Samsung Dilaporkan Telah Selesai Merevisi Galaxy Fold

Seberapa penting mempersilakan reviewer menguji suatu produk teknologi sebelum mulai memasarkannya ke konsumen? Sangat penting, dan itu sudah dibuktikan oleh Samsung lewat foldable phone perdananya, Galaxy Fold. Selang beberapa minggu setelah peluncurannya, sejumlah reviewer yang mengujinya menemui masalah perihal display-nya.

Sejak itu Samsung langsung menunda perilisan Galaxy Fold. Mereka memutuskan untuk membenahi sejumlah elemen yang berpotensi menjadi masalah, dan berdasarkan laporan terbaru dari Bloomberg, Samsung sudah berhasil memperbaiki kekurangan Galaxy Fold yang berujung pada problem seputar display tersebut.

Bagian terpenting yang dibenahi adalah sejenis film yang menjadi pelapis terluar layar Galaxy Fold. Pada versi barunya, lapisan film ini membungkus permukaan layar secara keseluruhan berdasarkan info dari narasumber anonim Bloomberg yang melihat perangkatnya secara langsung.

Ini sangat berbeda dari versi lamanya yang sempat diuji oleh para reviewer. Di versi lamanya itu, lapisan filmnya tidak menutupi seluruh permukaan layar, sehingga sebagian besar reviewer mengiranya sebagai sebuah screen protector dan berniat melepasnya dengan mengupas bagian ujungnya. Akibatnya ternyata fatal, sebab ternyata fungsi lapisan film itu bukan sebatas untuk melindungi layar dari goresan saja.

Samsung Galaxy Fold

Bagian lain yang ikut direvisi adalah engselnya, yang kini lebih menonjol ke atas, sehingga posisinya jadi rata dengan layar. Rancangan seperti ini diyakini bisa membantu memperluas cakupan lapisan film itu tadi ketika ponsel sedang dalam posisi terbuka lebar layarnya, serta membantu mengurangi risiko munculnya ceruk di bagian tengah layar seiring berjalannya waktu.

Kembali ke pertanyaan di awal, pengalaman para reviewer ini jelas amat krusial buat Samsung. Jauh lebih baik mereka yang menjumpai masalah lebih dulu ketimbang kalau perangkatnya sudah tiba di tangan konsumen sebelum direvisi. Lebih penting lagi karena Galaxy Fold mengadopsi teknologi yang benar-benar baru di industri smartphone.

Laporan dari Bloomberg menambahkan bahwa Samsung kini sudah siap mendistribusikan komponen-komponen utama Galaxy Fold untuk dirakit. Kendati demikian, jadwal pemasaran barunya masih belum ditetapkan. Kecil kemungkinan Samsung bakal merilisnya di event Unpacked pada tanggal 7 Agustus mendatang, sebab event tersebut setiap tahunnya selalu disiapkan untuk menyingkap generasi baru Galaxy Note.

Sumber: Bloomberg.

Oppo Pamerkan Prototipe Foldable Smartphone Rancangannya

Foldable smartphone menjadi salah satu topik pembicaraan terhangat di tengah perhelatan Mobile World Congress tahun ini berkat peluncuran Samsung Galaxy Fold dan Huawei Mate X. Lalu siapa lagi yang bakal menyusul? Oppo, meski yang mereka umumkan baru sebatas prototipe.

Oppo juga tidak memamerkan perangkat ini di hadapan para jurnalis, melainkan hanya melalui foto-foto yang diunggah ke Weibo oleh Brian Shen selaku vice president-nya. Tanpa perlu kita amati secara teliti, tampak jelas bahwa foldable phone bikinan Oppo ini mirip sekali dengan Huawei Mate X, mulai dari mekanisme lipatnya sampai ke bagian samping yang dihuni oleh kamera sekaligus berfungsi sebagai grip ketika perangkat dalam posisi layar terbuka lebar.

Oppo foldable phone prototype

Apakah ini berarti Oppo terang-terangan menyontek Huawei sehingga mereka belum berani memperkenalkan foldable phone-nya secara resmi? Kita boleh saja berasumsi demikian, akan tetapi Brian punya penjelasan yang berbeda.

Berdasarkan pantauan Engadget di kolom komentar post yang diunggah Brian, beliau menjelaskan bahwa awalnya Oppo berniat menyingkap perangkat ini di sesi keynote mereka di MWC 2019, namun pada akhirnya rencana tersebut dibatalkan.

Alasannya, menurut Brian, foldable phone kurang bisa meningkatkan user experience secara drastis. Namun itu bukan berarti Oppo bakal selamanya menyimpan prototipe ini di labnya. Seandainya ada demand yang cukup tinggi, dilihat dari seberapa banyak retweet yang didapat oleh unggahan Shen, maka ada kemungkinan Oppo bakal memproduksinya secara massal.

Oppo foldable phone prototype

Menurut saya pribadi, dalih terkait user experience itu cukup mudah untuk disangkal. Pasalnya, notch yang membanjiri smartphonesmartphone terkini juga bisa dibilang kurang efektif dalam meningkatkan user experience.

Baik penggunaan notch maupun konsep foldable seperti ini menurut saya tujuan utamanya adalah untuk menambah screen real estate. Malahan kalau konsep foldable semestinya bisa mengubah user experience secara drastis mengingat yang dihadapi konsumen bukan lagi tampilan smartphone saja, melainkan smartphone + tablet dalam satu kemasan.

Sumber: Engadget via The Verge.

WSJ: Smartphone Lipat Samsung Mendekati Nyata, Rilis Tahun 2019

Rumor mengenai foldable phone atau ponsel lipat dari Samsung sudah berhembus sejak bertahun-tahun yang lalu. Mimpi itu mungkin semakin mendekati kenyataan.

Menurut sumber terpercaya dari Wall Street Journal, foldable phone Samsung dengan nama kode ‘Winner‘ akan dirilis pada tahun depan. Seperti apa?

Desainnya mirip dengan gambar paten terbaru Samsung, seperti ponsel clamshell (flip). Saat dibuka, ukuran layarnya mencapai 7 inci, namun produk finalnya nanti mungkin akan berubah.

Ya, berbeda dengan ZTE Axon M yang menggunakan dua layar terpisah dan dihubungkan dengan engsel. Teknologi layar OLED fleksibel Samsung memungkinkan bagian layarnya dapat ditekuk setengahnya layaknya sebuah ‘dompet’.

Pastinya keren banget, karena dapat dilipat – maka ukurannya memungkin untuk lebih mudah disimpan. Tapi, saya penasaran bagaimana kepraktisannya saat digunakan dalam aktivitas sehari-hari. Bagaimana harganya?

Pengembangan bertahun-tahun dan komponen-komponen high-end yang dibutuhkan seperti kapasitas baterai lebih besar dan prosesor yang cepat. Diperkirakan foldable phone pertama Samsung akan dibanderol US$1.500 atau lebih dari 20 jutaan.

Menurut WSJ, awalnya perangkat tersebut memang akan diluncurkan dalam skala yang lebih kecil. Targetnya adalah para mobile gamer atau mereka yang tertarik dengan inovasi desain baru.

Kalau semuanya berjalan lancar, foldable phone Samsung akan dipamerkan pada bulan Januari di gelaran CES 2019. Diharapkan akan memulai debutnya pada paruh kedua tahun 2019.

Sumber: PhoneArena

OPPO Patenkan Desain Smartphone Tekuk

OPPO sepertinya bukan perusahaan smartphone asal Tiongkok yang biasa. Perusahaan yang dikenal sebagai smartphone khusus untuk swafoto ini ternyata memiliki banyak sekali terobosan desain.

Dulu, OPPO Find 7 dikenal dengan kamera berotasinya. Selain itu, OPPO juga yang pertama kali menempatkan touchpad pada bagian belakang, sehingga sampai saat ini banyak smartphone menempatkan sensor sidik jari di bagian belakangnya.

Tidak berhenti sampai disitu, OPPO juga telah mengeluarkan desain baru kamera dengan motor mekanis. Kamera pada Oppo Find X akan muncul pada saat dibutuhkan oleh sang pengguna.

OPPO tidak berhenti sampai di situ saja. Saat ini, OPPO telah mendaftarkan paten untuk “foldable smartphone” pada WIPO (World Intellectual Property Organisation) pada tanggal 22 Maret 2018 dengan nama “Rotation Mechanism and Foldable Mobile Terminal” dan “Hinge assembly, rotation mechanism and foldable mobile terminal”.

oppo-opvouwbare-smartphone-770x514

Sebulan kemudian, paten ini diterbitkan pada tanggal 6 April 2018. Hal tersebut dikarenakan OPPO meminta kepada WIPO untuk dapat dipublikasikan dengan cepat.

Hal yang unik ada pada desain tekuk yang dimiliki oleh OPPO. Beberapa vendor smartphone membuat desain tekuk tersebut dengan layar menghadap ke dalam. Akan tetapi, OPPO membuat tekukannya keluar, sehingga nantinya akan terbentuk seperti smartphone dengan layar di depan dan belakang.

oppo-vouwbare-smartphone-770x389

Selanjutnya, OPPO juga memiliki desain dimana sebuah perangkat memiliki tiga layar yang dapat dilipat menjadi satu. Layar utamanya memiliki semua modul sensor yang ada, seperti kamera dan speaker.

opvouwbare-oppo-smartphone-770x474

OPPO juga memiliki sebuah desain yang unik dimana terdapat sebuah perangkat akan diberikan airbag. Hal ini akan membuat layar pada perangkat menjadi lebih tahan lama saat dilipat. OPPO juga memberikan pilihan lain dengan memberikan sebuah lapisan yang elastis pada sisi smartphone sehingga layar tidak akan cepat rusak.

Selanjutnya adalah sebuah perangkat dengan layar yang memiliki dimensi lebih lebar dari smartphone-nya. Layar tersebut nantinya dapat dilipat agar menjadi lebih ringkas.

opvouwbare-smartphones-1-770x383

Semua ini mungkin baru sebagian saja dari desain yang dikeluarkan oleh OPPO. Kita lihat saja, terobosan apa lagi yang akan diberikan oleh perusahaan asal Tiongkok ini untuk para konsumennya di masa depan.

Sumber dan Gambar: Let’s Go Digital. Header: Ilustrasi kamera OPPO.

Ikuti Jejak Samsung dan ZTE, Huawei Godok Smartphone Lipat Bak Dompet

Setiap tahun, tren smartphone terus berganti. Dua tahun lalu, smartphone selfie mulai menggila dan sampai sekarang bahkan trennya belum benar-benar pudar. Oppo buktinya masih fokus ke segmen penggila selfie menyusul rencana peluncuran F5 yang mengandalkan kamera depan ganda. Tapi dalam setahun terakhir, di antara gempuran smartphone selfie, tren tanpa bezel dan layar FullView berukuran lebar lebih banyak mencuri perhatian.

Pertanyaan berikutnya, di tahun 2018 mendatang, kira-kira tren apa yang bakal jadi fokus pabrikan smartphone ternama dunia? Mungkinkah smartphone yang bisa dilipat bak dompet? Atau layar dengan aspek rasio besar masih lebih dominan?

Jawaban untuk pertanyaan itu sebenarnya sudah dijawab oleh ZTE yang pekan lalu merilis smartphone lipat (bukan clamshell) perdananya, Axon M. Walaupun tanpa penyambutan yang super meriah layaknya ponsel penggebrak, tren yang diusung oleh Axon M sebenarnya juga jadi bidikan sejumlah perusahaan ternama seperti Samsung, LG dan Huawei.

Nah, nama terakhir ini sontak menjadi kejaran media, karena berbeda dengan Samsung, Huawei sebelumnya tak pernah dikait-kaitkan dengan kompetisi pengembangan smartphone lipat. Kabar ini memanas setelah CEO Huawei, Richard Yu membeberkan kepada CNET bahwa perusahaannya sudah mengerjakan sebuah perangkat sampel yang kini sedang disempurnakan. Huawei diyakini bakal mengikuti jejak ZTE, namun tengah berupaya keras memangkas gap antar layar yang dilipat. Seperti kita ketahui, ponsel pintar jenis ini menggunakan mekanisme unik sehingga layar bisa dilipat ke samping bak dompet kemudian disatukan kembali. Patahan inilah yang sepertinya sedang diupayakan oleh Huawei agar dapat menyatu tanpa celah tapi tetap bisa dilipat dengan mudah.

Dalam sesi wawancara tersebut, Yu juga mengatakan ponsel pintar lipat inovatifnya akan diluncurkan di tahun 2018 mendatang. Tapi Ia tak menyebutkan soal tanggal ataupun bulan pastinya.

Perkembangan perangkat smartphone khususnya, telah mencapai level yang sangat mengesankan. Smartphone flaship keluaran 2017 tak hanya menawarkan kecantikan dalam desain, tapi juga fungsionalitas yang semakin kaya, performa yang lebih baik, baterai lebih efisien dan konektivitas yang lebih luas. Namun smartphone yang bisa dilipat (foldable phone) tampaknya menjadi obsesi tersendiri bagi pabrikan smartphone yang harus segera dituntaskan.

Samsung misalnya telah bertahun-tahun diberitakan sedang menggarap smartphone semacam itu. Obsesi itu belum tuntas, dan harus segera direalisasikan jika tak ingin kembali disalip. Kita tahu ZTE sudah melesat dari posisi start dengan Axon M-nya. Dan jika berkaca pada serangkaian rumor dan urgensinya, bukan tak mungkin Galaxy X – nama smartphone lipat Samsung – akan diluncurkan juga tahun depan. Wah, bakal seru nih persaingan di industri mobile tahun depan!