5 Tips Fotografi Makanan yang Untuk Konten Sosial Media

Seni fotografi memiliki banyak macam dan jenis yang berbeda, salah satunya adalah fotografi makanan. 

Fotografi makanan adalah fotografi yang ditujukan untuk mengabadikan segala macam dan bentuk makanan yang telah ditata rapi agar terlihat rapi dan cantik hingga mampu menggambarkan kelezatan makanan dan hidupnya makanan tersebut tanpa mendeskripsikannya. 

Biasanya, hal ini membutuhkan food stylist untuk menata makanan saat hendak dipotret karena warna dan tekstur dari piring maupun elemen pendukung lainnya juga patut diperhatikan. 

Tidak hanya untuk kesenangan pribadi, fotografi makanan juga sangat dibutuhkan oleh industri kuliner seperti rumah produksi, periklanan, produsen makanan, kafe, hotel dan lainnya. 

Contoh Fotografi Makanan

Fotografi makanan ini merupakan teknik memotret makanan tersebut terlihat lebih menggoda para audiens. Berikut ini adalah contoh fotografi makanan yang dapat menginspirasi kamu:

Makanan Panas

Foto Makanan Panas / Nagoya News
Foto Makanan Panas / Nagoya News

Makanan panas bisa menjadi subjek yang bagus untuk fotografi makanan karena dapat membangkitkan perasaan hangat dan nyaman pada audiens. Pencahayaan juga penting saat memotret makanan panas, karena dapat membantu menonjolkan tekstur dan menciptakan kesan kedalaman dan dimensi pada gambar. 

Cahaya Alami

Foto Makanan Cahaya Alami / Jakarta School of Photography
Foto Makanan Cahaya Alami / Jakarta School of Photography

Pencahayaan alami bisa menjadi pilihan bagus untuk fotografi makanan karena dapat menciptakan tampilan lembut dan alami yang melengkapi subjek. Saat menggunakan cahaya alami, penting untuk memperhatikan sudut dan kualitas cahaya untuk memastikan bahwa cahaya menyorot makanan dengan cara yang paling bagus. 

Makanan dari Atas

Foto Makanan dari Atas / Bibit
Foto Makanan dari Atas / Bibit

Memotret makanan dari atas dapat menciptakan perspektif unik dan menarik yang menonjolkan hidangan dengan cara yang mungkin tidak dilakukan oleh sudut lain. Konsep ini bisa sangat efektif untuk hidangan datar atau berlapis, karena memungkinkan pemirsa untuk melihat semua komponen hidangan yang berbeda. 

Menggunakan Background Putih

Foto Makanan Background Putih / Pngtree
Foto Makanan Background Putih / Pngtree

Menggunakan latar belakang putih untuk fotografi makanan dapat menciptakan tampilan bersih dan minimalis yang menarik perhatian pemirsa ke makanan itu sendiri. Saat menggunakan latar belakang putih, penting untuk memastikan bahwa pencahayaan merata dan tidak ada bayangan atau pantulan yang mengganggu. 

Makanan yang Tertata

Foto Makanan Tertata / Pelatihan Pariwisata
Foto Makanan Tertata / Pelatihan Pariwisata

Mengatur makanan untuk fotografi makanan melibatkan penataan hidangan dengan cara yang menarik secara visual dan menonjolkan fitur uniknya. Kamu dapat bekerja sama dengan fotografer makanan terampil yang memahami cara menata makanan untuk dampak maksimum.

Demikianlah penjelasan mengenai 5 (lima) tips fotografi makanan, semoga bermanfaat.

Punya Hobi Fotografi? Intip 5 Cara Mendapatkan Uang dari Hobi Foto Ini

Pernahkah Anda mendengar pernyataan ‘pekerjaan terbaik adalah hobi yang dibayar’? Tapi, apakah bisa kita mendapatkan uang dari hobi? Tentu bisa. Salah satu hobi yang dapat menghasilkan cuan untuk Anda adalah hobi fotografi. Terdapat banyak cara agar Anda bisa mendapatkan uang dari hobi foto satu ini. Apa saja, ya? Simak rangkuman informasinya di bawah ini ya!

Cara Mendapatkan Uang Dari Foto

Apabila Anda memiliki hobi dan kemampuan fotografi, maka Anda adalah salah satu orang yang beruntung karena Anda dapat memperoleh uang dari hobi yang Anda miliki. Apabila Anda tertarik dengan peluang ini, berikut adalah lima cara yang bisa Anda lakukan untuk menghasilkan uang dari hobi foto.

Menjual Jasa Fotografi

Cara pertama yang bisa Anda lakukan untuk mendapatkan uang dari hobi foto Anda adalah dengan menjual jasa fotografi. Anda dapat membuka bisnis jasa foto pernikahan, foto produk, atau foto untuk kebutuhan jurnalistik apabila Anda telah mencapai level fotografer profesional.

Untuk memulainya, Anda dapat membuat portofolio fotografi Anda untuk kemudian ditunjukkan kepada calon klien.

Membuka Studio Foto

Tidak ingin repot melakukan photoshoot di luar? Membuka studio foto adalah solusinya. Dengan membuka studio foto, Anda dapat menghasilkan uang dari hobi foto Anda tanpa harus menghampiri klien di luar atau hunting foto.

Studio foto memiliki peluang bisnis yang cukup bagus, terlebih lagi jika Anda melakukan promosi usaha dengan giat di media sosial.

Membuka Kursus Fotografi

Selanjutnya, Anda juga dapat mendapatkan penghasilan sambil berbagi ilmu kepada orang lain dengan cara membuka kursus fotografi. Tidak hanya Anda, banyak orang juga ingin memiliki kemampuan fotografi dan menghasilkan uang dari kemampuan ini.

Ini adalah kesempatan emas bagi Anda untuk menyalurkan hobi, berbagi pengetahuan, dan sekaligus mendapatkan uang.

Menjual Hasil Foto

Jika Anda hobi hunting foto dan memiliki banyak stok foto di galeri, Anda dapat menjual hasil foto tersebut ke berbagai platform penyedia gambar. Salah satu platform yang dapat Anda coba untuk menjual hasil foto yang Anda miliki adalah Shutterstock.

Platform Shutterstock merupakan platform yang terkenal di kalangan pegiat fotografi karena memberikan kesempatan untuk mendapatkan passive income dengan menjadi kontributor.

Mengikuti Lomba Fotografi

Tidak tertarik dengan cara yang berbau bisnis? Maka Anda wajib mencoba cara satu ini, yaitu mendapatkan uang dengan mengikuti lomba fotografi. Saat ini, Anda dapat memperoleh banyak informasi mengenai lomba fotografi melalui media sosial.

Beberapa lomba fotografi memberikan hadiah uang tunai yang dapat Anda manfaatkan untuk mendapatkan uang dari hobi yang Anda miliki.

Nah, itu dia lima cara mendapatkan uang dari hobi foto. Apabila Anda memilih cara yang berhubungan dengan bisnis, jangan lupa untuk menerapkan ilmu pemasaran digital agar Anda dapat cuan maksimal. Selamat mencoba!

Header by Pexels.

Bagaimana Cara Menarik Saldo Komisi di Shutterstock? Kontributor Pemula Wajib Tahu!

Sudahkah Anda tahu cara menarik saldo Shutterstock? Bagi kontributor pemula, informasi terkait bagaimana Anda menarik komisi mungkin membingungkan. Namun, jangan khawatir. Artikel ini akan menyuguhkan informasi mengenai ketentuan penarikan komisi di Shutterstock.

Seperti yang Anda ketahui, Shutterstock merupakan platform penyedia gambar, musik, video berlisensi yang juga dapat menjadi media untuk menghasilkan uang bagi pegiat fotografi, edit video dan foto, hingga desain grafis. Tapi, bagaimana kontributor dapat menarik komisi dari Shutterstock?

Cara Mendapatkan Komisi Dari Shutterstock

Sebagai kontributor, Anda dapat memperoleh komisi dari Shutterstock dengan mengunggah karya Anda, yang bisa berupa foto, ilustrasi, video, atau musik. Kemudian, Anda akan mendapatkan komisi untuk setiap unduhan pada karya Anda.

Kontributor juga bisa mendapatkan bayaran yang lebih tinggi apabila terdapat pengguna yang membeli karya Anda.

Selain dari karya yang Anda unggah ke Shutterstock, Anda juga dapat menghasilkan pendapatan tambahan dengan mengajak orang lain untuk bergabung ke Shutterstock menggunakan link referral Anda.

Cara Menarik Saldo Komisi Shutterstock

Setelah mendapatkan komisi dari pengguna yang mengunduh atau membeli karya Anda, selanjutnya penarikan komisi dapat dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:

  • Penarikan komisi dapat dilakukan apabila telah memenuhi nominal minimum penarikan, yakni sebesar $35.
  • Komisi akan secara otomatis dikirimkan ke akun PayPal kontributor.
  • Penarikan komisi dilakukan satu kali dalam sebulan, yakni di antara tanggal 7 hingga 15.
  • Setelah komisi dikirimkan, nominal ‘Unpaid Earnings’ Anda akan kembali ke angka nol dan penarikan komisi tercatat dalam Payment History yang bisa Anda akses di Dashboard Shutterstock Contributor pada tab Earnings > Payment History.

Demikian informasi mengenai cara menghasilkan uang dan cara menarik saldo komisi dari Shutterstock. Semoga informasi di atas dapat membantu kontributor pemula seperti Anda yang masih bingung mengenai sistem penarikan komisi di Shutterstock.

Menjadi kontributor di Shutterstock merupakan sesuatu yang wajib dicoba bagi Anda yang memiliki kemampuan fotografi atau editing foto dan tengah mencari ide bisnis freelance.

Anda dapat memanfaatkan berbagai aplikasi edit foto, seperti Canva, untuk membuat tampilan foto Anda berkualitas dan menarik sebelum diunggah ke Shutterstock dan memperoleh komisi.

Header by Pexels.

Laowa 85mm F5.6 2x Ultra Macro APO Adalah Lensa Full Frame Macro 2x Terkecil di Dunia

Ketika lockdown di awal pandemi, saya memutuskan untuk mencoba memotret macro untuk menyalurkan hobi fotografi. Selama satu tahun penuh, saya memotret berbagai objek dari serangga, bunga dan tumbuhan, abstrak, hingga konsep foto dengan benda-benda kecil.

Namun saya kepincut ingin mencoba lensa bokeh master dengan aperture besar F0.95, jadi saya tukar tambah dengan lensa macro-nya. Saya memang punya niat untuk upgrade lensa macro tersebut dengan versi yang lebih baik di masa depan.

Selama menggeluti fotografi macro, ada beberapa catatan yang menurut saya penting. Mulai dari alat tempur yang efisien, pilih lensa macro dan bodi kamera mirrorless yang ringkas tetapi punya grip yang cukup nyaman. Karena kita akan membutuhkan bantuan flash eksternal yang dipasang di atas kamera.

Bicara soal lensa macro, Venus Optics adalah pabrikan lensa pihak ketiga yang menawarkan koleksi lensa macro yang cukup lengkap. Baik dari pilihan focal lenght, berbagai ukuran sensor dari Micro Four Thirds (MFT), APS-C, dan full frame, serta tersedia di sistem kamera yang berbeda-beda.

Yang terbaru, Venus Optics telah mengumumkan Laowa 85mm F5.6 2x Ultra Macro APO, lensa macro 2x yang diklaim terkecil di dunia untuk sistem kamera mirrorless full frame. Lensa tersebut berdiameter hanya 53 mm, panjang 81 mm, dan beratnya 259 gram.

Dari segi optik, Laowa 85mm F5.6 2x Ultra Macro APO dibuat dari 13 elemen dalam 9 grup, termasuk tiga elemen extra-low dispersion. Ia menggunakan desain apochromatic (APO) untuk meminimalkan chromatic aberration.

Lensa macro ini memiliki jarak pemfokusan minimum 16,3 cm, memiliki rasio pembesaran 2x, dan menggunakan mekanisme pemfokusan internal sehingga laras depan lensa tidak akan memanjang saat mencari fokus.

Dengan focal length 85mm, artinya kita harus cukup dekat saat memotret foto macro ekstrem seperti serangga. Meski banyak lensa macro tiba dengan aperture F2.8, faktanya untuk mendapatkan depth-of-field-nya yang cukup setidaknya butuh aperture F5.6 ke atas. Di sini alasan kenapa flash eskternal dibutuhkan, untuk menjaga shutter speed agar tidak terlalu rendah.

Selain ukuran lensa yang ringkas, bagian paling menarik ialah harganya. Lensa full frame biasanya dipatok cukup mahal, tetapi harga Laowa 85mm F5.6 2x Ultra Macro APO cukup terjangkau yakni US$449 atau sekitar Rp6,4 jutaan untuk versi Canon RF, Nikon Z, dan Sony E-mount, serta US$499 (Rp7,1 jutaan) untuk versi Leica M.

Sumber: DPreview

Fujifilm Instax Mini Evo Adalah Hybrid Instant Camera Sekaligus Printer Smartphone

Fujifilm telah mengumumkan instax mini Evo. Sebuah hybrid instant camera dan sekaligus printer smartphone dalam satu paket. Fujifilm menggabungkan kamera instan analog dengan kemampuan digital. Artinya pengguna instax mini Evo dapat memotret sebanyak mungkin, memilih foto mana yang ingin langsung dicetak, foto mana yang ingin dibagikan, dan menyimpan foto untuk diakses nanti.

Berbagai pilihan unik tersebut, berpadu dengan gaya analog klasik kamera instax tradisional yang mampu menciptakan pengalaman premium yang melampaui fotografi kamera instan standar.

Instax mini Evo memberikan para penggunanya 100 kemungkinan kombinasi berkat 10 efek lensa dan 10 efek film yang dimilikinya. Efek lensa yang tersedia meliputi Normal, Vignette, Soft Focus, Blur, Fisheye, Color Shift, Light Leak, Mirror, Double Exposure, dan Half-Frame. Sementara, 10 efek filmnya termasuk Normal, Vivid, Pale, Canvas, Monochrome, Sepia, Yellow, Red, Blue, dan Retro.

Selain dapat mencetak langsung dari kamera menggunakan Instax Mini film, Anda dapat menyimpannya ke kartu microSD atau mengirimkan foto ke galeri smartphone yang terhubung menggunakan aplikasi Instax Mini Evo Smartphone. Sebaliknya, dengan aplikasi tersebut Anda juga dapat mencetak foto hasil bidikan kamera smartphone.

Dari segi desain, instax mini Evo tampak seperti kamera analog dengan gaya rangrinder. Warna silver dan paduan cover kulit imitasi hitamnya menambah kesan klasiknya. Dimensi tepatnya 87×122.9×36 mm dan beratnya sekitar 285 gram.

Bagian depan terdapat layar 3 inci dan beberapa tombol untuk navigasi di samping kanannya. Lalu, di pelat atas terdapat roda putar untuk beralih lensa dan efek film, serta tuas untuk mencetak foto. Dalam sekali pengisian daya, instax mini Evo dapat menjepret hingga 100 foto.

Bagian dalam, ia mengemas sensor CMOS 1/5 inci dengan filter warna primer dan di depannya lensa 28mm dengan aperture F2.0. Foto digital yang disimpan beresolusi 2.560×1.920 piksel atau hanya sekitar 4,9MP.

Kamera memiliki rentang ISO dari 100 hingga 1600 dan rentang shutter speed dari 1/4s hingga 1/8000s. Jarak fokus minimumnya 10 cm, exposure compensation tersedia dari -2 hingga +2 dan kamera menggunakan sistem pengukuran TTL. Selain white balance otomatis, ada beberapa prasetel WB yang dapat dipilih pengguna dan jarak flash bawaannya sekitar 50 cm hingga 1,5 m.

Bersama instax mini Evo, Fujifilm juga merils film instan baru bernama Instax Mini Stone Grey dan dipaketkan dalam penjualan kamera. Harga instax mini Evo dibanderol US$199.95 atau sekitar Rp2,8 jutaan dan satu pack film barunya dijual US$14.99 (Rp200 ribuan).

Sumber: DPreview

3 Setup Kamera Mirrorless Pilihan dan Lensanya Untuk Pecinta Fotografi

Saat ini bagi yang memiliki ketertarikan dengan fotografi, tentunya Anda bisa memulai menekuni hobi memotret menggunakan kamera smartphone. Setelah mantap jatuh hati pada dunia fotografi dan mendambakan pengalaman memotret yang lebih dalam, selanjutnya Anda bisa beralih ke kamera mirrorless.

Kenapa kamera mirrorless, bukan DSLR ataupun analog? Ketiganya menurut saya ‘luar biasa’, tetapi bila mempertimbangkan faktor teknologi, keandalan, desain, dan biaya yang harus dikeluarkan, maka mirrorless ialah pilihan paling ideal saat ini.

Bicara kamera mirrorless, saya memiliki tiga rekomendasi setup kamera mirrorless pilihan dan lensa-lensanya. Ketiganya berada direntang harga Rp10 jutaan, mereka sangat cocok sebagai ‘everyday carry‘. Langsung saja, kita mulai dari Nikon Z fc.

1. Nikon Z fc

Dia terlihat seperti kamera SLR legendaris Nikon FM2, tetapi di dalamnya tertanam sistem kamera baru Nikon Z. Ia mengusung sensor APS-C 21MP, prosesor gambar Expeed 6 yang mampu memotret beruntun hingga 11 fps dengan autofocus atau 9 fps untuk Raw 14-bit.

Tak berhenti pada tampilan, kita bisa merasakan sensasi pengalaman memotret seperti kamera analog berkat kontrol mekaniknya. Di pelat atas tersemat dial untuk mengatur ISO dan tuas untuk beralih mode autofocus.

Kemudian ada dial shutter speed dengan tuas untuk beralih ke mode foto dan video. Juga terdapat dial exposure compensation, serta dua roda putar di depan dan belakang untuk mengatur exposure.

Ya, hampir semua kontrol dapat dilakukan lewat bodi kamera. Bila perlu, Anda bisa membalikkan layar sentuh 3 inci 1,04 juta dot ke dalam yang memungkikan berkat mekanisme vari-angle. Lalu, memotret hanya dengan jendela bidik elektronik yang menggunakan panel OLED 2,36 juta dot.

Harga Nikon Z fc body only di Indonesia dibanderol Rp13.999.000 dan Rp15.999.000 dengan lensa kit Nikkor Z DX 16-50mm F3.5-6.3 VR. Pasangan serasi untuk lensa native ialah Nikkor Z 28mm F2.8 (SE) atau Nikkor Z 40mm F2 untuk mendapatkan setup kamera yang ringkas.

2. Fujifilm X-E4

Kalau Nikon Z fc menawarkan look dan feel layaknya kamera SLR Nikon zaman dulu, Fujifilm X-E4 mengusung desain klasik bergaya rangefinder yang tak kalah menarik. Dibanding Nikon Z fc, dimensi bodi Fujifilm X-E4 jauh lebih ramping apalagi bila dipasangkan dengan lensa XF 27mm F2.8 R WR.

Bila Nikon Z fc sangat ramai, Fujifilm X-E4 justru tampil minimalis dan sistem kontrolnya lebih simpel. Di pelat atas, hanya terdapat dial untuk mengatur shutter speed dan exposure compensation, serta satu roda putar di bagian belakang.

Ke bagian dalam, Fujifilm X-E4 mengemas sensor BSI-CMOS X-Trans 4 26MP dengan prosesor gambar quad-core X-Processor 4. Ia dapat memotret beruntun 20 fps dengan electronic shutter dan 8 fps dengan mechanical shutter.

Tentu saja, daya tarik kamera Fuji adalah film simulation. Total ada 18 film simulation pada Fujifilm X-E4, termasuk ETERNA Bleach Bypass dan Classic Negative.

Selain itu, layar sentuh 3 incinya memiliki resolusi 1,63 juta dot dan bisa ditarik dan ditekuk hingga 180 derajat ke depan. Lalu, jendela bidik elektroniknya menggunakan panel OLED beresolusi 2,36 juta dot.

Harga Fujifilm X-E4 body only di Indonesia dibanderol Rp13.499.000 dan Rp16.499.000 dengan lensa XF 27mm F2.8 R WR.

3. Sony Alpha ZV-E10

Pilihan yang satu ini menawarkan pengalaman memotret yang berbeda dengan opsi pertama dan kedua. Bodinya lebih kecil dari Fujifilm X-E4 dengan grip mungil yang memberikan cengkraman yang kuat dan kontrol kameranya paling sederhana tetapi sangat cepat.

Dari segi desain, Sony Alpha ZV-E10 tampak seperti hasil fusion dari kamera compact ZV-1 dan A5100, ia juga dirancang untuk pengambilan video vlog. Tanpa dibekali jendela bidik, namun memiliki layar vari-angle yang memberikan fleksibilitas lebih baik dalam menyusun komposisi foto.

Di dalamnya tertanam sensor CMOS Exmor APS-C 24,2MP dan mampu memotret berturut-turut hingga 11 fps dengan continuous autofocus. Untuk lensa native, Sony ZV-E10 sangat cocok bila dipasangkan dengan Sony E 35mm F1.8 OSS, Sony E 20mm F2.8, dan Sony E 16mm F2.8 Pancake.

Terakhir tetapi tak kalah penting adalah dukungan lensa pihak ketiga, terutama 7Artisans dan TTArtisan yang menawarkan lensa prime terjangkau dengan aperture besar. Lensa manual juga cocok sebagai teman berlatih untuk menambah jam terbang dan mengasah kreativitas.

Dari 7Artisans, lensa terbaru yang murah meliputi 7Artisans Photoelectric 50mm f/0.95 Rp2.990.000, 7Artisans 55mm F/1.4 Mark II Rp1.690.000, 7Artisans 35mm F1.2 Mark II Rp1.650.000, dan 7Artisans 35mm F0.95 Rp2.990.000. Sementara dari TTArtisan, meliputi TTArtisan 17mm F1.4 Rp1.799.000, TTArtisan 50mm F1.2 Rp1.499.000, TTArtisan 35mm F1.4 Rp1.099.000.

Instax Link Wide Adalah Printer Smartphone Terbaru Fujifilm dengan Format Instant Film Instax Wide

Fujifilm telah mengumumkan printer smartphone baru Instax Link Wide yang mampu mencetak foto berukuran lebih besar menggunakan format instant film Instax Wide. Konsepnya serupa dengan Instax Mini Link, cukup sambungkan smartphone Anda melalui Bluetooth, lalu gunakan aplikasi untuk mengedit dan mencetak foto dengan format Instax dari rol kamera Anda.

Instant film Instax Mini yang digunakan Instax Mini Link hanya berukuran 86×54 mm dan fotonya 62×46 mm, cukup kecil dan dapat dengan mudah disimpan di dalam dompet. Sementara, Instax Wide punya dimensi 86×108 mm dan foto di dalamnya 62×99 mm, jauh lebih besar dan cocok buat pajangan di dinding maupun di meja.

Instax-Link-Wide-1 Instax-Link-Wide

Dengan demikian, bentuk dari printer Instax Link Wide memang lebih bongsor daripada Instax Mini Link. Namun masih cukup ringkas dibawa bepergian, dimensinya 139×127.5×33.7 mm dengan bobot 340 gram termasuk instant film dan dilengkapi dengan dock bawaan.

Instax Link Wide juga kompatibel dengan kamera mirrorless Fujifilm X-S10 dan memungkinkan Anda mencetak langsung dari kamera tersebut. Kombinasinya dengan fitur film simulation dapat menghasilkan warna yang sangat menarik.

Tentu saja, Anda tetap bisa mencetak foto yang diambil dari kamera smartphone atau kamera mirrorless lain. Caranya dengan mengirimkannya ke smartphone dan kemudian ditambahkan ke aplikasi Instax Link.

Mode color rich dan natural di Fujifilm Instax Link Wide.
Mode color rich dan natural di Fujifilm Instax Link Wide.

Untuk sekali pengisian daya, Fujifilm mengklaim bahwa Instax Link Wide dapat mencetak hingga 100 kali. Ada dua mode pencetakan yang tersedia, rich dan natural yang memungkinkan Anda memilih antara keluaran warna terang dan imersif atau jenuh dan klasik.

Harga printer smartphone terbaru dari Fujifilm ini dibanderol US$149,95 atau sekitar Rp2,1 jutaan dengan pilihan warna ash white dan mocha gray. Fujifilm juga bakal memperkenalkan varian baru dari film Instax Wide dengan harga US$21,99 isi 10 lembar.

Sumber: TheVerge

Polaroid Umumkan Now+, Kamera Instan dengan Mode Khusus yang Bisa Diakses Lewat Smartphone

Polaroid telah mengumumkan Polaroid Now+, kamera instan i-Type baru yang menawarkan serangkaian fitur unik melalui konektivitas Bluetooth. Ia mengemas banyak mode pemotretan baru yang dikendalikan dengan aplikasi Polaroid lewat smartphone berbasis Android dan iOS.

Dengan bantuan smartphone, pengguna Polaroid Now+ dapat mengakes beberapa mode khusus seperti aperture priority, double exposure, light painting, manual mode, dan tripod mode. Pada mode aperture priority, pengguna dapat mengontrol aperture secara manual. Mulai dari F11 yang memungkinkan lebih banyak pengaburan di latar belakang sehingga foto lebih berdimensi, hingga aperture F32.

Sementara, mode double exposure pada Polaroid Now+ memungkinkan Anda untuk mengambil dua exposure berbeda yang kemudian digabungkan menjadi satu bidikan film instan dengan menggunakan area double exposure khusus dari aplikasi. Fitur ini juga dapat diakses dari kamera itu sendiri dengan menekan dua kali tombol “plus” di bagian depan kamera.

Kemudian untuk mode light painting pada dasarnya merupakan mode bulb yang memungkinkan menggambar atau melukis dengan cahaya dengan membiarkan rana tetap terbuka untuk waktu yang lama. Mode tripod mirip dengan light painting, tetapi memberi kita kemampuan untuk mengambil foto dengan exposure selama 60 menit.

Akhirnya Polaroid menambahkan mode manual sepenuhnya ke Polaroid Now+ yang memungkinkan beberapa pengaturan disesuaikan secara manual di aplikasi seperti aperture, shutter speed, flash, dan kapan foto harus dikeluarkan. Fitur ini menggabungkan pengukur cahaya kamera dengan aplikasi untuk memungkinkan fotografer menyesuaikan pengaturan dan melihat respons langsung bagaimana exposure akan berubah.

Di bawah ini adalah galeri contoh gambar yang diambil dengan Polaroid Now+ yang disediakan oleh Polaroid:

Selain fitur internal baru, Polaroid Now+ juga dilengkapi dengan kit filter lensa yang mencakup lima filter untuk dipasang di bagian depan kamera: starburst, red vignette, orange, blue, dan yellow. Harga Polaroid Now+ dibanderol US$149,99 atau sekitar Rp2,1 jutaan dan tersedia dalam warna black, white, dan blue gray.

Sumber: DPreview

7 Tips Shutterstock Contributor dan Bahas Kondisi Stok Foto

Fotografi itu hobi mahal, terutama bagi mereka yang gampang keracunan gear kamera baru. Bagaimanapun harga kamera digital, lensa, dan aksesori lainnya tidak murah. Lantas, apakah ada jalan tengah (baca solusi) terkhusus bagi pemula yang serius ingin membangun karir di bidang fotografi?

Jawabannya stok foto bisa menjadi salah satu opsi sebagai langkah awal, banyak yang bilang seperti membuat celengan. Shutterstock Contributor adalah salah satu agensi microstock atau tempat jual beli foto terbesar.

Namanya juga celengan, sedikit demi sedikit upload secara rutin membangun portofolio dan butuh waktu buat jadi banyak. Saya bergabung sebagai Shutterstock Contributor pada bulan Juni 2018 atau jalan 35 bulan dan menghasilkan US$2.097 atau sekitar Rp30 jutaan.

Terlihat besar bukan? Namun bila dihitung rata-rata dibagi 35 bulan, hanya sekitar Rp850.000 per bulan. Belum lagi ada perubahan sistem pembayaran pada pertengahan tahun 2020 lalu akibat dari dampak pandemi covid-19 yang menyebabkan penurunan penghasilan hingga lebih 50%.

Pertanyaannya, apakah menekuni stok foto di tahun 2021 masih memiliki prospek bisnis yang bagus? Berikut sederet tips menjual foto di Shutterstock Contributor dan mari bahas kondisi stok foto saat ini.

1. Definisi Stok Foto

Mari mulai dari definisinya, secara sederhana stok foto dapat diartikan sebagai koleksi foto-foto berkualitas yang tersedia untuk disewakan hak publikasinya. Artinya kita tidak menjual foto sebagai barang, melainkan hanya menyewakan hak publikasinya dan hak cipta dari karya foto yang Anda upload tetap menjadi milik sang fotografer.

Di Shutterstock Contributor istilahnya ‘royalty free license’ dan di sana kita akan bergabung sebagai kontributor non eksklusif. Dengan demikian, foto yang sudah kita upload ke Shutterstock Contributor, bisa kita upload ke agensi microstock lain. Namun kelemahannya adalah harga per download-nya sangat kecil.

2. Sistem Pembayaran Baru Shutterstock

Bergabung pada tahun 2018, saya termasuk telat memasuki dunia stok foto dan mungkin melewatkan masa keemasannya. Setelah setengah tahun konsisten membangun portofolio, setidaknya pada tahun 2019 sampai pertengahan 2020, saya menikmati hasil jerih payah tersebut dan dipakai untuk upgrade kamera dan beli lensa baru.

Pada bulan Mei, Shutterstock mengirim sepucuk surat cinta yang menginformasikan sistem pembayaran baru yang berlaku mulai 1 Juni 2020. Di sistem lama, para kontributor yang memiliki jumlah portofolio besar dan volume download yang tinggi sangat diuntungkan karena harga per download-nya cukup tinggi. Pada sistem yang baru, level para kontributor di-reset setiap tahunnya dan akibatnya pendapatan yang diperoleh merosot drastis setelah di-reset.

3. Gear yang Tepat

Kamera apa yang cocok untuk stok foto? Sebaiknya pilihlah paket gear yang sesuai dengan kebutuhan kita masing-masing. Optimalkan kamera yang Anda miliki saat ini, bahkan tak masalah bila masih lensa kit. Kesalahan saya dulu pas awal belajar fotografi adalah alih-alih rajin menambah jam terbang, saya sibuk mencari kamera yang sempurna dan terburu-buru upgrade yang bila dihitung-hitung berubah jadi hobi mahal.

Dalam kasus saya, yang mengasah skill fotografi dengan cara domentasi acara peliputan teknologi, hunting, dan kadang blusukan foto keliling. Kamera yang nyaman harus ringkas dan tak masalah pakai lensa fix, harga kamera juga tidak perlu mahal-mahal agar tidak sayang mengeluarkannya saat mengeksplorasi tempat-tempat baru.

Lain cerita bila yang digemari adalah food photography, still life, macro, dan foto portrait misalnya. Kombinasi gear kamera yang cocok tentu saja berbeda, jadi sesuaikan dengan genre fotografi yang digemari.

4. Jenis Foto

Ada dua jenis foto yang diterima oleh Shutterstock Contributor yaitu commercial dan editorial. Untuk foto komersial, kualitas biasanya menjadi perhatian utama, baik dari segi teknik dan komposisi, serta harus bebas dari logo brand dan perlu release dari model atau properti yang ditampilkan.

Banyak yang bilang, foto komersial berpeluang lebih besar daripada editorial. Contoh penggunaannya bisa dipakai oleh biro iklan, perusahaan pemasaran, dan lainnya untuk materi promosi mereka. Sementara, untuk editorial seperti namanya digunakan untuk kepentingan yang bersifat editorial saja.

5. Celengan Fotografer

Seperti yang saya bilang di awal, stok foto bisa menjadi celengan fotografer. Meski yang didapat tiap bulannya relatif kecil, apalagi yang baru mulai tetapi bila diakumulasi dan dibobok dalam satu tahun lamanya maka mungkin cukup untuk melengkapi peralatan gear Anda.

Selain itu, Shutterstock Contributor terdapat empat tipe download, mulai dari subscription yang nilainya paling kecil, on demand, enhanced, serta single & other. Bila mendapatkan download dari yang saya sebutkan tiga terakhir, bila beruntung satu foto bisa dihargai tinggi. Sebelum sistem pembayaran baru berlaku, saya sering mendapatkan kejutan US$25 per foto.

5. Alur Kerja

Sebagai gambaran, saya biasanya menghasilkan ratusan foto dalam satu minggu. Kebanyakan foto diambil pakai format Raw, setelah memfilter, saya akan edit ringan sebelum upload. Edit ringan ini berfokus pada exposure untuk memastikan foto cerah, highlight dan shadow untuk memulihkan detail pada area yang terang dan gelap, serta saturation untuk menebalkan sedikit warnanya.

Usai diedit, selanjutnya upload ke Shutterstock Contributor dan tugas besar yang menanti adalah kita harus mengisi deskripsi dan keyword yang sesuai. Jujur ini membosankan dan menyita waktu, tetapi sangat penting untuk memastikan foto kita terdistribusi dan ditemukan dengan mudah.

6. Konsisten dan Kreatif

Kunci usaha stok foto adalah konsisten dan kreatif. Di Shutterstock Contributor, menurut saya kualitas dan kuantitas harus secara seimbang. Jangan terlalu mengeluarkan effort yang luar biasa dan untuk kuantitas bisa dicapai dengan variasi sudut pengambilan gambar dan komposisi yang berbeda.

Untuk meningkatkan jumlah download, riset juga diperlukan untuk membuat konten yang fresh. Shutterstock sendiri merilis ‘the shot list’ setiap bulannya, yakni rekomendasi tema-tema foto yang dibutuhkan pasar. Untuk meningkatkan pemahaman terhadap stok foto, tonton juga video workshop di channel YouTube Shutterstock Tutorial dan membaca artikel di contributor blog-nya.

7. Prospek Bisnis Stok Foto

Saat ini pertumbuhan persediaan stok foto sudah jauh melebihi kebutuhan pasar. Imbasnya menyebabkan persaingan harga yang ketat, dengan paket berlangganan yang bervariasi, dan cenderung menjadi persaingan yang tidak sehat.

Sebagai informasi, pada bulan Desember 2020, Shutterstock sudah memiliki 360 juta gambar. Karya foto yang kita upload seketika akan tenggelam begitu saja, oleh sebab itu deskripsi dan keyword menjadi amat penting. Belum lagi ancaman nyata perkembangan kamera smartphone yang semakin canggih dan dapat menghasilkan foto yang layak untuk membuat ilustrasi.

Begitu lah kondisi stok foto, saat ini justru permintaan video yang sedang meningkat. Namun peralatan untuk membuat video berkualitas tidak murah dan secara teknis tingkat kesulitannya juga cukup tinggi. Sebagai pengingat, stok foto adalah satu dari banyak cara yang dapat Anda lakukan dalam upaya membangun karir di bidang fotografi. Melihat kondisi stok foto saat ini, sebaiknya jangan hanya berfokus pada stok foto saja. Sebaliknya, Anda bisa merintis sebagai digital creator di Instagram dan YouTube dan membangun audiens Anda sendiri.

Samsung Jelaskan Cara Kerja Teknologi HDR Baru Smart-ISO Pro Pada Sensor Gambar ISOCELL

Pemandangan dengan kontras tinggi kadang dapat dijumpai disela-sela kegiatan sehari-hari. Meski terlihat menakjubkan pada pandangan mata kita, namun tidak mudah untuk mengabadikannya dengan kamera smartphone. Entah itu hasilnya cenderung overexposure atau underexposure, di mana area bayangan terlihat terlalu gelap dan sorotan langit terlalu terang yang menyebabkan hilangnya detail informasi penting.

Untuk memaksimalkan rentang dinamis pada kamera smartphone, Samsung memperkenalkan teknologi High Dynamic Range (HDR) baru untuk sensor gambar ISOCELL buatannya yang disebut Smart-ISO Pro. Untuk memahami cara kerjanya, Samsung menjelaskan cara sensor gambar menangkap cahaya, dalam fotografi digital – conversion gain menentukan sensitivitas cahaya dari sensor dan digunakan untuk mengubah cahaya menjadi voltage.

Saat memotret di lingkungan dengan cahaya redup, detail di area gelap bisa hilang jika conversion gain terlalu rendah. Sebaliknya, sensor juga mungkin tidak dapat mempertahankan informasi warna yang memadai jika conversion gain terlalu tinggi saat memotret di lingkungan terang.

Sebagian besar sensor gambar seluler memiliki conversion gain tetap, imbasnya sulit bagi kamera smartphone untuk secara konsisten menghasilkan foto berkualitas di lingkungan pencahayaan dengan kontras tinggi. Namun dengan teknologi Smart-ISO Pro, sensor memiliki dua tingkat conversion gain yaitu mode ISO tinggi dan rendah untuk meningkatkan dynamic range, sehingga memungkinkan kamera untuk memilih pengaturan yang optimal sesuai kondisi.

Saat pencahayaan rendah, mode ISO tinggi akan mengubah cahaya menjadi voltage dengan conversion gain yang lebih tinggi untuk mempertahan detail pada bayangan sekaligus mengurangi noise. Sementara, mode ISO rendah akan memaksimalkan kapasitas setiap piksel untuk mencegah oversaturation dan meningkatkan reproduksi warna di area yang cerah.

Singkatnya kamera smartphone akan menjepret dua kali, satu dengan mode ISO tinggi dan satu lagi dalam mode ISO rendah. Kemudian menggabungkannya menjadi satu gambar dengan rentang dinamis tinggi untuk mempertahankan detail termasuk pada area gelap dan terang, serta warna yang seperti aslinya berkat dukungan kedalaman warna 12-bit.

Sumber: Samsung