Bigetron Esports Kembali Rekrut Saudara Kembar ke Dalam Rosternya

Beberapa waktu yang lalu tim Bigetron Esports memperkenalkan pemain baru mereka, Maxx dalam sebuah video. Seperti yang dilansir di laman media sosial mereka, pemain dengan nama lengkap Maxwell “Maxx” Asessandro menjadi tambahan terbaru untuk skuad Mobile Legends Bigetron Bravo yang berlaga di MDL Season 2.

Di minggu yang lalu, Matt, yang adalah saudara kembar dari Maxx, sudah lebih dulu berlaga bersama tim Bigetron Bravo. Bergabungnya Maxx diharapkan bisa memberikan performa yang lebih baik bagi tim Bigetron Bravo sampai ke akhir musim MDL.

BTR MATT | via: mdl.indonesia
BTR MATT | via: mdl.indonesia

Sejauh ini, raihan Bigetron Bravo di MDL masih terasa belum maksimal. Sampai berakhirnya minggu ketiga kemarin, tim Bigetron Bravo masih duduk di papan tengah klasemen sementara setelah menderita 2 kali kekalahan.

Dengan bergabungnya Maxx dan Matt ke dalam satu tim, kancah esports Indonesia sekali lagi memiliki saudara kembar yang bermain dalam tim yang sama. Di waktu yang bersamaan hal ini menjadikan organisasi esports Bigetron sebagai tim dengan roster saudara kembar terbanyak di Indonesia. Barangkali fenomena ini menjadi sebuah tren di esports.

BTR Maxx | via: Bigetron Esports
BTR Maxx | via: Bigetron Esports

Ada dua nama yang sudah lebih dulu mendunia berkat kerja sama yang apik dalam divisi PUBG Mobile Bigetron Esports. Kehadiran Made “Zuxxy” Bagas dan Made “Luxxy” Bagus bisa mencipatakan fondasi komunikasi yang kuat di dalam tim Bigetron Red Aliens.

Membangun chemistry dalam sebuah tim bukanlah perkara mudah. Selain komunikasi verbal, sebuah tim esports harus memiliki chemistry antar pemainnya. Secara spekulatif adanya hubungan darah bisa memudahkan membangun chemsitry antar player dalam tim, meskipun belum dapat dibuktikan secara scientific. Skill mekanik masing-masing player ditambah dengan komunikasi yang baik akan meningkatkan peluang kemenangan dan performa tim di setiap pertandingan.

Cerita di Balik Debut Eksplosif ION Esports di PMPL ID 2020 Season 2

Liga PUBG Mobile kasta utama, PMPL ID, sudah memulai musim keduanya sejak 14 Agustus 2020 lalu. Dari dua pekan pertandingan, beberapa cerita kompetisi mulai terbentuk. Pekan lalu (21 sampai 23 Agustus 2020) kita melihat BOOM Esports mencuat sebagai juara mingguan. Tapi selain itu, satu cerita yang menarik adalah tentang debut eksplosif dari ION Esports di pekan pertama.

ION Esports, yang dulu bernama Bigetron ION, merupakan tim baru yang berhasil menembus PMPL ID Season 2 setelah berhasil membuktikan diri dengan menjadi juara PINC 2020. Rosternya berisikan pemain-pemain muda yang penuh ambisi, yaitu Hijrah, Liquid, Auro, RedFaceN, Jerssy, dan sang pelatih s1nyo.

Sumber: Instagram @ion.s1nyo
Steven Valerian atau s1nyo, pelatih ION Esports. Sumber: Instagram @ion.s1nyo

Steven Valerian (s1nyo) sempat menceritakan perjuangannya dalam membangun ION Esports sampai bisa menjadi seperti sekarang. Perjuangan s1nyo sudah mulai terasa ketika Jerssy terpaksa tidak ikut PMPL ID 2020 Season 2, karena kendala peraturan batas usia. Namun demikian s1nyo berusaha tetap profesional menghadapi hal tersebut, hingga akhirnya memilih Auro sebagai pemain ke-5 tim ION Esports.

“Aturan tetaplah aturan, Kami tidak bisa membantah hal tersebut, jadi kami harus menghargai dan menghormati aturan yang sudah ada meski hal tersebut tetap terasa merugikan tim kami. Auro akhirnya kami pilih sebagai pemain ke-5 karena pengalamannya di dunia kompetitif PUBG Mobile dan kemampuan individu yang baik. Terlebih, ia juga pernah menjadi rekan satu tim dari Hijrah.” ucap s1nyo.

Auro sendiri sebenarnya ingin istirahat sejenak dari kompetitif PUBG Mobile setelah keluar dari EVOS pada bulan Januari 2020. Namun, setelah beberapa kali bermain untuk beberapa tim di beberapa turnamen, Auro memutuskan berlabuh di ION Esports karena merasa memiliki satu visi dan ambisi yang membuatnya jadi merasa nyaman berada di dalam tim tersebut.

(Dari kiri ke kanan) Hijrah, RedfaceN, Liquid, Auro, empat roster tetap ION Esports di PMPL ID 2020 Season 2. Sumber: Mineski Indonesia
(Dari kiri ke kanan) Hijrah, RedfaceN, Liquid, Auro, empat roster tetap ION Esports di PMPL ID 2020 Season 2. Sumber: Mineski Indonesia

s1nyo lalu menceritakan soal bagaimana ION bisa tampil dengan cukup memukau di awal-awal pekan PMPL Ini. Ia mengakui bahwa ION Esports bermain sambil berlatih di setiap pertandingan untuk memperkuat chemistry, memperbaiki gameplay, dan komunikasi. “Untuk 2 minggu yang sudah berjalan, kami merasa sudah cukup maksimal, walau tentunya masih banyak ruang untuk perbaikan. Kami terus berusaha memperbaiki diri, dan terus belajar hal baru. Karena setelah 2 pekan PMPL ID Season 2, kami merasa mendapat banyak pelajaran yang akan bermanfaat di masa depan.”

Dengan hasil positif yang mereka tuai setelah dua pekan terakhir di PMPL ID 2020 Season 2, dapatkah s1nyo membantu rekan-rekan ION Esports mempertahankan tren performa tersebut di masa depan?

PMWL 2020 East Season Zero League Finals: Bigetron RA Juara Asia

Tanggal 6 sampai 9 Agustus 2020 menjadi ujian puncak bagi tim Bigetron Red Aliens. Pertandingan kini memasuki babak League Finals, setelah Zuxxy Luxxy dan kawan-kawan melalui maraton pertandingan babak League Play selama 3 pekan berturut-turut. Sebagai ujian terakhir, skill, konsistensi, serta stamina pemain Bigetron RA kembali diuji melalui 24 ronde pertandingan yang dilakukan pada 4 map PUBG Mobile.

Namun demikian, Bigetron RA membuka hari dengan suasana yang buruk setelah mereka terkena Too Soon di peringkat 16 tanpa satupun Kill di Ronde pertama. Sebagai juara dunia, Bigetron RA menunjukan kualitasnya dengan kembali bangkit setelah itu. Mereka segera amankan peringkat 5 di ronde 2, bahkan langsung dapat Chicken Dinner di ronde 3.

Selama 2 hari pertandingan, Bigetron RA berhasil mempertahankan konsistensinya dengan sangat baik. Too Soon sempat kembali terulang, tetapi mereka langsung mencuat lagi, amankan Chicken Dinner ataupun posisi top 3 dengan perolehan Kill yang banyak. Sampai pada hari terakhir, keadaan menjadi sangat menegangkan bagi Bigetron RA, dan 4 tim lainnya yang berada di posisi top 5.

Perolehan poin antar 5 tim tersebut sangatlah tipis. Bigetron RA memang mengisi peringkat 1 setelah 23 ronde pertandingan, dan total 280 poin yang dikumpulkan. Tetapi, RRQ Athena punya 274 poin di peringkat 2, OR Esports punya 273 poin di peringkat 3, U Level Up Esports punya 253 poin di peringkat 4, dan Box Gaming punya 234 poin di peringkat 5.

Sumber: Youtube PUBG Mobile Indonesia
Tabel klasemen setelah pertandingan ronde ke-23 di babak League Final PMWL 2020 Season Zero – East Region. Sumber: Youtube PUBG Mobile Indonesia

Dengan perbedaan poin yang begitu ketat, pertandingan ronde 24 di map Erangel, menjadi sengit nan dramatis, terutama bagi tiga tim pengisi posisi top 3. Bigetron RA dan RRQ jadi main cenderung pasif di awal-awal, berusaha menghindari pertarungan, seraya berharap dapat skor dari Placement Point, begitupun dengan Bigetron RA. Tapi keadaan sudah berat bagi Bigetron RA sejak Circle ke-2, gara-gara posisinya yang malah menjauh dari tempat mereka berdiri. Bukan hanya itu saja, jalur rotasi mereka juga susah, dicegat oleh banyak tim yang siap melahap Microboy dan kawan-kawan.

Awalnya mereka bisa rotasi dengan cukup aman, tapi jelang Circle ke-5, Bigetron RA jadi sangat terdesak setelah TeamIND mencegat pergerakan mereka, ditambah kehadiran RRQ Athena yang menembaki mereka dari kejauhan sebagai pihak ketiga. Ryzen jadi korban pertama setelah berhasil menyergap satu pemain TeamIND. Korban dari tim Bigetron RA terus berjatuhan, Zuxxy tumbang, Microboy pun tumbang. Luxxy berpikir cepat, memanfaatkan kemelut dan berhasil kabur demi mengamankan Placement Point.

Jelang Circle ke-6, secercah harapan muncul bagi Indonesia setelah RRQ.Athena ditumpas oleh tim U Level Up. Kini tinggal OR Esports penghalang terakhir Bigetron RA mendapatkan juaranya. Tapi ternyata, keadaan OR Esports juga sedang terjepit karena pertempuran dengan T1 dari Korea Selatan. T1 yang menghadapi situasi dengan tenang berhasil membungkam pemain OR Esports satu per satu, sampai tinggal menyisakan 2 orang saja.

T1.ZZP bermain sangat cemerlang, dan tenang pada momen ini. Bertarung satu lawan dua, pertama ia lempar Frag Grenade ke arah OR.Viru yang sedang sembunyi di balik mobil. Frag Grenade mendarat indah di wajah Viru, ia pun terkena Knock. ZZP beralih ke target kedua, yaitu OR.Gill yang sedang tiarap. ZZP dengan mata tajam berhasil menemukan Gill. Pemain terakhir OR Esports itu tidak siap dengan serangan, ZZP membungkam Gill, menghentikan perjuangan OR Esports yang juga membuat harapan Bigetron RA semakin cerah.

Menariknya Luxxy juga terbungkam setelah OR Esports dimusnahkan T1. Namun Luxxy bisa beristirahat dengan sangat tenang, karena BOX Gaming yang berada di peringkat 5 hampir tidak mungkin mengejar perolehan poin Bigetron RA. BOX Gaming mendapat Chicken Dinner, namun akumulasi poin Bigetron RA tetap tidak terkejar.

Bigetron RA pun menjadi juara PMWL 2020 Season Zero – East Region, dan resmi memegang tahtanya sebagai tim terbaik di Asia. Walau bukan menjadi juara dunia, namun ini menjadi perolehan yang sangat membanggakan bagi Bigetron RA dan Indonesia. Ini mengingat apa yang dikatakan oleh shoutcaster andalan komunitas PUBG Mobile Indonesia, Florian George atau Wolfy, soal level kompetisi di Asia yang cenderung lebih berat dibanding tingkat dunia.

Kemenangan ini memberikan Bigetron RA total hadiah sebesar 100.000 dollar AS. Selamat kepada Bigetron RA! Mereka kembali berhasil menunjukkan diri tim terbaik di tingkat kompetisi tertinggi. Kalau di Asia saja hampir tidak ada yang bisa menghentikan mereka, mungkin Bigetron RA juga bisa menjadi juara dunia PMWL tingkat internasional tetap diadakan pada tahun ini.

MPL Indonesia Season 6 Akan Bergulir Bulan Agustus

Setelah gelaran MPL Invitational 20202 selesai diselenggarakan, kini jadwal kompetisi Mobile Legends: Bang-Bang siap bergulir lagi. Sore, 23 Juli 2020, Moonton mengabarkan MPL Indonesia akan kembali bergulir mulai tanggal 14 Agustus 2020 dalam sebuah rilis. Ini merupakan musim ke-6 dari gelaran MPL Indonesia, yang juga bisa dibilang sebagai kompetisi paruh kedua di tahun 2020 ini.

Sebelumnya MPL ID Season 5 sendiri pertama kali diumumkan pada akhir Januari 2020 lalu, dengan gelaran Final diselenggarakan pada April 2020, yang dimenangkan oleh RRQ Hoshi. MPL Indonesia Season 6 masih mempertandingkan 8 organisasi esports Indonesia yang memiliki hak Franchise League MPL Indonesia, yaitu Alter Ego, AURA Esports, Bigetron Esports, EVOS Esports, Geek Fam, Genflix Aerowolf, RRQ, dan ONIC Esports.

via: Instagram teamrrq
RRQ Hoshi, juara MPL ID Season 5. Sumber: Instagram teamrrq

Terkait format pertandingan, komisaris MPL Indonesia Lucas Mao mengatakan. “Pertandingan Regular Season akan diadakan secara online. Sementara itu ada kemungkinan babak Playoff akan diselenggarakan secara offline, dengan melihat situasi, kondisi, serta regulasi pemerintah terkait izin keramaian.”

MPL Indonesia sudah mulai diadakan secara online sejak pertengahan musim ke-5, ketika situasi pandemi jadi semakin mengkhawatirkan di Indonesia. Sejak saat itu, pertandingan diselenggarakan dengan beberapa perubahan dari segi peraturan serta teknis turnamen, yang sempat saya bahas bersama Reza Ramadhan Head of Marketing Activation for Esports dari Moonton Indonesia.

Memperebutkan total hadiah sebesar 300 ribu Dollar AS atau sekitar 4,5 miliar Rupiah, Moonton mengumumkan bahwa babak Regular Season akan diselenggarakan tanggal 14 Agustus hingga 4 Oktober 2020 mendatang. Sementara untuk babak Playoff akan diselenggarakan pada 16 – 18 Oktober 2020 mendatang.

Setelah pada musim ke-4, dominasi EVOS dan RRQ di MPL hampir goyah oleh Alter Ego, musim ke-5 kita melihat Bigetron Esports muncul sebagai penantang keras. Ketika itu Bigetron Esports bahkan berhasil mendapat peringkat 2 dalam gelaran Regular Season, walau akhirnya tidak mendapatkan hasil yang memuaskan ketika masuk babak Playoff. MPL ID Season 5 pada akhirnya kembali mempertemukan rivalitas EVOS vs RRQ, yang dimenangkan secara telak oleh RRQ.

Sumber: Moonton
Sumber: Moonton

Pasca MPL ID Season 5, MPL Invitational jadi kompetisi berikutnya, yang merupakan pertandingan online untuk kawasan Asia Tenggara sebagai pengganti MSC. Ketika itu peta kekuatan terbilang masih tidak jauh beda. Performa Bigetron Alpha terlihat berangsur menurun, sementara RRQ terus meroket dan hampir tidak terhentikan. RRQ kembali menjadi juara, melibas tim Resurgence dari Singapura dengan skor 3-0.

Pertanyaan besar untuk musim ke-6 mungkin adalah, siapa tim yang bisa bangkit dan mengalahkan RRQ? Dapatkah Bigetron dan Alter Ego yang bisa dibilang sebagai penantang keras terbaru, muncul lagi di musim ini? Bagaimana dengan ONIC? Akankah Genflix Aerowolf, AURA Esports, dan Geek Fam ID bangkit dan unjuk gigi di musim ini? Semuanya baru akan terjawab mulai 14 Agustus mendatang, saat MPL ID Season 6 sudah dimulai!

ION Esports Adalah Juara PUBG Mobile Indonesia National Championship 2020

Akhir pekan lalu (18-19 Juli 2020) jadi puncak dari gelaran PUBG Mobile Indonesia National Championship 2020. Sebelumnya, babak kualifikasi telah dilakukan. Babak kualifikasi dibagi menjadi dua bagian, kualifikasi skuad dilakukan tanggal 10 – 28 Juni 2020, sementara kualifikasi solo dilakukan pada 2 – 12 Juli 2020.

Setelah semua kualifikasi yang dilakukan, tersisa 16 tim yang bertanding untuk menjadi tim terbaik di Indonesia. 14 ronde pertandingan dilakukan selama dua hari untuk menguji kemampuan dari tim-tim bertanding. Kompetisi ini sendiri diikuti oleh beberapa organisasi yang punya cukup nama, namun belum bisa membuktikan dirinya secara penuh di tingkat kompetisi PUBG Mobile tertinggi saat ini, PUBG Mobile Pro League Indonesia Season 1.

Beberapa nama besar yang mengikuti turnamen ini adalah Island of Gods, Siren Esports, EVOS Esports, NARA Esports, dan ION Esports (sebelumnya Bigetron ION). Dari 14 ronde pertandingan ION terlihat tampil solid dan cukup konsisten dari hari pertama. Baru 4 ronde, mereka sudah mengamankan 34 total kill. Secara placement mereka juga berhasil amankan 2 kali Chicken Dinner, satu kali peringkat 3, dan satu kali peringkat 5.

Sumber: PUBG Mobile Esports Indonesia
Sumber: PUBG Mobile Esports Indonesia

Namun pada sisi lain, EVOS Esports ternyata tidak tinggal diam. Merupakan juara PINC 2019, tahun ini mereka kembali mencoba mempertahankan tahta tersebut. Dengan line-up baru, mereka berhasil dapatkan Chicken Dinner di ronde 6 dan 7. Jelang akhir-akhir, persaingan menjadi lebih ketat lagi, karena EVOS dan ION sama-sama saling salip menyalip. Pada satu ronde ION bisa mendapat peringkat yang bagus, lalu pada ronde lain gantian EVOS yang dapat peringkat bagus.

Sampai pada penentunya ada di Ronde 14 map Erangel. Sayangnya pada nasib buruk menimpa Lyzerg, Exc dan kawan-kawan pada ronde tersebut. Mereka dijegal habis-habisan ketika sedang melakukan rotasi ke dalam Circle. Lyzerg jadi pemain pertama yang terjegal. Mobil UAZ yang ia kendarai terhenti oleh tebing tinggi, yang memaksa dirinya turun, dan terjebak di tengah-tengah pertempuran.

EVOS Esports sangat terjepit, ditembaki dari berbagai sisi, dan Lyzerg jadi yang pertama tumbang. Sialnya lagi, teman-teman lainnya mengikuti jalur Lyzerg. Setelah Lyzerg, Foxe pun ikut tumbang, lalu ditutup dengan kematian EXC karena damage zona. Sementara di sisi lain, ION Esports juga tidak sepenuhnya bernasib baik di ronde ini.

ION Esports hanya menyisakan Jerssy seorang, padahal masih tersisa 8 tim lain yang sedang beradu demi mendapat Chicken Dinner. Tetapi Jerssy bermain dengan sabar dan disiplin. Ia melakukan rotasi yang sangat pelan, merangkak di pinggir-pinggir zona. Ternyata tidak ada satu pemain pun yang menyadari kehadiran dirinya, sehingga Jerssy bertahan sampai akhir, membuat ION Esports berhasil mendapatkan peringkat 2 di ronde akhir ini.

Pada perhitungan terakhir, ION Esports mengumpulkan 200 poin dan berhasil menjadi juara. Ini menjadi keadaan yang sangat malang bagi EVOS Esports, karena kemenangan mereka tergagalkan oleh ION Esports dengan perbedaan poin yang sangat tipis, yaitu 5 poin saja. Dengan ini maka ION Esports sebagai juara berhak menerima hadiah sebesar 182 juta Rupiah dan menyandang tahta sebagai tim semi-profesional terbaik di Indonesia.

ION Esports bersama 7 tim lainnya juga berhak mendapatkan kesempatan untuk bertanding di PMPL ID Season 2 yang sampai sekarang belum diumumkan tanggal penyelenggaraannya. Selamat untuk ION Esports! Akankah, mereka dapat menyusul kemampuan sang kakak, Bigetron RA, dalam gelaran PMPL ID Season 2 nantinya?

Bigetron Rekrut RedfaceN dan Jerrsy Untuk Divisi PUBG Mobile

Nama Bigetron sepertinya sudah tidak asing lagi di antara para penikmat esports PUBG Mobile. Apalagi setelah Bigetron Red Aliens yang beranggotakan Zuxxy, Luxxy, Ryzen, dan Microboy, berhasil menyabet gelar juara dunia pada tahun 2019 lalu, dan juara nasional di PMPL ID 2020 Season 1 kemarin.

Dengan dominasi yang sudah sebesar itu, Bigetron Esports sepertinya masih belum mau berhenti untuk lebih menguasai skena PUBG Mobile lagi. Tanggal 8 dan 9 Mei 2020 kemarin, Bigetron Esports mengumumkan dua pemain PUBG Mobile terbaru mereka, Eksan Rahman (RedfaceN) dan Jerry Asyahry (Jerrsy).

Dua pemain ini menjadi alasan kenapa Bigetron tampak seperti tak ingin berhenti lebih menguasai skena PUBG Mobile lokal. RedfaceN sebelumnya bermain untuk tim Red Rocket Cosmic, yang beranggotakan ex-Bigetron Esports Kingzz, dan beberapa pemain debutan yaitu Rocky, dan Teddy.

Sumber: Bigetron Esports
Sumber: Bigetron Esports

Selama PMPL ID 2020 Season 1, RedfaceN menunjukkan performa yang gemilang. Ia bahkan berhasil masuk dalam daftar Terminator Leaderboard pada saat babak Grand Final, bersaing dengan Ryzen.

Lalu sementar itu Jerrsy, juga adalah pemain yang tidak kalah bersinar dibanding dengan RedfaceN. Sebelumnya bermain dengan tim BONAFIDE, Jerrsy ketika itu berhasil membantu kawan-kawannya bangkit mencapai peringkat 6 di babak Grand Final.

“Jerrsy memang sudah kita scout sejak dari Januari, karena dia pernah main bareng dengan roster BTR ION yang lama. Kalau RedfaceN memang karena kita melihat dia bermain sangat impresif di PMPL ID 2020 Season 1. Ketajaman menembaknya terbukti sejajar dengan jajaran terminator lainnya. Apalagi, dia juga berperan mendongkrak Red Rocket Comic ke posisi 3 walau timnya jarang mendapat placement top 3.” ucap Isfan Satria Wijaya, manajer divisi PUBG Mobile Bigetron Esports.

Jerrsy dan RedfaceN akan bergabung dengan Leander Deusfiel (Liquid), yang sebelumnya dipinjamkan ke tim NFT Esports untuk PMPL ID 2020 Season 1. Mereka bertiga akan membela Bigetron dengan membawa nama Bigetron ION.  Dengan ini maka roster Bigetron ION ialah:

  • Leander Deusfiel – Liquid
  • Eksan Rahman – RedfaceN
  • Jerry Asyahry – Jerrsy

“Dua pemain tersebut adalah anak-anak baik, dan potensinya juga tinggi. Kami dari Bigetron berharap agar roster ION bisa bersaing di kancah dunia sama seperti Red Aliens sang kakak pertama.” Isfan memberikan komentar terkait dua pemain yang baru gabung Bigetron tersebut.

Sumber: Dokumentasi Pribadi Isfan
Isfan Satria Wijaya, manajer divisi PUBG Mobile Bigetron Esports. Sumber: Dokumentasi Pribadi Isfan

Untuk pemain keempat, Isfan mengatakan bahwa saat ini Bigetron masih melakukan trial terhadap beberapa pemain terlebih dahulu untuk menentukan pemain terbaik yang berhak mengisi posisi tersebut.

Selama masa pramusim PMPL ID, Bigetron ION akan melakukan debut pada beberapa kompetisi skala kecil seperti MLN Championship yang akan diselenggarakan pada 15-20 Mei 2020 dan NPMC Charity yang diselenggarakan 11-15 Mei 2020 mendatang.

Bigetron ION sepertinya menunjukkan roster menjanjikan dengan bakat muda penuh talenta. Akankah mereka bisa setangguh seperti Bigetron Red Aliens sang kakak pertama?

Profil Bigetron Esports: Yang Tak Terduga Menjadi Asa Meraih Juara

Bigetron Esports, tim esports Indonesia yang punya logo robot merah ini mungkin sudah tidak asing lagi di telinga Anda, terutama bagi Anda yang menonton dan mengikuti perkembangan skena kompetitif PUBG Mobile. Bigetron Red Aliens adalah nama yang disegani di skena kompetitif PUBG Mobile, karena dominasi tingkat dunia yang mereka dapatkan setelah memenangkan gelaran PMCO 2019.

Nama Bigetron Esports bisa dibilang sedang di atas angin pada tahun 2020 ini. Mereka menuai hasil positif di beberapa cabang game esports. Bigetron Alpha yang bertanding di MPL Indonesia Season 5 sempat memuncaki klasemen dengan rekor Win-Lose 9-1 sampai pekan ke 6. Bigetron Duty yang bertanding di dalam Call of Duty Major Series Season 2, juga berhasil meraih kemenangan dan menjadi tim COD Mobile terkuat di Indonesia.

Namun, semua itu tidak didapatkan oleh Bigetron Esports secara instan. Berbincang dengan Edwin Chia CEO Bigetron Esports, dalam artikel profil Bigetron Esports ini saya akan membahas, mulai dari sejarah terbentuk, proses menjadi juara, sampai bicara soal sisi bisnis Bigetron Esports.

Sejarah Bigetron Esports – Berawal Dari Mimpi Menjadi Pro Player

Jika Anda sempat mengikuti skena kompetitif League of Legends dalam negeri, Anda berarti mengetahui jenama Bigetron lebih lama dari kebanyakan penggemar esports. Dari sana Bigetron pertama kali muncul ke permukaan. Edwin Chia, yang sekarang merupakan CEO Bigetron Esports merintis organisasi esports ini sejak dari 27 Maret 2017 lalu.

Ketika itu Edwin adalah pemain League of Legends kompetitif yang dikenal dengan nickname Starlest. Bertanding di dalam gelaran tingkat nasional League of Legends Garuda Series Summer 2017, Bigetron adalah nama tim yang dibuat dibentuk oleh Edwin dan rekannya, Stewart Tiolamon (Teemolamon).

“Pada awalnya tim ini dibuat atas dasar hobi saja, tidak ada rencana untuk membuatnya menjadi lebih besar. Tetapi, waktunya sangat tepat ketika itu. Mobile esports sedang berkembang pesat di Indonesia lewat AOV serta Mobile Legends dan saya melihat kesempatan terbuka lebar untuk masuk ke dalam skena kompetitif kedua game tersebut dibanding dengan organisasi esports lainnya.” Ucap Edwin menceritakan asal mula Bigetron menjadi lebih besar.

Sumber: Esports ID
Tim League of Legends Bigetron Esports setelah memenangkan LGS Spring 2018. Sumber: Dokumentasi Garena

Benar saja, Bigetron (sebagai brand tim esports) segera melejit pada kedua game tersebut. Pada skena kompetitif AOV, Bigetron Esports berkali-kali mengamankan posisi 4 besar, walau belum sempat mencicipi gelar juara. Lalu setelah itu, di MLBB, Edwin juga berhasil mendapatkan pemain dari tim Player Kill yang berisikan pemain-pemain veteran di masa kini seperti Eiduart, Rekt, Emperor, Vin, Fabiens, dan Coffeeguy.

Dua kejadian tersebut berhasil membuat Bigetron dikenal lebih banyak penggemar esports, walaupun belum banyak menuai kejayaan di masa tersebut. “Ketika itu sumber dana Bigetron masih berasal dari kantong saya sendiri dan masih cukup. Penyebabnya, gaji pemain mobile esports masih sangat kecil masa itu. Saya ingat, gaji pemain cuma berada di kisaran Rp500 ribu – Rp2 juta rupiah pada masanya.” Cerita Edwin.

Setelah berbagai macam hal terjadi, Edwin lalu menceritakan bahwa pada Mei 2018 Bigetron akhirnya mencapai Break-even point (atau disebut juga balik modal). Hal tersebut terjadi karena terjun ke dalam skena kompetitif Mobile berhasil berbuah manis seperti apa yang ditinjau oleh Edwin sebelumnya. Brand Awareness meningkat dan berhasil membuat Bigetron jadi dilirik oleh beberapa sponsor.

Bigetron Esports berkembang begitu besar, dari yang awalnya hanya sebuah tim untuk berkompetisi saja, kini berubah menjadi organisasi esports profesional. Edwin lalu menceritakan bahwa hingga sampai ini, jumlah personil yang terlibat dalam perkembangan Bigetron Esports sudah hampir mencapai 60 orang.

“Secara organisasi, Bigetron Esports dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama yaitu Office Team yang berisikan saya sebagai CEO, lalu tim marketing yang termasuk tim kreatif seperti graphic designers, video editor dan videographer. Office Team memiliki anggota sekitar 10 sampai 15 orang. Bagian kedua adalah Esports Team yang berisikan Head of Esports yang mengepalai 5 manajer tim di bawahnya. Sisanya adalah pemain dengan jumlah kurang lebih sekitar 40 orang. Untuk saat ini, pengeluaran operasional terbesar terkucur kepada gaji pemain.” ujar Edwin menjelaskan dengan terperinci.

Saat ini, empat divisi terbesar dari Bigetron Esports sendiri ada di skena Mobile Legends: Bang-Bang, PUBG Mobile, Free Fire, dan Call of Duty mobile. Tak lupa, Bigetron juga kini memiliki divisi ladies bernama Belletron, yang prestasinya tak kalah dari Bigetron Esports.

Bagaimana Bigetron Esports Memenangkan Persaingan Bisnis Organisasi Esports di Indonesia.

Jika bicara peta persaingan organisasi esports, menurut saya setidaknya ada dua ranah persaingan, ranah bisnis dan prestasi. Dari ranah bisnis, Bigetron Esports mungkin terbilang masih cukup tertinggal dibanding para pesaingnya. Bigetron tidak seperti RRQ, yang punya MidPlaza Holding sebagai investor utama tim mereka. Bigetron juga tidak seperti EVOS Esports, yang sudah beberapa kali dapat pendanaan dari Venture Capital, dan punya diversifikasi produk yang matang seperti EVOS Goods, yang berhasil raup Rp150 juta hanya dari penjualan merchandise selama M1 dan MPL ID Season 4.

Edwin bahkan mengakui, bahwa dari segi finansial, sokongan dana terbesar Bigetron Esports saat ini masih datang dari keluarga dan kolega dekat. “Namun untuk langkah selanjutnya, kami sudah melakukan diskusi dengan beberapa Venture Capital,” ucapnya menjelaskan langkah bisnis Bigetron Esports.

Lebih lanjut bicara soal ranah bisnis, Edwin juga berbagi pandangannya terkait hal tersebut. “Kami adalah organisasi esports yang mengedepankan prestasi terlebih dahulu. Formula ini terbukti berhasil bagi kami hingga sejauh ini dan berencana untuk terus mendongkrak prestasi tim kami agar menjadi lebih baik lagi dengan pendanaan apapun yang kami dapatkan di masa depan.” Tukas Edwin.

Sumber: Dokumentasi Pribadi Edwin Chia
Sumber: Dokumentasi Pribadi Edwin Chia

“Tetapi, saya juga sadar, bahwa bergantung kepada prestasi saja tidak cukup. Bagaimana jika di masa depan, terlepas dari usaha yang manajemen lakukan, Bigetron tetap tidak mendapat prestasi yang memuaskan? Tentu ini akan jadi tidak baik bagi keberlangsungan hidup Bigetron Esports pada jangka panjang. Maka dari itu saat ini kami sedang merintis beberapa diversifikasi bisnis seperti Bigetron Shop (Merchandise Selling) dan Starion Talents (Talent Management). Kami sudah punya banyak inisiatif yang dalam rencana dan semuanya masih terkait dengan gaming. Semua usaha ini kami lakukan demi membuat diversifikasi bisnis.” cerita Edwin Chia.

Lebih lanjut, Edwin mengatakan bahwa bisnis merchandise di Bigetron Esports masih dalam proses rintisan, sehingga sejauh porsi pemasukan yang disumbangkan penjualan merchandise masih sangatlah kecil dibanding dengan total pemasukan bulanan Bigetron Esports. “Sampai saat ini, Talent Management menjadi salah satu divisi kami yang memberi sumbangan cukup besar terhadap pemasukan Bigetron Esports. Menurut catatan saya, Starion Talent Management menyumbangkan sekitar 20% dari total pemasukan bulanan Bigetron Esports.” Jelas Edwin.

Usaha Bigetron Esports Dalam Menjadi Organisasi yang Mengutamakan Prestasi

Pada bagian sebelumnya Edwin sudah sempat menyatakan pandangan bisnisnya terhadap mengembangkan Bigetron Esports. Ia bahkan dengan tegas menyatakan bahwa Bigetron Esports akan fokus untuk terus mendongkrak performa pemain semaksimal mungkin, dengan pendanaan apapun yang didapatkan oleh tim di masa depan.

Edwin sendiri mengakui, bahwa fokus tersebut menjadi salah satu jalan yang membuat Bigetron Esports bisa sampai sebesar ini. Tidak salah jika Edwin memiliki rencana tersebut, karena nama Bigetron Esports sedari dulu bergaung sebagai tim yang berisikan pemain-pemain elit yang haus akan prestasi.

Usaha pertama mereka terlihat di kancah League of Legends. Setelah merintis di LGS Summer 2017, Bigetron Esports akhirnya bisa membuktikan diri dan menjadi pemenang di LGS Spring 2018. Usaha Bigetron mengutamakan prestasi juga terlihat di kancah PUBG Mobile.

Ini juga terlihat dari bagaimana mereka mempertahankan dan mengasuh pemain berbakat seperti Zuxxy Luxxy sejak dari tahun 2018 lalu, bahkan ketika mereka masih bermain Rules of Survival. Hasilnya? Bigetron Red Aliens kini mendominasi skena PUBG Mobile lokal Indonesia dan tingkat dunia setelah memenangkan PMCO 2019.

Bigetron RA PMCO Global Finals 2019
Sumber; Official PUBG

Namun, usaha Bigetron Esports mengedepankan prestasi juga tidak selalu berhasil. Contohnya perjuangan mereka di skena MOBA Mobile, yang kerap dirundung berbagai nasib malang .

Pada kancah kompetitif Arena of Valor, walau selalu berhasil lolos sampai babak Playoff, namun tim yang ketika itu dipimpin oleh Teemolamon kerap tumbang di hari pertama. Pada kompetisi ASL Season 1 mereka tumbang oleh GGWP.ID, lalu pada kompetisi ESL Indonesia Championship Season 1 mereka tumbang oleh Saudara Esports.

Begitu juga perjuangan mereka di kancah Mobile Legends. Walau sudah mengukuhkan posisi mereka di MPL sejak dari Season 1, namun Bigetron tidak pernah menjadi nama yang bergaung kencang di kancah kompetitif MLBB. Setidaknya sampai musim ini, ketika Branz dan kawan-kawan berhasil mendominasi musim dengan catatan Menang-Kalah 9-2.

Sumber: Kincir.com
Sumber: Kincir.com

Tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa tahun 2020, menjadi tahunnya Bigetron, dengan ragam prestasi yang didapat berbagai divisi game esports. Edwin lalu sedikit bercerita tentang prosesnya dan peran manajemen dalam membuat Bigetron menjadi tim dengan berbagai prestasi mentereng. “Sukses yang kami nikmati sekarang ini sepenuhnya adalah hasil kerja keras.” Ucap Edwin melanjutkan ceritanya.

“Kami berusaha untuk terus memperbaiki diri dan belajar dari kesalahan masa lalu. Menurut saya, salah satu faktor terbesar atas semua prestasi yang kami dapatkan belakangan ini adalah karena kami akhirnya mendapat pemain yang tepat, sesuai dengan tim, dan percaya terhadap visi serta prinsip Bigetron Esports sebagai organisasi.”

Edwin juga mengatakan, bahwa faktor lain datang dari para manajer tim yang bekerja keras siang-malam demi memenuhi kebutuhan pemain agar mereka bisa fokus latihan dan bertanding saja. “Saya sangat bersyukur atas kerja keras para manajer dan pemain untuk mencapai hal ini.”

Lebih lanjut, Edwin lalu menceritakan bagaimana Bigetron Esports melakukan proses pembentukan pemain, mulai dari pencarian bakat hingga menciptakan tim juara. Untuk proses pencarian bakat, Edwin mengaku melakukannya dengan jaringan talent scout yang ia miliki. Tak hanya itu, pencarian bakat juga terkadang dilakukan oleh pemain dan pelatih, yang juga lihai melihat bakat terpendam dari seorang pemain.

Setelahnya pemain yang sudah diincar tersebut akan direkomendasikan ke dalam tim. Ketika masuk ke dalam tim Bigetron, proses seleksi tidak selesai begitu saja. Para pemain akan melalui masa percobaan terlebih dahulu selama 1 sampai 2 pekan. Selama masa percobaan, pemain akan bermain di fasilitas latihan Bigetron Esports untuk memastikan kemampuannya seimbang dengan rekan tim lainnya, menakar serta menimbang apakah pemain tersebut memiliki pribadi baik dan punya keinginan kuat untuk menjadi juara.

Sumber: Official Facebook Bigetron Esports
Kyy dan Warlord dua pemain muda yang menunjukkan bakatnya selama MPL ID S5 menjadi bukti usaha Talent Scouting dan pengembangan pemain yang dilakukan Bigetron Esports. Sumber: Official Facebook Bigetron Esports

Namun, Edwin mengakui proses tersebut belum sepenuhnya baik, karena persaingan perekrutan pemain kini jadi semakin ketat. Apalagi, tim seperti RRQ yang kini punya RRQ Academy sebagai wadah mereka untuk mencari bakat. “Pasti kami akan mencari cara untuk membuat proses talent scouting jadi lebih baik lagi. Apalagi perebutan talenta pemain jadi semakin ketat dengan banyaknya tim yang masuk ke dalam ekosistem esports saat ini. Membuat akademi juga menjadi salah satu yang ada di dalam rencana kami.”

Setelah proses scouting, yang tersisa tinggal proses latihan. Untuk itu, Edwin mengatakan bahwa ia selalu mengusahakan untuk menghadirkan setidaknya satu coach dan satu manajer pada setiap divisi. “Kami percaya bahwa kerja keras bisa mengalahkan bakat. Karenanya rezim latihan Bigetron Esports sudah pasti keras. Namun bukan berarti latihan tersebut hanya bermain game saja. Kami juga memasukkan aktivitas lain ke dalam rezim latihan kami, seperti Team Bonding, mengulas pertandingan, latihan mental, dan lain sebagainya.” Edwin menjelaskan

Soal proses membuat tim juara ini, Edwin menyatakan kelebihan Bigetron dibandingkan tim lain dengan cukup percaya diri. “Saya rasa salah satu kelebihan Bigetron Esports adalah posisi saya sebagai CEO yang pernah menjadi profesional player dan memenangkan kejuaraan nasional sebelumnya.”

Memang Edwin Chia yang juga dikenal dengan nama in-game Starlest bahkan masih bermain di kancah kompetitif League of Legends sampai tahun 2018, ketika Bigetron Esports memenangkan League of Legends Garuda Series Spring Split 2018.

“Karena itu saya merasa dapat lebih memahami kebutuhan dan kesulitan dari para pemain dibanding dengan organisasi esports lain di Indonesia.” Edwin melanjutkan. “Memahami kebutuhan dan kesulitan pemain memungkinkan saya untuk merencanakan struktur organisasi serta para personil manajemen yang tepat agar dapat membantu mereka menuju kesuksesan.”

Pandangan Masa Depan Bigetron Esports Dari Edwin Chia

Walau Bigetron Esports bukan yang terbaik di semua ranah kompetisi esports, namun saya merasa mendominasi di dua liga skena esports terbesar di Indonesia (PUBG Mobile dan MLBB) sudah cukup membuat Bigetron dipandang di ekosistem esports Indonesia, secara prestasi.

Namun demikian itu semua tentu belum cukup. Edwin mengaku masih punya beberapa target dan juga rencana ekspansi yang akan ia lakukan. Untuk ekspansi terdekat Edwin mengatakan, “Sudah pasti League of Legends Wild Rift.” Lebih lanjut Edwin juga mengatakan bahwa ia ingin mencoba menggapai mimpinya, memiliki divisi dari game yang ia mainkan secara profesional sebelumnya yaitu League of Legends, seperti Gary Ongko yang membuat divisi CS:GO BOOM Esports di Brazil.

“Saya sangat ingin Bigetron Esports masuk skena League of Legends lagi, tapi mungkin di negara lain. Rencana ekspansi internasional sudah pasti akan kami lakukan, namun hal tersebut butuh waktu untuk dipertimbangkan, apakah biaya operasional untuk tim tersebut sebanding dengan benefit yang Bigetron dapatkan secara bisnis. Saya melihat banyak organisasi esports Indonesia lain yang mencoba, dan akhirnya terpaksa menutup divisi tersebut. Kami tidak ingin mengulang kesalahan yang sama. Tetapi pada intinya, Bigetron Esports tetaplah menjadi organisasi esports yang mengutamakan skena lokal Indonesia terlebih dahulu.” Edwin menjelaskan pandangannya soal ekspansi internasional.

Menutup pembicaraan, Edwin lalu menceritakan soal visi, serta perasaannya merintis Bigetron dari hanya sebuah tim saja, hingga menjadi organisasi esports. Edwin mengaku, “jujur, saat awal mendirikan tim ini, saya sebenarnya tidak memiliki mimpi yang konkret untuk Bigetron. Saya bahkan tidak pernah menyangka bahwa Bigetron bisa menjadi besar seperti sekarang. Bigetron terasa seperti kecelakaan yang tidak diharapkan, bahkan masih terasa seperti mimpi bahwa saya bisa membawa Bigetron sampai titik ini!”

Sumber: Twitter PUBG Esports
Sumber: Twitter PUBG Esports

“Namun demikian saya tetap bersyukur kepada Tuhan, karena seiring perjalanan, terbuka juga banyak kesempatan baru. Juga tentunya, saya ingin berterima kasih atas usaha yang dilakukan oleh kolega serta para pemain yang percaya terhadap visi dan tetap bertahan dengan Bigetron Esports melalui masa-masa berat.”

“Terima kasih kepada para penggemar yang telah mendukung Bigetron, yang telah membuat Bigetron menjadi besar seperti hari ini. Memandang ke depan, mimpi saya tentunya adalah membawa brand organisasi Bigetron Esports setingkat dengan brand organisasi esports internasional. Mencapai ini, saya percaya Bigetron Esports akan dapat membuat Indonesia bangga nantinya!” Jelas Edwin menutup perbincangan

Itulah sedikit perbincangan saya dengan Edwin Chia CEO Bigetron Esports, bicara soal sejarah, proses menjadi juara, sampai pandangan Edwin Chia dalam mengembangkan bisnis Bigetron Esports.

Dengan proses yang sudah dilewati, apa yang didapat Bigetron Esports tahun ini tentu menjadi buah manis yang patut untuk dinikmati atas berbagai usaha dan perjuangan yang dilakukan oleh Edwin dan manajemen. Kira-kira bagaimana perkembangan Bigetron Esports di masa depan? Akankah tim berlogokan robot merah dapat meraih ambisinya menjadi organisasi esports nomor satu di Indonesia?

Sambut Grand Final PMCO SEA 2019: Fall Split, Tencent Umumkan Inisiatif Dropzone Indonesia

Setelah selama kurang lebih satu bulan fase liga berlangsung, PUBG Mobile Club Open 2019 Southeast Asia (PMCO SEA 2019) Fall Split kini tinggal menghitung hari menuju gelaran puncaknya.

Babak final diikuti oleh 16 tim dari 5 negara yang berhasil lolos dari fase liga. Negara-negara tersebut adalah Indonesia, Kamboja, Malaysia, Thailand, dan Vietnam. Berikut 16 tim yang menjadi peserta:

  1. Bigetron RA – Indonesia
  2. EVOS Esports – Indonesia
  3. RYU – Indonesia
  4. NFT Esport – Indonesia
  5. BOOM Esports – Indonesia
  6. Illuminate – Thailand
  7. Mega Conqueror – Thailand
  8. RRQ Athena – Thailand
  9. Purple Mood – Thailand
  10. LYNXTH – Thailand
  11. FFQ – Vietnam
  12. Gaming BOX – Vietnam
  13. ReaperKiller Esports – Vietnam
  14. YOODO Gank – Malaysia
  15. Victorious in Play – Malaysia
  16. ORANGE Esports – Kamboja

Pada saat fase liga PMCO SEA 2019 kemarin, Bigetron RA bermain dengan sangat apik dan berhasil mendominasi tim-tim lainnya, termasuk RRQ.Athena; yang adalah juara PMCO SEA 2019 Spring Split. Tercatat, dari 20 kali pertandingan, Bigetron RA mampu meraih posisi pertama selama 15 kali.

Terkait gelaran final, Gaga Li selaku Head of Esport PUBG Mobile wilayah Asia Tenggara turut mengutarakan komentarnya. “PMCO 2019 musim gugur kali akan menjadi turnamen yang lebih seru dan menegangkan. Dengan sistem poin terbaru serta kemampuan para peserta yang meningkat, PMCO 2019 Fall akan memberikan kejutan yang tidak pernah terjadi sebelumnya.”

Bukan hanya itu saja, Tencent selaku pengembang PUBG Mobile juga membuat inisiatif baru untuk menyambut gelaran Grand Final PMCO SEA 2019 Fall Split. Inisiatif ini disebut sebagai PUBG Mobile: Dropzone Indonesia.

Nama inisiatif tersebut mengambil dari istilah in-game, yang artinya adalah lokasi atau titik tempat para player PUBG Mobile terjun dengan parasut. Inisiatif Dropzone Indonesia dibuat untuk kafe-kafe dari berbagai penjuru Indonesia yang ingin menjadi bagian dari komunitas PUBG Mobile.

Menyoal inisiatif Dropzone Indonesia, Gaga Li menyampaikan “PUBG Mobile Indonesia ingin merengkuh setiap tempat berkumpulnya para player Indonesia. PUBG Mobile: Dropzone Indonesia diharapkan menjadi tempat terjadinya interaksi positif antar para playerDropzone Indonesia merupakan inisiatif dari PUBG Mobile Indonesia untuk merangkul kafe-kafe di Indonesia sebagai tempat berkumpul dan bertemunya para pemain PUBG Mobile Indonesia.”

Sumber: PUBG Official Media
Sumber: PUBG Official Media

Ada beberapa benefit yang akan diterima oleh kafe yang menjadi bagian dari inisiatif Dropzone Indonesia. Selain menjadi wadah resmi berkumpulnya komunitas PUBG Mobile di Indonesia, kafe yang menjadi bagian dari inisiatif ini juga akan dipromosikan lewat kanal media resmi milik PUBG Mobile, dilibatkan untuk kegiatan resmi dari PUBG Mobile, serta mendapatkan berbagai merchandise resmi yang sudah disiapkan untuk komunitas ataupun player.

Untuk mendaftar, Anda dapat langsung menuju ke tautan indoesports.com/pmcodropzone. Inisiatif ini terbuka bagi semua kafe yang ada di Indonesia, mulai dari Sabang sampai Merauke.

Gelaran Grand Final PMCO SEA 2019: Fall Split akan diselenggarakan di Samyan Mirtown, Bangkok, Thailand, pada 2 sampai 3 November 2019 mendatang dengan memperebutkan total hadiah sebesar US$125.000 (Sekitar Rp1,7 miliar).

Anda dapat menyaksikan pertandingannya lewat livestream yang ditayangkan pada channel youtube PUBG Mobile Indonesia ataupun menonton bersama komunitas secara langsung di kafe-kafe yang tergabung dalam inisiatif Dropzone Indonesia

Hari Pertama Babak Playoff MPL ID Season 4: Si Landak Kuning yang Gagal Bangkit

26 Oktober 2019 adalah hari pertama babak Playoff Mobile Legends Professional League Indonesia Season 4 (MPL ID Season 4). Tennis Indoor Senayan penuh sesak oleh para fans yang ingin menyaksikan penampilan salah satu dari The Big Six yang bertanding untuk memperebutkan titel MLBB paling bergengsi se-Indonesia.

Pertarungan sengit babak Playoff dibuka dengan pertemuan antara AURA Esports melawan ONIC Esports. Di atas kertas, AURA Esports yang berada di peringkat 5 pada akhir Regular Season, seharusnya lebih unggul jika dibanding ONIC yang berada di peringkat 6. Namun ONIC sepertinya hanya menyembunyikan permainan sejatinya saja selama Regular Season. Si Landak Kuning pun mengamuk, membuat AURA Esports luluh lantah.

Pada game pertama, AURA sebenarnya punya kesempatan menang yang besar. Tetapi ONIC menggila setelah melewati fase pertengahan, membuat Phoenix dan kawan-kawan jadi kewalahan. Kekalahan di game pertama sepertinya menyisakan beban mental yang cukup kentara bagi AURA Esports. Walhasil, ONIC segera menyabet kesempatan tersebut tanpa ragu lagi, memenangkan pertandingan dengan skor 2-0, dan melaju ke Semi Final upper bracket.

Sumber: Dokumentasi Hybrid - Akbar Priono
Sumber: Dokumentasi Hybrid – Akbar Priono

Pertandingan berikutnya adalah Bigetron Esports melawan Alter Ego, matchup yang mungkin kurang terasa rivalitasnya. Kendati demikian, pertarungan ini berjalan dengan sengit. Alter Ego yang disebut sebagai The Dark Horse oleh Wibi “8Ken” Irbawanto, sempat terpeleset di game kedua. Masuk game ketiga, Maungzy, Celiboy dan kawan-kawan mendapatkan yang membuat penonton histeris bla-bla. Akhirnya tim

Memasuki babak upper bracket semi-finals Playoff MPL ID Season 4, rivalitas antar tim jadi semakin ketat. Apalagi ketika ONIC dan EVOS bertemu, sang juara bertahan MPL ID S3 melawan tim favorit juara MPL ID S4. EVOS memang sedang begitu solid dan konsisten di MPL ID Season 4. Apalagi dengan kehadiran Rekt yang disebut-sebut melengkapi the missing puzzle yang selama ini dicari-cari oleh si Harimau Putih.

“Roster sekarang jadi lebih kuat mungkin karena kami punya visi, usaha, serta impian sama, sehingga lebih mudah untuk menyatukan chemistry.” ujar Oura pada sesi konfrensi pers. Ini jadi memunculkan pertanyaan, jangan-jangan EVOS jadi gagal meraih juara karena pemain terdahulu punya visinya menjadi lebih terkenal bukan jadi juara?

Kembali membahas permainan, pertadingan dibuka dengan EVOS yang bermain dengan galak. Tetapi ONIC tak gentar, Drian dengan Grock bahkan dengan santainya mencuri Turtle pertama yang sedang diambil EVOS kala itu. EVOS terus mendesak, kill demi kill didapatkan, tapi ONIC dengan rotasi yang lihai tetap mempertahankan keunggulan net-worth sampai menit 8.

Lord pertama menjadi momentum terbaik bagi ONIC menuai kemenangan dari keunggulan net-wroth yang sudah diamankan. Tapi pergerakan lihai Selena dari Luminaire berhasil merebut sang Lord. Tapi hal tersebut tak terlalu berarti. Setelahnya EVOS malah harus kehilangan 4 pemainnya, terculik satu per satu oleh ONIC yang terus bergerang secara berbarengan. Momentum ini akhirnya digunakan ONIC untuk mengamankan game pertama.

Sumber: Dokumentasi Hybrid - Akbar Priono
Sumber: Dokumentasi Hybrid – Akbar Priono

EVOS mengulang permainan galak mereka di game kedua, tapi bedanya, eksekusi mereka kali ini lebih rapih. Sebegitu rapihnya, bahkan EVOS kali ini tak memerlukan Lord untuk memenangkan permainan. ONIC yang bersiaga di area Lord malah tertangkap basah oleh EVOS yang sedang melakukan patroli. ONIC terkena Wipe-Out, EVOS pun segera menghancurkan markas dari tengah tanpa ragu lagi.

Meski ini adalah kesempatan terakhir bagi ONIC untuk bertahan di upper bracket, namun kekalahan di game kedua sepertinya sangat memukul mental Anti-Mage dan kawan-kawan. Pada game ketiga, walau ONIC lagi-lagi kelabakan menghadapi permainan agresif dari EVOS, namun mereka tetap bertahan sekuat tenaga di game ini.

Sempat kehilangan 3 pemain dan markasnya dalam satu kali pertarungan, ONIC terus mencoba bangkit melawan EVOS. Terutama Masha dari Anti-Mage, yang berkali kali bikin EVOS jadi sakit kepala. Tapi semua usaha tersebut dari ONIC ternyata tidak cukup, setelah Masha akhirnya terhentikan di menit 21. EVOS langsung saja mendesak lewat tengah, dan menghancurkan markas di menit 21. EVOS mengalahkan ONIC 2-1 dan melaju ke upper-final.

“Permainan ONIC memang berubah saat babak Playoff, sangat kuat melebihi Regular Season.” Oura sempat berpendapat pada sese konfrensi pers. “Tetapi kami sendiri memang merasa di pertandingan tadi masih kurang maksimal, masih banyak hal yang harus diperbaiki, terutama jika ingin menjadi juara.” Donkey melanjutkan.

Pertarungan selanjutnya adalah pertemuan antara RRQ melawan Alter Ego, the old star, Lemon, melawan the rising star, Celiboy. Tak hanya dari segi dua pemain kuncinya saja, secara tim sendiri RRQ memang adalah jagoan lama di MPL, terutama di Season 1 dan 2. Sementara Alter Ego adalah pendatang baru yang permainannya sedang sangat prima di musim ini.

Pertarungan pertama, Alter Ego mendapat momentum sejak dari awal-awal permainan. RRQ sempat beberapa kali mencoba untuk merebut momen tersebut, sayangnya usaha R7 dan kawan-kawan masih belum cukup. Sementara itu pada game kedua, Alter Ego mencoba mengulang kesuksesannya, sayang, kini RRQ telah menemukan cara untuk melawan keganasan Haritz dari Celiboy. Setelah tak mampu lagi membendung Masha dari RRQ.R7 yang sangat liar, mau tak mau Alter Ego harus kembali mempersiapkan diri untuk game 3.

Sumber: Dokumentasi Hybrid - Akbar Priono
Sumber: Dokumentasi Hybrid – Akbar Priono

Sebagai penentuan untuk menuju ke babak final upper bracket, Alter Ego mencurahkan segala daya usahanya demi memukul the old king turun ke lower bracket. Sayangnya Alter Ego yang memilih Valir untuk LeoMurphy ternyata membuat mereka kesulitan sendiri.

Berkali-kali ia terculik, membuat usaha Alter Ego untuk mengalahkan RRQ di dalam pertarungan jadi lebih berat. Tapi RRQ sendiri ketika itu kerap terlalu memaksa menjebol lewat tengah, ketika masih ada Turret di lane bawah. Pertarungan RRQ melawan Alter Ego akhirnya jadi saling tarik-ulur, sampai spawn Lord keenam di menit 30. Alter Ego akhirnya tak mampu lagi menahan serbuan RRQ yang bertubi, sang raja akhirnya berhasil membuktikan posisinya sebagai tim yang lebih senior dari Alter Ego. RRQ melaju ke upper final dengan skor 2-1.

Penutup di hari pertama, Alter Ego harus bermain lagi di lower bracket, melawan ONIC yang sebelumnya kalah oleh EVOS di upper bracket semi-final. Haritz untuk Celiboy kembali digunakan sebagai ujung tombak tim Alter Ego. Sementara ONIC mencoba menggunakan Lunox dari Udil sebagai ujung tombak untuk game pertama.

Kontes adu kemampuan kedua tim berlangsung dengan cukup cepat, ONIC pun tak mampu menahan Alter Ego yang masih panas-panasnya setelah pertandingan sebelumnya. Setelah satu kali Lord, ONIC langsung tumbang di game pertama. Hal ini pun seakan terulang di game kedua. Terlepas dari penggunaan Grock untuk Sasa, namun permainan ONIC memang terlihat kurang maksimal dalam pertandingan ini. Alter Ego berhasil menjajah teritori ONIC sepanjang early game. Masuk menit 10, Lord yang berhasil didapatkan Maungzy dan Caesius segera mengamankan kemenangan bagi Alter Ego di game kedua.

MPL ID Season 4 akan melanjutkan pertandingan hari keduanya pada Minggu 27 Oktober 2019 ini. Laga pertarungan langsung dibuka dengan pertemuan RRQ melawan EVOS, pertandingan el classico. Akankah MPL ID Season 4 memunculkan juara baru? Atau malah RRQ bisa mengulang masa kejayaannya seperti di MPL ID Season 2?

Anda dapat menonton langsung di Tennis Indoor Senayan, atau menyaksikannya lewat livestreaming yang ditayangkan pada MLBB Indonesia Official Facebook Page.

Divisi PUBG Mobile Bigetron Esports Berganti Roster, Microboy Hadir Menggantikan Natic

Baru-baru ini Bigetron Esports mengumumkan jajaran pemain terbaru untuk tim utama divisi PUBG M. Roster ini sendiri akan bertanding pada lanjutan PUBG Mobile Club Open, yaitu PMCO – Fall Split dengan nama Bigetron Ra.

Perubahan roster terjadi karena sang kapten, Robby “Natic” Mahardika memutuskan untuk mundur dari roster, dan pindah ke tim 2 dengan nama Biegtron ION. Nama Nizar “Microboy” Lugatio hadir untuk menggantikan Natic. Kendati demikian posisi scout dan peran in-game leader sendiri diserahkan kepada Made “Zuxxy” Bagas.

Perubahan roster ini mungkin sedikit banyak akan membuat tim Bigetron PUBG M menjadi pincang. Pasalnya, Natic, Zuxxy, dan Luxxy sendiri sudah cukup lama bermain bersama. Sebelum akhirnya scene esports PUBG berkembang begitu pesat kini, mereka sempat turut berkompetisi di kancah kompetitif Rules of Survival.

Ketika masih bermain ROS, mereka berhasil menjadi juara ROS Mobile Indonesia Championship 2018. Saat berpindah ke kancah PUBG M, chemistry mereka pun kembali terbukti, dan berhasil mencatatkan diri sebagai salah satu dari 5 tim esports Indonesia yang mencatatkan kemenangan beruntun di kancah lokal.

“Dampaknya sudah pasti ada, namun sebenarnya tidak akan sebegitu krusial.” Ucap Isfan Satria Wijaya, manajer divisi PUBG Mobile Bigetron Esports, membahas soal dampak perubahan roster ini. “Karena sebenarnya kalau soal in-game leader sendiri sudah dipegang Zuxxy sedari bulan April. Tapi, kehilangan sosok yang dewasa mungkin akan berdampak pada komuniksai, karena biasanya sosok penengah yang dewasa tersebut dipegang oleh Natic.” lanjut Isfan.

Lalu bagaimana dengan sosok Microboy yang “naik pangkat”? Kini dia main di tim utama dan akan bertanding di kancah internasional. “Microboy sendiri adalah sosok yang kalem, dan fokus dalam permainan. Harapannya sih dia bisa jadi sosok yang membantu menenangkan anak-anak.” Tukas Isfan.

“Dia akan menjadii second rusher mengisi posisi yang dulu dimainkan oleh Ryzen. Sejauh ini dia bisa mengikuti permainan anak-anak, dan memang berpotensi tinggi kalau menurut saya.” Isfan melanjutkan, membahas Microboy dari sisi permainan.

Dengan perubahan yang terjadi, maka berikut daftar lengkap roster Bigetron Ra, yang merupakan tim PUBG M Bigetron yang akan berangkat ke PMCO 2019 – Fall Split:

Sumber: bigetron.gg
Sumber: bigetron.gg
  • Made “Zuxxy” Bagas – In Game Leader/Scout
  • Muhammad “Ryzen” Albi – Rusher
  • Nizar “Microboy” Lugatio – Rusher
  • Made “Luxxy” Bagus – Captain/Sniper/Support

Dengan perubahan yang terbilang cukup tiba-tiba, ditambah PMCO 2019 – Fall Split sudah di depan mata, dapatkah Bigetron Ra memberikan hasil yang maksimal di sana? Yang pasti mari kita dukung dan doakan agar Bigetron Ra bisa mendapatkan hasil yang maksimal.