5 Pemain ASL Indonesia Season 3 Paling Eksplosif Sepanjang Fase Grup

Setelah fase grup ASL Indonesia Season 3 by ESL Indonesia selesai, kini gelaran Grand Final sudah ada di depan mata. Namun sebelum menuju ke sana, menarik sepertinya jika kita sedikit melihat ke belakang, dan membahas siapa pemain paling eksplosif pada fase grup musim ini.

Maksud paling eksplosif sendiri adalah pemain-pemain yang punya daya rusak paling besar di dalam pertandingan. Untuk menakar hal tersebut, kami mengambil tiga data statistik pemain dari 6 pekan pertandingan fase grup. Tiga data statistik itu adalah kill rata-rata , rata-rata Damage to Heroes, dan rata-rata partisipasi di dalam pertarungan. Siapa saja pemain tersebut? berikut 5 di antaranya:

Christopher “BTR.IO” – Abyssal Lane

Sumber: Instagram btr.io_
Sumber: Instagram btr.io_

Avg. Kill: 3.55 | Avg. Damage To Hero: 77840.27 | Avg. Participant: 6.88

Kalau bicara pemain yang biasa menjadi carry di sebuah tim AOV, biasanya terkerucut kepada dua role, Jungler atau Mid. Menariknya, pemain yang bisa dibilang “carry” bagi tim Bigetron adalah BTR.IO, seorang pemain role Abyssal Lane.

Dari segi statistik, ia punya angka-angka yang cukup bersinar, seperti rata-rata damage to hero sampai dengan 70 ribuan. Jumlah rata-rata kill yang diperoleh mungkin tidak banyak. Tapi setidaknya, jumlah kill IO mencapai setengah dari rata-rata partisipasi dalam pertarungan, yang berarti partisipasinya cukup efektif dan efisien.

Secara statistik, sebenarnya IO dan BTR.phLv punya catatan yang bersaing. Namun alasan IO saya masukkan ke dalam daftar ini, karena menurut saya, jarang ada pemain Abyssal Lane yang berpartisipasi aktif di dalam pertarungan. Mengingat role ini biasanya bertugas untuk farming dan mempersiapkan diri untuk fase late game.

Catatan terbaiknya ada pada pertandingan Week 6 Day 2 pada Game 1 saat melawan COMEBACK. Berpartisipasi sebanyak 14 kali, ia berhasil mencatatkan 10 kill dan damage sampai dengan 153 ribu.

Eka “BOOM.Raze” Putra – Jungler

Sumber: boomid.gg
Raze (tengah) salah satu pemain yang terhitung baru, namun menunjukkan bakatnya selama ASL Season 3. Sumber: boomid.gg

Avg. Kill: 4.0| Avg. Damage To Hero: 66848 | Avg. Participant: 7.7

Dalam persaingan perebutan titel jungler terbaik, nama Raze sebenarnya terbilang masih cukup ketinggalan dari EVOS.Wiraww ataupun SES.Catee. Mengawali karirnya dari bermain dengan tim WaW, Raze menunjukkan perkembangan yang positif dari waktu ke waktu. Kini bersama dengan BOOM.ID, permainannya menjadi semakin baik dan juga cukup konsisten.

Raze mungkin tidak terlalu bersinar dari segi damage. Ia hanya memiliki rata-rata damage to hero hanya 66 ribu saja, malah kalah dari BTR.IO yang notabene adalah seorang abyssal laner. Kendati demikian, ia menujukkan posisinya sebagai pembunuh berdarah dingin yang efektif dan efisien.

Dengan rata-rata partisipasi sebanyak 7.7 ia berhasil mencatatkan rata-rata kill yang cukup besar yaitu 4.0. Ia pernah mencatatkan damage to hero sampai dengan 182 ribu! Lalu dari 18 kali partisipasinya di dalam pertarungan, ia mencatatkan 10 kill, yang semakin menegaskan posisinya sebagai jungler yang mematikan.

Yayan “DG.Backdoor” Hidayat – Jungler

Sumber: Instagram dg.esports
Sumber: Instagram @dg.esports

Avg. Kill: 3.85 | Avg. Damage To Hero: 76189.27 | Avg. Participant: 9.15

Tim DG E-Sports merupakan satu tim yang punya perjalanan teramat dramatis di fase grup ASL Indonesia Season 3 ini. Memulai pertarungannya sebagai tim papan bawah, performa tim ini berangsur meningkat karena kehadiran pemain yang satu ini,  Yayan “DG.Backdoor” Hidayat. Tetapi ternyata, meningkatnya performa tim DG E-Sports karena kehadiran DG.Backdoor bukan hanya sekadar spekulasi belaka, karena juga terbukti secara angka statistik.

Secara rata-rata damage kepada hero, besarannya mungkin tidak sebegitu istimewa, malah masih kalah sedikit dari BTR.IO. Namun ia merupakan salah satu pemain dengan rata-rata partisipasi di dalam pertarungan yang tinggi. Sayang tingkat partisipasinya tidak berbanding lurus dengan catatan rata-rata kill miliknya yang hanya sebesar 3.85 saja, tidak mencapai setengah dari partisipasi, yang berarti partisipasinya masih kurang berdampak besar.

Namun, sebagai damage dealer Backdoor memang terbukti sangat berbahaya. Catatan terbaiknya ada pada Week 4 day 1 di game kedua saat melawan COMEBACK. Dari 19 kali partisipasinya di dalam pertarungan, ia mencatatkan damage to hero sampai dengan 179 ribu. Tapi lagi-lagi, insting “pembunuh” Backdoor sepertinya memang masih harus diasah, karena ia hanya mencatatkan 8 kill saja pada game tersebut.

Gilang “EVOS.llaF” Dwi Falah – Mid

Sumber: Youtube EVOS Esports
Sumber: Youtube EVOS Esports

Avg. Kill: 2.69| Avg. Damage To Hero: 81661 | Avg. Participant: 8.62

Pergantian roster tim EVOS AOV pasca dari AWC 2019 memang cukup berdampak kepada performa tim ini. Namun, EVOS.llaF (sebelumnya Fall) pengganti MythR berhasil membuktikan kemampuan dirinya sebagai pemain midlane. Dari 6 pekan pertandingan ia berhasil mengantongi average damage to hero yang besar, yaitu 81 ribu damage.

Namun, memang ia tidak mengantongi angka rata-rata kill yang besar. Ia hanya mencatatkan 2.69 kill dari rata-rata partisipasinya sebesar 8 kali. Tetapi mengingat posisi role mid yang biasanya memang menjadi damage dealer, ini berarti llaF sudah berhasil melakukan tugasnya dengan sangat baik.

Catatan terbaik llaF ada pada Week 4 Day 2 pada game 2, melawan BOOM.ID. Ketika itu, dari 10 kali partisipasinya di dalam pertarungan ia berhasil mendapatkan 5 kill dan mencatatkan damage to hero sebesar 156.997.

Calvin “SES.Catee” – Jungler

Sumber: Facebook ESL Indonesia
Sumber: Facebook ESL Indonesia

Avg. Kill: 5.46 | Avg. Damage To Hero: 78142 | Avg. Participant: 10.39

Bicara tim Saudara E-Sports, salah satu nama yang kerap menjadi sorotan adalah SES.Cateee. Pemain yang satu ini memang terkenal eksplosif. Bermain sebagai jungler, ia selalu menjadi salah satu momok yang ditakuit pemain musuh. Bisa kapanpun menyergap, tanpa diduga oleh sang musuh.

Benar saja, secara statistik ia juga tampil bersinar. Salah satu catatan statistik yang membuat pemain ini jadi bersinar adalah jumlah rata-rata partisipasi pertarungan di dalam game yang mencapai 10.39. Ditambah lagi, partisipasi yang besar diseimbangkan dengan rata-rata perolehan kill yang mencapai 5.46.

Perolehan tersebut membuktikan ketajaman Catee sebagai mesin pembunuh dari tim SES. Walau perolehan rata-rata damage to hero yang lebih kecil dari EVOS.Fall, namun itu jadi wajar, karena seorang jungler yang tugasnya adalah memberi damage sambil menyapu bersih musuh-musuh.

Sebagai pemain jungle yang sangat eksplosif, Catee pernah mencatatkan 21 kali partisipasi di dalam pertarungan saat Week 2 Day 3, di game kedua melawan Bigetron. Dengan partisipasi pertarungannya, ia menjadi mesin pembunuh yang efisien dengan mencatatkan 16 kill dan damage to hero sebesar 132.628.

Lewat catatan statistik ini, mungkin bisa kita bilang bahwa SES.Catee adalah jungler terbaik untuk musim ini. Wiraww, sosok yang kerap dibilang sebagi best jungler sendiri mencatatkan angka statistik yang kurang baik di musim ini. Dari rata-rata partisipasi pertarungan sebanyak 8.83, Wiraww hanya mendapatkan rata-rata kill 4.28 dan memberi rata-rata damage to hero 56948.

Itu dia 5 pemain paling eksplosif sepanjang fase grup ASL Indonesia Season 3. ASL S3 by ESL yang dipersembahkan oleh Indofood dengan ChitatoGood to GoPop Mie, dan Mercedez sebagai Premium Sponsor serta Garena sebagai Official Partner ini akan menyelenggarakan babak Grand Final pada hari Sabtu, tanggal 14 September 2019, di Tennis Indoor Senayan. Anda juga bisa menyaksikan setiap pertandingan Arena of Valor Star League secara online lewat kanal YouTube ESL Indonesia ataupun Facebook Fanpage ESL Indonesia.

Rekap ASL Indonesia Season 3 Week 6: Penentuan 4 Tim yang Lolos Ke Grand Final

Akhir pekan lalu (30 Agustus – 1 September 2019) menjadi konklusi dari fase grup ASL Indonesia Season 3 by ESL. Setelah liga sepanjang 6 pekan kini akhirnya terungkap, siapa saja 4 tim yang akan beratnding di babak Grand Final yang akan diselenggarakan pada 14 September 2019 mendatang.

Persaingan papan tengah yang sangat ketat menjadi tema besar selama 6 pekan ASL Indonesia Season 3 ini. Alhasil, pekan terakhir ini menjadi pertarungan hidup dan mati bagi tim-tim pengisi papan tengah klasemen, yaitu BOOM.ID, COMEBACK, Bigetron Esports (BTR), dan DG E-Sports.

BTR mungkin yang bisa dibilang nasibnya paling buruk di pekan ini. Beban mereka sudah cukup berat setelah kalah dua kali pada pekan kelima. Pada pekan penentuan, mereka harus terima bahwa kejadian tersebut harus terulang kembali.

Memang BTR tidak kalah dua kali berturtut-turut di pekan ini, tapi di hari pertama mereka harus terima kekalahan dari Armored Project yang berada di posisi juru kunci. Untungnya di hari kedua mereka masih bisa mengalahkan COMEBACK, walau tak mengubah apapun di papan klasemen.

Yang juga menarik di pekan terakhir ini adalah persaingan antara COMEBACK dengan DG E-Sports. Memiliki poin yang sama, kedua tim ini jadi “main mata” dalam memperebutkan slot bertanding di Grand Final. Satu sisi COMEBACK entah kenapa performanya berangsur menurun seiring waktu. Sementara DG E-Sports mulai stabil setelah kedatangan Yayan “Backdoor” Hidayat yang mengisi posisi jungler.

Lawan COMEBACK di pekan keenam ini adalah BTR dan BOOM.ID. Setelah kalah melawan BTR di hari kedua (31 Agustus 2019), kesempatan terakhir mereka untuk lolos adalah menang melawan BOOM.ID.

Rekor sebelumnya, COMEBACK pernah kalahkan BOOM.ID di pekan ketiga. Sayang, hal ini tidak terulang di pekan keenam. Walau Irdham “Damskii” Hilmansyah sempat mencuri satu poin kemenangan, namun sayangnya mereka harus kalah dua kali berturut-turut dari seri pertandingan best-of-3. BOOM.ID akhirnya menang dengan skor 2-1, mendapat posisi ketiga di klasemen, dan amankan slot untuk bermain di babak Grand Final.

Sementara itu DG E-Sports harus melawan EVOS di pertandingan pertama pekan ini, dan Armored Project di pertandingan kedua. Kalah melawan EVOS yang notabene masih sangat sulit untuk dikalahkan, kesempatan terakhir DG E-Sports untuk lolos adalah menang melawan AP.

Walau AP adalah tim pengisi klasemen papan bawah, namun tim ini kerap memberikan kejutan kepada tim-tim pengisi papan tengah. Untungnya Glen “Kurus” Richard berhasil mempertahankan konsistensi mereka, kalahkan AP, dan berhasil lolos ke babak Grand Final setelah merebut posisi keempat di klasemen.

Sementara papan tengah begitu panas membara, pertarungan papan atas, meski tak banyak mengubah keadaan, menjadi pertarungan penuh gengsi antara EVOS dan Saudara E-Sports (SES).

EVOS yang mempertahankan gengsinya sebagai tim terbaik di Indonesia, melawan SES yang sedang berusaha keras merebut titel juara bertahan dari si macan biru. Pertandingan pertama, EVOS unjukkan kemampuannya dan menumpas habis SES. Satrio “Wiraww” Adi Wiratama ketika itu berhasil melumat habis SES, dengan skor cukup dominan (16-5), durasi yang sangat singkat (11:19), dan selisih networth lebih dari 10k Gold.

Mendapat tekanan begitu besar, normalnya SES tak siap dan mungkin akan kalah di game kedua. Kendati demikian SES menggunakan momentum kekalahannya untuk bangkit kembali. EVOS yang sudah menangkan awal Game kedua malah lengah, yang langsung dimanfaatkan oleh SES. Kedudukan jadi 1-1 setelah Game kedua berakhir.

Game ketiga, ada satu fenomena yang mungkin bisa disebut sebagai “kutukan ASL Season 3”. Momen EVOS dikalahkan BOOM.ID kembali terjadi. Inilah kesamaan dari 2 pertandingan kekalahan EVOS: baik BOOM.ID dan SES sama-sama kalah dari EVOS di Game pertama, Namun, SES dan BOOM ID menyamakan kedudukan di Game kedua.

Memasuki Game ketiga, SES tampil dengan percaya diri. Mereka lalu menutup kemenangan dengan dominasi yang kuat atas EVOS. Kalau Anda ingat, pada Week 4, Game ketiga EVOS kalah dari BOOM.ID dengan skor 0-13. Kemenangan SES atas EVOS pada Week 6 seperti mengulang momen tersebut, bedanya skornya kini adalah 1-13.

Sumber: ESL Indonesia Official Site
Sumber: ESL Indonesia Official Site

Hal ini menarik karena apakah pola yang sama ini menunjukkan kelemahan dari EVOS Esports? Apakah hal yang sama juga akan terjadi lagi di babak Grand Final?

Dengan seluruh hasil pertandingan yang terjadi selama 6 pekan, berikut ini adalah 4 tim teratas yang akan berlaga di Grand Final ASL Indonesia S3 by ESL:

Sumber: ESL Indonesia Official Site
Sumber: ESL Indonesia Official Site
  1. EVOS Esports – 30 Poin
  2. Saudara ESports – 27 Poin
  3. BOOM.ID – 18 Poin
  4. DG E-Sports – 15 Poin

Dari keempat tim ini, baik SES dan BOOM ID pernah mengalahkan EVOS Esports. Apakah kedua tim ini berhasil menggeser tahta sang juara bertahan?

Babak Grand Final ASL Indonesia S3 by ESL ini akan sedikit berbeda dari 2 musim sebelumnya. Pasalnya, sebelum dijalankan oleh ESL, selama ini Grand Final ASL dikenal dengan menggunakan sistem Gauntlet. Namun di Musim Ketiga kali ini, format standar single elimination yang akan digunakan dengan Bo3 untuk Semifinal dan Bo5 untuk Finalnya.

Keempat tim AoV terbaik di Indonesia kali ini akan memperebutkan total hadiah sebesar Rp1 miliar dengan distribusi sebagai berikut:

Sumber: ESL Indonesia Official Site
Akankah EVOS bisa mengulang kejayaannya di musim ketiga ASL? Sumber: ESL Indonesia Official Site
  • Juara 1: Rp300 juta
  • Runner-Up: Rp150 juta
  • Peringkat 3: Rp75 juta
  • Peringkat 4: Rp75 juta
  • Peringkat 5: Rp45 juta
  • Peringkat 6: Rp25 juta
  • Peringkat 7: Rp15 juta

Selain mendapatkan hadiah, juara dari ASL Indonesia S3 by ESL ini juga akan mendapatkan kursi untuk bertanding di Arena of Valor International Championship (AIC) 2019 melawan tim-tim terbaik dari beberapa negara; salah satunya adalah juara ESL MSP Championship yang melibatkan 3 negara (Malaysia, Singapura, dan Filipina).

Bagaimana perjalanan EVOS Esports di Grand Final nanti? Apakah tim-tim lain juga menyadari ada pola yang sama dari kekalahan EVOS saat melawan BOOM ID dan SES? Akankah ada juara baru untuk ASL by ESL kali ini?

ASL S3 by ESL yang dipersembahkan oleh Indofood dengan ChitatoGood to GoPop Mie, dan Mercedez sebagai Premium Sponsor serta Garena sebagai Official Partner ini akan menyelenggarakan babak Grand Final pada hari Sabtu, tanggal 14 September 2019, di Tennis Indoor Senayan.