterima oleh pelanggan secara langsung. Salah satu contohnya adalah produk Apple yang sering kali dikaitkan dengan status sosial penggunanya.

Harga

Harga dapat menentukan value proposition yang tepat, terutama jika sebuah produk yang ditawarkan memiliki keunggulan dari sisi ekonomi. Umumnya, pelanggan akan lebih mudah tertarik untuk membeli produk yang memiliki harga murah dengan kualitas yang tidak jauh berbeda dengan produk yang lebih mahal.

Meskipun begitu, terkadang keberadaan harga yang murah tidak terlalu berpengaruh jika kualitas yang ditawarkan berbeda jauh di bawah standar.

Aksesibilitas

Terakhir, aksesibilitas juga menjadi komponen penting dalam value proposition. Pasalnya, kemudahan akses sangat berkaitan dengan kemudahan pelanggan dalam menjangkau produk tersebut, kemudahan untuk mendapatkan perbaikan apabila produk mengalami kerusakan, serta kemudahan dalam klaim garansinya.

Nah, itulah penjelasan lengkap mengenai value proposition. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa dengan value proposition yang baik, perusahaan dapat menjaring lebih banyak pelanggan untuk memilih dan menggunakan produk yang ditawarkan.