Kisah Sukses Masakan Ibu Tutu: Tak Ragu untuk Mulai Hal Baru

Salah satu problematika yang sering kita temui ketika hendak memulai suatu usaha ialah takut untuk memunculkan ide baru. Padahal, justru perilaku inilah yang menjadi kunci kegagalan Anda. Memunculkan hal baru  memang terasa asing. Takut jika ide kita tidak diterima masyarakat itu memang wajar. Namun, ini sebenernya merupakan ‘turning point’ Anda untuk menjadikan usaha Anda berbeda dari yang lain.

Begitu juga dengan Bu Nina. Wanita bernama lengkap Gusti Noor Nisrina Khairia ini berani mencetuskan ide yang bisa dibilang sangat baru di dunia bisnis kuliner. Ya, produk Roti Cocol yang ia cetuskan sejak Juli 2019 lalu sukses besar di pasaran. Hal ini karena wanita asal Surabaya ini berani ambil langkah baru untuk bisnisnya.

Roti Cocol, atau yang biasa disebut dengan Rotcol adalah baked bread yang dipanggang di tray bulat dan disajikan dengan saus cocolan di tengahnya. Variannya pun banyak, mulai dari smoked beef, cheese, tuna, palm sugar, dan masih banyak lagi. Namun menu top andalan mereka adalah rotcol varian sweet butter yang sangat digandrungi oleh para konsumen.

Usaha Ibu dan Anak

IMG WA
Usaha milik duo mother and daughter

Yang menarik, bisnis berlabel Masakan Ibu Tutu ini didirikan oleh ibu dan anak yang sama-sama memiliki keahlian memasak. Foundernya ialah Ibu Nina sendiri. Sedangkan Ibu Zulfia Arifni yang lebih akrab disapa Ibu Tutu ini berperan sebagai co founder. Sebenarnya, Ibu Tutu telah mengawali usaha kuliner seperti ini dari tahun 1993, mulai dari membuat cookies, cake, siomay dan lain-lain. Namun, pemasarannya hanya sebatas ranah teman-teman terdekat saja. Baru ketika Bu Nina lulus kuliah di tahun 2017, ia berpikir untuk mengajak ibunya untuk berbisnis bersama.

“Waktu itu, beberapa bulan setelah lulus kuliah saya ikut bazar. 10 hari berturut-turut kita jual siomay batagor. Itu pertama kalinya itu kita melayani customer secara langsung, dan habis itu kita merasa tertantang. Kayaknya seru juga jualan kayak gini. Dan akhirnya kita mutusin untuk menseriusi bisnis bareng. Akhirnya 2017 itu kita mulai waktu itu dengan jualan mie ayam mie ayam. Terus ada juga produk seperti schootel, rice box, snack box, dll.”

Pertama di Indonesia

IMG WA
Roti Cocol pertama di Indonesia

Inilah yang menjadikan produk ini diminati banyak orang. Selain karena harganya terjangkau sehingga dapat dinikmati semua kalangan, produk ini juga mengusung konsep fresh yang membuat para konsumen tertarik untuk mencicipinya. Ya, ide ini murni dari sang founder. Ternyata, ada kisah menarik di balik munculnya roti cocol ini.

“Ceritanya cukup unik. Jadi sebelumnya tuh memang Ibu Tutu  sudah sering bikin roti, tapi hanya untuk kita konsumsi sehari-hari aja. Suatu hari, ketika pergi ke toko bahan kue itu saya lihat ada tray aluminium bulat. Tapi waktu itu belum ada pikiran buat beli sih, karena kayak belum tau mau buat apa. Nah selang beberapa hari setelah itu, pas kita berdua ngobrol, tiba-tiba terlintas ide buat bikin roti cocol. Saya utarakan ke Mamah. ‘Mah yuk bikin roti cocol’. ‘Apa roti cocol?’  ‘ya roti, ntar kita bikin di tray bullet, tengahnya ada cocolan. Yaudah coba aja gitu,’”, cerita Bu Nina.

Sejak awal dibuat, Bu Nina memang sangat optimis kalau produknya ini akan disukai dan digandrungi banyak orang, karena memang belum pernah ada produk yang sama sebelumnya. Produknya juga beda dari yang lain. Varian awal yang dijadikan eksperimen adalah roti sosis dengan cocolan saus keju.

Hal ini karena Bu Nina lebih menyukai roti varian rasa gurih. Kemudian, Bu Tutu mengembangkan roti varian rasa manis, yang saat ini justru menjadi signature produk mereka, yaitu Sweet Butter.

Sukses Berkat Konsistensi Bahan

n
Dibuat dengan bahan berkualitas, tanpa telur dan pengembang kue.

Hingga kini, duo ibu dan anak ini belum ada rencana untuk hiring karyawan lain. Dengan kemampuan di dapur yang berbeda, mereka bisa bekerja dan saling melengkapi untuk menciptakan produk dengan cita rasa tinggi. Sebelum memutuskan untuk merintis usaha ini, mereka terbiasa untuk membuat orderan sendiri-sendiri dengan produk dan target market yang berbeda.

Namun, walaupun usaha mereka hanya dirintis berdua dan mengandalkan alat-alat rumahan saja, kualitas produk mereka patut disamakan dengan tingkatan medium to high class. Itu karena mereka selalu menjaga kualitas bahan produk. walaupun kerap kali mengadakan promo, mereka tetap mengutamakan kejujuran.

Foto produk yang ditampilkan di sosial media adalah produk sama dengan yang mereka jual dengan tidak mengurangi Bahan baku dalam proses produksi sama sekali. Dengan begitu, pelanggan pun merasa tak dibohongi oleh foto semata.

Seperti halnya bisnis lainnya, usaha Masakan Ibu Tutu ini juga pernah mengalami masalah, yakni saat naiknya harga bahan baku.

“Ada beberapa produk bahan baku yang kenaikan harganya itu tidak diiringi dengan bertahannya kualitas. Karena harganya itu naik terus. Kadang agak bingung juga sih. kenaikan harga bahan baku ini nggak bisa kita barengi dengan kenaikan harga jual. Karena kan dikondisi pandemi seperti ini kita juga menjaga supaya customer tetap setia dengan produk buatan kita.” Ujar Bu Nina.

“Namun, kami tetap bersyukur dengan apa yang sudah kami jalani. Walaupun sebenernya belum bisa dibilang besar, tapi alhamdulillah usaha ini bisa bertahan di tengah kondisi pandemi seperti ini. Usaha kami masih terus produksi hampir tiap hari dan bahkan mendapatkan customer-customer baru setiap harinya.”tambah Bu Tutu.

Tak Ragu tuk Mulai Suatu Hal Baru

Saat ini, promosi produk Masakan Ibu Tutu ini dilakukan melalui via sosial media, seperti via Instagram dan WhatsApp. Waktu awal peluncuran, mereka menggunakan jasa promosi dari foodies di Instagram. Namun selebihnya promosi dilakukan mengikuti alur saja, entah itu story by story, post by post, atau mouth to mouth. Postingan Instagram mereka yang apik nan menggoda selalu membuat netizen tertarik untuk mencoba produk mereka. Kini, followers Instagram akun mereka hampir menembus angka 3000.

Saking suksesnya, pernah suatu kali di tahun 2020, ibu dan anak ini menerima orderan Roti Cocol sebanyak 100 tray sekaligus. Dengan peralatan seadanya yang terbatas, berbekal dengan tekad yang kuat, mereka berhasil menyelesaikan pesanan ini. Terbayar sudah letihnya 29 jam kerja non-stop mereka. Pekerjaan ini melatih mereka untuk selalu bersabar, tekun, dan memiliki manajemen waktu yang baik.

“Kuncinya mengutamakan kejujuran disaat memulai usaha. Terutama dalam hal foto promosi. Seringkali Kami menemukan produknya yang menggunakan foto bagus, namun ternyata hasil buatan orang lain. Produk yang kami terima tidak sesuai dengan ekspektasi, sehingga customer  pun kecewa dan enggan untuk repeat order lagi,” ujar Bu Tutu.

“Untuk kalian yang ingin mulai merintis bisnis, kuncinya harus tekun dan konsisten. Jangan mudah menyerah. Jangan ragu buat memulai sesuatu. Kalau misal ada ide, yaudah langsung eksekusi aja. Kenalkan dulu calon produk kalian ke orang-orang terdekat. Minta pendapatnya, menurut mereka tentang kekurangan produk kamu. Karena kalau orang terdekat biasanya jujur nih. Jadi dari situ kita bisa improve lagi produknya sebelum kita lepas ke pasaran. Jangan ragu untuk mulai suatu hal baru!” tutup Bu Nina di akhir wawancara.

Ingin Gabung Bisnis Cloud Kitchen? Ketahui Dulu Cara Kerjanya

Cloud kitchen (dapur awan) atau sering disebut ghost kitchen merupakan sebuah bisnis dengan layanan berbasis komputasi awan yang diciptakan untuk bisnis kuliner. Dapur awan ini biasanya ditawarkan oleh suatu unit bisnis untuk disewakan kepada pelaku bisnis kuliner.

Fasilitas yang disediakan oleh penyedia cloud kitchen lengkap. Mulai dari fasilitas teknologi hingga fasilitas dapur bersama yang digunakan untuk memasak berbagai menu dari berbagai macam restoran.

Lantas, bagaimana cara kerja cloud kitchen dengan fasilitas yang disediakannya itu? Simak penjelasannya.

Cara Kerja Cloud Kitchen

Konsep yang diusung oleh cloud kitchen adalah dengan mengoperasikan dapur yang berfokus ke layanan pengiriman makanan. Bisnis ini tidak menyediakan layanan makan di tempat.

Konsep ini menjadikan bisnis kuliner yang bergabung dengan dapur awan memiliki pengantaran yang cenderung lebih cepat dibandingkan dengan restoran biasa.

Ada pun langkah kerjanya antara lain, sebagai berikut:

  • Penyedia atau pengelola cloud kitchen membangun sebuah dapur pusat berukuran besar, yang akan digunakan oleh para pelaku bisnis kuliner sebagai penyewa.
  • Dapur tersebut dibagi atas beberapa bilik yang akan ditempati oleh masing-masing penyewa, dari sejumlah brand dan berbagai macam jenis kuliner yang diproduksinya.
  • Ketika pemilik bisnis kuliner menyewa bilik di sebuah cloud kitchen, setiap pesanan makanan yang masuk secara online akan langsung diteruskan ke pihak dapur.
  • Setelah pesanan selesai dibuat dan dikemas, pesanan langsung diantarkan dengan jasa kurir pengantaran makanan.
  • Terakhir, pesanan diterima oleh konsumen.

Persiapan Pebisnis Kuliner Sebelum Gabung Cloud Kitchen

Dengan fasilitas, konsep dan cara kerja cloud kitchen seperti yang telah dipaparkan di atas, jika pemilik bisnis kuliner tertarik memanfaatkan sistem cloud kitchen, berikut ini beberapa persiapan yang perlu dilakukan oleh pemilik bisnis kuliner.

  • Siap Modal

Persiapan modal penting dilakukan bagi pelaku bisnis kuliner, sebelum memutuskan untuk bergabung dengan  layanan berbasis komputasi awan ini. Pertimbangkan dengan detail apakah layanan tersebut dapat berdampak baik bagi bisnis kuliner yang dijalankan.

Meski modal yang diperlukan lebih rendah ketimbang membuka restoran konvensional pribadi, modal memanfaatkan sistem cloud kitchen juga perlu diperhitungkan dengan matang. Termasuk, membuat daftar terkait hal-hal yang dibutuhkan untuk memulainya.

  • Pilih Lokasi Strategis

Pemilihan lokasi bisnis yang strategis dapat memudahkan konsumen untuk mengakses kuliner yang diproduksi oleh bisnis. Meski tidak melayani makan di tempat, lokasi strategis ini juga dapat mempermudah kurir dalam pengantaran pesanan.

Selain modal dan lokasi, pemilik bisnis dapat juga mempersiapkan staf, koki, platform pemesanan, jasa pengantaran hingga alat memasak dan alat pendukung operasional lainnya. Namun, beberapa cloud kitchen dapat membantu pelaku bisnis dalam mempersiapkan hal-hal tersebut.

Cara Gabung Cloud Kitchen, Solusi untuk Ekspansi Bisnis Kuliner

Bagi pelaku bisnis kuliner, bergabung dengan layanan cloud kitchen dapat memberi dampak pada perkembangan bisnis. Salah satunya, dapat menghemat biaya operasional yang dikeluarkan saat ingin memulai dan melakukan ekspansi bisnis.

Pelaku bisnis kuliner tak perlu mengeluarkan biaya besar, seperti untuk pembelian peralatan dan sewa tempat. Cloud kitchen disebut dapat membantu menghemat biaya operasional, hingga kisaran 70%-80%, dari total biaya.

Selain itu, pelaku UMKM juga dapat melayani konsumen lebih cepat karena infrastruktur dapur yang sudah siap. Dengan begitu, pelaku UMKM dapat berpotensi meraup keuntungan yang lebih besar lagi.

Langkah Daftar Kemitraan Hangry, Everplate dan Yummy Kitchen

Bagi pelaku bisnis kuliner yang tertarik dengan konsep layanan yang ditawarkan cloud kitchen, ada beberapa opsi layanan cloud kitchen di Indonesia, yang dapat diikuti. Di antaranya, sebagai berikut:

1. Hangry

Hangry adalah cloud kitchen yang telah memiliki 73 outlet di seluruh Indonesia. Layanan ini membantu pelaku bisnis kuliner sebagai mitra untuk memberikan pelayanan terbaik bagi kosumennya melalui pemesanan dari aplikasi.

Begini cara mendaftar menjadi brand mitra Hangry:

  • Masuk ke laman resmi Hangry pada https://www.ishangry.com/ atau klik di sini.
  • Pilih opsi Kemitraan bagi pelaku bisnis yang ingin bergabung menjadi mitra. Sementara, jika ingin bergabung sebagai pendana, maka pilih opsi Tumbuh Bersama Hangry.
gabung cloud kitchen
gabung cloud kitchen
  • Selanjutnya, scroll menuju paling bawah pada laman Kemitraan.
gabung cloud kitchen
  • Kemudian, isi kolom pedaftaran di bawah tulisan “Tertarik? Daftarkan diri anda sekarang”.
  • Calon mitra akan diminta mengisi nama pendaftar, nama bisnis, jabatan, alamat email, Tautan Menuju Website Bisnis, Foto Bisnis.
  • Berikutnya, pilih lokasi outlet.
  • Setelah itu, klik Daftar Sekarang.
  • Setelah form pendaftaran terkirim, silakan tunggu konfirmasi selanjutnya dari pihak Hangry untuk diarahkan ke proses selanjutnya.

Ada pun syarat menjadi mitra Hangry, antara lain:

  • Pendapatan minimal Rp150.000.000 per bulan di tiap cabang bisnis.
  • Beroperasi di Jabodetabek atau kota besar lainnya di Indonesia.
  • Mayoritas pemasukan didapat dari jasa layanan antar online, seperti GoFood, GrabFood, dan ShopeeFood.
  • Sudah beroperasi minimal 12 bulan.

2. YummyKitchen

YummyKitchen merupakan layanan cloud kitchen yang diinisiasi oleh YummyCorp. Layanan ini telah memiliki 50 cabang kerja di lebih dari 50 lokasi di Indonesia, seperti di Jakarta, Depok, Tangerang, Bekaksi, Bandung dan Medan.

Begini cara mendaftar menjadi brand mitra YummyKitchen:

yummykitchen
  • Isi kolom pendaftaran dengan melengkapi informasi bisnis.
yummykitchen
  • Klik Kirim dan tunggu konfirmasi selanjutnya dari pihak YummyKitchen untuk diarahkan ke proses selanjutnya.

Ada pun keuntungan menjadi mitra YummyKitchen, antara lain:

  • Mempercepat pertumbuhan bisnis.
  • Tanpa modal awal.
  • Membantu meningkatkan brand awareness.
  • Biaya operasional ditanggung 100%.
  • Kebersihan bahan pangan dan tempat terjamin.
  • Lokasi yang sudah tersebar luas.

3. Everplate

Bagi pelaku bisnis kuliner yang ingin bergabung dengan Everplate, layanan cloud kitchen satu ini turut membantu mitranya melakukan analisa data, pemasaran brand, serta penambahan saluran penjualan seperti dengan mendaftarkan mitranya di semua platform food delivery.

Begini cara mendaftar menjadi brand mitra Everplate:

everplate
  • Isi kolom pendaftaran dengan melengkapi informasi bisnis.
everplate
  • Berikutnya, pilih lokasi outlet di beberapa wilayah strategis.
everplate
  • Klik Kirim dan tunggu konfirmasi selanjutnya dari pihak YummyKitchen untuk diarahkan ke proses selanjutnya.

Demikian serangkaian langkah yang perlu dilakukan dalam mendaftarkan bisnis kuliner di berbagai layanan cloud kitchen di Indonesia.

7 Layanan Cloud Kitchen di Indonesia, Tingkatkan Profit Bisnis Kuliner

Seiring dengan tren food delivery atau pesan antar makanan secara online yang banyak digunakan masyarakat saat ini. Layanan cloud kitchen atau restoran berbasis komputasi awan hadir mewarnai pasar bisnis kuliner di Indonesia.

Cloud kitchen atau dapur awan, yang dikenal juga sebagai ghost kitchen ini merupakan dapur atau restoran virtual yang beroperasi hanya untuk layanan pengiriman kuliner. Lain dengan restoran konvensional pada umumnya, cloud kitchen tidak melayani makan langsung di tempat.

Tingginya permintaan pasar saat ini, turut mendorong pertumbuhan layanan cloud kitchen. Ada pun beberapa layanan cloud kitchen yang ada di Indonesia saat ini, akan dipaparkan pada pembahasan berikut.

Daftar Cloud Kitchen di Indonesia

Bagi pelaku bisnis kuliner yang tertarik bergabung dengan bisnis kuliner, dapat memanfaatkan layanan yang disediakan oleh beberapa unit bisnis, antara lain:

1. Kitchen by GrabFood

Kitchen by GrabFood atau GrabKitchen ini adalah layanan dapur bersama yang disediakan oleh salah satu perusahaan teknologi terbesar yang ada di Indonesia, yakni Grab. GrabKitchen ini menjadi suatu bentuk ekspansi GrabFood melalui cloud kitchen.

GrabKitchen hadir dengan misi menyatukan pelaku bisnis kuliner dalam sebuah fasilitas terpusat, untuk memenuhi permintaan pelanggan. Layanan ini juga membantu pelaku bisnis kuliner menjangkau lingkup bisnis yang lebih luas, dengan hadir di wilayah-wilayah yang belum terpenuhi.

2. Dapur Bersama GoFood

aaafdaefbdcd

Dapur Bersama GoFood merupakan layanan dapur awan yang diinisiasi oleh Gojek, berupa ruang kerja yang difasilitasi lengkap untuk mendukung operasional bisnis kuliner dari berbagai jenis restoran dan UMKM kuliner.

Layanan ini terbuka untuk diikuti oleh seluruh pelaku bisnis kuliner, terutama bagi yang telah bergabung di GoFood. Saat ini, Dapur Bersama GoFood telah memiliki 27 outlet yang tersebar di Jabodetabek, Bandung, Medan, Yogya, Solo, Semarang, Malang, Bali, Lampung dan Palembang.

3. Everplate

Sebagai cloud kitchen, Everplate menyediakan fasilitas dapur yang dirancang khusus pesan antar. Everplate memiliki misi membantu pelaku bisnis kuliner melakukan ekspansi di berbagai lokasi strategis, dengan risiko minim dan keuntungan maksimal.

Bagi pelaku bisnis kuliner yang ingin bergabung, Everplate juga membantu mitranya dalam melakukan analisa data, pemasaran brand, serta penambahan saluran penjualan seperti dengan mendaftarkan mitranya di semua platform food delivery.

4. Yummykitchen

yo

Yummykitchen merupakan layanan dapur virtual yang diinisiasi oleh Yummy Corp. Layanan ini memiliki komitmen untuk meningkatkan peluang bisnis kuliner secara online, baik bagi brand ternama maupun pelaku UMKM.

Unit bisnis Yummy Corp satu ini memfasilitasi keperluan dapur secara lengkap, berikut dengan karyawannya, bagi pelaku bisnis kuliner. Hingga kini, YummyKitchen telah memiliki 50 cabang kerja di lebih dari 50 lokasi di Indonesia, seperti di Jakarta, Depok, Tangerang, Bekaksi, Bandung dan Medan.

5. Hangry

yuhu

Hangry adalah layanan dengan konsep restoran virtual yang berkomitmen menjadi one-stop-solution bagi konsumen bisnis kuliner. Layanan ini menyediakan kemudahan bagi konsumen pelaku bisnis kuliner sebagai mitra, agar dapat melakukan pemesanan melalui aplikasi.

Hingga kini, Hangry telah memiliki 73 outlet di seluruh Indonesia. Dapur awan ini sendiri telah bekerja sama dengan beberapa brand kuliner lokal seperti Moon Chiken, San Gyu, Dari Pada, dan Ayam Koplo.

6. Eden Kitchens

f aaefbdaaccefdbmv

Eden Kitchens merupakan cloud kitchen yang berlokasi di Jakarta. Fasilitas yang disediakan oleh cloud kitchen satu ini dilengkapi dengan peralatan dapur berkualitas tinggi, keamanan, pemeliharaan dan kebutuhan operasional lainnya.

Berbeda dengan cloud kitchen lainnya, Eden Kitchens tidak memungut activation fee ataupun revenue sharing dalam sistem kerja samanya. Hingga kini, Eden Kitchens telah bekerja sama dengan lebih dari 35 mitra bisnis kuliner.

7. Telepot Co-Kitchen

logos

Telepot adalah layanan dengan fasilitas berupa infrastruktur dapur pusat yang membangun restoran virtual bagi pelaku bisnis kuliner melalui aplikasi. Selain dapur dan jasa pengantaran, Telepot juga menyediakan keperluan operasional, konsultansi brand hingga administrasi bisnis. Sama seperti Eden Kitchens, Telepot saat ini baru tersedia di Jakarta.

Mengenal Cloud Kitchen, Konsep Bisnis Kuliner yang Sedang Tren

Kemajuan teknologi saat ini telah menghadirkan banyak inovasi dalam dunia bisnis, termasuk di bidang bisnis F&B (food and beverages) atau kuliner. Salah satunya dengan adanya konsep baru dalam berbisnis kuliner, yakni cloud kitchen.

Konsep bisnis cloud kitchen atau layanan restoran berbasis komputasi awan ini sedang marak digeluti oleh pelaku usaha kuliner. Layanan ini disebut dapat membantu pelaku UMKM dalam mengembangkan usaha kulinernya.

Berikut akan dijelaskan terkait apa itu konsep bisnis baru yang sedang tren ini, serta apa manfaatnya bagi pelaku UMKM? Simak penjelasannya!

Apa Itu Cloud Kitchen?

Cloud kitchen atau sering juga disebut ghost kitchen merupakan sebuah bisnis dengan layanan berbasis komputasi awan yang diciptakan untuk bisnis kuliner. Layanan restoran berbasis komputasi awan ini, biasanya ditawarkan oleh suatu unit bisnis tertentu untuk disewakan kepada pelaku usaha kuliner.

Konsepnya yakni dengan mengoperasikan dapur yang berfokus ke layanan pengiriman makanan saja. Bisnis ini tidak menyediakan layanan makan di tempat. Meski demikian, pelaku usaha kuliner sebagai penyewa akan mendapat bantuan fasilitas dari penyedia layanan.

Fasilitas yang disediakan oleh penyedia layanan restoran berbasis komputasi awan ini lengkap. Mulai dari fasilitas teknologi hingga fasilitas dapur bersama yang digunakan untuk memasak berbagai menu dari berbagai macam restoran.

Mengapa UMKM Perlu Gabung Cloud Kitchen?

Bagi pelaku UMKM, bergabung dengan bisnis restoran berbasis komputasi awan dapat memberi dampak pada perkembangan bisnis. Salah satunya, dapat menghemat biaya operasional yang dikeluarkan saat ingin memulai dan memajukan bisnis.

Pelaku UMKM tak perlu mengeluarkan biaya besar, seperti untuk pembelian peralatan dan sewa tempat. Melansir Kontan.co.id, cloud kitchen dapat membantu pelaku UMKM hemat biaya operasional hingga kisaran 70% hingga 80%, dari total biaya investasi mereka.

Selain itu, pelaku UMKM juga dapat melayani konsumen lebih cepat karena infrastruktur dapur yang sudah siap. Dengan begitu, pelaku UMKM dapat berpotensi meraup keuntungan yang lebih besar lagi.

Opsi Dapur Virtual Bagi Pelaku UMKM

Bagi pelaku UMKM kuliner yang tertarik dengan konsep bisnis yang ditawarkan cloud kitchen, kini di Indonesia telah hadir berbagai unit bisnis yang menawarkan layanan tersebut. Beberapa di antaranya, yakni GrabFood Kitchen dan Dapur bersama GoFood.

Selain kedua dapur virtual yang digarap oleh perusahaan teknologi ternama di Indonesia itu, layanan dapur virtual lainnya dapat ditemukan di antaranya pada Everplate, YummyKitchen, Kita Kitchen, Telepot dan Eatsii.

Tren Bisnis Cloud Kitchen, Ini Kelebihan dan Kekurangannya bagi UMKM

Bisnis dengan sistem cloud kitchen atau layanan restoran dengan komputasi awan kini tengah banyak diadopsi oleh para pelaku usaha kuliner, termasuk UMKM. Layanan cloud kitchen ini berfokus pada pesanan makanan secara online.

Alasan konsep cloud kitchen banyak dimanfaatkan oleh pelaku usaha adalah karena layanannya memudahkan pelaku usaha kuliner secara operasional. Salah satunya, layanan ini membuat pengantaran produk menjadi lebih cepat, dibandingkan dengan restoran biasa.

Cloud kitchen dinilai menjadi konsep bisnis kuliner yang lebih menguntungkan. Tetapi, sebelum memutuskan berbisnis dengan sistem cloud kitchen, pelaku UMKM perlu memahami terlebih dahulu keuntungan dan kekurangan cloud kitchen.

Keuntungan Cloud Kitchen bagi Pelaku UMKM Kuliner

  • Hemat Modal

Modal untuk membuka restoran fisik beserta dapurnya tentu memerlukan modal yang besar. Mulai dari biaya sewa atau pembuatan gedung, peralatan memasak dan makan, gaji karyawan dan keperluan-keperluan lainnya.

Dengan menyewa cloud kitchen, modal tersebut dapat dihemat sebab pelaku usaha kuliner tidak perlu membangun restoran sendiri. Cloud kitchen memfasilitasi tempat usaha, peralatan memasak hingga hal lain yang dibutuhkan.

  • Fasilitas Lengkap

Cloud kitchen menyediakan fasilitas lengkap bagi pelaku usaha kuliner sebagai penyewa. Segala keperluan operasional bisnis yang berkaitan dengan dapur, dapat terpenuhi dengan layanan restoran komputasi awan satu ini.

  • Kualitas Terjamin

Layanan restoran komputasi awan menjamin kualitas bahan baku makanan dan kebersihan tempatnya. Sehingga, pangan kuliner yang diproduksi oleh pelaku usaha higienis dan berkualitas baik.

  • Mudah Ekspansi

Dengan bergabung bersama layanan ini, harga sewa tempat yang dikeluarkan tak sebesar saat pelaku usaha membuka restoran konvensional sendiri. Sehingga, pelaku usaha dapat memiliki berkesempatan lebih untuk mengembangkan cabang usahanya ke banyak lokasi.

  • Minim Risiko

Jika pelaku usaha masih baru dalam berkecimpung di dunia bisnis kuliner, strategi bisnis tentu pelu dipikirkan secara matang. Dalam membuka restoran, banyak aspek yang perlu dipertimbangkan guna menghindari risiko kegagalan.

Dengan cloud kitchen, risiko kerugian dapat diminimalisir, sebab pelaku usaha tak perlu keluar modal besar. Pelaku usaha dapat memanfaatkan layanan ini untuk belajar dan bereksperimen, sebelum membuka restoran sendiri.

Kekurangan Cloud Kitchen bagi Pelaku Bisnis Kuliner

  • Persaingan yang Ketat

Dalam suatu cloud kitchen, pelaku usaha sebagai penyewa akan berdampingan dengan pelaku usaha kuliner yang lain, sehingga mungkin saja produk yang dijual serupa. Dengan begitu, pelaku usaha perlu memiliki karakter khas dan strategi branding yang kuat, agar dapat menang dalam persaingan dengan kompetitor.

  • Lakukan Branding Sendiri

Penyedia layanan cloud kitchen hanya memfasilitas keperluan operasional bisnis yang berkaitan dengan dapur. Di luar itu, pelaku usaha perlu menjalankan sendiri, termasuk terkait branding. Pelaku usaha perlu membuat dan menjalankan strategi brandingnya sendiri.

7 Aplikasi Bisnis Kuliner, Bisa Bantu Perluas Pasar dan Tingkatkan Omset!

Bisnis kuliner menjadi salah satu bisnis yang berkembang sangat pesat. Seiring dengan perkembangannya, kini bermunculan aplikasi bisnis kuliner, yang dapat digunakan sebagai pendukung pelaku usaha kuliner dalam memperluas pasarnya.

Munculnya berbagai aplikasi bisnis kuliner, membantu masyarakat dalam menjual dan membeli makanan secara online. Sehingga, aplikasi bisnis kuliner dapat memberi keuntungan bagi kedua belah pihak yang bertransaksi, yakni penjual dan pembeli.

Aplikasi bisnis kuliner ini cocok digunakan bagi pelaku usaha kuliner, terutama UMKM. Berikut ini rekomendasi berbagai aplikasi yang dapat digunakan sebagai penunjang bisnis kuliner Anda!

Daftar Aplikasi Bisnis Kuliner yang Bikin Untung Pelaku Bisnis

Persaingan di pasar bisnis kuliner semakin ketat, maka dari itu, pelaku usaha kuliner perlu terus melakukan inovasi. Salah satunya, melalui pemanfaatan teknologi digital seperti penggunaan aplikasi untuk mengembangkan usaha kuliner Anda.

1. Gojek (GoFood dan GoBiz)

Perusahaan teknologi asal Indonesia Gojek, mendukung pelaku bisnis kuliner melalui layanan pesan antar makanan online yang dicetuskannya, yakni GoFood. Beriringan dengan GoFood, Gojek juga menyediakan aplikasi GoBiz, yang diperuntukkan bagi pelaku bisnis kuliner selaku mitra.

Aplikasi GoBiz dapat digunakan pelaku bisnis kuliner untuk membuka toko online di Gojek. Selain itu, pelaku bisnis kuliner juga dapat melakukan penerimaan pesanan pelanggan dari GoFood, pencatatan pesanan, menyediakan metode pembayaran digital, hingga menyediakan skema promo untuk strategi menggaet pelanggan.

2. Grab (GrabFood dan GrabMerchant)

Dengan mengusung konsep yang serupa, perusahaan teknologi asal Singapura Grab juga menyediakan layanan pesan antar makanan online, yakni GrabFood. Lewat GrabFood, Grab memberi kesempatan bagi pegiat usaha di bidang food & beverages menjadi mitra GrabFood, agar dapat menjangkau pelanggan lebih luas.

Grab menyediakan platform khusus yang diperuntukkan bagi mitra GrabFood, yakni GrabMerchant. Melalui GrabMerchant, pelaku bisnis kuliner dapat membuka toko online juga mengatur proses operasional bisnis yang dijalankan di GrabFood.

3. Shopee (ShopeeFood dan ShopeePartner)

Tak mau kalah dari perusahaan teknologi lainnya, Shopee kini juga memiliki layanan pesan antar makanan online, yakni ShopeeFood. Pelaku bisnis kuliner dapat mendaftarkan tokonya sebagai mitra ShopeeFood, melalui aplikasi ShopeePartner.

Keuntungan menjadi mitra ShopeeFood yakni dapat meningkatkan brand awareness bisnis juga akses kuliner bagi pelanggan. Selain itu, mitra juga dapat mengikuti program promo yang di adakan ShopeeFood, sehingga bisa menarik lebih banyak pelanggan.

4. Kulina (Kulina Merchant)

Kulina merupakan aplikasi katering di Indonesia, yang tersedia di Jabodetabek dan Bandung. Pelaku bisnis kuliner dapat menjadi mitra Kulina dengan mendaftarkan tokonya, melalui aplikasi Kulina Merchant. Lewat Kuline Merchant, pelaku bisnis kuliner dapat menerima pesanan secara online.

Banyak perusahaan berlangganan katering untuk karyawannya di Kulina, sehingga jadi kesempatan bagus bagi pelaku pelaku bisnis kuliner dalam memperluas pasar dan meningkatkan omset. Ada pun produk yang dapat ditawarkan, mulai dari paket nasi, lauk siap santap, sambal, snack atau camilan, roti dan kue, dessert, minuman, hingga frozen food.

5. Wakuliner

Wakuliner atau Wadah Kuliner merupakan aplikasi pengiriman makanan sekaligus marketplace kuliner yang dapat membantu pelaku usaha kuliner memperluas jangkauan pasarnya dalam meraih konsumen, serta meningkatkan angka penjualan.

Sebagai marketplace kuliner, Wakuliner menyediakan beragam layanan kuliner meliputi katering, snack dan oleh-oleh khas Indonesia, kuliner legendaris, dan waralaba kulier. Sehingga, pelaku bisnis kuliner yang menyediakan makanan seperti rice box, snack box, tumpeng, hampers, dan lainnya dapat mendaftarkan tokonya menjadi mitra Wakuliner.

6. Yummy Corp (Yummyshop)

Yummy Corp merupakan perusahaan cloud kitchen bagi bisnis kuliner di Indonesia, yang mengembangkan layanannya melalui aplikasi Yummyshop, guna membantu pelaku bisnis kuliner dalam mengelola penjualan, pengirimanan pesanan hingga transaksi keuangan.

Cara kerjanya yakni cukup terima pesanan makanan customer lewat aplikasi chat seperti biasa, tanpa pelanggan perlu download aplikasi. Lalu, buat pesanannya di Yummyshop dan bagikan link ke pelanggan untuk menyelesaikan pembayaran dan memilih logistik yang disediakan oleh Yummyshop.

7. Qraved  (Qraved for Business)

Qraved merupakan aplikasi food and lifestyle yang memberikan informasi seputar kuliner, promo makan, tempat makan recommened, hingga dapat digunakan untuk reservasi tempat makan dan pesan makanan secara online.

Melalui Qraved for Business, Qraved menyediakan layanan bagi pelaku bisnis kuliner dalam memperluas pasarnya, melalui jasa promosi. Di antaranya, promosi melalui platform Qraved, promosi influencer, pemasaran di lokasi fisik terdekat, manajemen media sosial, hasilkan buzz, iklan berbayar hingga pemanfaatan analitik data dan perencanaan kampanye oleh Qraved.

Demikian beberapa aplikasi yang dapat digunakan sebagai penunjuang usaha kuliner Anda, terutama dalam rangka memperluas jangkauan pasar dan meningkatkan pendapatan bisnis. Selamat mencoba!

Kisah Sukses Brookies.co Jalani Bisnis Kuliner Melalui Platform Digital

Pandemi COVID-19 menjadi momen pahit bagi hampir semua orang. Namun bagi Salsa Wigati, pandemi yang terjadi di tahun 2020 ini menjadi peluang manis untuk mendirikan bisnis kukisnya, Brookies.co.

Melalui platform digital, perempuan asal Bandung ini mampu meraup hingga puluhan juta tiap bulannya. Bagaimana kisah sukses salsa Wigati membangun Brookies.co di tengah pandemi? Simak ceritanya di sini!

Bisnis yang Dimulai dari Hobi

Pekerjaan terbaik adalah pekerjaan yang berawal dari hobi. Mungkin itu yang saat ini dilakukan oleh Salsa Wigati, sosok dibalik suksesnya toko soft cookies, Brookies.co.

Ia menceritakan bahwa kisah manis Brookies.co diawali dari hobinya yang memang menggemari aktivitas baking yang hasil kreativitasnya dibagikan kepada teman-temannya.

“Awalnya emang suka baking salah satunya soft cookies ini. Hasilnya pun Saya kirim ke teman-teman dan dapet respon positif. Mereka juga coba encourage Saya untuk berjualan”, katanya.

Tidak takut gagal karena melihat banyaknya bisnis yang mulai bertumbangan karena pandemi, Salsa melihat hal tersebut dari sudut pandang berbeda dan menjadikannya sebagai peluang.

Akhirnya di Maret 2020, artisan soft cookies ini pun memberanikan diri untuk membuka toko pertamanya melalui media sosial yang diawali dengan sistem pra-pesan atau pre-order.

Respon positif pun tidak hanya diterima dari teman-temannya. Soft cookies buatannya juga mendapatkan respon positif dari banyak pelanggan dan membuat Brookies.co mejadi sesukses saat ini.

Terus Berinovasi dan Kembangkan Branding

klepon brookies

Tidak bisa dipungkiri, pandemi membuka banyak jalan bagi beberapa orang untuk menciptakan produk homemade salah satunya adalah produk-produk makanan dan minuman.

Makanan ringan seperti kue pun menjadi produk makanan yang paling banyak dijual saat pandemi. Meski begitu, hal tersebut tidak menghalangi Salsa untuk menurunkan tensinya dalam mengembangkan bisnisnya.

Ia mengatakan, bahwa branding dan inovasi menjadi salah satu cara Brookies.co bertahan di tengah kompetisi bisnis F&B saat pandemi.

Salsa mengatakan bahwa salah satu branding soft-cookies buatannya adalah berada pada kualitas produk. Ia bercerita bahwa bahan yang digunakan untuk membuat soft-cookies nya menggunakan produk lokal premium.

Lanjutnya, Ia ingin menunjukkan bahwa kukis terbaik dapat dibuat dengan produk-produk lokal serta sebagai bentuk dukungannya terhadap produk lokal itu sendiri.

Selain dari segi kualitas bahan, keamanan dan sanitasi menjadi kunci penting dalam membangun branding Brookies.co.

Menyadari bahwa saat pandemi orang-orang sangat berhati-hati dan memperhatikan sanitasi, Brookies.co memiliki packaging ekstra di setiap paketnya. Sebelum dibungkus dengan box, setiap cookies dalam paket dibungkus lagi oleh plastik.

Tidak sampai di situ, Salsa mengaku bahwa Ia terus berinovasi dengan rasa. Misalnya, pada musim lebaran dimana saat itu Ia membuat inovasi kukis dengan rasa klepon.

Selain kukis rasa klepon, Salsa juga berinovasi dengan tren di luar kukis. Salah satunya adalah kukis dengan citarasa goguma ppang, roti ubi khas Korea Selatan yang saat itu tengah populer di Indonesia.

“Intinya sih fokus Kita saat ini gimana ketika orang-orang inget soft cookies, terus kepikirannya Brookies, gitu” ujar Salsa.

Manfaatkan Platform Digital jadi Kunci Utama

Salah satu alasan mengapa banyak produk makanan rumahan yang dibuat oleh pelaku UMKM berkembang saat pandemi adalah adanya platform digital.

Salsa mengaku, langkah awal Brookies.co bisa berkembang adalah melalui platform media sosial Instagram, TikTok, layanan pesan-antar makanan daring dan juga e-commerce marketplace.

“Di awal Kita jual soft-cookies itu dari Instagram dan langsung dapet antusias yang lumayan gede”, katanya.

Ia pun mengaku memanfaatkan berbagai fitur yang ada di media sosial seperti Instagram Ads dan rajin membuat konten melalui media sosial tersebut.

Melalui Instagram dan TikTok, Salsa kerap bercerita pembautan di balik soft-cookies nya. Ia pun kerap membagikan visual produknya dan bercerita terkait rasa baru, bahan, hingga hal-hal relate yang berhubungan dengan audiens media sosialnya.

Sadar usahanya semakin berkembang, akhirnya pada Juli 2020 Brookies.co bergabung dengan salah satu e-commerce marketplace dan bergabung ke dalam kampanye yang dikembangkan platform tersebut. 

Melalui kampanye itu, Salsa mengaku sempat menerima 70 paket pesanan dalam 1 jam.

Baginya, menjalankan bisnis dengan merambah platform digital merupakan langkah terbaik yang bisa dilakukan bagi siapa pun yang ingin memulainya.

“Dulu modal yang dikeluarin bahkan gak banyak, di bawah Rp5 juta. Dari situ Kita bisa manfaatin modal yang ada dan coba fitur-fitur yang dikasih sama platform digital”, ujarnya.

Ia melanjutkan bahwa dengan teknologi saat ini, siapa pun bisa memulai bisnis dengan modal yang kecil.

Bahkan dengan memanfaatkan fitur-fitur dari media sosial dan platform digital lain, bisnis pun masih bisa dimulai tanpa harus mengeluarkan modal yang besar.

Ingin Merambah Pasar Offline

Meski dimulai dengan bisnis online, Salsa pun memiliki keinginan untuk merambah pasar offline. “Dimana-dimana kan saat ini orang dari offline ke online, Kita sebaliknya” Ujarnya.

Keinginan Salsa pun perlahan mulai terwujud. Saat ini Brookies.co mulai merambah pasar offline dengan mengikuti event-event atau membuka stand di beberapa tempat di kota Bandung.

Pandemi dan Geliat Bisnis F&B Rumahan secara Daring

Usaha makanan dan minuman di tengah pandemi merupakan anomali yang wajar saja terjadi. 

Menurut salah satu peneliti makanan di Indonesia, Kevindra Soemantri, maraknya bisnis makanan dan minuman saat pandemi muncul karena ada kekosongan waktu ketika bekerja dari rumah atau bahkan di-PHK.

Orang cenderung menemukan hobi baru salah satunya memasak. Bisnis makanan juga dianggap lebih mudah dikerjakan dan merupakan cara tercepat untuk mendapatkan penghasilan.

Ditambah, karena orang cenderung di dalam rumah, keinginan Mereka untuk mengonsumsi sesuatu jadi lebih besar.

Selain itu, karena Mereka tidak bisa membeli bahan makanan sendiri karena tidak bisa keluar, Mereka pun akan membeli makanan yang siap disajikan melalui layanan daring. Oleh karena itu, Kevindra menyebut fenomena ini sebagai Recreational Food Branding.

Seakan mendukung argumen tersebut, peneliti UGM Center of Economic Democracy Studies, Prof. Catur Sugiyanto menyatakan bahwa bisnis makanan dan minuman UMKM memang memiliki peluang bertahan yang lebih besar dibanding bisnis lain.

Menurutnya, penghasilan masyarakat yang menurun akibat pandemi membuat orang-orang beralih ke pasar yang lebih kecil salah satunya UMKM.

Selain itu, menurutnya ada dua poin penting yang harus diperhatikan oleh para pelaku UMKM makanan dan minuman agar bisa berkembang ketika pandemi yaitu pemasaran digtial dan juga sanitasi.

Pernyataan tersebut pun didukung oleh penelitan yang dilakukan oleh Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM UI). Menurut laporan tersebut digitalisasi membuat 7 dari 10 UMKM merasakan adanya peningkatan volume penjualan. Melalui digitalisasi, nilai transaksi produk makanan dan minuman meningkat hingga 106%

Meski begitu, tidak semua pelaku UMKM mampu memanfaatkan peluang dari digitalisasi ini. Menurut sebuah penelitian, terdapat 34% pelaku UMKM belum mampu menggunakan internet dan kurang memiliki pengetahuan untuk menjalankan usaha secara online.

Inovasi dan kegigihan Salsa dalam menjalankan usaha Brookiesnya bisa jadi inspirasi Anda untuk memulai bisnis. Kapan giliran Anda?