Game Card Battle Artifact Buatan Valve Siap Meluncur November Ini

Ada alasan kuat dari kurang antusiasnya gamer terhadap Artifact. Meskipun ia merupakan permainan pertama yang Valve lepas dalam kurun waktu lima tahun setelah developer meluncurkan Dota 2 (jika tidak menyertakan The Lab untuk SteamVR), Artifact bukanlah game yang konsumen inginkan. Sejumlah orang beranggapan, Artifact hanyalah cara Valve menandingi kepopularitasan judul populer punya Blizzard.

Artifact ialah permainan kartu digital collectible. Penyajiannya memiliki banyak kesamaan dengan Hearthstone, hanya saja karakter-karakter dan elemen permainan di sana diadopsi dari Dota 2. Beberapa orang yang sudah mencoba mengungkapkan bahwa gameplay Artifact lebih kompleks dari Hearthstone. Tak usah heran, dalam merancangnya, Valve menggandeng Richard Garfield – yaitu pencipta Magic: The Gathering.

A 3

Melalui page Steam, Valve akhirnya mengungkap jadwal peluncuran Artifact. Rencananya, permainan card battle ini akan disediakan lebih dulu di Windows, macOS dan Linux, kemudian menyusul di perangkat bergerak. Tapi berbeda dari Hearthstone, Artifact disuguhkan sebagai judul premium – bukan permainan free-to-play. Anda harus membayarkan uang sebesar US$ 20 buat mengaksesnya.

Seperti game collectible card lain, mayoritas waktu Anda di Artifact akan digunakan untuk mengumpulkan kartu buat bertempur melawan pemain lain dalam pertandingan satu lawan satu. Kartu-kartu tersebut bisa diperoleh dengan membelinya langsung dari Valve, atau dengan melakukan jual beli di Steam Marketplace. Valve juga memastikan Artifact mempunyai perbedaan fundamental di aspek gameplay.

A 2

Inilah yang membuatnya unik. Seperti Dota 2, Artifact menyajikan pemain tiga ‘jalur’ yang dijaga oleh ‘menara’, masing-masing diwakilkan oleh papan terpisah. Kemenangan bisa Anda peroleh dengan menghancurkan Ancient atau dua dari tiga menara. Tiap pemain dibekali bundel bersisi 40 kartu; lima di antaranya merupakan karakter ‘hero‘, lalu sisanya adalah kartu-kartu item dan skill yang dibagi dalam empat warna – merah, hijau, hitam dan biru. Mereka punya efek berbeda.

Saat tersedia nanti, Artifacf akan menyuguhkan 44 hero dan lebih dari 280 kartu. Valve juga berjanji akan terus memperkaya konten dan gameplay melalui expansion pack, update serta event spesial. Tiap pertandingan satu versus satu di sana dilakukan secara online; namun jangan cemas, Valve juga menyiapkan mode tutorial melawan komputer untuk memperkenalkan Artifact ke para pemula.A 1

Artifact akan dilepas pada tanggal 29 November 2018, dan rencananya versi Android dan iOS-nya baru dirilis tahun depan. US$ 20 sendiri merupakan harga global. Saya menduga akan ada penyesuaian harga buat kita yang tinggal di Indonesia.

Via Gamespot.

Game Card Battle Artifact Sudah ‘Bisa Dimainkan’, Valve Gandeng Tim eSport Buat Mengujinya

Sebagai salah satu perusahaan gaming terbesar dengan jumlah user terbanyak di dunia, apapun yang diumumkan oleh Valve sudah pasti akan mengundang perhatian. Tapi karena mayoritas orang mengharapkan kejelasan dari masa depan franchise blockbuster Half-Life, Left 4 Dead, dan Portal, game baru yang Valve singkap di bulan Agustus kemarin malah mendapatkan respons kurang hangat.

Saat perhatian gamer tertuju pada The International 2017, tim developer asal Washington itu secara tak terduga memperkenalkan Artifact, permain card battle collectible spin-off dari Dota 2. Pendekatannya mirip seperti Hearthstone buatan Blizzard yang mengusung karakter-karakter serta berbagai elemen dari jagat Warcraft. Kekecewaan gamer terhadap pengumuman Artifact bisa dilihat dari jumlah dislike di teaser trailer-nya di YouTube – saat artikel ini ditulis mencapai 71 ribu dislike versus 5 ribu like.

Apapun opini Anda mengenai Artifact, Valve tengah berusaha memastikannya menjadi game yang betul-betul memuaskan. Salah satu caranya adalah dengan menggandeng tim eSport ternama dunia demi memolesnya. Berdasarkan pengakuan general manager Virtus.pro Roman Dvoryankin pada situs berita eSport berbahasa Rusia CyberSport.ru, Artifact saat ini sudah dapat dimainkan, dan anggota Virtus.pro terpilih sebagai beberapa gamer pertama di dunia yang diizinkan mencobanya.

Buat sekarang, Artifact sedang berada di tahap uji coba alpha dan baru dapat dimainkan di markas besar Valve di Bellevue. Menariknya lagi, beberapa tim yang tergabung dalam World eSports Association (WESA) sudah lebih dulu mencicipi Artifact, dan kabarnya, mereka sangat menyukai permainan card battle tersebut. Sayangnya Dvoryankin tidak bisa memberikan info lebih rinci karena telah menyepakati perjanjian kerahasiaan.

“Hal yang bisa saya sampaikan ialah, Virtus.pro akan mengungkap formasi untuk divisi Artifact tahun depan,” tutur Dvoryankin via CyberSport.ru. “Kami telah menyiapkan strategi serta anggaran, dan kami berkomitmen untuk mencurahkan perhatian pada Artifact secara maksimal.”

Sejauh ini, Valve belum mengabarkan kapan tepatnya mereka akan meluncurkan Artifact. Developer hanya menyebutkan tahun 2018. Namun ada indikasi, informasi tanggal rilis serta detail gameplay akan diberikan awal tahun depan. Petunjuknya adalah janji CyberSport.ru untuk memublikasikan hasil wawancara bersama Virtus.pro pada bulan Januari besok.

Melihat kebiasaan Valve sejauh ini, saya berasumsi bahwa developer akan melangsungkan uji coba beta terlebih dulu sebelum melepas versi rampung dari Artifact.

Via PCGamesN. Tambahan: Reddit.

Valve Umumkan Game Card Battle Artifact, Respons Gamer Kurang Antusias

Satu hal tak terduga terjadi minggu ini. Ketika jutaan mata terkonsentrasi pada perhelatan The International 2017, Valve tiba-tiba melakukan pengumuman game baru dari KeyArena Seattle. Permainan tersebut tentu saja bukanlah sekuel yang sudah lama kita nantikan, melainkan spin-off dari permainan multiplayer online battle arena terpopuler di Bumi, Dota 2.

Diberi judul Artifact, permainan menyuguhkan gameplay card battle – menyerupai Hearthstone, The Elder Scrolls: Legend dan Gwent: The Witcher Card Game – dengan rangkaian kartu berbasis karakter-karakter Dota 2. Komentar rekan saya Glenn terhadap Artifact mungkin mewakili pandangan banyak gamer mengenai Artifact: dahulu Blizzard mengikuti Valve menggarap MOBA dan melepas Heroes of the Storm, kali ini giliran Valve yang membuntuti langkah tim pencipta Warcraft itu.

Teaser trailer berdurasi 34 detik yang dipublikasikan Valve kemarin tidak mengungkap detail apapun. Berdasarkan penjelasan Polygon, permainan card battle tersebut melibatkan tiga buah papan, ada kemungkinan gameplay-nya memberikan kita kesempatan untuk ‘membangun barrack, lane serta menciptakan creep‘. Bersamaan dengan pengumuman itu, Valve juga mengaktifkan akun Twitter resmi Artifact (dan sudah menghimpun hampir 17 ribu follower).

Memang belum ada konfirmasi soal di platform apa Artifact dirilis, namun ada probabilitas game akan dilepas di mobile dan PC – seperti Hearthstone. Mobile merupakan ranah yang hampir belum pernah dijamah Valve, dan melihat jumlah gamer Dota 2 (game dengan player aktif terbanyak di Steam), tak akan sulit bagi Artifact buat mengumpulkan pemain dalam waktu singkat.

Namun tak semua respons gamer terhadap pengumuman Artifact terdengar antusias. Ambil contohnya teaser trailer Artifact di YouTube. Ditonton hampir 500 ribu kali (saat artikel ini ditulis), video memperoleh lebih banyak ‘dislike‘ dibanding ‘like‘.

Seorang komentator bilang dengan sinis, “Kemungkinan Half-Life 3 juga akan jadi permainan kartu.”

Lalu user YouTube lain bertanya, “Selanjutnya apa, mesin slot Pachinko Half-Life & Portal?”

Pengguna dengan username Chanceler64 bilang, “Jadi Team Fortress 2 ‘mati’ untuk [game] ini!?”

Selanjutnya, user Jimmy’s PlaysN’Covers berkomentar bahwa ‘Valve kini betul-betul mencoba mengikuti jejak Activision dan Blizzard, seolah-olah mereka belum puas dengan uang yang telah dikumpulkan’.

Ada pula user yang menyindir, “Luar biasa Valve, kalian betul-betul mendengarkan keinginan para fans dan mengumumkan game yang telah dinanti-nanti.”

Artifact belum memiliki tanggal rilis yang jelas. Valve hanya bilang akan meluncurkan permainan tersebut di tahun 2018.