RRQ Duduki Peringkat 12 di MET Asia Series: PUBG Classic

MET Asia Series: PUBG Classic selesai digelar (26-28 Juli 2019). Dalam turnamen tingkat Asia ini, Indonesia diwakili oleh RRQ. Sayangnya, meskipun RRQ sukses melewati babak kualifikasi tingkat Asia Tenggara untuk bertanding di MET Asia Series, mereka harus puas dengan peringkat 12.

Tim Gen.G dari Korea Selatan keluar sebagai juara MET Asia Series, membawa pulang hadiah uang sebesar USD130 ribu. Posisi dua diduduki oleh DPG EVGA, yang juga berasal dari Korea Selatan. Sementara posisi ketiga dikuasai oleh tim Weibo dari Tiongkok.

RRQ tampil dalam MET Asia Series setelah bertanding di PUBG Southeast Asia Championship 2019 – Phase 2. Dalam babak kualifikasi tingkat Asia Tenggara itu, RRQ menyabet juara dua dengan hadiah sebesar USD20 ribu.

Sebelum pertandingan, Arwanto “WawaMania” Tanuwiharja mengatakan bahwa Korea dan China menjadi dua negara yang harus diwaspadai dalam MET Asia Series. Dugaannya ini tepat.

Dalam kompetisi tingkat Asia ini, posisi 10 besar didominasi oleh tim dari dua negara itu, hanya ada tiga tim yang tidak berasal dari Korea atau China. Tiga itm itu adalah Armory Gaming dari Thailand, yang menduduki posisi 3, tim AHQ dari Taiwan di posisi 7, dan tim DGW dari Jepang yang ada di posisi 10.

Anda bisa melihat hasil pertandingan dari MET Asia Series pada gambar di bawah.

met asia

MET Asia Series diadakan selama tiga hari, mulai dari tanggal 26 Juli sampai 28 Juli. Pada hari pertama dan kedua, para peserta harus bertanding sebanyak enam kali: tiga kali di peta Erangel dan tiga kali di peta Miramar.

Pada hari pertama, RRQ tampil dengan cukup baik. Meskipun tidak pernah mendapatkan Chicken Dinner, tapi mereka berhasil mendapatkan posisi empat dalam tiga pertandingan. Pada akhir hari pertama, RRQ mendapatkan 36 poin dan 24 kill.

Sayangnya, performa RRQ pada hari kedua memburuk. Dari enam pertandingan pada hari kedua, RRQ hanya dapat meraih 12 poin dan 6 kill. Performa mereka pada hari ketiga membaik, walau tetap tidak sebaik performanya pada hari pertama. Di hari terakhir, RRQ mendapatkan poin 27 dan kill 23.

Pada akhir kompetisi, mereka mendapatkan total poin 75 dengan jumlah kill 53. Sebagai perbandingan, tim Gen.G mendapatkan poin 111 dan kill 75.

Menurut Manajer Divisi PUBG tim RRQ, Denny Wijaya, tantangan tersulit yang harus timnya hadapi saat berkompetisi tidak hanya tim lain, tapi juga diri sendiri.

“Lawan terberat selain tim lain dan para player lain adalah diri sendiri dan zona,” katanya. “Bagaimana mengimplementasi strategi, percaya diri, dan rotasi dengan baik ketika zona tidak ke arah kami.”

Ini bukan kali pertama RRQ bertanding dalam kompetisi level Asia. Pada Januari, RRQ ikut bertanding dalam PUBG Asia Invitational 2019. Ketika itu, mereka hanya dapat meraih peringkat 15 dari 16 peserta.

Dalam MET Asia Series, terlihat bahwa ada peningkatan soal peringkat yang dicapai oleh RRQ, meski tidak banyak. Ke depan, tidak tertutup kemungkinan tim RRQ dapat menampilkan performa yang lebih baik dan mencapai peringkat yang lebih tinggi.

Mewakili tim RRQ divisi PUBG, Denny berkata bahwa target mereka masih sama seperti sebelumnya, yaitu juara di tingkat global.

“Yang pasti, target berikutnya tetap konsisten dengan target sebelumnya, yaitu juara. Karena kita sudah menembus SEA dan main di Asia, pastinya, target berikutnya ke global,” ujarnya.

5 Alasan Kenapa Firma Hukum Sudah Mulai Dibutuhkan di Esports Indonesia

Industri esports Indonesia mungkin memang masih imut-imutnya. Namun demikian, pertaruhan di industri ini sudah tidak lagi dapat dipandang sebelah mata. Pertama, Moonton dengan Mobile Legends: Bang Bang (MLBB) nya sudah mulai mengenalkan sistem liga berbayar (franchising) senilai Rp15 miliar. Mengingat MLBB masih menjadi esports mainstream di ekosistem kita, pertaruhan yang lebih tinggi ini tentunya juga akan berpengaruh buat banyak pihak.

Kedua, dengan kondisi industri esports Indonesia sekarang pun, modal yang dikeluarkan untuk membangun entitas baru ataupun mempertahankan eksistensi juga sudah tidak bisa dibilang kecil.

Dengan demikian, keseriusan dan kehati-hatian jadi lebih dibutuhkan untuk bisa terus bertahan. Kepastian hukum di esports pun menjadi sebuah kebutuhan baru yang tak bisa dipandang remeh. Jadi, tanpa basa-basi lagi, berikut ini adalah 5 alasan kenapa firma hukum di esports Indonesia sudah mulai dibutuhkan.

Artikel ini merupakan hasil obrolan saya dengan Wibi Irbawanto. Kawan saya ini punya latar belakang yang cukup menarik karena, selain eksis di ekosistem esports Indonesia sebagai shoutcaster, ia juga berposisi sebagai Associate Lawyer di BACHRY & MORRIS – Law Office.

1. Situasi pasar yang sudah butuh kapasitas besar

Grand Final MPL ID S3. Sumber: MET Indonesia
Grand Final MPL ID S3. Sumber: MET Indonesia

Seperti yang tadi saya tuliskan di awal artikel, pertaruhan di industri esports Indonesia sudah cukup besar. Namun demikian, masih banyak para pelaku yang belum benar-benar paham dengan ketentuan yang sah demi hukum dan yang tidak.

Wibi pun memberikan beberapa contoh soal sejumlah ketentuan yang mungkin belum diketahui kebanyakan para pelaku esports Indonesia.

Pertama, Wibi mengatakan banyak entitas esports yang belum menyadari bahwa mendirikan PT (Perseroan Terbatas) itu saat ini lebih mudah. Kebanyakan orang masih berpedoman pada Undang-Undang Perseroan Terbatas No.40 Tahun 2007. Padahal, menurutnya, undang-undang ini sudah disimpangi oleh Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 2016.

Silakan konsultasi lebih lanjut ke Wibi atau yang lainnya tentang perbedaan antara keduanya, karena saya tidak mau membocorkan spoiler (padahal takut salah juga sebenarnya). Wibi pun memberikan contoh tadi karena ia yakin tidak banyak orang yang tahu ketentuan-ketentuan mana saja yang menyimpangi ketentuan lainnya.

Selain itu, perihal kontrak pemain/pekerja, Wibi menambahkan, ada banyak orang yang belum menyadari bahwa kontrak di Indonesia itu baru sah demi hukum jika yang pihak-pihak yang bersangkutan sudah berusia 21 tahun atau sudah menikah. Dasar hukumnya dari KUHPerdata Pasal 1329-1331. Sedangkan dasar hukum yang menyatakan kedewasaan adalah KUHPerdata Pasal 330.

Contoh terakhir yang diberikan oleh Wibi adalah soal perjanjian. Perjanjian antar pihak bisa saja sah demi hukum meski tidak disalin dalam tulisan (hitam atas putih) karena alat bukti persidangan itu tidak hanya bukti tertulis. Walaupun memang, pembuktian di persidangan akan jadi lebih sulit tanpa bukti tertulis. “Namun, bukan berarti tidak mungkin alias mustahil dibuktikan,” jelas Wibi.

Itu tadi masih teaser dari sejumlah pengetahuan yang dimiliki oleh satu orang. Bayangkan saja, firma hukum yang punya sekelompok orang-orang yang dibayar untuk mempelajarinya tentu punya pengetahuan kolektif yang lebih komprehensif.

2. Mendekatkan ekosistem esports dengan negara

Sumber: Piala Presiden Esports
Sumber: Piala Presiden Esports

Sebenarnya jika kita berbicara soal peran negara, menurut saya, kata kuncinya adalah “perpajakan”. Sedangkan jika berbicara soal perpajakan, mungkin memang konsultan/firma akuntansi yang seharusnya lebih paham. Namun menurut Wibi, firma hukum setidaknya tahu hal-hal apa saja yang dikenai pajak sekaligus bisa berkolaborasi dengan konsultan akuntansi tadi jika ada masalah yang harus diselesaikan.

Sebelumnya, disclaimer dulu, saya juga tidak tahu bagaimana urusan pajak setiap pelaku esports Indonesia saat ini; apakah sudah sepenuhnya taat pajak atau tidak. Namun, saya kira isu ini penting karena tidak sedikit para pelaku ataupun komunitas esports yang mengharap ataupun mencoba meminta perhatian pemerintah ke esports Indonesia.

Kenapa pajak itu penting disadari, dipahami, dan ditaati oleh ekosistem esports kita? Mungkin itu pertanyaan yang masih harus dijawab terlebih dahulu di sini.

Jawabannya, karena pajak adalah pendapatan negara. Saya pribadi sangat percaya bahwa hal ini penting jika kita ingin mendapatkan perhatian lebih dari negara. Jika esports Indonesia tidak mampu memberikan devisa bagi negara, keterlaluan saja jika mengharapkan peran serta pemerintah membangun esports kita.

Faktanya, kita butuh peran serta pemerintah untuk membangun infrastruktur yang akan sangat berpengaruh pada kemajuan esports Indonesia; seperti infrastruktur internet, transportasi, perlindungan (ataupun pengakuan) profesi, dan yang lain-lainnya.

Memastikan semua para pelaku di industri esports untuk taat dengan segala ketentuan negara, baik itu soal pajak ataupun hukum yang berlaku, menurut saya, adalah langkah awal untuk mendekatkan industri ini dengan peran serta pemerintah (jika memang ada tujuan untuk ke arah sana).

3. Perlindungan lebih untuk aset perusahaan/perorangan

Sumber: PUBG Mobile
Sumber: PUBG Mobile

Salah satu masalah yang kerap menghantui manajemen tim/organisasi esports adalah soal poaching pemain. Buat yang belum tahu, poaching pemain adalah mencoba memengaruhi pemain untuk pindah tim secara gerilya, alias tanpa sepengetahuan manajemen tim pemain yang diinginkan.

Padahal, pemain profesional di esports bisa dibilang sebuah aset perusahaan yang sangat berharga karena prestasi dan exposure tim bisa sangat bergantung pada salah satu atau dua pemain.

Di sisi lain, di banyak perbincangan warung kopi, ada juga sejumlah kasus para talent yang tidak dibayar oleh penyelenggara acara. Dalam hal ini, waktu dan keahlian talent tadi adalah aset perorangan yang perlu dilindungi.

Selain dua contoh tadi, ada banyak lagi contoh aset lain yang bisa dilindungi dengan mengajak firma hukum untuk berkolaborasi. IP (intellectual property) ataupun uang investasi juga sebenarnya bisa diasuransikan, menurut Wibi.

Sepengetahuan saya, sampai artikel ini ditulis, sudah ada beberapa perusahaan atau organisasi esports yang mempekerjakan orang-orang tertentu untuk mengurus masalah hukum di perusahaan tersebut. Namun demikian, tak jarang juga kapasitas itu tak sesuai dengan harapan yang diinginkan.

Kenapa ini bisa terjadi? Because it takes a genius to recognize its peers… Maksud saya seperti ini: jika Anda tidak bisa bermain musik, semua orang yang bisa bermain gitar tentu terlihat ahli untuk Anda. Demikian juga dengan, misalnya, orang yang memang punya pengalaman profesional 10 tahun lebih dalam hal tulis menulis tentu akan memiliki lebih banyak kriteria penilaian ketimbang yang pengalamannya baru di bawah 5 tahun.

Kapasitas dan pengetahuan soal hukum saya kira juga demikian. Firma hukum seharusnya memang diisi oleh orang-orang yang berkecimpung di ranah ini. Jadi standar mereka, kemungkinan besar, lebih tinggi ketimbang perusahaan esports saat mencari satu karyawan untuk mengurus masalah hukum.

4. Pragmatis, bukan dramatis

Sumber: ESL Indonesia
Sumber: ESL Indonesia

Buat yang baru masuk ke ekosistem ataupun industri esports Indonesia, Anda mungkin heran kenapa ada banyak sekali drama yang terjadi di media sosial… Jujur, saya sendiri juga jengah melihatnya. Namun demikian, selain mencari ruang eksistensi, minimnya konsekuensi, ataupun mungkin sekadar mengusir kebosanan; saya kira ada juga yang memang berharap muncul solusi dari sana.

Sayangnya, biasanya, drama itu hanya jadi sebuah lose-lose solution atau malah tak ada manfaatnya sama sekali; selain memuaskan hasrat nyinyir dalam diri.

Pertikaian di jejaring sosial tadi tentu saja jauh berbeda dengan peperangan yang terjadi di meja hijau, di depan para hakim. Pertama, hasilnya sudah lebih jelas siapa yang menang dan yang kalah; dan bagaimana bentuknya. Kedua, aturan mainnya pun sudah lebih jelas dan lebih baku. Ketiga, yang tak kalah penting, peperangan itu hanya diketahui oleh orang-orang yang memang berkepentingan.

Drama di media sosial itu seringnya mengundang komentar para warganet yang tak jarang hanya memperkeruh suasana. Ditambah lagi, drama di media sosial itu, bagi saya, seperti dua orang tua yang bertengkar di depan anak-anaknya… Pamali alias ora elok

Dengan aktifnya firma hukum atau orang-orang yang memang punya kapasitas di sana, harapan saya, hal ini dapat mengurangi drama di media sosial karena ada solusi yang lebih jelas untuk dijalani.

5. War by proxy

Sumber: Dota 2 via Flickr
Sumber: Dota 2 via Flickr

Tahun 2018 kemarin, berakhir sebuah peperangan besar panjang antara Samsung dan Apple di pengadilan atas tuntutan hukum masalah hak paten. Menariknya, selama proses hukum berjalan, kedua perusahaan tetap saja bekerja sama untuk divisi yang berbeda misalnya soal suplai display.

Saya kira kedua hal tadi bisa terjadi di saat yang sama karena pertikaiannya terjadi lewat pihak ketiga. Pertikaian antar dua pihak yang langsung berhadapan, tanpa pihak ketiga, kemungkinan besar akan memutuskan hubungan keduanya karena jadi terasa personal. Perang yang terasa personal tadi bisa jadi mengganggu jalannya ekosistem jika pihak-pihak yang bertikai punya andil besar di sana, apalagi jika sampai menyeret pihak lainnya lagi yang lebih suka untuk bersikap netral.

Firma hukum ataupun pihak ketiga lainnya, saya kira bisa menjadi penengah ataupun perwakilan pertikaian agar jadi tak terasa personal dan mengganggu keberlangsungan ekosistem.

Penutup

Akhirnya, saya juga tidak tahu seperti apa kondisi industri dan ekosistem esports Indonesia 5 ataupun 1 tahun ke depan. Namun, satu hal yang saya percayai, peluang keberhasilan industri akan jauh lebih besar jika dikerjakan oleh para profesional yang memang ahli di bidangnya masing-masing.

Sebaliknya, menganggap remeh satu aspek (seperti soal hukum, media, pemasaran, bisnis, dkk.) akan memperlambat laju pertumbuhan keseluruhan industri, sekaligus mempermalukan diri sendiri…

Jalan Terjal RRQ Menghadapi MET Asia Series: PUBG Classic

Selain gelaran PUBG Mobile Club Open 2019, akhir pekan nanti juga akan menjadi ajang puncak dari gelaran kompetisi PUBG PC tingkat Asia lewat gelaran MET Asia Series: PUBG Classic. Dalam gelaran ini, tim RRQ yang beranggotakan Surya “Bogor” Mandika Andesta dan kawan-kawan menjadi wakil Indonesia, melawan tim kelas berat asal Korea, China, Jepang, dan sesama Asia Tenggara.

Sebelumnya, divisi PUBG PC RRQ berhasil lolos ke dalam kompetisi ini setelah melewati beberapa kualifikasi, mulai dari tingkat lokal Indonesia, sampai ke tingkat Asia Tenggara. Pada tingkat lokal, RRQ tampil dengan stabil. Mereka berhasil mengalahkan dua tim Aerowolf, yang sedari dulu terkenal kuat di kancah kompetitif PUBG lokal.

Sumber: Facebook Page @PUBG.ID.Official
Sumber: Facebook Page @PUBG.ID.Official

Masuk ke tingkat Asia Tenggara, penampilan RRQ cukup impresif. Melawan jagoan-jagoan FPS asal Thailand, mereka berhasil mendominasi untuk beberapa kali. Satu dua chicken dinner, ditambah kill yang banyak, membuat tim RRQ bisa memborong banyak poin. Alhasil, mereka bisa lolos ke tingkat Asia setelah menjadi runner-up dalam gelaran PUBG SEA Championship.

“Untuk persiapan kita tetap dengan jadwal latihan seperti biasa, scrim dengan tim luar negeri dan ditambah dengan latihan aim secara pribadi.” ucap Denny Wijaya, manajer divisi PUBG RRQ, menyambung mulut dari para pemainnya. Sepeninggalan Ryan “Supernayr” Prakasha dari tim Aerowolf One, peta kekuatan kancah kompetitif PUBG di Indonesia mulai berubah.

Tim RRQ bangkit dengan strategi permainan yang solid, ditambah dengan skill bidikan para pemain yang tajam, membuat RRQ kini menjadi raja baru di kancah kompetitif PUBG Indonesia.

Sumber: PUBG Mobile Indonesia
Sumber: PUBG Mobile Indonesia

“Untuk MET Classic, menurut saya RRQ punya peluang yang cukup bagus.” jawab Arwanto “WawaMania” Tanuwiharja saat saya tanyakan komentarnya. “Pemain-pemain mereka sudah bonding cukup lama. Ditambah lagi, Bogor, pengganti ASWP, mainnya juga sudah klop dengan yang lain.” lanjut Wawa.

Kendati demikian, lawan mereka datang dari regional-regional yang memang terkenal kuat di kancah PUBG. “MET Classic ini lawannya datang dari Korea, China, dan Jepang. Di antara tiga tersebut, ada dua negara yang menurut saya perlu diwaspadai, yaitu Korea dan China.” jawab Wawa, menganalisis. “Mereka jadi perlu diwaspadai karena playstyle-nya yang sangat cerdik. Mereka kerap berpikir 1-step-ahead, yang akan menyulitkan bagi siapapun yang menghadapinya.”

Menghadapi jalan terjal di MET Asia Series, tim RRQ ternyata tak gentar dan tetap optimis. “Kami tidak berani berprediksi, namun kami akan berjuang semampu kami dan mengeluarkan seluruh kemampuan terbaik kami.” para pemain tim RRQ mengatakan kepada sang manajer, Denny Wijaya.

Sumber: MET Asia Series Official Site
Sumber: MET Asia Series Official Site

Divisi PUBG PC tim RRQ akan bertanding di dalam gelaran MET ASIA Series: PUBG Classic mulai dari hari ini sampai 28 Juli 2019 mendatang. Anda dapat menyaksikan tayangan pertandingan ini pada kanal Twitch resmi milik MET Events.

Dapatkan mereka menjadi yang terbaik, merebut bagian dari total hadiah US$300.000, dan mewakili Indonesia di tingkat internasional? Mari kita doakan agar tim RRQ bisa mendapatkan hasil yang terbaik!

 

Genflix Aerowolf Ungkap Roster Untuk MPL, Calon Penantang Keras ONIC Esports?

Pasca balada polemik penerapan sistem liga franchise untuk MPL Season 4, akhirnya kini semua terjawab. Dalam gelaran konfrensi pers pada 23 Juli 2019 lalu, Moonton sudah mengungkap 8 tim yang mengikuti MPL Season 4. Selain itu, lewat sebuah video, mereka juga sudah merilis format, serta jadwal pertandingan lanjutan liga Mobile Legends Indonesia kasta pertama ini.

Kalau Anda mengikuti balada polemik tersebut, Anda tentu cukup penasaran dengan nasib divisi MLBB Louvre Esports, tim Indonesia terbaik kedua setelah ONIC Esports. Pada daftar tim peserta, sudah dipastikan bahwa mereka tidak akan ikut MPL, lalu bagaimana dengan nasib pemainnya?

Tak lama setelah itu, Aerowolf mengumumkan roster 8 pemain terbaru mereka untuk gelaran MPL S4. Siapa saja pemainnya? Betul sekali, yaitu 5 pemain utama ex-Louvre Esports, ditambah dengan Key, BarrierJr, dan BadBoy.

Sumber: Instagram @aerowolfproteam
Sumber: Instagram @aerowolfproteam

Sebelumnya, setelah kehilangan 3 jagoan mereka, Aerowolf rilis roster baru mereka lewat nama Aerowolf Genflix. Roster ini berisikan Gumiho, Lexuzzz, BarierJr, Rexxy, dan Revicii. Mereka sempat turut bertanding dalam gelaran BEKRAF Game Prime 2019: Clash of Titans. Sayangnya, mereka tidak dapat menuai hasil yang terlalu baik dalam kompetisi ini.

Selain dari hal tersebut, perkara lain yang juga memunculkan pertanyaan adalah keputusan Louvre untuk melepas semua roster MLBB mereka. Apalagi, selain dari 5 pemain inti Louvre, 2 pemain sisanya pada roster Aerowolf Genflix untuk MPL juga berasal dari Louvre. Jadi hanya menyisakan BarierJr saja, sebagai pemain asli Aerowolf Genflix .

“Setelah semuanya, kami hanya ingin mereka (roster MLBB utama ex-Louvre Esports) bisa main di MPL S4. Kami tidak ingin mematikan karir pemain. Jadi, berhubung Louvre tidak memiliki slot untuk bermain di MPL S4, maka tak ada alasan juga lagi bagi kami untuk menahan mereka tetap berada di dalam tim.” tukas Iwan Anfernee, CEO dari Louvre Esports, membahas soal pelepasan roster MLBB Louvre Esports.

Dokumentasi Hybrd - Akbar Priono
Iwan Anfernee (Tengah) CEO tim Louvre Esports, bersama dengan dua pemain dari divisi Free Fire. Dokumentasi Hybrid – Akbar Priono

Memang, pasca polemik sistem franchise MPL S4, ada dua kompetisi pihak ketiga yang menghilangkan Mobile Legends dari rangkaian acara. Pertama, ada SEACA 2019, yang sudah secara resmi mengumumkan 4 game yang akan dipertandingkan, dan tak ada Mobile Legends. Kedua, ada Piala Presiden Esports 2020. Mengutip dari Kumparan.com, Gatot Dewa Broto, Sekretaris Menpora, mengatakan bahwa Piala Presiden 2020 juga tidak menghadirkan Mobile Legends.

Roster baru Aerowolf Genflix akan bertanding dalam gelaran MPL S4 mulai pada 23 Agustus 2019 mendatang. Bicara di atas kertas, roster ini adalah yang paling mumpuni untuk menggoyahkan dominasi ONIC di musim ini. Akankah Aerowolf Genflix dapat menjadi juara baru di kancah Mobile Legends Indonesia?

 

 

Atlet MotoGP Esports Indonesia, Putut Maulana, Dikontrak Manajemen Asal Italia

Kisah go international atlet esports Indonesia mungkin kini sudah tidak lagi jadi sesuatu yang aneh bagi khalayak esports Indonesia. Apalagi belakangan ini, daftar pemain yang sudah terjun, dan merasakan kompetisi esports tingkat internasional sudah makin banyak.

Tetapi, selain nama-nama seperti Kevin “Xccurate” Susanto atau Hansel “BnTeT” Ferdinand, ada satu nama atlet esports yang bisa saja belum pernah Anda dengar, tetapi prestasinya sudah sampai tingkat internasional. Pemain tersebut adalah Putut Maulana, pebalap MotoGP virtual asal Kalimantan Selatan, yang baru-baru saja direkrut oleh perusahaan yang diklaim sebagai esports talent lab asal Italia bernama Pro2Be, berkat prestasinya.

Sumber:
Sumber: MotoGP Game Official Media

Diumumkan lewat laman resmi Pro2Be dalam bahasa Italia, Putut muncul ke permukaan setelah menunjukkan kemampuannya dalam kualifikasi pertama MotoGP Esports Global Series dalam regional “Rest of the World”. Kemampuan berkendara Putut muncul setelah ia cetak rekor lap di dua sirkuit, yaitu Assen dan Sachsenring.

Tetapi, prestasi Putut sendiri di kancah balap MotoGP virtual ini memang sudah sejak lama tercium. Sebelum akhirnya direkrut oleh Pro2Be, ia juga sudah mendapat titel sebagai satu satunya penantang yang berasal dari luar Eropa dalam kancah kompetitif MotoGP Esports.

“Awalnya saya memang fans MotoGP dan main game hanya untuk sekadar hobi. Kebetulan, genre yang saya suka juga kebetulan racing dan adventure.” Putut, menceritakan awal mula pertemuannya dengan esports MotoGP.

Sumber: Facebook Putut Maulana
Sumber: Facebook Putut Maulana

“Saya main MotoGP sejak zaman seri URT (Seri MotoGP rilisan tahun 2000an). Awalnya main casual competitive sama teman-teman di Indonesia, terus berlanjut ikutan liga di luar negeri, sama kawan di Australia. Baru setelahnya di MotoGP 18 ada esports untuk PC, PS4, dan Xbox. Mulai dari situ saya coba ikut kualifikasi dan coba agak serius, hingga akhirnya saya sampai di titik ini.” Putut melanjutkan bercerita soal perjalanannya karirnya di dunia balapan MotoGP virtual.

Nantinya, Putut “Moe” Maulana akan bertanding di dalam gelaran MotoGP Esports Championship dengan tiga pemain lain dari Pro2Be. Mereka sendiri adalah: Andrea Saveri, Michael Amara, dan Davide Gallina.

Terkait bergabungnya Putut, Fabio Battista, Esports Director Pro2Be memberikan komentarnya dalam bahasa Italia lewat sebuah rilis yang dipublikasikan pada laman resmi mereka.

“Kami sangat senang dengan bergabungnya Putut, selaku salah satu pembalap MotoGP virtual terkuat di Asia Tenggara, yang kemampuannya sudah terbukti dengan lolosnya dia ke babak final pada MotoGP Esports sebelumnya. Awal Agustus nanti, kualifikasi untuk Global Series akan segera dimulai, dan kami yakin Putut akan memberikan yang terbaik untuk dapat lolos.” Ucap Fabio dalam rilis.

Pro2Be sendiri merupakan esports talent lab yang berbasis di Italia. Alih-alih membangun organisasi dari game-game terpopuler, Pro2Be Esports justru muncul dari divisi game dengan genre olahraga virtual, seperti FIFA, PES, MotoGP, dan Nba2K. Dengan jargon Talent Lab #1 in Italy, Pro2Be mendedikasikan diri untuk mengembangkan talenta-talenta berbakat agar dapat jadi juara.

Pertandingan berikutnya Putut ada pada bulan Agustus nanti. Masih dalam babak kualifikasi, kali ini Putut harus mendapatkan catatan waktu terbaik untuk dapat lolos ke fase Global Series yang akan diselenggarakan di tiga negara, yaitu: Italia, Malaysia, dan Spanyol

Apapun game yang dimainkan, kita tentunya harus mendukung para atlet esports yang bertanding di luar negeri. Mari kita doakan agar Putut bisa mendapatkan hasil yang terbaik di dalam kompetisi MotoGP Esports 2019.

UniPin Hadirkan SEACA 2019 Dengan Konsep dan Suasana Baru

Salah satu kompetisi terbesar di Asia Tenggara, SEA Cyber Arena (SEACA), kembali hadir di tahun 2019. Tahun ini, kompetisi yang diselenggarakan oleh UniPin Esports mempertandingkan empat cabang game, yaitu Dota 2, Free Fire, PUBG Mobile, dan Tekken 7 sebagai cabang eksibisi.

Ada beberapa perbedaan yang terasa pada SEACA tahun ini jika dibandingkan dengan tahun lalu. Absennya WESG dari rangkaian acara, menjadi salah satu hal yang cukup terasa pada SEACA 2019. Kendati demikian SEACA tahun ini menawarkan rangkaian acara dan suasana baru, lewat gelaran SEAME (SEA Millenial Expo), UIC (UniPin Indomaret Championship), UCL (UniPin City League), ditambah dengan venue acara yang berbeda, yaitu Balai Kartini.

Sumber: Hybrid - Akbar Priono
Sumber: Hybrid – Akbar Priono

UIC merupakan bagian dari rangkaian Road to SEACA 2019. Mempertandingkan Free Fire, gelaran UIC bekerja sama dengan Indomaret, dan digelar di Indomaret terbesar di 24 kota di Indonesia. Sama seperti UIC, UCL juga merupakan bagian dari rangkaian SEACA 2019.

Bedanya, UCL diselenggarakan di 12 kota berbeda dengan mempertandingkan game yang sama, Free Fire. Nantinya, jawara-jawara dari rangkaian UIC dan UCL akan diundang untuk bertanding di main event SEACA 2019 pada bulan November mendatang.

“Hal ini mengingat semakin meningkatnya jumlah penggemar esports di Indonesia. Maka dari itu, lewat gelaran SEACA, UniPin adalah wujud nyata untuk mendukung minat dan hobi generasi muda Indonesia di bidang esports.” Ashadi Ang, CEO dan Co-Founder UniPin, dalam gelaran konfrensi pers yang diselenggarakan di Grand Indonesia pagi (23 Juli 2019) tadi.

Untuk gelaran utama SEACA 2019, nantinya akan ada kualifikasi di beberapa negara Asia Tenggara. Selain dari kualifikasi Indonesia, akan ada juga kualifikasi SEACA Filipina yang diselenggarakan pada Agustus 2019. Selanjutnya disusul dengan kualifikasi SEACA Malaysia yang diselenggarakan pada September 2019 mendatang.

Sumber: SEACA Official Media
Panggung megah SEACA 2018 yang diselenggarakan di Atrium Mall Taman Anggrek Sumber: SEACA Official Media

Kualifikasi akan diselenggarakan untuk cabang game Dota 2 dan PUBG Mobile. Nantinya, dari kualifikasi berjalan, akan dipilih 2 tim terbaik untuk bertanding di dalam gelaran utama SEACA 2019 di Indonesia, untuk memperebutkan total hadiah sebesar Rp2,4 miliar.

Kehadiran SEACA dapat menjadi wadah bagi Anda yang ingin merintis karir sebagai atlet esports di Indonesia. Dengan sistemnya yang terbuka, siapapun punya kesempatan yang sama untuk menjadi juara di dalam kompetisi ini. SEACA 2019 akan diselenggarakan pada tanggal 8 hingga 10 November 2019 mendatang di Kartika Expo, Balai Kartini.

Prediksi Para Caster Indonesia Seputar Dota 2 The International 2019

Bulan Agustus semakin dekat. Ini artinya kita semakin dekat dengan helatan terbesar bagi penggemar esports Dota 2 yaitu The International. Tahun ini, Dota 2 The International hadir sedikit beda karena diselenggarakan di Shanghai, Tiongkok.

Mulai bertanding pada 15 Agustus 2019 mendatang, ini berarti kita sudah tinggal menghitung hari menuju pertandingan fase grup Dota 2 The International 2019. Tahun ini, ada 18 tim yang akan bertanding di Dota 2 TI 9. Jika Anda mungkin saja kelewatan proses Dota 2 Pro Circuit ataupun kulaifikasi TI 9, berikut daftar tim yang akan bertanding di Dota 2 TI 9.

Tim dari Dota 2 Pro Circuit 2019

  • Team Secret – DPC #1
  • Virtus Pro – DPC #2
  • Vici Gaming – DPC #3
  • Evil Geniuses – DPC #4
  • Team Liquid – DPC #5
  • PSG.LGD – DPC #6
  • Fnatic – DPC #7
  • Ninja in Pyjamas – DPC #8
  • TNC Predator – DPC #9
  • OG – DPC #10
  • Alliance – DPC #11
  • Keen Gaming – DPC #12

Tim dari Kualifikasi Regional

  • Forward Gaming – Kualifikasi NA
  • Infamous – Kualifikasi SA
  • Chaos Esports Club – Kualifikasi EU
  • Natus Vincere – Kualifikasi CIS
  • Royal Never Give Up – Kualifikasi CN
  • Mineski – Kualifikasi SEA

Jika melihat dari perjalanan Dota 2 Pro Circuit 2018-2019 mungkin kita bisa dengan mudahnya memprediksi Team Secret akan menjadi juara. Sejauh ini, permainan Nisha, Puppey dan kawan-kawan memang terbilang sangat solid. Dari 5 major yang diselenggarakan, Team Secret berhasil menangkan 2 dan menjadi runner-up pada salah satunya. Merajai klasemen DPC, apakah ini artinya ia juga akan merajai Dota 2 The International?

Setelah pembahasan singkat dari saya, mari kita simak pembahasan dari para caster-caster Dota 2 Indonesia seputar The International tahun ini.

Dimas “Dejet” Surya Rizky

Sumber: Facebook Page @dejetttt
Sumber: Facebook Page @dejetttt

Saya membuka obrolan tebak-tebakan juara TI 9 dengan Dimas “Dejet”. Senada dengan saya, prediksi Dimas ada pada Team Secret. “Gue orangnya percaya data menurut gue stats don’t lie! Jadi harusnya yang bakal terlihat kuat adalah Team Secret” kata Dejet.

Aside from the data, permainan Team Secret memang luar biasa. Mereka dengan gampang ngacak-ngacak meta selama DPC Season 2019, sehingga mereka jadi top team pada musim ini.” Dejet melanjutkan. “Tapi lagi-lagi, TI have their own curse. Walaupun Secret sejago itu musim ini, tapi nggak bisa dipastikan juga bahwa mereka yang bakal angkat Aegis of Champion tahun ini.”

Seperti apa yang saya bahas sebelumnya, musim berjalan tidak bisa memprediksi juara The International. Selain VP, contoh lain kasus ini adalah tim OG. Mereka jadi raja di musim 2017, tapi anjlok saat TI 7. Kebalikannya, ketika mereka susah payah saat musim 2018, OG malah jadi juara saat TI 8.

Setelah kita tebak-tebakan, pertanyaan selanjutnya adalah, siapa yang dijagokan oleh Dejet? Kalau dari sisi pemain, katanya ia ingin melihat bagaimana Aliwi “w33” Omar membela Team Liquid di The International. Kalau dari sisi tim, dia sendiri malah mendukung PSG.LGD.

“Kenapa PSG.LGD? Simple, gue suka main dan punya set item Terrorblade yang keren. Karena Ame juga main Terrorblade, makanya gue dukung… hahahaha.”

Yudi “JustInCase” Anggi

Prediksi TI #2
Sumber: ESL Official Media

Hampir senada dengan Dejet, Yudi “JustInCase” juga mengatakan bahwa TI sulit untuk ditebak “TI susah diprediksi, karena setiap tahun TI akan memunculkan meta baru yang dibuat para tim yang bertanding di sana.” Jawab Yudi kepada saya.

Lanjut bicara soal tim top tier dalam gelaran The International 2019, jawaban Yudi adalah 4 tim yang memang sedang berada di peringkat atas pada DPC 18-19. Mereka adalah Vici Gaming, Team Secret, Virtus Pro, Team Liquid, dan PSG.LGD. Dan lagi-lagi, Team Secret kembali menjadi sorotan.

“Secret terbilang yang terkuat di musim ini, god tier team. Bicara peluang, ya pastinya cukup besar. Tapi nggak bisa dibilang Team Secret sudah pasti juara. Menurut gue, siapapun yang sudah sampai TI itu kemampuannya setara. Yang membedakan kalah-menang betul-betul tinggal siapa yang lebih banyak atau lebih sedikit membuat kesalahan di dalam game.” Jelas Yudi.

Vinzent “Oddie” Indra

Sumber: Facebook Vinzent Putra
Sumber: Facebook Vinzent Putra

Pembahasan selanjutnya datang Vinzent “Oddie” Putra, jagoan analis di antara para caster Dota Indonesia. Selain soal tim powerhouse selama Dota 2 TI9 nanti, kami juga membincangkan soal kebangkitan tim Tiongkok pada TI kali ini. Kalau Anda mengikuti perkembangan kancah kompetitif Dota 2 internasional, Anda pasti tahu seputar istilah TI curse.

Tahun lalu, kutukan atau pola tersebut berhasil dipatahkan. Tim-tim asal Tiongkok gagal menjadi juara di tahun genap, dan TI dimenangkan oleh tim asal barat, OG. Apa yang terjadi dengan tim-tim Tiongkok?

“Ini sih agak susah sebenernya ya” Oddie membuka jawaban. “Tapi menurut gue, masalah utama tim China mungkin karena mereka terlalu memikirkan soal strategi paling efektif. Sedangkan kalau tim barat, mereka mendominasi karena mereka nggak terlalu mikirin soal efektif. Mereka cuma mikir soal kecocokan personal. Jadi kalau mereka merasa Hero-nya cocok untuk mereka pakai, ya mereka pakai.” Oddie memperjelas.

“Tapi yang pasti di TI9 sudah waktunya Virtus Pro untuk jadi juara! Hahahaha” Oddie menambahkan sambil setengah bercanda.

Gisma “Melondoto” Priayudha

Sumber: Melondoto via Instagram
Sumber: Melondoto via Instagram

Terakhir, tak lengkap bicara Dota tanpa memasukkan sosok peternak “lele”, yaitu Gisma “Melondoto” Priayudha. Prediksi dari Melon, lagi-lagi masih cukup senada dengan para caster lainnya, yaitu Team Secret, yang menurutnya adalah calon juara TI tahun ini.

“Soalnya tahun ini hero metanya, hero midwan kamil semua.” Jawab Melon seraya berkelakar mempleseti nama Yeik “MidOne” Nai Zheng. “Ember, Monkey King, dan Invoker, tiga hero MidOne yang kebetulan lagi meta juga. Pokoknya TI9 ini adalah saatnya anak muda untuk berjaya.” tambah Melon membicarakan MidOne, dan tentunya juga Nisha, pemain muda dari Team Secret yang sedang bersinar.

Terakhir, menanggapi Oddie yang membahas soal Virtus Pro, saya juga jadi penasaran. Apa mungkin, VP bisa jadi juara di tahun ini? Melon menanggapinya dengan cukup santai. Ia menganggap permainan VP yang stagnan adalah salah satu alasan kegagalan VP sejauh ini.

“Roster dari 2016, mainan kombinasi heronya juga gitu-gitu aja, hampir no hope lah. Hero STR kalau nggak pakai Sven, ya Tidehunter, udah aja gitu terus sampai Dota 3… Hahahaha.” jawab Melon mengomentari Virtus Pro.

The International 2019 tentu akan memiliki dinamika yang sangat intens lagi. Apalagi mengingat peta kekuatan tim yang sudah bergeser-geser, terutama pada tim kelas papan tengah. Akankah TI tahun ini menjadi kejutan seperti saat OG menjadi juara? Atau seperti tebakan banyak caster Dota Indonesia, akankah Team Secret yang jadi juara?

Divisi Dota The Prime Kembali Bangkit dengan 2 Pemain Filipina

The Prime Esports kembali menghadirkan divisi Dota 2 ke dalam organisasi mereka. Sebelumnya, mereka putuskan untuk bubarkan divisi Dota 2 setelah juga ditinggal oleh sang pemain bintang, Muhammad “InYourDream” Rizky. Dalam sebuah wawancara singkat dengan redaksi Hybrid, Anton Sarwono, General Manager tim The Prime, mengatakan bahwa salah satu alasan pembubaran tersebut adalah karena perkara regenerasi.

Kendati demikian, Anton kembali menegaskan setelah itu, bahwa Dota 2 adalah identitas dari tim The Prime. Seperti yang dijanjikan, tim dengan julukan “Pasukan Uler” akhirnya mengembali divisi dota mereka.

Sumber: Instagram @theprime.esports
Sumber: Instagram @theprime.esports

Penggemar esports Dota Indonesia tentu akan merasa sangat familiar melihat daftar skuat The Prime. Ada Rizky “Varizh” dan Ario “Panda” Susilo yang sebelumnya memang mengisi skuat Pasukan Uler. Mungkin yang kurang hanya Azam “Nafari” Aljabar, yang kini membela tim Anthropy bersama Yabyoo dan kawan-kawan untuk kompetisi ESL Indonesia Championship Season 2.

Tapi ada sesuatu yang beda. Anda bisa melihat dua nama yang terasa kurang akrab, dan tidak berasal dari Indonesia. Benar, Levi “YoungGod” Legaret dan Erin “Japoy” Jesper.

“Memang kendala bahasa adalah masalah. Tetapi setelah didiskusikan oleh manajemen, ditambah ada beberapa faktor yang mendukung, akhirnya kami memutuskan untuk mencoba dan melakukan trial and error. Untuk roster saat ini, kami memiliki 1 orang dengan peran sebagai jembatan antara pemain luar dengan pemain lokal.” jawab Anton kepada redaksi Hybrid.

Walaupun terdengar cukup asing, namun Braces sebenarnya sudah cukup familiar dengan scene Dota Indonesia. Sebelum akhirnya bergabung dengan tim The Prime, ia sebelumnya membela divisi Dota 2 Louvre JG. Sementara itu, Young God adalah pemain yang mungkin cukup baru di scene Indonesia. “Young God kita ambil pas dulu dia trial bareng Varizh di Clutch Gamers.” jawab Anton menjelaskan.

Sumber: ESL Official Media
Sumber: ESL Official Media

Mengingat musim kompetisi Dota 2 yang sudah hampir habis mengingat Dota 2 The International sudah di depan mata, maka kini tersisa kompetisi ESL Indonesia Championship Season 2 saja yang bisa diperjuangkan The Prime. “Kalau bicara target, dari kecil sampai besar pasti ada. TI berikutnya pasti kita kejar. Tetapi kita berusaha meregenerasi pemain terlebih dahulu. Target pertama, kita mencoba dengan dominasi scene lokal dulu. Step by step lah pokoknya.” tambah Anton.

Melihat roster baru The Prime, sepertinya menyimpan banyak potensi prestasi ke depannya. Jujur, saya cukup penasaran melihat keberanian The Prime mencoba menggunakan mixed roster. Mari kita doakan semoga The Prime bisa mendapatkan hasil yang terbaik dengan roster baru ini.

 

EVOS Esports Umumkan Kolaborasi Dengan Logistik J&T Express

Seiring dengan meledaknya industri esports pada tahun 2018 lalu, tak heran jika brand non-endemic berbondong-bondong terjun ke esports. Seperti apa yang dilaporkan oleh Nielsen, bahwa secara global, sebanyak 49% sponsor di ekosistem esporst malah datang dari brand non-endemic. Ternyata, fenomena ini juga terjadi, tak terkecuali di Indonesia.

Setelah beberapa saat lalu ada Bigetron yang disponsori oleh GoPay, kali ini ada EVOS yang baru saja mengumumkan partnership mereka dengan J&T. Hal ini bisa dibilang sebagai buah keberhasilan EVOS dalam mengembangkan brand organisasi esports. Kesuksesan ini terjadi, salah satunya lewat cara EVOS Esports menciptakan bintang-bintang esports yang dikagumi para gamers.

Ivan Yeo, founder sekaligus CEO EVOS Esports, sempat menceritakan hal ini lewat sebuah artikel yang ia tulis sendiri. Pada seri kedua artikel tersebut, Ivan menceritakan bagaimana perjuangannya menciptakan brand EVOS Esports. Dari ceritanya membangun EVOS Esports, Ivan bercerita bahwa membuat tim yang bisa menjadi jaura tidak selalu menjadi strategi yang baik bagi sebuah organisasi esports.

Sumber: Instagram @evosesports
Sumber: Instagram @evosesports

Ia menceritakan lewat pengalamannya membuat divisi League of Legends EVOS Esports yang beroperasi di Vietnam. Setelah gagal masuk liga LoL utama Vietnam, VSCA, Ivan menemukan bagaimana menciptakan bintang esports ternyata berhasil membuat EVOS Esports jadi lebih maju.

Kini nama EVOS pun jadi semakin membumbung tinggi lewat bintang-bintang esports mereka seperti JessNoLimit (Mobile Legends), Jeixy (Mobile Legends), ataupun InYourDream (Dota 2).

“Kami merasa senang bahwa saat ini EVOS Esports dilengkapi dukungna dari jasa pengiriman yang berbasis teknologi, yang mana dekat sekali dengan dinamisnya industru esports.” Hartman Harris Christian, Co-Founder EVOS Esports mengatakan lewat sebuah rilisan pers. “Bersama J&T Express, kami juga dapat memberikan opsi pengiriman yang lebih sesuai dengan kebutuhan penggemar esports melalui EVOS Goods.”

Sumber: Instagram @evosgoods
Sumber: Instagram @evosgoods

Berdiri sejak Agustus 2015 lalu, J&T bisa dibilang merupakan salah satu perusahaan logistik terpercaya, juga bisa dibilang salah satu yang terbesar di Indonesia. Mengutip dari marketeers.com, pada tahun 2017 lalu saja, J&T tercatat sudah memiliki 1025 cabang dan 1000 unit mobil di seluruh Indonesia.

Kolaborasi EVOS dan J&T Express nantinya akan hadir lewat beberapa program. Salah satunya adalah roadshow edukasi 10 kampus di Indonesia pada September 2019 mendatang. Program lainnya yang direncanakan adalah program Mystery Box, yang akan hadir pada Oktober 2019. Lewat program ini, setiap pembelian merchandise di EVOS Goods menggunakan J&T Express akan mendapatkan 3 kotak misteri berisi hadiah eksklusif yang akan dikirimkan oleh J&T Express.

Kerja sama ini tentu semakin mengokohkan nama EVOS Esports menjadi salah satu organisasi esports yang dipercaya oleh brand. Dengan kerja sama ini, diharapkan kepercayaan brand non-endemic terhadap ekosistem esports di Indonesia bisa semakin meningkat.

Geek Fam Ekspansi ke Indonesia Lewat Akuisisi tim MLBB SFI.Critical

Banyak hal terjadi jelang Mobile Legends Professional League Season 4 ini. Salah satunya adalah soal polemik para tim menghadapi sistem baru, sistem franchised league. Tapi selain soal itu, ada juga hal lain yang sebenarnya patut diperhatikan, yaitu ekspansi organisasi esports asal Malaysia, Geek Fam, ke Indonesia.

Berawal dari desas-desus, Geek Fam Indonesia akhirnya menunjukkan diri lewat postingan akun official @geekfamid pada 12 Juli 2019 lalu.

Sumber: Instagram @geekfamid
Pengumuman resmi dari Geek Fam atas ekspansi organisasinya ke Indonesia. Sumber: Instagram @geekfamid

Kehadiran Geek Fam di Indonesia bisa dibilang merupakan buah dari sistem franchise league yang akan diterapkan dalam MPL S4. Ekspansi Geek Fam ke Indonesia hadir lewat akuisisi tim SFI.Critical. Maka dengan ini, Geek Fam Indonesia hadir dengan roster Mobile Legends SFI.Critical pada MPL Season 4 mendatang.

“Setelah rencana franchise league diumumkan oleh Moonton, kami dari pihak SFI segera memikirkan hal ini.” Lee, owner SFI memberikan komentarnya kepada redaksi Hybrid. “Menurut saya, ini (franchised league) adalah rencana yang bagus. Tapi sebagai organisasi esports yang sedang tumbuh dan berkembang, saya khawatir membawa SFI ke dalam liga malah akan mengganggu pertumbuhan organisasi, terutama dari sisi finansial.”

Ketika polemik MPL Season 4 muncul ke permukaan, ongkos investasi memang menjadi salah satu hal yang cukup disorot. Dari berbagai informasi yang beredar, banyak yang mengatakan bahwa biaya investasi untuk masuk ke dalam liga MPL S4 adalah sebesar Rp15 miliar atau sekitar US$1 juta.

Namun, karena hal tersebut adalah investasi, tentunya Rp15 miliar tersebut datang dengan beberapa keuntungan yang bisa dinikmati oleh organisasi esports yang tergabung ke dalam liga.

“Inisiatif awal dari ekspansi kami adalah dengan terjun ke dalam kancah kompetitif MLBB di Indonesia. Kami mengakuisisi SFI.Critical, salah satu tim MLBB yang menonjol di Indonesia. Sambil mempersiapkan roster yang bertanding untuk MPL Season 4, kami juga mencari talenta terbaik untuk mengisi jajaran manajemen kami. Setelah menemukan orang yang tepat, baru setelahnya inisiatif ekspansi kami di Indonesia akan berjalan dengan kecepatan penuh.” Manajemen Geek Fam, lewat sebuah rilisan yang dikirimkan kepada redaksi Hybrid.

Sumber: Official Page SFI Esports indonesia
Roster Terakhir dari tim SFI.Critical. Sumber: Official Page SFI Esports indonesia

Terkait soal akuisisi roster SFI.Critical oleh Geek Fam, Lee juga memberikan sedikit komentarnya. “Manajemen dan player SFI.Critical sudah menyutujui hal ini dengan Geek Fam. Demi masa depan roster SFI.Critical, agar dapat bertanding di MPL. Pada satu sisi kami cukup sedih harus melepas mereka, namun di sisi lain kami juga berbahagia bisa melihat para pemain Doyok dan kawan kawan dapat bertanding di MPL Season 4, walau bukan di bawah naungan SFI.”

Moonton akan mengumumkan berbagai hal seputar MPL Season 4 lewat sebuah konferensi pers yang diadakan pada 23 Juli mendatang. Satu hal yang pasti, Anda pendukung Doyok, Ipin, Joker, Ramzu, dan Wongcoco tidak perlu khawatir. Mereka akan tetap bertanding dalam gelaran MPL Season 4, hanya saja kini berganti bendera menjadi tim Geek Fam.