Inilah Hasil Akhir Kualifikasi PINC 2019 untuk Regional Sulawesi Selatan

Babak kualifikasi PUBG Mobile Indonesia National Challenge (PINC) 2019 masih terus berjalan. Setelah minggu lalu RRQ Capcorn berhasil lolos ke Grand Final lewat kualifikasi regional bali, kini PINC hadir di propinsi Sulawesi Selatan, tepatnya di kota Makassar. Tentunya kualifikasi ini pun tak kalah seru karena dihadiri tim-tim kuat yang bersaing memperebutkan tiket untuk bertanding di Jakarta bulan Juli nanti.

Seperti biasa, kualifikasi PINC dibagi menjadi dua tahap yaitu Group Stage dan Final. Di Group Stage, para peserta yang terdiri dari 60 tim dipecah menjadi tiga grup. Masing-masing grup bertanding sebanyak dua ronde, kemudian 6 tim terbaik dari masing-masing grup bertanding kembali di Final yang terdiri dari tiga ronde. Artinya ada 18 tim yang maju ke babak Final kualifikasi.

PINC Makassar - Group A

Babak pertama Group A berakhir cukup menegangkan ketika terdapat tiga skuat yang sama-sama bermain aman dengan taktik prone, yaitu NFT Waffen, 1StID Bebika, dan MLN Squad. MLN Squad akhirnya tereliminasi lebih dahulu, sementara 1StID Bebika keluar sebagai peraih Chicken Dinner berkat keberhasilan flanking mereka.

Di babak kedua, sempat terjadi pertarungan sengit antara dua tim bersaudara yaitu Jeux OP dan Jeux SOF. Akan tetapi karena terlalu asyik berperang, mereka tak sadar diserang oleh NFT Waffen. NFT Waffen yang meraih Chicken Dinner di ronde dua akhirnya menjadi pemimpin klasemen Group A.

PINC Makassar - Group B

Persaingan di Group B sedikit timpang karena adanya beberapa tim esports profesional di sini, seperti Nara Esports, CMPB Esports, NFT Esports, dan sebagainya. Perbedaan kemampuan cukup terlihat, tim-tim ini akhirnya mampu menduduki peringkat 6 besar tanpa banyak perlawanan. Pemimpin klasemen Group B ini adalah Nara Esports dengan perolehan 74 poin.

Grup terakhir yaitu Group C lebih timpang lagi. Di sini, ada satu tim yang tampil sangat dominan dan berhasil mendaki puncak tangga klasemen dengan nilai terpaut jauh dari tim lainnya. Mereka adalah Mikail Esports. Tim ini berhasil mengumpulkan 30 kill dan poin akhir 82, hampir dua kali lipat dari Ilma Team di peringkat dua yang hanya meraih 43 poin.

PINC Makassar - Group C

Memasuki babak Final, CMPB Fams yang merupakan peringkat 3 di Group B menunjukkan performa cemerlang di awal. Mereka barhasil meraih 8 kill di ronde 1 dan meraih Chicken Dinner setelah mengeliminasi tim NFT LXB. Begitu pula di ronde 2, mereka berhasil mendapat Chicken Dinner lagi setelah menumbangkan NFT Waffen. CMPB Fams pun diantisipasi untuk menjadi juara.

Sayangnya ternyata di ronde 3 CPBM Fams tereliminasi cepat, hanya mengumpulkan 11 poin. Sementara itu Mikail Esports yang sejak tadi menampilkan performa cukup baik, berhasil mendapat Chicken Dinner di ronde 3 dan total 25 kill. Mikail Esports akhirnya mengumpulkan 81 poin, namun masih tidak cukup untuk mengalahkan CMPB Fams yang meraih 86 poin.

CMPB Fams berhak maju ke Jakarta sebagai salah satu dari 17 tim perwakilan daerah yang akan memperebutkan hadiah senilai Rp1.000.000.000 bulan Juli nanti. Mereka akan dilengkapi dengan 1 tim lagi yang didapatkan dari babak Open Qualifier. Siapakah tim yang akan menjadi juara PINC 2019 ini?

Penampakan Markas Baru compLexity Gaming, Ada Fasilitas Mind Gym dan Cryotherapy

Pertengahan tahun 2019 ini menjadi titik dari sebuah babak baru bagi compLexity Gaming. Tidak hanya mereka mengumumkan rebranding total yang menjadikannya lebih senada dengan tim Dallas Cowboys, compLexity Gaming juga baru saja membuka markas baru di Amerika Serikat, tepatnya di kota Frisco, negara bagian Texas. compLexity Gaming juga merilis sebuah video yang menunjukkan proses desain, pembangunan, serta pembukaan markas baru tersebut, yang diberi nama GameStop Performance Center.

The GSPC - Photo 1
Penampakan depan GameStop Performance Center | Sumber: compLexity Gaming

Sesuai namanya, markas ini memang merupakan hasil kerja sama antara compLexity Gaming dengan beberapa perusahaan lain, salah satunya GameStop. Markas ini tidak hanya menjadi sarana berkumpul dan berlatih bagi para atlet compLexity, namun juga dirancang sebagai tempat berkunjung bagi para penggemar untuk bertemu langsung dengan para atlet kesayangan mereka, bermain game di PC dan tablet, serta menghadiri beragam event.

GameStop Performance Center ini juga terletak sangat dekat dengan markas Dallas Cowboys. Sebagai tim saudara dengan naungan kepemilikan yang sama, compLexity ingin agar popularitas Dallas Cowboys bisa mendongkrak nama mereka. Sebaliknya, mungkin saja orang-orang yang tadinya merupakan pendukung compLexity jadi tertarik untuk juga mendukung Dallas Cowboys. Hal tersebut adalah bagian dari rencana yang disebut compLexity Gaming sebagai era “Esports 3.0”, di mana atlet-atlet esports mendapat pengakuan serta penghargaan yang sama tingginya dengan atlet olahraga konvensional.

The GSPC - Photo 2
Peresmian GameStop Performance Center | Sumber: Dallas Cowboys

Lalu ada apa saja di dalam GameStop Performance Center? Cukup banyak dan lengkap. Selain area publik tempat bermain dan menghadiri acara, markas ini memiliki fasilitas latihan level tinggi yang didesain untuk mensimulasikan kondisi panggung sebuah turnamen LAN sungguhan. Caranya yaitu bukan dengan hanya menyediakan perangkat-perangkat gaming tercanggih, namun juga dengan sistem lighting dan tata audio menyerupai sebuah panggung esports. Pelatih dapat mendampingi para atlet dari dekat, dan terdapat sejumlah layar televisi di mana para pengunjung dapat menonton latihan secara langsung.

The GSPC - Photo 3
Pantry yang terdapat di Player Lounge | Sumber: Darren Rovell

compLexity ingin menumbuhkan para gamer terhebat di dunia, dan hal itu tidak mungkin terwujud bila para atlet stres hingga tertekan. Karena itulah markas ini memiliki area khusus yang disebut Decompression Porch. Dengan jendela-jendela besar yang memungkinkan masuknya cahaya alami matahari, tempat ini dirancang untuk membuat para pemain rileks, menjauh sejenak dari kesibukan latihan sehari-hari. Fasilitas ini juga memiliki alat cryotherapy, yaitu terapi relaksasi otot dengan suhu dingin seperti yang banyak dilakukan oleh atlet-atlet sepak bola.

The GSPC - Photo 4
Kegiatan di GameStop Performance Center | Sumber: compLexity Gaming

Dua ruangan yang bersebelahan adalah Replay Room dan ruang Mind Gym. Replay Room, sesuai namanya merupakan ruang berbentuk kelas di mana pelatih dan atlet dapat menonton tayangan pertandingan dan melakukan diskusi. Sementara itu Mind Gym lebih unik. Di sini para atlet dapat melakukan latihan-latihan mental yang tidak membuat mereka lelah secara fisik, seperti latihan kognitif, meditasi, dan stretching ringan. Dengan Mind Gym, compLexity ingin para atletnya menjadi unggulan baik di dalam maupun di luar lapangan. Mind Gym ini menggunakan berbagai software khusus milik compLexity, dan disponsori oleh Mamba Sports Academy dan HyperX.

The GSPC - Photo 5
Fasilitas cryotherapy | Sumber: compLexity Gaming

Selain fasilitas-fasilitas di atas, GameStop Performance Center memiliki ruangan-ruangan lain yang lebih umum, seperti Player Lounge di mana atlet bisa berkumpul dan bermain atau menonton esports bersama, kantor-kantor, dapur, ruang Content Creator, dan sebagainya. Masing-masing ruangan ini dirancang senyaman mungkin demi memfasilitasi compLexity menjadi organisasi esports terbaik dunia.

The GSPC - Photo 6
Para atlet bisa menonton siaran esports bersama di sini | Sumber: compLexity Gaming

compLexity menyatakan bahwa pembukaan markas ini akan menjadi titik penting dalam sejarah mereka. “Bila Anda pemain terbaik di antara yang terbaik, di sinilah Anda akan ingin berlatih,” ujar mereka dalam video tur yang diterbitkan di YouTube. Apakah compLexity Gaming bisa meraih prestasi yang sama prestisiusnya dengan markas baru mereka? Hanya waktu yang akan menjawabnya.

Sumber: Dot Esports, compLexity Gaming, Darren Rovell, GameStop Performance Center

Nokk dan Warden, Operator R6 Baru dalam Update Bertajuk Operation Phantom Sight

Rainbow Six sudah memasuki tahun yang ke empat. Jelang akhir musim, kini Ubisoft akhirnya sudah mengungkap operator terbaru mereka, Nokk dan Warden. Dalam update yang bertajuk Operation Phantom Sight, kedua operator ini akan hadir pada musim kedua, beserta dengan perubahan-perubahan lain yang akan dihadirkan di dalam game.

Kedua Operator ini punya karakteristik yang mewakili masing-masing kata dari judul update season 2 tersebut. Elemen Phantom dihadirkan lewat Nokk sebagai Operator Attacker yang bersifat stealthy. Sementara elemen Sight datang dari Warden sebagai Operator Defender, yang punya kemampuan penglihatan super tajam.

Bersifat stealthy, gadget milik Nokk bernama Hel Presence Reduction. Fungsi gadget ini adalah membuat Nokk jadi tidak terlihat oleh kamera pengawas dan membuat suara langkah kakinya jadi lebih pelan. Jika melakukan tembakan, Nokk jadi sedikit terlihat dalam bentuk sebuah garis tipis yang membentuk siluet tubuhnya.

Nokk, seperti Vigil dan Caveira, berfungsi untuk dapat menyusup ke area kunci dengan tanpa terdeteksi, dan membungkam para Defender yang lengah. Agar lebih seimbang, pilihan senjata Nokk adalah senjata-senjata spesialis close-quarter combat. Dua senjata tersebut adalah FMG-9 seperti milik Smoke, dan Shotgun SIX12 SD seperti milik Lesion.

Sementara Warden punya gadget bernama Glance Smart Glasses. Mewakili elemen “Sight”, gadget ini membuat Warden jadi punya penglihatan yang tajam. Ketika digunakan, Warden tak bisa terbutakan oleh flash dari Stun Grenade atau Flash Shield milik Operator Blitz, dan dapat melihat dengan jelas menembus smoke.

Warden dengan gadget miliknya, terbilang sangat bergantung pada momentum di dalam permainan. Namun gaya main Operator ini kurang lebih seperti ini: Bersiaga di barisan depan, bersiap menyerang balik Attacker yang sedang menyerbu dengan tergesa-gesa, karena merasa percaya sudah membutakan seseorang dengan Stun Grenade.

Lalu kira-kira bagaimana dampak kehadiran dua Operator baru ini terhadap meta permainan di R6 nantinya? Saya berbincang singkat dengan Ajie “WildLotus” Zata dari Project Manager R6IDN sekaligus salah satu caster di kancah kompetitif R6 Indonesia. Membahas soal ini, menurutnya dari kedua Operator tersebut, Warden yang bakal lebih berguna di dalam meta permainan.

Sumber: Ubisoft Official Media
Sumber: Ubisoft Official Media

“Nokk, walaupun bisa invisible dan bikin surprise attack, tapi menurut saya masih kurang bisa masuk meta kompetitif. Mengapa demikian? Salah satunya adalah karena kehadirannya bisa dengan mudah di-counter oleh Operator-Operator Defender yang fungsi gadget-nya adalah trapping seperti, Lesion, Kapkan, dan Ela.” Jawab Ajie membahas soal Nokk.

Lalu bagaimana dengan Warden? Menurut saya Warden ini bakal sangat mengerikan, apalagi untuk melawan Operator seperti Blitz, atau permainan breaching yang sangat agresif. Membahas ini, Ajie mengatakan bahwa Warden nantinya bisa menggantikan peran Operator yang biasa digunakan sebagai Anchor, seperti Mira, Doc, atau Rook. “Ditambah lagi, loadout Warden yang adalah Shotgun, membuat rotasi Operator ini jadi lebih efektif ketimbang Maestro. Tapi menurut saya Warden bisa juga dikombinasikan dengan Maestro itu sendiri, atau Operator Anchor lain sepeti Smoke, Echo, Kaid, dan Mute.” Lanjut Ajie.

Dua Operator ini akan hadir dalam Operation Phantom Sight, yang kemungkinan besar sudah dapat dimainkan pada sekitar bulan Juni. Selain kehadiran dua Operator tersebut, update Y4S2 juga akan menghadirkan rework pada map Kafe Dostoyevsky, rework Thermal Scope milik Glaz, dan beberapa perubahan perubahan penting lainnya.

Harumkan Nama Indonesia, PSG.RRQ Raih Juara MLBB SEA Clash of Champions

Gelaran SEA Games 2019 memang masih belum akan terjadi hingga beberapa bulan ke depan, tapi hangatnya persaingan esports Mobile Legends: Bang Bang di wilayah Asia Tenggara sudah mulai terasa. Hal ini bisa kita lihat dalam turnamen internasional SEA Clash of Champions, pada hari Sabtu dan Minggu, tanggal 18 – 19 Mei lalu. Turnamen yang diadakan di Suntec City Convention Center Singapore tersebut mengundang 6 tim kuat dari beberapa negara Asia Tenggara untuk membuktikan siapa wakil negara yang paling kuat.

Indonesia diwakili oleh tim Rex Regum Qeon alias PSG.RRQ dan Team Flash, sementara sebagai wakil tuan rumah Singapura adalah EVOS Esports SG. Cignal Ultra hadir sebagai juara nasional yang mewakili Filipina, didampingi perwakilan Malaysia yaitu Geek Fam. Terakhir, perwakilan dari Myanmar adalah tim Burmese Ghouls. Dihadiri oleh lebih dari 2.000 penonton, SEA Clash of Champions merupakan turnamen Mobile Legends tingkat regional pertama yang digelar di Singapura.

SEACOC - Photo 1
Suasana SEA Clash of Champions | Sumber: Reddentes Sports

PSG.RRQ sudah tampil mendominasi sejak di Group Stage. Di sini meraka masuk ke dalam Group A, berhadapan dengan Team Flash dan Cignal Ultra dengan sistem Best of 1. Para anggota PSG.RRQ yang terdiri dari Lemon, AyamJago, Liam, Vyn, dan Tuturu sama sekali tidak mengalami kesulitan di sini. Baik Team Flash maupun Cignal Ultra sama-sama bertekuk lutut dengan skor 1-0, dan PSG.RRQ pun berhak maju ke semifinal.

Di babak semifinal ini mereka berhadapan dari Geek Fam dalam format pertandingan Best of 3. Namun rupanya dominasi PSG.RRQ masih tak terhentikan. Seperti dua tim sebelumnya, Geek Fam pun menyerah tanpa balas dengan skor 2-0. PSG.RRQ nyaris saja mencetak rekor tak terkalahkan dalam turnamen ini, andai saja mereka tidak berhadapan dengan tim kuat di Grand Final yaitu EVOS Esports SG.

SEACOC - Photo 2
Liam, pemain muda andalan PSG.RRQ | Sumber: Reddentes Sports

Menurut portal berita Singapura The Straits Times, EVOS Esports SG sebetulnya merupakan tim yang tidak diunggulkan, karena lawan-lawan mereka lebih berpengalaman dan punya waktu persiapan lebih panjang. Tapi ternyata EVOS Esports SG berhasil membuktikan kekuatan mereka dengan mengalahkan Cignal Ultra di semifinal, yang notabene merupakan salah satu favorit.

EVOS Esports SG pun memberikan perlawanan kuat di Grand Final yang menggunakan sistem Best of 3. Sempat tertinggal lebih dulu dari PSG.RRQ, mereka berhasil menyamakan kedudukan menjadi 1-1. Namun pada akhirnya PSG.RRQ terbukti lebih unggul. PSG.RRQ menjadi juara dengan skor 2-1 dan berhak membawa pulang hadiah senilai US$5.000 (sekitar Rp72,4 juta). Salah satu pemain PSG.RRQ yaitu AyamJago pun mendapat gelar Tournament MVP.

SEACOC - Photo 3
SEA Clash of Champions dihadiri tim dari 5 negara Asia Tenggara | Sumber: Reddentes Sports

Kapten EVOS Esports SG, OhDeerBambi, berkata bahwa perbedaan antara timnya dan PSG.RRQ adalah faktor mental dan komunikasi, dua hal yang akan EVOS perbaiki jelang turnamen-turnamen berikutnya. Tapi kekalahan ini tidak membuat OhDeerBambi patah semangat. “PSG.RRQ tampil dominan sepanjang turnamen, jadi kami sangat bangga dapat mencuri angka dari mereka dan juga menunjukkan bahwa kami adalah tim terkuat kedua di wilayah ini (Asia Tenggara). Kami tidak punya banyak waktu persiapan setelah kualifikasi lokal, tapi kami akan jadi lebih baik lagi di masa depan,” ujarnya dalam wawancara dengan The Straits Times.

Lemon dari PSG.RRQ yang meraih gelar juara pun tidak jemawa atas pencapaian timnya. Ia berkata, “Kami senang bisa mengalahkan EVOS karena mereka adalah tim top di Singapura. Tapi saya rasa kami bisa jadi lebih baik lagi dari ini dan ada banyak hal yang perlu kami benahi.”

Dalam situs resminya, PSG.RRQ menyebut peraihan gelar SEA Clash of Champions 2019 sebagai sebuah “Endgame” bagi tim ini. Akan tetapi sesungguhnya perjuangan masih belum berakhir. Bisakah PSG.RRQ menunjukkan prestasi serupa di acara SEA Games 2019 nanti? Kita tunggu saja tanggal mainnya.

Sumber: PSG.RRQ, The Straits Times, Reddentes Sports

Ditolak NCAA, Riot Games Akan Dirikan Badan Regulasi Esports Universitas Sendiri

Kompetisi tingkat mahasiswa dan universitas adalah bagian penting dari olahraga di Amerika Serikat. Selain sebagai lahan pencarian bakat menuju dunia olahraga profesional, liga-liga level universitas ini juga memiliki daya tarik tersendiri bagi penonton. Banyak organisasi juga menawarkan beasiswa untuk mahasiswa yang berprestasi di bidang olahraga, dan di sana terdapat asosiasi khusus bernama NCAA (National Collegiate Athletic Association) yang menangani regulasi untuk pertandingan olahraga level mahasiswa.

Kompetisi tingkat mahasiswa belakangan ini juga menjadi wacana hangat di industri esports. Banyak penerbit game sudah mulai bergerak ke arah sana, contohnya Capcom yang akan meluncurkan liga Street Fighter mahasiswa. Riot Games juga memiliki kejuaraan League of Legends tingkat mahasiswa yang bernama League of Legends College Championship. Untuk tahun 2019, liga tersebut akan mulai berjalan pada tanggal 23 Mei.

Team Liquid
Team Liquid | Sumber: lolesports

Sejalan dengan usaha para pegiat esports untuk membuat industri ini semakin berkembang, kebutuhan untuk regulasi tentu muncul, misalnya untuk melindungi hak-hak atlet di lapangan. NCAA sebagai asosiasi olahraga yang sudah berdiri lama di Amerika diharapkan menjadi badan yang bisa memayungi hal tersebut. Sayangnya, dalam pertemuan NCAA Board of Governors tanggal 30 April lalu, rencana memasukkan esports sebagai bagian dari NCAA gagal.

Para anggota Board of Governors telah melakukan voting tentang pengembangan esports, namun ternyata hasilnya imbang 6 lawan 6 suara. Dari hasil voting tersebut, mereka kemudian sepakat untuk menunda pengembangan esports hingga waktu yang tidak ditentukan.

Memang ada banyak tantangan yang muncul dalam gagasan tentang esports ini. Sebagian suara mempertanyakan kelayakan esports untuk dimasukkan dalam kategori kegiatan olahraga. Sementara para stakeholder dari industri esports tidak setuju dengan aturan NCAA tentang keamatiran, yang membatasi penghasilan para atlet di tingkat universitas dari uang hadiah, pemasukan iklan, atau donasi streaming.

G2 Esports
G2 Esports | Sumber: lolesports

Menurut kabar yang dilaporkan oleh Sports Business Daily, Riot Games akhirnya menanggapi keputusan NCAA ini dengan cara mendirikan badan regulasi sendiri khusus untuk esports League of Legends tingkat universitas. Secara kepemilikan, badan regulasi tersebut memang akan berada di bawah Riot Games. Tapi secara struktur, mereka akan bergerak secara independen sebagai divisi terpisah, sama seperti badan-badan yang membawahi 13 liga League of Legends profesional yang sudah ada termasuk LCS di Amerika dan LEC di Eropa.

Badan regulasi baru ini akan menangani koordinasi dan birokrasi antara para stakeholder esports dengan pihak kampus, dan akan menghadapi tantangan-tantangan yang berbeda dari liga esports profesional. Salah satu tantangan itu adalah tidak adanya organisasi esports yang berdiri sebagai perusahaan independen, yang memiliki kendali penuh atas aset-aset serta modal milik mereka. Liga mahasiswa juga membutuhkan dewan penasihat eksternal yang terdiri dari para pakar olahraga serta pakar pendidikan tingkat universitas.

Invictus Gaming
Invictus Gaming | Sumber: lolesports

Sebagai industri yang masih berada di tahap perkembangan, keuntungan finansial merupakan faktor yang tidak hanya penting bagi para investor, namun juga para calon atlet esports. Karena itu wajar bila peraturan tentang keamatiran menjadi isu yang cukup panas. Atlet berprestasi dalam usia belia sudah banyak bermunculan di dunia esports, dan mereka telah membuktikan bahwa mereka mampu bertanding melawan pemain-pemain yang jauh lebih senior. Pembatasan terhadap imbalan finansial dapat dipandang sebagai perlakuan tak adil terhadap bakat mereka.

Di Amerika sendiri aturan keamatiran yang diterapkan NCAA sudah sering menjadi kontroversi. Mungkin atlet-atlet mahasiswa tidak bisa diperlakukan 100% seperti seorang profesional, karena mereka memang belum sepenuhnya menjadikan olahraga sebagai pekerjaan. Akan tetapi ketika muncul talenta hebat yang berpotensi meraih prestasi serta menggerakkan revenue dalam jumlah besar, tentu kompensasi yang diberikan pun harus setara. Mengatur hal ini adalah salah satu tanggung jawab terbesar badan regulasi baru yang didirikan Riot Games.

Sumber: Sports Business Daily via Esports Insider

Team Empire Juarai R6 Pro League Season 9, Bungkam Evil Geniuses 2-1

Setelah enam bulan pertandingan, akhir pekan kemarin (19 Mei 2019) menjadi konklusi dari kompetisi R6 Pro League Season 9. Digelar di Milan, Italia, kompetisi ini mempertemukan Evil Geniuses dengan Team Empire, dua tim yang sama sama sedang haus akan kemenangan. Evil Geniuses di satu sisi sudah lelah dengan menjadi runner-up, sementara Team Empire sedang mencoba membuktikan diri di kancah kompetitif R6 internasional.

Dari seri best of 3 pertandingan berlangsung dengan sangat sengit. Bertanding pada map Bank, Oregon, dan Clubhouse, EG berkali-kali hampir menang, namun sayang nasib harus berkata lain. Memulai pertandingan, EG menunjukkan permainan mendominasi dalam map Bank. Mereka tampil sangat percaya diri, membuat Empire kelimpungan.

Pemain Amerika Serikat yang selama ini kerap gagal di babak semifinal, menjadi tambah percaya diri dengan momentum ini. Sayang, terlalu percaya diri malah berdampak buruk bagi tim mereka. Walau berhasil tahan Empire 5-2, namun EG sempat jadi keteteran. Skor menjadi kembali seimbang, 5-5, setelah Danilla “Dan” Donstov berhasil bungkam 3 personil penyerang tim EG dengan seorang diri saja. EG berhasil bertahan, dan menangkan Bank dengan skor 7-5.

Map dua, EG mencoba untuk menyelesaikan pertandingan dengan 2-0. Tapi tentunya perjalanan bagi EG tidak akan semudah itu, karena Empire juga mengerahkan segala daya upayanya untuk dapat menahan game ini. Lima ronde berjalan, EG cukup nyaman dengan dominasi 4-1. Tetapi semua berubah ketika EG kembali menjadi terlalu percaya diri, dan keadaan kembali berbalik.

Pelan-pelan Empire mencoba mengumpulkan fokus di dalam tim mereka sendiri. Nathan “nvK” Valenti sempat memberi pertunjukkan yang luar biasa lewat permainannya, yang berhasil menumpas para attacker di luar dari zona defender. Ketika skor jadi 6-3, mentalitas tim EG mulai goyah karena berada diambang kemenangan.

Empire menemukan celah ini, mulai dapat membaca permainan EG, dan mulai comeback ronde demi ronde. Bermain dengan lebih tenang, Empire berhasil memenangkan lima ronde sekaligus dan amankan kemenangan di Oregon dengan skor 8-6.

Clubhouse menjadi map penentu takdir kemenangan bagi kedua tim. Namun, sepertinya kegagalan di Oregon menjadi tamparan keras bagi kepercayaan diri Troy “Canadian” Jaroslawski dan kawan-kawan. Ronde demi ronde map Clubhouse dimenangkan oleh Empire. Sementara EG terus semakin goyah, dan tidak bisa menjawab apa yang diberikan oleh tim Empire.

EG masih sempat bisa membalas beberapa ronde, membuat skor jadi 6-2. Namun kemenangan tersebut ternyata tidak berhasil membangkitkan mental tim EG. Akhirnya Clubhouse ditutup dengan kemenangan Empire dengan skor 7-3. Melihat kekalahan EG yang sangat bikin sakit hati, Fauzan “K1RBY” Yuzarli Production Officer R6IDN juga turut memberikan komentarnya.

Menurut Fauzan, permainan Empire sebenarnya terbilang konsisten, walau sempat kalah pada map pertama. Sementara dari sisi EG, lagi lagi soal mental yang menjadi sorotan di sini. “Saat map dua, permainan mereka sebenarnya sangat solid, apalagi melihat Necrox dan NvK yang main dengan sangat memukau. Sayangnya saat skor jadi 6-3, mereka jadi terlalu bernafsu untuk menang. Mentalitas mereka berubah menjadi play to win the match, bukan lagi play to win the round. Gara-gara ini, permainan mereka setiap rondenya jadi berantakan. Mereka seakan berpikir sedang mengangkat trofi, walau sebenarnya mereka belum menang dan belum menampilkan permainan yang terbaik.”

Sumber: Facebook Fauzan YR
Fauzan “K1RBY” Production Officer tim R6IDN. Sumber: Facebook Fauzan YR

Pendapat Fauzan juga cukup senada membicarakan map 3. Ibarat sudah jatuh tertimpa tanggah, EG seakan tak bisa bangkit lagi meski sudah mendapatkan satu dua momentum. “Pada map 3, EG sudah sangat down. Tapi Empire juga memang main dengan sangat baik. Joystick salah satunya contohnya, dia bermain dengan sangat leluasa menggunakan Ash pada map ini. Menguasai Blue Tunnel di sisi timur map, dia berhasil mendapatkan 2-3 pemain anchor dari EG, yang berhasil mengamankan kemenangan bagi tim Empire.”

Kemenangan ini memberikan tim Empire hadiah sebesar US$75.000 atau sekitar Rp1 miliar. Team Empire juga berhak mendapatkan slot untuk bertanding di gelaran terbesar kancah kompetisi Rainbow Six yaitu Six Invitationals tahun 2020 mendatang.

Komunitas Difabel Ini Gunakan Mobile Legends untuk Pererat Tali Silaturahmi

Tak dapat dipungkiri bahwa pandangan masyarakat terhadap gamer di masa lalu terbilang lekat dengan stigma negatif. Sering kali para gamer dianggap anti sosial, tidak bisa bergaul, bahkan NEET. Tapi kini semua sudah berubah. Game kompetitif di zaman modern telah menjadi wadah kaum muda untuk berteman dan bersosialisasi, bahkan menjadi lahan mata pencaharian dalam wujud esports profesional.

Ketika kita masuk ke dalam dunia game, batasan-batasan di dunia nyata seolah tak berlaku lagi. Semua setara, sama-sama pahlawan yang punya kesempatan untuk menunjukkan keahliannya. Keterbatasan fisik pun jadi kehilangan makna, yang ada hanya kegembiraan dan keseruan berjuang bersama teman untuk mengalahkan lawan.

DLT Esports - Gathering
DLT Esports mengadakan acara buka puasa bersama | Sumber: DLT Esports

DLT Esports merupakan salah satu contoh dari asyiknya dunia game kompetitif itu. Berasal dari Semarang, DLT Esports adalah nama sebuah komunitas Mobile Legends yang berdiri pada bulan Juli 2018. Uniknya, para anggota DLT Esports ini terdiri dari pemain-pemain difabel, tepatnya tuna rungu. DLT Esports sendiri merupakan singkatan dari nama Deaf Legend Team Esports.

Meski para anggota DLT Esports memiliki difabilitas, itu sama sekali tak menjadi penghalang mereka untuk tetap bersemangat dan selalu ceria. Mereka juga sangat menggemari dan menikmati permainan Mobile Legends: Bang Bang. Setiap bulan, mereka mengadakan kegiatan gathering untuk bermain bersama setidaknya dua kali. Bagi DLT Esports, Mobile Legends adalah wadah untuk berkumpul bersama teman-teman sejawat, dan di bulan Ramadhan ini menjadi kegiatan alternatif untuk menunggu datangnya waktu berbuka.


View this post on Instagram

Meet one of MLBB Family! 😉😉 . 🎉 DLT Esports 🎉 . Komunitas Mobile Legends: Bang Bang khusus Tuna Rungu yang berasal dari kota Semarang! 😆😁😍 . Komunitas yang berdiri sejak Juli 2018 ini telah memiliki total anggota sebanyak 23 orang 😎👊 . 🙏🙏 Kami segenap tim Mobile Legends: Bang Bang sangat senang bahwa Game yang kami kembangkan, dapat dinikmati dan dapat menjadi salah satu sarana solidaritas 😉💖💞 . Tidak pernah terlambat untuk memulai, dan tidak ada kata “Tidak Bisa” bagi mereka yang terus berjuang 😆😆💪 . Keep growing and never hesitate to ask for community supports from Mobile Legends: Bang Bang! 👊👊👊🔥 (Min Pon~) ♪ヽ(*´∀`)ノ . #MLBB #MobileLegendsBangBang #MobileLegends #MLBBCommunity #KomunitasMLBBIndonesia #MLBBIndonesia

A post shared by Mobile Legends: Bang Bang (ID) (@realmobilelegendsid) on

Beberapa kegiatan gathering tersebut misalnya telah digelar pada tanggal 9 – 11 November 2018 lalu. Bila Anda lihat videonya yang diunggah di akun Instagram resmi Mobile Legends Indonesia, terlihat betapa serunya para anggota DLT Esports bermain sambil berdiskusi menggunakan bahasa isyarat. Pihak Moonton memang telah mengapresiasi komunitas ini dengan cara mempromosikannya di akun-akun media sosial resmi mereka.

Di dunia olahraga, keberadaan atlet-atlet difabel memang bukan hal baru. Tapi hebatnya esports dibandingkan olahraga konvensional adalah dalam esports atlet-atlet difabel dapat bertanding sejajar dengan atlet-atlet pada umumnya. Di dunia Street Fighter misalnya, ada beberapa nama terkenal seperti Blind Warrior Sven yang ahli memainkan Ken walaupun tuna netra. Ada juga Brolylegs, pemain dengan kelainan tangan dan kaki yang sekarang bahkan sedang bermain di liga profesional Street Fighter League Pro-US.

DLT Esports - Gathering 2
Kegiatan DLT Esports di bulan Februari 2019 lalu | Sumber: DLT Esports

DLT Esports pun di akun Instagram mereka juga pernah berkata bahwa mereka melakukan latihan untuk mengikuti turnamen Mobile Legends khusus Semarang. Semoga saja DLT Esports bisa terus meningkatkan kemampuannya, dan maju menjadi salah satu tim esports berprestasi di Indonesia. Siapa tahu di Mobile Legends Professional League nanti, ternyata DLT Esports bisa menjadi juaranya.

BOOM.ID dalam Kualifikasi Dota 2 Epicenter Major Sejauh Ini

Setelah MDL Disneyland selesai diselenggarakan pekan lalu, pertandingan Major akan kembali hadir dalam waktu dekat. Pekan ini, adalah kualifikasi Epicenter Major yang sedang terselenggara. Gelaran utama Epicenter Major sendiri akan dilaksanakan pada 22-30 Juni 2019 mendatang, tetapi fase kualifikasi sudah terselenggara sejak 16 Mei 2019 kemarin.

Dalam gelaran ini, BOOM.ID kembali menjadi salah satu peserta, diundang bertanding ke dalam fase closed qualification Epicenter Major. Selain BOOM.ID, ada juga EVOS yang dipunggawai oleh Muhammad “InYourDream” Rizky dan kawan-kawan. Kualifikasi terbagi ke dalam dua fase, fase grup dan fase bracket.

Pada fase grup, penampilan BOOM.ID terbilang cukup kuat. Dengan pertandingan best of 1 round robin, BOOM.ID bisa dengan mudahnya menyantap hampir semua tim peserta lainnya. Tim yang punya nama di kancah SEA seperti Geek Fam, Mineski, dan WG.Unity, bisa dikalahkan dengan cukup mudahnya.

BOOM Minor 3 #3

Namun sayang, lagi-lagi BOOM.ID masih tergelincir ketika harus melawan Fnatic dan juga TNC Predator. Kedua tim tersebut memang masih menjadi batu sandungan terbesar bagi BOOM.ID ketika bertanding di tingkat Asia Tenggara. TNC Predator selaku pemuncak klasemen sudah langsung lolos ke Epicenter Major, sementara BOOM.ID harus melanjutkan pertandingan. 

Tersisa satu slot lagi, BOOM.ID harus bertanding dalam fase bracket bersama 4 tim lainnya. Ada Fnatic, Geek Fam, dan Power of MYSG+AU yang berisikan Chan “WinteR” Litt Binn dan kawan-kawan. Sejauh ini, performa permainan BOOM.ID mengalami peningkatan yang cukup positif. Terakhir kali, pada OGA Dota PIT Minor, Randy “Dreamocel” Saputra dan kawan-kawan berhasil lolos sampai fase bracket. Mereka berhasil kalahkan beberapa tim besar seperti EHOME dan juga Ninja in Pyjamas.

Dalam wawancara bersama vpesports, Dreamocel mengatakan, salah satu alasan peningkatan performa ini adalah karena kehadiran sports psychologist yang membantu mereka. Aspek psikologi sebenarnya memang merupakan salah satu hal yang penting untuk diperhatikan oleh seorang atlet esports. Saya sempat berbincang dengan Yohannes Paragian, VP Esports tim EVOS Esports, membahas soal aspek psikologi dari seorang atlet esports yang kerap terlupakan oleh sebuah organisasi esports. Ini tentu adalah sebuah kemajuan, melihat BOOM.ID atau EVOS yang akan merekrut sports psychologist, demi menajamkan mental para atlet-atlet esports Indonesia.

Sumber: Twitter @dotasltv
Sumber: Twitter @dotasltv

Satu hal yang juga saya penasaran adalah, bagaimana cara kerja sosok sports psychologist ini di dalam sebuah tim? Brando Oloan, manajer tim Dota 2 BOOM.ID menceritakan secara singkat soal peran yang satu ini. “Untuk performa tim, psikolog berguna untuk memberi kita perspektif yang objektif, karena sang psikolog yang sifatnya adalah sebagai observer. Kalau curhat satu sama lain, kadang jadinya malah subjektif. Kehadiran psikolog membantu menyamakan pikiran, mengarahkan para pemain agar berpikir bahwa ‘we’re on the same boat’.”

“Kalau cara kerjanya, kurang lebih sih konsultasi, diskusi, dan sharing-sharing aja.” Kata Brando menceritakan cara kerja sports psychologist di dalam tim mereka. Terkait peluang lolos, Brando cukup yakin bahwa mereka bisa lolos dalam kualifikasi yang satu ini. “Gue yakin sama kinerja anak-anak sekarang, jadi gue yakit kita bisa lolos ke major, Amin!”

Kualifikasi major berlangsung pada siang hari ini. Jika ingin menyaksikannya, Anda bisa langsung pergi ke kanal Twitch resmi Epicenter. BOOM.ID akan melawan Power of MYSG+AU, lalu setelahnya akan melawan Fnatic jika menang, atau Geek Fam jika kalah dan tergelincir ke lower bracket.

Gameloft Gandeng Xiaomi dan ESL, Gelar Turnamen Esports Asphalt 9: Legends

Gameloft dan Xiaomi lewat brand Black Shark baru-baru ini mengumumkan turnamen esports baru bertajuk Asphalt Esports Series. Sesuai judulnya, turnamen esports ini menggunakan game terbaru Gameloft yaitu Asphalt 9: Legends yang tersedia untuk platform iOS, Android, serta Windows 10. Ini adalah pertama kalinya Gameloft menggelar turnamen untuk seri Asphalt yang sangat populer.

Fase kualifikasi Asphalt Esports Series akan berjalan mulai tanggal 20 Mei 2019, dengan partisipan berasal dari pemain-pemain top 9 negara berbeda: Perancis, Jerman, India, Italia, Jepang, Korea Selatan, Spanyol, Inggris Raya, dan Amerika Serikat. Mereka dipilih berdasarkan peringkat tertinggi di dalam game Asphalt 9: Legends. Setelah melalui babak kualifikasi, pemain-pemain yang lolos akan terbang ke Jerman untuk menjalani babak Grand Final di acara Gamescom, bulan Agustus nanti.

Xiaomi Black Shark 2
Xiaomi Black Shark 2 | Sumber: Engadget

Gameloft bekerja sama dengan ESL yang merupakan esports organizer terbesar dunia untuk menggelar turnamen ini. Selain itu, Xiaomi juga akan menyediakan gaming smartphone terbaru mereka, Xiaomi Black Shark 2, sebagai perangkat gaming resmi di turnamen. Peserta yang menjadi juara berhak membawa pulang uang hadiah senilai 20.000 Euro, atau sekitar Rp323,6 juta.

Meski baru pertama kalinya digelar secara resmi oleh Gameloft, sebetulnya ESL sudah pernah menggelar turnamen esports Asphalt 9: Legends. Baru saja di bulan Maret lalu mereka mengumumkan turnamen bertajuk ESL Mobile Open yang mengusung tiga game sekaligus, yaitu Asphalt 9: Legends, Clash of Clans, dan PUBG Mobile. ESL bekerja sama dengan AT&T dalam turnamen tersebut.

https://twitter.com/gameloft/status/1108068526676422657

Tahun pertama ESL Mobile Open akan terdiri dari tiga season, dan season pertama sudah mulai berjalan sejak 18 Maret. Babak final dari season pertama ini nantinya akan menjadi bagian dari acara esports Dreamhack Dallas. Season 2 dan 3 juga mendapat panggung yang tak kalah besar, yaitu di ESL One New York serta Dreamhack Atlanta.

Popularitas Asphalt 9: Legends memang begitu tinggi di kalangan penggemar mobile game. Hanya seminggu sejak dirilis, game ini dilaporkan telah memperoleh angka unduhan sebanyak 4 juta kali. Keterangan di Google Play pun menunjukkan bahwa game ini telah diunduh lebih dari 10 juta kali, meskipun tidak ada informasi angka pastinya.

Dengan popularitas sedemikian besar, wajar saja bila Asphalt 9: Legends kemudian tumbuh menjadi sebuah cabang esports. Akankah Asphalt 9: Legends mendorong esports bertema balap mobil berkembang pesat di platform mobile?

Sumber: Android Authority, ESL

3 Pemain Kontingen PES Indonesia Siap Bertanding Dalam Gelaran IISC 2019

Dari berbagai cabang game esports yang ada di Indonesia, para punggawa di cabang game Pro Evolution Soccer mungkin bisa dibilang sebagai yang paling berprestasi di kancah Internasional. Terakhir, jagoan-jagoan PES Indonesia ini pesta kemenangan dalam gelaran PES Asia Finals 2019. Ketika itu Indonesia berhasil sabet dua gelar juara sekaligus, yaitu pada kategori 1vs1 dan 3vs3.

Berkat prestasi yang diraih tersebut, Indonesia pun kini menjadi salah satu negara yang diakui dalam jagat kompetisi PES internasional. Terbukti, mereka baru-baru ini diundang untuk bermain di dalam gelaran International Intelligent Sports Congress (IISC). Kompetisi ini merupakan bagian dari gelaran World Intelligent Congress, sebuah kongres internasional dengan topik seputar IT dan Artificial Intelligence yang diadakan di Tianjin, Tiongkok.

Dalam kompetisi ini, kontingen Indonesia bertanding dengan 9 negara lainnya. Kesembilan negara tersebut adalah Brazil, Spanyol, Inggris Raya, Serbia, Tiongkok, Myanmar, Singapore, Thailand, dan Malaysia. Dengan ragam negara dari berbagai regional, kompetisi ini bisa dibilang seperti pemanasan jelang World Finals yang diselenggarakan oleh Konami sendiri pada akhir bulan depan.

Sumber: Facebook Liga1PES
Sumber: Facebook Liga1PES

Melihat lawan Indonesia yang datang dari berbagai negara dalam kompetisi ini, saya lalu bertanya kepada Valentinus Sanusi selaku founder Liga1PES dan juga penggerak komunitas PES di Indonesia, seputar kesiapan Indonesia. Kalau bicara latihan dan persiapan, Valentinus mengaku bahwa kontingen Indonesia tidak banyak melakukan persiapan khusus, hanya latihan biasa saja.

“Untuk kompetisi ini kita nggak ada persiapan khusus sih, cuma latihan di komunikasi aja karena ada pertandingan co-op 2v2. Tetapi karena yang main 2v2 itu adalah Rio DS sama Lucky, jadi mereka juga udah sedikit terbiasa. Soalnya mereka kemarin juga sudah sempat main co-op 3v3 di PES League Asia di Tokyo.” Valentinus bercerita soal persiapan kontingen Indonesia.

Terkait lawan terberat, selain dari Asia Tenggara, ada negara seperti Brazil dan Serbia yang juga patut untuk diawasi dalam kompetisi ini. “Brazil ada juara dunia 2 tahun lalu, Serbia ada juara 3 WESG tahun ini, jadi mereka patut diawasi juga sih.” jawab Valentinus. Lebih lanjut membahas soal harapan kontingen Indonesia menghadapi kompetisi ini, Valentinus ternyata menjawab dengan cukup optimis.

Sumber: Twitter @pesleague
Guifera, juara PES World Finals tahun 2017, yang juga menjadi peserta dalam gelaran IISC ini. Sumber: Twitter @pesleague

“Jujur, target kita di kompetisi ini adalah juara. Kenapa? Soalnya lawan-lawan yang kita hadapi sudah sering kita lihat permainannya secara online. Tapi kalau bicara pertandingan lapangan tentunya akan berbeda ya, karena faktor mental pemain lebih menentukan dibandingkan dengan skill. Jadi kita sih nothing to lose aja untuk kompetisi ini.” Cerita Valentinus.

Kompetisi IISC ini akan diselenggarakan pada akhir pekan nanti, tepatnya tanggal 18-19 Mei 2019 mendatang. Menurut Valentinus, pertandingan akan ditayangkan pada platform streaming lokal Tiongkok, huya.com. Namun, jika Anda penasaran dengan hasil pertandingan kontingen Indonesia, Anda bisa ikuti akun media sosial Liga1PES untuk informasi lebih lanjut.

Maju terus kontingen PES Indonesia! Semoga bisa memberikan hasil yang terbaik dan membanggakan Indonesia di kancah internasinoal!