Program Solusi Desa Broadband Terpadu 2016 Ajak Inovator Muda Atasi Masalah Desa Tertinggal

Permasalahan desa tertinggal masih menjadi isu yang terus diupayakan penyelesaiannya. Mengajak kawula muda untuk ikut turun tangan, Kemenkominfo menginisiasi program Solusi Desa Broadband Terpadu (SDBT). Mengadaptasi tren di lingkungan anak muda, program ini menekankan pada pemanfaatan teknologi digital untuk meningkatkan produktivitas dan taraf hidup masyarakat di desa tertinggal. Saat ini program SDBT sudah bergulir, sejak dibuka pada tanggal 15 April lalu oleh Menkominfo Rudiantara.

SDBT menantang para inovator muda untuk menghasilkan ide siap terap untuk memecahkan masalah di masyarakat desa tertinggal seputar mata pencaharian, akses layanan kesehatan, layanan keselamatan dan layanan keamanan. Yang menarik dari program ini, para inovator (termasuk di dalamnya pengembang solusi digital) akan diminta terjun langsung melakukan pendampingan supaya solusi yang dihadirkan benar-benar dapat digunakan secara tepat guna.

Para inovator muda yang berminat mengikuti program dapat mengawali langkah dengan melakukan submisi ide dalam bentuk video berdurasi tiga menit yang berisi gagasan pribadi. Nantinya, panitia akan memilih 50 ide terbaik untuk maju ke tahap selanjutnya dan akan disaring kembali menjadi 25 tim yang berhak mengikuti fase bootcamp. Di presentasi final, akan dipilih enam aplikasi dengan solusi terbaik. Formulir submisi ide akan ditutup pada 21 Mei 2016.

Saat ini akses menuju broadband sudah mulai bisa dirasakan oleh masyarakat di desa kategori 3T (tertinggal, terluar, dan terjauh) yang menjadi sasaran program SDBT. Dan yang akan menjadi studi penerapan ialah di desa dengan kategori desa nelayan, pedalaman dan pertanian. Tentu banyak sekali sektor riil yang dapat menjadi sasaran inovasi, sebut saja inovasi untuk meningkatkan mata pencaharian di desa nelayan. Pengembang dapat menghadirkan sebuah sistem yang mampu mempermudah para nelayan untuk menemukan pasar yang tepat (bernilai tinggi) untuk menjual hasil tangkapannya, dan lain sebagainya.

Kemajuan suatu bangsa tak akan pernah terlepas dari semangat gotong royong warganya. Terlebih generasi muda, yang memiliki semangat juang tinggi dan kompetensi untuk berinovasi menciptakan penyelesaian atas masalah yang dialami di negaranya. Mari kita bersama-sama mengupayakan kesejahteraan bangsa, memaksimalkan potensi dan infrastruktur yang sudah tersedia.

Submisikan segera ide terbaik Anda, dan jadilah pelopor kemajuan bangsa. Info lebih lanjut: http://solusi.broadband-desa.go.id/.

Menkominfo Resmikan Program Solusi Desa Broadband Terpadu 2016

Pada hari Jumat (15/4) lalu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) secara resmi membuka program Solusi Desa Broadband Terpadu (SDBT). Dibuka langsung oleh Menkominfo Rudiantara, disampaikan tujuan program ini adalah untuk membantu percepatan pembangunan desa tertinggal melalui pendekatan berbasis teknologi. SDBT sendiri merupakan serangkaian program yang mengajak inovator digital muda untuk berkreasi dan menerapkan hasil kreasinya di sektor riil untuk menghadirkan impact kemakmuran di masyarakat pedesaan tertinggal.

Sebagai salah satu rangkaian dari program SDBT, Kemenkominfo mengajak kepada inovator muda di seluruh Indonesia untuk berpartisipasi dalam program ini. Sebagai langkah awal, tanggal 15 April 2015 bertepatan dengan pembukaan acara turut dibuka formulir untuk submisi ide, yang diterbitkan melalui website resmi SDBT. Pembukaan kanal submisi ini akan diakhiri pada tanggal 21 Mei 2016, dan akan dipilih 50 ide terbaik untuk masuk dalam tahap selanjutnya.

Sebelumnya tahun 2015 program ini juga sudah bergulir, hingga saat ini sudah ada 50 desa percontohan yang terus diupayakan kemakmurannya dengan pendekatan berbasis teknologi. Namun sedikit berbeda dengan yang diadakan pada tahun 2015, jika saat itu program difokuskan pada pengembangan infrastruktur (khususnya broadband), di tahun ini program SDBT mengajak inovator untuk menghadirkan layanan digital yang didesain untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat di desa tertinggal.

Dalam sambutannya Menkominfo Rudiantara memaparkan, “Peralihan aktivitas ekonomi tradisional ke ekonomi digital dipastikan akan meningkatkan efisiensi proses ekonomi. Oleh sebab itu masyarakat harus sesegera mungkin dikondisikan untuk menyambut era ekonomi digital tersebut.”

Lebih jauh, Rudiantara juga menekankan bahwa jangan sampai aspek sosial dilupakan dalam program ini karena pola pikir masyarakat desa dan kota terhadap teknologi sangat berbeda. Pria yang akrab disapa Chief RA tersebut menekankan bahwa perlu ada pendampingan untuk masyarakat desa agar mereka bisa menggunakan solusi digital terkait.

Dari data yang dihimpun Kemkominfo, di Indonesia saat ini terdapat 74.094 desa dengan 26 persen di antaranya (sekitar 19.386 desa) merupakan kategori desa tertinggal dan lokasi prioritas. Di antara desa tertinggal tersebut, 43 persennya (sejumlah 8.447 desa) merupakan desa tertinggal dengan akses sinyal telekomunikasi yang baik. Kondisi tersebut yang coba dimaksimalkan pemerintah dalam mengakselerasi pembangunan desa dengan pendekatan digital lewat program SDBT.

Program SDBT sendiri terbuka untuk umum, baik itu inovator dengan startup atau inovator yang baru punya gagasan. Pendaftaran sudah dibuka, dari 15 Juli sampai 21 Mei 2016, untuk mencari 50 gagasan terbaik yang berhak mengikuti rangkaian program SDBT seperti bootcamp dan mentoring dari para ahli.

Sasaran dari program SDBT ini adalah desa dengan status 3T (tertinggal, terluar, dan terjauh) yang meliputi desa nelayan, desa pedalaman, dan desa pertanian. Gagasan yang diusulkan diharapkan dapat menjadi solusi untuk mata pencaharian, kesehatan, keselamatan, dan keamanan sehingga dapat meningkatkan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Masyarakat yang berminat mengikuti program ini dapat mengunggah video berdurasi tiga menit yang berisi gagasan pribadi. Nantinya, panitia akan memilih 50 ide terbaik untuk maju ke tahap selanjutnya dan akan disaring kembali menjadi 25 tim yang berhak mengikuti fase bootcamp. Di presentasi final, akan dipilih enam aplikasi dengan solusi terbaik.

Selain mendapat bimbingan dari para mentor ahli di berbagai bidang untuk penyempurnaan solusi, para partisipan juga akan mendapat kesempatan benchmarking ke negara yang sudah sukses dalam pengembangan ekosistem startup. Kesempatan untuk promosi aplikasi melalui kerja sama pemerintah dan operator juga akan didapatkan oleh peserta.

Aplikasi Karya Startup Indonesia Ini Berpotensi Majukan Desa Tertinggal

Tidak hanya menjadi tren semata, startup digital di mata kawula muda Indonesia benar-benar menjadi sesuatu yang ditekuni dengan giat. Hal ini terbukti dengan inovasi yang terus dihadirkan oleh para “pejuang” startup Indonesia. Mulai dari layanan jual-beli, platform sosial, layanan korporasi, layanan kesehatan dan sebagainya disulap dengan pendekatan digital. Dan beberapa di antaranya menghadirkan solusi yang sangat berguna untuk menyejahterakan bangsa Indonesia, terutama untuk memajukan desa tertinggal.

Terdapat beberapa permasalahan yang sebenarnya dapat dioptimalkan dengan teknologi pada permasalahan desa tertinggal. Dan beberapa karya startup Indonesia ini berpotensi dapat dioptimalkan untuk kegiatan tersebut.

iGrow

Pertanian menjadi salah satu sektor yang terkait sangat erat dengan kehidupan di pedesaan. Terlebih di pedalaman dan desa perbatasan, kultur agraris masyarakat Indonesia masih kental. Sejatinya pertanian jika diarahkan dengan benar dapat berjalan optimal dan memberikan kesejahteraan kepada masyarakat yang menggelutinya. Namun nyatanya banyak petani miskin di Indonesia yang menjadikan mereka kurang tercukupi secara ekonomi.

Salah satu yang membuat para petani di pedesaan sulit untuk berkembang adalah karena cekaknya modal atau investasi yang dapat mereka gunakan untuk mengembangkan lahannya. Mencoba mengatasi kesenjangan ini, Startup Center dan Badr Interactive menghadirkan sebuah inovasi bernama iGrow. Portal iGrow mencoba menghubungkan para pemilik modal/investor untuk menyuntikkan dana secara langsung di sektor pertanian. Inovasi yang cukup menarik, terlebih iGrow bekerja sama langsung dengan para petani dan pemilik lahan.

Skema kerja iGrow adalah melalui portal berbasis web, orang yang memiliki modal dapat berinvestasi untuk penanaman buah atau sayur, sesuai dengan pilihan. Tim iGrow yang akan bekerja menyalurkan modal tersebut kepada para petani dan pemilik lahan. Hasil panen akan dibagi dengan persentase yang tentunya juga akan menguntungkan bagi para petani.

Konsep baru di sektor pertanian dapat terus digalakkan untuk mengembalikan swasembada di sektor pertanian. Inovasi dinilai akan mampu membuat sektor pertanian terlihat mentereng, terutama memudahkan jalur investasi. Faktanya di lapangan petani membutuhkan banyak sokongan untuk memaksimalkan budidayanya. Kendati tidak terlibat secara langsung di lapangan, antusias dan keikutsertaan masyarakat dengan model yang ditawarkan iGrow mampu memberikan penghidupan layak bagi para petani.

WeCare dan Lokadok

Kesehatan menjadi salah satu hal terpenting dalam kehidupan. Sayangnya hal ini masih menjadi masalah di banyak daerah tertinggal di Indonesia. Isu seputar persebaran layanan kesehatan dan akses terhadap obat-obatan hingga kini masih banyak ditemui. Rintangan geografi yang tak mudah diakses sering kali menjadi permasalahan umum yang dihadapi. Karena hal ini akan berdampak kepada mahalnya biaya operasional untuk menghadirkan layanan kesehatan dan obat-obatan ke daerah tersebut. Namun beberapa inovasi startup Indonesia ini mencoba mensiasatinya.

Ya, biaya memang menjadi permasalahan yang sangat umum. Pemberlakuan jaminan kesehatan yang masih belum merata sering kali memaksa kalangan masyarakat bawah untuk pasrah atas penyakit yang diderita. Cerita tersebut menginisiasi sebuah startup bernama WeCare untuk menghadirkan sebuah platform crowdfunding yang dikhususkan untuk penyaluran dana kesehatan. Dengan biaya yang cukup, WeCare ingin memastikan masyarakat kalangan bawah mendapatkan pengobatan maksimal atas penyakit yang dideritanya.

Berkaitan dengan kesehatan ada satu lagi karya anak bangsa yang dapat dioptimalkan untuk memberdayakan pemerataan kesehatan di daerah tertinggal. Jika WeCare memfokuskan pada pembiayaan bersama, ada Lokadok yang memberikan informasi seputar ketersediaan dokter dan paramedis. Basis data kedokteran yang dimiliki oleh Lokadok (beserta sistem komunikasi dan reservasi) dapat dioptimalkan untuk memberikan informasi dokter terdekat di suatu wilayah. Dengan mengetahui data tersebut, maka akan memudahkan berbagai pihak untuk melakukan pemetaan, guna memberikan pelayanan kesehatan yang lebih merata.

Karyamu kini ditunggu untuk turut menjadi bagian memajukan kesejahteraan bangsa.

Tiga produk startup tersebut hanya sebagian kecil dari inovasi yang dapat diterapkan. Nyatanya masih banyak masalah spesifik lain yang juga membutuhkan penanganan cepat. Misal isu pangan, keamanan, jaminan sosial dan sebagainya. Intinya berbagai inovasi digital yang berfokus pada pemberdayaan masyarakat akan sangat membantu. Sehingga ini menjadi saat yang tepat bagi para inovator muda memberikan sumbangsih dengan pemahaman pengembangan teknologi yang makin matang.

Kalau bukan anak bangsanya sendiri, siapa lagi yang bisa diandalkan untuk menyejahterakan negeri pertiwi.

Disclaimer: Tulisan ini adalah artikel promosi kegiatan program Solusi Desa Broadband Terpadu yang didukung sepenuhnya oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia.