Oppo InnoDay 2020: Perlihatkan Inovasi Layar Baru yang Bisa Memanjang

Oppo kembali menggelar Inno Day pada tahun 2020 ini yang bertempat di Shenzhen, Tiongkok. Mengambil latar belakang pengalaman pada jaringan internet, dengan mengedepankan “Teknologi untuk Umat Manusia, Kebaikan untuk Dunia” dan “inovasi yang bijak”, OPPO mengungkap strategi pengembangan teknologi “3 + N + X” untuk pertama kalinya.

“OPPO menggunakan teknologi untuk memberdayakan manusia dalam menangkap keindahan di sekitar mereka dan melepaskan imajinasi mereka tentang masa depan, dengan demikian dapat membantu setiap orang untuk mendapatkan hal terbaik dalam hidupnya. Oleh karena itu, kami memutuskan untuk menetapkan strategi pengembangan teknologi 3 + N + X dalam pengembangan jangka panjang OPPO,” tutur Tony Chen sebagai CEO dan pendiri OPPO.

Angka 3 mengacu pada tiga teknologi dasar, yakni perangkat keras, perangkat lunak, dan teknologi layanan, yang membantu OPPO menghadirkan AI terintegrasi kepada penggunanya di seluruh dunia. “N” mewakili sejumlah kemampuan penting OPPO, termasuk di antaranya AI (artificial intelligence), keamanan dan privasi, multimedia, dan interkonektivitas. Terakhir, “X”, mengacu pada teknologi diferensiasi terdepan serta sumber daya strategis seperti teknologi pengisian daya cepat yang mendorong inovasi dan meningkatkan pengalaman pengguna.

OPPO X 2021 Rollable Concept Handset_Gaming

Selain memperkenalkan strategi tersebut, OPPO juga memperkenalkan tiga produk konsep yang membuat saya terpukau melihatnya. Yang pertama adalah OPPO X 2021, yaitu sebuah smartphone yang layarnya bisa menjadi lebih lebar. Smartphone yang masih menjadi konsep ini bisa menjadi tablet dengan layar dari 6,7 inci menjadi 7,4 inci. Konsep perangkat ini menampilkan tiga teknologi hak milik OPPO, termasuk di dalamnya Powertrain Roll Motor, 2-in-1 Plate, dan laminasi layar bernama Warp Track, yang dibuat dan dikembangkan sendiri oleh OPPO.

Untuk membuat tampilan yang secara otomatis memendek dan memanjang dengan mulus, OPPO mengembangkan Powertrain Roll Motor. Dua motor penggerak yang terpasang di perangkat menghasilkan keluaran gaya konstan yang digunakan untuk menarik dan memperpanjang tampilan. Desain ini memastikan bahwa, saat tampilan bergerak, tekanan didistribusikan secara merata. Bahkan tarikan atau dorongan yang tiba-tiba tidak akan merusak layar.

OPPO sengaja mengembangkan layar jenis ini karena mereka memang tidak tertarik untuk mengembangkan layar tradisional. Sebagai catatan, layar tekuk yang saat ini digunakan pada beberapa smartphone masih dianggap sebagai layar tradisional. Layar gulung pada OPPO X 2021 ini pun sudah dapat dilihat dan dicoba pada OPPO Inno Day 2020, sehingga sudah terlihat bahwa penemuan dari OPPO ini nyata dan bukan hanya konsep gambar saja.

Perangkat kedua yang diperkenalkan adalah OPPO AR Glass 2021. Generasi selanjutnya dari kacamata pintar buatan OPPO ini ternyata lebih kecil dibandingkan dengan versi sebelumnya. Kali ini, bentuk OPPO AR Glass sudah seperti kacamata biasa, dibandingkan yang sebelumnya seperti sebuah kacamata VR.

OPPO AR Glass 2021-01

Kacamata pintar ini bisa ditingkatkan lagi kinerjanya saat tersambung dengan OPPO Find X2 yang menggunakan Snapdragon 865. OPPO AR Glass 2021 juga memiliki beragam sensor, di antaranya stereo fisheye camera, satu sensor Time-of-Flight (ToF), dan satu kamera RGB.

Terakhir, produk konsep yang diperkenalkan bukanlah sebuah hardware, tetapi software. Aplikasi CyberReal AR didukung oleh teknologi kalkulasi spasial secara real-time yang memungkinkan lokalisasi presisi tinggi dan scene recognition. Aplikasi ini nantinya bakal membuat model 3D sebuah lokasi berdasarkan lingkungan aslinya. Hal ini tentu saja bakal membuat fitur seperti Google Map Street View lebih interaktif lagi.

OPPO CybeReal Scenario image

CyberReal menggunakan sebuah teknologi yang bernama SLAM (Simultaneous Localization and Mapping). Informasi ini digunakan untuk mencapai lokalisasi spasial yang lebih akurat. Terakhir, melalui pembelajaran semantik, kecerdasan buatan memungkinkan ponsel cerdas dengan CybeReal untuk memahami apa yang dilihatnya. Teknologi lokalisi presisi tinggi secara real-time memungkinkan pemosisian yang lebih tepat daripada sebuah peta navigasi.

Semua produk konsep yang diperkenalkan ini belum memiliki tanggal peluncuran, harga, serta ketersediaan. Jadi, walaupun menggunakan nama 2021, belum tentu perangkat-perangkat tersebut akan tersedia pada tahun depan. Jadi, untuk merasakan OPPO X 2021, kita harus menunggu lebih lama lagi.

Sedikit Mengulik Headset Vivo AR Glass yang Disiapkan Untuk Gaming dan Bekerja

Perangkat AR dan VR kelas konsumen boleh dikatakan terlahir di saat yang hampir bersamaan. Palmer Luckey memamerkan purwarupa Oculus Rift di tahun 2011, lalu setahun setelahnya Google mengumumkan Glass ke publik. Namun cara kerja dan penyajian konten yang berbeda membuat laju pengembangan kedua teknologi cross reality ini tak sebanding. Kita tahu, adopsi produk AR lebih lambat dibandingkan VR.

Saat ini sebagian besar headset augmented reality ditujukan bagi kalangan enterprise. Namun satu perusahaan yang lama berkecimpung di ranah penyediaan perangkat komunikasi mencoba sesuatu yang berbeda. Di ajang MWC Shanghai bulan lalu, Vivo menyingkap head-mounted display AR pertamanya, Vivo AR Glass. Produsen asal Tiongkok itu merancangnya agar ia siap mendukung lima kegunaan: gaming, bekerja, ‘teater 5G’, serta mengenal wajah dan objek.

Versi purwarupa Vivo AR Glass mempunyai penampilan seperti versi besar kacamata hitam. Di sana ada tangkai dan frame yang tebal, terpasang ke bagian lensa transparan yang berfungsi pula sebagai display. Selain itu, terdapat dua buah modul kamera di sisi depannya. Dari keterangan The Verge, Vivo AR Glass ditopang olth kapabilitas pelacakan 6DoF. Itu berarti, HMD AR ini mampu mendeteksi enam gerakan di ruang tiga dimensi: maju-mundur, atas-bawah, kiri-kanan, pitch ke depan-belakang, roll ke kiri-kanan, dan menoleh (yaw) dari kanan ke kiri.

Vivo AR Glass 1

Untuk bekerja, unit prototype Vivo AR Glass mesti terhubung secara fisik ke smartphone via kabel. Dan ponsel pintarnya juga tidak sembarangan. Vivo AR Glass baru dapat beroperasi ketika disambungkan ke smartphone 5G buatan Vivo sendiri yang buat sementara belum memiliki nama. Saya menduga, proses pengolahan data bersandar pada handset, walaupun ada kemungkinan Vivo AR Glass juga menyimpan unit processing mandiri.

Begitu Vivo AR Glass mulai memproyeksikan konten, smartphone 5G tersebut akan berperan menjadi unit kendali. Dengannya, Anda dipersilakan memilih atau mengganti aplikasi/software. Ketika Anda memilih konten berupa game, handset punya fungsi sebagai ‘console-nya’; lalu saat opsi mobile office diaktifkan, input dapat dilakukan via smartphone lewat sistem keyboard virtual.

Saya pribadi penasaran dengan bagaimana Vivo AR Glass menyajikan ‘teater 5G’ atau istilah lain yang digunakan Vivo: video tiga dimensi berkualitas tinggi. Saya juga punya banyak pertanyaan terutama mengenai bagaimana perusahaan mengembangkan ekosistem kontennya.

Mengingat untuk sekarang status Vivo AR Glass masih berupa prototype, belum diketahui kapan perangkat ini akan dihadirkan sebagai produk konsumen dan berapa harganya. Vivo sendiri berniat buat melepas smartphone 5G-nya terlebih dulu, rencananya dilakukan di kuartal ketiga tahun ini.

Tambahan: PR Newswire. Gambar: Value Walk.