Pemasukan Honor of Kings Capai US$10 Miliar, Konami Buka Kontes untuk Developer Indie

Minggu lalu, ada beberapa berita menarik di dunia game. Salah satunya, Konami baru saja mengadakan kontes untuk developer indie, meminta mereka untuk membuat versi remake atau sekuel dari game klasik buatan Konami. Selain itu, Bandai Namco baru saja memamerkan logo baru mereka. Pada minggu lalu, pemasukan Honor of Kings juga menembus US$10 miliar.

Konami Buka Kontes untuk Developer Indie

Konami menggelar kontes untuk developer indie pada minggu lalu. Dalam kontes itu, para developer indie diminta untuk membuat game yang didasarkan pada seri klasik Konami, seperti Gradius, Ganbare Goemon, dan lain sebagainya.  Game yang dibuat oleh para developer bisa berupa sekuel atau pun remake. Para developer indie juga diberikan kebebasan untuk memilih apakah mereka akan membuat game dengan genre serta gameplay yang sama seperti game klasik buatan Konami atau justru memilih genre yang sama sekali baru.

Kontes ini disponsori oleh Konami. Untuk mengadakan kontes tersebut, Konami juga bekerja sama dengan Shueisha Game Creators Camp. Kontes itu akan dimulai pada 30 September 2021 dan akan berakhir pada 6 Januari 2022, menurut laporan IGN.

Sejak Diluncurkan Pada 2015, Total Pemasukan Honor of Kings Capai US$10 Miliar

Total pemasukan dari Honor of Kings telah mencapai US$10 miliar sejak mobile MOBA tersebut diluncurkan oleh Tencent pada 2015. Honor of Kings menjadi mobile game pertama yang mendapatkan pencapaian tersebbut. Berdasarkan data dari Sensor Tower, pemasukan Honor of Kings pada 2021 saja berhasil mencapai lebih dari US$2 miliar. Hal ini menjadikan Honor of Kings sebagai mobile game MOBA dengan pemasukan terbesar.

Pemasukan mobile MOBA. | Sumber: Sensor Tower

Gelar mobile MOBA dengan pemasukan terbesar kedua diduduki oleh Brawl Stars dari Supercell. Namun, pemasukan Honor of Kings jauh lebih besar dari Brawl Stars, yang mendapatkan US$320 juta pada Januari-Agustus 2021. Posisi ketiga ditempati oleh Mobile Legends: Bang Bang, yang mendapatkan US$220 juta pada periode Januari-Agustus 2021, lapor GamesIndustry.

StreamElements Akuisisi Jaringan Multichannel YouTube, Paragon

StreamElements mengumumkan bahwa mereka telah mengakuisisi Paragon, jaringan multichannel YouTube yang menaungi beberapa kreator konten ternama, seperti SyperPK, xNestorio, dan Kiingtong. Sebagai perusahaan “YouTube Network & Digital Media”, Paragon menawarkan layanan pada kreator konten untuk membantu mereka meningkatkan kualitas konten serta jangkauan konten mereka. CEO StreamElements, Gil Hirsch mengatakan, dengan mengakuisisi Paragon, mereka ingin bisa memperluas jangkauan mereka ke industri video-on-demands.

“Dengan menjadikan Paragon sebagai bagian dari keluarga StreamElements, kami akan bisa membantu banyak YouTubers ternama untuk memperkaya penawaran mereka dan membantu mereka menambah jumlah penonton mereka,” ujar Hirsch, dikutip dari VentureBeat. “Kami tidak akan memotong komisi para YouTubers dari pemasukan iklan standar. Hal ini sesuai dengan misi kami sebagai perusahaan yang mengutamakan kreator.”

Bandai Namco Pamer Logo Baru

Developer dan publisher Jepang, Bandai Namco, memamerkan logo baru mereka pada minggu lalu. Logo baru ini akan mulai digunakan pada April tahun depan. Logo ini diharapkan dapat mencerminkan tujuan baru perusahaan, yaitu “kebahagiaan untuk semua orang di masa depan.” Dalam logo barunya, Bandai Namco menggunakan “Fukidashi” atau balon kata, yang merupakan cerminan potensi perusahaan untuk menjalin hubungan dengan semua orang dan menginspirasi mereka dengan berbagai “ide yang mengagumkan”, menurut laporan Nintendo Life.

Sony Akuisisi Bluepoint Games

Sony baru saja mengakuisisi Bluepoint Games, yang telah menjadi rekan mereka sejak lama. Bluepoint dikenal berkat sejumlah game remasters dan remakes mereka, seperti versi remake dari Demon’s Souls untuk PlayStation 5, remake Shadow of Colossus untuk PlayStation 4, serta versi remasters dari Uncharted: The Nathan Drake Collection, lapor GamesIndustry.

Sejak Bluepoint didirikan, Sony memang telah menjalin hubungan erat dengan studio itu. Faktanya, Sony menjadi publisher dari game pertama buatan Bluepoint, yaitu Blast Factor, game untuk PlayStation 3 yang dirilis pada 2006. Sebelum ini, Bluepoint juga pernah diprecayakan untuk membuat remake dan remaster dari God of War dan Gravity Rush.

Shadow of the Colossus Siap Menyaingi Monster Hunter: World Sebagai Calon Game of the Year 2018

Bahkan sebelum bulan pertama di 2018 berakhir (berdasarkan waktu artikel ini ditulis), kita sudah bisa menebak game-game yang berpeluang jadi judul terbaik di tahun ini. Di Januari, gamer dikejutkan oleh kualitas memuaskan dari Monster Hunter: World dan Dragon Ball FighterZ. Namun satu game yang bahkan belum dirilis siap menandingi keduanya.

Baru akan meluncur pada tanggal 6 Februari besok, Sony Interactive Entertainment telah memperkenankan beberapa media game besar untuk mengakses remake Shadow of the Colossus lebih dulu. Dan berdasarkan ulasan yang mereka publikasikan, versi ‘ultra-high definition‘ permainan legendaris di PlayStation 2 itu sepertinya betul-betul mengagumkan. Simak saja pendapat mereka dalam rangkuman review di bawah.

Remake Shadow of the Colossus mendapatkan skor 9,7 dari IGN. Permainan ini diklaim sebagai definisi sejati dari karya klasik, gameplay serta jalan ceritanya secanggih dan seemosional versi 2005-nya. IGN memuji banyak faktor di permainan, dari mulai performa, kendali, hingga keindahan grafisnya. Reviewer  sangat berterimakasih pada Sony karena telah menghadirkannya lagi buat gamer generasi baru.

Destructoid memberi game ini skor sempurna, 10 dari 10. Menurut mereka, tak hanya Bluepoint berhasil me-remaster Shadow of Colossus ke platform current-gen, tapi mutu konten dari permainan orisinalnya sendiri terbilang sempurna sehingga tidak lekang dimakan oleh waktu. Shadow of the Colossus menyuguhkan petualangan yang epik, megah, emosional, seru dan imajinatif.

Dalam ulasan singkatnya, Game Informer berpendapat bahwa remake ini terasa berbeda di beberapa bagian, walaupun masih menyajikan sensasi sejati bermain Shadow of the Colossus. Salah satu bagian terbaiknya ialah saat Anda mencoba memanjat makhluk-makhluk raksasa di sana, lalu bahkan jika Anda sudah pernah memainkannya, narasinya tetap akan membuat hati Anda terenyuh.

Di bagian penutup ulasan dengan nilai 9,5, Polygon menyampaikan bahwa ada pelajaran yang bisa dipetik dari remake ini. Versi baru Shadow of the Colossus memang cantik, tapi developer tidak perlu berlomba-lomba mengembangkan game bergrafis memukau. Mereka perlu fokus menciptakan permainan yang bisa memberikan pengalaman seperti karya Team Ico tersebut, sehingga bahkan saat dirilis kembali satu dekade kemudian, kontennya tetap terasa epik.

Gamespot bilang, Shadow of the Colossus adalah sebuah petualangan luar biasa, layak dijalankan lagi dan lagi. Perbaikan di sisi visual mengekspos tiap aspek dalam pengembaraan Wander dan Agro. Dunia permainan yang terbentang luas sangat memesona, dan para raksasa di sana akan membuat Anda merasa kecil. Permainan ini merupakan rekonstruksi indah dari sebuah karya luar biasa.

Di situs agregat review OpenCritic, saat ini Shadow of the Colossus berhasil memperoleh skor rata-rata 93 dari 58 ulasan, dan menjadi permainan dengan penilaian tertinggi sementara di tahun ini.