Setelah Instagram, Sekarang Snapchat pun Juga Mencoba Meniru TikTok

Tren video pendek yang dipopulerkan oleh TikTok terus bertambah populer. Saking tenarnya, Snapchat pun kini juga dibekali fitur baru yang mekanismenya begitu mirip dengan TikTok.

Fitur ini mereka namai Spotlight, dan persis seperti di TikTok, Spotlight berisikan video-video vertikal dengan durasi maksimum 60 detik. Tentu saja pengguna juga dapat menambahkan musik, sebab Snap sendiri memang sudah mengamankan lisensi dari berbagai label musik sejak Oktober lalu.

Ada beberapa hal yang sedikit membedakan Spotlight dari TikTok, utamanya terkait privasi. Pada video-video yang diunggah ke Spotlight, kita tidak akan menjumpai satu pun kolom untuk membubuhkan komentar publik, sehingga mereka yang kerap dihantui sentimen negatif warganet bisa setidaknya lebih tenang di sini.

Juga berbeda adalah bagaimana pengguna juga tetap bisa mengunggah video ke Spotlight meski status profilnya private. Berbeda dari TikTok yang mewajibkan pengguna untuk mengganti status profilnya menjadi public jika ingin videonya muncul di tab “For You”. Jadi selama pengguna memilih opsi “Spotlight” ketika hendak mengunggah video, video tersebut dipastikan bakal muncul di Spotlight.

Snap tampaknya cukup serius dalam menggagaskan Spotlight. Hal itu bisa dilihat dari kemauannya untuk membayar kreator yang kontennya viral di Spotlight. Tidak peduli berapa pun follower yang dimiliki seorang pengguna, asalkan kontennya sempat viral dan mendulang view jauh lebih banyak dari konten lain di hari tersebut, maka Snap bersedia membayar.

Snap bilang bahwa mereka sudah menyiapkan budget sebesar $1 juta untuk membayar kreator setiap harinya sampai akhir 2020. Dengan adanya insentif semacam ini, semestinya para pengguna Snapchat bakal terdorong untuk mengunggah konten Spotlight secara reguler. Sayangnya Spotlight sejauh ini baru tersedia di 11 negara saja, dan belum ada satu pun negara Asia yang termasuk.

Terlepas dari itu, Spotlight sekali lagi membuktikan bahwa keberhasilan TikTok tidak bisa dipandang sebelah mata; bahkan pencetus format Story pun sekarang mencoba meniru TikTok. Snapchat juga bukan satu-satunya yang melakukan hal itu, sebab Instagram baru-baru ini juga sudah merilis fitur serupa yang mereka namai Reels.

Sumber: The Verge dan Snap.

Luncurkan Snap Minis, Snapchat Makin Mirip dengan WeChat

Kehadiran platform Snap Games tahun lalu mengindikasikan ketertarikan Snapchat untuk berevolusi menjadi semacam superapp ala WeChat. Jadi tanpa perlu meninggalkan aplikasi Snapchat, pengguna dapat mengakses beragam aplikasi lain, dalam kasus ini aplikasi gaming.

Maka dari itu, tidak mengejutkan mendengar kabar mengenai Snap Minis sebagai salah satu dari seabrek fitur baru yang diperkenalkan dalam ajang Snap Partner Summit 2020. Snap Minis pada dasarnya merupakan Snap Games tapi untuk aplikasi-aplikasi non-gaming, dan premisnya tidak berubah: pengguna dapat mengakses deretan aplikasi pihak ketiga langsung dari tampilan percakapan di Snapchat.

Snap Minis bisa diakses dengan mengklik icon bergambar roket tepat di atas tampilan keyboard. Tempatnya jadi satu dengan Games; pengguna dapat menyortir kategorinya dengan mengklik masing-masing tab di bagian paling bawah. Semuanya bisa langsung dibuka tanpa harus mengunduh apa-apa terlebih dulu.

Sejauh ini sudah ada tujuh Minis yang terintegrasi, dan sesuai namanya, masing-masing ibarat versi mini dari aplikasi yang bersangkutan. Salah satu contohnya adalah Headspace, yang menawarkan akses cepat ke sesi meditasi singkat pada versi mininya, atau Saturn, yang versi mininya membantu para pengguna untuk saling membandingkan jadwal sekolahnya.

Salah satu Minis yang sudah tersedia, Headspace / Snap
Salah satu Minis yang sudah tersedia, Headspace / Snap

Snap pun tidak lupa menyelipkan Minis bikinan mereka sendiri, yakni Let’s Do It yang berfungsi untuk membantu pengguna membuat keputusan secara berkelompok. Integrasi banyak aplikasi tentu membuka peluang bagi Snapchat untuk merambah banyak segmen sekaligus seperti yang sudah dibuktikan oleh WeChat maupun sejumlah superapp lain.

E-commerce merupakan satu segmen yang hendak dituju oleh Snap dengan adanya Minis, seperti disampaikan oleh CEO-nya, Evan Spiegel, kepada The Verge. Ke depannya, tidak menutup kemungkinan ada Minis yang mempersilakan para pengguna untuk berbelanja online bersama teman-temannya selagi asyik ngobrol di group chat.

Seperti halnya Snap Games, Snap Minis memanfaatkan teknologi HTML5, dan Snap menjanjikan langkah-langkah integrasi yang terbilang mudah. Developer yang tertarik membuat Minis tidak akan ditarik biaya, dan Snap juga tidak akan mengambil persentase keuntungan seandainya ada transaksi yang berlangsung di dalam sejumlah Minis.

Sulit mengabaikan pengaruh besar WeChat terhadap proses evolusi Snapchat menjadi sebuah superapp, tapi kita juga tidak boleh lupa bahwa Tencent (perusahaan induk WeChat) adalah salah satu investor besar Snap. Kepada Financial Times, Evan Spiegel mengaku bahwa relasi mereka dengan Tencent-lah yang pada akhirnya membuat mereka jadi condong ke konsep superapp.

Sumber: TechCrunch dan Snap.

Lewat Friendship Profile, Snapchat Ingin Soroti Pertemanan Antar Para Penggunanya

Snapchat boleh memulai tren aplikasi chatting bersifat ephemeral (konten otomatis dihapus setelah beberapa saat), akan tetapi buat sebagian penggunanya, Snapchat juga telah berevolusi menjadi medium komunikasi utama antara mereka dan sahabat-sahabat terdekatnya.

Foto atau video yang tadinya hilang dengan sendirinya kini bisa disimpan sebagai kenangan pribadi antar pengguna, dan Snapchat baru saja merilis fitur bernama Friendship Profile demi memudahkan pengguna mengakses memori mereka bersama teman-temannya.

Jadi ketika kita mengklik Bitmoji milik teman, kita akan dibawa ke halaman Friendship Profile. Di sana tertera semua pesan, tautan, gambar maupun video yang pernah kita simpan dari percakapan dengan teman kita tersebut. Snapchat mendeskripsikan fitur ini sebagai cara tercepat untuk mencari highlight dari pertemanan antar pengguna.

Tanpa melupakan kepentingan akan privasi, Friendship Profile hanya bisa dilihat oleh masing-masing pengguna dan temannya tersebut. Fitur ini sudah mulai diluncurkan secara global dan bertahap selama beberapa minggu ke depan.

Bitmoji Merch

Masih dalam tema persahabatan, Snapchat turut meluncurkan toko merchandise seputar Bitmoji. Di situ konsumen bisa membeli beragam produk seperti mug, buku catatan, casing ponsel maupun T-shirt bergambar Bitmoji. Bukan sembarang Bitmoji tentu saja, tapi sesuai dengan Bitmoji bikinan pengguna dan temannya sendiri.

Untuk pengguna di Amerika Serikat, Snapchat juga bakal merilis Bitmoji Stories, semacam comic strip tapi dengan Bitmoji masing-masing pengguna dan teman terdekatnya sebagai karakternya. Bitmoji Stories nantinya bisa diakses melalui Discover.

Sumber: TechCrunch dan Snap.

Snapchat Luncurkan Lens Explorer, Mudahkan Pengguna Temukan Lens Garapan Komunitas

Snapchat bukanlah sosok asing di bidang augmented reality. Mereka sudah menyediakan fitur Lens sejak lama, dan menjelang akhir tahun kemarin, mereka merilis aplikasi Mac dan Windows bernama Lens Studio, yang memungkinkan siapapun untuk merancang filter wajah maupun objek AR interaktif versinya sendiri untuk digunakan di Snapchat.

Sejak Lens Studio diluncurkan, sudah ada lebih dari 100.000 Lens unik yang dikumpulkan oleh para kreator, dan ini semua juga telah dilihat oleh pengguna Snapchat sebanyak lebih dari 2,5 miliar kali. Namun yang menjadi kendala, menemukan Lens garapan komunitas ini tidak gampang.

Cara yang pertama adalah dengan memindai QR Snapcode yang dibagikan oleh sang kreator Lens itu sendiri. Kedua, bisa juga dengan melihat Story seseorang yang kebetulan menggunakan Lens tersebut. Ketiga, kalau beruntung, Lens tersebut dapat terpilih langsung oleh tim kurator Snapchat dan ditampilkan di Lens Carousel.

Semua itu berubah hari ini dengan diluncurkannya fitur Lens Explorer, yang diwakili oleh sebuah icon baru di Lens Carousel. Klik icon tersebut, maka Anda bakal langsung disuguhi dengan sederet Lens karya komunitas. Untuk menggunakannya di Stories, tinggal pilih salah satu yang diinginkan.

Sejatinya tidak ada cara yang lebih simpel dari Lens Explorer. Berkat fitur ini, sudah pasti Lens garapan komunitas bakal lebih sering lagi digunakan, yang pada akhirnya dapat mendorong para kreator untuk terus berkarya, meski insentif yang mereka dapatkan tidak lebih dari sebatas ketenaran.

Sayang masih ada satu kendala lagi yang belum tuntas: Lens Explorer baru diluncurkan secara perlahan untuk Snapchat versi iOS. Versi Android-nya malah belum ada kabar sama sekali.

Sumber: Engadget dan Snap.

Fitur Explore Sajikan Update Atas Berbagai Aktivitas yang Terjadi via Snap Map

Snapchat terus menyempurnakan fitur Snap Map yang mereka luncurkan tahun lalu. Setelah belum lama ini merilis Snap Map versi web, Snapchat kini mencoba membujuk pengguna untuk lebih sering memakai Snap Map melalui fitur bernama Explore.

Explore dideskripsikan sebagai pemandu wisata akan bermacam peristiwa yang terjadi di Snap Map. Setiap kali teman-teman pengguna berkunjung ke lokasi baru, atau mampir ke suatu festival, Explore akan menyuguhkan update secara otomatis di Snap Map.

Pada dasarnya Explore akan mencoba mengekspos semua kegiatan yang memiliki informasi lokasi di Snapchat. Namun tentu saja, semuanya kembali ke keputusan pengguna masing-masing: apakah mereka keberatan atau tidak membagikan informasi lokasinya ke teman-temannya melalui Snap Map.

Andai keberatan, maka aktivitasnya sama sekali tidak akan pernah muncul di Snap Map, dan Explore pun tidak dapat memantaunya. Setiap status yang muncul di Explore hanya bisa dilihat selama 24 jam, dan dalam kurun waktu tersebut hanya akan ada satu status yang muncul dari setiap pengguna.

Selain status dari teman, Explore juga akan menyuguhkan update atas momen-momen lain macam breaking news atau event yang sedang berlangsung. Ini setidaknya bisa sedikit mengisi kekosongan pada Snap Map bagi mereka yang belum memiliki banyak teman.

Menurut Snapchat, fitur ini dirancang demi mengatasi masalah di mana pengguna sering bingung harus memulai dari mana ketika membuka Snap Map. Jadi ketimbang harus menavigasikan tampilan peta secara manual, pengguna bisa memulai eksplorasinya hanya dengan menekan tombol “New Updates”.

Sumber: The Verge dan Snap.

Berkat Integrasi Giphy, Snapchat Stories Kini Bisa Ditempeli Sticker GIF

Tidak terhitung berapa kali sudah Instagram menjiplak Snapchat. Mulai dari awal kelahiran fitur Stories sampai beberapa fitur lanjutannya, meski mereka juga sempat beberapa kali menghadirkan fitur orisinil, dan pada akhirnya sukses mengalahkan Snapchat dalam hal jumlah pengguna.

Kesuksesan Instagram Stories ini membuat situasinya jadi berbalik 180 derajat. Sekarang giliran Snapchat yang mencontek salah satu fitur orisinil Instagram, yakni sticker GIF yang baru dirilis bulan lalu. Sumber yang dimanfaatkan pun juga sama, yakni Giphy.

Jadi, usai mengambil foto atau video, pengguna Snapchat sekarang bisa menambahkan sticker GIF di atasnya, dengan ukuran yang bisa disesuaikan. Sama seperti di Instagram Stories, jumlah GIF yang bisa disematkan pun tidak dibatasi, dan Giphy juga akan menyuguhkan sejumlah saran pencarian yang spesifik untuk memudahkan pengguna mengakses koleksi masifnya.

Integrasi Giphy pada Instagram dan Snapchat ini semakin membuktikan betapa besarnya pengaruh GIF terhadap cara kita mengonsumsi konten di internet. Dulunya GIF mungkin hanya diasosiasikan dengan meme, tapi sekarang dokumentasi keseharian kita pun juga dipenuhi dengan gambar-gambar bergerak ini.

Bersamaan dengan itu, Snapchat juga memperbaiki tampilan aplikasinya dengan menambahkan tab pada bagian Friends dan Discover. Dengan demikian, pengguna tidak akan bingung mana Stories yang berasal dari teman-temannya, dan mana yang berasal dari brand atau media yang mereka ikuti.

Sumber: TechCrunch.

Versi Baru Snapchat Tak Lagi Campur Adukkan Konten dari Teman dan dari Brand

Snapchat adalah salah satu contoh yang paling gamblang untuk menggambarkan konsep media sosial. Elemen media yang diwakili oleh konten bikinan brand maupun kreator dikumpulkan di tab Discover di sebelah kanan, sedangkan elemen sosial yang diwakili oleh pesan-pesan dari teman terdekat dikumpulkan di tab sebelah kiri.

Sayangnya, ketika konten dari teman dan dari kreator profesional disatukan seperti ini, akan ada sejumlah efek samping yang harus ditanggung. Salah satunya menurut Snapchat adalah berita palsu, sebab dalam kondisi Snapchat seperti sekarang ini, sulit bagi pengguna untuk membedakan mana konten yang datang dari teman-temannya dan mana yang dari brand atau kreator.

Maka dari itu, mereka memutuskan harus ada perubahan, dan lahirlah versi baru Snapchat yang lebih matang dan terpoles. Tampilannya secara keseluruhan kurang lebih masih sama: tampilan kamera masih akan menyambut pengguna pertama kali, lalu di sebelah kirinya ada tab Chats, dan Discover juga masih di sebelah kanan.

Perbedaan yang paling utama, Stories kini tidak hanya terdapat di tab Discover, tapi juga di tab Chats. Tujuannya adalah untuk memisahkan Stories dari teman dan dari brand maupun kreator. Selama sebuah akun mengikuti Anda, Stories darinya akan muncul di tab Chats, kalau tidak Snapchat bakal menempatkannya di tab Discover.

Chats sekarang juga akan dikelompokkan berdasarkan waktu sekaligus kategori baru berlabel “Best Friends”. Snapchat bilang bahwa mereka telah menerapkan algoritma khusus untuk menentukan secara otomatis akun-akun mana saja yang merupakan teman baik masing-masing pengguna, lalu menyuguhkan pesan-pesan darinya di paling atas.

Stories pada tab Discover kini juga akan dikurasi secara manual oleh tim internal di samping mengandalkan algoritma. Versi baru Snapchat ini kabarnya akan diuji terlebih dulu bersama sejumlah pengguna sebelum dirilis ke publik dalam beberapa minggu ke depan.

Sumber: Snap dan The Verge.

Snapchat Perkenalkan Fitur Context Cards

Usai memperkenalkan fitur Snap Map pada bulan Juni lalu, Snapchat kini kembali hadir dengan fitur baru yang tak kalah menarik bernama Context Cards. Secara mendasar, fitur ini dirancang guna memberikan cara baru bagi pengguna untuk mengakses lebih banyak informasi terkait apa yang mereka dapati di Snapchat.

Sesuai namanya, Context Cards menambahkan informasi kontekstual pada foto atau video yang dibagikan ke Our Story atau yang di-tag menggunakan Geofilter. Setiap kali pengguna melihat label “More” di bagian bawah suatu Snap, mereka dapat mengusap layar ke atas dan memunculkan kartu interaktif berisi informasi kontekstual itu tadi.

Snapchat Context Cards

Informasinya berasal dari sejumlah mitra Snap, macam TripAdvisor dan Foursquare. Sepintas informasi yang disajikan mirip seperti yang ada di Google Maps, mencakup ulasan pengguna, jam buka atau nomor telepon, tapi Snap memastikan ke depannya akan hadir jenis informasi dari mitra-mitra lain.

Pengguna juga dapat mengambil tindakan dari Context Cards, entah itu memesan Uber menuju lokasi, atau memesan meja lewat layanan OpenTable. Semuanya disatukan ke dalam tampilan kartu interaktif yang mudah dinavigasikan.

Kehadiran Context Cards pada dasarnya berpotensi mengubah cara pengguna Snapchat mengonsumsi konten. Snap sendiri berharap Context Cards dapat menjadi dorongan tersendiri bagi pengguna untuk mempelajari lebih dalam mengenai apapun yang menarik perhatian mereka masing-masing.

Sumber: TechCrunch dan Snap.

Snapchat Luncurkan Fitur Pencarian untuk Stories

Tidak henti-hentinya Facebook menyerang Snapchat dengan menjiplak fitur-fitur yang ditawarkan aplikasi pesan instan tersebut. Terakhir diberitakan, Facebook menghadirkan fitur Stories ke aplikasi Android dan iOS-nya. Apakah Snapchat bakal terus diam saja? Rupanya tidak.

Baru-baru ini, Snapchat memperkenalkan fitur search untuk Stories. Premis yang ditawarkan sederhana saja, dimana pengguna dapat melakukan pencarian konten berdasarkan lokasi, event atau kata kunci yang spesifik.

Contohnya, kalau berdasarkan lokasi, Anda bisa melakukan pencarian konten yang diambil di konser Coldplay baru-baru ini. Untuk lokasi, Anda bisa mencari konten yang diambil semisal di puncak Gunung Everest. Dan untuk kata kunci, Anda bisa mencari konten tentang anak anjing yang imut-imut menggunakan kata kunci “puppies” misalnya.

Snapchat mengandalkan teknologi machine learning guna merealisasikan fitur ini. Diperkirakan setidaknya sudah ada lebih dari satu juta Story yang unik yang bisa Anda temukan dengan cara ini di Snapchat.

Catatan penting: konten yang muncul dalam hasil pencarian hanyalah yang dimasukkan ke dalam channel Our Story. Ini berarti Story bikinan Anda tidak akan langsung otomatis bisa ditemukan oleh pengguna lain, dan Anda pun tidak perlu khawatir privasi Anda terganggu dengan adanya fitur baru ini.

Fitur search untuk Story ini untuk sekarang baru tersedia di beberapa kota terpilih di Amerika Serikat saja. Belum ada informasi secepat apa Snapchat bisa membawanya ke pengguna di kawasan lain. Semoga saja sudah tersedia secara global sebelum Facebook kumat dan menconteknya lagi.

Sumber: Snap dan The Next Web.

Snapchat Hadirkan Fitur Universal Search yang Bisa Diakses dari Manapun di dalam Aplikasi

Di antara sederet aplikasi pesan instan yang tersedia, interface Snapchat bukanlah yang paling mudah untuk dipahami dan dinavigasikan – meski tidak bisa dipungkiri paling unik dibanding yang lain. Ini merupakan salah satu faktor mengapa Snapchat kurang begitu populer di kalangan pengguna baru.

Itulah sebabnya Snapchat telah meracik fitur baru berupa universal search. Fitur ini sederhananya akan menampilkan sebuah search bar di bagian teratas yang bisa diakses kapan pun dan dari bagian aplikasi manapun untuk mencari pesan, Story atau konten lainnya.

Snapchat sengaja merancang fitur search ini dengan fokus pada kecepatan, sehingga pengguna dapat menemukan apa yang mereka cari dengan mudah, lalu kembali mengambil Snap demi Snap. Hasil pencarian pun disajikan secara rapi dan tertata, serta memberikan akses instan ke bermacam konten.

Misalnya, ketika Anda mencari nama seorang teman, icon Bitmoji yang terpampang di sebelah kiri namanya bisa Anda sentuh untuk langsung membuka profilnya. Sentuh namanya, maka Anda akan langsung dibawa ke jendela chatting, sedangkan icon di sebelah kanan yang merupakan thumbnail Story bisa disentuh sehingga Anda bisa menontonnya langsung dalam tampilan penuh.

Snapchat kini juga memberikan kebebasan para penggunanya untuk mengunggah konten ke channel Our Story. Sebelumnya, akses ke Our Story hanya terbatas pada mereka yang menghadiri eventevent tertentu saja.

Fitur universal search ini untuk sementara baru bisa dinikmati beberapa pengguna yang beruntung saja, akan tetapi Snapchat berjanji untuk segera merilisnya ke semua pengguna, baik di platform Android maupun iOS.

Sumber: TechCrunch.