Donda Stem Player Adalah Speaker Bluetooth Sekaligus Audio Mixer Portabel Hasil Pemikiran Kanye West

Bayangkan sebuah speaker Bluetooth seukuran kepalan tangan, tapi yang punya bakat tersembunyi di bidang produksi musik. Kira-kira begitulah cara saya mendeskripsikan Donda Stem Player, sebuah gadget unik hasil pemikiran rapper sekaligus pebisnis ulung, Kanye West.

Sepintas bentuknya kelihatan mirip seperti Nest Mini, tapi yang permukaannya berlapis silikon lembut ketimbang kain bertekstur. Di sisi atasnya, kita bisa melihat ada empat panel sentuh berbentuk cekung, diikuti oleh sebuah tombol di tengahnya. Sejumlah tombol lain dapat ditemukan mengitari bagian sampingnya, demikian pula port USB-C dan jack 3,5 mm.

Berdasarkan info yang tertera di situsnya, perangkat ini bisa digunakan untuk mengutak-atik lagu apapun; memecah-mecahnya menjadi beberapa bagian; lalu mengontrol elemen-elemen seperti vokal, drum, bass, dan sample. Pengguna juga bisa menambahkan beragam efek, mengontrol kecepatan, maupun mengaktifkan mode real-time looping. Semuanya diatur menggunakan empat panel sentuh itu tadi.

Kalau mau disederhanakan, anggap saja perangkat ini sebagai sebuah audio mixer portabel. Ia dibekali penyimpanan sebesar 8 GB, dan para pengguna dapat saling berbagi hasil mixing dengan mengunggahnya ke situs Donda Stem Player. Kabarnya pengguna juga bisa mendapatkan konten resmi baru lewat situs yang sama. Sebagai informasi, perangkat ini akan dibundel bersama “Donda”, album terbaru Kanye West.

Dengan membeli Donda Stem Player, konsumen pada dasarnya dipersilakan untuk me-remix lagu-lagu terbaru gubahan Kanye West, dan ini secara tidak langsung bakal menjadikan “Donda” sebagai semacam proyek open-source. Namun seperti yang sudah disebutkan, lagu apapun siap dioprek menggunakan Donda Stem Player asalkan formatnya .AIFF, .AIF, .FLAC, .M4A, .MP3, .WAV, .WAVE, .AAC, .ALAC, atau .MP4.

Donda Stem Player merupakan hasil kolaborasi antara Yeezy Tech dan produsen gadget anak-anak, Kano. Perangkat ini dijual seharga $200, dan sejauh ini baru bisa dipesan oleh konsumen di Amerika Serikat dan Inggris saja.

Sumber: The Verge dan Mic.

Roland VR-1HD Adalah Mixer Audio Sekaligus Video untuk Tren Live Streaming

Konsistensi dalam berkreasi jauh lebih penting ketimbang perlengkapan mahal adalah salah satu tips yang paling sering diberikan para kreator konten senior ke junior-juniornya. Kendati demikian, hasrat untuk meningkatkan kualitas produksi selalu muncul ketika seseorang sudah mulai menjalani profesinya sebagai kreator konten secara serius.

Upgrade kamera, upgrade mikrofon, semuanya sering kali tidak bisa dipenuhi secara instan, dan lagi terkadang muncul perangkat pendukung yang sangat menarik, seperti contohnya persembahan terbaru dari Roland berikut ini. Dinamai VR-1HD, ia merupakan mixer audio sekaligus video yang dirancang secara khusus untuk tren live streaming.

Roland VR-1HD

Sebanyak tiga kamera dapat dihubungkan ke VR-1HD via HDMI, tidak ketinggalan juga dua mikrofon via sambungan XLR. Dari situ VR-1HD akan berperan sebagai panel operator guna menciptakan sesi live stream semenarik mungkin, dan semuanya bisa dijalani oleh satu orang saja.

Tiga tombol besar di ujung kanan bawah misalnya, berfungsi untuk mengganti input kamera secara real-time. Pengguna bahkan dapat memanfaatkan sejumlah mode otomatis, seperti misalnya Video Follows Audio, di mana input kamera akan diganti secara otomatis mengikuti mikrofon A atau B, sangat cocok untuk sesi live podcast.

Roland VR-1HD

Selebihnya, tombol-tombol untuk menambahkan efek pada audio tentu tidak ketinggalan, seperti misalnya tombol reverb maupun voice changer. Resolusi output video maksimum yang didukung VR-1HD adalah 1920 x 1200 di kecepatan 60 fps, dan Roland tak lupa menekankan bahwa perangkat ini dapat membantu meringankan pekerjaan berat PC yang digunakan para kreator konten game.

Roland VR-1HD dijadwalkan meluncur ke pasaran mulai kuartal kedua tahun ini dengan harga $1.495. Cukup mahal memang, apalagi mengingat Anda harus menyediakan kamera dan mikrofonnya sendiri.

Sumber: The Verge.

Roland Go:Mixer Pro Adalah Perangkat Wajib bagi Para Musisi YouTube

Dewasa ini, Anda tidak perlu mampir ke studio untuk bisa berkarya di bidang musik dengan kualitas di atas level amatir. Asalkan Anda punya alat bantu yang tepat, modal smartphone dan instrumen saja (plus mic jika perlu vokal) sudah sangat mencukupi.

Salah satu contoh alat bantu yang saya maksud adalah perangkat bernama Go:Mixer Pro persembahan Roland berikut ini. Secara mendasar, ia merupakan sebuah audio mixer berwujud ringkas yang bisa dipakai untuk merekam beberapa instrumen musik sekaligus, sekaligus suksesor dari perangkat bernama Roland Go:Mixer yang dirilis tahun lalu.

Roland Go:Mixer Pro

Premisnya masih sama: sambungkan alat musik ke perangkat, lalu sambungkan perangkat ke iPhone, dan mulailah bermain sembari merekam hasilnya. Yang berbeda, Go:Mixer Pro sanggup mengakomodasi hingga 9 input suara sekaligus (pendahulunya cuma 5, dan kini semuanya bisa dimonitor menggunakan headphone), dan ia sekarang juga berfungsi sebagai stand untuk ponsel.

Jadi selain merekam audio, pengguna juga dapat merekam aksinya dalam bentuk video, atau malah menyiarkannya langsung ke media sosial jika perlu. Juga berbeda dibanding pendahulunya, Go:Mixer Pro bisa mengandalkan 4 baterai AA sebagai sumber tenaganya, yang berarti ponsel Anda bisa merekam lebih lama.

Roland Go:Mixer Pro

Untuk urusan video, Roland pun telah menyiapkan dua aplikasi ponsel yang berbeda. Yang pertama adalah 4XCamera, berguna untuk menghasilkan video musik dengan tampilan split-screen 2 x 2 (satu untuk masing-masing instrumen atau personil). Yang kedua adalah Virtual Stage Camera, berguna untuk mengganti latar dengan mudah (macam merekam di depan green screen), tapi sayang hanya tersedia di iOS saja.

Di atas kertas, Roland Go:Mixer Pro merupakan produk yang sangat menarik bagi para musisi YouTube atau malah podcaster. Harganya memang tidak murah, $170 (Go:Mixer orisinil dihargai $100), tapi masih tergolong wajar jika mempertimbangkan segala fitur dan fleksibilitasnya.

Sumber: Engadget dan CDM.