Ulasan Pasar Aplikasi Mobile 2013 – Bagian 2

Seperti yang sudah saya janjikan di tulisan tentang ulasan pasar aplikasi mobile 2013 bagian pertama, pada tulisan ini kita akan membahas lebih lanjut tentang tren aplikasi mobile selama tahun 2013 yang sebentar lagi akan berakhir ini. Tulisan ini masih akan merujuk pada hasil penelitian dari Distimo yang dilakukan selama Januari hingga November 2013.

(Baca juga: Ulasan Pasar Aplikasi Mobile 2013 – Bagian 1)

iOS

Di ekosistem berbasis sistem operasi iOS, Candy Crush Saga berhasil menjadi aplikasi gratis terpopuler selama 2013. Secara umum, aplikasi game terbukti masih menjadi kategori aplikasi gratis terpopuler di App Store milik Apple dengan menempatkan 4 aplikasi di daftar 10 aplikasi gratis terpopuler. Selain Candy Crush Saga, ketiga aplikasi game lainnya adalah Temple Run 2, Despicable Me: Minion Rush, dan Subway Surfers.

Distimo - 1

Selain kategori game, kategori media sosial juga menempatkan 4 aplikasi di daftar ini. Seperti yang bisa dilihat di tabel di atas, YouTube, Facebook, Instagram dan Snapchat masing-masing bertengger di posisi kedua, keenam, ketujuh, dan kedelapan. Dua aplikasi lainnya adalah Google Maps dan Find My iPhone.

Sementara itu, untuk aplikasi berbayar, WhatsApp ternyata masih mampu bertahan dari gempuran berbagai aplikasi instant messenger lain. Di kategori ini, aplikasi game lebih menunjukkan dominasinya lagi. Tidak tanggung-tanggung, delapan dari 10 aplikasi berbayar terpopuler di 2013 adalah aplikasi game. Aplikasi Pages dari Apple melengkapi daftar 10 besar ini.

Distimo - 3

Android

Di ekosistem Android, aplikasi media sosial dan instant messenger justru yang menjadi primadona aplikasi gratis. Tujuh dari sepuluh aplikasi gratis terpopuler di Google Play Store selama 2013 lalu adalah aplikasi media sosial dan perpesanan. Facebook, WhatsApp, Skype, dan Facebook Messenger bertengger di empat posisi teratas. Sementara Instagram, Line, dan Twitter berada di posisi keenam, kedelapan dan kesepuluh. Tiga aplikasi game, Candy Crush Saga, Subway Surfers, dan Temple Run 2 menggenapi daftar ini.

Distimo - 2

Mitos bahwa pengguna Android gemar mengulik perangkat mobile mereka sepertinya terverifikasi dari daftar aplikasi berbayar terpopuler di Google Play Store. Tujuh dari sepuluh aplikasi berbayar terpopuler 2013 di Google Play Store adalah aplikasi-aplikasi utilitas yang biasa digunakan untuk mengutak-atik berbagai hal di Android.

Distimo - 4

Titanium Backup, Poweramp Full Version Unlocker dan Root Explorer yang biasa digunakan sebagai aplikasi pelengkap dalam proses rooting ponsel Android berada di posisi kedua, keempat dan kedelapan. Sementara aplikasi-aplikasi alternatif untuk launcher dan widget seperti Nova Launcher Prime, Beautiful Widgets Pro, dan HD Widgets juga hadir di daftar sepuluh besar ini. Bahkan aplikasi dengan pendapatan terbesar selama 2013 adalah aplikasi keyboard alternatif yang memang sangat populer di kalangan pengguna Android, SwiftKey Keyboard.

Industri mobile di 2014 menurut saya akan semakin menarik. Beberapa sistem operasi alternatif seperti Firefox OS, Tizen, dan Ubuntu tentu akan berusaha mencuri pangsa pasar dari duopoli iOS dan Android. Apalagi sistem operasi Windows Phone pun semakin solid sebagai ekosistem ketiga menggeser BlackBerry. Jadi, siap-siap untuk menikmati persaingan ekosistem mobile yang akan semakin dinamis di 2014 nanti.

 

Ulasan Pasar Aplikasi Mobile 2013 – Bagian 1

Tahun 2013 akan segera berakhir. Industri mobile mengalami pertumbuhan yang sangat pesat sepanjang tahun ini. Sebuah perusahaan analisis aplikasi mobile, Distimo, merilis ulasannya mengenai dinamika industri mobile selama 2013 dalam sebuah laporan yang cukup komprehensif. Trenologi akan mengupas laporan tersebut menjadi beberapa bagian. Bagian pertama ini akan mengulas mengenai gambaran umum pasar aplikasi mobile.

Pasar Aplikasi Mobile Berdasarkan Wilayah

Tidak mengejutkan, Amerika Serikat menjadi negara yang berkontribusi paling banyak terhadap pendapatan aplikasi mobile selama 2013. Berikut adalah 10 besar negara yang menghasilkan pendapatan terbesar bagi aplikasi mobile berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Distimo dari Januari hingga November 2013 di Apple App Store dan Google Play Store.

Mobile App 2013 in Review - 1

Meskipun demikian, pasar aplikasi mobile di Amerika Serikat tidak berkembang sepesat negara-negara lainnya dalam daftar tadi. Korea Selatan justru yang memiliki laju pertumbuhan sangat pesat. Dibandingkan dengan tahun 2012, pasar aplikasi mobile di Korea Selatan tumbuh hingga 759%, hampir 10 kali lipat laju pertumbuhan pasar Amerika Serikat. Cina dan Jepang melengkapi dominasi Asia dalam soal pertumbuhan pasar aplikasi mobile dengan bertengger di urutan kedua dan ketiga daftar dari Distimo ini.

Mobile App 2013 in Review - 3

iOS vs Android

Bicara industri mobile pasti tidak akan luput dari topik tentang rivalitas iOS dan Android. Kedua ekosistem ini masih belum tergoyahkan duopolinya di industri mobile. Seperti apa pendapatan iOS dan Android di negara-negara dengan pendapatan aplikasi mobile terbesar 2013 versi Distimo? Seperti yang bisa dilihat dari gambar berikut, iOS masih dominan di delapan dari sepuluh negara tersebut. Hanya di Korea Selatan dan Jepang saja Android memiliki pendapatan yang lebih besar dari pendapatan iOS.

Mobile App 2013 in Review - 2

Secara keseluruhan, iOS memang masih dominan untuk urusan pendapatan aplikasi. Walaupun Android mengalami pertumbuhan pendapatan yang konstan selama 2013, Android hanya mampu mengambil 37% dari keseluruhan pendapatan aplikasi mobile di 2013. iOS boleh saja disebut mengalami penurunan revenue share, tetapi dengan pangsa 63% , masih butuh waktu lama atau akselerasi yang lebih cepat bagi Android untuk bisa mengejar ketertinggalannya.

Mobile App 2013 in Review - 4

Seperti apa kondisi pasar aplikasi mobile 2013 berdasarkan kategori tiap-tiap aplikasi? Aplikasi mana yang paling populer selama 2013? Aplikasi mana yang memiliki pendapatan terbesar? Tunggu jawabannya di bagian kedua nanti.

Distimo: Publisher Baru Semakin Sulit Bersaing di Apple App Store dan Google Play

Distimo baru saja merilis laporannya yang berkaitan dengan para publisher baru dan kiprahnya di Apple App Store (iPhone dan iPad) dan Google Play. Secara umum, Distimo melihat ada kesulitan bagi publisher baru untuk bersaing dengan pemain-pemain lama. Berdasarkan data Distimo yang diambil di periode Oktober 2012-Januari 2013, diperoleh gambaran hanya 2% publisher baru di Apple App Store yang masuk dalam 250 publisher terbaik. Angka tersebut mencapai 3% di Google Play.

Continue reading Distimo: Publisher Baru Semakin Sulit Bersaing di Apple App Store dan Google Play

Asia Tenggara Menyambut Baik Pembelian Dalam Aplikasi

Melanjutkan artikel DailySocial tentang laporan Distimo pada aplikasi mobile yang dituliskan minggu lalu, kali ini kita akan melihat temuan mengenai in-app purchases – pembelian dalam aplikasi. Distimo telah menerbitkan laporan secara teratur setiap bulannya sejak Apple App Store dibuka pertengahan 2008 tetapi ini adalah pertama kalinya Distimo mengangkat wilayah Asia dalam laporannya.

In-app purchase beberapa minggu ini mendapat sorotan yang cukup banyak karena beberapa perusahaan yang menjual aplikasi dengan model in-app purchase ini diminta hadir di pengadilan oleh Lodsys, sebuah perusahan yang mengklaim bahwa mereka memiliki paten atas model pembelian seperti ini. Walau kasus ini masih berlangsung, ruang lingkup cakupan kasus tersebut berada di luar diskusi artikel ini.

Continue reading Asia Tenggara Menyambut Baik Pembelian Dalam Aplikasi

Southeast Asia embraces in-app purchase model in mobile applications

Following up on our break down of the Distimo report on mobile applications published last week, this time we will look at the findings regarding in-app purchases. Distimo has been publishing its reports regularly on a monthly basis since Apple’s App Store was opened in mid 2008 but this is the first time that the company shed light on the Asian region.

The in-app purchase model is something that has received quite a bit of limelight in the last several weeks as mobile developers selling applications on Apple’s App Store and Google’s Android Market are being taken to court by Lodsys, a company claiming to own the patent to in-app purchases. While the case is still on-going, the scope of its coverage is actually beyond the discussion of this article.

Continue reading Southeast Asia embraces in-app purchase model in mobile applications

Indonesian Developers Shouldn’t Be Afraid to Develop Paid Apps for iPhone

Us, Indonesian, by nature are freebies lovers – and pirated goods lovers too. Of course that applies only to some of us, but compared to other countries with higher GDP it is understandable why not many software are bought legally no matter how affordable the offers are. Even so, Distimo‘s publication on iPhone apps market in Asia, including Indonesia, shows surprising result. Indonesian users are considered to be the largest numbers who buy apps on iPhone.

According to Distimo’s publication, out of 300 the most popular applications in each country which significantly has a very large number of downloads, there are 5.18% paid application in Indonesia market. The conversion is among 300 popular apps – where mostly are free apps- there are 15 paid apps listed. The average price is US$1.84, higher than most application bought in USA, US$1.48. 5.18% is the third highest number in Asia, under Japan and Sri Lanka. Even more shocking, that number is much higher than Singapore (3.24%) and Malaysia (2.53%).

Continue reading Indonesian Developers Shouldn’t Be Afraid to Develop Paid Apps for iPhone

Pengembang Indonesia, Jangan Takut Kembangkan Aplikasi Berbayar untuk iPhone

Selama ini kita tahu bahwa orang Indonesia, by nature, senang segala hal yang berbau gratisan — apalagi bajakan. Memang tidak cuma orang Indonesia tentu yang seperti itu, tapi dibandingkan negara-negara lain dengan pendapatan per kapita lebih tinggi, bisa dipahami mengapa tidak banyak piranti lunak yang dibeli secara legal, semurah apapun harga piranti lunak tersebut ditawarkan. Meskipun demikian, publikasi Distimo tentang pasar aplikasi iPhone di Asia, termasuk pasar Indonesia, menunjukkan hasil yang cukup mengejutkan. Pengguna Indonesia termasuk dalam kategori tertinggi dalam membeli aplikasi di iPhone.

Menurut publikasi Distimo tersebut, dari 300 aplikasi paling populer di masing-masing negara, yang secara signifikan memiliki total volume unduhan sangat besar, terdapat 5.18% aplikasi berbayar di pasar Indonesia. Konversinya adalah di 300 aplikasi terpopuler itu, di mana kebanyakan adalah aplikasi gratis, ada 15 aplikasi berbayar yang masuk dalam daftar tersebut. Harga rata-rata dari aplikasi tersebut adalah US$1.84, lebih tinggi dari rata-rata harga aplikasi yang dibeli di USA yaitu US$1.48. Angka 5.18% ini adalah ketiga tertinggi dari negara-negara di Asia yang disurvei, di bawah Jepang dan Sri Lanka. Yang lebih mengejutkan lagi, raihan tersebut jauh lebih tinggi ketimbang negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia, yang masing-masing mencapai 3.24% dan 2.53%.

Continue reading Pengembang Indonesia, Jangan Takut Kembangkan Aplikasi Berbayar untuk iPhone