Plex Arcade Adalah Layanan Streaming Khusus Game Retro

Berawal dari sebatas aplikasi media streamer untuk keperluan hiburan di rumah, Plex telah berkembang menjadi platform digital dengan banyak produk. Setelah meluncurkan layanan streaming film gratis di akhir 2019 lalu, yang terbaru mereka baru saja layanan streaming game bernama Plex Arcade.

Namun jangan bayangkan layanannya ini bakal seperti Google Stadia atau Microsoft xCloud. Yang ditawarkan justru sangatlah niche, yakni koleksi game retro, persisnya game yang dirilis untuk console Atari 2600 puluhan tahun silam.

Sejauh ini total ada sekitar 30 game yang lisensinya didapat langsung dari Atari, termasuk judul-judul legendaris seperti Adventure, Asteroids, maupun Centipede. Selain game Atari 2600, ada juga game Atari 7800 seperti Missile Command dan Ninja Golf. Daftar lengkapnya bisa Anda lihat sendiri di situs Plex, tapi kalau semua itu terdengar asing di telinga Anda, kemungkinan besar Anda memang masih terlalu muda atau bahkan belum lahir di masa kejayaan Atari dulu.

Plex Arcade

Ketimbang menggarap teknologi streaming-nya sendiri, Plex lebih memilih menggunakan platform yang sudah matang, yakni Parsec. Sayangnya Parsec sendiri memiliki satu kelemahan: sebelum bisa memainkan koleksi game-nya di TV atau perangkat mobile, Anda harus lebih dulu menyiapkan server Plex Arcade di perangkat yang menjalankan sistem operasi Windows atau macOS.

Tentu saja ini bukan solusi yang ideal bagi pengguna yang selama ini meng-install Plex Media Server-nya di perangkat NAS, tapi sekali lagi ini bukan salah Plex, melainkan limitasi Parsec itu sendiri. Kalau urusan server-nya sudah beres, Anda tinggal bermain menggunakan controller USB atau Bluetooth, atau dengan memanfaatkan on-screen control jika memakai smartphone atau tablet.

Plex Arcade

Kabar buruknya, Plex Arcade bukan layanan gratisan (meski ada free trial selama 7 hari). Plex mematok tarif berlangganan sebesar $5 per bulan, atau $3 per bulan jika Anda sudah berlangganan Plex Pass sebelumnya. Menariknya, Plex secara terang-terangan menyebutkan bahwa layanan ini bersifat eksperimental, dan mereka akan melihat respon konsumen ke depannya sebelum memutuskan apakah layanan ini bakal dilanjutkan atau tidak.

Plex sendiri sudah sejak lama rajin bereksperimen dengan fitur atau produk baru, dan mereka tidak segan memensiunkan proyek yang memang terbukti tidak solutif. Contohnya adalah layanan Plex Cloud, yang ditutup di tahun 2018 setelah beroperasi selama sekitar dua tahun.

Sumber: TechCrunch dan Plex.

Ataribox Berubah Nama Jadi Atari VCS, Ini yang Perlu Anda Ketahui Mengenainya

Tak lama setelah melepas console Jaguar CD di tahun 1995, Atari mengundurkan diri dari bisnis hardware. Baru di E3 2017, keinginan Atari untuk kembali berkiprah di ranah console terdengar lagi. Di acara pameran gaming tahunan itu, Atari memperkenalkan PC rasa console Ataribox dan berjanji untuk menyingkap detailnya serta memulai kampanye crowdfunding ‘dalam waktu dekat’.

Rincian mengenai spesifikasi Ataribox diumumkan di bulan September 2017 silam, dan di sana kita akhirnya mengetahui bahwa perangkat ini berjalan menggunakan platform Linux, diotaki prosesor AMD custom dan mempunyai performa hardware setara PC kelas menengah. Selain game-game eksklusif Atari, Ataribox kabarnya didesain buat menjalankan judul-judul indie serta app non-game. Namun memasuki tahun 2018, perusahaan Perancis itu masih belum memulai proses crowdfunding-nya.

Atari VCS 1

Dan baru di Game Developers Converence 2018, Atari memberi update mengenai Ataribox. Atari, SA memutuskan untuk mengubah nama produk ‘Ataribox’ menjadi Atari VCS. Seperti sebelumnya, perangkat dideskripsikan sebagai platform hiburan bertema retro yang dibangun menggunakan teknologi PC. Atari menjelaskan, proses desain produk ini terinspirasi dari sejarah video game selama 40 tahun.

Atari VCS 2

Meski namanya berubah, produsen tidak memodifikasi wujud Atari VCS secara terlalu signifikan. Desain perangkat mengadopsi bentuk dari console Atari 2600, lalu VCS sendiri ialah kependekan dari Video Computer System – nama yang sempat diusung oleh home console itu sebelum bulan November 1982.

Atari VCS.

Pembaruan juga diterapkan pada logo produk. Khususnya di huruf VCS, Atari memanfaatkan font dengan garis-garis empat warna, terinspirasi dari desain grafis progresif yang populer di era 70- hingga 80-an.

Atari VCS 4

“Tiap staf Atari dan para partner yang terlibat dalam pengembangan platform baru ini merupakan penggemar besar fanatik brand,” kata COO Atari Connected Devices Michael Arzt via VentureBeat. “Dengan nama baru ini, kami memahami pentingnya untuk menggarap tiap hal secara tepat, dan inilah alasannya kami menunda proses peluncuran di akhir tahun lalu. Hal tersebut adalah keputusan sulit, tetapi kami tak mau meneruskannya jika ada aspek yang tidak sesuai.”

“Kami harap terlepas dari penundaan ini, para penggemar Atari mengapresiasi segala perhatian kami terhadap detail serta tetap bersemangat menanti kehadiran Atari VCS,” tutup Arzt.

Atari tidak membahas informasi mengenai harga lebih jauh, jadi saya berasumsi bahwa produk ini tetap akan dijajakan di harga yang diberitahukan sebelumnya, antara US$ 250 sampai US$ 300. Layaknya home console lain, Atari VCS kemungkinan akan dibundel bersama unit gamepad, namun saya belum bisa memastikan apakah paket pembelian sudah termasuk controller ala joystick klasik.

Sumber: VentureBeat.

Akan Jadi Seperti Apa Console Game Baru Buatan Atari?

Pengungkapan Microsoft Xbox One X memang mencuri perhatian khalayak di E3 2017, namun berita paling mengejutkan baru disingkap di penghujung pameran gaming tahunan terbesar di dunia itu. Fred Chesnais selaku CEO Atari mengabarkan bahwa setelah absen lebih dari 20 tahun di ranah produksi console, timnya punya rencana untuk melepas hardware gaming anyar.

Lewat video ‘first look‘, Atari mengumumkan produk console baru bernama Atari Box. Kabarnya, mereka telah mengembangkannya selama bertahun-tahun. Tentu kini pertanyaan terbesarnya adalah, bagaimana cara sang produsen menembus segmen yang sudah didominasi brand-brand raksasa seperti Sony, Microsoft, dan Nintendo? Sayangnya, sejauh ini perusahaan masih malu-malu dalam menyingkap detailnya.

Teaser singkat tersebut sempat dianggap palsu, namun akhirnya Chesnais angkat suara dan mengonfirmasi bahwa Atari betul-betul siap melangkahkan kaki ke bisnis penyediaan hardware gaming minggu lalu. Kata sang CEO, prosesnya memang masih berlangsung, setelah sebelumnya Atari mengajukan proteksi kebangkrutan pada pengadilan federal di tahun 2013. Kini perusahaan sudah kembali menghasilkan pemasukan dan mulai terlibat dalam ranah mobile gaming.

Penampilan Atari Box sepertinya sengaja dibuat agar menyerupai console lawas mereka, khususnya Atari 2600. Di video, kita bisa melihat garis-garis di tubuhnya, dipadu material kayu dan logo khas Atari. Kabarnya, desain Atari Box masih belum rampung, dan wujud keseluruhannya baru akan disingkap di lain waktu. Fred Chesnais enggan berbicara banyak soal hardware ketika diwawancarai Venture Beat. Ia hanya bilang bahwa Atari Box dibangun berdasarkan teknologi PC.

Namun melihat dari pendekatan desain secara keseluruhan, ada cukup besar peluang Atari menggunakan rasa nostalgia sebagai bahan bakar pemasaran Atarai Box – ditujukan buat retro gamer serta pemain veteran yang ingin mengenang kembali masa-masa keemasan Atari. Pendekatan ini bukanlah strategi baru, namun melihat bagaimana Nintendo sukses dengan NES Classic Edition mereka, metode ini terbukti efektif.

Saya sendiri berharap agar nostalgia bukanlah satu-satunya senjata andalan Atari Box. Tak masalah jika device mengandalkan sistem emulasi buat menjalankan game-game lawas, tapi bayangkan menariknya jika Atari Box juga bisa bekerja layaknya PC gaming berukuran mungil untuk ditaruh di ruang keluarga, serta dapat mengakses konten Steam.

Hingga saat artikel ini ditulis, Atari belum menginformasikan kapan Atari Box akan tersedia.

Via International Business Times. Sumber: Venture Beat.