Meski Gugur di ESL One Hamburg 2018, EVOS Tidak Pulang dengan Tangan Hampa

EVOS Esports yang mewakili Asia Tenggara dalam kompetisi Dota 2 ESL One Hamburg 2018, terpaksa harus pulang cepat. Dari sepuluh pertandingan di fase round robin Group Stage, tim asal Indonesia ini pada akhirnya hanya mampu meraih satu kemenangan, yaitu atas compLexity Gaming di hari pertama. Sementara dalam sembilan pertandingan sisanya EVOS masih kurang mujur.

Hanya berhasil meraih satu angka dari sepuluh laga mungkin terdengar seperti kegagalan besar. Tapi sebenarnya tidak juga. Kekalahan yang diterima EVOS berasal dari tim Ninjas in Pyjamas, Team Aster, Forward Gaming, serta Virtus.pro. Bila Anda penyuka esports Dota 2, nama-nama ini tentu tak asing. Keempat tim tersebut memang tim-tim kuat yang merupakan unggulan di pertandingan-pertandingan Dota 2 level dunia.

EVOS Esports | Dota 2 Team
Tim Dota 2 EVOS Esports | Sumber: ESL

Ninjas in Pyjamas adalah tim asal Swedia yang sudah terbentuk sejak tahun 2000. Mereka kini menjadi rumah bagi pemain-pemain hebat seperti ppd (Peter Dager), Fata (Adrian Trinks), dan Ace (Marcus Hoelgaard). Virtus.pro dan Forward Gaming (dulunya tim VGJ.Storm) merupakan lawan sangat kuat yang beberapa waktu lalu menempati delapan besar The International 2018. Sementara Team Aster, walau relatif baru, sebenarnya berisi veteran-veteran Dota 2 Tiongkok seperti Sylar (Liu Jiajun) dan Fenrir (Lu Chao).

Mengingat rekam jejak EVOS yang baru pertama kali tampil di perhelatan sebesar ESL One, kita bisa berkata wajar bila EVOS kesulitan menyaingi mereka. Akan tetapi saya rasa target yang harus dikejar EVOS di ESL One Hamburg bukanlah untuk jadi juara, tetapi menyerap pengalaman sebanyak-banyaknya dan merasakan bagaimana pertandingan level dunia di luar sana.

EVOS Esports | Facehugger
Facehugger, sering terkena counter gank dari lawan | Sumber: EVOS Esports

Satu hal yang patut disyukuri adalah bahwa EVOS tidak pulang dengan catatan kosong sama sekali. Kemenangan yang diraih melawan compLexity Gaming sudah cukup membuktikan bahwa sebetulnya jarak kemampuan antara EVOS dan tim-tim yang mengalahkan mereka tidaklah sejauh yang kita bayangkan. UNiVeRsE (Saahil Arora) dari Forward Gaming pun mengakui bahwa permainan EVOS tidak buruk.

“Saya tidak mengira mereka bisa bermain sebagus itu. Saya kira (pertandingan kami) bakal lebih mudah dari itu, tapi tidak. Mereka ternyata memberikan perlawanan yang baik, dan tampaknya mereka cukup paham tentang (hero) apa yang ingin mereka pilih. Jadi saya terkejut,” demikian ujar UNiVeRsE dalam wawancara seusai pertandingan.

Dua hal yang menurut saya merupakan titik kuat EVOS adalah posisi support yang dipegang Vlaicu (Indra Utama) serta carry yang dipegang ilLogic (Bruce Ervandi). Peran Vlaicu di laning phase sangat dominan dalam mengganggu kegiatan farming musuh. Sementara ilLogic cukup pandai memanfaatkan ruang di arena yang tidak dijaga lawan untuk farming ataupun melakukan inisiasi gank.

Sementara itu posisi yang tampaknya masih butuh peningkatan adalah Facehugger (Usep Satiawan) selaku pemain mid. Mid memang posisi yang sangat sulit, karena tak hanya harus ahli duel melawan mid musuh, ia juga harus menjadi playmaker yang menciptakan kesempatan. Facehugger sering melakukan gerakan ofensif yang kreatif namun malah berakhir buruk, entah karena posisi terlalu dekat dengan tower atau terkena counter gank dari musuh.

Terlepas dari hasilnya, usaha EVOS Esports di ESL One Hamburg 2018 adalah sesuatu yang patut kita apresiasi. Mudah-mudahan saja ajang ini bisa memacu EVOS untuk berkembang lebih jauh lagi, sehingga bisa tampil kembali di ajang serupa dengan performa yang semakin baik. Maju terus EVOS Esports!

Menilik Kans Tim Dota 2 EVOS Esports di ESL One Hamburg 2018

Tim Dota 2 EVOS Esports saat ini tengah menghadapi tantangan yang sangat besar. Secara cukup tak terduga, mereka mendapat kesempatan untuk tampil di ESL One Hamburg 2018. Artinya tim yang dulu dikenal dengan nama Zero Latitude ini berhak pergi ke Jerman melawan tim-tim kelas dunia untuk memperebutkan hadiah senilai total US$300.000.

ESL One adalah salah satu turnamen esports paling bergengsi di dunia. Untuk sukses di panggung sebesar ini, tentu butuh persiapan mental dan skill yang baik. EVOS Esports baru-baru ini mengunggah video ke YouTube yang berisi cerita tentang perjalanan mereka menuju ESL One Hamburg 2018. Anda dapat menontonnya di bawah.

Bersyukur walau kurang puas

Menurut Aville (Adit Rosenda) yang memegang posisi Kapten sekaligus Offlaner, ESL One Hamburg 2018 bisa dibilang pencapaian terbesar tim Dota EVOS Esports selama ini. Inilah pertama kali mereka mendapat kesempatan bertanding melawan tim-tim terkuat di panggung terbesar dunia. Bahkan banyak dari lawan tanding mereka nanti adalah idola mereka sendiri.

EVOS Esports | Practice
Persiapan latihan sebelum ESL One Hamburg 2018 | Sumber: EVOS Esports

EVOS Esports bangga bisa mewakili Asia Tenggara, khususnya Indonesia, untuk bertarung di pentas dunia. Tapi mereka juga menyambut kesempatan ini dengan perasaan yang sedikit campur aduk.

“Kita juga pasti bangga lah jadi wakil Indonesia pertama yang masuk event sebesar itu. Tapi di sisi lain ada rasa sedikit nggak puas juga sih karena kita masuk sana karena menggantikan TNC, yang sebelumnya juara satu terus dia cancel karena harus ikut WESG,” tutur Aville. Wakil Asia Tenggara sebetulnya memang bukan EVOS, tapi TNC Predator. Namun mereka mengundurkan diri sehingga slot kualifikasinya diserahkan pada EVOS sebagai runner-up.

Walau tidak ideal, Aville tetap mensyukuri kesempatan maju ke ESL One Hamburg 2018 ini. Ia percaya bahwa mungkin inilah jalan dari Tuhan, meskipun EVOS Esports belum berhasil di kompetisi-kompetisi lain tapi ternyata mereka justru bisa tampil di salah satu turnamen terbesar dunia. “Untuk lolos ke sininya juga, kita masuk finalnya, juga sudah termasuk prestasi sih,” kata Whitemon (Matthew Filemon) menambahkan.

Persiapan fokus dan mental

Menurut Lionheart (Kristiawan), pelatih tim Dota 2 EVOS Esports, persiapan yang perlu jadi perhatian dalam menghadapi ESL One Hamburg 2018 ini adalah kematangan fokus dan mental. EVOS memang sudah sering menghadapi turnamen, tetapi di Jerman mereka akan berhadapan dengan tim-tim yang dipandang “besar” di mata dunia. Lionheart ingin atlet-atlet EVOS sadar, bahwa sebenarnya mereka pun sudah menjadi tim besar.

EVOS Esports | First Match
EVOS akan berhadapan dengan compLexity di pertanding pertama | Sumber: EVOS Esports

“Tantangan buat saya itu kalau kita itu juga gede, gitu. Kenapa kita bisa sampai di sini, itu karena kita memang istilahnya sudah layak, gitu. Jadi jangan minder, atau jangan drop atau bagaimana,” kata Lionheart dalam videonya. “Justru ini batu loncatan kita sama-sama. Kalau kita bisa ngimbangin atau bahkan ngunggulin, ke depannya mungkin kita lebih enak, istilahnya gitu. Itu tantangan buat saya pribadi.”

Lionheart juga ingin memastikan agar para atlet tetap fokus, karena suasana latihan di bootcamp berbeda dengan suasana di lokasi pertandingan. Di bootcamp mereka bisa fokus bermain, tapi terkadang di turnamen, fokus pemain bisa berkurang. Entah itu karena mereka tidak berkumpul bersama, atau karena pikiran mereka melayang ke hal-hal selain turnamen. Ditambah lagi adanya kemungkinan pihak-pihak luar (misalnya penggemar) yang pesimis akan kans EVOS, Lionheart ingin tim mereka bisa menepis gangguan-gangguan seperti itu dan fokus pada mental juara.

EVOS, punyakah peluang jadi juara?

Sebagai penantang baru, apalagi tim yang bukan merupakan juara pertama kualifikasi, wajar jika banyak penggemar sangsi EVOS bisa menjadi juara. Tapi menurut saya sebenarnya ucapan pelatih Lionheart ada benarnya. EVOS layak berhadapan dengan tim-tim besar, karena EVOS sendiri juga merupakan tim besar.

EVOS Esports | Netizen Comments
Tidak semua orang optimis akan peluang EVOS di ESL One | Sumber: EVOS Esports

Beberapa bulan terakhir, EVOS memang belum bernasib mujur di beberapa kompetisi. Kualifikasi WESG misalnya, EVOS harus merangkak di Losers’ Bracket sebelum akhirnya tunduk pada PG.BarracX di pertandingan keempat. Mereka juga tumbang di Open Qualifier Kuala Lumpur Major wilayah Asia Tenggara, kalah dari tim Lotac yang berhasil maju ke babak berikutnya.

Tapi kita juga tak boleh lupa bahwa EVOS merupakan juara di ProDotA Cup Southeast Asia #13 yang digelar pada bulan Agustus lalu. Mereka mengalahkan tim-tim kuat Asia Tenggara seperti Tigers dan Execration. Ini menunjukkan bahwa EVOS Esports masih punya taring di dunia Dota 2. Hanya saja performa mereka belum konsisten.

Mungkin yang paling dibutuhkan oleh EVOS Esports saat ini adalah rasa percaya diri yang kuat supaya mereka dapat terus menunjukkan performa terbaik. Kedatangan mereka di ESL One Hamburg 2018 memang dipengaruhi oleh faktor keberuntungan, akan tetapi EVOS justru harus memandang ini sebagai kesempatan membuktikan diri mereka.

EVOS Esports | Dota 2 Team
Tim Dota 2 EVOS Esports | Sumber: EVOS Esports

Mungkin kekuatan terbesar EVOS di ESL One Hamburg 2018 justru terletak pada posisi mereka sebagai pendatang baru. Karena mereka belum pernah berhadapan dengan tim-tim peserta lainnya, tidak ada yang bisa membaca strategi atau gaya main yang dimiliki tim EVOS. Siapa tahu EVOS bisa memberi kejutan, seperti Newbee di The International 2014 dulu.

Saya sendiri berpikir bahwa EVOS tidak harus menjadi juara. Seandainya di ESL One Hamburg 2018 EVOS bisa membukukan beberapa kemenangan, itu sudah cukup untuk menjadi motivasi EVOS di masa depan. Yang penting jangan sampai EVOS pulang tanpa poin sama sekali. Tapi tentu saja akan lebih baik bila EVOS bisa mendapatkan posisi di podium.

Anda dapat menonton pertandingan ESL One Hamburg 2018 di dalam client Dota 2, atau lewat channel YouTube Ligagame eSports TV mulai hari ini (23 Oktober) pukul 22:00 WIB. Apa pun hasil yang mereka raih, mari kita turut mendukung performa mereka, karena saat ini mereka tengah berjuang untuk mengharumkan nama Indonesia di mata dunia. Maju terus EVOS Esports!

Gantikan TNC Predator, Tim Dota 2 EVOS Maju ke ESL One Hamburg

Turnamen Dota 2 ESL One Hamburg 2018 akan segera berlangsung pada tanggal 23 Oktober 2018 nanti. Sebelumnya, kompetisi bergengsi ini telah melalui babak kualifikasi terlebih dahulu di empat wilayah, yaitu Eropa, Amerika Utara, Tiongkok, dan Asia Tenggara. Empat tim yang lolos dari masing-masing wilayah adalah Alliance, compLexity Gaming, Team Aster, serta TNC Predator.

Sayangnya, TNC Predator terpaksa harus melepaskan kesempatan mereka tampil sebagai wakil Asia Tenggara. Alasannya sederhana, karena ternyata babak utama ESL One Hamburg 2018 bentrok dengan kompetisi lain, yaitu World Electronic Sports Games (WESG) 2018 Philippine.

EVOS Esports | Dota 2 Team
Tim Dota 2 EVOS Esports | Sumber: EVOS Esports

Sebenarnya bila hanya berbicara tentang uang, hadiah ESL One Hamburg lebih menggiurkan daripada WESG 2018 Philippines. Akan tetapi posisi TNC Predator di ESL One baru sampai di fase Group Stage. Sementara di WESG mereka sudah sampai di babak final. TNC Predator akan berhadapan dengan tim lokal lainnya yaitu Neon Esports, dan juaranya berhak maju mewakili Filipina di ajang WESG 2018 Southeast Asia Finals.

Akibat mundurnya TNC Predator, slot Asia Tenggara di ESL One Hamburg akhirnya diisi oleh tim Dota 2 asal Indonesia, EVOS Esports. EVOS Esports memegang peringkat dua di babak kualifikasi, dan mereka telah mengonfirmasi dapat mengurus visa tepat waktu. EVOS Esports akan terbang ke kota Hamburg, Jerman, untuk berhadapan dengan sebelas tim lain, delapan di antaranya adalah tim-tim kuat yang datang lewat jalur undangan.

ESL One Hamburg | Groups
Tim-tim yang berlaga di ESL One Hamburg | Sumber: ESL

Tim peserta ESL One Hamburg 2018 terbagi ke dalam dua grup sebagai berikut.

Group A:

  • Evil Geniuses
  • Mineski
  • Vici Gaming
  • paiN Gaming
  • Team Secret
  • Alliance

Group B:

  • pro
  • Forward Gaming
  • Ninjas in Pyjamas
  • Team Aster
  • EVOS Esports
  • compLexity Gaming

Kompetisi ini menggunakan format panjang yang menggabungkan babak round robin dan double elimination. Grand Final akan berlangsung pada tanggal 28 Oktober. Mengusung total hadiah US$300.000, ESL One Hamburg 2018 sudah setara dengan Dota 2 Minor walaupun turnamen ini tidak masuk sebagai bagian Dota 2 Pro Circuit. Semoga saja EVOS Esports dapat meraih prestasi dan mengharumkan nama Indonesia di kancah esports dunia.

Sumber: GosuGamers, ESL Indonesia,

Didukung Tiga Startup Unicorn, Evos Esports Siap Go International dan Ekspansi ke Bisnis Hiburan

Jujur saya tidak terlalu mengikuti perkembangan dunia esport. Kalau sedang tidak bekerja atau menemani anak, biasanya saya menghabiskan waktu di Mesir era sebelum masehi lewat game Assassin’s Creed: Origins. Kendati demikian, kebesaran nama tim esport lokal, seperti Evos misalnya, tetap tidak luput dari telinga saya, apalagi setelah mereka ditunjuk menjadi brand ambassador Lenovo tahun lalu.

Evos juga semestinya tidak mungkin luput dari pantauan DailySocial, mengingat sejak tahun lalu mereka telah disponsori oleh Go-Jek dan Traveloka. Namun duo unicorn rupanya belum cukup, baru-baru ini Evos mengumumkan bahwa untuk tahun ini, mereka sudah menggandeng sponsor baru yang tak kalah heboh; siapa lagi kalau bukan Tokopedia?

Di titik ini, Evos Esports sudah pantas disebut sebagai salah satu tim esport Indonesia tersukses. Namun tim yang didirikan oleh Hartman Harris belum dua tahun lalu ini juga bertekad melebarkan sayapnya ke level internasional. Vietnam sudah resmi mereka ‘jajah’, dan target selanjutnya adalah Thailand dan Filipina.

Mengapa harus kedua negara tersebut? Lewat siaran pers, Hartman bilang bahwa pertumbuhan tren esport di kedua negara itu tergolong cukup pesat untuk level Asia Tenggara, dan kebetulan populasi generasi milenialnya besar sekaligus aktif.

Dyland Pros menjadi salah satu YouTuber pertama yang 'diculik' EVSE / Evos Esports
Dyland Pros menjadi salah satu YouTuber pertama yang ‘diculik’ EVSE / Evos Esports

Dukungan tiga startup terbesar tanah air – plus Lenovo – juga memungkinkan Evos untuk berekspansi ke bisnis hiburan lewat bendera baru EVS Entertainment (EVSE). EVSE – jangan samakan dengan F4 meskipun pengucapannya mirip – sejatinya bakal berfokus pada produksi konten kreatif.

Langkah awal yang EVSE lakukan adalah menggandeng (baca: mengakuisisi) dua YouTuber yang cukup tenar di kalangan pemain Mobile Legends, yaitu Dyland Pros dan Warpath. Ke depannya, sudah ada rencana untuk mengakuisisi YouTuber kondang dari negara lain, utamanya pasti dari Vietnam, Thailand dan Filipina.

Di sisi lain, masuknya tiga startup sekelas Go-Jek, Traveloka dan Tokopedia di ranah esport paling tidak bisa memberikan gambaran bahwa industri esport tanah air sudah tidak boleh lagi dipandang sebelah mata. Pamornya mungkin belum sebesar olahraga lain, semisal sepak bola, tapi setidaknya sudah mulai mendekati – seperti yang kita tahu, sudah dua tahun ini Go-Jek menjadi sponsor utama Liga 1.

Dibantu Lenovo, Evos Ingin Jadi Tim eSport Terbaik di Asia Tenggara

eSport memperlihatkan sisi termanis dan terganas dari industri gaming. Nama-nama populer di sana merupakan individu-individu teruji yang terus dituntut untuk selalu mengeluarkan seluruh kemampuan mereka. Pencapaian-pencapaian, baik besar maupun kecil, merupakan kemenangan bagi mereka, dan Evos eSports baru saja melewati satu tahapan penting.

Bertepatan dengan peluncuran notebook gaming Legion Y720 serta PC desktop IdeaCentre Y720 Cube di hari Rabu kemarin, Lenovo juga mengumumkan terpilihnya tim Evos eSports sebagai brand ambassador dari perusahaan PC asal Tiongkok itu. Langkah ini merupakan salah satu bentuk komitmen Lenovo dalam membantu pertumbuhan industri gaming dan pengembangan eSport di nusantara.

“Kami senang sekali bisa bekerja sama dengan Lenovo dalam memajukan (ranah) eSport dan gaming profesional di Indonesia, sembari bersama-sama membangun kepercayaan diri gamer lokal dalam memamerkan kemampuan mereka di kompetisi eSport nasional maupun internasional,” ungkap Hartman Harris Christian selaku co-founder Evos eSport via rilis pers.”

Evos Lenovo

Consumer lead Lenovo Indonesia Sung Khiun juga turut mengungkapkan kegembiraan timnya atas langkah ini, “Legion dibuat oleh gamer dan [dipersembahkan] untuk gamer. Bersama dengan komunitas Legion, kami ingin mendorong industri gaming di setiap negara. Di Indonesia, kami melihat sekumpulan gamer yang memiliki semangat, visi dan komitmen yang sama seperti kami. Maka dari itu, kami menunjuk Evos eSports sebagai brand ambassador Lenovo.”

Menurut Evos, kolaborasi bersama Lenovo akan membuat tim ‘lebih kuat lagi dari sebelumnya’ sekaligus turut membantu mereka untuk menjadi organisasi eSport terbaik di Indonesia, lalu selanjutnya, di Asia Tenggara. Di minggu ini juga, Evos turut melakukan kerja sama dengan Traveloka setelah sebelumnya berhasil menggandeng brand-brand populer dan familier seperti Nvidia, LG, serta Go-Jek.

Dahulu dikenal sebagai Zero Latitude, Evos eSports berdiri pada bulan Agustus 2016, memfokuskan perhatiannya pada sejumlah permainan MOBA dan card battle; meliputi Dota 2, Mobile Arena, League of Legends dan Hearthstone: Heroes of Warcraft. Empat tim berbeda ini diperkuat oleh talenta-talenta multinasional, berasal dari Indonesia, Vietnam serta Singapura. Mereka telah berhasil memenangkan sejumah turnamen lokal dan kejuaraan berskala regional.

Evos kabarnya sudah merealisasikan mimpi dari 20 individu yang ingin berkarier di dunia eSport, dan berjanji untuk terus mendukung gamer-gamer profesional itu demi memajukan ranah eSport di tanah Air dan Asia Tenggara.

Evos eSports bersama tim Lenovo Indonesia