Graphic Design Startup Canva’s Plan for Indonesian Market

Australian based graphic design startup claims ready to invest more for local content production in Indonesian to improve business penetration. Indonesia is claimed to be one of three countries with Canva users.

In DailySocial visit with other media invited by the Australian Embassy in “Digital Indonesia Media Visit” framework, we met Canva’s Founder and CPO Cameron Adams, and the Growth Officer Xingyi Ho.

Adams explained, besides Indonesia, there are Brazil and India. Those three countries grab Canva’s attention. In addition, Canva is not only available in English but also French and Spanish.

Xingyi added because the three markets aren’t English-speaking countries, the company is adjusting to focus on it for deeper business penetration. Therefore, content localization is a priority.

In addition, Indonesian users growth is increasing rapidly since Canva released an Android version app in November 2017.

“We started to deepen the non-English market since last year. In fact, after the Android version app released, the growth is significant. We’re getting more aggressive in making content for Indonesia since the last six months”, he said.

Further He said, Canva is to make some investments for multiple contents in Indonesian, start from the logo, symbol, greeting card templates, and many more. Canva products most Indonesian people used are various size designs for social media, posters, and presentations.

Canva's Founder and CPO Cameron Adams / DailySocial
Canva’s Founder and CPO Cameron Adams / DailySocial

The company gets help from local people working as the third party to help Canva deepen its vocabulary in the content. Nevertheless, Xingyi hasn’t thought of the possibility to open a representative office in Indonesia.

In his opinion, the consideration is not urgent. Canva currently has a representative office in China and its head office in Sydney.

The unicorn startup claims to have had 10 million active users in 190 countries since it was established in 2013. However, Adams avoids revealing further information regarding users from Indonesia.

Canva sets a freemium business model for all its content. Users are capable to design with available tools for free, but there are some more attractive variations and it requires a fee.

Aside from Android version app, Canva has some supporting features, such as Canva for Work to enable users to connect with a design project. Canva for Prints, as a digital printing solution, is only available in 32 states in the US, Canada, Europe, and Mexico.

Indonesia hasn’t made it into the service list, but Adams ensures Indonesia will soon to take its turn in making Canva for Prints alive in the future.

Working culture

The open dining room atmosphere / DailySocial
The open dining room atmosphere / DailySocial

In the same occasion, we’re also invited to get around Canva’s head office in Melbourne. In total, Canva has around 400 employees distributed in three offices near each other.

Canva has a kitchen room and shared dining area on the ground floor. Adams said the dining room opens up opportunities for employees to communicate with each other and exchange ideas.

The atmosphere was made as cozy as possible, supported by an additional facility like the attractively designed pantry. Employees can work flexibly without having to worry about office hours.

Atmosphere in one of the working space at Canva's head office / DailySocial
The atmosphere in one of the working space at Canva’s head office / DailySocial

“The working culture Canva has built helps us to acquire qualified, happy, and passionate employees.”

Since Canva was first released, Adams expects it to be the solution for users who want to be an independent graphic designer. To date, graphic design is considered exclusive because it requires special tools not everyone has.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Rencana Startup Desain Grafis Canva untuk Pasar Indonesia

Startup desain grafis asal Australia Canva mengungkapkan siap berinvestasi lebih banyak untuk produksi konten lokal berbahasa Indonesia dalam rangka meningkatkan penetrasi bisnisnya. Indonesia disebutkan menjadi salah satu dari tiga negara dengan pengguna Canva.

Dalam kunjungan DailySocial beserta media lainnya yang diundang Kedutaan Besar Australia dalam rangka “Digital Indonesia Media Visit”, kami bertemu dengan Founder dan CPO Canva Cameron Adams dan International Growth Officer Canva Xingyi Ho.

Adams menjelaskan, tiga negara dengan pangsa pasar terbesar selain Indonesia, ada Brazil dan India. Ketiga negara ini menempati perhatian serius bagi Canva. Selain hadir dalam bahasa Inggris, kini Canva juga tersedia dalam bahasa Perancis dan Spanyol.

Xingyi menambahkan, lantaran ketiga pasar ini bukan negara yang berbahasa Inggris, maka perusahaan pun menyesuaikan diri untuk memfokuskan ke sana demi penetrasi bisnis yang lebih mendalam. Oleh karenanya, pelokalan konten menjadi hal yang diutamakan.

Ditambah pula, pertumbuhan pengguna di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup drastis sejak Canva merilis aplikasi versi Android pada November 2017.

“Kita mulai perdalam non english market sejak tahun lalu. Apalagi sejak aplikasi versi Android dirilis, pertumbuhannya cukup signifikan. Kamipun lebih agresif membuat konten untuk Indonesia sejak enam bulan lalu,” kata Xingyi.

Menurutnya, Canva akan melakukan banyak investasi untuk perbanyak konten berbahasa Indonesia mulai dari logo, simbol, template kartu ucapan dan sebagainya. Produk Canva yang paling banyak digunakan oleh orang Indonesia adalah desain berbagai ukuran untuk media sosial, poster, dan presentasi.

Founder dan CPO Canva Cameron Adams / DailySocial
Founder dan CPO Canva Cameron Adams / DailySocial

Perusahaan mendapat bantuan dari orang lokal yang bertindak sebagai pihak ketiga untuk membantu Canva dalam perdalam kosakata dalam kontennya. Kendati demikian, Xingyi belum membuka kemungkinan untuk buka kantor perwakilan di Indonesia.

Menurutnya, pertimbangan tersebut untuk sementara belum dianggap mendesak. Saat ini Canva memiliki kantor perwakilan di Tiongkok dan kantor pusat di Sydney.

Startup unicorn ini mengklaim sudah memiliki 10 juta pengguna aktif di 190 negara, sejak pertama kali hadir di 2013. Sayang, Adams enggan mengungkap lebih jauh soal pengguna dari Indonesia.

Canva menetapkan model bisnis freemium untuk setiap kontennya. Pengguna bisa mendesain dengan tools yang ada secara gratis, namun ada beberapa konten dengan variasi yang lebih menarik dan hanya bisa digunakan dengan membayarnya.

Selain merilis aplikasi versi Android, Canva memiliki sejumlah fitur penunjang seperti Canva for Work, memungkinkan antar pengguna bisa saling terhubung dengan suatu proyek desain. Serta Canva for Prints untuk solusi print digital, layanan ini baru tersedia di 32 negara yang berada di Amerika Serikat, Kanada, Eropa, dan Meksiko.

Indonesia belum masuk ke dalam daftar layanan ini, namun Adams memastikan bahwa Indonesia akan segera mendapat giliran untuk meramaikan Camva for Prints ke depannya.

Budaya kantor

Suasana ruang makan bersama di kantor pusat Canva / DailySocial
Suasana ruang makan bersama di kantor pusat Canva / DailySocial

Dalam kesempatan yang sama, kami juga diajak untuk mengelilingi kantor pusat Canva yang terletak di Melbourne.Secara total, Canva memiliki sekitar 400 karyawan yang tersebar di tiga titik kantor yang lokasinya berdekatan satu sama lain.

Canva memiliki ruangan dapur dan tempat makan bersama di lantai dasar kantor. Adams menuturkan dalam tempat makan bersama ini, membuka kesempatan kepada para karyawannya untuk saling berkomunikasi dan bertukar pikiran.

Suasana kantor pun dibuat senyaman mungkin, ditunjang dengan fasilitas tambahan seperti pantry dengan desain yang menarik. Karyawan bisa masuk kerja secara fleksibel, tanpa harus terganggu dengan rutinitas jam masuk kantor.

Suasana salah satu ruang kerja di kantor pusat Canva / DailySocial
Suasana salah satu ruang kerja di kantor pusat Canva / DailySocial

“Budaya kerja yang dibangun Canva tentunya sangat membantu kami untuk mendapatkan karyawan yang berkualitas, senang bekerja di sini, dan passion dengan apa yang mereka kerjakan.”

Sejak pertama kali Canva dirilis, Adams menginginkan Canva dapat menjawab solusi untuk pengguna yang ingin secara mandiri menjadi desain grafis. Selama ini desain grafis dianggap sesuatu yang eksklusif karena butuh tools khusus yang tidak semua orang bisa memilikinya.