Discord Berhenti Tawarkan Koleksi Game Gratis untuk Pelanggan Nitro

Xbox Game Pass, EA Access, Uplay+, Google Play Pass dan Apple Arcade, semuanya merupakan layanan gaming subscription dari nama-nama besar di industri. Eksistensi layanan-layanan ini rupanya membuat Discord berpikir keras mengenai masa depan layanan subscription-nya sendiri.

Discord, seperti yang kita tahu, memiliki layanan bernama Nitro yang bisa didapat dengan biaya berlangganan sebesar $10 per bulan. Secara spesifik, Nitro memang bukanlah gaming subscription, melainkan hanya sebatas akses untuk membuka sejumlah fitur premium di Slack-nya kalangan gamer tersebut.

Meski demikian, tahun lalu Discord mencoba menghadirkan deretan game gratis bagi para pelanggan Nitro, bersamaan dengan dilancarkannya invasi mereka terhadap Steam. Sebagian besar game-nya merupakan game indie dan judul-judul lawas yang populer, dan ini semua dapat dimainkan secara cuma-cuma khusus buat mereka yang berlangganan Nitro.

Sayangnya per tanggal 15 Oktober nanti, koleksi game gratis buat para pelanggan Nitro tersebut akan sirna. Berdasarkan hasil survei Discord, rupanya sebagian besar pelanggan Nitro sama sekali tidak memainkan bonus game gratisan tersebut. Jadi ketimbang harus terus mengeluarkan biaya untuk satu fitur yang nyaris tidak digunakan, Discord memilih untuk menyetopnya.

Discord pada dasarnya menyadari bahwa mereka tak akan bisa menyaingi layanan subscription dari nama-nama besar seperti di atas tadi. Xbox Game Pass misalnya, juga menawarkan sederet game indie yang populer. Keputusan untuk menghentikan fitur Nitro Games ini juga berarti mereka dapat lebih berfokus mengembangkan fitur baru maupun menyempurnakan fasilitas yang sudah ada buat para pelanggannya.

Sumber: Polygon dan Discord.

Lewatkan Steam, Ubisoft Akan Rilis The Division 2 di Epic Games Store

Strategi bisnis agresif yang diterapkan Epic Games Store mulai menunjukkan dampak yang signifikan terhadap kelancaran bisnis Steam selaku pihak yang dominan. Epic baru saja mengumumkan bahwa Ubisoft bakal merilis salah satu game unggulannya untuk tahun ini, The Division 2, di Epic Games Store.

Tentu saja Ubisoft juga bakal menjual game tersebut lewat platform-nya sendiri, akan tetapi yang mengejutkan, mereka tidak punya rencana untuk merilis The Division 2 di Steam berdasarkan penjelasan perwakilannya terhadap Polygon. Jelas sekali Ubisoft ingin mengambil untung sebesar mungkin dengan melewatkan Steam dan memilih Epic Games Store.

The Division 2 pun juga baru awal dari cerita utuhnya, sebab Ubisoft juga sudah punya rencana untuk merilis sejumlah game lain di Epic Games Store sepanjang tahun 2019. Pre-order The Division 2 saat ini sudah dimulai, akan tetapi game-nya baru akan meluncur secara resmi pada tanggal 15 Maret mendatang di PC, Xbox One dan PS4.

Kolaborasi Ubisoft dan Epic Games ini sejatinya mengindikasikan bahwa perubahan kebijakan distribusi yang diterapkan Steam belum lama ini masih kurang begitu efektif dalam menarik minat developer. Di Steam, developer dapat mengambil 80% keuntungan dari penjualan game-nya, tapi hanya ketika total penjualannya sudah mencapai angka $50 juta.

Bandingkan dengan Epic Games Store, yang dari awal sudah menerapkan sistem bagi hasil 88%/12% – lebih besar dan tanpa syarat. Di luar Steam, sebenarnya ada Discord Store yang mulai tahun ini menerapkan mekanisme bagi hasil 90%/10%, tapi sepertinya reputasi masih menjadi faktor yang tak kalah krusial, sehingga akhirnya Ubisoft memilih Epic Games Store.

Sumber: Epic Games.

Discord Store Ubah Mekanisme Bagi Hasilnya Menjadi 90% Banding 10%

Kemunculan Epic Games Store beberapa hari yang lalu merupakan pukulan telak terhadap Steam, terutama karena sistem bagi hasilnya yang begitu bersahabat bagi kalangan developer. Namun Steam bukanlah satu-satunya platform yang terancam, Discord Store pun juga, apalagi mengingat platform tersebut masih seumur jagung.

Ketimbang hanya tinggal diam dan menunggu nasib yang tak jelas, Discord memutuskan untuk ambil tindakan. Mereka ‘membalas’ dengan mengubah mekanisme bagi hasilnya: mulai 2019, developer yang mendistribusikan game-nya melalui Discord Store tanpa perantara publisher dapat meraup 90% dari total penjualan, dan Discord hanya mengambil 10% sisanya.

Sebelum ini, Discord Store menerapkan mekanisme yang sama seperti Steam: 70% developer, 30% platform distribusi. Perubahan drastis ini jelas dimaksudkan untuk menghadang laju Epic Games Store, yang sendirinya menerapkan sistem bagi hasil 88% banding 12%.

Discord sama sekali tidak menerapkan pengecualian; baik developer game AAA maupun indie akan mendapat perlakuan yang sama dan mengambil persentase keuntungan yang sama. Discord pun tidak lupa menekankan sekali lagi keuntungan lain yang ditawarkan platform-nya, yakni sebagai medium komunikasi langsung antara developer dan pemain.

Ya, Steam memang punya ratusan juta pengguna, tapi Discord pun juga demikian. Saat ini pengguna aktif Discord sudah mencapai angka 200 juta, naik sekitar 70 juta dari pencapaiannya di bulan Mei lalu, dan ini merupakan salah satu modal Discord untuk menarik minat developer ke platform-nya.

Sumber: Discord via TechCrunch.

Discord Luncurkan Segmen Khusus Early Access pada Toko Game-nya

Awalnya terkesan tabu, Early Access kini sudah berevolusi menjadi kategori game tersendiri di Steam. Kategori ini cukup unik mengingat semua game yang dijual di sana adalah game yang belum sepenuhnya selesai dikerjakan, dimaksudkan agar gamer antusias bisa membantu pengembangannya melalui input-input yang mereka berikan.

Beberapa judul populer yang terlahir dari kategori ini di antaranya adalah Minecraft, Ark: Survival Evolved, Conan Exiles, dan bahkan Fortnite. Singkat cerita, Early Access tak boleh lagi dipandang sebelah mata, dan Discord yang mulai berjualan game sejak Agustus lalu pun menyadari akan hal tersebut.

Mereka baru saja meluncurkan Discord Early Access, kategori khusus untuk game yang masih dalam tahap pengembangan. Dibandingkan Steam, Discord sebenarnya bisa menjadi ‘rumah’ yang lebih ideal untuk Early Access, sebab Discord sendiri memang sudah cukup sering digunakan sebagai medium komunikasi antara pemain dan kalangan developer.

Discord Early Access

Di samping itu, Discord juga sudah punya rencana untuk menjadi jembatan komunikasi antar sesama developer game di Early Access. Sesama kreator semestinya bisa saling membantu dan berbagi pengalaman, bukannya saling menjatuhkan, dan itu yang menjadi tujuan Discord.

Discord tidak lupa menyoroti sejumlah game Early Access yang mereka unggulkan pada awal peluncurannya ini. Beberapa di antaranya adalah Descenders, Parkasaurus, Kynseed, Visage, dan Mad Machines. Tentu saja sudah ada server terverifikasi sehingga pemain bisa langsung berkomunikasi dengan developer masing-masing beserta komunitas.

Sumber: VentureBeat dan Discord.

Discord Mulai Berjualan Game Seperti Steam

Steam memulai tren distribusi video game secara online. Di saat yang sama, Steam juga menjadi wadah komunikasi antar pemain, sampai akhirnya publisherpublisher besar seperti EA dan Ubisoft memutuskan untuk angkat kaki dan menciptakan platform distribusinya sendiri.

Kesatuan para gamer pun seketika terbelah akibat perbedaan platform. Namun di tahun 2015, lahir sebuah platform baru bernama Discord. Discord tidak berdagang game (awalnya), ia cuma sebatas software VoIP yang bertujuan memudahkan komunikasi para gamer. Berkat Discord, gamer dari berbagai platform distribusi – Steam, Origin (EA), Uplay (Ubisoft), Twitch, dll – jadi bisa dipertemukan kembali.

Tercatat sudah ada lebih dari 150 juta gamer yang menggunakan Discord sebagai medium pilihannya untuk berkomunikasi. Dampak popularitas Discord pun sangat besar; Juli lalu, Steam merombak fitur Chat-nya dengan banyak belajar dari Discord. Discord, yang statusnya sekarang bisa dibilang OKB (orang kaya baru), rupanya tidak mau tinggal diam.

Discord Store

Discord memutuskan untuk membalas. Mereka ingin merebut secuil pangsa pasar Steam lewat lapak game-nya sendiri, Discord Store. Fitur ini masih berstatus beta dan sedang diuji bersama 50.000 pengguna Discord di Kanada secara acak. Jumlahnya bakal ditambah secara bertahap, demikian pula untuk ekspansinya ke negara-negara lain.

Discord Store diwakili oleh tab baru berlabel “Store” pada aplikasi Discord. Game yang dijual juga bukan sembarangan, melainkan yang telah dipilih oleh tim kurator internal beranggotakan lebih dari 100 orang. Beberapa game bahkan disertai catatan rekomendasi kecil dari anggota tim kurator Discord guna meyakinkan konsumen bahwa game tersebut layak dibeli dan dimainkan.

Discord Store

Berhubung masih beta, wajar kalau katalognya belum besar. Sejumlah judul populer macam “Pillars of Eternity II: Deadfire” maupun “Frostpunk” sudah ada. Namun yang menarik adalah rencana ke depan Discord untuk menyiapkan judul-judul game eksklusif berlabel “First on Discord”.

“First on Discord” mengemas deretan game indie yang, kalau menurut Discord sendiri, ada campur tangan mereka dalam proses pengembangannya. Uniknya, status eksklusif tersebut tidak permanen. Setelah 90 hari, sang developer bebas menjual game bikinannya di platform lain. Seperti halnya Steam, Discord akan mengambil 30% dari nilai transaksi setiap game yang konsumen beli.

Discord Nitro Game Access Pass

Di samping itu, keputusan Discord untuk berjualan game ini juga akan mendatangkan fasilitas baru buat para pelanggan layanan premiumnya, Nitro. Mereka ini bakal mendapatkan akses gratis ke koleksi game yang berbeda dari yang ada di Discord Store – meski tentu saja mereka masih bisa membeli dari Discord Store jika mau.

Sejauh ini koleksi game gratis bagi para pelanggan Nitro ini sudah mencakup judul-judul beken seperti “Saints Row: The Third”, “Metro: Last Light Redux”, dan “System Shock Enhanced Edition”. Ketiganya memang bukan game baru, tapi itu sengaja dipilihkan Discord supaya kita tidak sampai melewatkan gamegame yang populer pada masanya tersebut.

Discord Universal Game Library

Seluruh game ini nantinya dapat diakses melalui tab “Library” pada aplikasi Discord. Kalau kita mau, Discord bahkan bisa memeriksa isi komputer guna memunculkan shortcut ke semua game yang ada di perangkat, termasuk yang membutuhkan launcher lain. Apapun yang hendak kita mainkan, kita tak perlu meninggalkan Discord sama sekali, kira-kira begitu premisnya.

Terakhir, Discord tidak lupa memastikan bahwa semua fitur baru yang mereka siapkan ini tidak akan membuat performa dan stabilitas Discord sebagai medium komunikasi bakal menurun. Sejak awal, performa dan user experience selalu menjadi fokus utama tim engineering Discord, dan mereka pasti tidak mau reputasi yang telah mereka bangun itu runtuh begitu saja akibat ambisi baru.

Sumber: Variety dan Discord.