Mengenal Teknik Pengambilan Sampel, Penjelasan Lengkap

Teknik pengambilan sampel memainkan peran penting dalam penelitian. Hal ini berkaitan erat dengan populasi atau sampel yang menjadi bagian integral dari sebuah penelitian. Dengan menentukan jenis objek penelitian ini, peneliti dapat memilih metode penelitian yang paling sesuai dengan kondisi dan kebutuhan.

Dalam artikel ini, akan dijelaskan secara rinci mengenai cara menentukan dan mengambil sampel dari suatu populasi agar memudahkan pelaksanaan penelitian di lapangan.

Apa Itu Teknik Pengambilan Sampel

Teknik sampling adalah metode untuk mengambil sampel dari populasi yang kemudian diteliti, dan hasil penelitian tersebut diterapkan pada populasi secara umum.

Perbedaan antara populasi dan sampel perlu dipahami sebelum melanjutkan. Populasi merujuk pada keseluruhan individu atau objek yang ingin diteliti, sedangkan sampel adalah sebagian kecil dari populasi tersebut yang diambil untuk penelitian.

Secara umum, terdapat dua jenis teknik pengambilan sampel: (1) sampel acak (random sampling atau probability sampling) dan (2) sampel tidak acak (non-random atau non-probability sampling). Berikut adalah pengertian teknik pengambilan sampel menurut beberapa ahli:

  1. Sugiono (2001): Menurut Sugiyono, teknik sampling merupakan metode untuk mengambil sebagian dari suatu populasi.
  1. Margono (2004): Menurut Margono, teknik pengambilan sampel adalah cara untuk menentukan jumlah serta sifat-sifat yang sesuai dengan ukuran dan penyebaran populasi agar mendapatkan representativitas dalam data.
  1. Menurut Teken (1965), suatu teknik pengambilan sampel yang ideal memiliki sifat-sifat berikut:
  1. Dapat menghasilkan gambaran yang dapat dipercaya dari seluruh populasi yang diteliti.
  2. Dapat menentukan presisi (precision) hasil penelitian dengan mengukur simpangan baku (standard deviation) dari taksiran yang diperoleh.
  3. Sederhana dan mudah dilaksanakan.
  4. Memberikan keterangan sebanyak mungkin dengan biaya yang serendah-rendahnya.

Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu probability sampling dan non-probability sampling. Probability sampling adalah metode di mana setiap anggota populasi memiliki kesempatan yang setara untuk dipilih sebagai sampel penelitian. Ada lima jenis teknik dalam probability sampling:

  1. Pengambilan Sampel Acak Sederhana (Simple Random Sampling)

Teknik ini dilakukan dengan memilih sampel secara acak dari seluruh populasi menggunakan undian. Dalam pendekatan pertama, semua angka yang dipilih akan dikembalikan ke dalam populasi sehingga semua individu memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih.

  1. Pengambilan Sampel Acak Sistematis (Systematic Random Sampling)

Pada teknik ini, sampel diambil secara sistematis sesuai dengan pola tertentu atau interval kelipatan jumlah populasi dengan jumlah sampel yang ditentukan. Misalnya, jika ada 100 orang dan harus dipilih 10 orang sebagai sampel, maka setiap orang pada kelipatan 10 akan dipilih.

  1. Pengambilan Sampel Acak Berstrata (Stratified Random Sampling)

Metode ini melibatkan pembagian anggota populasi ke dalam beberapa kelompok berdasarkan karakteristik tertentu seperti usia atau pekerjaan. Kemudian, dari masing-masing kelompok tersebut diambil contoh acak.

  1. Pengambilan Sampel Acak Berdasar Area (Cluster Random Sampling)

Teknik ini menggabungkan elemen-elemen wilayah geografis dalam pengambilan sampel sehingga membentuk klaster-klaster representatif dari populasi penelitian.

  1. Area Sampling (Multistage Sampling)

Metode ini menggabungkan beberapa teknik sampling secara bersamaan untuk efisiensi dan efektivitas. Langkah-langkah meliputi menetapkan populasi dan tingkatan, menghitung ukuran sampel, memilih unsur acak dari setiap tingkat, dan kembali memilih sampel acak sesuai dengan jumlah sampel di tingkat akhir.

Di sisi lain, non-probability sampling adalah metode pengambilan sampel dimana kesempatan dipilihnya setiap individu dalam populasi tidak sama. Hal ini biasanya digunakan ketika populasi tidak dapat ditentukan secara pasti atau ada keterbatasan tertentu dalam penelitian:

  1. Purposive Sampling

Teknik ini melibatkan pemilihan sampel berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk mewakili populasi yang dituju.

  1. Snowball Sampling

Metode bola salju dilakukan dengan wawancara kepada satu responden awal yang kemudian memberikan referensi untuk mendapatkan responden berikutnya hingga mencapai jumlah sampel yang dibutuhkan.

  1. Accidental Sampling

Teknik pengambilan sampel yang lebih insidental, di mana sampel dipilih berdasarkan orang-orang yang secara kebetulan ditemui oleh peneliti. Misalnya, dalam penelitian tentang kepuasan konsumen, peneliti bisa menunggu pembeli dan mengambil mereka sebagai sampel.

  1. Quota Sampling

Teknik pengambilan sampel dengan menentukan jumlah sampel terlebih dahulu. Contohnya, seorang peneliti menetapkan bahwa dia harus mendapatkan 10 responden per hari untuk diteliti. Kelebihannya adalah proses pengambilan sampelnya lebih praktis karena jumlahnya sudah diketahui sebelumnya, tetapi memiliki potensi bias tinggi.

  1. Teknik Sampel Jenuh

Ketika seluruh populasi digunakan sebagai sampel. Teknik ini biasanya digunakan ketika jumlah populasi yang akan diteliti kurang dari 30 orang.

  1. Teknik Sampling Sistematis 

Teknik sampling sistematis dilakukan dengan cara yang sistematis. Misalnya, memberikan nomor pada setiap individu dalam populasi yang akan diteliti. Contohnya, jika ingin meneliti 20 siswa, maka sampel-sampel tersebut akan diurutkan dari 1 hingga 20.

Cara Melakukan Teknik Pengambilan Sampel

Dalam melakukan pengambilan sampel, terdapat tahapan yang harus diikuti dengan cermat. Mengikuti sistematika ini akan membantu dalam mencapai tujuan penelitian. Berikut adalah tahapan umum dalam teknik pengambilan sampel:

  1. Mendefinisikan populasi: Tentukan kelompok atau populasi yang akan diamati dalam penelitian.
  1. Menentukan kerangka sampel: Buat daftar semua peristiwa atau elemen yang mungkin terjadi di dalam populasi tersebut.
  1. Memilih teknik sampling: Pilih metode sampling yang sesuai dengan karakteristik penelitian dan tujuan Anda, seperti simple random sampling, stratified random sampling, cluster sampling, quota sampling, dll.
  1. Melakukan pengambilan sampel: Lakukan proses pengumpulan data dari anggota-anggota sampel sesuai dengan metode yang telah ditentukan sebelumnya.
  1. Melakukan pemeriksaan ulang pada proses sampling: Periksa kembali apakah prosedur dan langkah-langkah pengambilan sampel telah dilakukan dengan benar untuk memastikan keakuratan dan representativitas hasil penelitian.

Tujuan Teknik Pengambilan Sampel

Tujuan dari teknik pengambilan sampel adalah sebagai berikut:

  1. Mendapatkan data yang relevan dengan penelitian: Teknik pengambilan sampel digunakan untuk memilih sejumlah individu atau objek dari populasi yang akan menjadi subjek penelitian. Tujuannya adalah untuk mendapatkan data yang representatif dan relevan terhadap topik penelitian.
  1. Memberikan informasi tentang populasi: Dengan melakukan teknik pengambilan sampel, kita dapat mengumpulkan informasi tentang karakteristik dan variabilitas dalam populasi secara lebih efisien daripada jika seluruh populasi dijadikan subjek penelitian. Sampel dipilih sedemikian rupa sehingga dapat memberikan gambaran umum tentang sifat-sifat populasi.
  1. Menyediakan acuan untuk kesimpulan, saran, dan keputusan: Data yang diperoleh melalui teknik pengambilan sampel digunakan sebagai dasar dalam membuat kesimpulan, memberikan saran, atau membuat keputusan setelah penelitian dilakukan. Hasil dari analisis data pada sampel dapat digeneralisasikan kepada seluruh populasi dengan asumsi bahwa sampah tersebut merupakan representatif dari populasi.

Demikianlah rangkuman mengenai teknik pengambilan sampel. Semoga bermanfaat!